Professional Documents
Culture Documents
Referat - Kolik Renal
Referat - Kolik Renal
KOLIK RENAL
Disusun oleh:
Sandy Prasaja, S.Ked 04084821718203
Christi Giovani Anggasta Hanafi, S. Ked 04084821719204
Pembimbing:
dr. Marta Henry, Sp. U, MARS
Oleh:
Sandy Prasaja, S.Ked 04084821718203
Christi Giovani Anggasta Hanafi, S. Ked 04084821719204
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “Kolik Renal” sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik
di Departemen Ilmu Bedah Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.
Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada dr.
Marta Henry, Sp. U, MARS selaku pembimbing atas bimbingan dan nasihat
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak yang turut membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ................................................................................................ ii
Kata Pengantar .......................................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................................... iv
Daftar Tabel .............................................................................................................. v
Daftar Gambar ........................................................................................................... vi
Bab I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
Bab II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Anatomi ................................................................................................ 3
2.2 Fisiologi ............................................................................................... 4
2.3 Definisi ................................................................................................. 5
2.4 Klasifikasi ............................................................................................ 5
2.5 Etiologi dan Patofisiologi .................................................................... 7
2.6 Diagnosis .............................................................................................. 10
2.7 Tatalaksana........................................................................................... 13
2.8 Pencegahan ........................................................................................... 17
Bab III KESIMPULAN ........................................................................................... 19
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 20
DAFTAR TABEL
Korpus Malphigi
Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul Bowman dan
glomerulus. Kapsul Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal
saluran keluar ginjal (nefron) yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh
jumbai kapiler (glomerulus) sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang
berdinding ganda. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars parietal)
sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat
pada jumbai glomerulus. Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang Bowman
yang berisi cairan ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultra filtrasi akan masuk ke
dalam tubulus kontortus proksimal.4
Glomerulus merupakan bangunan yang berbentuk khas, bundar dengan
warna yang lebih tua daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat.
Glomerulus merupakan gulungan pembuluh kapiler. Glomerulus ini akan diliputi
oleh epitel pars viseralis kapsul Bowman. Di sebelah luar terdapat ruang Bowman
yang akan menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke tubulus
kontortus proksimal. Ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal kapsul
Bowman.4
Kapsul Bowman lapis parietal pada satu kutub bertautan dengan tubulus
kontortus proksimal yang membentuk kutub tubular, sedangkan pada kutub yang
berlawanan bertautan dengan arteriol yang masuk dan keluar dari glomerulus.
Kutub ini disebut kutub vaskular. Arteriol yang masuk disebut vasa aferen yang
kemudian bercabang-cabang lagi menjadi sejumlah kapiler yang bergelung-gelung
membentuk kapiler. Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang disebut
sel podosit yang merupakan simpai Bowman lapis viseral. Sel podosit ini dapat
dilihat dengan mikroskop elektron. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi
membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari glomerulus dan disebut vasa
eferen, yang berupa sebuah arteriol.4
Tubulus Ginjal
Gambar 2. Nephron
A. Tubulus kontortus proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai
saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya
disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel
bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain.
Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke
lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks
ginjal.5 Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat
glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium.
Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi.
B. Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens),
bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal
turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan
segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen
tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi
epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal
sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong.
Ansa henle terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan
atau mengencerkan urin.5
C. Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh
selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus
kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel
berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang
mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.5
D. Duktus koligen
Saluran ini terletak di dalam medula dan mempunyai gambaran mirip
tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih
tinggi dan lebih pucat. Duktus koligen tidak termasuk ke dalam nefron. Di bagian
medula yang lebih ke tengah beberapa duktus koligen akan bersatu membentuk
duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini disebut duktus
papilaris (Bellini). Muara ke permukaan papil sangat besar, banyak dan rapat
sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa). Fungsi duktus
koligen adalah menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit
absorpsi air yang dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH).5
Di samping bagian korteks dan medula, pada ginjal ada juga bagian korteks
yang menjorok masuk ke dalam medula membentuk kolom mengisi celah di
antara piramid ginjal yang disebut sebagai kolumna renalis Bertini. Sebaliknya
ada juga jaringan medula yang menjorok masuk ke dalam daerah korteks
membentuk berkas-berkas yang disebut prosessus Ferreini.
Sawar Ginjal
Sawar ginjal adalah bangunan-bangunan yang memisahkan darah kapiler
glomerulus dari filtrat dalam rongga Bowman. Sawar ini terdiri atas endotel
kapiler bertingkap glomerulus, lamina basal dan pedikel podosit yang
dihubungkan dengan membran celah (slit membran). Sel podosit adalah sel-sel
epitel lapisan viseral kapsula Bowman. Sel-sel ini telah mengalami perubahan
sehingga berbentuk bintang. Selain badan sel sel-sel ini mempunyai beberapa
juluran (prosessus) mayor (primer) yang meluas dari perikarion dengan cara
seperti tentakel seekor gurita. Sebuah prosessus primer mempunyai beberapa
prosessus sekunder yang kecil atau pedikel. Pedikel podosit yang berdekatan
saling berselang-seling dalam susunan yang rumit dengan sistem celah yang
disebut celah filtrasi (Slit pores) di antara pedikel. Pedikel-pedikel ini
berhubungan dengan suatu membran tipis disebut membran celah (Slit membran).
Di bawah membran slit ini terdapat membran basal sel-sel sel endotel kapiler
glomerulus. Guna sawar ginjal ini adalah untuk menyaring molekul-molekul
yang boleh melewati lapisan filtrasi tersebut dan molekul-molekul yang harus
dicegah agar tidak keluar dari tubuh. Molekul-molekul yang dikeluarkan dari
tubuh adalah molekul-molekul yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sisa-sisa
metabolisma atau zat-zat yang toksik bagi tubuh. Molekul-molekul ini selanjutnya
akan dibuang dalam bentuk urin (air kemih). Proses filtrasi ini tergantung kepada
tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus.5
Gambar 3. Topograpfi dan perdarahan ginjal
Pembuluh darah pada ginjal dimulai dari arteri renalis sinistra yang
membawa darah dengan kandungan tinggi CO2 masuk ke ginjal melalui hilum
renalis. Secara khas, di dekat hilum renalis masing-masing arteri menjadi lima
cabang arteri segmentalis yang melintas ke segmenta renalis. Beberapa vena
menyatukan darah dari ren dan bersatu membentuk pola yang berbeda-beda, untuk
membentuk vena renalis. Vena renalis terletak ventral terhadap arteri renalis, dan
vena renalis sinistra lebih panjang, melintas ventral terhadap aorta. Masing-
masing vena renalis bermuara ke vena cava inferior.3 Arteri lobaris merupakan
arteri yang berasal dari arteri segmentalis di mana masing-masing arteri lobaris
berada pada setiap piramis renalis. Selanjutnya, arteri ini bercabang menjadi 2
atau 3 arteri interlobaris yang berjalan menuju korteks di antara piramis renalis.
Pada perbatasan korteks dan medula renalis, arteri interlobaris bercabang menjadi
arteri arkuata yang kemudian menyusuri lengkungan piramis renalis. Arteri
arkuata mempercabangkan arteri interlobularis yang kemudian menjadi arteriol
aferen.1
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal
terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi
yang sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total
dari fungsi semua nefron tersebut.2 Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar
yakni korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis, dan tebal
lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes.6
Darah yang membawa sisa–sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di
dalam glomeruli kemudian di tublus ginjal, beberapa zat masih diperlukan tubuh
untuk mengalami reabsorbsi dan zat–zat hasil sisa metabolisme mengalami
sekresi bersama air membentuk urin. Setiap hari tidak kurang 180 liter cairan
tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghaslkan urin 1-2 liter. Urin yang terbentuk
di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis ginjal untuk
kemudian disalurkan ke dalam ureter.6
Ureter
Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan
adventisia. Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh
lamina propria. Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan
bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau
tidak teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan
penuh/teregang). Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada
lumen dan dapat berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung.
Lamina propria terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat
elastin. Lumen pada potongan melintang tampak berbentuk bintang yang
disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat
longgarnya lapis luar lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis.
Lipatan ini akan menghilang bila ureter diregangkan.5
Lapisan muskularisnya terdiri atas atas serat otot polos longitudinal
disebelah dalam dan sirkular di sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos
di saluran cerna). Lapisan adventisia atau serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat
fibroelsatin.
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam
kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan
merangsang reseptor saraf sensoris sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat
sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini
dikenal sebagai kolik ureter.
Gambar 6. Histologi ureter
Kandung kemih
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan
serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal
dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang
membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-
berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak
membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat
longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik.5
Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan
kedunia luar melalui uretra.
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang
kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri
dari tiga lapisan, yaitu sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel
kapsula bowman. Tahap ini adalah proses pertama dalam pembentukan urine.
Darah dari arteriol masuk ke dalam glomerulus dan kandungan air, glukosa, urea,
garam, urea, asam amino, dll lolos ke penyaringan dan menuju ke tubulus.
Glomerulus adalah kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsula
bowman. Ukuran saringan pada glomerulus membuat protein dan sel darah tidak
bisa masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium yang
berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan. Filtrasi menghasilkan urine
primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-zat yang masih bermanfaat
seperti glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer mengandung zat yang
hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel.
Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi
mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit
(senyawa yang larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid (kristal
halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan
cairan jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion
HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan kadar kationnya
lebih rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin primer mengandung
glukosa, garamgaram, natrium, kalium, dan asam amino.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Setelah melewati lengkung henle, urine sekunder akan memasuki tahap
augmentasi yang terjadi di tubulus kontortus distal. Disini akan terjadi
pengeluaran zat sisa oleh darah seperti H+, K+, NH3, dan kreatinin. Ion H+
dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses augmentasi menghasilkan urine
sesungguhnya yang sedikit mengandung air. Urine sesungguhnya mengandung
urea, asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat yang
berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, hormon, serta garam
mineral. Kemudian urine sesungguhnya akan menuju tubulus kolektivus untuk
dibawa menuju pelvis yang kemudian menuju kandung kemih (vesika urinaria)
melalui ureter. Urine inilah yang akan keluar menuju tubuh melalui uretra.7
2.3 Kolik Renal
2.3.1 Definisi
Kolik renal adalah nyeri pinggang hebat yang datangnya mendadak, hilang-
timbul (intermitten) yang terjadi akibat spasme otot polos untuk melawan suatu
hambatan. Perasaan nyeri bermula di daerah pinggang dan dapat menjalar ke
seluruh perut, ke daerah inguinal, testis, atau debris yang berasal dari ginjal dan
turun ke ureter.8 Batu kecil yang turun ke pertengahan ureter pada umumnya
menyebabkan penjalaran nyeri ke pinggang sebelah lateral dan seluruh perut. Jika
batu turun mendekati buli-buli biasanya disertai dengan keluhan lain berupa
sering kencing dan urgensi. Kolik renal sering disertai, hematuria, dan demam,
bila disertai infeksi.8
2.3.2 Epidemiologi
Diperkirakan 12% pria dan 6% wanita akan mengalami episode dari kolik
renal semasa hidupnya, dengan puncak insiden pada usia antara 40 dan 60 tahun
pada pria, dan pada akhir 20 tahun pada wanita. Antara 30-40% orang akan
mengalami kolik renal yang rekuren dalam lima tahun pertama setelah episode
pertama.9
Batu saluran kemih biasanya terjadi pada pasien yang memiliki riwayat:9
Dehidrasi kronik yang menyebabkan peningkatan konsentrasi pada
produksi urin, contoh: kurang dari satu liter produksi urin dalam sehari
Riwayat keluarga dengan batu saluran kemih; terjadi peningkatan risiko
sebesar 2,5 kali.
Abnormalitas saluran kemih.
Obesitas
Hiperparatiroidisme
Gout
Hiperkalsiuria idiopatik
Pajanan pada lingkungan yang panas, contoh: bekerja pada lingkungan
yang panas, menyebabkan dehidrasi.
2.3.3 Etiologi Kolik Renal
Kolik renal adalah nyeri yang terjadi akibat regangan kapsul ginjal.
Regangan kapsul ini dapat terjadi karena pielonefritis akut yang menimbulkan
edema, obstruksi yang mengakibatkan hidronefrosis atau tumor ginjal.8 Etiologi
paling umum adalah melintasnya batu ginjal. Bertambah parahnya
nyeri bergantung pada derajat dan tempat terjadinya obstruksi; bukan pada keras,
ukuran, atau sifat abrasi batu ginjal. Bekuan darah atau fragmen jaringan juga
dapat menyebabkan hal yang sama. Kolik karena bekuan darah, trauma,
neoplasma dari ginjal dan traktus urinarius, perdarahan setelah biopsi
renal perkutan, kista renal, malformasi vaskular renal, nekrosis papilar, dan infark
pada ginjal. Kolik sesungguhnya terjadi karena refluks vesikoureteral.9
a. Batu Ginjal
Batu ginjal yang bergerak sepanjang ureter dan hanya
menyebabkan obstruksi intermiten sebenarnya menyebabkan rasa nyeri
yang lebih hebat daripada batu yang tidak bergerak. Suatu obstruksi
konstan akan memicu berbagai mekanisme autoregulasi dan refleks
yang akan membantu meredakan nyeri. 24 jam setelah obstruksi
ureteral total, tekanan hidrostatik akan menurun karena (1) penurunan
peristalsis ureteral, (2) penurunan aliran darah arteri renal, yang
menyebabkan penurunan produksi urin, dan (3) edema interstitial yang
menyebabkan peningkatan lymphatic drainage. Faktor-faktor ini
menyebabkan kolik renal yang berintensitas tinggi berdurasi < 24 jam.
Jika obstruksi bersifat parsial, perubahan-perubahan yang
sama terjadi, namun pada derajat yang lebih ringan dan waktu yang
lebih lama. Serabut saraf nyeri pada renal umumnya saraf simpatis
preganglion yang mencapai kordaspinal T-11 sampai L-2 melalui
dorsal nerve roots. Transmisi sinyal nyeri terjadi melalui traktus
spinotalamikus asenden. Pada ureter bagian bawah, sinyal nyeri juga
didistribusikan melalui saraf genitofemoral dan n. ilioinguinal. n.
erigentes, yang mempersarafi ureter intramural dan kandung kemih,
bertanggung jawab untuk beberapa gejala kandung kemih .
Ureter bagian atas dan pelvis renal: Nyeri dari batu ureter
bagian atas condong untuk menjalar ke area pinggang dan area
lumbar. Di sisi kanan, hal ini bisa disalahartikan dengan
kolelitiasis atau kolesistisis. Di sisi kiri, diagnosis banding
meliputi pankreatitis akut, ulkus peptikum dan gastritis.
b. Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan kolik renal akan terlihat tidak dapat beristirahat dan
tidak mampu untuk menemukan posisi yang nyaman. Kolik renal
biasanya terletak pada sudut kostovertebral, lateral dari otot sacrospinus
sampai ke iga ke-12. Nyeri ini dapat menjalar ke flank area, inguinal,
testis atau labia mayor. Acute kidney injury merupakan salah satu
perhatian dari pasien dengan kolik renal. Hal lain yang penting adalah
riwayat nefrektomi sebelumnya atau penyebab kerusakan ginjal lain
yang dapat meningkatkan cedera ginjal berikutnya. Cari tanda dan gejala
dari infeksi, hal penting lain adalah terjadinya pyonefrosis (infeksi dari
sistem ginjal di proksimal dari batu saluran kemih).9
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan darah dan
urin, terutama untuk melihat apakah adanya infeksi atau ada
kelainan fungsi ginjal. Pada urin biasanya dijumpai hematuria dan
kadang-kadang kristaluria. Hematuria biasanya terlihat secara
mikroskopis, dan derajat hematuria bukan merupakan ukuran untuk
memperkirakan besar batu atau kemungkinan lewatnya suatu batu.
Tidak adanya hematuria dapat menyokong adanya suatu obstruksi
komplit, dan ketiadaan ini juga biasanya berhubungan dengan
penyakit batu yang tidak aktif. Pada pemeriksaan sedimen urin, jenis
kristal yang ditemukan dapat memberi petunjuk jenis batu.
Pemeriksaan pH urin < 5 menyokong suatu batu asam urat,
sedangkan bila terjadi peningkatan pH >7 menyokong adanya
organisme pemecah urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp,
Pseudomonas sp dan batu struvit.11
Radiologis
o Foto polos abdomen
Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan
lokasi batu radiopak. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan
kalsium fosfat bersifat radiopaque dan paling sering dijumpai
diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat
radiolusen. Gambaran radioopak paling sering ditemukan pada
area pelvis renal sepanjang ureter ataupun ureterovesical
junction. Gambaran radioopak ini disebabkan karena adanya
batu kalsium oksalat dan batu struvit (MgNH3PO4).11,12
o Intravenous Pyelogram (IVP)
Pielografi intravena untuk menilai obstruksi urinaria dan
mencari etiologi kolik (pielografi adalah radiografi pelvis renalis
dan ureter setelah penyuntikan bahan kontras). Seringkali batu
atau benda obstruktif lainnya sudah dikeluarkan ketika
pielografi, sehingga hanya ditemukan dilatasi unilateral ureter,
pelvis renalis, ataupun calyx. IVP dapat menentukan dengan
tepat letak batu, terutama batu-batu yang radiolusen dan untuk
melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya
batu semi opaque ataupun batu non opaque yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos abdomen. Pielografi retrograde (melalui
ureter) dilakukan pada kasus-kasus di mana IVP tidak jelas,
alergi zat kontras, dan IVP tidak mungkin dilakukan., walaupun
prosedur ini tidak menyenangkan dan berkemungkinan kecil
menyebabkan infeksi atau kerusakan ureteral. 5,11
o CT Scan
CT Scan (Computerized Tomography) adalah tipe diagnosis
sinar X yang dapat membedakan batu dari tulang atau bahan
radiopaque lain. 5,11
o Ultrasonografi (USG)
USG dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani
pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan alergi terhadap bahan
kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang
hamil. USG ginjal merupakan pencitraan yang lebih peka untuk
mendeteksi batu ginjal dan batu radiolusen daripada foto polos
abdomen. Cara terbaik untuk mendeteksi BSK (Batu Saluran
Kemih) ialah dengan kombinasi USG dan foto polos abdomen.
USG dapat melihat bayangan batu baik di ginjal maupun di
dalam kandung kemih dan adanya tanda-tanda obstruksi urin.10
o Radioisotop
Untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu,
sekaligus adanya sumbatan pada gagal ginjal. 11,12