Professional Documents
Culture Documents
Materi Perawatan Personal Hygiene
Materi Perawatan Personal Hygiene
Materi Perawatan Personal Hygiene
A. Pengertian
Personal hygiene menurut kami adalah suatu kebutuhan dari individu untuk merawat
atau memelihara kesehatan fisik dan mentalnya sehingga individu tersebut dapat hidup
sejahtera. Menurut Dingwall (2014:1, dalam skripsi Nova) pemenuhan kebutuhan perawatan
diri pasien merupakan aspek fundamental dari asuhan keperawatan. Hygiene pasien yang baik
telah dianggap sebagai komponen penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Higiene personal mencakup semua aktivitas yang memiliki tujuan kebersihan dan
penampilan tubuh, aktivitas tersebut meliputi memandikan di tempat tidur, perawatan rambut,
memelihara dan memotong kuku, membantu pasien memelihara kebersihan oral higiene,
membantu menggantikan pakaian dan kain tenun (Brooker, 2014:192)
Tujuan memandikan pasien adalah membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan,
memberikan rasa nyaman dan relaksasi atau stimulasi, merangsang sirkulasi darah pada kuli,
mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan. Tujuan mencuci rambut pada pasien adalah
memberikan perasaan segar, rambut tetap bersih, merangsang sirkulasi darah ke kulit kepala,
dan membersihkan kutu dan ketombe. Tujuan merawat dan memotong kuku adalah menjaga
kebersihan tangan dan kaki, mencegah timbulnya infeksi, mencegah kaki berbau, dan
memonitor masalah pada kuku tangan dan kaki. Tujuan dan pemeliharaan gigi dan mulut
meliputi agar mulut dan gigi tetap bersih dan tidak berbau tidak sedap, mencegah infeksi pada
mulut dan kerusakan gigi, memberikan perasaan segar, membantu merangsang nafsu makan,
dan mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sedangkan tujuan membantu menggantikan alat tenun dan baju adalah memberikan
perasaan segar dan nyaman kepada pasien, memberikan perasaan percaya diri, mencengah
terjadinya dekubitus, memelihara kebersihan dan kerapian ( Dingwall,2014:209 dalam skripsi
Nova). Secara garis besar tujuan perawatan Personal Hygiene yaitu:
f. Menciptakan keindahan.
Menurut Potter & Perry (2013), sikap seseorang melakukan personal higiene
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Body image
Penampilan umum pasien menggambarkan pentingnya suatu perawatan diri, krena
merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan fisikanya.
b. Status sosial dan Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan.
Perawat harus menentukan produk-produk yang merupakan bagian dari kebiasaan
sosial pasien.
c. Pengetahuan
Pengetahuan pasien tentang penting perawatan diri memengaruhi praktik hygiene
terhadap pasien. Pengetahuan sendiri tidaklah cukup, melainkan pasien harus
termotivasi untuk memelihara perawatan dirinya sendiri.
d. Kebudayaan
Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, maka akan mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula.
e. Kondisi fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu sering kali kekurangan kekuatan energi fisik
untuk melakukan perawatan diri. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru dan
metabolik yang serius dapat melemahkan pasien dan pasien memerlukan perawat
untuk melakukan perawatan higiene secara total.
D. Pemeriksaan Diagnostik
-
E. Penatalaksanaan Medis
-
F. Pengkajian Keperawatan
1. WAWANCARA
a. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik
maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui
hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat
pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
b. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien
pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama
seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala,
dan Time)
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pengkajian kulit
1) Warna kulit
Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi penilaian tentang keadaan
kulit, misalnya warna kulit untuk mengetahui adanya pigmentasi kulit. Warna
kulit yang tidak normal dapat disebabkan oleh melanin pada kulit: warna cokelat
pada kulit dapat menunjukkan adanya penyakit Addison atau tumor hipofisis,
warna biru kemerahan dapat menunjukkan adanya polisitemia, warna merah
menunjukkan adanya alergi dingin, hipertermia, psikologis, alcohol, atau
infalamasi local, warna biru (sianosis) pada kuku atau sianosis perifer akibat
kecemasan atau kedinginan, atau sentral karena penurunan kapasitas darah dalam
membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut, dan badan. Selanjutnya, warna
kuning menunjukkan ikterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis sel darah
merah, obstruksi saluran empedu, atau infeksi berat yang dapat dilihat pada sclera,
membran mukosa dan abdomen; apabila terdapat pada telapak tangan, kaki dan
muka menunjukkan dampak atas konsumsi wortel atau kentang; apabila pada area
kulit terbuka (bukan pada sclera dan membrane mukosa) menunjukkan adanya
penyakit ginjal kronis. Warna pucat (kurang merah muda pada orang kulit putih)
atau warna abu-abu pada kulit hitam menunjukkan adanya sinkop, demam, syok,
atau anemia. Kekurangan warna secara umum data menunjukkan albinisme.
b) Kelembapan kulit
Dalam keadaan normal, kulit agak kering, dan dalam keadaan patologis dapat
dijumpai kekeringan pada daerah bibir. Kekeringan pada bagian tangan dan
genital dapat menunjukkan adanaya dermatitis kontak. Keadaan normal pada
membran mukosa adalah lembap, dan bila terjadi kekeringan menunjukkan
adanya dehidrasi
c) Tekstur kulit
Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi. Contoh:
tekstur abnormal adalah pengelupasan atau sisik pada jari tangan dan kaki.
Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya kulit seperti semula tanpa meninggalkan
tanda setelah dicubit dalam keadaan normal. Selain itu, perhatikan juga ada atau
tidaknya edema dan lesi (macula, papula, nodul, tumor, vesikula, bula, pustula).
2) Pengkajian kuku
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang keadaan warna,
bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tabuh menunjukkan penyakit pernapasan
kronis atau penyakit jantung dan bentuk kuku yang cekung atau cembung
menunjukkan adanya cedera, defisiensi besi, dan infeksi.
3) Pengkajian rambut
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran serta susunan rambut. Selain itu, kaji
jenis rambut, apakah berminyak atau kering. Kemudian, kaji pola pertumbuhan
rambut, apakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga
aspek perkembangan dan faktor yang memengaruhi perawatan rambut, seperti
pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir, frekuensi cuci rambut, serta
pemakaian sampo.
4) Pengkajian telinga
Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran
pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
5) Pengkajian mulut dan gigi
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain, warna, keadaan
permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adanya warna
mukosa serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, serta
kelembapan. Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur, dan posisi lidah.
6) Pengkajian hidung
Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung,
tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada
daya penciuman.
7) Pengkajian genetalia
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva hygiene), antara
lain adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya perdarahan, mukus,
lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihannya. Pada
laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri: mandi
Adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/aktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri
Batasan Karakteristik:
a. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
b. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
c. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
d. Ketidakmampuan menjangkau sumber air
e. Ketidakmampuan mengatur air mandi
f. Ketidakmampuan membasuh tubuh
4. Risiko infeksi
Adalah peningkatan risiko terserang organisme patogenik faktor risiko
a. Penyakit kronis
1) Diabetes mellitus
2) Obesitas
b. Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan pathogen
c. Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
1) Gangguan peristalsis
2) Kerusakan integritas kulit (pemasangan
3) Perubahan sekresi Ph
4) Penurunan kerja siliaris
5) Pecah ketuban dini
6) Pecah ketuban lama
7) Merokok
8) Stasis cairan tubuh
9) Trauma jaringan (mis, trauma destruksi jaringan)
d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi (mis, imunitas didapat tidak adekuat; agens farmaseutikal
termasuk imunosupresan, steroid, antibody monoclonal, imunomodulator)
3) Leucopenia
4) Supresi respons inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
f. Pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat
1) Wabah
g. Prosedur invasif
h. Malnutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul H. 2013. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Brooker,Chrish.2014.Ensiklopedia Keperawatan. EGC.Jakarta
NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA
Jilid 2. Yogyakarta: Medi Action
NANDA Internasional. 2013. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC