You are on page 1of 26

LAPORAN OBSERVASI

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

SMA N 5 PADANG

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

ROSI EFLIANA(15035080)

SARI SAFITRI FEBRIANI(15035116)

VISCA ALISIA ARIANTI(15035122)

DOSEN :

Prof. Dr.Hj. ELIZAR JALIUS,M.Pd

YERIMADESI, S.Pd, M.Pd

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU :PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan

kewiraswastaan. Hasil laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Strategi

Pembelajaran.

Kesulitan yang saya dapatkan tidak sedikit dalam proses pembuatan laporan ini.

Namun berkat dorongan dan bantuan semua pihak yang terkait baik secara moral maupun

materi, akhirnya kesulitan laporan ini dapat diatasi. Saya juga tidak lupa mengucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah membantu

dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan pemikiran bagi semua pihak yang membutuhkan.

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan

maupun materi. Mengingat kemampuan yang kami miliki dalam pembuatan makalah ini,

untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat

kami harapkan di masa yang akan datang.

Padang, 14 Desember 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Observasi ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Observasi ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
2.1 Model Pembelajaran ..................................................................................5
2.2 Pendekatan Pembelajaran ..........................................................................8
2.3 Metode Pembelajaran ..............................................................................10
BAB III PELAKSANAAN OBSERVASI ............................................................... 14
3.1 Lokasi dan Waktu Observasi .................................................................... 14
3.2 Subjek Observasi ...................................................................................... 14
3.3 Objek Observasi ....................................................................................... 14
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 14
3.5 Analisis dan Pengolahan Data .................................................................. 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 16
4.1 Hasil Observasi ........................................................................................ 16

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 17


BAB V PENUTUP ................................................................................................... 20
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 20
5.2 Saran ........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21

LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Guru


Lampiran 2 : Kegiatan Belajar
Lampiran 3 : dokumentasi kegiatan observasi
Lampiran 4 : Surat Izin Melakukan Observasi

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Setiap hal yang berhubungan dengan
pendidikan baik itu proses belajar maupun mengajar harus kita perhatikan dengan seksama .
jika terjadi kesalahan sedikit saja bisa mempengaruhi keluaran dari peserta didik tersebut.
Karena pada dasarnya pendidikan adalah proses memanusiakan manusia,menjadikan manusia
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik sehingga dapat bersaing seiring
perkembangan jaman.Selain itu pendidikan juga sangat berperan dalam proses pembentukan
sifat dan karakter anak.
Kimia sebagai bagian dari ilmu pengetahuan diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan untuk mencari jawaban apa, mengapa dan bagaimana fenomena alam khususnya
yang berkaitan dengan komposisi, struktur , sifat, transformasi, dinamika dan energetika
zat.ilmuan mempelajari fenomena alam melaui sikap ilmiah tertentu. Dengan menggunakan
proses dan sikap ilmiah itu ilmuan menemukan berbagai produk sains.oleh sebab itu
pembelajaran sains dan penilaian hasil belajar sains termasuk kimia harus memperhatikan
karekteristik sains sebagai sikap, proses dan produk.
Proses pembelajaran terus mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam merespon kemajuan ilmu dan teknologi tidak memadai
jika sumber belajar hanya berasal dari guru dan media buku teks belaka. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumber belajar oleh pihak guru maupun para ahli pendidikan. Aktifitas proses
pembelajaran merupakan interkasi yang terjadi dalam suasana interkasi edukatif, yaitu
interkasi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah direncanakan untuk suatu tujuan
tertentu untuk mencapai tujuan instruksional atau tujuan belajar yang telah dirumuskan pada
satuan pelajaran. Agar proses pemebelajaran berlangsung sesuai dengan tujuan belajar, harus
disusun rencana pelaksanaan pemebelajarn (RPP) sesuai dengan Kepmen No 41 tahun 2008
sehingga pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
proses pembeljaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasiakan konsep, hukum atau

4
prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal darimana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberitahu.
Setiap perubahan kurikulum tentu membawa karakteristik sendiri. Demikian juga pada
model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum baru tersebut. Model pembelajaran
adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajarn tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan strategi serta aktifitas prinsip pembelajaran / paradigma
belajar.
Kelak ketika kami sudah menjadi guru kami dapat melakukan dan menerapkan proses
pembelajaran dengan baik. Pada observasi kali ini kami akan mengamati bagaimana cara
guru mengajar serta meninjau bagaimana kegiatan proses pembelajaran di lapangan secara
langsung. Kami melakukan observasi terhadap kesesuain guru menyampaikan materi dikelas
dengan RPP yang telah di rancang sebelumnya.serta mengetahui kendala – kendala apa saja
yang ditemui di lapangan.Kami mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
SMA kelas XI mata pelajaran kimia di SMAN 5 Padang .

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam kegiatan observasi kami sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran kimia yang dilaksanakan oleh guru di SMAN
5 Padang ?
2. Apa model, pendekatan dan metode yang dipakai oleh guru?
3. Bagaimana pelaksanaan perencanaan pembelajaran tersebut di kelas?
4. Bagaimana kesesuian rancangan pembelajaran dengan implementasi yang dilakukan
oleh guru di kelas?
5. Bagaimana minat dan respon siswa selama proses pembelajaran?

1.3 Tujuan observasi


Tujuan dari observasi yang dilakukan ini diantaranya adalah untuk :
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2. Mengetahui model, pendekatan dan metode yang digunakan guru selama proses
pembelajaran.

5
3. Mengetahui pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
kelas.
4. Mengetahui kesesuain rancangan pembelajaran dengan implementasi yang dilakukan
oleh guru di kelas
5. Untuk mengetahui minat dan respon siswa selama proses pembelajaran berdasarkan
model, pendekatan dan metode yang digunakan guru

1.4 Manfaat observasi


a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh pengalaman baru tentang
perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah serta mahasiswa
dapat mngetahui strategi pembelajaran yang cocok digunakan untuk setiap masing-
masing materi kimia sehingga menghasilkan peserta didik yang berprestasi.
b. Bagi guru
Guru dapat mengetahui model, pendekatan, dan metode serta strategi yang tepat
digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga menghasilkan
pembelajaran kimia yang berkualitas.

c. Bagi siswa
Siswa dapat dengan mudah memahami suatu materi kimia selama proses
pembelajaran kimia di kelas, sehingga dihasilkan siswa-siswa yang berkompeten dan
berprestasi serta siswa yang berkualitas.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang
didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis oleh guru dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pengertian lain model pembelajaran adalah suatu contoh bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan secara khas
oleh guru dikelas. Memilih atau menentukan model pembe- lajaran sangat dipengaruhi oleh
kondisi Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi
yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap model
pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan
bimbingan guru.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang standar proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam imple- mentasi
Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model
pembelajaran discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project
Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat memper-
timbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta
kompetensi pengetahuan dan kete- rampilan sesuai dengan KD-3 dan/ atau KD-4.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2
yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembela- jaran
dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pe- ngetahuan
dan keterampilan.
3. Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar pe- serta
didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (ex- perimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).
(Kemdikbud, 2016)
Contoh kegiatan dalam model-model pembelajaran: (1) pembelajaran Inkuiri (Inquiry
Based Learning), (2) pembelajaran Discovery (Discovery Learning), (3) pembe- lajaran
berbasis projek (Project Based Learning), dan (4) pembelajaran berbasis permasalahan

7
(Problem Based Learning) yang dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M), dijelaskan
sebagai berikut.

a. Model Inquiry Learning


Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai
dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam model inkuiri
terdiri atas:
1) Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengala-
man belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau
fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi. Tahapan ini melatih
peserta didik untuk mengeksplorasi feno- mena melalui kegiatan menanya baik
ter- hadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik
dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawab- an
dari pertanyaan yang diajukan.
4) Mengumpulkan data yang terakait de- ngan dugaan atau pertanyaan yang diaju-
kan, sehingga pada kegiatan tersebut pe- serta didik dapat memprediksi dugaan
atau yang paling tepat sebagai dasar un- tuk merumuskan suatu kesimpulan.
5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.

b. Model Discovery Learning


1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat
berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajar-
an/topik/tema yang akan dibahas, sehing- ga peserta didik mendapat pengalaman
belajar mengamati pengetahuan konsep- tual melalui kegiatan membaca, meng- amati
situasi atau melihat gambar.
2. Problem Statement (mengidentifikasi ma- salah). Dari tahapan tersebut, peserta didik
diharuskan menemukan permasa- lahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada
kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi,
dan merumuskan masalah.

8
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan
pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk
menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih
ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta di- dik untuk mencari
atau merumuskan ber- bagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif
mengalami kegagalan.
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik
untuk mencoba dan meng- eksplorasi kemampuan pengetahuan kon- septualnya untuk
diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk me-
ngecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai ke- giatan,
antara lain bertanya kepada te- man, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan
baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu
kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang
serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta
didik.

c. Project Based Learning


Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum,
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar
peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
2) Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang
ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.

9
3) Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring ter-
hadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi pro- yek
yang sedang dikerjakan.
5) Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan ber-
bagai data lain dari berbagai sumber.
6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan
sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata
pelajaran lain.

d. Problem Based Learning


Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pe- ngetahuan
yang telah atau akan dipelajari- nya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning adalah sebagai
berikut:
1) Mengorientasi peserta didik pada masa- lah. Tahap ini untuk memfokuskan peser- ta
didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu
kegiatan agar peserta didik menyamaikan berbagai pertanyaan (atau menanya)
terhadap masalah kajian.
3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab
atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi. (Sudirman,
Rusyan : 1989)

2.2 Pendekatan Pembelajaran


Ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu memecahkan
masalah dalam proses belajar mengajar.
10
a. Pendekatan individual
Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa
strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar
mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas yang menuntut penguasaan penuh
kepada anak didik tidak pernah menjadi kenyataan.

b. Pendekatan Kelompok
Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing- masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.

c. Pendekatan Bervariasi
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi
perubahan kelas, sulit menormalkannya kembali. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bisa
saja membagi anak didik ke dalam beberapa kelompok belajar. Tetapi dalam hal ini,
terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauanan anak didik. Bagaimana keinginan mereka
masing-masing. Boleh jadi dalam satu pertemuan ada anak didik yang suka belajar kelompok,
tetapi ada juga anak didik yang senang belajar sendiri. Bila hal ini terjadi, maka ada dua
kemungkinan yang terjadi yaitu, belajar dalam kelompok dan belajar sendiri, terlepas dari
kelompok tetapi masih berada pada pengawasan dan bimbingan guru.

d. Pendekatan Edukatif
Guru yang hanya mengajar di kelas,belum dapat menjamin terbentuknya kepribadian
anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya guru yang mengambil jarak dengan
anak didik. Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan kemunikasi antara guru
dengan anak didik kurang berjalan harmonis. Kerawanan hubungan ini menjadi kendala bagi
guru untuk melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang
bermasalah.( Aswan Zain.2006)
Pengajaran efektif bisa dirumuskan sebagai pengajaran yang berhasil mewujudkan
pembelajaran oleh para murid sebagaimana dikehendaki oleh guru. Pada hakekatnya ada dua
elemen sederhana dalam pengajaran efektif :
1. Guru harus secara pasti memiliki ide yang jelas terkait pembelajaran yang hendak
disampaikan.
11
2. Pengalaman belajar dibangun dan diberikan untuk mewujudkan hal tersebut.
Sejumlah studi telah mengeksplorasi pandangan para murid mengenai guru dan
pengajaran. Pada umumnya, gambaran yang muncul adalah bahwa murid memandang guru
yang baik sebagai seorang yang :
1. Menciptakan lingkungan belajar yang tertib.
2. Menerangkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan siap membantu
3. Bersahabat dan memberikan dorongan.
Selain itu, guru yang baik sering dipotret oleh para murid sebagai guru yang
menggunakan beragam metode mengajar dan aktivitas belajar, mempraktekkan beraneka
keahlian untuk menjaga minat murid dan menyelesaikan persoalan disiplin dengan siap, dan
mengelola pelajaran sedemikian rupa sehingga murid bisa menekuni apa yang dikehendaki
oleh guru. Pada ujung lainnya ada studi-studi yang berusaha membeberkan secara detail
berbagai atribut yang menjadi karakteristik pelajaran,dan kemudian menjajaki sejauh mana
masing-masing karakteristik ini terkait dengan pengukuran efektivitas ( kriteria yang
digunakan bisa berkisar dari persepsi guru tentang arti pentingnya hingga hasil yang diperoleh
murid dalam tes prestasi pendidikan terstandarisasi). Misalnya studi oleh Haydn meneliti
pandangan para murid sekolah menengah tentang kualitas pedagogis, guru yang dirasa
berpengaruh positif terhadap sikap mereka menuju pembelajaran. Empat kualitas yang
berperingkat tinggi adalah :
1. Benar-benar memahami isi pelajaran
2. Menerangkan dengan baik
3. Membuatnya menarik
4. Bisa dengan baik menghentikan murid yangmengganggu jalannya pelajaran.
Ketika para murid ditanya tentang karakteristik pribadi guru yang mereka rasa
berpengaruh positif terhadap sikap mereka menuju pembelajaran,empat kualitas yang paling
tinggi nilainya adalah :
1. Berbicara secara normal
2. Bersahabat
3. Antusias terhadap pelajaran
4. Memiliki rasa humor.

2.3 Metode Pembelajaran


Ada empat macam metode mengajar yang dipandang representatif dan dominan dalam
arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan
formal. Tiga dari empat metode mengajar tersebut bersifat khas dan mandiri, sedangkan yang
12
lainnya merupakan kombinasi antara satu metode dengan metode yang lainnya. Metode
campuran ini disebut saja metode plus bersifat terbuka, artinya setiap guru yang profesional
dan kreatif dapat momodifikasi atau merekayasa campuran metode tersebut sesuai dengan
kebutuhan. Merekayasa metode plus bukanlah hal yang dianggap tabu dalam dunia
pendidikan modern, asal tidak menyimpang dari prinsipprinsip psikologi didaktis yang telah
diakui keabsahannya dalam dunia pendidikan.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah, penerangan dan penututan secara lisan oleh guru terhadap
kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu
adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam memperjelas penuturan/penyajian,guru dapat
menggunakan alat-alat bantu,seperti bendanya,gambarannya,sket,peta dan sebagainya.
Banyak sekali dipakai, karena ini mudah dilaksanakan. Nabi muhammad dalam
memberikan pelajaran terhadap ummatnya banyak mempergunakan metode ceramah. Namun
demikian dari kenyataan sehari hari ditemukan beberapa kelemahan metode ceramah tersebut.
Kelemahan. kelemahan itu antara lain :
1. Membuat siswa pasif
2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
3. Menghambat daya kritis siswa.

b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah
dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu,atau untuk merampungkan keputusan bersama. Teknik diskusi merupakan
teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini
proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat,
saling tukar menukar pengalaman,informasi, memecahkan masalah,dapat terjadi jug
semuanya aktif,tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Metode diskusi ada kebaikan dan
kekurangannya,antara lain :
1). Kebaikan Metode Diskusi
1. Merangsang kreativitas anak dalam bentuk ide
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3. Memperluas wawasan
4. Membina untuk terbiasa bermusyawah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.
13
2.) Kekurangan Metode Diskusi
1. Pembicaraan terkadang menyimpang,sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
3. Peserta mendapat informasi yang terbatas
4. Mungkin dikuasai oleh oraang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.
Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas maka guru yang berkehendak
menggunakan metode diskusi sebaiknya terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatunya
dengan rapi dan sistematis. Kecuali itu guru juga dianjurkan untuk terus menerus memantau
dan mendorong seluruh siswa partisipan untuk menyumbangkan buah pikirannya secara
bebas. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pendorong dan pemberi semangat terutama
peserta didik yang tergolong kurang pintar atau pendiam.

c. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,situasi atau benda tertentu, baik yang
sebernarnya atau sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru.
Berikut ini ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan metode
domnstrasi, Antara lain :
a. Kelebihan metode demontrasi
1. Melalui metode demonstrasi terjadi verbalisme akan dapat dihindari, seban siswa
disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
b. Kelemahan metode demonstrasi
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memadai demostrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi, bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses
tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, hingga dapat
memakan waktu yang banyak.

14
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahanbahan, dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga
guru di tuntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.(Sanjaya Wina : 2008)

15
BAB III
PELAKSANAAN OBSERVASI

3.1 Lokasi Observasi


Penulis melakukan observasi ke ruang kelas XI MIPA 1 SMAN 5 Padang, Jl. Balai
Baru Kec. Kuranji Padang, Provinsi Sumatera Barat.
3.2 Pelaksanaan observasi
Karena keterbatasan waktu, Penulis melakukan observasi ke sekolah hanya satu kali
yaitu pada:
Hari/ tanggal : Selasa, 21 November 2017
Waktu : 07.00-09.20 WIB

3.3 Objek observasi


Objek observasi dari observasi yang penulis lakukan yaitu guru mata pelajaran kimia
SMA N 5 padang dan siswa di dalam kelas XI MIPA 1.

Nama Guru : Jhon Hendri,M.Pd

Kelas : XI MIPA 1 SMAN 5 Padang

Materi Bahasan : Kesetimbangan Kimia


Jumlah siswa : 28 orang

3.4 Subjek obsevasi


Subjek observasi dari observasi yang penulis lakukan yaitu proses pembelajaran kimia
antara guru mata pelajaran kimia SMA N 5 Padang dan siswa di dalam kelas XI MIPA
1 serta model, pendekatan, strategi yang dilakukan guru selama proses pembelajaran.
3.5 Teknik pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Lembar Observasi
Strategi Pembelajaran yang diambil langsung oleh penulis selama proses
pembelajaran.

3.6 Analisis dan pengolahan data

1. Perencanaan pembelajaran

16
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
(4𝑥9) + (4𝑥0)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
9𝑥4
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 4 ( 𝐵𝑎𝑖𝑘 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 )

2. Pelaksanaan Pembelajaran
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
(8𝑥4) + (3𝑥4) + (2𝑥1) + (4𝑥0)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
13𝑥4
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 3,53 ( 𝐵𝑎𝑖𝑘 )

3. Aspek Guru
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
(4𝑥4) + (3𝑥1)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
5𝑥4
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 3,80 ( 𝐵𝑎𝑖𝑘 )

4. Aspek Siwa
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 𝑥4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
4,0 + 3,53 + 3,80 + 3,60
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 =
4
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = 3,73 ( 𝐵𝑎𝑖𝑘 )

17
BAB IV
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Observasi


Penulis menggunakan Lembar Observasi Strategi Pembelajaran sebagai instrument
pengumpulan data. Pada lembar observasi tersebut terdapat point yang diamati yaitu :
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, aspek guru dan aspek siswa. Pada
observasi yang dilakukan penulis juga mengamati strategi, teknik dan taktik guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran, guru yang bersangkutan telah
menyiapkan RPP yang dibuat berdasarkan kurikulum 2013 sebagai panduan dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Guru menuliskan kompetensi dasar, indikator, tujuan dan
kegiatan inti dalam RPP serta guru juga menuliskan bentuk penilaian guru kepada siswa yaitu
penilaian pengetahuan dan keterampilan, dan guru menuliskan metode dan model yang
digunakan selama proses pembelajaran dalam RPP. Selama proses pembelajaran guru
menggunakan model Discovery Learning serta pendekatan yang guru gunakan adalah
pendekatan saintifik, model dan pendekatan tesrsebut terlihat oleh penulis berdasarkan sintak
yang ada dalam RPP guru.

Penilaian Aspek yang Diamati

Kriteria
No. Aspek Nihil Sangat Kurang Baik Baik
Kurang Sekali

A Perencanaan Pembelajaran √

B Pelaksanaan Pembelajaran √

C Aspek Guru √

D Aspek Siswa √

18
Grafik nilai aspek yang diamati

Grafik Penilaian

4
3.9
3.8
3.7
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
Perencanaan Pelaksanaan Aspek Guru Aspek Siswa
Pembelajaran Pembelajaran

4.2 Pembahasan
Menurut Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran
(Mengembangkan Standar Kompetensi Guru),menerangkan bahwa dalam konteks pengajaran
,perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyususnan materi pelajaran,penggunaan media
pengajaran,penggunaan pendekatan dan metode pengajaran,serta penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan isi pelajaran, bahan kajian,
dan cara penyampaian serta penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.
Strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pembelajaran dalam mengelola
kegiatan instruksional untuk menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis. Dalam
strategi pembelajaran juga dilengkapi dengan metode yang digunakan, media instruksional
serta alokasi waktu untuk setiap langkah kegiatan. Jadi dapat dikatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah keseluruhan rancangan guru yang nantinya akan dilaksanakan didalam
kelas.
Penulis melakukan observasi mengenai kesesuaikan pelaksanaan mengajar guru kimia
SMA kelas XI MIPA 1 di SMA N 5 Padang dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.
Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru kimia SMA N 5 Padang dalam bentuk
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) didasarkan pada kurikulum 2013. Pendekatan yang
digunakan dalam RPP tersebut adalah pendekatan saintifik dengan model discovery learning.

19
Model discovery learning tersebut tampak pada sintak yang terdapat dalam RPP dan juga
tampak pada proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

a. Aspek Perencanaan Pembelajaran


Langkah – langkah pembelajaran yang dituliskan guru dalam RPP tidak sesuai dengan
sintak model yang dipilih yaitu discovery learning. Berikut merupakan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran dalam model discovery learning

1) Perencanaan
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karekteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar
dan sebagainya)
c) Memilih materi pembelajaran
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi)
e) Mengembangkankan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f) Mengurutkan topik-topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap inaktif , ikonik, sampai ke simbolik
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Berdasarkan data yang setalah mengamati dan mengevaluasi RPP yang telah di berikan
oleh Bapak Jhon Hendri,M.Pd.Kemudian diolah data tersebut sehingga mendapatkan rating
nilainya yaitu 4. RPP yang dibuat guru disusun berdasarkan kurikulum 2013. Dalam RPP
guru menuliskan Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran. Guru
mencantumkan KI-1,KI-2,KI-3,KI-4, dan model pembelajaran serta metode pembelajaran
yang digunakan selama proses pembelajaran dalam RPP.

b. Aspek Pelaksanaan Pembelajaran

1) pelaksanaan
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pada tahap ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan permasalahan,
kemudian dilanjutkan dengan mengarahkan siswa, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Disamping itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku dan aktifitas belajar

20
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa untuk melakukan eksplorasi.
b) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis
c) Data collection (pengumpulan data)
Berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis
dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan berbagai informasi yang
relevan, literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji
coba sendiri, dan sebagainya.
d) Data processing (pengolahan data)
Kegiatan mengolah data dan informasi yang diperoleh para siswa, baik melalui
wawancara, observasi dan sebagainya, lalu ditafsirkan. kemudian informasi yang
didapat diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung
dengan cara tertantu serta ditafsirkan pada ti ngkat kepercayaan tertentu.
e) Verification (pembuktian)
Siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan dengan temuan alternatif dihubungkan dengan hasil yang telah
diolah.
f) Generalization (menarik kesimpulan)
Peroses penarikan kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil
verifikasi.

Dari data yang telah diamati di dapatkan mendapatkan rating nilai aspek pelaksanaan
pembelajarannya sebesar 3,53 dan ini termasuk dalam kategori baik. Dari pengamatan yang
telah saya lakukan, Pembelajaran sudah berlangsung sangat baik, dimana dalam
pelaksanaannya guru menyampaikan apresepsi dengan menanyakan materi yang telah
dipelajari sebelumnya serta mengaitkan materi tersebut dengan materi yang akan dipelajari.
Sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dengan tujuan
untuk mengarahkan pemikiran siswa terhadap apa yang akan dicapai dari proses pembelajaran
tersebut. Selain itu menyampaikan tujuan pembelajaran dilakukan agar siswa dapat dengan

21
mudah mengetahui sasaran pembelajaran yang akan dicapai. Guru menggunakan media yaitu
papan tulis, spidol. Media yang digunakan guru sesuai dengan materi yang akan dipelajari.
Namun pada RPP guru membuat media lain yang digunakan yaitu power point dan video
animasi tetapi dilapangan tidak terlaksana. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya sarana dan
prasarana yang ada pada sekolah.

Selama proses pembelajaran guru menggunakan buku sebagai bahan ajar selama proses
pembelajaran. Guru menggunakan pendekatan saintifik yang terlihat selama proses
pembelajaran. Model pembelajaran dicantumkan pada RPPdan penulis melihat dari sintak
yang dibuat guru dan kegiatan yang berlangsung dikelas sesuai dengan model yang dibuat di
RPP. Guru menggunakan metode yang bervariasi tetapi pelaksanaannya dilapangan belum
maksimal. Dengan metode diskusi yang diterapkan, guru berusaha untuk membuat siswa aktif
selama proses pembelajaran. Guru telah menjadi fasilitator selama proses pembelajaran. Pada
saat proses pembelajaran berakhir guru memberi penguatan mengenai konsep-konsep yang
harus dipahami siswa berdasarkan materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran.

c. Aspek Guru
Aspek guru pada pembelajaran adalah baik terbukti dari analisi yang dipeoleh pada data
di dapatkn nilai aspek guru 3,80 dan ini termasuk kategori baik. Selama proses pembelajaran
guru menunjukkan kreatifitas dan inisiatif selama proses pembelajaran dengan meminta siswa
untuk menyampaikan pendapatnya mengenai konsep yang ditanyakan oleh guru dan
mendiskusikannya secara bersama-sama, sehingga mendapatkan konsep yang relevan. Setelah
berbagai pendapat yang telah disampaikan oleh siswa, guru memberikan penguatan mengenai
konsep yang benar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan mudah dipahami oleh siswa serta intonasi bicara guru jelas dan suara guru yang
sangat lantang. Penampilan guru sangat menarik dan tidak membuat siswa bosan. Guru
berusaha untuk dekat dengan siswa agar siswa tidak takut untuk bertanya apabila ada konsep-
konsep yang tidak dimengerti oleh siswa.

d. Aspek Siswa
Selama proses pembelajaran sebagian siswa ada yang tertarik dengan model dan media
yang diterapkan oleh guru yang membuat siswa menjadi aktif menyampaikan pendapatnya
mengenai materi yang dipelajari. Siswa melakukan diskusi dengan temannya mengenai
konsep yang ditanya oleh guru. Disamping itu siswa menggunakan buku sebagai sumber
selama pembelajaran. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru mengenai materi yang

22
telah dipelajari. Namun, dari kegiatan yang diamati ada beberapa siswa yang belum mengerti,
sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai,dan rating yang didapatkan untuk aspek sisa ini
sebesar 3,73 dan ini masuk kategori baik.

Agar kita dapat mengajar dengan baik kita harus memperhatikan 4 hal yang pertama yaitu
aspek perencanaan pembelajaran ,dimana setiap poin –poin dari aspek perencanaan ini harus
kita penuhi dengan baik. Selanjutnya yang kedua adalah aspek pelaksanaan pembelajaran
dimana kegiatan yang sudah kita rencanakan sebelumnya kita terapkan pada aspek ini,dan
yang selajutnya adalah aspek guru dan aspek siswa juga sangat mempengaruhi keberhasilan
dari proses pembelajaran yang baik. Penguasaan krlas merupakan kerampilan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar dapat tetap mengatur keefektifan dan keefisienan kegiatan
pembelajaran.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan :
1. Rancangan perencanaan pembelajaran di SMA N 5 Padang sudah baik
2. Model yang digunakan guru adalah discovery learning dan sintak yang digunakan
belum sesuai dengan model discovery learning.
3. Guru menggunakan pendekatan saintfik yang terlihat pada langkah-langkah yang
dibuat pada RPP.
4. Guru menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab yang terlihat pada
pelaksanaan pembelajaran tetapi di RPP tidak dituliskan
5. Guru Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP.
6. Metode yang digunakan guru telah menarik perhatian siswa selama proses
pembelajaran.
7. Model yang diterapkan guru telah membuat siswa aktif berdiskusi ataupun
menyampaikan pendapatnya selama proses pembelajaran.

5.2 Saran
Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan di kelas XI MIPA 1 SMA N 5
Padang, pelaksanaan proses pembelajarannya telah cukup baik,namun sintaks yang tertulis
didalam RPP belum sesuai dengan sintaks Discovery Learning yang seharusnya. Sebagai
calon guru masa depan yang baik maka perlu untuk mengetahui model, pendekatan, metode,
teknik dan taktik serta media yang harus digunakan selama proses pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan dipelajari. Dengan mengetahui semua itu, maka proses pembelajaran
akan berjalan dengan baik dan siswa akan paham dengan materi yang telah dipelajari.

24
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. 2016. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud

Sanjaya Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Penada Media Grup

Sudirman, Rusyan, A.T dan Fathoni, T. 1989. Ilmu Pendidikaan. Bandung: Remaja Karya.

Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

25
26

You might also like