You are on page 1of 3

ASMATIKUS

(ASMA AKUT BERAT)


No. : 440- /SOP/
Dokumen PSB/UKP/I/2018
No Revisi : 00
SOP
Tanggal
PEMERINTAH : 19 Januari 2018
Terbit
KABUPATEN
LANGKAT Halaman : 1/3 Halaman

Kepala UPT Puskesmas


UPT PUSKESMAS
SEI BAMBAN

dr. Endang Toto Kaban


NIP. 19710805 200502 1 003
1. Pengertian Asmatikus (Asma akut berat) adalah episode perburukan gejala yang
progresif dari sesak, batuk, mengi, atau rasa berat di dada, atau kombinasi
gejala-gejala tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah untuk penanganan
Asmatikus (Asma akut berat) di wilayah kerja UPT Puskesmas Sei Bamban
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sei Bamban No : 440- /SK/
PSB/I/2018
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015
Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Alat/bahan/Media Alat :
-
Bahan :
-
Media :
-
6. Langkah-langkah 1. Petugas memberikan oksigen bila pasien sesak
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis
3. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat singkat serangan
meliputi gejala, pengobatan yang telah digunakan, respon pengobatan,
pencetus serangan dll
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda vital, RR lebih
dari 20 x/menit, nadi, tekanan darah, posisi penderita, cara bicara,
penggunaan otot – otot bantu pernafasan, sianosis, wheezing
5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang seperti saturasi oksigen
dengan menggunakan pulse oxymetry
6. Petugas menegakkan diagnosa dengan anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
7. Petugas memberika KIE kepada pasien dan keluarga pasien dan
keluarga pasien tentang kondisi pasien, dan menyarankan untuk
dilakukan observasi di Klinik
8. Petugas memberikan pengobatan Status Asmatikus :
8.1 Terapi awal Oksigenasi, nebulisasi dengan antikolinergik dan
agonis beta 2 (combiven), Balance cairan, evaluasi 1 jam
8.2 Setelah re-evaluasi
8.2.1 Respon baik : gejala batuk/sesak membaik dan ada
perbaikan setelah nebulisasi, maka antikolinergik dan agonis
beta 2 (combiven) inhalasi dilanjutkan setiap 3 – 4 jam
untuk 24 – 48 jam, atau bronkodilator oral setiap 6 – 8 jam,
Kortikosteroid : meilprednisolon : dosis dewasa 4 – 40 mg/
hari dosis tunggal atau terbagi; dosis anak 0,25 – 2
mg/kg/bb/hari dosis tunggal atau terbagi
8.2.2 Respon buruk : gejala menetap atau bertambah berat
(kesadaran menurun, gelisah, sianosis, gagal nafas), maka
bisa diberikan antikolinergik dan agonis beta 2 (combiven)
inhalasi, dan glukokortikosteroid sistemik, dan persiapan
untuk dilakukan rujukan
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam
medis
7. Bagan alir
Petugas memberikan
oksigen bila pasien sesak

Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis

Petugas melakukan anamnesa

Petugas melakukan pemeriksaan fisik

Petugas melakukan pemeriksaan penunjang

Petugas menegakkan diagnosa

Petugas memberika KIE


kepada pasien

Petugas memberikan pengobatan Status Asmatikus


kepada pasien

Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnosa


dan terapi pada rekam medis kepada pasien

8. Hal-hal yang Tidak ada


perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. IGD
2. Rawat Inap
10. Dokumen terkait Rekam medis
11. Rekaman historis
perubahan

No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

You might also like