You are on page 1of 13

1

PERBEDAAN CARDIOVASCULAR LOAD PADA LANSIA DI


PEDESAAN DAN PERKOTAAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

JALU KUSWORO
J 120110079

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol pos 1 Pabelan, Kartasura Telp.(0271) 717417 Surakarta 57102

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH


Yang bertandatangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :
Pembimbing I
Nama : Wahyuni, S.KM, S.Fis, M.Kes

Pembimbing II
Nama : Agus Widodo, S.Fis , M.Fis

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : JALU KUSWORO
NIM: : J120110079
Program Studi : S1 – Fisioterapi
Judul Skripsi : Perbedaan Cardiovascular Load Pada Lansia Di Pedesaan
dan Perkotaan

Naskah artikel tersebut layak dan dapat di setujui untuk di publikasikan. Demikian
persetujuan ini dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya.

Surakarta, Agustus 2015


Pembimbing I Pembimbing II

Agus Widodo, S.Fis., M.Fis Dwi Kurniawati, SSt.Ft., M.Kes


1

PERBEDAAN CARDIOVASCULAR LOAD PADA LANSIA


DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Jalu Kusworo*, Wahyuni**, Agus Widodo**


Mahasiswa S-1 Fisioterapi FIK UMS
**Staf pengajar FIK UMS

Latar Belakang: Pada lansia gangguan sistem kardiovaskuler seperti dilatasi


arteri, fibrosis jaringan, dan hipertrofi ventrikel yang mengakibatkan beban kerja
jantung meniningkat . hadirnya penyakit pada cardiovascular merupakan salah
satu faktor pembatas untuk melakukan kegiatan fungsional. Gangguan system
kardiovaskuler peningkatannya dapat dicegah dengan cara mengevaluasi
cardiovasculer load indicator bahwa beban tidak terlalu berlebihan dan tidak
membahayakan kesehatan setelah beraktifitas maupun tidak beraktifitas
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan gambaran cardiovascular load
pada lansia di daerah pedesaan dan perkotaan.
Manfaat Penelitian: Menambah ilmu pengetahuan mengenai bagaimana
perbedaan cardiovascular load pada lansia di pedesaan dan perkotaan
Metode Penelitian:. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional, dengan
pendekatan cross sectional. desain penelitian menggunakan one shoot test.
Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Pengukuran beban kerja jantung dalam penelitian ini adalah
perhitungan %CVL. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas data yaitu uji Shapiro Wilk test.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis uji komparatif dengan uji Mann
Whitney diperoleh nilai p = 0,283. Nilai p >0,05 maka keputusan yang diambil
adalah Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna pada
cardiovascular load antara lansia dari kota dengan responden dari desa.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan gambaran cardiovascular load pada
lansia di daerah pedesaan dan perkotaan.
Kata Kunci: Cardiovascular Load, Lansia, Pedesaan dan Perkotaan.
2

THE DIFFERENCE ON CARDIOVASCULAR LOAD FOR THE EDERLY


IN RURAL AREAS AND URBAN AREAS

Abstract
Background: In elderly cardiovascular system disorders such as arterial dilation,
tissue fibrosis, and ventricular hypertrophy resulting meniningkat the heart's
workload. the presence of cardiovascular disease in one of the limiting factors to
perform functional activities. Increase cardiovascular system disorders can be
prevented by evaluating cardiovascular load indicator that the load is not
excessive and does not endanger health after activity or no activity
Objective: To determine differences in cardiovascular load picture of the elderly
in rural and urban areas.
Benefits Research: Increase knowledge about how differences in cardiovascular
load in the elderly in rural and urban
Research methods: This type of research is observational study with cross
sectional approach. Research design using one test shoot. The sampling technique
is purposive sampling with inclusion and exclusion criteria. Measurement of the
heart's workload in this study is the calculation of % CVL. Analysis of the data in
this study using a test that is test data normality Shapiro Wilk test.
Results: Based on the analysis of comparative test with Mann Whitney test
obtained value of p = 0.283. P values> 0.05 then the decision is acceptable Ho
which means there are no significant differences in cardiovascular load between
the elderly of the city with respondents from the village.
Conclusions: There were no differences in cardiovascular load picture of the
elderly in rural and urban areas.
Keywords: Cardiovascular Load, Elderly, Rural and Urban Areas
PENDAHULUAN kemasyarakatan. Perbedaan status
Populasi lansia di Indonesia ekonomi, tingkat pendapatan, tingkat
mencakup seluruh wilayah termasuk pendidikan, gaya hidup dan
pada daerah Perkotaan dan Pedesaan. karakteristik lingkungan berpengaruh
Berdasarkan hasil sensus penduduk terhadap status kesehatan.
tahun 2010 persentase di daerah Pada lansia gangguan sistem
perkotaan meningkat dari 42,1 persen kardiovaskuler seperti dilatasi arteri,
pada tahun 2000, menjadi 49,8 fibrosis jaringan, dan hipertrofi
persen pada tahun 2010. Angka ini ventrikel yang mengakibatkan beban
di perkirakan akan terus mengalami kerja jantung meningkat. Gangguan
peningkatan. Persebaran penduduk system kardiovaskuler peningkatannya
yang tidak merata antara desa dengan dapat dicegah dengan cara
kota akan menimbulkan berbagai mengevaluasi cardiovasculer load
permasalahan kehidupan sosial indicator bahwa beban tidak terlalu
3

berlebihan dan tidak membahayakan Beban Kardiovaskuler


kesehatan setelah beraktifitas maupun (cardiovascular load = % CVL)
tidak beraktifitas (Manuaba, 1996). adalah perbandingan antara
Tujuan penelitian adalah peningkatan denyut nadi kerja dengan
mengetahui perbedaan gambaran denyut nadi maksimum. Peningkatan
cardiovascular load pada lansia di denyut nadi mempunyai peran yang
daerah pedesaan dan perkotaan. sangat penting dalam peningkatan
cardiac output dari istirahat sampai
LANDASAN TEORI kerja maksimum (Nawawinetu et al,
Lanjut Usia 2009).
Lansia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 65 tahun ke atas. Pedesaan dan Perkotaan
Lanjut usia merupakan tahap lanjut Menurut (Bintarto, 1968)
dari proses kehidupan yang ditandai desa atau kota merupakan suatu hasil
dengan penurunan kemampuan tubuh perwujudan geografis yang
untuk beradaptasi dengan stress ditimbulkan oleh unsur-unsur
lingkungan (Efendi, 2009). fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan
Penyakit pada lansia meliputi: kultural yang terdapat pada suatu
Penyakit sistem pernafasan (TBC, daerah serta memiliki hubungan dan
Bronkhitis, radang paru), penyakit pengaruh timbal balik dengan daerah
kardiovaskuler dan pembuluh darah lain. Peraturan Mendagri RI No. 4/
seperti PJK, dan stroke, keluhan 1980 Kota adalah suatu wilayah yang
lambung, perasaan tidak enak di perut, memiliki batasan administrasi wilayah
sembelit, penyakit sistem urogenital seperti kotamadya dan kota
misalnya peradangan kandung kemih, administratif.
peradangan ginjal, penyakit akibat
keganasan kanker, penyakit gangguan METODE PENELITIAN
metabolik/endokrin seperti Diabetes Jenis penelitian ini adalah
Mellitus, gout, penyakit persendian penelitian observasional, dengan
dan tulang atau osteoporosis, dan pendekatan cross sectional. desain
kepikunan (Nugroho, 1995). penelitian menggunakan one shoot
Cardiovascular Load test. Populasi penelitian ini lansia
Denyut nadi merupakan salah warga desa karanggeneng, Klaten
satu variabel fisiologis tubuh yang berjumlah 30 orang lansia dan anggota
menggambarkan tubuh dalam keadaan Posyandu Lansia Wreda Mulya 3
statis atau dinamis. Oleh karena itu Kerten Surakarta berjumlah 30 orang
denyut nadi dipakai sebagai salah satu lansia. metode pengambilan sampel
indikator yang dipakai untuk purposive sampling,
mengetahui berat ringanya beban kerja
seseorang. Semakin berat beban kerja, Definisi Operasional
maka akan semakin pendek waktu
Cardiovascular load
kerja seseorang untuk bekerja tanpa
merupakan perbandingan antara
kelelahan dan gangguan fisiologis
peningkatan denyut nadi kerja dengan
lainya (Widodo, 2008 dalam Hima dan
denyut nadi maksimum pada lansia,di
Umami, 2011).
ukur dengan % CVL.yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
4

2) 30 % s.d <60% Diperlukan


%CVL=
perbaikan 60 % s.d <80%.
3) Kerja dalam waktu singkat 80 %
Klasifikasi Berdasarkan s.d <100%.
Cardiovascular Load (%CVL) 4) Diperlukan tindakan segera
1) % CVL 100 Klasifikasi < 30 % >100% tidak diperbolehkan
Tidak terjadi kelelahan. beraktivitas (Tarwaka, 2004).

Hasil penelitian
Jenis kelamin
Tabel 1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur
Jenis kelamin Responden kota Responden desa
Jumlah % Jumlah %
Laki-laki 8 26.7 15 50.0
Perempuan 22 73.3 15 50.0
Total 30 100.0 30 100.0

Tabel 1 persentase responden dari kota lebih banyak perempuan (73,3%)


sedangkan persentase responden dari desa jumlah laki-laki dan perempuan sama
yaitu masing-masing 50%

Usia
Tabel 2. Distribusi responden menurut usia
Usia Responden kota Responden desa
Jumlah % Jumlah %
60-74 tahun 21 70.0 14 46.7
75-80 tahun 9 30.0 16 53.3
Total 30 100.0 30 100.0

Tabel 4.2 diketahui prosentase responden baik dari kota maupun pada
rentang usia 60-74 tahun sebesar 70%, sementara pada responden desa banyak
pada rentang usia 75-80 tahun sebesar 53,3%

Tingkat pendidikan
Tabel 3.Distribusi responden menurut tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Responden kota Responden desa
Jumlah % Jumlah %
Tidak sekolah 7 23.3 3 10.0
Tidak tamat SD 11 36.7 23 76.7
Tamat SD 9 30.0 4 13.3
Tamat SMP 3 10.0 0 0
Total 30 100.0 30 100.0
5

Tabel 4.3 diketahui prosentase tingkat pendidijan responden baik


kota maupun dari desa banyak yang tidak tamat SD masing-masing
36,7% dan 76,7%

Pekerjaan

Tabel 4 Karakteristik responden penelitian penelitian berdasarkan pekerjaan


Pekerjaan Kel. kota Responden desa
jumlah % jumlah %
Tidak bekerja 30 100 19 63.3
Petani 0 0 11 36.7
Total 30 100.0 30 100.0

Tabel 4. diketahui semua responden dari kota sudah tidak bekerja (100%)
sedangkan pada responden desa, terdapat 36,7% yang masih bekerja sebagai
petani sebesar 36,7%

Karakteristik responden penelitian berdasarkan IMT


Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan IMT
IMT Responden
Kota Desa p OR CI (95%)
jumlah % jumlah %
Normal 20 66.7 25 83.3
tidak 10 33.3 5 16.7 2.222 0,44 0.118-1.360
normal
total 30 100.0 30 100.0

Tabel 4.5 prosentase IMT responden responden kota dan desa banyak IMT
normal masing-masing 66,7% dan 83,3%. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
nilai p = 0,222 (p>0,05) sehingga disimpulkan tidak ada perbedaan IMT
responden kota dengan IMT desa. Nilai Odd Ratio (OR) pada data IMT antara
responden kota dengan desa diperoleh nilai OR = 0,400, dan CI 95% = 0.118-
1.360. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tempat tinggal lansia merupakan
faktor protektif pada pada status gizi.

Karakteristik responden penelitian berdasarkan tekanan darah


Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan tekanan darah
Tekanan Responden
darah Kota Desa p OR CI (95%)
jumlah % jumlah %
Hipertensi 9 30.0 7 23.3
Normal 21 70.0 23 76.7 0.341 1.408 0.445-4.453
total 30 100.0 30 100.0

Tabel 6 prosentase tekanan darah responden kota dan desa banyak yang
dalam kategori normal masing-masing 70% dan 76,7%. Berdasarkan hasil
6

pengujian Odd Ratio (OR) pada data tekanan darah responden kota dengan desa
diperoleh nilai OR = 1,408, dan CI 95% = 0.118-1.360. Dengan demikian dapat
diartikan faktor tekanan darah pada responden bukan merupakan faktor risiko
pada takanan darah.

Karakteristik responden penelitian berdasarkan cardiovascular load (CVL)


Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan cardiovascular load

CVL Responden
Kota Desa p OR CI (95%)
jumlah % jumlah %
Diperlukan 5 16.7 6 20.0
perbaikan
Tidak terjadi 25 83.3 24 80.0 0,111 0,080 0.215-2.972
kelelahan
total 30 100.0 30 100.0

Tabel 7 responden dari kota maupun dari desa mempunyai CVL dalam
kategori tidak terjadi kelelahan, masing-masing 83,3% dan 80%. Berdasarkan
hasil pengujian Odd Ratio (OR) pada data tekanan darah responden kota dengan
desa diperoleh nilai OR = 0,800, dan CI 95% = 0.215-2.972, dengan demikkaian
dapat diartikan tempat tinggal responden merupakan faktor protektif pada
cardiovascular load.

Pengujian Hipotesis
Uji normalitas data
Tabel 8. Hasil uji normalitas data penelitian
Variabel p Kesimpulan
CLV responden kota 0.001 Data tidak berdistribusi normal
CLV responden desa 0.073 Data berdistribusi normal

Tabel 8 menunjukkan data pada CVL responden kota mempunyai


signifikansi p<0,05, sedangkan pada nilai CVL responden desa mempunyai nilai
p> 0,05. Dua data yang berbeda distribusi kenormalan, maka dilakukan uji
nonparamatrik, yaitu dengan uji Mann Whitney.

Perbedaan cardiovascular load antara respoden dari kota dengan responden


dari desa

Tabel 9. Perbedaan cardiovascular load antara respoden dari kota dengan


responden dari desa
Variabel Mean p Keputusan
CL % responden kota 17.02
0,283 Ho diterima
CL % responden desa 19.31
7

Tabel 9 diketahui hasil nilai-rata %CVL responden kota sebesar 17,02%


sedangkan pada nilai rata-rata %CVL responden desa sebesar 19,31%.
Berdasarkan hasil analisis uji komparatif dengan uji Mann Whitney diperoleh nilai
p = 0,283. Nilai p >0,05 maka keputusan yang diambil adalah Ho diterima yang
artinya tidak ada perbedaan yang bermakna pada cardiovascular load antara
lansia dari kota dengan responden dari desa.
akan menumpuk. Berdasarkan hasil
Pembahasan penelitian ini bahwa jenis kelamin
Berdasarakan hasil penelitian ternyata tidak mempengaruhi pada
responden terbanyak berdasarkan cardiovascular load, hal ini dilihat
jenis kelamin responden dari kota dari nilai uji pengaruh dengan nilai p
lebih banyak perempuan (73,3%) =0,977. Tidak adanya pengaruh dari
sedangkan persentase responden dari faktor jenis kelamin adalah bahwa
desa jumlah laki-laki dan perempuan terdapat dari data yang menunjukkan
sama yaitu masing-masing 50%. nilai CL kurang dari 30% menyebar
Perbedaan responden laki-laki maupun pada responden laki-laki maupun
perempuan pada penelitian ini lebih perempuan, oleh Karena itu jenis
disebabkan adanya cara teknik kelamin dalam penelitian ini bukan
sampling yang diambil dengan kriteria merupakan faktor risiko peningkatan
sampel yang ada. Darmodjo (2008) cardiovascular load.
yang menyatakan bahwa proses menua Berdasarkan hasil penelitian,
(aging process) adalah proses alami usia responden dari kota banyak pada
yang disertai adanya penurunan rentang 60-74 tahun sementara
kondisi fisik, psikologis maupun sosial responden dari desa banyak pada
yang saling berinteraksi satu sama rentang 75-90 tahun. Perbedaan
lain. Keadaan itu cenderung berpotensi jumlah respoden berdasarka rentang
menimbulkan masalah kesehatan usia adalah kesanggupan responden
secara seperti penyakit kardiovaskular. untuk dilakukan penilaian
Menurut Price dan Wilson cardiovascular load, termasuk
(2006) pada laki-laki tekanan darah pengukuran berat badan, tinggi badan,
tampak mulai naik antara usia 35 tekanan darah. Menurut Potter dan
tahun dan 50 tahun, sedangkan pada Perry (2006) Usia adalah suatu faktor
wanita biasanya belum naik sampai risiko utama penyakit jantung
setelah menopause. Wanita jika tidak koroner. Perkembangan aterosklerosis
memiliki faktor risiko lainnya seperti meningkat secara bermakna pada usia
diabetes, kemungkinan terkena 65 tahun atau lebih, tanpa
serangan jantung pada wanita memperhatikan jenis kelamin maupun
meningkat. Kenaikan tekanan darah etnis. Meskipun aterosklerosis dan
pada wanita dan pria selama insidens angina stabil (yang hanya
menopause berhubungan dengan disebabkan oleh ateroklerosis saja)
penurunan hormon seks, dan kenaikan tidak tampak meningkat sesudah usia
kadar kolesterol. Hormon seks 65 tahun, namun sebagian besar
testoteron, estrogen, dan progesteron serangan jantung onset baru
dibuat dari kolesterol. Bila tubuh (aterosklerosis disertai trombosis)
berhenti memproduksi untuk membuat timbul sesudah usia 65 tahun,
hormon seks, tentu saja kolesterol khususnya pada wanita, dan angka
8

mortalitas PJK meningkat hampir Tarwaka (2010) Bahwa semakin berat


secara eksponensial dengan usia pada beban kerja maka akan semakin
usia lanjut. banyak energi dan nutrisi yang
Namun pada data penelitian ini diperlukan atau dikonsumsi, sehingga
diketahui bahwa nilai cardiovascular kondisi fisik pekerja menurun dan
load terendah sebesar 4,44% adalah kebutuhan akan oksigen meningkat.
responden dari kota dengan usia 62 Ketika pekerja melakukan aktivitas
tahun sedangkan cardiovascular load dengan beban kerja yang berat,
terendah sebesar 34,04% juga terjadi jantung dirangsang sehingga kecepatan
pada responden usia 62 tahun. Pada denyut jantung dan kekuatan
bagian lain terdapat data bahwa pemompaannya menjadi meningkat.
responden usia tertua yaitu 80 tahun Jika kekurangan suplai oksigen ke otot
ternyata mempunyai cardiovascular jantung menyebabkan dada sakit
load 11,58%. (Soeharto, 2007). Jika terus menerus
Berdasarkan hasil penelitian kekurangan oksigen, maka akan terjadi
diketahui bahwa mayoritas responden akumulasi yang selanjutnya
masih berpendidikan rendah yaitu metabolisme anaerobik dimana akan
tidak lulus SD dan tamat SD. Dengan menghasilkan asam laktat yang
rendahnya tingkat pendidikan mempercepat kelelahan (Santoso,
responden secara tidak langsung dapat 20046).
mempengaruhi pengetahuan dan Denyut nadi akan berubah
perilaku dalam hidup sehat untuk seirama dengan perubahan
menghindari risiko mengalami sakit pembebanan. Berat ringannya beban
masalah kardiovascular. Menurut kerja yang diterima oleh seorang
Notoadmojo (2010) bahwa tingkat tenaga kerja dapat digunakan untuk
pengetahuan seseorang dapat menentukan berapa lama seorang
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. tenaga kerja dapat melakukan aktivitas
Semakin tinggi pendidikan seseorang pekerjaanya sesuai dengan
maka akan meningkatkan pengetahuan kemampuan dan atau kapasitas
dan sikap serta berdampak pada kerjanya bersangkutan. Penanganan
perilakunya, termasuk berperilaku bahan secara manual, termasuk
hidup sehat. Berkaitan dengan hasil mengangkat beban, apabila tidak
penelitian ini menunjukkan bahwa dilakukan secara ergonomis akan lebih
nilai cardiovascular load dibawah cepat menimbulkan kelelahan otot
30% menyebar di semua responden pada bagian tubuh tertentu.
pada berbagai tingkat pendidikan baik Berdasarkan hasil penelitian
dari responden dari kota maupun diketahui responden dari kota maupun
respoden dari desa. desa banyak dalam IMT normal. IMT
Berdasarkan hasil penelitian digunakan sebagai indicator status gizi
diketahui 100 responden dari kota seseorang (Almaister, 2005) Menurut
tidak bekerja, sedangkan responden Stellman dalam Astono (2007), status
dari desa teradapat 36,7% bekerja gizi sangat berpengaruh terhadap
sebagai petani. Dengan aktivitas fisik kelelahan yang terjadi. Pekerja dengan
yang masih dijalani, maka dapat status gizi yang baik akan memiliki
mempengaruhi cardiovascular load. mekanisme pemulihan dari kelelahan
Menurut Astrand dan Rodahl dalam kerja yang lebih baik. Dengan
9

pemulihan yang lebih baik akan sisa metabolisme yang menjadi


memiliki mengurangi efek kumulatif penyebab kelelahan.
dari kelelahan sehingga kemungkinan Pada tenaga kerja yang
kelelahan yang terjadi akan semakin mengalami tekana darah tinggi akan
rendah. Selain itu pengaturan pola menyebabkan kerja jantung menjadi
makan dan pengaturan berat badan lebih kuat sehingga jantung membesar.
berpengaruh terhadap kapasitas kerja Pada saat jantung tidak mampu
sesorang.. berdasarkan hasil penelitian mendorong darah beredar ke seluruh
bahwa tidak terdapat perbedaan tubuh dan sebagian akan menumpuk
responden kota maupun dari desa pada jaringan seperti tungkai dan paru.
mengenai status gizi dengan nilai OR Selanjutnya terjadi sesak napas bila
sebesar 0,400. ada pergerakan sedikit karena tidak
Berdasarkan hasil penelitian tercukupi kebutuhan oksigennya
diketahui bahwa lebih dari 70% akibatnya pertukaran darah terhambat.
reponden mempunyai tekanan darah Pada tungkai terjadi penumpukan sisa
normal. Tekanan darah normal untuk metabolisme yang menyebabkan
golongan lansia adalah tekanan darah kelelahan. Berdasarkan hasil
sistolik 140 mgHg, sedangkan 30% penelitian menunjukkan tempat
responden mengalami tekanan darah tinggal respoden dari kota dengan
tinggi atau masuk dalam kategori yang tinggal di desa merupakan bukan
hipertensi. Tekanan darah tinggi faktor risiko terhadap peningkatan
menyebabkan tekanan pada jantung tekanan darah.
dan sirkulasi meningkat.Tekanan Berdasarkan hasil penelitian
darah tinggi pada pembuluh nadi akan diketahui nilai rata-rata cardiovascular
merusak dinding pembuluh nadi dan load responden kota adalah 17,02 %
merangsang timbulnya ateroma. sedangkan pada ponden desa rata-rata
Jantung juga harus bekerja lebih keras nilai cardiovascular load sebesar
untuk memompa darah yang 19,31%. Nilai %CLV responden desa
bertekanan tinggi tanpa suplay oksigen lebih tinggi dari responden kota dapat
yang memcukupi sebagai akibatnya terjadi karena gaya hidup responden.
terjadi hipertrofi ventrikel, terjadi berdasarkan hasil penelitian tempat
dilatasi dan payah jantung dengan tinggal responden kota bahwa gaya
semakin terancam oleh semakin hidup seperti mudahnya fasilitas
parahnya aterosklerosis koroner (Price, transportasi dapat menjadikan
2006). responden menggunakan fasilitas yang
Pada penderita tekanan darah ada seperti naik kendaraan bermotor
rendah kerja jantung untuk memompa untuk suatu keperluan tertentu
darah ke bagian tubuh yang meskipun dalam posisi membonceng.
membutuhkan kurang maksimal dan Dengan kondisi yang demikian
lambat sehinggakebutuhan oksigennya menjadikan responden jarang
tidak terpenuhi, akibatnya proses kerja melakukan aktivitas fisik seperti olah
yang membutuhkan oksigen raga ringan. Meskipun responden
terhambat. Pada penderita penyakit sudah masuk dalam lanjut usia namun
paru-paru pertukaran O2 dan CO2 setidaknya aktivitas sehari-hari dapat
terganggu sehingga banyak tertimbun meningkatkan kinerja jantung dengan
10

baik, yang pada akhirnya dapat dipengaruhi stress otot. Saat


mempengaruhi cardiovascular load. seseorang melakukan kerja fisik
Berbeda halnya dengan diperlukan gaya otot, dan aktivitas
responden dari desa yang masih otot ini memerlukan energi dimana
banyak melakukan aktivitas sehari-hari suplai energi memberi beban kepada
dengan berjalan kaki, seperti pergi ke sistem pernafasan dan sistem
warung, ke sawah, ataupun ke tempat kardiovaskular. Sistem pernafasan
lain yang tidak menggunakan fasilitas dibebani oleh kerja fisik karena
transportasi seperti pada responden adanya peningkatan untuk mensuplai
dari kota. Dengan aktivitas ini maka kebutuhan oksigen pada otot yang
akan meningkatkan kinerja jantung melakukan pekerjaan. Sedangkan
dan mempengaruhi cardiovascular pembebanan pada sistem
load. Hal yang sama ditinjau dari kardiovaskular dikarenakan jantung
aktivitas kerja, dimana semua harus memompa lebih cepat untuk
responden dari kota sudah tidak memberikan oksigen pada otot yang
bekerja, sedangkan responden dari terlibat melalui pembuluh darah.
desa ada yang bekerja sebagai petani. Kesimpulannya bahwa saat
Perbedaan aktivitas ini menjadikan tubuh melakukan kerja fisik akan
adanya perbedaaan nilai terjadi perubahan pada kecepatan
cardiovascular load. Akan tetapi hasil denyut jantung dan konsumsi
analisis uji beda rata-rata dari kedua oksigen. Pada saat seseorang mulai
kelompok responden diketahui tidak bekerja, denyut jantung dan tingkat
ada perbedaan yang bermakna dalam konsumsi oksigen meningkat sampai
cardiovascular load. memenuhi kebutuhan. Peningkatan
Penilaian cardiovascular load ini tidak terjadi tiba-tiba, sehingga
dengan perbandingan antara kebutuhan ini akan dipenuhi terlebih
peningkatan denyut nadi kerja dengan dahulu oleh energi yang tersimpan
denyut nadi maksimum. Seseorang di otot. Dengan cara yang sama,
yang mempunyai tingkat kebugaran ketika seseorang berhenti ventilation
yang baik maka diharapkan semakin inhalation exhalation bekerja,
makin rendah denyut nadi kerjanya, kecepatan denyut jantung dan
oleh karena pada orang yang makin konsumsi oksigen akan menurun
bugar beban kerja yang sama akan secara perlahan-lahan sampai kondisi
memberikan intensitas kerja yang normal.
relatif lebih rendah (ringan) dan Untuk melakukan penilaian
peningkatan denyut nadinya juga lebih beban fisik dalam bekerja engan
rendah, sebaliknya peningkatan denyut metode fisiologi maka pengukuran
nadi akan memberikan dampak yang harus dimulai sebelum pekerja
kurang baik untuk kesehatan lansia melakukan pekerjaannya.
tersebut. Hal tersebut akan Pengukuran terus dilakukan selama
mengakibatkan meningkatnya beban waktu bekerja sampai sebelum
kerja dari sistem kardiovaskular dan variable – variable fisiologi kembali
memicu terjadinya tekanan darah ke level awal. Selain mengukur
tinggi ( Giriwijoyo, 2012). secara langsung dengan mengetahui
Fisiologi kerja adalah studi tingkat konsumsi oksigen, dapat
tentang fungsi organ manusia yang juga dilakukan pengukuran secara
11

tidak langsung yaitu dengan Darmodjo, B dan Hadi, M. 2008.


mengukur kecepatan denyut jantung Geriatri (Ilmu Kesehatan
seseorang. Kecepatan denyut jantung Usia Lanjut), Jakarta: Balai
akan meningkat saat seseorang Penerbit FKUI
bekerja, karena jantung harus
memompa lebih cepat untuk Efendi F dan Makhfudli. 2009.
memberikan oksigen pada otot yang Keperawatan Kesehatan
terlibat melalui pembuluh darah Komunitas Teori dan Praktik
(Santoso, 2010). Hasil penelitian ini dalam Keperawatan. Jakarta:
berbeda dengan penelitian Hima Salemba Medika.
(2011) yang menyebutkan adanya
perbedaan cardiovascular load (CVL) Giriwijoyo, S. 2012. Ilmu Faal
dari beban kerja operator mesin pada Olahraga (Fisiologi
departemen log and veeeneer Olahraga). Bandung: PT
preparation di PT. XYZ. Remaja Rosdakarya

Kesimpulan Hima AF dan Umami MK. 2011.


Kesimpulan dari hasil analisa Evaluasi Beban Kerja
dan perhitungan uji statistik, dapat Operator Mesin pada
disimpulkan tidak terdapat perbedaan Departemen Log amd
gambaran cardiovascular load pada Veeneer Preparation di
lansia di daerah pedesaan dan PT.XYZ. Madura. Vol 6.
perkotaan.
Notoadmojo, 2010. Promosi
Saran Kesehatan Teori dan
Diharapkan peneliti lain untuk Aplikasi. Jakarta : Rineka
memilih variabel yang dapat Cipta
mempengaruhi cardiovascular load
seperti sampel yang mempunyai Potter, PA. Dan Perry AG. (2006).
aktivitas yang sama, jam kerja atau Fundamental Keperawatan
lama bekerja sehingga diharapkan Buku I Ed. 7. Jakarta :
mempunyai hasil yang lebih variatif. Salemba Medika

DAFTAR PUSTAKA Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson.


Almatsier, S. 2005. Prinsip-prinsip 2006. Patofisiologi, Konsep
Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Klinis Proses-proses
Pustaka Utama. Jogjakarta Penyakit. Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Astono (2007), Terapi Oksigen: Ilmu
Penyakit Paru. Bagian Santoso, 2010). Buku ajar gangguan
Pulmonologi dan Kedokteran sistem kardiovaskuler.
Respirasi. Jakarta FKU Yogyakarta : Muha Medika

You might also like