You are on page 1of 34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data
Dari hasil pengujian pengaruh penggunaan koil dan busi racing dengan
dengan variasi bahan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax
plus (pertamax 95) terhadap unjuk kerja pada mobil Suzuki Vitara Tipe JLX
Tahun 1994, untuk unjuk kerja mobil sendiri dibagi menjadi dua, yaitu; Torsi dan
daya, konsumsi bahan bakar /50ml. Data torsi dan daya dari pengujian pengaruh
penggunaan koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, pertalite,
pertamax 92 dan pertamax plus diperoleh dalam bentuk angka dengan
menggunakan alat mainline dynoLog. Data Konsumsi bahan bakar pada pengujian
pengaruh penggunaan koil dan busi racing dengan dengan variasi bahan bahan
bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus diperoleh dari pengujian
diam (dalam keadaan tidak bergerak).
1. Data Hasil Konsumsi Bahan Bakar.
Data konsumsi bahan bakar kerja pada mobil Suzuki Vitara Tipe JLX
Tahun 1994 diperoleh dengan cara pengujian diam yang berarti mobil dalam
keadaan tidak bergerak, dengan bahan bakar sebanyak 50 ml kemudian bahan
bakar akan habis dalam berapa detik. Kendaraan mendapat perlakuan variasi
putaran mesin rendah (800 rpm), sedang (3000 rpm) dan tinggi (4000 rpm).
Diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi standar dengan
bahan bakar premium

Pengujian ke (detik)
Bahan Putaran 1 2 3 4 Rata- Konsumsi
Bakar Mesin rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Premium 800 Rpm 221 223 223 223 222,5 0,224 ml/dtk
3000 41 41 42 41 41,25 1,21 ml/dtk
Rpm
4000 29 29 30 28 29 1,72 ml/dtk
Rpm

Pada tabel 4.1 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar menggunakan bahan bakar
premium, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar 0,224
ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,21 ml/dtk, untuk putaran
mesin 4000 Rpm sebesar 1,72 ml/dtk.
Tabel 4.2 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi standar dengan
bahan bakar pertalite.

Bahan Putaran Pengujian ke (detik) Rata- Konsumsi


Bakar Mesin 1 2 3 4 rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Pertalite 800 Rpm 232 231 234 232 232,5 0,215 ml/dtk
3000 Rpm 45 45 44 45 44,75 1,11 ml/dtk
4000 Rpm 34 34 34 33 33,75 1,49 ml/dtk

Pada tabel 4.2 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar menggunakan bahan bakar
pertalite, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar 0,215
ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,11 ml/dtk, untuk putaran
mesin 4000 Rpm sebesar 1,49 ml/dtk.
Tabel 4.3 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi standar dengan
bahan bakar pertamax 92.

Pengujian ke (detik)
Bahan Putaran 1 2 3 4 Rata- Konsumsi
Bakar Mesin rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Pertamax 800 Rpm 257 257 258 258 257,5 0,194 ml/dtk
92
3000 47 47 47 46 46,75 1,06 ml/dtk
Rpm
4000 34 34 35 35 34,5 1,44 ml/dtk
Rpm

Pada tabel 4.3 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar menggunakan bahan bakar
pertamax 92, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar
0,194 ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,06 ml/dtk, untuk
putaran mesin 4000 Rpm sebesar 1,44 ml/dtk.
Tabel 4.4 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi standar dengan
bahan bakar pertamax plus

Bahan Putaran Pengujian ke (detik) Rata- Konsumsi


Bakar Mesin 1 2 3 4 rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Pertamax 800 Rpm 267 269 267 266 267,25 0,187 ml/dtk
plus
3000 48 48 49 47 48 1,04 ml/dtk
Rpm
4000 35 35 34 35 34,75 1,43 ml/dtk
Rpm

Pada tabel 4.4 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar menggunakan bahan bakar
pertamax plus, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar
0,187 ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,04 ml/dtk, untuk
putaran mesin 4000 Rpm sebesar 1,43 ml/dtk.
Dari tabel yang sudah tersedia dapat digambarkan dengan grafik
perbandingan. Berikut merupakan grafik perbandingan rata-rata konsumsi
bahan bakar dengan menggunakan koil dan busi standar dengan bahan bakar
premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus pada putaran rendah 800
Rpm.

Gambar 4.1 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada putaran


mesin 800 Rpm

Pada gambar 4.1 Menunjukkan perbandingan rata-rata konsumsi bahan


bakar dari semua hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus
pada putaran 800 Rpm memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar yang paling
sedikit, yaitu 0,187 ml/dtk selisih 0,028 ml/dtk dari penggunaan bahan bakar
premium sebagai rata-rata konsumsi bahan bakar standar.
Berikut merupakan grafik konsumsi bahan bakar dengan menggunakan
koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus pada putaran sedang 3000 Rpm.
Gambar 4.2 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada putaran
mesin 3000 Rpm

Pada gambar 4.2 Menunjukkan perbandingan rata-rata konsumsi bahan


bakar dari semua hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus
pada putaran mesin 3000 Rpm. Penggunaan bahan bakar pertamax plus
beroktan memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar yang paling sedikit, yaitu
1,04 ml/dtk selisih 0,17 ml/dtk dari penggunaan bahan bakar premium sebagai
rata-rata konsumsi bahan bakar standar.
Berikut merupakan grafik konsumsi bahan bakar dengan menggunakan
koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus pada putaran tinggi 4000 Rpm.

Gambar 4.3 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada putaran


mesin 4000 Rpm

Pada gambar 4.3 Menunjukkan perbandingan rata-rata konsumsi bahan


bakar dari semua hasil pengujian penggunaan koil dan busi standar
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus
pada putaran mesin 4000 Rpm. Penggunaan bahan bakar pertamax plus
memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar yang paling hemat, yaitu 1,43 ml/dtk
selisih 0,29 ml/dtk dari penggunaan bahan bakar premium sebagai rata-rata
konsumsi bahan bakar standar.
Dari penggunaan koil dan busi standar dapat dilihat bahwa penggunaan
bahan bakar pertamax plus memiliki rata rata paling sedikit (hemat) dalam
rata-rata konsumsi bahan bakar.

Tabel 4.5 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi racing dengan
bahan bakar premium

Bahan Putaran Pengujian ke (detik) Rata- Konsumsi


Bakar Mesin 1 2 3 4 rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Premium 800 Rpm 209 210 207 206 208 0,240 ml/dtk
3000 Rpm 45 44 44 44 44,25 1,12 ml/dtk
4000 Rpm 30 32 32 32 31,5 1,58 ml/dtk

Pada tabel 4.5 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing menggunakan bahan bakar
premium, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar 0,240
ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,12 ml/dtk, untuk putaran
mesin 4000 Rpm sebesar 1,58 ml/dtk.
Tabel 4.6 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi racing dengan
bahan bakar pertalite

Bahan Putaran Pengujian ke (detik) Rata- Konsumsi


Bakar Mesin 1 2 3 4 rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Pertalite 800 Rpm 226 223 224 224 224,25 0,222 ml/dtk
3000 Rpm 47 48 46 48 47,25 1,05 ml/dtk
4000 Rpm 35 36 35 35 35,25 1,41 ml/dtk
Pada tabel 4.6 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing menggunakan bahan bakar
pertalite, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar 0,222
ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,05 ml/dtk, untuk putaran
mesin 4000 Rpm sebesar 1,41 ml/dtk.

Tabel 4.7 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi racing dengan
bahan bakar pertamax 92

Bahan Putaran Pengujian ke (detik) Rata- Konsumsi


Bakar Mesin 1 2 3 4 rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Pertamax 800 Rpm 244 246 244 245 244,75 0,204 ml/dtk
92
3000 49 49 48 50 49 1,02 ml/dtk
Rpm
4000 37 36 37 37 36,75 1,36 ml/dtk
Rpm

Pada tabel 4.7 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing menggunakan bahan bakar
pertamax 92, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar
0,204 ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 1,02 ml/dtk, untuk
putaran mesin 4000 Rpm sebesar 1,36 ml/dtk.
Tabel 4.8 Data konsumsi bahan bakar menggunakan koil dan busi racing dengan
bahan bakar pertamax plus

Pengujian ke (detik)
Bahan Putaran 1 2 3 4 Rata- Konsumsi
Bakar Mesin rata rata-rata
(detik) (ml/dtk)

Pertamax 800 Rpm 257 255 256 256 256 0,194 ml/dtk
plus
3000 Rpm 51 52 52 52 51,75 0,96 ml/dtk
4000 Rpm 38 39 37 38 38 1,31 ml/dtk

Pada tabel 4.8 Dapat diketahui rata-rata konsumsi bahan bakar dari
hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing menggunakan bahan bakar
pertamax plus, yaitu konsumsi rata-rata pada putaran mesin 800 Rpm sebesar
0,0,194 ml/dtk, untuk putaran mesin 3000 Rpm sebesar 0,96 ml/dtk, untuk
putaran mesin 4000 Rpm sebesar 1,31 ml/dtk.
Dari tabel yang sudah tersedia dapat digambar kan dengan grafik
perbandingan. Berikut merupakan grafik perbandingan rata-rata konsumsi
bahan bakar dengan menggunakan koil dan busi racing dengan bahan bakar
premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus pada putaran rendah 800
Rpm.

Gambar 4.4 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada putaran


mesin 800 Rpm

Pada gambar 4.4 Menunjukkan perbandingan rata-rata konsumsi bahan


bakar dari semua hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus
pada putaran mesin 800 Rpm. Penggunaan bahan bakar pertamax plus
memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar yang paling sedikit, yaitu 0,194
ml/dtk selisih 0,03 ml/dtk dari penggunaan bahan bakar premium dengan koil
dan busi standar sebagai rata-rata konsumsi bahan bakar standar.
Berikut merupakan grafik konsumsi bahan bakar dengan menggunakan
koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus pada putaran sedang 3000 Rpm.

Gambar 4.5 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada putaran


mesin 3000 Rpm

Pada gambar 4.5 Menunjukkan perbandingan rata-rata konsumsi bahan


bakar dari semua hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus
pada putaran mesin 800 Rpm. Penggunaan bahan bakar pertamax plus
memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar yang paling sedikit, yaitu 0,96 ml/dtk
selisih 0,25 ml/dtk dari penggunaan bahan bakar premium dengan koil dan busi
standar sebagai rata-rata konsumsi bahan bakar standar.
Berikut merupakan grafik konsumsi bahan bakar dengan menggunakan
koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus pada putaran tinggi 4000 Rpm.
Gambar 4.6 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada putaran
mesin 4000 Rpm

Pada gambar 4.6 Menunjukkan perbandingan rata-rata konsumsi bahan


bakar dari semua hasil pengujian penggunaan koil dan busi racing
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92 dan pertamax plus
pada putaran mesin 4000 Rpm. Penggunaan bahan bakar pertamax plus
memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar yang paling sedikit, yaitu 1,31 ml/dtk
selisih 0,41 ml/dtk dari penggunaan bahan bakar premium dengan koil dan busi
standar sebagai rata-rata konsumsi bahan bakar standar.
Dari data diatas Penggunaan bahan bakar pertamax plus, lebih hemat dalam
konsumsi bahan bakar.
Dari data yang didapat pada tabel diatas, dapat digambarkan
perbandingan penggunaan koil dan busi racing dengan koil dan busi standar.
Berikut merupakan grafik perbandingan konsumsi bahan bakar dari
penggunaan koil dan busi standar dan koil dan busi racing pada putaran mesin
rendah 800 Rpm.
Gambar 4.7 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar menggunakan
koil dan busi standar dengan koil dan busi racing pada
putaran mesin 800 Rpm.

Pada gambar 4.7 dapat diketahui bahwa penggunaan koil dan busi
standar pada putaran rendah yaitu 800 Rpm lebih hemat rata-rata konsumsi
bahan bakar dibanding dengan penggunaan koil dan busi racing. Rata-rata
konsumsi bahan bakar dengan koil standar dan busi standar dengan
menggunakan premium 0,224 ml/dtk, pertalite 0,215 ml/dtk, pertamax 92
0,194 ml/dtk dan pertamax plus 0,187 ml/dtk. Sedangkan rata-rata konsumsi
bahan bakar dengan koil dan busi racing dengan menggunakan premium 0,240
ml/dtk, pertalite 0,222 ml/dtk, pertamax 92 0,204 ml/dtk dan pertamax plus
0,194 ml/dtk.
Berikut merupakan grafik perbandingan konsumsi bahan bakar dari
penggunaan koil dan busi standar dan koil dan busi racing pada putaran mesin
sedang 3000 Rpm
Gambar 4.8 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar menggunakan
koil dan busi standar dengan koil dan busi racing pada
putaran mesin 3000 Rpm.

Pada gambar 4.8 dapat diketahui bahwa penggunaan koil dan busi
racing pada putaran sedang yaitu 3000 Rpm lebih hemat rata-rata konsumsi
bahan bakar dibanding dengan penggunaan koil dan busi standar. Rata-rata
konsumsi bahan bakar dengan koil standar dan busi standar dengan
menggunakan premium 1,21 ml/dtk, pertalite 1,11 ml/dtk, pertamax 92 1,06
ml/dtk dan pertamax plus 1,04 ml/dtk. Sedangkan rata-rata konsumsi bahan
bakar dengan koil dan busi racing dengan menggunakan premium 1,12 ml/dtk,
pertalite 1,05 ml/dtk, pertamax 92 1,02 ml/dtk dan pertamax plus 0,96 ml/dtk.
Berikut merupakan grafik perbandingan konsumsi bahan bakar dari
penggunaan koil dan busi standar dan koil dan busi racing pada putaran mesin
tinggi 4000 Rpm.
Gambar 4.9 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar menggunakan
koil dan busi standar dengan koil dan busi racing pada
putaran mesin 4000 Rpm.

Pada gambar 4.9 dapat diketahui bahwa penggunaan koil dan busi
racing pada putaran tinggi yaitu 4000 Rpm lebih hemat rata-rata konsumsi
bahan bakar dibanding dengan penggunaan koil dan busi standar. Rata-rata
konsumsi bahan bakar dengan koil standar dan busi standar dengan
menggunakan premium 1,72 ml/dtk, pertalite 1,49 ml/dtk, pertamax 92 1,44
ml/dtk dan pertamax plus 1,43 ml/dtk. Sedangkan rata-rata konsumsi bahan
bakar dengan koil dan busi racing dengan menggunakan premium 1,58 ml/dtk,
pertalite 1,41 ml/dtk, pertamax 92 1,36 ml/dtk dan pertamax plus 1,31 ml/dtk.
Berikut merupakan grafik perbandingan konsumsi bahan bakar dari
semua perlakuan putaran mesin penggunaan koil dan busi dengan
menggunakan bahan bakar premium, pertalite, pertamax dan pertamax plus.

Gambar 4.10 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar gabungan dari


semua variasi putaran mesin menggunakan koil dan busi
standar dan racing dengan menggunakan bahan bakar
premium, pertalite, pertamax dan pertamax plus.

Dari data yang sudah digambarkan dapat diketahui bahwa penggunaan


koil dan busi standar lebih irit pada saat Rpm 800 atau stasioner sedangkan
konsumsi bahan bakar pada Rpm 3000 dan 4000 penggunaan koil dan busi
racing lebih irit. Penggunaan bahan bakar pertamax plus dibandingkan dengan
premium, pertalite dan pertamax merupakan bahan bakar yang paling rendah
konsumsinya atau paling irit.
2. Data Hasil Torsi dan Daya
Dari hasil pengujian pengaruh penggunaan koil dan busi racing dengan
dengan variasi bahan bahan bakar premium, pertalite, pertamax dan pertamax
plus terhadap Torsi dan daya pada mobil Suzuki Vitara Tipe JLX Tahun 1994,
dengan menggunakan alat Mainline DynoLog diperoleh data pada poros roda
dan daya pada poros roda. Data diambil dari torsi dan daya tertinggi pada
putaran mesin 4000-4200, 4200-4600, 4600-4900, 4900-5200, 5200-5400,
5400-5800, 5800-6200, 6200-6400, 6400-6600 Rpm. Diambil rata-rata dari 3
kali pengujian dan didapatkan rata-rata torsi dan daya. Disajikan dalam bentuk
tabel dan dijelaskan dalam bentuk grafik.
a. Data Hasil Pengujian Torsi.
Tabel 4.9. Hasil pengujian torsi dari penggunaan koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92
dan pertamax plus.
TORSI N.M

BB Pertamax92

PertamaxPlus
BB Premium

BB Pertalite
Rata – rata

Rata – rata
Rata - rata

Rata - rata

BB
NO RPM 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 4000 - 4200 59 88 89 78,6 86 89 98 90,9 93 91 92 91,8 93 91 94 92,7
2 4200 - 4600 65 83 84 77,1 84 85 86 84,8 85 86 86 85,9 87 87 87 87,2
3 4600 - 4900 71 77 80 76,1 78 80 81 79,5 80 80 80 79,9 81 82 82 81,8
4 4900 - 5200 69 69 71 69,7 71 72 72 71,8 73 72 74 72,8 76 75 75 75,2
5 5200 - 5400 59 61 66 62,1 63 63 66 64,0 64 65 66 65,0 68 68 67 67,7
6 5400 - 5800 50 53 57 53,3 56 56 57 56,4 57 57 58 57,4 59 60 60 59,4
7 5800 - 6200 44 45 48 45,9 47 49 50 48,8 50 50 50 49,8 60 52 52 54,7
8 6200 - 6400 34 37 39 37,0 40 41 42 40,8 41 42 43 41,9 42 45 43 43,3
9 6400 - 6600 - 32 32
Dari data yang sudah dituliskan pada tabel 4.9, yaitu hasil pengukuran
torsi menggunakan koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite,
pertamax 92 dan pertamax plus, dapat digambarkan ke dalam beberapa grafik.
Grafik 4.11 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan
busi standar dengan bahan bakar premium.

Gambar 4.11 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Premium

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, diperoleh hasil rata rata torsi
tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 78,6 N.m. Hasil
rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm yaitu
sebesar 37,0 N.m.
Grafik 4.12 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan
busi standar dengan bahan bakar pertalite.
Gambar 4.12 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Pertalite.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar pertalite, diperoleh hasil rata rata torsi
tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 90,9 N.m. Hasil
rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm yaitu
sebesar 40,8 N.m.
Grafik 4.13 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan
busi standar dengan bahan bakar pertamax 92.

Gambar 4.13 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Pertamax 92.
Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan
koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax 92, diperoleh hasil rata rata
torsi tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 91 N.m.
Hasil rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm
yaitu sebesar 41,9 N.m.
Grafik 4.14 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan
koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.14 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Pertamax plus.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax plus, diperoleh hasil rata rata
torsi tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 92,7 N.m.
Hasil rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm
yaitu sebesar 43,3 N.m.
Grafik 4.15 merupakan grafik hubungan rata-rata torsi pada penggunaan koil dan
busi standar dengan semua bahan bakar yaitu premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus.
Gambar 4.15 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
semua perlakuan bahan bakar.

Dari grafik yang tersedia dapat terlihat bahwa penggunaan pertamax plus
mempunyai rata-rata torsi yang paling tinggi sedangkan bahan bakar premium
mempunyai rata-rata torsi terendah. Rata-rata torsi tertinggi didapat dari bahan
bakar pertamax plus pada putaran mesin antara 4000-4200 RPM yaitu sebesar
92,7 N.m dan rata rata torsi terendah didapat dari bahan bakar premium pada
putaran mesin antara 6200-6400 RPM yaitu sebesar 37,0 N.m.
Tabel 4.10.Hasil pengujian torsi dari penggunaan koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92
dan pertamax plus.
TORSI N.M

BB PertamaxPlus
BB Pertamax92
BB Premium

BB Pertalite
Rata - rata

Rata - rata

Rata - rata

Rata - rata
NO RPM 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 4000 - 4200 89 94 94 92,6 95 96 95,0 95,3 94 95 98 95,6 96 95 96 95,8
2 4200 - 4600 84 87 88 86,7 89 89,0 90 89,2 89 90 91 89,7 90 91 91 90,6
3 4600 - 4900 80 80 83 80,6 83 83 80 81,8 82 85 85 84,0 85,0 87 86,6 86,0
4 4900 - 5200 73 73 77 74,5 77 77 78 77,4 78 78,2 78 78,2 79 79 80,0 79,4
5 5200 - 5400 60 67 68,0 65,2 69 69 71 69,5 69 70 70,0 69,7 70 71 72,5 71,1
6 5400 - 5800 59 58 60 59,1 61 61 63 61,6 61 61,0 60,0 60,8 63 62 64,0 63,1
7 5800 - 6200 48 50,0 52 50,0 53,0 54 55 54,1 53 54 55 54,0 54 55 56,2 55,1
8 6200 - 6400 - 73 45 39,3 44 45 47 45,4 45 47 46 45,8 45 47 47,5 46,7
9 6400 - 6600 - - 34 34,4 35 36 36 36 35 36 37 36 37 38 37 37
Dari data yang sudah dituliskan pada tabel 4.10, yaitu hasil pengukuran
torsi menggunakan koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, pertalite,
pertamax 92 dan pertamax plus, dapat digambarkan dalam beberapa grafik. Grafik
4.16 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan busi
racing dengan bahan bakar premium.

Gambar 4.16 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Premium.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan


koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, diperoleh hasil rata rata torsi
tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 92,6 N.m. Hasil
rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6600 Rpm yaitu
sebesar 34,4 N.m.
Grafik 4.17 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan
busi racing dengan bahan bakar pertalite.
Gambar 4.17 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Pertalite.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan


koil dan busi Racing dengan bahan bakar pertalite, diperoleh hasil rata rata torsi
tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 95,3 N.m. Hasil
rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6600 Rpm yaitu
sebesar 35,7 N.m.
Grafik 4.18 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan
busi racing dengan bahan bakar pertamax 92.

Gabar 4.18 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Pertamax 92.
Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan
koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax 92, diperoleh hasil rata rata
torsi tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 95,2 N.m.
Hasil rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6400 Rpm
yaitu sebesar 36,0 N.m.
Grafik 4.19 berikut merupakan grafik hubungan torsi pada penggunaan koil dan
busi racing dengan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.19 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Pertamax plus.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata torsi dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax plus, diperoleh hasil rata rata
torsi tertinggi pada putaran mesin antara 4000-4200 Rpm yaitu sebesar 95,8 N.m.
Hasil rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6600 Rpm
yaitu sebesar 37,3 N.m.
Grafik 4.20 merupakan grafik hubungan rata-rata torsi pada penggunaan koil dan
busi racing dengan semua bahan bakar yaitu premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus.
Gambar 4.20 Grafik Rata-rata Torsi Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
semua perlakuan bahan bakar.

Dari grafik yang tersedia dapat terlihat bahwa penggunaan pertamax plus
mempunyai rata-rata torsi yang paling tinggi sedangkan bahan bakar premium
mempunyai rata-rata torsi terendah. Rata-rata torsi tertinggi didapat dari bahan
bakar pertamax plus pada putaran mesin antara 4000-4200 RPM yaitu sebesar
95,8 N.m dan rata rata torsi terendah didapat dari bahan bakar premium pada
putaran mesin antara 6400-6600 RPM yaitu sebesar 34,4 N.m.
b. Data Hasil Pengujian Daya
Tabel 4.11.Hasil pengujian daya dari penggunaan koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92
dan pertamax plus.
DAYA HP

BB Pertamax92

PertamaxPlus
BB Premium

BB Pertalite
Rata – rata

Rata – rata

Rata - rata

Rata - rata
BB
NO RPM 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 4000 - 4200 32,4 50 51 44,5 51 50 53 51,3 52 52 52 51,6 53 52 52 52,2
2 4200 - 4600 53 51 52 52,1 51 53 53 52,1 53 52 52 52,2 52 53 52 52,4
3 4600 - 4900 53 48 50 50,3 50 50 51 50,2 51 51 51 51,3 53 52 53 52,4
4 4900 - 5200 46,2 48 49 47,6 49 49 50 49,6 51 50 51 50,4 51 51 52 51,4
5 5200 - 5400 42 43 47 44 44 46 48 45,9 45 47 47 46,4 48 49 48 48,3
6 5400 - 5800 38,7 42 45 41,8 43 44 45 43,9 44 45 45 44,7 46 45 47 46,0
7 5800 - 6200 33,9 35 38 35,6 38 39 39 38,8 39 40 40 39,8 49 42 42 44,1
8 6200 - 6400 30,3 33 35 32,6 35 35 36 35,3 36 35 37 35,9 38 38 36,6 37,2
9 6400 - 6600 - - - - - - - - - - - - - - 29,8 29,8
Dari data yang sudah dituliskan pada tabel 4.11, yaitu hasil pengukuran
daya menggunakan koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite,
pertamax 92 dan pertamax plus, dapat digambarkan ke dalam beberapa grafik.
Grafik 4.21 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil dan busi
standar dengan bahan bakar premium.

Gambar 4.21 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Premium

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, diperoleh hasil rata rata daya
tertinggi pada putaran mesin antara 4200-4600 Rpm yaitu sebesar 52,1 HP. Hasil
rata-rata daya terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm yaitu
sebesar 32,6 HP.
Grafik 4.22 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil dan busi
standar dengan bahan bakar pertalite.
Gambar 4.22 Grafik Rata-rata daya Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Pertalite.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar pertalite, diperoleh hasil rata rata daya
tertinggi pada putaran mesin antara 4200-4600 Rpm yaitu sebesar 52,1 HP. Hasil
rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm yaitu
sebesar 35,3 HP.
Grafik 4.23 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil dan busi
standar dengan bahan bakar pertamax 92.

Gabar 4.23 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Pertamax 92.
Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan
koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax 92, diperoleh hasil rata rata
daya tertinggi pada putaran mesin antara 4200-4600 Rpm yaitu sebesar 52,2 HP.
Hasil rata-rata daya terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm
yaitu sebesar 35,9 HP.
Grafik 4.24 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil dan busi
standar dengan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.24 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
Bahan Bakar Pertamax plus.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan


koil dan busi standar dengan bahan bakar pertamax plus, diperoleh hasil rata rata
daya tertinggi pada putaran mesin antara 4200-4600 Rpm yaitu sebesar 52,4 HP.
Hasil rata-rata daya terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm
yaitu sebesar 37,2 HP.
Grafik 4.25 merupakan grafik hubungan rata-rata daya penggunaan koil dan busi
standar dengan semua bahan bakar yaitu premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus.
Gambar 4.25 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Standar dengan
semua perlakuan bahan bakar.

Dari grafik yang tersedia dapat terlihat bahwa penggunaan pertamax plus
mempunyai rata-rata daya yang paling tinggi sedangkan bahan bakar premium
mempunyai rata-rata daya terendah. Rata-rata daya tertinggi didapat dari bahan
bakar pertamax plus pada putaran mesin antara 4200-4600 RPM yaitu sebesar
52,4 HP dan rata rata daya terendah didapat dari bahan bakar premium pada
putaran mesin antara 6200-6400 RPM yaitu sebesar 32,6 HP.
Tabel 4.12.Hasil pengujian daya dari penggunaan koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, pertalite, pertamax 92
dan pertamax plus.
DAYA HP

PertamaxPlus
BB Premium

BB Pertalite

Pertamax92
Rata – rata

Rata – rata

Rata – rata
Rata - rata

BB
BB
NO RPM 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 4000 – 4200 52 53 52 52,3 52 52 52,6 52,4 53 53,1 52,8 52,8 52 53 54 52,9
2 4200 – 4600 51 51 52 51,4 53 53 53,6 53,1 52 53 54,2 53,2 54 54 55 54,3
3 4600 – 4900 51 51 54 52 52 54,1 52,8 53,1 54 54,6 54,8 54,4 55 56 56 55,5
4 4900 – 5200 50 49 51 50,1 51 51 52,7 51,7 52 52,6 53,2 52,5 53 54 55 53,8
5 5200 – 5400 47 47 48 47,4 49 48 50 49,1 50 49,6 52,5 50,6 50 51 53 51,5
6 5400 – 5800 45 45 37 42,3 48 47,1 46 46,9 47 47,1 47,2 47 48 48 49 48,3
7 5800 – 6200 40 40 43 41 42 43 44,8 43,3 43 43,6 45 44 44 45 45 44,6
8 6200 – 6400 37 39 38,9 37 38 40 38,4 38 40 39,3 39,2 39 40 40 39,6
9 6400 – 6600 - - 30,8 30,8 30,8 32,4 31,0 31,4 31,4 32,3 32,4 32 32,3 33,1 32,4 32,6
Dari data yang sudah dituliskan pada tabel 4.12, yaitu hasil pengukuran
daya menggunakan koil dan busi standar dengan bahan bakar premium, pertalite,
pertamax 92 dan pertamax plus, dapat digambarkan ke dalam beberapa grafik.
Grafik 4.26 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil dan busi
racing dengan bahan bakar premium.

Gambar 4.26 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Premium

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan


koil dan busi racing dengan bahan bakar premium, diperoleh hasil rata rata daya
tertinggi pada putaran mesin antara 4200-4600 Rpm yaitu sebesar 52,1 HP. Hasil
rata-rata daya terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6200-6400 Rpm yaitu
sebesar 32,6 HP.
Grafik 4.27 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil
dan busi racing dengan bahan bakar pertalite.
Gambar 4.22 Grafik Rata-rata daya Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Pertalite.
Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan
koil dan busi racing dengan bahan bakar pertalite, diperoleh hasil rata rata daya
tertinggi pada putaran mesin antara 4200-4600 Rpm yaitu sebesar 53,1 HP. Hasil
rata-rata torsi terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6600 Rpm yaitu
sebesar 31,4 HP.
Grafik 4.28 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil
dan busi racing dengan bahan bakar pertamax 92.

Gabar 4.28 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Pertamax 92.
Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan
koil dan busi racing dengan bahan bakar pertamax 92, diperoleh hasil rata rata
daya tertinggi pada putaran mesin antara 4600-4900 Rpm yaitu sebesar 54,4 HP.
Hasil rata-rata daya terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6600 Rpm
yaitu sebesar 32,0 HP.
Grafik 4.29 berikut merupakan grafik hubungan daya penggunaan koil
dan busi racing dengan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.29 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
Bahan Bakar Pertamax plus.

Berdasarkan data hasil pengujian rata-rata daya dengan menggunakan


koil dan busi racing dengan bahan bakar pertamax plus, diperoleh hasil rata rata
daya tertinggi pada putaran mesin antara 4600-4900 Rpm yaitu sebesar 55,5 HP.
Hasil rata-rata daya terendah diperoleh pada putaran mesin antara 6400-6600 Rpm
yaitu sebesar 32,6 HP.
Grafik 4.30 merupakan grafik hubungan rata-rata daya penggunaan koil dan busi
racing dengan semua bahan bakar yaitu premium, pertalite, pertamax 92 dan
pertamax plus.
Gambar 4.30 Grafik Rata-rata Daya Menggunakan Koil dan Busi Racing dengan
semua perlakuan bahan bakar.

Dari grafik yang tersedia dapat terlihat bahwa penggunaan pertamax plus
mempunyai rata-rata daya yang paling tinggi sedangkan bahan bakar premium
mempunyai rata-rata daya terendah. Rata-rata daya tertinggi didapat dari bahan
bakar pertamax plus pada putaran mesin antara 4600-4900 RPM yaitu sebesar
55,5 HP dan rata rata daya terendah didapat dari bahan bakar premium pada
putaran mesin antara 6400-6600 RPM yaitu sebesar 30,8 HP.

You might also like