You are on page 1of 2

Dika Dwi Darmawan

H0215016
Ilmu Tanah

A. Pupuk Hayati adalah nama kolektif untuk semua kelompok fungsional


mikrobia tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah,
sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru
dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk hayati
komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih
dari 100 tahun yang lalu (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006).
B. Rao dalam Lasrin (1977) mendefinisikan pupuk hayati sebagai bahan yang
mengandung sel hidup atau galur sel mikroba yang memiliki kemampuan
untuk menambat nitrogen maupun fosfat yang sukar larut. Penggunaan
pupuk ini biasanya dicampur dengan benih, tanah atau dengan kompos.
Pengertian lain dari pupuk hayati adalah bahan yang mengandung mikroba
dan bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah serta membantu
pertumbuhan tanaman melalui peningkatan aktivitas mikroba di dalam
tanah. Kemungkinan penggunaan pupuk hayati sebagai pengganti
penggunaan pupuk kimiawi di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang
mustahil di masa-masa mendatang (Supardan, 1996).
C. Perlu, karena dilihat dari peran utama pupuk hayati dalam budidaya
tanaman yaitu sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenarator),
penyubur tanah kemudian penyedia nutrisi tanaman (feeding the soil that
feed the plant) juga memiliki keunggulan dalam segi kualitas dari segi
produksi hasil budidaya tanamannya dibandingkan dengan pupuk kimiawi.
D. Sampai saat ini sistem pertanian di Indonesia masih tergolong sedikit
dalam menerapkan pupuk hayati dikarenakan para petani masih
mengecondongkan aspek kuantitas dari hasil produksi pertaniannya,
dengan begitu petani masih dominan memilih pupuk kimiawi sebagai
pupuk yang digunakan. Solusi yang dapat diberikan yaitu dengan cara
memberikan penyuluhan kepada para petani apa itu pupuk hayati, manfaat
dari pupuk hayati dan juga keunggulan pupuk hayati dibandingkan pupuk
kimiawi, dengan begitu para petani diharapkan dapat merubah mindset
bukan hanya mengecondongkan aspek kuantitas saja namun kualitas dari
hasil produksi pertaniannya juga.

You might also like