Professional Documents
Culture Documents
GFJ
GFJ
1965 sebagai suatu kondisi adanya keterlibatan beberapa variasi gejalaneurologis, pelebaran
ventrikel, dan tekanan cairan serebrospinal (CSF) normal padapemeriksaan punksi lumbal.
Penyakit ini mengarah pada kesatuan gejala klinis yangterdiri dari trias gangguan gaya berjalan,
dementia, dan inkontinensia urin, sertadilengkapi dengan temuan laboratorium adanya tekanan
cerebrospinal fluid (CSF)normal dan hasil radiologis terdapat ventrikulomegali.1,2
Normal pressure hydrocephalus (NPH) termasuk kondisi neurologis yangmemerlukan
pertimbangan banyak untuk menegakkan diagnosis, karena NPHmenunjukkan gejala serupa
dengan beberapa bentuk demensia. Beberapa gejalakunci pada NPH juga terdapat pada penyakit
neurologis lainnya, seperti pada pasienAlzheimer's disease (AD), Parkinson's disease (PD), dan
dementia vascular.Faktanya, gangguan ini diperkirakan terdapat 375.000 orang di Amerika
yangmenderita NPH salah didiagnosis dengan demensia atau Parkinson's.
2,3
Normal pressure hydrocephalus terjadi jika aliran CSF normal yang melaluisepanjang otak dan
spinal tersumbat atau terblok. Kondisi ini menyebabkanpelebaran ventrikel. NPH dapat terjadi
pada semua usia, tetapi umumnya terjadi padapopulasi usia tua. Kebanyakan faktor penyebab
NPH tidak tidak diketahui secarapasti. Apabila NPH terjadi akibat sekunder dari perjalanan
penyakit lain, termasuk subarachnoid hemorrhagic, trauma kepala, infark cerebri, meningitis atau
komplikasipembedahan, gejala ini disebut NPH sekunder.Sedangkan NPH pada
pasien yangtidak didahului penyebab tertentu disebut NPH primer atau idiopathic NPH(INPH).
3,4
Gejala NPH mencakup penurunan status mental dan demensia, permasalahangaya berjalan,
penurunan fungsi kontrol kandung kemih hingga keluhan frekuensiurin atau inkontinensia.
Pasien juga mengalami pergerakan lambat secara umum ataumengeluhkan kakinya terasa kaki
seperti tongkat. Karena gejala ini sama dengangangguan neurologis seperti Alzheimer's disease,
Parkinson's disease, andCreutzfeldt-Jakob disease maka sering terjadi salah diagnosis. Kebanyakan
kasus
tidak dikenali dan tidak mendapat terapi adekuat. Panduan untuk membantumenegakkan
diagnosis NPH, dilakukan beberapa jenis tes, termasuk scan (CT/MRI)kepala, kateter lumbal
atau spinal, monitoring tekanan intracranial, dan tesneuropsikologikal.
1,3
Terapi untuk NPH melibatkan tindakan pembedahan untuk meletakkan shuntdalam otak yang
bertujuan untuk mengalirkan kelebihan CSF ke abdomen agar dapatdiabsorbsi. Kondisi ini
memungkinkan ventrikel otak kembali pada ukuran normal.Follow up yang ketat oleh dokter
sangat penting untuk mengidentifikasi dini jika adaperubahan pada shunt agar tidak bermasalah.
4,5
Tinjauan kepustakaan ini menjelaskan definisi, gejala klinis, gambaranradiologis, pemeriksaan
penunjang, diagnosis banding, tindakan pembedahan,prognostik dan akibat dari NPH.
2.1 DEFINISI
Normal Pressure Hydrocephalus (NPH) adalah sindroma klinis yang ditandaigangguan gaya
berjalan, demensia, inkontinensia urin dan berhubungan denganadanya ventrikulomegali tanpa
disertai peningkatan tekanan cairan serebrospinal(CSF).
1,4
Selama 35 tahun sejak pertama kali dijelaskan, definisi NPH telah diperluas.Awalnya dianggap
gejala akibat idiopatik, saat ini NPH digunakan secara umummencakup bentuk kronis dari
communicating hydrocephalus
, dan bahkan beberapabentuk
noncommunicating
seperti aqueductal stenosis. Karena semua pasien inidapat datang dengan trias gejala yang sama
dan hampir semuanya mungkin harusdikoreksi dengan pemasangan
ventriculoperitoneal
(VP)
shunt
. Perluasan definisidianggap tepat, walaupun beberapa gejala sekunder dapat menbedakan
bentuk idiopatik dari
communicating hydrocephalus
yang diketahui penyebabnya. Sebagaicontoh, insiden idiopatik NPH cenderung terjadi pada orang tua,
sedangkan pasiendengan hidrosefalus komunikan kronis diawali gejala perdarahan
subarachnoidsebelumnya, meningitis, riwayat bedah saraf, atau trauma kepala dan sering
terdapatpada usia muda. Selain itu respons terhadap pemasangan shunt pada pasien
denganidiopatik kurang memuaskan (30-50%) dibandingkan dengan pasien
hidrosefaluskomunikan yang diketahui penyebabnya (50-70%). Tergantung pada kriteriadiagnostik spesifik
yang digunakan, setengah dari kasus NPH dianggap idiopatik dansetengahnya ada penyebab,
dengan demikian, NPH mungkin merupakan bentuk akhir dari proses perjalanan beberapa
penyakit.
5
2.2 EPIDEMIOLOGI
Study epidemiologi NPH sangat sedikit dilakukan, karena insiden dan prevalensigangguan ini
sulit ditentukan. Insidensi NPH yang pernah dilaporkan sekitar 1,8kasus per 100.000 penduduk
dan 2,2 kasus per 1.000.000 penduduk. Sebuah surveyrumah tangga untuk penduduk berusia 65
tahun di dua tempat di Jerman dilaporkanbahwa prevalensi NPH 0,41% pada kelompok usia
tersebut. Survey ini jugamenunjukkan antara 1,6% dan 5,4% pasien dengan demensia
mempunyai NPH.Sebuah analisis terkini
2.3 ETIOLOGI
Setengah dari kasus NPH dianggap idiopatik dan setengahnya ada penyebab, dengandemikian,
NPH mungkin merupakan bentuk akhir dari proses perjalanan beberapapenyakit. Etiologi
idiopatik NPH telah dijelaskan selama 4 decade, namun, tidak adateori tunggal yang diterima
secara luas.
5
Kebanyakan faktor penyebab NPH tidak tidak diketahui secara pasti. ApabilaNPH terjadi akibat
sekunder dari perjalanan penyakit lain, termasuk subarachnoidhemorrhagic, trauma kepala,
infark cerebri, meningitis atau komplikasi pembedahan,gejala ini disebut NPH
sekunder.Sedangkan NPH pada pasien yang tidak didahuluipenyebab tertentu disebut NPH
primer atau idiopathic NPH (INPH).
4
Kemungkinan faktor penyebab normal pressure hidrocephalus termasuk trauma kepala,
perdarahan subarahnoid, meningitis, tumor SSP. Walaupun setiapkondisi dapat menyebabkan
hidrosephalus. Bagaimana cara untuk menjelaskanhubungan dengan NPH masih belum dipahami
dengan baik.
Ventrikel Ketiga
Ventrikel ketiga terdapat dalam diensefalon. Ventrikel ketiga adalah celah sempit diantara dua
ventrikel lateral. Ventrikel ketiga memiliki atap, dasar, dan dinding:anterior posterior dan dua
lateral. Bagian atap dibentuk oleh tela koroidea. Dasarnyadibentuk oleh chiasma optic, tuber
cinereum dan infundibulum. Di bagian rostralterdapat foramen interventrikulare Monroe yang
menghubungkan ventrikel ketigadalam ventrikel lateral. Di bagian posterior melanjutkan diri
pada aquaductus serebrisylvii, dinding lateral dibagi oleh sulcus hipothalamikus menjadi pars
superior danpars inferior. Lantai ventrikel dibentuk oleh tegmentum mesencephant,
pedinculusserebri dan hypothalamus.
Ventrikel Keempat
Ventrikel keempat adalah sebuah ruangan pipih yang berbentuk belah ketupat danberisi Cairan
Serebrospinal. Ventrikel keempat terletak diantara batang dan otak danserebellum. Di bagian
rostral, ventrikel keempat melanjutkan diri dari aquaductusserebri sampai kanalis sentral dari
medulla spinalis. Pada ventrikel keempat terdapattiga lubang, sepasang foramen luschka di
lateral dan satu foramen magendie dimedial, yang berlanjut ke ruang subaraknoid otak dan
medulla spinalis
ventrikel ketiga
ventrikel keempat
satu foramenMagendie + dua foramen Luschka yang terdapat dalam ventrikel keempat
ruangsubarachnoid
vili arachnoidalis.
Kelebihan CSF dalam otak dapat diakibatkan baik oleh perubahan idiopatik maupun trauma,
sekitar 50% untuk tiap katagori tersebut.
2
Walaupun, kekacauanreabsobsi CSF oleh villi arachnoid tidak sepenuhnya dipahami, beberapa
teorimenghubungkan proses terjadinya akumulasi cairan dengan adanya scar (parut) jaringan.
Hal ini dipercaya bahwa
scar tissue
menurunkan kemampuan villiarachnoid untuk menyerap CSF secara baik, atau
scar tissue
dapat terjadi padasekeliling sinus venosus dalam otak yang menghalangi CSF masuk ke
dalamsirkulasi pembuluh darah. Adanya riwayat bedah kepala atau bedah saraf,intracranial
hemorrhage, dan meningitis juga berhubungan dengan NPH.Sayangnya,tingkat progresifitas
NPH sering lambat, hingga mengelapkan etiopatologi pasti.2
2.6 GEJALA KLINIS
NPH dapat terjadi pada semua umur, meski penyakit ini lebih umum terjadi padausia tua.
Frekuensi lebih sering pada usia decade 6 atau decade 7 kehidupan.Walaupun gejala
Adams triad
berhubungan erat dengan NPH fase lanjut, tidak semuagejala tersebut dapat muncul saat stadium
awal. Salah satu gejala yang paling awalmuncul adalah gaya berjalan yang tidak normal, yang
umumnya digambarkansebagai
shuffling
atau berjalan terseok-seok (langkah pendek),
magnetic
(sulitmengangkat tungkai atau berjalan dengan kaki terseret lantai),
broad based
/ berdiridengan kedua tungkai dibuka lebar (kedua tungkai berpisah untuk
menjagakeseimbangan).
2,4,8
Gejala lengkap NPH dijelaskan berdasarkan faktor mekanik dan faktoriskemik. Pembesaran
ventrikel menyebabkan peregangan dan penurunan kelenturanpembuluh darah dan tekanan nadi
yang tinggi menyebabkan local ''barotrauma'' atautegangan geser tangensial. Hal ini juga terbukti
dari tujuan pemasangan shunt yaituuntuk menambah kapasitas sistem dan meningkatkan perfusi,
bukan untuk menurunkan tekanan (yang sudah normal).
5
NPH ditandai trias klinis yaitu gangguan berjalan, demensia dan inkontinensiaurin. Kumpulan
gejala khas tersebut berkembang perlahan, dan umumnya terjadiantara usia decade 6 dan decade
8. Gangguan gaya berjalan adalah ciri khas pertamayang muncul pada INPH, dan digambarkan
secara bervariasi seperti
apraxic,bradykinetic, glue-footed, magnetic, parkinsonian
dan
shuffling
.Pasien sering datangdengan riwayat terjatuh. Gaya berjalan yang menyimpang ini dicirikan pada
INPHseperti lambat, berdiri dengan kedua tungkai dibuka lebar, melangkah denganlangkah
pendek dan terseok-seok, dan sulit menyusun atau melangkah dengan keduakaki bergantian
secara berurutan. Selain itu juga tidak didapatkan adanya kelemahangerak yang signifikan.
4
Gangguan gaya berjalan adalah gaya berjalan “apraxia” yaitu sebagaigambaran kombinasi defisit
motorik, kegagalan reflek meluruskan tubuh danganguaan sensibilitas benda halus. Gaya
berjalan ini dapat digambarkansebagai''magnet'' karena sikap berdiri dengan kedua tungkai
dibuka lebar danberjalan lambat, langkah kecil dengan kaki menyeret lantai. Selain itu gejala ini
jugadisertai terdapatnya peningkatan tonus dan reflek tendon tungkai bawah dan timbulnya
kelemahan serta inkoordinasi. Gangguan input dari kortex sensorimotor,korteks frontal superior,
dan gyrus gyrus anterior cingulate menuju formationreticular di dalam tegmentum pada batang
otak juga dapat berkontribusi untuk gangguan gaya berjalan dan sikap berdiri. Karena serat-serat
traktus serebrospinalmenyuplai fungsi kaki melewati ventrikel lateral dalam corona radiate.
Makatidaklah mengherankan jika ganguan gaya berjalan ini biasanya merupakan gejalapertama
muncul dan pertanda awal untuk follow up sukses tidaknya VP shunt.
5
Demensia adalah gejala subkortikal dan ditandai inersia, pelupa, danketidakmampuan
memimpin. Ketiadaan jaras kortikal membantu untuk membedakandemensia pada NPH secara
klinis dengan penyakit Alzheimer. Demensia mempunyaiciri khas dengan hilangnya memori
yang nyata dan bradiphrenia. Progesitasnya lebihlambat daripada demensia pada penyakit
Alzheimer . Defisit fokal dan atau kejangtidak biasa terjadi. Pasien dengan NPH menunjukan
defisit kognitif subkortikaltermasuk didalamnya pikun, perhatian yang berkurang, inersia dan
bradiphrenia yangberbeda dengan Alzhemair.
2,5
Penurunan kemampuan kognitif cenderung muncul secara bertahap pada pasienNPH. Gejala
khasnya mencakup lambatnya psikomotor atau retardasi psikomotor,sulit menfokuskan perhatian,
gangguan verbal, penurunan kemampuan memimpindan sulit melaksanakan tugas. Defisit
kognitif ini merupakan ciri khas akibat tipesubkortikal.Apraxia, agnosia and aphasia jarang
ditemukan pada INPH. Lebih 40%pasien NPH mengalami Hyperinsomnia. Gangguan prilaku
seperti depresi dan agitasidapat juga terjadi namun jarang.
2,4
Inkontinensia urin adalah gejala primer yang ketiga pada NPH. Masalah fungsikemih ini ditandai
perasaan urgensi, dan dalam tahap lanjut pasien tidak mampumenahan kencing. Gejala ini
mungkin diakibatkan adanya keterlibatan serat saraf corticospinal sacral. Stadium awal INPH,
timbul frekuensi urin dan urgensi. Seiringperjalanan penyakit, terjadi inkontinensia urin dan
inkontinensia feses harusdiwaspadai. Masalah urologi dapat muncul tergantung tingkat
keparahan penyakitPerlu uji urodynamic dan demonstrasi bladder hyperactivity.
2,4,5
Lemahnya gaya berjalan dapat memperbesar masalah berkemih, sepertiinkontinesia, dimana saat
semakin sulitnya bergerak sementara pasien harusmendadak ke kamar mandi.2
Akibat ventikulomegali menimbulkan trias gejala oleh karena adanyapenekanan atau peregangan
nervus pada area-area otak. Dengan demikian,menimbulkan tanda-tanda neurologis tidak normal.
Gambar 1. menampilkan otak dengan ukuran ventrikel normal dan dengan ventrikulomegali.
2
.7 DIAGNOSTIK
Untuk menegakkan diagnosis INPH bukan perkara yang mudah. Penampakan klinispasien yang
mirip penyakit degeneratif otak yang lain sering mengaburkan diagnosis.Selama ini penegakan
diagnosis didasarkan pada trias gejala yang menjadi ciri khasNormal Pressure Hydrocephalus
ditambah dengan pemeriksaan CT Scan atau MRIserta pengukuran tekanan cairan otak. Tiga
gejala klinis tersebut adalah gangguangaya berjalan, demensia, dan inkontinensia urin.
Pemeriksaan Radiologi berupa CTScan atau MRI menunjukkan gambaran pembesaran ventrikel,
tetapi padapengukuran tekanan cairan otak menunjukkan bahwa cairan otak mempunyaitekanan
yang normal yaitu sebesar 5-18 mmHg (70-245 mmH2O).Terdapat variasi gambaran klinis,
progressifitas dan keparahan gejala yangsignifikan, dan semua trias tersebut tidak selalu harus
muncul untuk menegakkandiagnosis INPH. Secara khusus, bagaimanapun, gaya berjalan dan
kurangnyakeseimbangan muncul sebelum atau bersamaan dengan inkontinensia urin atau
saatonset munculnya demensia. Diagnosis lengkap INPH membutuhkan bukti anamnesisgejala
klinis, pemeriksaan fisik, dan neuroimaging.
4
Anamnesis
Pasien datang dengan gangguan progressif yang bertahap. Sebagai catatan,trias gejala klasiknya
adalah gaya berjalan abnormal, inkontinensia urin, dan
2.9 PENATALAKSANAAN
Medis
Tidak ada bukti definitif untuk terapi farmakologis NPH yang memuaskan.Meskipun
levodopa/carbidopa pernah dilaporkan bermanfaat dalam laporan anekdot(tidak memenuhi syarat
ilmiah), tetapi kemungkinan pasien dengan NPH padalaporan tersebut merupakan penderita
Parkinsons yang salah didiagnosis dandimasukkan dalam kelompok penderita NPH. Saat ini,
tidak ada bukti definitivebahwa levodopa/cardidopa adalah terapi efektif untuk NPH. Namun
demikian, Padapasien miskin yang direncanakan shunt, lumbal punksi secara berulang
yangdikombinasikan acetazolamide perlu dipertimbangkan.
1,11
Acetazolamide merupakan pilihan terapi farmakologis untuk NPH karenaAcetazolamide dapat
mengurangi sekresi CSF. Walaupun beberapa laporanmerekomendasi penggunaan
Acetazolamide sebagai terapi efektif pasien NPH,namun tidak menunjukkan adanya perbaikan
klinis sesuai harapan.
2
Pemberian levodopa mungkin bermanfaat pada penyakit Parkinson idiophatik.Pasien dengan
NPH tidak menunjukkan respon menggembirakan terhadap levodopaatau agonis dopamine.
1