You are on page 1of 11

PENGETAHUAN IBU TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI

DASAR PADA BAYI

Sri Mulyani1, Nyimas Natasha Ayu Shafira1, Abdul Haris1


1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Email: yani_jogjam@yahoo.co.id

ABSTRACT

Background: Based on a preliminary survey conducted by researchers at Public Health Center Paal
Merah II Jambi City conducted an interview with 3 out of 10 mothers saying that the baby was not
immunized DPT II on the grounds for fear of side effects experienced by children after getting
immunization is fever. Mother also said that the previous child also not immunized and still healthy until
today. As many as 4 out of 10 mothers say that sometimes forget the immunization schedule is caused by
being busy with work until night so do not immunize the child for fear of hassle if the night child awake due
to fever, and as many as 3 out of 10 mother say that parents (grandmother of baby) do not allow to be
immunized on the grounds that immunization can only cause the baby to become ill.
Methods: This research is a descriptive research . The population is all mothers who have babies at
Public Health Center Paal Merah II Jambi City 2015, amounting to 481 people. The number of samples
amounted to 88 people to prevent the occurrence of drop out at the time of the study then the sample plus
10% so that the whole sample as much as 97 respondents. The study was conducted at Public Health
Center Paal Merah II Jambi City in November 2017 and the data were analyzed univariatally..
Results: The result of univariate analysis showed that 22.7% of respondents had low knowledge, 46.4%
had medium knowledge, and (30.9%) had high knowledge.
Suggestion: Low knowledge of mother's knowledge about frequency and time of giving basic
immunization in baby because mother rarely read and understand result of recording of growth of baby at
its contents of KIA book. Suggestion from this research is expected to apply strategy and program of
comprehensive basic immunization education activity to baby by considering mother's criteria and
knowledge about basic immunization completeness in baby
Keyword: Knowledge, Completeness, of Baby, Basic Immunization

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Paal Merah II Kota
Jambi dengan melakukan wawancara 3 dari 10 ibu mengatakan bahwa bayinya tidak dilakukan imunisasi
DPT II dengan alasan karena takut akan efek samping yang dialami anak setelah mendapatkan imunisasi
yaitu demam. Ibu juga mengatakan bahwa anak sebelumnya juga tidak diimunisasi dan masih sehat
hingga saat ini. Sebanyak 4 dari 10 ibu mengatakan bahwa kadang-kadang lupa jadwal imunisasi
disebabkan oleh karena sibuk dengan pekerjaan hingga malam sehingga tidak mengimunisasikan anak
karena takut repot jika malam anak terjaga karena demam, dan sebanyak 3 dari 10 ibu mengatakan
bahwa orang tua (nenek dari bayi) tidak mengijinkan untuk diimunisasi dengan alasan bahwa imunisasi
hanya dapat meyebabkan bayi menjadi sakit.
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif . Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
di Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun 2015 yang berjumlah 481 orang. Jumlah sampel
berjumlah 88 orang untuk mencegah terjadinya drop out pada saat penelitian maka sampel ditambah 10%
sehingga sampel seluruhnya sebanyak 97 responden. Penelitian dilakukan di Puskesmas Paal Merah II
Kota Jambi pada bulan November 2017 dan data dianalisis secara univariat.
Hasil : Hasil analisis univariat diperoleh gambaran sebanyak (22,7%) responden memiliki pengetahuan
rendah, (46,4%) responden memiliki pengetahuan sedang, dan (30,9%) responden memiliki pengetahuan
tinggi.
Kesimpulan : Pengetahuan yang masih rendah yaitu pengetahuan ibu tentang frekuensi dan waktu
pemberian imunisasi dasar pada bayi dikarenakan ibu jarang membaca dan memahami hasil pencatatan
tumbuh kembang bayinya pada isi buku KIA. Saran dari penelitian ini diharapkan dapat menerapkan
strategi dan program kegiatan penyuluhan pemberian imunisasi dasar secara lengkap pada bayi dengan
mempertimbangkan kriteria dan pengetahuan ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kelengkapan, Imunisasi Dasar, Bayi

PENDAHULUAN bekerja lebih intensif bersama


Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencapai target cakupan imunisasi.
melaporkan bahwa sekitar 42% Diperkirakan di seluruh dunia, pada
kematian bayi baru lahir disebabkan tahun 2013, 1 dari 5 anak atau sekitar
oleh berbagai bentuk infeksi seperti 21,8 juta anak tidak mendapakan
infeksi saluran napas, tetanus imunisasi yang bisa menyelamatkan
neonatorum, sepsis, meningitis, dan nyawa mereka. Di Indonesia, Imunisasi
infeksi gastrointestinal.1 Penyebab Dasar Lengkap (IDL) mencapai
kematian bayi yang lainnya adalah 86,8%,dan perlu ditingkatkan hingga
berbagai penyakit yang sebenarnya mencapai target 93% di tahun 2019.
dapat dicegah dengan imunisasi, Universal Child Immunization (UCI)
seperti tetanus, campak, dan difteri.2 desa yang kini mencapai 82,9% perlu
Sebanyak 194 negara anggota ditingkatkan hingga mencapai 92% di
WHO, 65 di antaranya memiliki tahun 2019. Di tingkat nasional, kita
cakupan imunisasi Difteri, Pertusis dan mengharapkan target Imunisasi Dasar
Tetanus (DPT) di bawah target global Lengkap 91% dan UCI Desa 84%
90%. Untuk menghapus kantong- pada akhir tahun 2015.3
kantong wilayah dimana banyak anak- Imunisasi diakui secara global
anak tidak terlindungi dari penyakit telah berhasil menurunkan berbagai
yang sebenarnya dapat dicegah melalui infeksi seperti difteri, batuk rejan,
imunisasi, Badan Kesehatan Dunia tetanus, campak, hepatitis B, meningitis
(WHO) mengajak negara-negara untuk dan pneumonia yang disebabkan oleh

46
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

haemophilus influenza tipe B (Hib), atau vaksinasi global mensyaratkan


justru penyakit cacar (variola) telah 90% anak telah terlindungi oleh
musnah dari muka bumi akibat semua vaksinasi.6
orang telah di imunisasi cacar. Harapan Imunisasi merupakan
terbuka lebar dalam waktu dekat pemberian kekebalan tubuh terhadap
penyakit poliomielitis akan tidak dapat suatu penyakit dengan memasukkan
dijumpai lagi di seluruh dunia.4 sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh
Imunisasi merupakan bentuk tahan terhadap penyakit yang sedang
intervensi kesehatan yang salah satu mewabah atau berbahaya bagi
efektif dalam menurunkan angka seseorang. imunisasi terhadap suatu
kematian bayi dan balita. Dengan penyakit hanya akan memberikan
imunisasi berbagai penyakit seperti kekebalan atau resistensi pada
tuberkulosis (TBC), difteri, pertusis, penyakit itu saja, sehingga untuk
tetanus, hepatitis B, poliomielitis dan terhindar dari penyakit lain diperlukan
campak dapat dicegah. Pentingnya imunisasi lainnya.7 Tujuan diberikan
pemberian imunisasi dapat dilihat dari imunisasi adalah harapan anak menjadi
banyaknya balita yang meninggal kebal terhadap penyakit sehingga
akibat penyakit yang dapat dicegah dapat menurunkan angka morbiditas
dengan imunisasi. Oleh karena itu, dan mortalitas serta dapat mengurangi
untuk mencegah balita menderita kecacatan akibat penyakit tertentu.4
beberapa penyakit yang berbahaya Pemberian suntikan imunisasi
imunisasi pada bayi dan balita harus pada bayi, tepat pada waktunya
lengkap serta diberikan sesuai jadwal.5 merupakan faktor yang sangat penting
Usia 18 bulan pertama, anak untuk kesehatan bayi. Imunisasi
sudah harus menerima imunisasi tak diberikan mulai lahir sampai awal masa
kurang dari 15 kali. Kenyataannya kanak-kanak. Melakukan imunisasi
masih kalah banyak dengan anak-anak pada bayi merupakan bagian tanggung
di Amerika yang memperoleh 20 kali jawab orang tua terhadap anaknya.
selama periode usia yang sama.7 Imunisasi dapat diberikan ketika ada
Vaksinasi telah menyelamatkan lebih kegiatan posyandu, pemeriksaan
dari 2 juta kematian setiap tahunnya. kesehatan pada petugas kesehatan
Pada tahun 2015 diharapkan vaksinasi atau pekan imunisasi. Jika bayi sedang
dapat mencegah 4-5 juta setiap sakit yang disertai panas, menderita
tahunnya akibat penyakit yang dapat kejang-kejang sebelumnya atau
dicegah dengan vaksinasi. Imunisasi

47
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

menderita penyakit saraf, pemberian berpengetahuan kurang sebanyak 13


imunisasi perlu dipertimbangkan.8 orang (40,6%).10
Imunisasi BCG dilakukan sekali Hasil penelitian yang dilakukan
pada bayi usia 0-11 bulan, lalu DPT Isnawati (2016) dengan judul
diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
bulan dengan interval minimal 4 Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi
minggu. Imunisasi polio diberikan 0-11 bulan di Desa Waara Kecamatan
empat kali pada bayi 0-11 bulan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni
dengan interval minimal 4 minggu. Tahun 2016. Hasil penelitian diperoleh
Sedangkan campak diberikan satu kali tingkat tahu kategori kurang sebesar
pada bayi usia 9-11 bulan. Terakhir 54,84%, cukup sebesar 41,93% dan
imunisasi hepatitis B harus diberikan baik sebesar 3,33%. Berdasarkan
tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan tingkat paham secara umum yaitu pada
dengan interval minimal empat kategori kurang sebesar 58,1%, cukup
minggu.4 sebesar 41,9% dan baik sebesar 0%.
Hasil penelitian yang dilakukan Berdasarkan tingkat aplikasi secara
Huda (2009) dengan judul “Gambaran umum yaitu pada kategori kurang
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu sebesar 83,87%, sedangkan kategori
tentang imunisasi dasar di Puskesmas cukup sebesar 9,68% dan kategori baik
Ciputat Tahun 2009”, diperoleh bahwa sebesar 6,45%.11
sebagian ibu mempunyai pengetahuan Hasil penelitian yang dilakukan
yang buruk sebesar (45,4%).9 Hasil Winarko (2017) dengan judul
penelitian yang dilakukan Gartikasari “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
(2015) dengan judul “Gambaran Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah
Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Kerja Puskesmas Wonokerto II
Dasar Balita di Wilayah Kerja Kabupaten Pekalongan”, didapatkan
Puskesmas Banguntapan II Kabupaten bahwa responden yang memiliki
Bantul Yogyakarta”, diperoleh pengetahuan tentang imunisasi dasar
gambaran pengetahuan ibu tentang lengkap dalam kategori cukup yaitu 23
imunisasi dasar kategori baik sebanyak responden (53,5%).12
4 orang (12,5%). Pengetahuan Berdasarkan survei awal yang
imunisasi dasar berpengetahuan cukup dilakukan oleh peneliti di Puskesmas
sebanyak 15 orang (46,9%) dan Paal Merah II Kota Jambi diperoleh
pengetahuan imunisasi dasar jumlah bayi sebanyak 481 orang.13
Dengan melakukan wawancara

48
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

terbatas terhadap 10 ibu yang memiliki Bayi di Puskesmas Paal Merah II


bayi yang berumur 9 -12 bulan, Kota Jambi Tahun 2017.
sebanyak 3 dari 10 ibu mengatakan
bahwa bayinya tidak dilakukan TUJUAN PENELITIAN
imunisasi DPT II dengan alasan karena Mengetahui gambaran
takut akan efek samping yang dialami pengetahuan ibu tentang kelengkapan
anak setelah mendapatkan imunisasi imunisasi dasar pada bayi di
yaitu demam. Ibu juga mengatakan Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi
bahwa anak sebelumnya juga tidak tahun 2017
diimunisasi dan masih sehat hingga
saat ini. Sebanyak 4 dari 10 ibu METODE PENELITIAN
mengatakan bahwa kadang-kadang Penelitian ini merupakan
lupa jadwal imunisasi disebabkan oleh penelitian deskriptif . Populasi adalah
karena sibuk dengan pekerjaan hingga seluruh ibu yang memiliki bayi di
malam sehingga tidak Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi
mengimunisasikan anak karena takut tahun 2015 yang berjumlah 481
repot jika malam anak terjaga karena orang. Jumlah sampel berjumlah 88
demam, dan sebanyak 3 dari 10 ibu orang untuk mencegah terjadinya drop
mengatakan bahwa orang tua (nenek out pada saat penelitian maka sampel
dari bayi) tidak mengijinkan untuk ditambah 10% sehingga sampel
diimunisasi dengan alasan bahwa seluruhnya sebanyak 97 responden.
imunisasi hanya dapat meyebabkan Penelitian dilakukan di Puskesmas Paal
bayi menjadi sakit. Merah II Kota Jambi pada bulan
Berdasarkan uraian di atas, November 2017 dan data dianalisis
maka peneliti tertarik untuk melakukan secara univariat.
penelitian yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Ibu tentang HASIL PENELITIAN
Kelengkapan Imunisasi Dasar pada

Tabel 4.1Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi
di Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi Tahun 2017

No Pengetahuan f %
1 Rendah 22 22,7
2 Sedang 45 46,4
3 Tinggi 30 30,9
Total 97 100,0

49
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

penelitian menunjukkan bahwa lebih


Gambaran pengetahuan ibu
dari separuh responden memiliki
tentang kelengkapan imunisasi dasar
pengetahuan tentang imunisasi dasar
pada bayi di Puskesmas Paal Merah II
lengkap dalam kategori cukup yaitu 23
Kota Jambi tahun 2017 menunjukkan
responden (53,5%).12
bahwa sebanyak 22 responden (22,7%)
Penelitian lainnya yang sama
memiliki pengetahuan rendah, 45
juga dilakukan oleh Nurhidayati (2016)
responden (46,4%) memiliki
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan
pengetahuan sedang, dan 30
Ibu tentang Imunisasi Dasar terhadap
responden (30,9%) memiliki
Kelengkapan Imunisasi Dasar di
pengetahuan tinggi.
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

PEMBAHASAN Kota Tangerang Selatan”. Hasil

Hasil penelitian gambaran Penelitian menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang kelengkapan pengetahuan ibu tentang imunisasi

imunisasi dasar pada bayi di dasar sebanyak 14 responden (19,2%)

Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi kurang, 38 responden (52,1%) cukup,

tahun 2017 menunjukkan bahwa dan 21 responden (28,8%) baik.14

sebanyak 22 responden (22,7%) Kurangnya sumber informasi di

memiliki pengetahuan rendah, 45 lingkungan masyarakat dan partisipasi

responden (46,4%) memiliki dari petugas kesehatan atau kader

pengetahuan sedang, dan 30 posyandu harus lebih banyak

responden (30,9%) memiliki melakukan pemantauan sehingga

pengetahuan tinggi. warga ingin melakukan imunisasi

Hasil dalam penelitian ini terhadap anaknya

menunjukkan bahwa sebagian besar Pengalaman juga merupakan

(46,4%) memiliki pengetahuan sedang suatu kejadian yang pernah dialami

tentang kelengkapan imunisasi dasar oleh individu baik dari dalam dirinya

pada bayi. Hasil penelitian ini tidak jauh maupun dari lingkungannya.

berbeda dengan penelitian yang Pengalaman yang nantinya akan

dilakukan oleh Andire Yudhi Minarko melekat menjadi pengetahuan pada

(2017) dalam penelitian yang berjudul individu secara subjektif sehingga

“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang semakin banyak pengalaman tentunya

Imunisasi Dasar Lengkap Di Wilayah pengetahuan yang didapat juga

Kerja Puskesmas Wonokerto II semakin banyak. Dari segi informasi,

Kabupaten Pekalongan”. Hasil kemudahan dalam mendapatkan

50
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

informasi dari berbagai sumber melalui memberikan kemudahan ibu dalam


media promosi kesehatan atau internet mengingat nama imunisasi beserta
juga dapat meningkatkan tujuan dari imunisasi tersebut.
pengetahuan.15 Pengetahuan yang tinggi di atas
Pengetahuan ibu dipengaruhi merupakan pengetahuan yang bersifat
oleh banyaknya informasi yang diterima umum dan sering diperbincangkan
serta kemampuan ibu dalam sehingga tidak ada kesulitan bagi ibu-
pemahaman informasi yang diberikan ibu yang memiliki bayi untuk
termasuk informasi pemberian memperoleh informasi imunisasi.
imunisasi dasar pada bayi. Hal ini Sedangkan nama imunisasi
tentunya pengetahuan ibu dapat yang berbeda dengan tujuannya dan
dipengaruhi dari apa yang didengar dan masih asing bagi ibu sehingga
dilihat seperti informasi dari media menyebabkan masih banyak sebagian
massa maupun informasi dari ibu yang kurang pengetahuannya
penyuluhan kesehatan. tentang pengertian dan manfaat
Pengetahuan adalah hasil tahu imunisasi tersebut yaitu imunisasi BCG
dan ini terjadi setelah orang melakukan dan DPT. Hal ini dikarenakan informasi
tindakan terhadap suatu obyek tertentu. jarang diterima oleh ibu-ibu sehingga
Penginderaan terjadi melalui indera kebanyakan dari mereka tidak
manusia yaitu indera manusia yaitu mengetahui hal tersebut
indera penglihatan, pendengaran, rasa Masih banyaknya pengetahuan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan ibu tentang kelengkapan imunisasi
manusia diperoleh melalui mata dan dasar pada bayi yang masih rendah
15
telinga. yaitu pengetahuan tentang frekuensi
Pengetahuan ibu tentang dan waktu pemberian imunisasi dasar
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi lengkap. Hal ini dikarenakan pemberian
yang sudah baik yaitu pengetahuan imunisasi jadwalnya rutin sebagai
tentang pengertian serta tujuan dari kegiatan penimbangan balita di
imunisasi Hepatitis-B0, Polio, dan Posyandu sehingga ibu hanya berperan
Campak. Pengetahuan yang baik ini pasif dalam kepatuhan jadwal
disebabkan karena nama dari jenis pemberian imunisasi campak karena
imunisasi yang diberikan pada bayi kegiatan penimbangan tersebut disertai
memiliki kesamaan dengan nama dari dengan pemberian imunisasi-imunisasi
penyakit yang dicegah dengan dasar pada bayi sehingga banyak ibu
pemberian imunisasi sehingga yang tidak tahu pastinya kapan waktu

51
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

yang tepat dalam pemberian imunisasi tentang pemberian imunsiasi dasar


campak. Hal ini juga yang secara lengkap pada bayi.15
menyebabkan ibu tidak tahu berapa kali Ada juga beberapa dari
pemberian imunisasi campak diberikan sebagian ibu yang belum mengetahui
pada bayinya karena informasi jadwal efek samping dari pemberian imunisasi
pemberian imunisasi hanya dasar pada bayi. Efek samping
disampaikan tanpa menyebutkan jenis pemberian imunisasi pada bayi dapat
imunisasinya. terjadi berbeda-beda baik frekuensi
Sedangkan pengetahuan maupun kuantitas efek samping yang
tentang pemberian suntikan imunisasi ditimbulkan. Kurangnya pengetahuan
pada bayi juga masih rendah. Hal ini ibu terhadap efek samping dapat
dikarenakan kebanyakan ibu tidak menyebabkan kecemasan dan
mengetahui secara detail sehingga ibu kekhawatiran ibu terhadap kondisi
ragu pemberian suntikan antara lengan kesehatan bayinya pasca imunisasi.
kanan atau kira atau paha kanan atau Selain kecemasan dan
kiri sehingga banyak ibu kebanyakan kekhawatiran, ibu juga kurang
salah dalam menentukan jawabannya. mengetahui penanganan yang benar
Kurangnya pengetahuan ibu dan tepat terhadap efek samping yang
karena kurangnya kepedulian ibu untuk ditimbulkan pasca imunisasi bayinya.
membaca dan memahami hasil Oleh sebab itu, perlunya melakukan
pencatatan buku KIA yang diisi oleh penyuluhan maupun konseling
petugas kesehatan (Nakes) yang terhadap ibu bayi tentang imunisasi
memberikan pelayanan kesehatan baik dasar sehingga dapat meningkatkan
di Puskesmas maupun di posyandu. pengetahuan dan wawasan ibu
Kebanyakan ibu hanya membawa buku terhadap pemberian imunsiasi dasar
KIA tanpa melihat hasil tumbuh pada bayinya.15
kembang balitanya dari catatan yang Tinggi rendahnya pengetahuan
diisi petugas kesehatan di buku KIA ibu tentang kelengkapan imunisasi
tersebut. dasar pada bayinya akan berpengaruh
Oleh sebab itu, perlunya juga pada pemberian imunisasi bayinya
pemberian penjelasan pada ibu bayi secara lengkap. Pengetahuan
pada saat pengisian buku KIA agar kesehatan akan berpengaruh kepada
memberikan wawasan dan perilaku sebagai jangka menengah
pengetahuan ibu tentang tumbuh (intermediat impact) dari pendidikan
kembang bayinya termasuk informasi kesehatan.

52
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

Apabila penerimaan perilaku karena didasari oleh kesadaran mereka


baru atau adopsi perilaku melalui sendiri bukan karena paksaan.16
proses pembelajaran, dimana didasari Dalam kegiatan dan pelayanan
oleh pengetahuan, kesadaran dan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
sikap yang positif maka perilaku Paal Merah II sudah dibuat kebijakan
tersebut akan bersifat langgeng (long dan program secara optimal seperti
lasting). Sebaliknya apabila perilaku pelayanan imunisasi baik di Puskesmas
tidak didasari oleh pengetahuan dan maupun di Posyandu. Kegiatan
kesadaran akan tidak berlangsung penyuluhan kesehatan tidak dapat
lama.15 diberikan secara maksimal karena
Dalam meningkatkan petugas kesehatan yang ada jumlahnya
pengetahuan masyarakat tentang tidak sebanding dengan pasien yang
kesehatan, khususnya ibu yang datang berkujung melakukan
memiliki bayi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan maupun
pemberian imunisasi dasar secara pengobatan penyakitnya di Puskesmas
lengkap pada bayinya dapat dilakukan sehingga pemberian konseling
dengan memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu yang
kelengkapan pemberian imunisasi mengimunisasikan bayinya tidak dapat
dasar pada bayi secara akurat dan maksimal.
jelas yang disampaikan oleh ahli Oleh sebab itu, pelayanan
melalui pendidikan atau penyuluhan kesehatan ibu hamil dan anak (baik
kesehatan pada saat kunjungan bayi maupun balita) diarahkan pada
pemeriksaan kehamilan. program pelayanan kesehatan di
Pemberian informasi ke Posyandu. Namun karena aktivitas ibu
masyarakat bertujuan untuk yang berbeda-beda sehingga
meningkatkan pengetahuan pelayanan kesehatan di Posyandu tidak
masyarakat. Dengan meningkatnya dapat juga maksimal untuk memberikan
pengetahuan masyarakat dapat penyuluhan tentang imunisasi karena
memberikan kesadaran diri mereka waktu kedatangan ibu-ibu yang
yang pada akhirnya dapat mengubah mengimunisasikan bayinya tidak sama
perilaku masyarakat. Hasil atau sehingga tidak memungkinkan
perubahan perilaku ini memerlukan melakukan penyuluhan secara
waktu yang lama tetapi perubahan menyeluruh.
perilakunya akan bersifat langgeng Oleh sebab itu, perlunya
himbauan dan konseling imunisasi

53
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

diberikan pada saat pemberian SIMPULAN DAN SARAN


imunisasi perlu dioptimalkan serta A. Simpulan
pemberian brosur tentang imunisasi Sebanyak (22,7%) responden
agar informasi kelengkapan pemberian memiliki pengetahuan rendah, (46,4%)
imunisasi dasar pada bayi dapat responden memiliki pengetahuan
dilakukan dengan maksimal dalam sedang, dan (30,9%) responden
meningkatkan pengetahuan dan memiliki pengetahuan tinggi.
wawasan ibu tentang imunisasi dasar Pengetahuan yang masih rendah yaitu
16
lengkap pada bayinya. pengetahuan ibu tentang frekuensi dan
Oleh sebab itu, pentingnya waktu pemberian imunisasi dasar pada
peningkatan pengetahuan pada ibu bayi dikarenakan ibu jarang membaca
yang memiliki bayi tentang pentingnya dan memahami hasil pencatatan
pemberian imunisasi dasar dalam tumbuh kembang bayinya pada isi buku
mengupayakan pencegahan terhadap KIA
penyakit terhadap kepatuhan ibu dalam B. Saran
kelengkapan maupun ketepatan serta Diharapkan dapat menjadi
kesediaan ibu untuk membawa bayinya masukan dalam membuat kebijakan
ke puskesmas atau posyandu dalam program dan strategi pelayanan
memperoleh pelayanan imunisasi. kesehatan khususnya pelayanan
Dengan kelengkapan dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi
pemberian imunisasi termasuk secara lengkap baik dalam program
imunisasi campak diharapkan dapat peningkatan pengetahuan ibu bayi
meningkatkan derajat kesehatan maupun program peningkatan cakupan
bayinya yang mendukung imunisasi dasar pada bayi.
pengoptimalan pertumbuhan dan Diharapkan dapat menerapkan
perkembangan bayi dimasa yang akan strategi dan program kegiatan
datang serta perlunya dukungan dan penyuluhan pemberian imunisasi dasar
peran petugas kesehatan dalam secara lengkap pada bayi dengan
memberikan edukasi, konseling, mempertimbangkan kriteria dan faktor-
motivasi dan pendukung ibu dalam faktor yang mempengaruhi ketepatan
kesediaannya untuk memberikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
imunisasi dasar lainnya secara lengkap imunisasi dasar pada ibu-ibu yang
dan tepat waktu memiliki bayi termasuk media dan alat
yang digunakan dalam penyuluhan
sebagai penunjang keberhasilan

54
JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 45 – 55 Sri Mulyani , dkk. Pengetahuan Ibu...

kegiatan penyuluhan imunisasi dasar bayi secara lengkap, serta dapat


pada bayi serta perlunya dukungan dan menambah buku-buku kesehatan
peran petugas kesehatan dalam khususnya tentang imunisasi TT pada
memberikan edukasi, konseling, ibu hamil sehingga menambah

motivasi dan pendukung ibu dalam pengetahuan dan referensi bagi


mahasiswa dalam melakukan
kesediaannya untuk memberikan
penelitian.
imunisasi dasar lainnya secara
Diharapkan dapat menjadi
lengkap.
referensi untuk melakukan penelitian
Diharapkan dapat memberikan
lebih lanjut tentang kelengkapan
sosialisasi atau penyuluhan pada saat
pemberian imunisasi dasar pada bayi
melakukan kuliah lapangan yang
langsung terjun di tengah masyarakat dengan mengambil tempat dan variabel

maupun pada saat melakukan tugas penelitian yang berbeda selain variabel
dalam dunia kerja khususnya pada pengetahuan ibu yang memiliki bayi.
upaya pemberian imunisasi dasar pada

REFERENSI
1. Misky. Memiliki Balita Sehat dan Cerdas. Jakarta; Beranda Media Ilmu; 2009.
2. Hidayat. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; Salemba Medika; 2008
3. Kemenkes RI. Bersama Tingkatkan Cakupan Imunisasi, Menjaga Anak Tetap Sehat. Terdapat
dalam http://www.depkes.go.id 2015
4. Marmi. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Pra Anak Sekolah. Yogyakarta; Pustaka Pelajar; 2012
5. Dewi. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika; 2010.
6. Suharjo. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Kanisius; 2009.
7. Lisnawati. Generasi Sehat Imunisasi. Yogyakarta; Trans Info Media 2011.
8. Properawati. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta; Nuha Offset; 2010.
9. Huda. Gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang imunisasi dasar di Puskesmas
Ciputat Tahun 2009
10. Gartikasari. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Banguntapan II Kabupaten Bantul Yogyakarta. 2015
11. Isnawati. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11
bulandi Desa WaaraKecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode JuniTahun 2016
12. Winarko. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonokerto II Kabupaten Pekalongan. 2017
13. Puskesmas Paal Merah Kota Jambi Tahun 2014-November 2016
14. Nurhidayati. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar terhadap Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. 2016
15. Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta; PT Rineka Cipta; 2003
16. Novita, N dan Y Franciska. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Penerbit Salemba
Medika. Jakarta; 2012.

55

You might also like