You are on page 1of 6

Maj Ked Gi.

Juni 2013; 20(1): 52-57

Perawatan Ulang Saluran Akar Insisivus Lateralis


Kiri Maksila dengan Medikamen Kalsium
Hidroksida-Chlorhexidine
Ni Gusti Ayu Ariani* dan Wignyo Hadriyanto**
*Program Studi Konservasi Gigi,PPDGS Fakultas Kedokteran Gigi Univeristas Gadjah Mada
**Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta
*Jl Denta no 1 Sekip Utara, Yogyakarta, e-mail:iga.ariani@yahoo.com

ABSTRAK
Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan terapi endodontik antara lain pembersihan dan membentuk saluran akar yang tidak
sempurna dan obturasi tidak hermetis sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan untuk menghilangkan mikroorganisme
yang ada. Saluran akar yang terinfeksi membutuhkan suatu medikamen untuk menunjang keberhasilan dalam perawatan
saluran akar.Kalsium hidroksida merupakan salah satu bahan medikamen yang efektif karena memiliki sifat antibakteri dengan
spektrum luas, pH tinggi, biokompatibilitas baik, mampu menetralkan endotoksin bakteri, memiliki sifat toksik yang paling
rendah, serta menstimulasi pembentukan jaringan keras. Tujuan laporan kasus untuk menunjukan keberhasilan perawatan
ulang saluran akar gigi insisivus lateralis kiri maksila dengan lesi periapikal menggunakan medikamen kalsium hidroksida-
chlorhexidine. Pasien wanita umur 53 tahun, gigi insisivus lateralis kiri maksila dengan lesi periapikal.Radiografi tampak obturasi
kurang hermetis dan radiolusen daerah periapikal. Perawatan ulang saluran akar,diikuti pemasangan pasak fiber frefabricated
dan restorasi porselin fuse metal.Keseimpulan setelah evaluasi setelah enam bulan pasca perawatan ulang saluran akar,
radiografi menunjukan radiolusen mengecil dan gigi dapat berfungsi dengan normal.
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 52 - 57.

Kata Kunci: perawatan saluran akar ulang, kalsium hidroksida, chlorhexidine

ABSTRACT: Re-Treatment of Root Canal of Maxillary Left Lateral Incisor with Calcium Hydroxide-Chlorhexidine Medicament.
There are many factors that cause failure of endodontic therapy. For instances, incomplete cleaning and shaping of root canal
and inadequate obturation that results in difficulty to remove the microorganisms. Infected root canal requires a medicament
for the success of the root canal treatment. Calcium hydroxide is one of the effective ingredients as medicament because it has
broad spectrum antibacterial properties, high pH, good biocompatibility, and it is able to neutralize bacterial endotoxins, decrease
tissue toxicity, and stimulate the formation of hard tissue. The purpose of this case report is to show the success of root canal
treatment of the left maxillary lateral incisor with periapical lesions using calcium hydroxide-chlorhexidine medicaments. The
patient was a woman aged 53, complaining about her left maxillary lateral incisor with periapical lesion. Based on the radiographic
evaluation, there was less hermetic obturation and a radiolucent in the periapical. Root canal re-treatment was continued with
fiber prefabricated post and porcelain fused to metal crown. After six months of evaluation and endodontic retreatment, it is
found that there is a decrease of radiolucency periapical lesion, and her teeth are able to function normally.
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 52 - 57.

Keywords: root canal retreatment, calcium hydroxide, chlorhexidine

PENDAHULUAN minimal satu tahun tidak terdapat keluhan dan lesi


Perawatan saluran akar (PSA) meru-pakan salah periapikal yang ada dapat berkurang atau tetap.
satu perawatan endodontik yang bertujuan untuk Penyebab kegagalan PSA sangat banyak antara
membersihkan jaringan pulpa atau mikroorganisme lain obturasi yang tidak sempurna, perforasi akar,
yang terdapat didalam sistem saluran akar sehingga resorpsi akar eksternal, lesi periodontal-periradikuler,
dapat dilakukan pengisian saluran akar dengan overfilling, adanya saluran akar yang tertinggal, kista
baik dan terjadi perbaikan jaringan periapikal.¹ periapikal, tertinggalnya instrument yang patah
PSA dikatakan berhasil bila dalam waktu observasi dalam saluran akar, perforasi dasar foramen nasalis
dan kebocoran koronal.2

52
luas,Padabersifat pemeriksaan obyektif bulat dengan gigi 22diameter kurang lebih 5mm.
ngan,(Gambar mengurangi
1) tampak restorasi sewarna Diagnosis
dengan yang ditegakkan adalah 22
dan mencegah PSA dilanjutkan dengan restorasi komposit lesi periapikal
gigi dalam
eks, serta keadaan
dapat masih baik. non Peka vital
terhadappasca PSA disertai
antes obturasi
perkusi,yang tetapi tidakoleh pekadokterterhadap gigi umumpalpasi, kurang lebih satu tahun
onal jaringan
yang baik.¹⁴ keras. dengan obturasi underfilling dan tidak
Ni Gusti A A & Wignyo H: Perawatan Ulang Saluranjungan ...
yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan,
mobilitas normal. Jaringan pendukung gigi dan
mii kebersihan
kerjasaluran
sistem melalui hermetis.
gigi tersebut tidak sakit. Rencana perawatan PSA ulang
mulut penderita sedang. Pada
penting dalam
berperan
pemeriksaandalam Kegagalan PSA yang menyebabkan
radiograf multikunjungan
Pada
gigi
pemeriksaan
22, adanyatampaksisa jaringan dengan
obyektif
gigi terhadap restorasi
gigi 22 Gigi yangmahkota
fraktur.
6
telah
alan perawatan lesi periapikal memerlukan (Gambar jaket
perawatan 1) tampak
saluran akarrestorasi
porselin dilakukan sewarna
fusi metal
PSA memerlukan dengan (PFM) dengan
retensi berupa pasak
dan ion
gambaran OH⁻
alis (E. faecalis)
ulang yang
radiopak
dengan sepanjang
tujuan menghilangkan saluran
bakteri dan akar
gigi dalam keadaan masih baik. Peka terhadapsebagai dukungan
untuk menyatukan dengan inti,

bih
(gutta perca),
timikroba pada
tetapi
melalui
banyak mencegah
terlihat
kontaminasi
tes pemasangan
lebih tidak
lanjut
perkusi,
hermetis
dengan
tetapiobturasidan pasak
tidak restorasiakhir.
peka
7
terhadapPasak fiber
palpasi, prefabricated.
fiber mempunyai beberapa
tidak mencapai apikal
yang hermetis dan (kurang
penutupan
mobilitas Prognosis
koronal
normal. 5mmJaringan
yang 3
baik. dari karena
baik,kelebihan, salah
pendukung saluran
gigi danakar lurus dan
satunya modulus elastisitasnya
ngga
kan pada terbentuk
apeks).
infeksi
Bentuk
Pemahaman anatomis
tentang anatomi akar
sistem lurus.
saluran Pada
akar menyerupai dentin sehingga menurunkan resiko
dak kasus sesuaibahkan
memeganguntuk penting tidak
peranan kebersihan ada
mulut
dalam keberhasilan penyempitan
penderita
fraktur¹. sedang. saluran Padaakar, iritasi ke
daerah periapikal
gai satu-satunya terlihat gambaran
pemeriksaan radiolusen
radiograf gigi 22,artikel
tampak
me⁷. bulat
dan kegagalan perawatan
dengan diameter kurang daerah
tersebut. Enterococcus
lebih 5mm. periapeks Tujuanmasih
dari sangatini untukminimal,
menunjukan sisa
luran akar yang faecalis (E. faecalis) gambaran radiopak sepanjang
ditemukan sembilan kali lebih saluran
perawatanakar
kukan
i dengan Diagnosis
PSA lesiakan
banyak pada yang infeksi ditegakkanjaringan
pasca perca),
(gutta tetapigigi
adalah
PSA dibandingkan terlihatmasih
keberhasilan dari
22insisivustidak cukup
hermetis
lateralis kiri maksila dan
untuk dilakukan
saluran akar ulang gigi
dengan lesi periapikal
non / vital
kteristik
sida pasca
pada
fisik
Ca(OH)₂
infeksi PSA
dan
primer. Padadisertai
tidak restorasi
beberapa lesi
mencapai mahkota
kasusperiapikal
bahkan
apikalmenggunakan jaketmedikamen
(kurang dan pasien
5mm kalsium kooperatif.
dari hidroksida
ditemukan E. faecalis sebagai satu-satunya bakteri
endengan obturasi underfilling dan Pada tidak kunjungan I (2 Padaoktober 2012)
(Ca(OH)₂) dengan khlorhexidine (CHx).
saluranitu akar apeks).
akar yangBentuk anatomis akar lurus.
karena
hermetis.
yang perlu
ada
Rencana
pada saluran sudah dilakukan
sifat antibakteri
obturasi dengan lesiperawatan
daerahdilakukan
periapikal4
Kalsium PSA
. periapikal hidroksidaulang gambaran radiolusen
terlihat
pemeriksaan subyektif, obyektif, foto
g multikunjungan
akan digunakan
luas, bersifat dengan
/ Ca(OH)₂ merupakan bulat restorasi
bahandengan
medikamen mahkota
diameter STUDI KASUS
saluran kurang lebih 5mm.
sisa
jaket jaringan
akar yanggigi
porselin fusi karena
efektif metal intra
memiliki sifat oral
(PFM)
Diagnosis
dan radiograf
dengan
yang ditegakkan
antibakteri (gambar
Pasien wanita adalah
1), diagnosis,
22 datang ke klinik
gan, mengurangi berusia 53 tahun

geks,pemasangan
telah
serta dilakukan
dapat pasakyang
dengan spektrum
non fiber
luas, penentuan
bersifat
vital biokompatibel rencana
prefabricated.
pasca PSA Spesialis
disertai perawatan
lesi
Konservasi periapikal
Gigi gigi FKG-
RSGM Prof Soedomo 22 dan
terhadap jaringan, mengurangi peradangan jaringan
Prognosiskeras.
jaringan
rupa pasak
baik, karena
untuk
periapeks, serta dapat
saluran
dengan dilanjutkan
menstimulasi
akar
obturasilurus dan dengandan tidak
UGM
pembentukan underfilling
dengan keluhan gigi
penandatanganan
depan kiri atas
kadang sakit jika digunakan untuk menggigit sejak
kadang-

tidak
kerjaada penyempitan
melalui
jaringan keras. Ca(OH)₂ saluran
hermetis. akar,
informed
mempunyai aksiiritasi
Rencana kerja ke
perawatan
consent PSAGigi ulang
ebagai
daerah dukungan
periapeks
berperan dalam melalui pelepasanmasih ion sangat
multikunjungan
Ca²⁺ yang minimal,
berperan sisa
dengan
dalam
2 bulan yang lalu.
restorasi mahkota
tersebut sudah pernah
dilakukan PSA dilanjutkan dengan restorasi komposit
ber jaringan mempunyai
gigi
proses
dan ion OH⁻memberikan masih
mineralisasi
yang efek antimikroba cukup
jaringan dan untuk
jaket porselin fusi metal
ion OH⁻ dilakukan
yang dapat oleh dokter(PFM) dengan
gigi umum kurang lebih satu tahun yang
melalui peningkatan
restorasimelalui
satunya
imikroba mahkota
modulus jaketpemasangan
dan pasien kooperatif. pasak lalu.fiber Pada saatprefabricated.
dilakukan pemeriksaan, gigi tersebut
pH, sehingga terbentuk lingkungan alkalin yang tidak sakit.
Pada
dentinterbentuk
gga sehingga kunjungan
tidak sesuai
Prognosis
untuk perkembangan
baik, karena
I (2 mikroorganisme.
oktober 5 2012)saluran akar lurus dan
akdilakukan pemeriksaan
sesuai untuk tidak ada penyempitan
subyektif, obyektif, fotosaluran akar, iritasi ke
Gigi yang telah dilakukan PSA akan mengalami
Pada pemeriksaan obyektif gigi 22 (Gambar 1)
tampak restorasi sewarna dengan gigi dalam keadaan
me⁷.intra oral perubahan
dan radiograf daerah
fisik dan periapeks
(gambar
karakteristik masih
1), diagnosis,
perubahan estetik. sangat minimal, sisa
laporan
penentuan
ukan
ini
PSA Oleh
untuk
rencana
akan jaringan
karena itu perawatan
perlu gigi
gigimasih
merencanakan 22 dan
restorasi
masih baik. Peka terhadap tes perkusi, tetapi tidak
cukup untuk
peka terhadap dilakukan
palpasi, mobilitas normal. Jaringan
dari perawatan
dilanjutkanyang akandengan
kteristik fisik dan digunakanrestorasi
sehingga mahkota
penandatanganan
dapat jaket
melindungi dan pasien
pendukung gigi kooperatif.
dan kebersihan mulut penderita
informed
sivus
arena itu consent
lateralis
perlu kiri Pada kunjungan (A) I (2 oktober 2012) (B)
gkalakan digunakan dilakukan pemeriksaan subyektif, obyektif, foto
menggunakan (A) (C)
intra oral dan radiograf (gambar 1), diagnosis,
sisa jaringan gigi
ksida (Ca(OH)₂) penentuan rencana perawatan gigi 22 dan
telah dilakukan
upa pasak untuk dilanjutkan dengan penandatanganan
ebagai dukungan informed consent
ber mempunyai
(B)
satunya modulus(A) (B)
dentin sehingga
53 tahun datang
silaporan
Gigi RSGM
ini untukProf c
andari keluhan
perawatan gigi
sivus lateralis (A)Gigi 22 pre operatif diliat dari (B)
adang sakitkiri jika Gambar 1. (A) (C) labial; (B) diliat
al menggunakan dari palatal; (C) hasil radiograf gigi 22 pre operatif tampak daerah
ksida 2(Ca(OH)₂)
ejak bulan yang Gambar 1. (A) Gigi 22 pre operatif diliat dari
radiolusen pada apikal, pengisian under filling dan tidak hermetic
pernah dilakukan labial; (B) diliat dari palatal; (C) hasil radiograf
53
(C) 63
Gambar 1. (A) Gigi 22 pre operatif diliat dari
Gigi 22 diisolasi dengan rubber da
Pengambilan gutta perca dilakukan deng
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 52-57fileheadstroem yang dibantu dengan cair
chloroform serta dilakukan irigasi deng
sedang. Pada pemeriksaan radiograf NaOCl 2,5%.
gigi 22, Pengukuran
mm. K-File terbesar yang dapat panjang
masuk sepanjang kerja (P

dengan cara
tampak gambaran radiopak sepanjang saluran akar
(gutta perca), tetapi terlihat tidak hermetis dan tidak
PK estimasi dari foto radiogr
PK adalah K-File #40, dimasukkan ke dalam saluran
akar dengan PK 22mm, dikonfirmasikan dengan
mencapai apikal (kurang 5mm dari preapeks).operatif
Bentuk yang
radiograf (Gambarakan
2). dikonfirmasi deng
anatomis akar lurus. Pada daerah periapikal terlihat
gambaran radiolusen bulat dengan apex locatordan
diameter kurang didapat PK 22 mm. K-F
Kemudian dilanjutkan dengan preparasi
saluran akar tehnik konvensional dengan PK 22mm.
lebih 5mm.
terbesar yang dapat
Setiap pergantian masuk
file pada sepanjang
preparasi saluran akar, P
Diagnosis yang ditegakkan adalah 22 non vital dilakukan irigasi dengan NaOCL 2,5% dan file
pasca PSA disertai lesi periapikaladalah
dengan obturasiK-File #40,
dilumasi dengan dimasukkan
EDTA. Bahan irigasi yang digunakan ke dala
saluran
underfilling dan tidak hermetis. Rencana perawatan
PSA ulang multikunjungan dengan restorasi
akar dengan
yaitu NaOCl 2,5%, EDTA dan CHx 2%. Dilanjutkan
dengan pemberian intra canal medikamen Ca(OH)
PK 22m
dikonfirmasikan dengan radiograf.
2
mahkota jaket porselin fusi metal (PFM) dengan yang dicampur dengan CHx 2% dimasukan ke
pemasangan pasak fiber prefabricated. Prognosis dalam saluran akar, kemudian ditumpat sementara.
baik, karena saluran akar lurus dan tidak ada
penyempitan saluran akar, iritasi ke daerah periapeks
masih sangat minimal, sisa jaringan gigi masih cukup
untuk dilakukan restorasi mahkota jaket dan pasien
kooperatif.
nnAkar…
Akar… Pada kunjungan I (2 oktober 2012) dilakukan
pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral
dan radiograf (gambar 1), diagnosis, penentuan
rencana perawatan gigi 22 dan dilanjutkan dengan
penandatanganan informed consent
Gigi 22 diisolasi dengan rubber dam.
sen
en Densply).
Densply). Setelah
Setelah saluran
saluran akar
Pengambilan gutta perca dilakukan dengan akar penuh, penuh, gutta gutta
ak
k perca
perca dipotong
dipotong sebatas
sebatas orifis,
orifis, diberi
fileheadstroem yang dibantu dengan cairan
chloroform serta dilakukan irigasi dengan NaOCl
diberi basis basis
semen
semen seng
seng fosfat
fosfat dan
dan tumpatan
tumpatan sementara.
2,5%. Pengukuran panjang kerja (PK) dengan cara PK sementara.
Foto
Fotorongent
rongent(gambar
(gambar3B) 3B)
estimasi dari foto radiograf pre operatif yang akan
Gambar 2. Radiograf pengukuran PK estimasi K-file #40

dam.
am. Gambar 2. Radiograf pengukuran PK
dikonfirmasi dengan apex locatordan didapat PK 22

ngan
gan estimasi K-file #40
airan
iran
ngan
gan Kemudian dilanjutkan dengan prepara
PK)
(PK) saluran akar tehnik konvensional dengan P
ograf
graf 22mm. Setiap pergantian file pada prepara
ngan
gan saluran akar, dilakukan irigasi dengan NaOC
K-File
File 2,5% dan file dilumasi dengan EDTA. Bah
PK
PK irigasi yang digunakan yaitu NaOCl 2,5%
alam
lam EDTA dan CHx (b) 2%. Dilanjutkan deng
(A) (B)
mm,
mm, (a)
(a) (b)
Gambar
Gambar pemberian
3.3. Radiograf
RadiografMaster MasterintraCone canal
Cone gutta
gutta medikamen Ca(OH
Gambar 3. Radiograf Master Cone gutta perca (A); hasil obturasi (B)

54
perca
perca(a);
(a);hasil yang
hasil dicampur
obturasi
obturasi (b) dengan CHx 2% dimasukan
(b)
dalam saluran akar, kemudian ditump
Pada
Padakunjungan
kunjungan
sementara. IIIIII(16
(16Oktober).
Oktober).Kontrol Kontrol
m.
n Gambar 4. Foto sebelum dan sesudah
n
n perawatan
K) Ni Gusti A A & Wignyo H: Perawatan Ulang Saluranjungan ...
af
n
e Kunjungan V. dilakukan kontrol 6 bul
Kunjungan II (9 Oktober 2012) Pemeri-ksaan Kunjungan IV (25 Oktober 2012) dilakukan

m
K
setelah PSA, pada pemeriksaan subyektif tid
subyektif tidak ada keluhan, tumpatan sementara
dibuka, saluran akar diirigasi dengan NaOCL 2,5%
pemasangan mahkota jaket PFM. Cek warna, kontur,
embrasur, kerapatan tepi, oklusi, kontak proksimal,
m,
kemudian
ada keluhan dan pemeriksaan obyektif perk
(a)
3. dikonfirmasi
Radiografdengan
Master
(b)
dan dilakukan pengepasan guta perca dengan #40
Gambar Cone(Gambar
radiograf gutta
ketahanan, dan hubungan dengan gigi antagonis,
penyemanan dengan semen resin (Gambar 4).
perca (a); hasil
dan palpasi negatif, oklusi tidak ada trauma
obturasi (b)
3A). Gutta perca disterilkan dalam larutan NaOCL
2,5%, dibilas alkohol 70% dan dikeringkan.Sebelum
Kunjungan V. dilakukan kontrol 6 bulan setelah

mahkota PFM masih terpasang dengan ba


PSA (Gambar 5), pada pemeriksaan subyektif tidak
Padapengisian,
dilakukan kunjungan III aka
saluran (16 rOktober). Kontrol
diirigasi dengan ada keluhan dan pemeriksaan obyektif perkusi dan
PSA.NaOCLPasien
2,5%, tidak memiliki
EDTA cair 1 menit, dankeluhan, perkusi
CHx 30 detik,
dan pasien merasa nyaman
palpasi negatif, oklusi tidak ada traumatik, mahkota
dandikeringkan
palpasidengan negatif, dilanjutkan
paper point. dengan
Pengisian saluran PFM masih terpasang dengan baik dan pasien
preparasi
akar denganpasak
tehnik dan mahkota
kondensasi jaket sealer
lateral dengan porselin merasa nyaman
fusiberbahan
metal (PFM). Pasak
epoxy-resin yangDensply).
(Topseal, digunakan Setelahyaitu
pasak fiber
saluran akarprefabricated
penuh, gutta perca(Fiberpost,Denstply).
dipotong sebatas
orifis,perca
Gutta diberi basis semen seng
dibuang fosfat dan tumpatan
menggunakan Gates
sementara. Foto rongent
glidden drill (2/3 dari panjang (gambar 3B) gigi didapat
16mm Pada dan kunjungan
menyisakan III (16 gutta
Oktober).perca 6mm)
Kontrol
kemudian menggunakan Peeso reamer dan
PSA. Pasien tidak memiliki keluhan, perkusi dan
precission drill. Pengepasan
palpasi negatif, dan dikonfirmasi
dilanjutkan dengan preparasi
dengan foto radiografis. Penyemenanmetal
pasak dan mahkota jaket porselin fusi dengan
(PFM). Pasak yang digunakan yaitu
semen resin dan dilanjutkan pembuatan inti pasak fiber
si
prefabricated
resin. (Fiberpost,Denstply).
Cetak menggunakan rubberGuttabase,perca
untuk
K
si gigidibuang menggunakan Gates glidden drill (2/3 dari
antagonis dilakukan pencetakan dengan
panjang gigi didapat 16mm dan menyisakan gutta
L alginat. Model dikirimkan kedental lab.
perca 6mm) kemudian menggunakan Peeso reamer
n Kunjungan IV (25 Oktober 2012)
dan precission drill. Pengepasan dan dikonfirmasi
%, dilakukan pemasangan mahkota jaket PFM.
dengan foto radiografis. Penyemenan dengan semen
n Cekresin
warna, kontur, embrasur,
dan dilanjutkan pembuatan inti kerapatan
resin. Cetaktepi,
)2 oklusi, kontakrubber
menggunakan proksimal,
base, untukketahanan,
gigi antagonis dan
e hubungan
dilakukandengan
pencetakangigi dengan
antagonis, penyemanan
alginat. Model
at dengan semen resin
dikirimkan ke dental lab. .
2) Gambar 6. Fotobulan
Radiograf setelah perawata
Gambar 5. Foto Radiograf setelah pera-watan 6

n,
ar 6 bulan
n PEMBAHASAN
n Penyebab kegagalan PSA pada kasus ini terlihat
).
L
PEMBAHASAN bahwa obturasi tidak mencapai apeks (kurang 5 mm
dari apeks), kemungkinan karena instrumentasi yang
n tidak mencapai PK. Salah satu tujuan PSA adalah
n, preparasi dan pengisian saluran akar secara hermetis,
%, Penyebab kegagalan PSA pada kasoleh sebab itu ketepatan pengukuran panjang saluran
akar hingga pada batas dentin-semen merupakan
k,
n ini terlihat bahwa obturasi tidak mencap tahap awal yang penting.8 Obturasi memegang
peranan penting dalam keberhasilan PSA. Hampir
al
l, apeks (kurang 5 mm dari apeks), kemungkin 60% dari kegagalan perawatan endodontik
disebabkan karena obturasi yang tidak sempurna.2
karena instrumentasi
Gambar 4. Foto sebelum dan sesudah perawatan
64 yang tidak mencapai P
Salah satu tujuan PSA adalah preparasi 55 d
pengisian saluran akar secara hermetis, ol
sebab itu ketepatan pengukuran panja
Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 52-57

Infeksi sekunder pada perawatan saluran akar yang baik, karena pasta kombinasi tersebut mampu
menjadi penyebab utama kegagalan PSA. Bakteri berfungsi sebagai barier dalam sistem saluran akar
utama penyebab infeksi sekunder pada kegagalan untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga dapat
PSA adalah E. faecalis. E. faecalis mempunyai menghilangkan lebih banyak mikroorganisme yang
kemampuan penetrasi ke dalam tubuli dentin bersifat persisten. Kombinasi tersebut juga bersifat
sehingga memungkinkan bakteri tersebut terhindar biokompatibel tanpa mempengaruhi kemampuan
dari instrumentasi alat-alat preparasi dan bahan irigasi perlekatan bahan pada saat obturasi saluran akar.14
yang digunakan selama preparasi biomekanikal. Sifat antimikroba CHx berdasarkan pada interaksi
Selain itu, bakteri ini mampu mengkatabolisme antara molekul bermuatan positif yang ada pada
berbagai sumber energi dan dapat bertahan hidup substansi tersebut dengan gugus fosfat bermuatan
dalam berbagai lingkungan termasuk pH alkali dan negatif yang ada pada dinding sel bakteri. Molekul
suhu yang ekstrim.¹ bermuatan positif dari CHx juga dapat terserap
Ca(OH)₂ merupakan bahan medikamen saluran ke dalam dentin untuk mencegah kolonisasi
akar yang efektif karena memiliki sifat antibakteri bakteri pada permukaan dentin sehingga dapat
dengan spektrum yang luas, bersifat biokompatibel menghambat infeksi ulang saluran akar selama
terhadap jaringan, mengurangi peradangan jaringan periode perawatan.15 Penambahan CHx pada
periapeks, serta dapat menstimulasi pembentukan Ca(OH)₂ dapat meningkatkan efektifitas medikamen
jaringan keras. Ca(OH)₂ mempunyai aksi kerja terhadap Enterococcus faecalis. Kombinasi CHx2%
melalui pelepasan ion Ca²⁺ yang berperan dalam dengan Ca(OH)₂ lebih efektif dibandingkan
proses mineralisasi jaringan dan ion OH⁻ yang Ca(OH)₂ dengan air. Konsentrasi CHx yang sering
dapat memberikan efek antimikroba melalui digunakan di bidang endodontik yaitu antara 0.1%
peningkatan pH, sehingga terbentuk lingkungan hingga 2%. CHx memiliki toksisitas yang sangat
alkalin yang tidak sesuai untuk perkembangan rendah pada konsentrasi yang lebih tinggi namun
mikroorganisme.8 Ketika diaplikasikan dalam saluran medikasi saluran akar dengan konsentrasi CHx yang
akar, Ca(OH)₂ terurai menjadi ion Ca²⁺ dan ion lebih tinggi akan meningkatkan resistensi kolonisasi
OH⁻ yang selanjutnya akan berdifusi melalui tubulus mikroba.15
dentinalis.9 Dengan sifat basanya menyebabkan Hilangnya struktur jaringan gigi pasca PSA
sebagian besar mikroorganisme yang ada dalam sangat bervariasi, Pemilihan bahan dan teknik
saluran akar yang terinfeksi tidak mampu bertahan restorasi yang sesuai ditentukan oleh jumlah dan
hidup.10 Penambahan berbagai substansi dalam struktur gigi yang tersisa.12 Pasak fiber prefabricated
bubuk Ca(OH)₂ juga dapat meningkatkan sifat menjadi pilihan pada kasus ini karena, pasak fiber
antibakteri, radiopasitas, daya alir dan konsistensi memiliki sifat modulus elastisitasnya menyerupai
dari Ca(OH)₂ tersebut.¹1 Bahan pencampur yang dentin, adaptasi yang baik, bersifat tidak korosif,
ideal mampu membuat pelepasan ion Ca²⁺ dan OH⁻ serta dapat menyebarkan tekanan secara menyeluruh
berjalan secara lambat dan bertahap, difusi ke dalam sehingga mencegah terjadinya fraktur akar. Retensi
jaringan berjalan lambat dengan kelarutan yang pasak dipengaruhi oleh preparasi, panjang pasak,
rendah dalam cairan jaringan serta tidak memiliki diameter pasak, tekstur permukaan pasak, dan
efek negatif terhadap induksi deposisi jaringan penggunaan bahan luting. Syarat panjang pasak
keras.12 adalah sama dengan panjang mahkota klinis atau
Chlorhexidine (CHX) telah digunakan sebagai panjang mahkota anatomis, atau setidaknya 2/3
salah satu bahan pencampur medikamen saluran panjang akar.8 Panjang saluran pasak pada kasus
akar karena memiliki sifat antimikroba spektrum ini 16 mm dan menyisakan gutta perca di daerah
luas, mampu menjaga sifat antimikrobanya untuk apikal 6 mm. Sementasi pasak menggunakan semen
jangka waktu lama serta pelepasanya lambat sejalan resin karena telah terbukti keberhasilan sebagai
dengan penurunan konsentrasinya.13 Kombinasi bahan luting pasak fiber.1 Pemilihan mahkota jaket
Ca(OH)₂ dan CHx 2% memiliki sifat antibakteri PFM sebagai restorasi akhir pada kasus ini karena

56
Ni Gusti A A & Wignyo H: Perawatan Ulang Saluranjungan ...

banyak kehilangan jaringan keras gigi dan untuk 6. Wagnild G, Mueller K. Restoration of endodontically
memperbaiki estetik. Evaluasi menunjukkan keadaan treated teeth in Cohen S. Hargreaves KM (Editor).
gigi 22 setelah PSA ulang dalam keadaan baik, lesi Pathways of the pulp. Ed 9. Missouri: Mosby inc;
periapikal mengecil, secara klinis gigi tersebut dapat 2006. H. 787-821.
digunakan dengan baik. Pasien merasa puas. 7. Zehnder M. Root canal irrigants. J Endod. 2006; 32:
389-398.

KESIMPULAN 8. Ingle, Bakland. Endodontics. Ed 5. London: Decker;


2002. H. 913-50.
Dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan
9. George J, Lakshminarayanan L. Anti-microbial effect
PSA ulang diperlukan recleaning dan reshaping
of various calcium hydroxide preparation- an in-
secara maksimal. Fiber prefabricated sebagai retensi
vitro study, Endodontology. 2001; 13: 2-7.
intra kanal dilanjutkan dengan restorasi mahkota
PFM dapat menjadi pilihan restorasi pasca PSA ulang 10. Freire LG, et all. Influence of dentine on pH 2%
dan adanya pengecilan lesi periapikal menunjukan chlorhexidine gel and calsium hydroxide alone or in
adanya tanda penyembuhan sehingga gigi dapat combination. Dental Traumatology. 2010; 26: 276-80.
bertahan selama mungkin didalam mulut. 11 Walton R, Torabinejad M. Principles and practice of
endodontics. Ed 2. Philadelphia : W.B. Saunders Co; 1996.

DAFTAR PUSTAKA 12. Fava L, Saunders W. Calcium hydroxide pastes:


classification and clinical indications, International
1. Anna M, Johanna T. Bonding of composite resin
Endodontic Journal.1999; 32: 257-82.
luting cement to fiber reinforced composite root
canal posts. J Adhes Dent. 2004; 6: 319-25. 13. Poorni S, et all. Comparative evaluation of the
surface tension and the ph of calcium hydroxyde
2. Hoen MM, Frank E. Contemporary endodontic
mixed with five different vehicles. Indian J Dent
retreatments: An analysis based on clinical treatment
Res. 2009; 17-20.
findings. Journal Endod. 2002; 28: 834-7.
14. Delgado R, et all. Antimicrobial effect of calcium
3. Simon S, et all. Apical limit and working length in
hydroxide and chlorhexidine on enterococcus
endodontics. Dent Update. 2009 Apr; 36(3): 146-
faecalis, J.Endod. 2010; 36:1389-92.
50, 153.
15. Athanassiadis et all. The Use of Calcium Hydroxide,
4. Mulyawati E. Peran bahan disinfeksi pada perawatan
Antibiotics, and Biocides as Antimicrobial
saluran akar. Majalah Kedokteran Gigi. 2011;1 8(2):
Medicaments in Endodontics, J Endod. 2007; 52:
205-9.
S64-82.
5. Hasheminia S, et all. The effect of three different
calcium hydroxide combinations on root dentine
microhardness, Research Journal of Biological Sciences.
2009; 4(1): 121-5.

57

You might also like