You are on page 1of 8

Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

EVALUASI PROGRAM PENANGANAN GIZI KURANG MELALUI ASUHAN


COMMUNITY FEEDING CENTER (CFC) PADA ANAK BALITA
DI PUSKESMAS BIROBULI KECAMATAN PALU SELATAN
KOTA PALU

Herman1, Abd. Rahman 2, Dilalatul Urfiah Muchlis1

1.Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan,Universitas Tadulako
2.Bagian Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako

ABSTRAK

Pencapaian target MDG’s menurunkan angka kematian anak di Indonesia khususnya


kasus gizi kurang belum maksimal khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Gizi kurang
di Kota Palu mencapai 861 kasus dengan kasus tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas
Birobuli yaitu 183 kasus. Dalam menanggulangi gizi kurang di Kota Palu, pemerintah
mengadakan program pemulihan rawat jalan yaitu Community Feeding Center (CFC)
melalui pemberian makanan tambahan pada balita dan penyuluhan pada ibu. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi input, process, output, dan outcome program
penanganan gizi kurang melalui asuhan CFC pada anak balita di Puskesmas Birobuli.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian pada input
menunjukkan bahwa petugas mendapatkan pelatihan khusus dan anggaran dana sudah
cukup baik. Hasil penelitian pada process menunjukkan perencanaan program
terstruktur dengan baik, dukungan positif dari masyarakat, ibu balita termotivasi
memperbaiki gizi anaknya serta monitoring dan evaluasi CFC terlaksana setiap bulan.
Hasil penelitian pada output menunjukkan perubahan status gizi kurang menjadi status
gizi normal dan respon baik ibu balita. Hasil penelitian pada outcome setiap tahunnya
mengalami penurunan angka gizi kurang dan peningkatan berat badan pada anak balita.
Disarankan bagi petugas kesehatan, agar melaksanakan program dengan mengikuti
perencanaan yang telah dibuat.

Kata Kunci : Program Community Feeding Center, anak balita

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 21


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

A. PENDAHULUAN 58 kasus dan Petobo 59 kasus. Total


World Health Organization (WHO) keseluruhan kasus gizi kurang yang ada
2013, menyatakan bahwa sekitar 17%, di Kota Palu mencapai 861 kasus.
atau 98 juta anak di bawah usia lima Berdasarkan data tersebut, kasus gizi
tahun di negara-negara berkembang kurang tertinggi terdapat di wilayah
menderita gizi kurang. Prevalensi gizi Birobuli Kecamatan Palu Selatan yaitu
kurang tertinggi yaitu di wilayah PBB sebanyak 183 kasus. Sedangkan kasus
Asia selatan (30%), diikuti oleh Afrika gizi buruk yang ada di Kota Palu
Barat (21%), Oceania dan Afrika Timur mencapai 63 kasus.[3]
(keduanya 19%) dan Asia Tenggara dan Kasus gizi kurang tertinggi di Kota
Afrika Tengah (keduanya 16%), dan Palu terdapat di wilayah Birobuli
Afrika selatan (12%). Prevalensi di Kecamatan Palu Selatan, yaitu 183
bawah (10%) diperkirakan terdapat kasus dan balita yang terdaftar sebagai
didaerah PBB Timur, Tengah, Asia peserta CFC yaitu 35 orang.[3]
Barat, Afrika Utara, Amerika Latin dan Melihat kasus tersebut, maka saat
Karibia.[1] ini pemerintah mengadakan program
Secara nasional, prevalensi berat- pemulihan rawat jalan untuk anak gizi
kurang pada tahun 2013 adalah 19,6%, kurang. Program tersebut adalah
terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% Community Feeding Center (CFC) atau
gizi kurang. Jika dibandingkan dengan Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat
angka prevalensi nasional tahun 2007 (PGBM).[4]
(18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) CFC adalah bentuk kegiatan
terlihat meningkat. Perubahan terutama pemberian makanan tambahan berupa
pada prevalensi gizi buruk yaitu dari makanan pendamping ASI lokal yang
5,4% tahun 2007, 4,9 % pada tahun berbasis komunitas.[4]
2010, dan 5,7 % tahun 2013. Sedangkan Pelaksanaan program CFC
prevalensi gizi kurang naik sebesar difokuskan pada anak balita gizi kurang
0,9% dari 2007 dan 2013. Untuk dengan umur 6-59 bulan dan keluarga
mencapai sasaran Millenium dari anak balita gizi kurang.
Development Goals (MDG’s) tahun Penanganan terhadap kasus gizi
2015, yaitu 15,5% maka prevalensi gizi kurang sangat penting dengan
buruk-kurang secara nasional harus diselenggarakannya program CFC, oleh
diturunkan sebesar 4.1% dalam periode karena itu penulis tertarik untuk
2013 sampai 2015 (Riskesdas, 2013).[2] melakukan penelitian dengan judul
Kasus gizi kurang ditemukan “Evaluasi program penanganan gizi
diberbagai wilayah Puskesmas Kota kurang melalui asuhan CFC pada anak
Palu, yaitu Pantoloan sebanyak 113 balita di Puskesmas Birobuli
kasus, Tawaeli 11 kasus, Mamboro 46 Kecamatan Palu Selatan Kota Palu”.
kasus, Talise 127 kasus, Singgani 67
kasus, Kamonji 53 kasus, Duyu 73 B. METODE PENELITIAN
kasus , Tipo 30 kasus, Kawatuna 41 Jenis penelitian yang digunakan
kasus, Birobuli 183 kasus, Mabelopura adalah Penelitian kualitatif dengan

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 22


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

rancangan studi kasus. Metode 1. Tenaga Kesehatan


penelitian kualitaitif adalah penelitian Dalam pelaksanaan program,
yang digunakan untuk meneliti pada program bisa berjalan dengan baik
kondisi obyek yang alamiah.Penelitian dan optimal dengan cara membagi
ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juni waktu pelaksanaan kegiatan dan
sampai dengan 09 Juli 2015, Lokasi membagi tugas dalam merekap data
penelitian dilakukan di salah satu titik hasil kegiatan yang telah terlaksana.
pelaksanaan program asuhan Walaupun dengan kapasitas tenaga
Community Feeding Center (CFC) yaitu kesehatan yang minim, petugas
Puskesmas Birobuli Kecamatan Palu kesehatan program CFC tidak
Selatan. Informan dalam hal ini mengeluhkan beban kerja yang
menggunakan trianggulasi sumber yang diberikan. Petugas kesehatan
terdiri dari informan kunci yaitu Kepala menganggap bahwa hal tersebut
Puskesmas Birobuli, informan biasa merupakan komitmen untuk
yaitu petugas kesehatan maupun kader melaksanakan tanggung jawab yang
pelaksana program CFC Puskesmas telah diberikan.
Birobuli serta informan tambahan yaitu Sejalan dengan penelitian yang
ibu balita gizi kurang yang ditentukan dilakukan oleh Handayani (2008),
dengan menggunakan cara purposive Puskesmas mempunyai petugas gizi
sampling. berjumlah 1 orang dan berlatar
belakang pendidikan Diploma III
C. HASIL DAN PEMBAHASAN gizi.[5]
Evaluasi Program Penanganan Gizi 2. Sumber Dana
Kurang Melalui Asuhan CFC pada Informan kunci dan informan
Anak Balita di Puskesmas Birobuli biasa mengemukakan bahwa
Pelaksanaan program gizi kurang program CFC mendapatkan dana
melalui asuhan CFC di Puskesmas yang berasal dari APBD (Anggaran
Birobuli sudah sesuai dengan petunjuk Pendapatan dan Belanja Daerah).
teknis yang telah dibuat oleh Dinas Sejalan dengan penelitian yang
Kesehatan pada tahun 2012. dilakukan oleh Handayani (2008),
Input Pelaksanaan Program dana mempunyai peranan yang
Penanganan Gizi Kurang Melalui sangat penting dalam melaksanakan
Asuhan CFC pada Anak Balita di program PMT balita.[5]
Puskesmas Birobuli 3. Fasilitas Kesehatan
Masih terdapat masalah maupun Sebagai penyelenggara
hambatan dalam program CFC. Dari program, Puskesmas Birobuli tetap
hasil tersebut, dapat disimpulkan input bertanggung jawab untuk membeli
pelaksanaan program CFC ini meliputi bahan-bahan yang akan dikonsumsi
tenaga kesehatan, dana dan fasilitas oleh anak balita gizi kurang yang
kesehatan. mengikuti program CFC dan dibawa
ke Puskesmas Bulili untuk diolah.
Hal ini dikarenakan kader yang

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 23


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

memasak makanan untuk PMT terdapat masalah dalam pelaksanaan


Lokal telah diatur oleh Dinas program, yaitu pelaksanaan program
Kesehatan hanya terdapat di CFC tidak melibatkan lintas sektor. Hal
Puskesmas Bulili. ini telah ditetapkan pada prnsip
Sejalan dengan penelitian yang dibentuknya program CFC yaitu
dilakukan oleh Nurparida (2012), penanganan anak balita gizi kurang
aspek sumber daya menunjukkan harus melinbatkan sektor terkait,
bahwa jumlah tenaga kesehatan dimana lintas sektor yang dimaksud
masih kurang, belum ada kepala yaitu pihak kelurahan. Serta ibu anak
pemasak, belum ada ahli gizi dan balita tidak mendapatkan proses
terbatasnya fasilitas dapur dan jalan pembelajaran cara mengolah
untuk distribusi makanan.[6] menyiapkan dan memberikan makanan
Berdasarkan hasil observasi yang baik kepada anaknya, khususnya
yang dilakukan oleh peneliti, pengetahuan kandungan gizi yang
Puskesmas Birobuli belum memiliki diperoleh dari cara pemilihan bahan
dapur atau tempat pengolahan makanan sampai bahan makanan
makanan khusus CFC serta tenaga tersebut diolah. Hal ini tidak sesuai
pemasak untuk mengolah makanan dengan tujuan khusus dari dibentuknya
yang akan diberikan kepada anak program CFC oleh Dinas Kesehatan.
balita. 1. Perencanaan Penyelenggaraan
Proses Pelaksanaan Program Program CFC
Penanganan Gizi Kurang Melalui Perencanaan program CFC
Asuhan CFC pada Anak Balita di ditentukan dari penemuan kasus
Puskesmas Birobuli balita gizi kurang pada balita
Berdasarkan hasil observasi, diwilayah kerja Puskesmas Birobuli
program CFC dilaksanakan sekitar melalui laporan pasien yang datang
pukul 12 siang disetiap hari kerja. berobat, kader maupun posyandu.
Setelah makanan dibagikan, ibu Sesuai dengan petunjuk teknis
menyuapi anak balitanya disertai program CFC bahwa penanganan
dengan diberikan pengarahan oleh anak balita gizi kurang dilaksanakan
petugas tentang gizi makanan apa saja agar dapat menjangkau sebanyak
yang baik untuk dikonsumsi. Setelah mungkin kasus gizi kurang yang
program selesai, petugas memberikan sangat membutuhkan perawatan.
uang transportasi sebesar Rp.20.000 Perencanaan ini dapat terlaksana
kepada ibu untuk masing-masing anak dengan baik ditunjang dari segi
balitanya. Hal ini diharapkan dalam jumlah tenaga kesehatan yang
pemberian PMT Lokal tidak saja memadai untuk mengoptimalkan
memiliki dampak terhadap perbaikan pelaksanaan program CFC,
gizi sasaran, tetapi juga memberikan anggaran dana yang cukup serta
kontribusi kepada perbaikan pendapatan fasilitas untuk menunjang
masyarakat terutama diwilayah kerja keberhasilan program terpenuhi.
Puskesmas Birobuli. Akan tetapi,

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 24


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

Hasil penelitian sejalan dengan Bentuk dukungan masyarakat


yang dilakukan oleh Handayani terhadap program CFC yaitu
(2008), dalam perencanaannya masyarakat mempromosikan bahwa
target sasaran balita yang mendapat adanya kegiatan CFC untuk
program paket anak PMT-balita membantu pengobatan anak balita
tidak berdasarkan dari data yang menderita gizi kurang dan
[5]
kelurahan. apabila masyarakat sendiri yang
2. Pengorganisasian Program CFC menemukan kasus gizi kurang,
Pengorganisasian yang ada di maka mereka yang akan melaporkan
Puskesmas Birobuli sudah sesuai. kepada petugas kesehatan agar anak
Hal ini dikarenakan petugas yang balita tersebut mendapatkan
bertanggung jawab dalam penanganan yang cepat dan tepat.
pelaksanaan program CFC adalah Masyarakat yang ada di
petugas gizi yang berlatar belakang wilayah kerja Puskesmas Birobuli
pendidikan Sarjana Gizi dan telah sangat mendukung dengan adanya
mendapatkan pelatihan khusus oleh program CFC ini. Hal ini sangat
Dinas Kesehatan. membantu dan memberikan
Berdasarkan observasi yang motivasi kepada petugas program
telah dilakukan oleh peneliti, untuk CFC setiap diselenggarakannya
pengorganisasian program CFC program CFC untuk menurunkan
sudah tepat dengan menempatkan angka gizi kurang pada anak balita
ahli gizi sebagai penanggung jawab di Puskesmas Birobuli.
program dan dibantu petugas 5. Konseling Ibu Dari Anak Balita
pengabdi dalam menjalankan Program CFC
program. Konseling yang dilakukan oleh
3. Peserta Program CFC petugas CFC diberikan agar petugas
Petugas kesehatan melakukan mengetahui penyebab dari anak
penyaringan kepada peserta balita bisa mengalami gizi kurang,
program CFC untuk menentukan cara penanggulangannya,
anak balita yang sesuai memberikan pemahaman asupan
diikutsertakan. Dalam penyaringan gizi yang sesuai dengan umur anak
ini, petugas Puskesmas Birobuli balita dan cara mengasuh anak yang
memilih daftar anak balita yang baik.
tergolong kategori bawah standar Berdasarkan hasil observasi,
anak gizi normal atau gizi kurang, masih banyak ibu balita peserta
serta memprioritaskan kepada anak program CFC yang tidak
balita yang lebih bermasalah dan mendapatkan konseling khusus atau
orang tua balita bersedia hadir konseling tatap muka disetiap
dalam setiap diselenggarakan selesai program CFC
program CFC. diselenggarakan.
4. Dukungan Masyarakat Terhadap
Program CFC

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 25


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

6. Monitoring Dan Evaluasi Program sebab dari anaknya gizi kurang


CFC dikarenakan keturunan.
Monitoring dan evaluasi 8. Motivasi Ibu Mengikutsertakan
program CFC di Puskesmas Anak Balita Dalam Program CFC
Birobuli berjalan dengan baik. Ibu memiliki motivasi untuk
Sejalan dengan penelitian yang mengikutsertakan anaknya dalam
dilakukan oleh Handayani (2008) program CFC agar timbangan atau
mengenai evaluasi program berat badan anak balitanya
Pemberian Makanan Tambahan mengalami perubahan yang lebih
anak balita, mekanisme pengawasan baik dan status gizinya menjadi
dilakukan oleh kepala puskesmas, normal.
petugas gizi puskesmas dan bidan di Hasil observasi yang dilakukan,
masing-masing desa terhadap ibu balita bukan hanya termotivasi
sasaran program PMT-anak balita untuk memperbaiki status gizi anak
dengan pelaksanaan sesuai dengan balitanya, melainkan ibu balita
pada petunjuk teknis yang sudah mendapatkan uang transportasi yang
ditetapkan.[5] dimana uang tersebut digunakan
Hasil observasi yang telah sebagai uang tambahan kehidupan
dilakukan oleh peneliti, monitoring sehari-hari.
yang dilakukan oleh petugas CFC Output Pelaksanaan Program
hanya terfokus melihat buku laporan Penanganan Gizi Kurang Melalui
bulanan yang dimiliki oleh Asuhan CFC pada Anak Balita di
posyandu. Puskesmas Birobuli
7. Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Terjadi perubahan pola asuh yang
Program CFC diberikan oleh ibu kepada anak
Pengetahuan ibu kepada balitanya setelah mengikuti program
anaknya yang menderita gizi kurang CFC.
diketahui setelah ibu membawa Hasil observasi yang telah
anaknya ke Posyandu untuk dilakukan oleh peneliti, bahwa masih
imunisasi dan pada saat anak balita terdapat ibu yang telah mengikuti
ditimbang berat badannya oleh program CFC tidak mendapatkan
petugas kesehatan, berat badannya konseling setelah program selesai
belum memenuhi standar berat diselenggarakan.
badan normal untuk usia anak Selama diselenggrakan program
balita. CFC, terjadi perubahan status gizi yang
Hasil observasi yang dilakukan, lebih baik dan jumlah anak balita yang
ibu dari anak balita memiliki menderita gizi kurang semakin
pemahaman bahwa makanan yang berkurang setiap triwulannya. Status
telah diberikan oleh ibu tidak gizi anak balita dapat diawasi oleh
terdapat perbedaan dengan yang petugas kesehatan dengan cara selalu
diberikan oleh petugas CFC dan memantau pelaporan kegiatan dari
posyandu.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 26


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

Respon yang didapatkan selama membantu penyelenggaraan program


program CFC berlangsung sangat baik agar lebih optimal.
terutama dari ibu. Respon tersebut dapat 2. Process dalam pelaksanaan program
terlihat dari rutinnya ibu dan ank CFC belum berjalan dengan baik.
balitanya menghadiri setiap Proses tersebut meliputi teknis
dilaksanakannya program CFC. pelayanan yang belum sesuai dengan
Outcome Pelaksanaan Program petunjuk teknis program CFC,
Penanganan Gizi Kurang Melalui pengorganisasian program CFC yang
Asuhan CFC pada Anak Balita di kurang tepat, serta ibu anak balita
Puskesmas Birobuli tidak mengikuti konseling khusus.
Pelaksanaan program CFC yang Akan tetapi, perencanaan
telah diselenggarakan, untuk setiap pelaksanakan program CFC yang
tahun mengalami perubahan yang lebih sudah baik, dilakukan penyaringan
baik terhadap penurunan angka gizi peserta yang diikutsertakan dalam
kurang pada anak balita. program CFC, membatasi jumlah
Ibu dari anak balita mengemukakan peserta yang akan diikutsertakan
bahwa tidak ada perubahan berat badan dalam program disetiap triwulan,
setelah mengikuti program CFC. monitoring dan evaluasi dilakukan
Namun, pada kenyataannya hal ini setiap dilaksanakannnya program
bukan kesalahan dari ibu balita yang CFC, program CFC mendapatkan
mengikuti program CFC, melainkan dukungan positif dari masyarakat,
petugas kesehatan yang tidak ibu balita mendapatkan pengetahuan
mengoptimalkan agar semua ibu balita lebih tentang gizi untuk anak
mendapatkan konseling khusus dan balitanya serta ibu balita termotivasi
hanya berpatokan pada nutrisi makanan untuk memperbaiki status gizi anak
yang didapatkan pada saat makanan balitanya dengan mengikusertakan
diberikan oleh petugas disiang hari. anaknya.
3. Output pelakasanaan program CFC
D. KESIMPULAN DAN SARAN belum berjalan dengan baik. Akan
Adapun kesimpulan yang dapat tetapi, dalam penyelenggaraannya
diambil dari penelitian ini adalah terjadi perubahan status gizi sesudah
sebagai berikut: mengikuti program pada anak balita
1. Input pelaksanaan program CFC di dan respon baik dari ibu anak balita
Puskesmas Birobuli dapat dilihat dari setiap diselenggarakannya program
petugas kesehatan yang bertanggung CFC.
jawab dalam program CFC 4. Outcome pelaksanaan program CFC
mendapatkan pelatihan khusus dan dilihat dari angka gizi kurang pada
anggaran yang diterima sudah sesuai. anak balita di wilayah kerja
Akan tetapi, tempat pengolahan Puskesmas Birobuli setiap tahunnya
makanan tambahan untuk anak balita mengalami penurunan dan terjadi
gizi kurang belum tersedia dan peningkatan berat badan anak balita
kurangnya tenaga pelaksana dalam yang mengikuti program CFC.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 27


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

Berdasarkan hasil penelitian ini, 4. Dinas Kesehatan Kota Palu. 2012.


maka peneliti memberikan beberapa Petunjuk Teknis Community
saran dan rekomendasi yaitu: Feeding Center (CFC), Seksi Gizi.
Palu
1. Bagi Dinas Kesehatan untuk
5. Handayani Lina, Asti
menambah kapasitas tenaga MulasariSurahma, Nurdianis Nani.
kesehatan untuk lebih 2008. Evaluasi Program Pemberian
mengoptimalkan program CFC. Makanan Tambahan Anak Balita.
Serta menyediakan tenaga pemasak Jurnal Manajemen Pelayanan
PMT Lokal program CFC untuk KesehatanVOLUME 11 No. 01
mengolah makanan sendiri. Hal ini Maret 2008 Halaman 21 – 26.
6. Nurparida, Ida Siti. 2012.
dapat mengajarkan secara langsung
EvaluasiPelaksanaan Program
kepada ibu anak balita cara Pelayanan Gizi Rumah Sakit
menyiapkan makanan yang tepat dan Dengan Sistem Outsourcing di
memiliki gizi tepat untuk anak RSUD Kabupaten Sumedang.
balitanya. Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat,
2. Bagi petugas kesehatan diharapkan Fakultas Kedokteran, Universitas
agar melaksanakan program Padjadjaran, Bandung.
mengikuti perencanaan yang telah
dibuat. Hal ini dapat
mengoptimalkan sasaran dan
berkurangnya kasus gizi kurang pada
anak balita di wilayah kerja
Puskesmas Birobuli.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
agar lebih baik lagi dalam
mengevaluasi suatu program
khususnya untuk gizi kurang pada
anak balita melalui asuhan CFC
sehingga memudahkan dalam
mencari jalan keluar dari
permasalahan gizi anak di Kota Palu.

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. 2013.UNICEF Annual
Report.
2. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar).
2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
3. Profil Kesehatan Kota Palu.
2013.Kasus Gizi Kurang Di Kota
Palu Tahun 2013, Seksi Gizi, Palu.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Herman, Abd. Rahman, Dilalatul : 21-28) 28

You might also like