Professional Documents
Culture Documents
Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kualitas
Lingkungan Semester 4
Disusun oleh :
2018
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Air ......................................................................................................................... 5
B. Bakteri Coliform ................................................................................................... 6
C. Metode MPN ......................................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu
suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada
minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya
ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal
coli.Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri
berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik,
dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah
yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui
teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga
dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum uji kualitas air dengan menggunakan metode
MPN adalah:
C. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil praktikum uji kualitas air
dengan metode MPN ini adalah dapat mengetahui metode uji kualitas air
dengan metode MPN sehingga dapat mengetahui kualitas dari air sumur yang
di ujikan sehingga diketahui layak tidaknya air tersebut untuk
dikonsumsi. Sebagai tenaga kesehatan masyarakat, dengan adanya
pengetahuan tentang pengujian kualitas air, maka dapat dilakukan penyuluhan
kepada masyarakat akan pentingnya air yang bersih dan bebas dari mikroba,
demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu
air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk
lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal
dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa
atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi
danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air
dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan
(Prawiro, 1989).
Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari
seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22%
berat tulang, dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi
kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari
darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat
syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70%
air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan
kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam
cairan tubuh.Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum
1,5–2 liter air sehari (Slamet, 2004).
Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan
lainnya, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk
kebutuhan domestik rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian,
industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi
(Soerjani, 1997).Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di
perkotaan.Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai
macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga
5
limbah beracun dari industri.Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air
minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air
permukaan (Pudjarwoto, 1993).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup.Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air
dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun (Gause, 1946).Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar
tertentu untuk menjamin kebersihannya.Air yang terkontaminasi oleh bakteri
patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum.Hal ini dapat
dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau
hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme
yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia
coli), Enterococcus faecalis,danClostridium. Di Indonesia, bakteri indikator
air terkontaminasi adalahEscherichia coli (Gause, 1946).
B. Bakteri Coliform
6
dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak
berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya
bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen
dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet, 2004).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri
patogen.Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh
bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter
aerogenes.Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001).
Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari
bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada
suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji
kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi
yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur
pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau
metalik.Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan
bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi
adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, E. coli ada
sebanyak 11% dariColiform (Slamet, 2004).
C. Metode MPN
7
yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan
perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara
langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan
membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count).
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan
petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan
jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan
atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam
pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah
seperti Nitrosomonas danNitrobacter.Kedua jenis bakteri ini memegang
peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,
sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak
langsung.Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test).Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan.Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif Coliformdalam sampel (Lim, 1998).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil
pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik.Beberapa tabung
mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak
mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi
pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif
sedang tabung lainnya negatif.Metode MPN biasanya digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun
8
dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan
pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga
jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan
angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan
jumlah Coliformdalam sampel (Pakadang, 2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk
contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari
contoh tersebut.Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi,
dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung
durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik
pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga
atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan
ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih
banyak (Fardiaz, 1996).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair
dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan
jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada
mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung
gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan
bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3.Kemudian dari
hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan
untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung
berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari
pengenceran tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif
9
sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang
negatif.Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran.Jika pada
pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang
hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus ditambahkan
pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum
(Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif,
sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran
adanyaColiform dengan bantuan medium selektif diferensial.Uji kelengkapan
kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat
fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform seperti,
berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah
nilai MPN.Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit)
atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel.Namun, pada
umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri.Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode
MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan
bakteri Coliform.Media yang digunakan ialah media Lactose Broth.Bakteri
dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula sebagian
bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya.Kaldu laktosa mengandung
surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif
dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform.Hasil uji penguat
yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk
diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial
seperti Eosin-Biru Metilenatau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung
laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis
bakteri dari contoh air.Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram
(Volk, 1993).
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji kualitas air
dengan menggunakan metode MPN adalah :
1. Alat
a) Pipet tetes
b) Rak tabung
c) Tabung reaksi
d) Gelas ukur 10 ml
e) Tabung durham
f) Bansen
g) Inkubator
h) OC
2. Bahan
a) Sampel air (air sumur)
b) Medium Lauri Sulfat (single encer dan double pekat)
c) PGLB
d) Aquades steril
e) Korek api
f) Spiritus
11
g) Label
h) Kapas
C. Prosedur Kerja
1. Uji Perkiraan
a) Menyiapkan 9 tabung reaksi.
b) Mengisi tabung reaksi masing-masing 9 ml aquadest steril yang telah
di ukur dengan menggunakan gelas ukur.
c) Menambahkan sampel air sumur kedalam 3 buah tabung reaksi
pertama dengan ukuran 10 ml dengan menggunakan pipet tetes ke
dalam tabung yang telah berisi aquades steril, kemudian mengocok
agar tercampur secara homogen. Air galon tidak dilakukan
pengenceran karena telah melalui proses sterilisasi.
d) Menambahkan sampel air sumur kedalam 3 buah tabung reaksi
kedua dengan ukuran 1 ml dengan menggunakan pipet tetes ke
dalam tabung yang telah berisi aquades steril, kemudian mengocok
agar tercampur secara homogen.
e) Menambahkan sampel air sumur kedalam 3 buah tabung reaksi
ketiga dengan ukuran 0,1 ml dengan menggunakan pipet tetes ke
dalam tabung yang telah berisi aquades steril, kemudian mengocok
agar tercampur secara homogen.
f) Menginkubasikan seluruh tabung pada suhu 370C selama 24-48 jam.
g) Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung durham dan
mencatat tabung yang positif mengeluarkan gas dan berwarna keruh.
2. Uji Penegasan
a) Mengambil sampel air dari tabung yang positif yang ditandai adanya
gelembung dan warna keruh pada tabung durham kemudian
memasukkan sebanyak 2 tetes kedalam tabung PGLB medium untuk
pemeriksaan total Coliform.
b) Menginkubasi media PGLB pada suhu 37oC selama 24-48 jam.
c) Mencatat jumlah tabung yang menunjukkan tes penegasan positif
berwarna hijau keruh dan terdapat gas gelembung.
d) Menentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN yang
terdapat pada lampiran.
12
D. Hasil dan Pembahasan
Pada saat uji perkiraan apabila air sampel yang telah diinkubasi selama 24-
48 jam berubah warna menjadi keruh dan terdapat gelembung gas maka, air
tersebut mengandung mikrobiologi sedangkan untuk air yang bebas dari
bakteri tetap jernih tanpa ada gelembung gas. Dan pada uji penegasan
dilakukan uji ulang dengan mengambil gelembung gas dari hasil uji perkiraan
lalu memasukkannya pada tabung PGLB untuk diinkubasi kembali selama
24-48 jam, namun bila dalam waktu 24 jam warna hijau dari PGLB sudah
menjadi keruh, maka tidak perlu dilanjutkan proses inkubasi. Pada uji
menggunakan PGLB ini, apabila sampel air berubah menjadi hijau keruh dan
terdapat gelembung gas, maka positif mengandung mikrobiologi.
Apabila sampel air yang diuji menghasilkan warna keruh dan gelembung
gas, sesuai dengan standar air yang telah ada maka dinyatakan air tersebut
tidak dapat dikonsumsi ataupun digunakan pada kebutuhan sehari-hari.
Sampel air sumur yang digunakan pada uji lab kali ini hampir seluruhnya
mengandung mikrobiologi setelah mengalami uji lab sekitar ±4 hari.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dari uji kualitas air dengan
menggunakan metode MPN dapat diambil kesimpulan bahwa:
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Lampiran foto :
16