You are on page 1of 11

TUGAS MAKALAH

FARMAKOTERAPI TERAPAN

GOUT ARTHRITIS

Dosen pengampu: Yance Anas, M. Sc., Apt.

Disusun oleh:

Purnama Romadhon 165020114


Erina Dwijayanti 165020117
Rizka Nafi’atuz Zahro 165020118
Muhniati 165020119

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2017
TUGAS FT TERAPAN
KELOMPOK XIV

Kasus

Seorang pasien, perempuan, usia 60 tahun, penderita gout arthritis,


memiliki gangguan fungsi ginjal ringan datang ke apotek membawa resep dokter
dengan obat Allopurinol tablet 300 mg No. XXX, 1 kali sehari dan piroxicam
tablet 20 mg No. XXX, 1 kali sehari. Pasien telah merasakan rasa sakit di
persendian jari kaki dan tangan selama 3 hari terakhir. Selain nyeri, persendian
jari tangan dan kaki pasien juga terlihat kemerahan dan bengkak. Kadar asam urat
pasien saat ini adalah 7,5 mg/dL.

Pertanyaan:
1. Sebutkan definisi gout arthritis dan penyebab dari penyakit tersebut
2. Apa tujuan terapi pada kasus ini?
3. Apa akibat yang dapat terjadi bila penyakit ini tidak mendapatkan terapi
4. Jelaskan konsep terapi pada penyakit gout arthritis
5. Apakah ada DRP’s pada kasus pengobatan pasien ini? Jika ada bagaimana
cara pengatasannya? Jika perlu, lakukanlah komunikasi dengan dokter penulis
resep untuk mencari solusi dalam mengatasi DRP’s
6. Siapkan dan Serahkanlah obat kepada pasien serta lakukan pemberian
informasi obat
7. Jelaskan mekanisme aksi obat yang anda berikan kepada pasien !
8. Tentukanlah terapi non farmakologi yang anda sarankan untuk
mengoptimalkan pengobatan pasien. Lakukanlah konseling agar pasien
patuh terhadap terapi yang akan dijalankan.
9. Sebutkan dan jelaskanlah parameter klinik yang akan dipantau dalam
evaluasi perkembangan penyakit pasien !
PENYELESAIAN KASUS

1. Sebutkan definisi gout arthritis dan penyebab dari penyakit tersebut !


Jawab :
Penyakit asam urat (gout) sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu
dan menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Diperkirakan
bahwa penyakit asam urat terjadi pada 840 orang setiap 100.000 orang.
Penyakit asam urat sangat berhubungan dengan hiperurisemia akibat
kelebihan produksi dari asam urat dan dipengaruhi oleh tingginya masukan
makanan yang kaya akan asam nukleat, seperti jeroan, kacang-kacangan,
makanan hasil laut, dan makanan hasil fermentasi.
Arthritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan Kristal monosodium urat
didalam ataupun disekitar persendian. Asam urat merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin, suatu produk sisa yang tidak mempunyai peran
fisiologi.Manusia tidak memiliki urikase yang dimiliki hewan, suatu enzim
yang menguraikan asam urat menjadi alantoin yang larut dalam air.Asam urat
yang terbentuk setiap hari di buang melalui saluran pencernaan atau ginjal.
Patofisiologis

Pertama adalah peningkatan aktifitas sintesis phosphoribosyl


pyrophosphate (PRPP) yang memicu peningkatan konsentrasi PRPP. PRPP
adalah kunci yang menentukan sintesis purin dan produksi asam urat. Yang
kedua adalah kekurangan hypoxanthine - guanine phosphoribosyl
transferase (HGPRT). HGPRT bertanggungjawab dalam merubah guanin
menjadi asam guanilic dan hipoxantin menjadi asam inosinik. Kekurangan
enzim HGPRT memicu peningkatan metabolisme dari guanin dan hipoxantin
menjadi asam urat. Ketiadaan HGPRT menghasilkan Lesch-Nyhan syndrome
ditandai dengan choreoathetosis, spasticity, retardation mental, yang secara
nyata meningkatkan asam urat (Ernstet al., 2008).
Sintesis asam urat dimulai dari terbentuknya basa purin dari gugus
ribosa, yaitu 5-phosphoribosyl-l-pirophosphat (PRPP) yang didapat dari
ribose 5 fosfat yang disintesis dengan Adenosine triphosphate (ATP) dan
merupakan sumber gugus ribosa. Reaksi pertama, PRPP bereaksi dengan
glutamin membentuk fosforibosilamin yang mempunyai sembilan cincin
purin. Reaksi ini dikatalisis oleh PRPP glutamil amidotransferase, suatu
enzim yang dihambat oleh produk nucleotide inosine monophosphate (IMP),
adenosine monophosphate (AMP) dan guanine monophosphate (GMP).
Ketiga nukleotida ini juga menghambat sintesis PRPP sehingga
memperlambat produksi nukleotida purin dengan menurunkan kadar subtract
PRPP.
Inosine monophosphate (IMP) merupakan nukleotida purin pertama
yang dibentuk dari gugus glisin dan mengandung basa hypoxanthine. IMP
berfungsi sebagai titik cabang dari nukleotida adenine dan guanine. AMP
berasal dari IMP melalui penambahan sebuah gugus amino aspartate ke
karbon enam cincin purin dalam reaksi yang memerlukan Guanosine
triphosphate (GTP). Guasine monophosphate (GMP) berasal dari IMP
melalui pemindahan satu gugus amino dari amino glutamin ke karbon dua
cincin purin. Reaksi ini membutuhkan ATP.
2. Apa tujuan terapi pada kasus ini?
Jawab :
Tujuan terapi dalam kasus gout arthritis ini adalah :
a. Meredakan nyeri dan serangan akut
b. Mencengah kekambuhan serangan gout
c. Menurunkan resiko batu asam urat
d. Mencegah komplikasi yang terkait dengan tertimbunnya kristal urat pada
jaringan dalam jangka waktu lama.

3. Apa akibat yang dapat terjadi bila penyakit ini tidak mendapatkan terapi
Jawab :
a. Kencing batu
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di
ginjal dan saluran perkencingan, berupa kristal dan batu.
b. Merusak ginjal
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga
merusak ginjal.
c. Penyakit jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang
endotel lapisan bagian paling dalam pembuluh darah besar. Jika
endotel mengalami difungsi atau rusak, akan menyebabkan penyakit
jantung koroner.
d. Stroke
Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah tidak lancar dan meningkatkan resiko
penyakit stroke.
e. Merusak saraf
Jika tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf
maka bisa mengganggu fungsi saraf.
f. Peradangan tulang
Jika asam urat menumpuk di persendian, lama – lama akan
membentuk tofus yang menyebabkanatritis gout akut, sakit rematik
atau peradangan sendi bahkan bisa sampai terjadi kepincangan.

4. Jelaskan konsep terapi pada penyakit gout arthritis !


Jawab :
Algoritma terapi gout :

5. Apakah ada DRP’s pada kasus pengobatan pasien ini? Jika ada
bagaimana cara pengatasannya? Jika perlu, lakukanlah komunikasi
dengan dokter penulis resep untuk mencari solusi dalam mengatasi
DRP’s
Jawab :
DRP’s :
1. Dosis allopurinol yang overdose untuk pasien lansia.
2. Piroxicam bukan indikasi untuk penyakit gout artritis
3. Tidak ada aturan cara penggunaan obat sebelum atau sesudah makan.
4. Interval penggunaan obat.
Penyelesaiannya:
1. Dosis allopurinol diturunkan menjadi 100 mg/hari.
2. Piroxicam diganti dengan indometasin 150 mg/hari.
3. Aturan penggunaan obat diminum sesudah makan.
4. penggunaan obat :
- allopurinol selama 7 hari sebanyak 7 tablet/hari.
- indometasin 50 mg 3 x sehari diberikan selama 5 hari.

Percakapan antara Apoteker dengan Dokter


Apoteker : Hallo… Assalamu’alaikum, selamat siang dok…
Dokter : Wa’alaikumsalam, selamat siang… ini dengan siapa?
Apoteker : saya Muhniati apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Mohon
maaf dok saya mengganggu waktunya sebentar, saya ingin
mengkonfirmasi tentang resep yang dokter tulis atas nama ibu
Erin usia 60 tahun alamat Jl. Menoreh raya No. 21 Sampangan.
Dokter : Sebentar mba, saya cek dulu…Iya benar mba, ibu Erin pasien saya.
Apoteker : Begini dok ini resepnya ibu erin, apakah betul dokter menuliskan
resep allopurinol 300 mg 1 x sehari sebanyak 30 tablet dan
piroksikam 20 mg 1 x sehari sebanyak 30 tablet itu yang dokter
kehendaki ?
Dokter : Iya mba benar...Apakah ada masalah dengan resep yang saya
tulis ?
Apoteker : Maaf dok saya mau sedikit konfirmasi bagaimana kalau dosis
allopurinol diturunkan menjadi 100 mg/hari dan piroxicamnya
diganti indomethacin 50 mg.
Dokter : kenapa diturunin mba dosis allopurinol dan piroxicamnya diganti
indomethacin ?
Apoteker : karena pasien baru mengalami gout atritis dan penyakit ginjalnya
ringan, sebaiknya dosis diberikan secara bertahap dari dosis
terendah dan diberikan selama 7 hari untuk allopurinol.
Dilanjutkan dengan pemantauan terapi pada minggu berikutnya.
Sementara obat piroxicam bukan indikasi untuk penyakit gout,
jadi saya sarankan diganti dengan obat indomethasin diberikan
selama 5 hari .
Dokter : ohh…. Begitu ya mba. Jadi untuk terapinya diberikan
allopurinol 100 mg 1 x sehari 1 tablet selama 7 hari dan
indomethacin 50 mg 3 x sehari 1 kapsul selama 5 hari. Nanti
disampaikan juga pada pasien setelah seminggu check up untuk
pemantauan terapi.
Apoteker : baik dok terimakasih …
6. Siapkan dan Serahkanlah obat kepada pasien serta lakukan pemberian
informasi obat
Jawab :
Apoteker : Pasien atas nama ibu Erin…
Pasien : iya mba…
Apoteker : Mohon maaf ibu sebelumnya, sudah menunggu lama…
Pasien : oh iya mba, tidak apa – apa…
Apoteker : (apoteker memberikan obat kepada pasien) ini obatnya ibu, ini
yang satu obat allopurinol. Ini digunakan sebagai terapi asam
urat, diminum 1 kali sehari 1 tablet setelah makan pada malam
hari. Dan ini indomethacin bu untuk mengatasi nyerinya diminum
3 kali sehari 1 kapsul setelah makan. Obatnya diminum rutin ya
bu… jangan sampai telat, supaya ibu cepat sembuh.
Pasien : oh iya mba.. apakah obat ini ada efek sampingnya ?
Apoteker : obatnya bisa menyebabkan perih di lambung jadi harus
dikonsumsi setelah makan, selain itu juga menyebabkan kantuk.
Jangan lupa ya bu, hindari juga makanan seperti jeroan, emping,
bayam dan kerang.
Pasien : iya mba…
Apoteker : coba ibu ulangi lagi gimana tadi cara penggunaannya…
Pasien : (pasien mengulangi arahan dari apoteker) obat allopurinol
digunakan sebagai terapi asam urat, diminum 1 kali sehari 1 tablet
setelah makan pada malam hari, obat indomethasin untuk
mengatasi nyerinya diminum 3 kali sehari 1 kapsul setelah
makan, cara minumnya langsung ditelan.
Apoteker : Ya sudah bu… jangan lupa setelah seminggu kembali periksa
lagi ke dokter untuk lakukan check up. semoga lekas sembuh…
Pasien : iya mba, terima kasih banyak..
Apoteker : Sama – sama ibu…

7. Jelaskan mekanisme aksi obat yang anda berikan kepada pasien !


Jawab :
a) Allopurinol : menurunkan produksi asam urat dengan cara
menghambat enzim xantin oksidase. xantin oksidase yaitu enzim yang
dapat mengubah hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah
xantin menjadi asam urat. Dalam tubuh Allupurinol mengalami
metabolisme menjadi oksipurinol (alozantin) yang juga bekerja
sebagai penghambat terbentuknya purin menjadi asam urat.

b) Indomethacin : Menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin.


Senyawa yang dilepas oleh tubuh tersebut akan menyebabkan rasa
sakit dan inflamasi. Dengan menghalangi produksi prostaglandin,
indomethacin akan mengurangi rasa sakit serta inflamasi.

8. Tentukanlah terapi non farmakologi yang anda sarankan untuk


mengoptimalkan pengobatan pasien. Lakukanlah konseling agar pasien
patuh terhadap terapi yang akan dijalankan.
Jawab :
Terapi non farmakologi :
a. Menghindari makanan yang mengandung purin dan minuman tertentu
yang dapat menjadi pencetus gout
Makanan kadar Makanan dengan kadar Makanan dengan
purin tertinggi purin tinggi kadar purin terendah
(150 – 825 (50 – 150 mg/100 gm) (0 – 15 mg/100 gm)
mg/100 gm)

Daging, unggas, ikan Buah


Sweetbreads Lobster, tiram, kepiting, Sayur (selain yang
Anchovies belut disebutkan tinggi purin)
Sarden Dried beans, peas and Roti, sereal, biji-bijian
lentils
Hati Susu, Keju
Bayam, Melinjo
Ginjal Telur, telur ikan
Oatmeal, wheat gem, bran Gula, sirup, gelatin
Selain itu, pasien juga dapat disarankan untuk mengurangi konsumsi
garam untuk mencegah terjadinya nefrolitiasis, mengurangi asupan lemak
jenuh dan jika pasien menderita hipertensi, hindari penggunaaan diuretic.

b. Meningkatkan asupan cairan


c. Menurunkan berat badan jika obesitas
d. Kompres menggunakan es pada tempat yang sakit

9. Sebutkan dan jelaskanlah parameter klinik yang akan dipantau dalam


evaluasi perkembangan penyakit pasien !
Jawab :
a. Monitor perbaikan gejala dengan penggunaan NSAID, jika symptom
belum membaik selama < 48 jam, pertimbangkan penggunaan obat lain
seperti colchicine oral dan injeksi intraarticular corticosteroid (jika
dimungkinkan).
b. Monitor kadar asam urat (goal : < 6 mg/dl).
c. Monitor kadar kreatinin clearance.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Untuk Paien


Penyakit Arthritis Rematik. Jakarta: Direktur Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik.

Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, R. G., Wells, B. G., and Posey, L.
M. 9 th edition, 2015, Pharmacotherapy Handbook, McGRAW-HILL
Medical Publishing Division : New York.

Kasim, Fauzi dkk. 2008. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 43. PT, ISFI
Penerbitan, Jakarta, Indonesia.

Sukandar, E.Y., et al . 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., and Dipiro, C. V.,


Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition, Mc GRAW-HILL Medical
Publishing Division : New York.

http// www.mims.com

http// www.medscape.com

You might also like