You are on page 1of 12

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Kecambah Kacang

Hijau terhadap Pertumbuhan Setek Berdaun Tunggal


Tanaman Lada (Piper nigrum L.)

Effect of Concentrate and Long Immersion of Green Bean Sprout Extract to


Growth of Single Leaves Cutting of Pepper Plant (Piper nigrum L.)

Nafis Qurthubi M.N.

Jurusan Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Jakart, KM 04, Kampus Pakupatan. Telp. (0254)280760, Fax.
(0254)280760. Email : nafisqurthubi@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was to find out the effect of growth of single leaves
cutting of pepper plant on the level of concentrate and long immersion of green
bean sprout extract. This research was conducted from September to Desember
2017 in Komplek Untirta, Serang Banten. This research used Randomized
Complete Block Design (RCBD) consisting of 2 factors. The first factor was the
level of concentrate of green bean sprout extract consisting of 3 levels i.e. 25 %,
50 %, and 75 %. The second factor was the level of long immersion of green bean
sprout extract consisting of 4 levels i.e. 4 hour, 8 hour, 12 hour, and 16 hour. The
result showed that concentrate with level i.e. 25 %, 50 %, and 75 % did not have
any significantly different result of all parameters. The long immersion with level
i.e. 4 hour, 8 hour, 12 hour, and 16 hour did not have any significantly different
result, Treatment of concentrate and long immersion of green bean sprout extract
did not have interaction of all parameters.

Keywords: Concentrate, long immersion, green bean sprout extract, pepper plant
(Piper nigrum L.).

PENDAHULUAN Perbanyakan massal secara vegetatif


Latar Belakang cutting berdaun tunggal dapat
Faedah lada adalah sebagai dijadikan salah satu alternatif untuk
rempah – rempah dalam masakan, memproduksi bibit lada.
obat –obatan dan minyak lada yang Perbanyakan vegetatif cutting
berfungsi sebagai bahan pengawet berdaun tunggal dapat diuji coba
daging. (Hapsoh dan Hasanah, dengan keuntungan seperti produksi
2011). banyak, waktu singkat, analisa
BPS Provinsi Banten tahun tempat tumbuh, dan dapat
2014 mencatat ada sekitar total memperbanyak genotip – genotip
produksi tanaman lada seluruhnya di yang baik dari suatu jenis pohon.
Provinsi Banten mencapai 184,71 ton Selanjutnya Rismunandar (2007)
per satu tahunnya. (BPS, 2015). menambahkan bahwa metode ini
Menurut Yasman dan Smits relatif mudah, murah, dan dapat
(1988) dalam Zasari (2015), menghasilkan bibit yang seragam..
Menurut Ulfa (2013) dalam tanaman lada (Piper nigrum
Apriska, et al. (2015), Ekstrak L.)?.
kecambah kacang hijau memiliki 2. Apakah terdapat pengaruh
konsentrasi senyawa zat pengatur pemberian beberapa lama
tumbuh auksin 1,68 ppm, giberelin perendaman ekstrak kecambah
39,94 ppm, dan sitokinin 96,26 ppm. kacang hijau pada setek berdaun
Berdasarkan hasil penelitian Leovici tunggal tanaman lada (Piper
(2013), bibit tebu yang direndam nigrum L.)?.
selama 2 jam dalam larutan ekstrak 3. Apakah terdapat interaksi antara
kecambah kacang hijau dengan konsentrasi dan lama
tingkat konsentrasi 25% mampu perendaman ekstrak kecambah
meningkatkan tinggi tunas, jumlah kacang hijau pada pertumbuhan
daun, diameter tunas, bobot segar setek berdaun tunggal tanaman
akar, bobot segar tajuk, bobot segar lada (Piper nigrum L.)?.
total, bobot kering akar, bobot kering
tajuk, bobot kering total, volume Tujuan
akar, dan luas daun bibit tebu jika Penelitian ini bertujuan untuk
dibandingkan dengan kontrol (tanpa mengetahui pengaruh konsentrasi
bahan organik). dan lama perendaman ekstrak
Parmin (2016) membuktikan kecambah kacang hijau pada
bahwa pada terdapat interaksi pada pertumbuhan setek berdaun tunggal
kombinasi konsentrasi air kelapa 250 tanaman lada (Piper nigrum L.).
ml/l dengan waktu perendaman 12
jam pada tanaman lada dan Hipotesis
menghasilkan data terbaik pada 1. Penggunaan konsentrasi 25%
parameter bobot kering tunas dan ekstrak kecambah kacang hijau
bobot kering akar. Konsentrasi 250 memberikan pengaruh terbaik
ml/l memberikan hasil terbaik pada pada pertumbuhan setek berdaun
parameter waktu munculnya tunas, tunggal tanaman lada (Piper
panjang tunas, panjang akar. Pada nigrum L.).
perlakuan lama waktu perendaman 2. 12 jam adalah waktu
16 jam memberikan hasil terbaik perendaman terbaik bagi ekstrak
pada parameter panjang akar. kecambah kacang hijau untuk
Melihat hal ini maka harus memberikan hasil terbaik bagi
dilakukan penelitian lebih lanjut pertumbuhan setek berdaun
terhadap penggunaan ekstrak tunggal tanaman lada (Piper
kecambah kacang hijau untuk nigrum L.).
memaksimalkan pertumbuhan setek 3. Terdapat interaksi antara
berdaun tunggal tanaman lada (Piper konsentrasi dan lama
ningrum L.). perendaman ekstrak kecambah
kacang hijau pada pertumbuhan
Rumusan Masalah setek berdaun tunggal tanaman
Sehingga dapat disusun lada (Piper nigrum L.).
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh BAHAN DAN METODE
pemberian beberapa konsentrasi Jenis, Lokasi, dan Waktu
ekstrak kecambah kacang hijau Penelitian
pada setek berdaun tunggal
Penelitian ini berjenis Rancangan analisis yang
penelitian eksperimen, penelitian ini digunakan dengan model linear
dilaksanakan di depan lapangan penelitian sebagai berikut :
BMS Blok O85 pada bulan Juni 2017 Yijk = µ + Ki + Sj + Pk+(KS)ij + Ɛijk
sampai dengan September 2017. Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan lama
Bahan dan Alat perendaman ke-i dan
Alat yang digunakan dalam konsentrasi ekstrak
penelitian ini adalah cangkul, kecambah kacang hijau ke-j
blender, pisau, gunting setek, ember, dan kelompok ke-k.
jam, gelas plastik, gunting, bambu µ = Nilai rataan umum
(ajir), kertas amplop, polybag, emrat, Ki = Pengaruh faktor lama
neraca analitik, penggaris, bambu, perendaman pada taraf ke-i,
paranet 75%, alat tulis, kamera, dimana i = 1, 2, 3, 4.
sprayer, gelas ukur, karet gelang, dan Sj = Pengaruh faktor konsentrasi
tali rafia. ekstrak kecambah kacang
Sedangkan bahan yang hijau pada taraf ke-j, dimana
digunakan adalah tanah, pupuk j = 1, 2, 3.
kompos, air, pasir, indukan tanaman Pk = Pengaruh dari kelompok ke-
lada (Piper nigrum L.) yang disetek k dimana k = 1, 2, 3.
berdaun tunggal, dan kecambah (KS)ij = Pengaruh interaksi antara
kacang hijau. faktor lama perendaman ke-
i dan konsentrasi ekstrak
Rancangan Penelitian kecambah kacang hijau ke-j.
Penelitian menggunakan Ɛijk = Pengaruh galat percobaan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada lama perendaman ke-i
faktorial, dengan 2 faktor sebagai dan konsentrasi ekstrak
perlakuan, Faktor pertama yaitu lama kecambah kacang hijau ke-j
perendaman yang terdiri dari 4 taraf, dan kelompok ke-k.
yaitu: i = 1, 2, 3, 4.
- p1: 4 Jam j = 1, 2, 3.
- p2: 8 Jam k = 1, 2, 3.
- p3: 12 Jam Jika hasil sidik ragam
- p4: 16 Jam menunjukkan berbeda nyata maka
Faktor kedua yaitu dilakukan uji lanjut. Dalam
konsentrasi ekstrak kecambah penelitian ini digunakan uji lanjut
kacang hijau yang terdiri dari 3 menggunakan Duncan Multiple
taraf, yaitu : Range Test (DMRT) pada taraf
- s1: 25% 5%.
- s2: 50%
- s3: 75% Pelaksanaan Penelitian
Terdapat 12 kombinasi a. Persiapan Lahan
perlakuan yang masing-masing b. Pembuatan Media Tanam
diulang sebanyak 3 kali sehingga c. Pembuatan Ekstrak Kecambah
terdapat 36 satuan percobaan. Kacang Hijau
d. Penyetekan Dari Tanaman Induk.
e. Perendaman Setek
Rancangan Analisis f. Penanaman Setek
g. Pemberian Sungkup
h. Pemberian Ajir 2. Jumlah daun
i. Perawatan dan Penyiraman 3. Tinggi setek
4. Panjang akar
Parameter Pengamatan 5. Bobot kering akar
1. Waktu muncul tunas 6. Bobot kering tunas

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman
Ekstrak Kecambah Kacang Hijau terhadap Pertumbuhan Setek Berdaun
Tunggal Tanaman Lada (Piper nigrum L.)
Lama
Parameter Konsentrasi Interaksi KK
MST Perendaman
Pengamatan (S) (S*P) (%)
(P)
Waktu Muncul Tunas
tn tn tn 26,7009b
(MST)
Jumlah Daun (helai) 1 tn tn tn 0
2 tn tn tn 0
3 tn tn tn 15,81a
4 tn tn tn 23,44a
5 tn tn tn 27,24a
6 tn tn tn 9,44b
7 tn tn tn 9,60b
8 tn tn tn 9,83b
9 tn tn tn 12,02b
10 tn tn tn 12,02b
11 tn tn tn 13,76b
12 tn tn tn 16,66b
Tinggi Setek (cm) 1 tn tn tn 0
2 tn tn tn 9,10a
3 tn tn tn 22,06a
4 tn tn tn 9,40b
5 tn tn tn 13,50b
6 tn tn tn 18,31b
7 tn tn tn 22,38b
8 tn tn tn 22,86b
9 tn tn tn 23,19b
10 tn tn tn 24,00b
11 tn tn tn 26,09b
12 tn tn tn 28,91b
Panjang Akar (cm) 12 tn tn tn 13,67c
Bobot Kering Akar (g) 12 tn tn tn 1,02a
Bobot Kering Tunas
12 tn tn tn 8,07a
(g)
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
* = berbeda nyata taraf 5 %
** = berbeda sangat nyata taraf 1 %
KK = koefesien keragaman
MST = minggu setelah tanam
a
= data telah ditransformasi 1x dengan rumus √𝑥 + 0,5
b
= data telah ditransformasi 2x dengan rumus √𝑥 + 0,5
c
= data telah ditransformasi 3x dengan rumus √𝑥 + 0,5

Berdasarkan hasil uji statistik pada penelitian ini didapatkan nilai koefesien
keragaman (KK) sebesar 8 – 30 %. Menurut Syahid (2009), koefesien keragaman
adalah gambaran tentang seberapa jauh keragaman yang terdapat di dalam suatu
percobaan. Jika KK terlalu kecil akan menyebabkan terlalu banyak perlakuan-
perlakuan yang menonjol, sebaliknya jika nilai KK terlalu besar akan
menyebabkan tidak adanya perlakuan yang menonjol.
Hasil perhitungan sidik ragam dilakukan seperti pada Lampiran 5. Dari
rekapitulasi sidik ragam (Tabel 3) terlihat bahwa perlakuan konsentrasi (25 %, 50
%, dan 75 %) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam, dan 16 jam) ekstrak
kecambah kacang hijau tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter.
Interaksi pada konsentrasi (25 %, 50 %, dan 75 %) dan lama perendaman (4 jam,
8 jam, 12 jam, dan 16 jam) juga tidak berpengaruh nyata. Parameter yang diamati
yaitu waktu muncul tunas (MST), jumlah daun (helai), tinggi setek (cm), panjang
akar (cm), bobot kering akar (cm), bobot kering tunas (cm).

Waktu Muncul Tunas


Tabel 4. Rata – Rata Waktu Muncul Tunas Setek Berdaun Tunggal Tanaman
Lada (Piper nigrum L.) yang Diberi Konsentrasi dan Lama
Perendaman Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Berbeda.
Konsentrasi
Lama Perendaman Rerata
s1 s2 s3
… ( MST ) …
p1 3,0000 2,3333 2,3333 2,5556
p2 2,3333 1,6667 1,6667 1,8889
p3 1,0000 3,3333 3,3333 2,5556

p4 1,0000 1,0000 2,3333 1,4444


Rerata 1,8333 2,0833 2,4167
Keterangan : Semua angka menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.

Hasil pengamatan sidik ragam, (Tabel 4) menunjukkan perlakuan


konsentrasi (25%, 50%, dan 75%) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam,
dan 16 jam) yang tidak berpengaruh nyata dapat disebabkan oleh sifat tunas
abnormal, yaitu tunas yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang
menjadi tanaman normal, walaupun sudah dalam kondisi media tanam dengan
kualitas baik. Kelembapan menjadi salah satu faktor dalam pertumbuhan tunas
lada, dikarenakan proses pertumbuhan setek lada menggunakan kelembapan
yang terjaga agar tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah, dikarenakan dapat
menyebabkan beberapa jamur dapat tumbuh pada tanaman setek lada dan
mempengaruhi pertumbuhan lada serta waktu muncul tunas.

Jumlah Daun
Tabel 5. Rata – Rata Jumlah Daun Setek Berdaun Tunggal Tanaman Lada
(Piper nigrum L.) yang Diberi Konsentrasi dan Lama Perendaman
Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Berbeda.
Umur Konsentrasi
Lama Perendaman Rerata
(MST) s1 s2 s3
… ( helai ) …
1 p1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p3 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p4 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Rerata 0,0000 0,0000 0,0000
2 p1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p3 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p4 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Rerata 0,0000 0,0000 0,0000
3 p1 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p3 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p4 0,0000 0,0000 0,3333 0,1111
Rerata 0,0833 0,0000 0,0833
4 p1 0,3333 0,0000 0,3333 0,2222
p2 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p3 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p4 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333
Rerata 0,3333 0,0833 0,1667
5 p1 0,3333 0,0000 0,6667 0,3333
p2 0,6667 0,0000 0,0000 0,2222
p3 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p4 0,3333 0,3333 0,6667 0,4444
Rerata 0,4167 0,0833 0,3333
6 p1 0,3333 0,0000 0,6667 0,3333
p2 0,6667 0,3333 0,3333 0,4444
p3 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p4 0,3333 0,6667 0,3333 0,4444
Rerata 0,4167 0,2500 0,3333
7 p1 0,3333 0,0000 0,6667 0,3333
p2 0,6667 0,3333 0,3333 0,4444
p3 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p4 0,3333 0,6667 0,6667 0,5556
Rerata 0,4167 0,2500 0,4167
8 p1 0,3333 0,0000 0,6667 0,3333
p2 0,6667 0,3333 0,3333 0,4444
p3 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p4 0,3333 0,6667 1,0000 0,6667
Rerata 0,4167 0,2500 0,5000
9 p1 0,6667 0,0000 1,3333 0,6667
p2 0,6667 0,3333 0,6667 0,5556
p3 0,6667 0,0000 0,0000 0,2222
p4 0,3333 0,6667 1,0000 0,6667
Rerata 0,5833 0,2500 0,7500
10 p1 0,6667 0,0000 1,3333 0,6667
p2 0,6667 0,3333 0,6667 0,5556
p3 0,6667 0,0000 0,0000 0,2222
p4 0,3333 0,6667 1,0000 0,6667
Rerata 0,5833 0,2500 0,7500
11 p1 0,6667 0,3333 1,3333 0,7778
p2 0,6667 0,3333 0,6667 0,5556
p3 0,6667 0,3333 0,3333 0,4444
p4 0,6667 0,6667 1,0000 0,7778
Rerata 0,6667 0,4167 0,8333
12 p1 1,6667 0,6667 1,6667 1,3333
p2 1,3333 0,6667 1,0000 1,0000
p3 0,6667 0,3333 0,3333 0,4444
p4 0,6667 0,6667 2,3333 1,2222
Rerata 1,0833 0,5833 1,3333
Keterangan : Semua angka menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi (25 %, 50


%, dan 75 %) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam, dan 16 jam) tidak
berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan jumlah daun sampai 12
MST.
Hasil pengamatan sidik ragam, (Tabel 5) menunjukkan perlakuan
konsentrasi (25 %, 50 %, dan 75 %) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12
jam, dan 16 jam) yang tidak berpengaruh nyata dapat disebabkan oleh kondisi
intensitas cahaya matahari yang mempengaruhi parameter jumlah daun, karena
intensitas cahaya matahari di lahan penelitian sebesar 3500 lx. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Lakitan (1996) peningkatan intensitas cahaya sampai 75%
meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman krisan, karena cahaya matahari
merupakan sumber energi bagi fotosintesis, jika sebaliknya maka hasil
fotosintesis dan pertumbuhan daun akan terhambat.

Tinggi Setek
Hasil pengamatan sidik ragam, (Tabel 6) menunjukkan perlakuan
konsentrasi (25%, 50%, dan 75%) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam,
dan 16 jam) yang tidak berpengaruh nyata bisa terjadi dikarenakan oleh zat
pengatur tumbuh, menurut Budi, et al. (2012) zat pengatur tumbuh yang paling
berperan pada pengakaran stek adalah auksin, sedangkan zat pengatur tumbuh
yang paling berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin. Kandungan
auksin dan sitokinin yang seimbang pada stek sulur panjat diduga akan
meningkatkan persentase hidup stek asal sulur panjat. Selain itu stek sulur panjat
tidak menghabiskan energi untuk menghasilkan bunga sehingga kandungan
karbohidrat tetap tinggi sampai stek itu ditanam. Kandungan fotosintat ini tidak
lagi tersedot ke calon bunga dan buah, melainkan tetap tersimpan dalam batang
dan daun yang tinggal, sehingga pada saatnya akan digunakan kembali untuk
pertumbuhan tunas.
Menurut Djamhuri (2011) cadangan karbohidrat pada tanaman yang
merupakan hasil dari keseimbangan proses respirasi dan fotosintesis,
perombakannya dapat dikurangi karena tidak ada pembungaan, sehingga
memungkinkan tanaman mengakumulasi cadangan makanan. Dengan demikian
pada kondisi optimum karbohidrat akan berintegrasi dengan bahan pembangun
lainnya.
Tabel 6. Rata – Rata Tinggi Setek Setek Berdaun Tunggal Tanaman Lada
(Piper nigrum L.) yang Diberi Konsentrasi dan Lama Perendaman
Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Berbeda.
Umur Konsentrasi
Lama Perendaman Rerata
(MST) s1 s2 s3
… ( cm ) …
1 p1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p3 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p4 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Rerata 0,0000 0,0000 0,0000
2 p1 0,1667 0,0000 0,0000 0,0556
p2 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p3 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
p4 0,0000 0,0000 0,1667 0,0556
Rerata 0,0417 0,0000 0,0417
3 p1 0,3333 0,0000 0,1667 0,1667
p2 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p3 0,3333 0,0000 0,0000 0,1111
p4 0,1667 0,3333 0,3333 0,2778
Rerata 0,2917 0,0833 0,1250
4 p1 0,6667 0,0000 0,6667 0,4444
p2 0,6667 0,0000 0,0000 0,2222
p3 0,5000 0,0000 0,0000 0,1667
p4 0,3333 0,5000 0,6667 0,5000
Rerata 0,5417 0,1250 0,3333
5 p1 1,3333 0,0000 1,5333 0,9556
p2 1,3333 0,3333 0,2333 0,6333
p3 1,0000 0,0000 0,0000 0,3333
p4 0,6667 0,8333 1,1667 0,8889
Rerata 1,0833 0,2917 0,7333
6 p1 2,0000 0,0000 2,5667 1,5222
p2 2,1667 0,6667 0,6667 1,1667
p3 1,6667 0,0000 0,0000 0,5556
p4 1,6667 1,5000 2,1667 1,7778
Rerata 1,8750 0,5417 1,3500
7 p1 3,3333 0,3333 4,0000 2,5556
p2 3,3333 1,1667 1,3333 1,9444
p3 2,6667 0,0000 0,0000 0,8889
p4 2,6667 2,0000 3,0000 2,5556
Rerata 3,0000 0,8750 2,0833
8 p1 3,3333 0,6667 4,3333 2,7778
p2 3,3333 1,1667 1,3333 1,9444
p3 2,6667 0,0000 0,0000 0,8889
p4 2,6667 2,0000 3,5000 2,7222
Rerata 3,0000 0,9583 2,2917
9 p1 4,1667 0,6667 4,3333 3,0556
p2 3,3333 1,1667 1,3333 1,9444
p3 2,6667 0,0000 0,0000 0,8889
p4 2,6667 2,0000 3,8333 2,8333
Rerata 3,2083 0,9583 2,3750
10 p1 4,5333 0,9000 5,0333 3,4889
p2 3,4000 1,2333 1,4000 2,0111
p3 2,7333 0,0000 0,0000 0,9111
p4 2,6667 2,0667 4,1667 2,9667
Rerata 3,3333 1,0500 2,6500
11 p1 4,9000 1,1667 5,9000 3,9889
p2 3,5667 1,3333 1,5000 2,1333
p3 2,8333 1,0000 0,6667 1,5000
p4 2,6667 2,1667 4,4667 3,1000
Rerata 3,4917 1,4167 3,1333
12 p1 7,3333 1,6667 7,8333 5,6111
p2 3,6667 1,6667 1,6667 2,3333
p3 2,8333 1,6667 1,3333 1,9444
p4 2,8333 2,6667 6,0000 3,8333
Rerata 4,1667 1,9167 4,2083
Keterangan : Semua angka menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.
Panjang Akar
Tabel 7. Rata – Rata Panjang Akar Setek Berdaun Tunggal Tanaman Lada
(Piper nigrum L.) yang Diberi Konsentrasi dan Lama Perendaman
Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Berbeda.
Konsentrasi
Lama Perendaman Rerata
s1 s2 s3
… ( cm ) …
p1 37,6036 0,3901 23,2459 20,4132
p2 5,3291 11,8403 0,0487 5,7394
p3 7,2561 0,3040 0,0835 2,5479
p4 6,8829 5,6689 30,9355 14,4958
Rerata 14,2679 4,5508 13,5784
Keterangan : Semua angka menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.

Hasil pengamatan sidik ragam, (Tabel 7) menunjukkan perlakuan


konsentrasi (25%, 50%, dan 75%) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam,
dan 16 jam) yang tidak berpengaruh nyata hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya
jumlah unsur auksin yang terlalu kecil dibandingkan dengan sitokinin pada
ekstrak kecambah kacang hijau, sesuai dengan penelitian Ulfa (2013) Ekstrak
kecambah kacang hijau memiliki konsentrasi senyawa zat pengatur tumbuh
auksin 1,68 ppm, giberelin 39,94 ppm, dan sitokinin 96,26 ppm. Jumlah
konsentrasi senyawa zat pangatur tumbuh auksin yang terlampau sangat beda
dengan giberelin dan sitokinin dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun,
tinggi setek maupun panjang akar pada tanaman.

Bobot Kering Akar


Tabel 8. Rata – Rata Bobot Kering Akar Setek Berdaun Tunggal Tanaman
Lada (Piper nigrum L.) yang Diberi Konsentrasi dan Lama
Perendaman Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Berbeda.
Konsentrasi
Lama Perendaman Rerata
s1 s2 s3
…(g)…
p1 0,0179 0,0005 0,0242 0,0142
p2 0,0053 0,0049 0,0023 0,0042
p3 0,0031 0,0005 0,0003 0,0013
p4 0,0029 0,0026 0,0239 0,0098
Rerata 0,0073 0,0021 0,0127
Keterangan : Semua angka menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.

Hasil pengamatan sidik ragam, (Tabel 8) menunjukkan perlakuan


konsentrasi (25%, 50%, dan 75%) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam,
dan 16 jam) yang tidak berpengaruh nyata. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
adanya penyakit yang terdapat pada tanaman penelitian, karna sesuai dengan
pendapat Gardner, et al. (1991) Apabila akar mengalami kerusakan karena
gangguan biologis, fisik, dan atau mekanis, maka pertumbuhan tunas akan
terganggu.

Bobot Kering Tunas


Tabel 9. Rata – Rata Bobot Kering Tunas Setek Berdaun Tunggal Tanaman
Lada (Piper nigrum L.) yang Diberi Konsentrasi dan Lama
Perendaman Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Berbeda.
Konsentrasi
Lama Perendaman Rerata
s1 s2 s3
…(g)…
p1 0,1851 0,0153 0,2026 0,1343
p2 0,0663 0,0290 0,0355 0,0436
p3 0,0625 0,0292 0,0089 0,0336
p4 0,0552 0,0391 0,1447 0,0797
Rerata 0,0923 0,0282 0,0979
Keterangan : Semua angka menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.

Hasil pengamatan sidik ragam, (Tabel 9) menunjukkan perlakuan


konsentrasi (25%, 50%, dan 75%) dan lama perendaman (4 jam, 8 jam, 12 jam,
dan 16 jam) yang tidak berpengaruh nyata bisa disebabkan karena kurangnya
intensitas cahaya matahari, dikarenakan hanya menerima sekitar 3500 lx. Hal ini
sesuai dengan kondisi dikarenakan intensitas cahaya tinggi berpengaruh
terhadap aktivitas auksin pada meristem apikal. Apabila intensitas cahaya tinggi
maka aktivitas auksin meningkat pula, sehingga mengakibatkan tanaman akan
tumbuh tinggi. (Widiastuti, et al., 2004). Pada umunya intensitas cahaya
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman sirih-sirihan, yaitu pada tanaman sirih
dan lada pertumbuhannya akan kurang baik pada intesitas cahaya matahari
langsung, tetapi faktor ini dapat dimanipulasi dengan menggunakan naungan.
SIMPULAN Dipterocarpaceae. Balai
1. Pemberian konsentrasi 25 %, 50 Penelitian Kehutanan.
%, dan 75% tidak memberikan Samarinda. Dalam Zasari,
pengaruh nyata pada semua Maera. 2015. Pengaruh
pengamatan. Indolebutyric Acid (IBA) Dan
2. Waktu lama perendaman 4 jam, 8 Naphthalene Acetic Acid
jam, 12 jam, dan 16 jam tidak (NAA) terhadap Node Cutting
memberikan pengaruh nyata pada Lada Varietas Lampung Daun
semua parameter Lebar. Enviargo, Jur.Pertanian
3. Tidak terdapat interaksi antara dan Lingkungan. Vol.8(2): 56
konsentrasi dan lama perendaman – 62.
ekstrak kecambah kacang hijau
terhadap semua parameter yang Rismunandar. 2007. Lada Budidaya
diamati. dan Tata Niaganya. Penebar
Swadaya. Jakarta. 140 hlm.
SARAN Apriska, Fildzah., A. Ilham Latunra.,
1. Untuk budidaya setek tanaman
Baharuddim., A. Masniawati.
lada (Piper nigrum L.) dapat
2015. Respon Pertumbuhan
direndam pada konsentrasi dan
Propagul Pisang Barangan
lama perendaman berapa saja,
Musa Acuminata Colla. pada
dikarenakan tidak terdapat
Beberapa Konsentrasi Ekstrak
pengaruh nyata, dan interaksi
Kecambah Kacang Hijau
pada konsentrasi dan lama
secara In Vitro.
perendaman tidak berpengaruh
www.repository.unhas.ac.id/bit
nyata, sehingga bisa digunakan
stream/handle/123456789/1466
pada taraf konsentrasi 25%, 50%
2/JURNAL%20FILDZAH.pdf
atau 75% dengan lama
?sequence=1 [28 September
perendaman 4 jam, 8 jam, 12 jam,
2016].
atau 16 jam.
2. Perlu adanya penelitian lebih Leovici, Helena. 2013. Pengaruh
lanjut untuk mengetahui serapan Macam dan Konsentrasi Bahan
ZPT ekstrak kecambah kacang Organik sebagai Sumber Zat
hijau pada tanaman lada. Pengatur Tumbuh Alami
Penggunaan parameter lain juga terhadap Pertumbuhan Bibit
diperlukan untuk melihat Tebu (Saccharum officinarum
pengaruh secara detail. L.). Skripsi Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta. 64 hlm.
Hapsoh dan Hasanah, Y. 2011.
Budidaya Tanaman Obat dan Parmin. 2016. Pengaruh Konsentrasi
Rempah. USU Press Medan. Air Kelapa dan Lama Waktu
230 hlm. Perendaman Terhadap
Pertumbuhan Stek Lada (Piper
BPS [Badan Pusat Statistik] Provinsi nigrum L.).
Banten. 2015. Banten dalam www.eprints.upnyk.ac.id/898/1
Angka 2015. /abstrak.pdf [28 September
2016]
Yasman, I dan W.T.M. Smits. 1988.
Metode Pembuatan Setek
Syahid, Abdul. 2009. Koefisien
Keragaman (KK).
http://abdulsyahidforum.blogsp
ot.co.id/2009/04/koefisien-
keragaman-kk.html [ 10
Februari 2018 ]
Lakitan, B. 1996. Fisiologi
Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
218 hlm.
Djamhuri, E. 2011. Pemanfaatan Air
kelapa untuk meningkatkan
pertumbuhan stek pucuk
meranti tembaga (Shorea
leprosula Miq.) Jurnal
Silvikultur Tropika. 2(1) :5 – 8
Budi, M. A. I. Donowati dan
Dianto.2012. Pengaruh
Kencing Sapi dan Air Kelapa
Muda pada Pertumbuhan Stek
Lada (Piper nigrum, L.) Jurnal
Java Primordial. 8(1) : (?).
Ulfa, Fachirah. 2013. Peran Senyawa
Bioaktif Tanaman Sebagai Zat
Pengatur Tumbuh Dalam
Memacu Produksi Umbi Mini
Kentang Solanum tuberosum
L. Pada Sistem Budidaya
Aeroponik. Disertasi Program
Studi Ilmu Pertanian Pasca
Sarjana. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Gardner, F.P, R.B. Pearce, dan
R.L.Mitchell. 1991. Fisiologi
Tanaman Budidaya Terjemahan
H. Susilo. UI Press. Jakarta.428
hlm.

You might also like