You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: MAKAN DAN MINUM


CUKUP
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan


oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).

Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan


dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan
baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008, hlm. 26).

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk


fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan
kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).

2. Fisiologi

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien


(zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan
untuk didistribusikan ke sel-sel melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan
merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-
sel untuk melaksanakn tugasnya.

Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran


pencernaan , maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air,
elektrolit dan zat makanan yang terus menerus. Untuk ini dibutuhkan:

a) Pergerakan makan melaui saluran pencernaan


b) Sekresi getah pencernaan
c) Absorbpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit
d) Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat
yang diabsorbpsi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
e) Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormone

Dalam lumen saluran gastroinrestinal (GI) harus diciptakan suatu


lingkunugan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung.
Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa
supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih
banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan dan lumen
gastrointestinal.

Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen.sistem


ini terdapat didalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks
GI dimulai oleh sejumlah rangsangan dilumen yaitu regangan dinding
oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut,
keasaman kimus atau konsentrsi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat,
lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptide dari asam
amino).
Proses pencernaan makanan antara lain :

1. Mengunyah
2. Menelan(deglusi)
a. Pengaturan saraf pada tahap menelan
b. Tahap menelan diesofagus
3. Makanan dilambung
4. Pengosongan dilambung
5. Factor reflexs duodenum
6. Pergerakan usus halus
a. Gerakan kolon
b. Gerakan mencampur
c. Gerakan mendorong
7. Defekasi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
a) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan tingi dapat
mempengaruhi pola konsumi makanan.Hal tersebut dapat di sebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gisi.
b) Prasangka
Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergisi tinggi
dapat mempengaruhi setatus gisi seseorang .di beberapa daerah ,tempe
yang merupakan sumber protein yang paling murah,tidak di jadikan
bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap mengonsusi makanan tersebut dapat merendahkan
derajat mereka.
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi.Misalnya,di beberapa
daerah,terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi gadis remaja
.padahal,makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat
baik.adajuga larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan di
anggap dapat menyebabkan cacingan padahal ikan merupakan sumber
protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnyavariasi makanan,sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup
e) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
makanan bergisi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

4. Macam-macam gangguan
a) Obestisitas

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
Obestisitas merupakan maslah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi asupan kalori dan penurunan dalm penggunaan kalori.
b) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
dengan zat gizi Pada tingkat selular atau dpat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah brat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau aupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat paa kulit, membran
mukosa, konjungtiva dan lain – lain.
c) Diabetes militus
Diabetes miltus merupakan gagauan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adnya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yanmg juga disebabakan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab
adanya obestisitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup
yang berlebihan
e) Penyakit jantung korioner
Penykit jantiung korener merupakan gagguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peniongkatan kolestrol darah dan merokok.
Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obestisitas dan lain – lain.
f) Kanker
Kanker adlah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
g) Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan
kelebihan energi.

B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi


1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
 Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
 Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
 Perubahan nafsu makan
 Perubahan berat badan
 Ketidakmampuan fisik
 Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan
 Status kesehatan umum dan kondisi medis
 Riwayat pengobatan
b. Pemeriksaan fisik : data fokus
 Keadaan fisik: apatis, lesu
 Berat badan : obesitas, kurus, otot : flaksia, tonus kurang, tidak
mampu bekerja
 Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, reflek menurun
 Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
 Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
 Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah
 Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
 Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat
 Gusi: perdarahan, peradangan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Lidah: edema, hiperemasis
 Gigi: karies, nyeri, kotor
 Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
 Kuku: mudah patah
c. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses
 USG
 SGOT dan SGPT
 Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
tersebut
 Rongen : mengetahui kelainan yang muncul ada yang dapat
menghambat tindakan opersi
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic.
b. Batasan karakteristik
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
 Keengganan untuk makan
 Berat Badan 20 % atau lebih dibawah ideal
 Kelemahan/kerapuhan Pembuluh kapiler
 Diare dan / atau steatore
 Kehilangan rambut yang berlebihan
 Bising Usus hiperaktif
 Melaporkan kurangnya makanan
 Kerusakan / kurang minat terhadap makanan
 Penurunan BB dengan intake makanan yang adekuat
 Miskonsepsi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Misinformasi / kurang informasi
 Konjungtiva dan membrane mukosa pucat
 Tidak mampu mengunyah makanan
 Tonus otot buruk
 Melaporkan perubahan sensasi rasa
 Melaporkan intake makanan yang kurang dari kebutuhan
kecukupan gizi harian
 Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan
 Lemah otot untuk menelan dan mengunyah
 Luka, inflamasi pada rongga mulut
c. Faktor yang berhubungan
 Faktor biologis
 Faktor ekonomis
 Gangguan psikososial
 Ketidakmampuan makan
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
 Kurang asupan makanan

Diagnosa 2 : Gangguan Menelan


a. Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan defisit
struktur atau fungsi oral, faring, atau esophagus
b. Batasan karakteristik
1) Tahap pertama : Oral
 Abnormalis pada fase oral pada pemeriksaan menelan
 Batuk sebelum menelan
 Bibir tidak menutup rapat
 Bolus masuk terlalu cepat
 Kerja lidah tidak efektif pada pembentukan bolus

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
 Makanan jatuh dari mulut
 Makanan terdorong keluar dari mulut
 Makanan terkumpul di sulkus lateral
 Mengatup puting susu tidak efisien
 Mengisap puting susu tidak efisien
 Muntah sebelum menelan
 Ngiler
 Pembentukan bolus terlalu lambat
 Piecemeal deglutition
 Refluks nasal
 Tersedak sebelum menelan
 Waktu makan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
2) Tahap kedua : Faring
 Abnormalis pada fase faring pada pemeriksaan menelan
 Batuk
 Demam dengan etiologi tidak jelas
 Gangguan posisi kepala
 Infeksi paru berulang
 Keterlambatan menelan
 Ketidakadekuatan elevasi laring
 Menelan berulang
 Menolak makan
 Muntah
 Refluks nasal
 Suara seperti kumur
 Tersedak
3) tahap ketiga : Esofagus
 Abnormalis pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
 Bangun malam hari

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Batuk malam hari
 Bruksisme
 Hematemesis
 Hiperekstensi kepala
 Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
 Keluhan “ada yang menyangkut”
 Kesulitan menelan
 Menelan berulang
 Muntah
 Muntahan dibantal
 Nyeri epigastrik
 Nyeri uluhati
 Odinofagia
 Pembatasan volume
 Pernapasan bau asam
 Regurgitasi
c. Faktor yang berhubungan
1) Defisit Kongenital
 Abnormalis jalan napas atas
 Gagal bertumbuh
 Gangguan dengan hipotonia signifikan
 Gangguan neuromuscular
 Gangguan perilaku mencederai diri
 Gangguan pernapasan
 Malnutrisi energi- protein
 Masalah perilaku makanan
 Obstruksi mekanis
 Penyakit jantung congenital
 Riwayat makan dengan slang
2) Masalah neurologis

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Abnormalis laring
 Abnormalis orofaring
 Akalasia
 Anomali jalan napas atas
 Cedera otak
 Defek anatomik didapat
 Defek laring
 Defek nasal
 Defek rongga nasofaring
 Defek trakea
 Gangguan neurologis
 Gangguan syaraf kranial
 Keterlambatan perkembangan
 Paralisis serebral
 Penyakit refluks gastroesofagus
 Prematuritas
 Trauma
3. Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
a. Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5×24 jam diharapkan
pemenuhan kebutuhan pasien tercukupi dengan kriteria hasil :
NOC Label >> Nutritionl status
 Intake nutrisi tercukupi
 Asupan makanan dan cairan tercukupi
NOC Label >> Nausea dan vomiting severity
 Penurunan intensitas terjadinya mual muntah
 Penurunan frekuensi terjadinya mual muntah
NOC Label >> Weight : Body mass
 Pasien mengalami peningkatan berat badan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
b. Intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi:
NIC Label >> Nutrition management
 Kaji status nutrisi pasien
 Jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk selalu melalukan oral
hygiene
 Delegatif pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
pasien : diet pasien diabetes mellitus
 zBerian informasi yang tepat terhadap pasien tentang
kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai
 Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi zat besi
seperti sayuran hijau
NIC Label >> Nausea management
 Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat keparahan, faktor
frekuensi, presipitasi yang menyebabkan mual
 Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering
 Anjurkan pasien untuk makan selagi hangat
 Delegatif pemberian terapi antiemetik :
 Ondansentron 2×4 (k/p)
 Sucralfat 3×1 CI
NIC Label >> Weight management
 Diskusikan dengan keluarga dan pasien pentingnya intake
nutrisi dan hal-hal yang menyebabkan penurunan berat badan
 Timbang berat badan pasien jika memungkinan dengan teratur

Rasional :
NIC Label :Nutrition management
 Pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui status nutrisi
pasien sehingga dapat menentukan intervensi yang diberikan
 Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
 Informasi yang diberikan dapat memotivasi pasien untuk
meningkatkan intake nutrisi
 Zat besi dapat membantu tubuh sebagai zat penambah darah
sehingga mencegah terjadinya anemia atau kekurangan darah
NIC Label >> Nausea management
 Penting untuk mengetahui karakteristik mual dan faktor-faktor
yang menyebabkan mual. Apabila karakteristik mual dan
faktor penyebab mual diketahui maka dapat menetukan
intervensi yang diberikan
 Makan sedikit demi sedikit dapat meningkatkn intake nutrisi
 Makanan dalam kondisi hangat dapat menurunkan rasa mual
sehingga intake nutrisi dapat ditingkatkan
 Antiemetik dapat digunakan sebagai terapi farmakologis dalam
manajemen mual dengan menghamabat sekres asam lambung
NIC Label >> Weight management
 Membantu memilih alternatif pemenuhan nutrisi yang adekuat
 Dengan menimbang berat badan dapat memantau peningkatan
dan penrunan status gizi
Diagnosa 2: Gangguan Menelan
a. Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria)
NOC:
 Pencegahan aspirasi
 Status menelan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam pasien
menunjukkan perbaikan dalam proses menelan dengan kriteria hasil:
 Menunjukkan kemampuan menelan
 Menunjukkan kemampuan mengosongkan rongga mulut
 Menunjukkan kenyamanan dengan menelan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Peningkatan upaya menelan

b. Intervensi keperawatan dan rasional


Evaluas tingkat kenyamanan keluarga
Kewaspadaan aspirasi (NIC):
Pantau tingkat kesadaran, refleks batuk, refleks muntah, dan
kmampuan menelan

Terapi menelan (NIC):

 Pantau gerakan lidah klien saat makan


 Pantau tanda dan gejala aspirasi
 Pantau adanya penutupan bibir saat makan, minum, dan
menelan
 Kaji mulut dari adanya makanan setelah makan
 Pantau hidrasi tubuh (misalnya, asupan, haluaran, turgor kulit,
dan membran mukosa)

Penyuluhan untuk pasien/keluarga:

Terapi menelan (NIC):

 Ajarkan pasien untuk menggapai partikel makanan di bibir


atau di pipi menggunakan lidah
 Ajarkan pasien dan pemberi asuhan tentang tindakan
kegawatan terhadap tersedak

Aktivitas kolaboratif

 Konsultasikan dengan ahli gizi tentang makanan yang mudah


ditelan
 Kewaspadaan aspirasi (NIC): minta obat-obatan dalam bentuk
eliksir

Terapi menelan (NIC):

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya (misalnya, ahli
terapi okupasi, ahli patologi wicara, dan ahi gizi) untuk
memberikan kontinuitas perencanaan rehabilitasi pasien
 Kolaborasi dengan ahli terapi wicara untuk mengajarkan
keluarga pasien tentang program latihan menelan

Aktivitas lain:

Tenangkan pasien pada waktu tercekik

Kewaspadaan aspirasi (NIC):

 Posisikan pasien tegak lurus 90 atau setegak mungkin


 Pertahankan daun trakea inflasi
 Pertahankan ketersediaan alat pengisap
 Makan dengan porsi sedikit
 Hindari cairan atau gunakan agens pengental
 Potong makanan kecil-kecil
 Pecahkan atau haluskan pil sebelum diberikan

Terapi menelan (NIC):

 Berikan perawatan mulut, jika diperlukan


 Berikan atau gunakan alat bantu, jika diperlukan
 Hindari minum menggunakan sedotan
 Bantu pasien untuk mengatur posisi kepala fleksi kedepan
untuk menyiapkan menelan (“melipat dagu”)
 Bantu pasien untuk menempatkan makanan di belakang mulut
dan bagian yang tidak sakit

Perawatan di rumah

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)
Tindakan di atas dapat digunakan atau disesuaikan untuk perawatan
di rumah

Terapi menelan (NIC):

 Anjurkan pasien aau pemberi asuhan tentang cara mengatur


posisi, memberi makan, dan memantau pasien

Untuk bayi dan anak-anak

 Kaji defek struktural (misalnya, stenosis pilorus) yang dapat


mengganggu menelan; rujuk ke dokter jika perlu
 Untuk bayi, sokong rahang dan pipi untuk memfasilitasi
mengisap
 Identifikasi bahwa distagia bukan perubahan normal seiring
penuaan

Untuk lansia

 Beri waktu yang adekuat untuk makan; jangan paksa pasien


makan terburu-buru
 Kaji gigi geligi pasien
 Identifikasi obat yang dikonsumsi klien, yang dapat
menyebabkan kesulitan menelan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Muh. Indra Jaya, S.Kep (70900117019)

You might also like