Professional Documents
Culture Documents
Robert J. M. Mandagi
Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasokan listrik di berbagai pusat beban seperti kota, kawasan
industri, permukiman dan lainnya, diperlukan sarana yang mampu menyalurkan tenaga listrik. Salah
satu bentuk sarana yang digunakan adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi. Proyek pembangunan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Lopana – Teling merupakan proyek pembangunan
saluran transmisi dengan tegangan 150 kiloVolt yang menghubungkan antara Gardu Induk Tegangan
Tinggi Lopana ke Gardu Induk.
Penelitian ini akan mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan respon resiko yang ditimbulkan
akibat adanya proyek pembangunan SUTT 150 kV Lopana–Teling. Analisis kejadian dan konsekuensi
dibagi menjadi 7 aspek penting, yaitu aspek teknis pengurusan proyek, aspek kecelakaan kerja tak
terduga, aspek lingkungan, aspek penyesuaian dalam proyek, aspek permasalahan tenaga kerja,
aspek kecelakaan kerja yang diperkirakan, aspek penggunaan material.
Klasifikasi resiko berdasarkan ranking, yaitu : high risk terdiri dari aspek teknis pengurusan proyek;
significant risk terdiri atas aspek kecelakaan tak terduga, aspek lingkungan, aspek penyesuaian
dalam proyek; dan low risk terdiri dari aspek permasalahan tenaga kerja, aspek kecelakaan kerja
yang diperkirakan, aspek penggunaan material.
Respon penanganan resiko terhadap 7 aspek yang dominan adalah melakukan koordinasi awal
dengan pihak pemerintah setempat dan PT. PLN Persero selaku pemrakarsa proyek, diadakan
pendidikan dan pelatihan K3, serta melakukan koordinasi dengan para tenaga ahli dan tenaga
terampil, dan diadakan pendidikan dan pelatihan untuk para pekerja dari luar daerah, pekerja
penduduk setempat yang dilalui jaringan T/L 150 kV Lopana-Teling, mengikut sertakan para tenaga
ahli dan tenaga terampil di dalam lokasi proyek, meningkatkan peralatan dan kelengkapan K3,
mengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai K3, serta mengikut sertakan warga sekitar proyek
dalam proses pembangunan, dan melakukan berbagai pendekatan-pendekatan sosial kepada
pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama yang berada di lingkungan proyek, serta
memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keamanan SUTT tersebut.
Kata Kunci: teknis pengurusan proyek, kecelakaan kerja tak terduga, lingkungan, penyesuaian dalam
proyek, permasalahan tenaga kerja, kecelakaan kerja yang diperkirakan.
239
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
240
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
terjadi di masa mendatang (Djojosoedarso, sangat penting untuk digunakan pada kondisi
1999). Semakin tinggi tingkat ketidakpastian dimana ada taruhan yang besar dan
maka semakin tinggi pula resikonya (Ritchie dan ketidakpastian yang tinggi (Santosa, 2009).
Marshall, 1993). Manajemen resiko dekat hubungannya
dengan ketidakpastian. Sebuah resiko mungkin
Risk dan Opportunity terjadi dan mungkin juga tidak terjadi, dan tidak
Kejadian di masa yang akan datang tidak akan bisa diketahui sampai resiko tersebut
dapat diketahui secara pasti. Kejadian ini atau terjadi. Namun ketidakpastian dapat didekati
suatu keluaran / output dari suatu kegiatan / dengan :
peristiwa dapat berupa kondisi yang baik atau a. Memperjelas probabilitas terjadinya resiko
kondisi yang buruk. Jika yang terjadi adalah b. Mengerti consequence atau alternatif jika
kondisi yang baik maka hal tersebut merupakan terjadi resiko
kesempatan baik (opportunity), namun jika c. Menentukan apa yang menjalankan resiko,
terjadi hal yang buruk maka hal tersebut seperti faktor yang mempengaruhi besarnya
merupakan resiko (Kerzner, 2001). resiko atau likelihood x consequence.
Untuk suatu kejadian, dapat dilihat dari sisi
Risk, Hazard, Peril, dan Losses probabilitas (likelihood) dan impak dari kejadian
Menurut Umar (2001) konsep tersebut tersebut. Suatu peristiwa (event) bisa mempunyai
dijelaskan sebagai berikut: probabilitas kecil dengan impak besar, atau
1) Hazard adalah keadaan bahaya yang dapat probabilitas besar dengan impak kecil. Dari sini
menyebabkan terjadinya peril (bencana). kita bisa menghitung kejadian mana yang lebih
2) Peril (bencana) adalah suatu peristiwa/ berbahaya atau yang lebih beresiko.
kejadian yang dapat menimbulkan kerugian
(losses) atau bermacam kerugian. Jenis Resiko
3) Losses (kerugian) adalah kondisi negatif yang Secara garis besar berdasarkan sifatnya
diderita akibat dari suatu peristiwa yang tidak resiko dikelompokkan menjadi resiko usaha
diharapkan tetapi ternyata terjadi. (business risk) atau yang disebut juga sebagai
resiko spekulatif, dan resiko murni. Resiko
Manajemen Resiko spekulatif adalah resiko yang jika diambil dapat
Manajemen resiko pada dasarnya adalah memberikan dua kemungkinan hasil, yaitu
proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, kerugian atau keuntungan. Dalam konteks
teknik dan sains yang diperlukan untuk aktifitas proyek, resiko yang dimaksud adalah
mengenali, mengukur, dan mengelola resiko resiko murni, yaitu resiko yang secara potensial
secara lebih transparan (Santosa, 2009). dapat mendatangkan kerugian dalam upaya
Menurut Floyd (1991) dalam Simamora mencapai sasaran kegiatan (Soeharto, 2001).
(2009) manajemen resiko adalah proses Soeharto (2001) mengelompokkan resiko
identifikasi dari berbagai pilihan kebijakan berdasarkan potensi sumber daya resiko sebagai
berdasarkan bahaya/ancaman yang telah berikut:
dikarakteristikkan. 1. Resiko yang berkaitan dengan bidang
Sedangkan manajemen resiko menurut The manajemen
Australia/New Zealand Standard for Risk 2. Resiko yang berkaitan dengan bidang teknis
Management (1999) merupakan suatu proses dan implementasi
yang logis dan sistematis dalam mengiden- 3. Resiko yang berkaitan dengan bidang kontrak
tifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi, dan hukum
mengendalikan, mengawasi, dan mengkomuni- 4. Resiko yang berkaitan dengan situasi
kasikan resiko yang berhubungan dengan segala ekonomi, sosial, dan politik
aktifitas, fungsi, atau proses dengan tujuan
perusahaan dapat meminimasi kerugian dan Prosedur Manajemen Resiko
memaksimumkan kesempatan. Menurut The Standard Australia/ New
Manajemen resiko dalam sebuah proyek Zealand (1999) prosedur utama melakukan
meliputi langkah memahami dan mengidentifi- manajemen resiko ada 4, yaitu :
kasikan masalah potensial yang mungkin terjadi, a. Menentukan Konteks (Establish the Context)
mengevaluasi bagaimana resiko ini mem- Menentukan konteks berarti menentukan
pengaruhi keberhasilan proyek, memonitoring batasan atau parameter internal dan eksternal
dan menangani resiko. Proses manajemen resiko yang akan dijadikan pertimbangan dan
241
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
242
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
seberapa tinggi resiko yang ditimbulkan. terjadi. Hal ini dilakukan dengan
Berikut matriks resiko akan dijelaskan pada menganalisis dampak apa saja yang dapat
Tabel 3 berikut ini. terjadi dan dilakukan persiapan
Hasil dari evaluasi resiko adalah data penanggulangan dampak pada saat resiko
peringkat resiko yang memerlukan tersebut terjadi. Dengan demikian dampak
penanganan lebih lanjut atas dasar resiko negatif yang terjadi diharapkan dapat
yang tersisa dan efektivitas pengendalian direduksi.
resiko yang ada.
e. Respon Resiko (Treat Risk) Manajemen Resiko Lingkungan
Perlakuan terhadap suatu resiko dapat berupa Manajemen resiko lingkungan adalah proses
mitigasi (mitigation), yaitu perlakuan resiko secara sistematis untuk mengidentifikasi bahaya
untuk mengurangi kemungkinan timbulnya lingkungan, meng-analisis kemungkinan dan
resiko, atau mengurangi dampak resiko bila konsekuensi, serta mengatur hasil tingkat resiko.
terjadi, atau mengurangi keduanya, yaitu Manajemen resiko lingkungan adalah aplikasi
kemungkinan dan dampak. Perlakuan ini sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur
sebetulnya adalah bagian dari kegiatan dan praktek dalam mengkomunikasikan, mene-
organisasi sehari-hari. Strategi yang perlu tapkan keadaan, mengidentifikasi, menganalisis,
diterapkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mengevaluasi, memonitor, dan meninjau ulang
pertama-tama tentu bila tidak perlu maka resiko terhadap lingkungan.
tidak usah kita melakukan tindakan yang
beresiko. Hal ini akan menjadi lain kalau Penilaian Resiko
tindakan/ kegiatan ini memang diperlukan Untuk menentukan nilai probabilitas dan
untuk pencapaian sasaran dan tujuan dampak digunakan perhitungan Severity Index.
organisasi. Perhitungan menggunakan severity index mampu
Mitigasi resiko terdiri dari dua macam cara menggabungkan presepsi responden penelitian.
pula, yaitu pertama mengurangi kemungkinan Faizal dan Arif (2009) menambahkan bahwa
terjadinya resiko melalui penanganan pada severity index lebih baik digunakan dibandingkan
sumber resiko dan pemicu terjadinya dengan menggunakan nilai mean dan metode
peristiwa yang beresiko. Kedua adalah varian karena hasil yang dikeluarkan lebih akurat
mengurangi dampak bila resiko tersebut dan konsisten terhadap jawaban responden.
Keterangan :
E : Extreme risk, tidak dapat di toleransi perlu penanganan segera
H : High risk, tidak diinginkan dan hanya dapat diterima ketika pengurangan resiko tidak
dapat dilaksanakan, perlu perhatian khusus dari pihak manajemen.
M : Moderate risk, diterima dengan persetujuan dan memerlukan tanggung jawab yang
jelas dari manajemen.
L : Low risk, diterima dengan persetujuan oleh pihak manajemen dan dapat diatasi dengan
prosedur yang rutin.
243
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
Rumus perhitungan severity index berdasarkan 3) Perlindungan terhadap orang dan properti
Al-Hammad (2000). c. Mengalihkan resiko (Risk transfer)
∑ Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan
) resiko kepada pihak lain. Bentuk pengalihan
∑
Dimana, resiko yang dimaksud adalah asuransi dengan
ai = Koefisien penilaian membayar premi.
xi = Frekuensi responden d. Menghindari resiko (Risk avoidance)
i = 0, 1, 2, 3, 4, ........, n Menghindari resiko sama dengan menolak
Berdasarkan Majid dan M. Cafeer (1997) untuk menerima resiko yang berarti menolak
penilaian probabilitas dikategorikan dalam 5 untuk menerima proyek tersebut.
kategori.
Kategori Nilai Lingkungan
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah
87,5% ≤ SI ≤ 100% Sangat Sering 5
ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan
62,5% ≤ SI ≤ 87,5% Sering 4
adalah cabang dari ilmu biologi. Kerusakan pada
37,5% ≤ SI ≤ 62,5% Cukup 3
lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik
12,5% ≤ SI ≤ 37,5% Jarang 2 fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil
0% ≤ SI ≤ 12,5% Sangat Jarang 1 manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang
terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan
Penilaian dampak dikategorikan dalam 5 hal ini bisa menjadikan ekosistem serta
kategori. kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan
Kategori Nilai tersebut.
87,5% ≤ SI ≤ 100% Sangat Kecil 5
62,5% ≤ SI ≤ 87,5% Kecil 4 Dampak Lingkungan
37,5% ≤ SI ≤ 62,5% Sedang 3 Dampak lingkungan terjadi karena adanya
12,5% ≤ SI ≤ 37,5% Besar 2 suatu benturan atau tabrakan antara aktivitas
0% ≤ SI ≤ 12,5% Sangat Besar 1 manusia, karena adanya proyek dengan
lingkungan di tempat aktivitas manusia tersebut
Respon Resiko dilakukan.
Respon risiko adalah tindakan penanganan Menurut Suratmo, Gunawan (2009) dampak
yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin lingkungan dapat dikelompokkan sebagai
terjadi. Risiko-risiko penting yang sudah berikut:
diketahui perlu ditindak lanjuti dengan respon a. Lingkungan fisika – kimia
yang dilakukan oleh kontraktor dalam menangani 1. Dampak kebisingan
risiko tersebut. 2. Dampak pada kualitas udara
Metode yang dipakai dalam menangani 3. Dampak pada kuantitas dan kualitas air
risiko (Flanagan & Norman, 1993): 4. Dampak pada iklim dan cuaca
a. Menahan resiko (Risk retention) 5. Dampak pada tanah
Merupakan bentuk penanganan resiko yang b. Lingkungan biologis
mana akan ditahan atau diambil sendiri oleh 1. Tanah pertanian
suatu pihak. Biasanya cara ini dilakukan 2. Produksi ternak
apabila resiko yang dihadapi tidak 3. Daya dukung tanah dan air
mendatangkan kerugian yang terlalu besar 4. Populasi endemic flora dan fauna
atau kemungkinan terjadinya kerugian itu 5. Tempat bersarang satwa liar
kecil, atau biaya yang dikeluarkan untuk 6. Species yang terancam punah
menanggulangi resiko tersebut tidak terlalu 7. Suaka margasatwa
besar dibandingkan dengan manfaat yang 8. Binatang migrasi
akan diperoleh. 9. Luas area hutan
b. Mengurangi resiko (Risk reduction) 10. Areal rumput
Tindakan untuk mengurangi resiko yang 11. Perubahan tanah pertanian
kemungkinan akan terjadi dengan cara: 12. Jumlah panenan
1) Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga 13. Pencemaran udara
kerja dalam menghadapi resiko 14. Kebisingan
2) Perlindungan terhadap kemungkinan 15. Pencemaran biota air
kehilangan
244
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
245
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
246
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
teori yang baru, melainkan hanya meng- pihak manajemen di lingkungan PT. PLN
gambarkan sifat suatu keadaan yang sementara (Persero) UPK 1 SULAMAPA dan observasi
terjadi. Dengan melakukan studi kasus mengenai langsung ke lapangan guna memperoleh data
resiko lingkungan terhadap aspek sosial yang yang tidak mungkin diperoleh melalui kuisioner.
sementara terjadi akibat adanya proyek
pembangunan SUTT 150 kV Lopana-Teling. Data Sekunder
Penelitian ini menggunakan metode wawancara Data sekunder diperoleh dari dokumen
dan brainstorming dengan pihak manajemen di AMDAL Proyek pembangunan SUTT 150 kV
lingkungan PT. PLN (Persero) UPK 1 Lopana-Teling dari PT. PLN (Persero) UPK 1
SULAMAPA sebagai data primer. SULAMAPA selaku penanggung jawab
pelaksana proyek. Dari data AMDAL Proyek
Data Primer Pembangunan SUTT 150 kV Lopana–Teling
Data primer diperoleh secara langsung dari diketahui isu pokok dan rona lingkungan awal
hasil wawancara dan brainstorming dengan dari proyek tersebut.
Latar Belakang
Studi Literatur
Identifikasi Resiko
(Kuisioner Pendahuluan)
Analisis Resiko
Evaluasi Resiko
Respon Resiko
247
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
248
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
Provinsi Sulawesi Utara dan sekitarnya. Tanpa 6. Menggunakan peralatan yang tidak
SUTT sistem untuk mengalirkan dan sesuai spesifikasi
menyalurkan listrik akan terhambat, yang pada 7. Keterlambatan mobilisasi peralatan
akhirnya akan menghambat setiap aktivitas yang 8. Kenaikan harga sewa peralatan
dapat berimbas pada penurunan investasi, c. Material/logistik
pengembangan infrastruktur, dan penurunan 1. Kenaikan harga material
kesejahteraan masyarakat. 2. Keterlambatan pengiriman material
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri 3. Pencurian material
bahwa pengembangan SUTT berpotensi 4. Material yang dikirim tidak sesuai
menimbulkan beberapa dampak terhadap spesifikasi teknis
lingkungan disekitarnya. Potensi-potensi dampak 5. Waste material (kelebihan pengguanaan
tersebut adalah potensi dampak yang muncul material)
pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan 6. Kerusakan material karena tidak
operasi. tersimapan dalam gudang
Lokasi pemantauan lingkungan hidup untuk d. Lingkungan
kegiatan konstruksi T/L 150 kV Lopana-Teling 1. Protes masyarakat
mengacu dibeberapa titik yang telah ditentukan e. Design
sebelumnya pada studi AMDAL (PT. PLN 1. Kesalahan design dari konsultan design
(Persero) UPK 1 SULAMAPA: Laporan 2. Pengukuran dan penyelidikan tanah
Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan 3. Perubahan design dan lingkup pekerjaan
Lingkungan Tahap Konstruksi T/L 150 kV 4. Pemilihan metode pelaksanaan
Lopana-Teling di Sulawesi Utara, 2009). f. Kebijakan pemerintah
1. Perubahan kebijakan politik pemerintah
Identifikasi Faktor-Faktor Resiko 2. Ketidakstabilan moneter
a. Sumber daya manusia/tenaga kerja 3. Keterlambatan perijinan
1. Pekerja yang tidak terlatih/ terampil
2. Pemogokan dan perselisihan pekerja saat Klasifikasi Resiko
pelaksanaan pekerjaan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
3. Penggunaan tenaga kerja luar daerah saat membagikan kuesioner kepada kelompok
pelaksanaan pekerjaan responden. Terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat
4. Keributan dan perkelahian saat dan staf teknik PT. PLN (Persero) Unit pelaksana
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi I SULAMAPA selaku pelaksana
5. Judi di lapangan saat pelaksanaan proyek.
pekerjaan Data yang diperoleh diolah menggunakan
6. Mangkir dari kerja saat pelaksanaan program SPSS. Sebelum diolah lebih lanjut,
pekerjaan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
7. Mabuk saat pelaksanaan pekerjaan uji reliabilitas terhadap data hasil kuesioner.
8. Tidak mengerti gambar / bestek saat Apabila nilai rhitung (dalam output SPSS
pelaksanaan pekerjaan dinotasikan sebagai corrected item – total
9. Masalah komunikasi saat pelaksanaan correction) hasilnya positif dan rhitung> rtabel, maka
pekerjaan variabel tersebut adalah valid.Apabila rhitung< rtabel
10. Kecelakaan saat pelaksanaan pekerjaan maka variabel tersebut tidak valid. Variabel yang
akibat kecerobohan tenaga kerja tidak valid akan dikeluarkan dan untuk variabel
b. Peralatan yang valid akan diteruskan oke tahap pengujian
1. Kekurangan peralatan untuk reliabilitas. Untuk N = 33 dan taraf pengujian 5%
melaksanakan pekerjaan maka rtabel = 0,497.
2. Kabel sling putus saat pelaksanaan Uji reliabilitas dilakukan dengan
pekerjaan menggunakan koefisien α (alpha cronbach).
3. Crane amblas saat pelaksanaan Apabila α positif dan > rtabel maka variabel
pekerjaan tersebut reliabel.
4. Diesel hammer terpental dari hammer Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat
saat pelaksanaan pekerjaan dilihat pada lampiran. Dari data diperoleh bahwa
5. Kejatuhan benda dari atas saat semua variabel adalah reliabel yakni r Aplha> rtabel.
pelaksanaan pekerjaan Namun, ada variabel yang tidak valid. Variabel
249
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
yang tidak valid ini dikeluarkan dan tidak yang paling dominan untuk keseluruhan faktor
dipergunakan pada analisis selanjutnya. dengan besar pengaruh sebesar 42,14%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan Komponen 2, merupakan komponen kedua
Komponen Utama dengan program SPSS, maka yang paling berpengaruh dengan eigenvalue
terbentuk 4 komponen utama. Jumlah komponen 4,941 dan terdiri atas variabel-variabel:
yang terbentuk diketahui melalui angka Initial a. Kenaikan harga sewa peralatan
Eigenvalues. Angka-angka Initial Eigenvalues b. Kerusakan material karena tidak tersimpan
menunjukkan kepentingan faktor masing-masing dalam gudang
variabel dalam menghitung varians keseluruhan c. Keterlambatan pengiriman material
variabel yang dianalisis. Component d. Kenaikan harga material
menunjukkan jumlah faktor atau jumlah variabel. e. Waste material (kelebihan penggunaan
Jumlah faktor yang terbentuk yang dilihat pada material)
angka initial eigenvalues yang sama dengan atau f. Material yang dikirim tidak sesuai spesifikasi
lebih besar dari 1 (λ ≥ 1). teknis
Pada hasil analisis dengan SPSS Berdasarkan variabel-variabel yang mengelom-
berdasarkan kemungkinan terjadinya kejadian pok pada komponen 2, maka dapat dinamakan
terlihat komponen utama yang terbentuk sampai aspek Persediaan Peralatan dan Material. Aspek
dengan komponen ke 7. Disimpulkan bahwa 7 ini memiliki pengaruh sebesar 18,41%.
komponen utama pertama telah mampu Komponen 3, merupakan komponen ketiga
menerangkan keragaman data sebesar persentase yang paling berpengaruh dengan eigenvalue
kumulatif yaitu 83,79%. Kemudian diperoleh 2,826 dan terdiri atas variabel-variabel:
variabel-variabel yang mengelompok a. Crane amblas saat pelaksanaan pekerjaan
membentuk sebuah faktor. b. Kabel sling putus saat pelaksanaan pekerjaan
Tabel component matrix menunjukkan c. Diesel hammer terpental dari hammer saat
distribusi variabel pada 7 faktor yang terbentuk, pelaksanaan pekerjaan
namun hasil dari matriks ini perlu dilakukan d. Kejatuhan benda dari atas saat pelaksanaan
proses rotasi terlebih dahulu untuk memperjelas pekerjaan
variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Berdasarkan variabel-variabel yang mengelom-
Dalam matrix, angka-angka yang tertera pada pok pada komponen 3, maka dapat dinamakan
tiap kolom disebut loading factor yang terbentuk. aspek Kecelakaan Tak Terkontrol. Aspek ini
Masing-masing variabel dikelompokkan ke memiliki pengaruh sebesar 10,53%.
dalam faktor menurut angka factor loading Komponen 4, merupakan komponen kelima
terbesarnya. yang paling berpengaruh dengan eigenvalue
Setelah masing-masing variabel tersebut 2,156 dan terdiri atas variabel-variabel:
dikelompokkan ke dalam komponen (faktor) a. Pemogokan dan peselisihan pekerja saat
berdasarkan angka loading factor terbesarnya, pelaksanaan pekerjaan
sehingga didapat hasil akhir sebagai berikut: b. Penggunaan tenaga kerja luar daerah saat
Komponen 1, komponen ini merupakan pelaksanaan pekerjaan
komponen yang paling berpengaruh diantara c. Pekerja yang tidak terlatih/terampil
komponen-komponen lainnya. Hal ini Berdasarkan variabel-variabel yang mengelom-
ditunjukkan dengan eigenvalue komponen ini pok pada komponen 4, maka dapat dinamakan
merupakan yang tertinggi yaitu 11,31. aspek Tenaga Kerja. Aspek ini memiliki
Komponen (faktor) 1 ini terdiri dari variabel- pengaruh sebesar 8,03%.
variabel: Komponen 5, merupakan komponen kelima
a. Pengukuran dan penyelidikan tanah yang paling berpengaruh dengan eigenvalue
b. Pemilihan metode pelaksanaan pekerjaan 1,785 dan terdiri atas variabel-variabel:
c. Ketidakstabilan moneter a. Kecelakaan saat pelaksanaan pekerjaan akibat
d. Perubahan kebijakan politik pemerintah kecerobohan tenaga kerja
e. Keterlambatan perijinan b. Kekurangan peralatan untuk melaksanakan
f. Kesalahan design dari konsultan design pekerjaan
g. Perubahan design dan lingkup pekerjaan Berdasarkan variabel-variabel yang mengelom-
Berdasarkan variabel-variabel yang mengelom- pok pada komponen 5, maka dapat dinamakan
pok pada komponen 1, maka dapat dinamakan aspek kecelakaan kerja yang terkontrol. Aspek
aspek perencanaan. Aspek ini merupakan aspek ini memiliki pengaruh sebesar 6,65%.
250
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
251
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
252
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
253
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
254
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
255
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (239-256) ISSN: 2087-9334
Australian Standard/ New Zealand Standard and Controling, John Wiley & Sons, Inc.
4360 : 1999. Risk Management. USA.
Chapman, R. J., 1998. The controlling influences Latupeirissa, J. E., P. F. Marzuki dan R. D.
on effective risk identification and Wirahadikusumah. 2005. Manajemen
assessment for construction design Resiko dalam Proyek Konstruksi
management, International Journal of Berdasarkan Perspektif Kontraktor.
Project Management, Vol. 16, No. 6, hal. Prosiding Seminar Peringatan 25 Tahun
333-343. Pendidikan MRK di Indonesia
Cooper, D., Grey, S. and Raymond, G., 2005. Majid M. Z. A., McCaffer, R., 1997. Factors of
Project Risk Management. Non Excusable Delays That Influence
Contractor’s Performance”, Journal of
Faizal & Arif. 2009. Estimating Contigency Cost Construction Engineering and Manage-
in Construction by Contractors. Departe- ment, Vol 14, No.3, hal, 42 – 60.
ment of Civil Engineering, University
Technology of Petronas. Malaysia. Majid, M. Z. A., McCaffer, R., 1997. Discussion
Assessment of Work Performance of
Flanagan, R. and Norman, G., 1993. Risk Maintenance Contractors in Saudi Arabia.
Management and Construction, Blackwell Journal of Management in Engineering,
Science, Australia. ASCE.
Flanagan, R., Norman, G, 1993, Risk Manage- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
ment and Construction, Blackwell Science, Nomor : 11 Tahun 2006. Jenis Rencana
London. Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
Gunawan, F., 2009. Analisis Mengenai Dampak Dampak Lingkungan Hidup.
Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press. Riduwan, 2010. Metode & Teknik Penyusunan
Tesis. Alfa Beta Bandung.
Hair, J, R. Jr., W. C. Black, B. C. Babin and R.
E. Anderson., 2010. Multivariate Data Santoso, I., 1999. Analisa Overruns Biaya pada
Analysis Seventh Edition. Pearson Prentice Beberapa Tipe Proyek Konstruksi.
Hall. New Jersey. Dimensi Teknik Sipil. Volume 1, No. 1.
Hal 40-48.
Heryanto, I., Triwibowo, T., 2009. Manajemen
Proyek Berbasis Teknologi Informasi. Siahaan, H., 2007. Manajemen Resiko, Konsep,
Informatika. Bandung. Kasus dan Implementasi. Penerbit Elex
Media Komputindo. Jakarta
ICE and FIA, 1998. RAMP : Risk Analysis and
Management for Project, Thomas Telford, Tarore, H., 2010. Manajemen Konstruksi.
London. Gapeksindo, Jakarta.
Kezner. H., 2009. Project Management: A
System Approach to Planning Scheduling
256