Professional Documents
Culture Documents
KONSEP PERANCANGAN
Masalah yang ada baik khusus maupun umum mengacu pada pembentukan
Islamic Boarding School berwawasan alam. Dimana sentuhan desain dari hal yang
sepele seperti bukaan atau pemilihan system ventilasi dapat mengurangi penggunaan
energy seperti listrik maupun AC dan yang terpenting dengan memaksimalkan potenis
alam, penghawaan alami misalnya dapat mengurangi ketergantungan para santri pada
penggunaan penghawaan buatan. Selain itu, tata ruang terkait ruang dalam maupun
hubungan ruang dalam dan luar hingga tata lansekap dapat memberi pengalaman ruang
yang berbeda sehingga santri senang berkegiatan diluar dan jauh dari kejenuhan.
Diharapkan ketika orientasi pembangunan mengacu pada pendekatan ekologi
arsitektur, maka dapat dikatakan bentuk maupun strategi desain arsitektur pada bangunan
akan mengikuti fungsi yang diharapkan, menjadi lembaga pendidikan islam yang
membumi.
Rumusan Masalah :
Bagaimana merancang Islamic boarding school berwawasan alam sebagai inovasi
/ solusi desain atas fenomena Islamic Boarding School yang tumbuh dengan kotak kotak
beton berulang yang memanjang, melalui penggunaan konsep ekologi arsitektur ke dalam
rancangan pembangunan IBS di Sokaraja di dalam penyelesaian perencanaan tata massa
bangunan dan lansekap?
Sebagai solusi atas masalah tersebut, penerapan prinsip-prinsip ekologi arsitektur
pada perancangan Eco-IBS secara umum adalah sebagai berikut :
75
integrasi dalam desain terkait karakter fisik baik bangunan muapun tapak akan
diaplikasikan sebagai berikut :
- Menciptakan kawasan hijau, salah satunya dengan adanya urban farming, dan
openspace dengan vegetasi tertentu disetiap zona, serta pengadaan green roof
pada bangunan
- Menciptakan greenbelt yang berfungsi sebagai buffer bangunan dari polusi
udara dan kebisingan
- Merespon iklim setempat dengan memberi perlakuan yang akan mempengaruhi
orientasi bangunan.
76
5.2 KONSEP PROGRAMATIKAL
5.2.1 Fungsi dan Fasilitas Bangunan
Gambar 5.1
Hasil
Analisis
Tapak
Sumber :
Analisis
Penulis
(2016)
78
Berdasarkan analissi site, didapat perencanaan tata massa bangunan dan lansekap
berdasarkan karakteristik lingkungan setempat, sebagai berikut :
1. Bangunan jamak dengan orientasi memanjang dari arah timur ke barat guna
meminimalisir cahaya matahari langsung dan memaksimalkan penghawaan alami.
Sehingga bidang yang terkena matahari langsung lebih sedikit, sedangkan bidang yang
lebar lebih diorientasikan ke arah datangnya angin disamping itu juga untuk
memaksimalkan view.
2. Menciptakan greenbelt untuk meredam kebisisngan dan memfilter polusi udara
3. Menarik suasana diluar tapak ke dalam bangunan dengan mengitegrasikannya dengan
openspace dan urban farming.
4. Mempertahankan vegetasi sekitar tapak, dimana pada tapak, vegetasi di dominasi di
bagain selatan dan sebagian bagian barat.
5. Pemilihan entrance sesuai dengan karakter fisik tapak yang dekat dengan jalan.
79
Gamabr 5.2 Peletakan Zoning Terhadap Tapak
Sumber : Analisis Penulis (2016)
80
5.2.4. Organisasi Ruang
81
5.3. KONSEP TAMPILAN BANGUNAN
Bentuk bangunan tersusun dari bangunan beratapkan green roof, dan bangunan
dengan atap iklim tropis. hal ini diharapkan dapat memberikan citra bangunan
berwawasan lingkungan dan dapat menjadi bangunan percontohan bagi IBS lain. Bentuk
bangunan mengacu pada bentuk teratur dan beberapa bentuk bangunan tidak teratur, yaitu
bentuk dasar yang mengalami penambahan dan pengurangan. Perlakuan bentuk tidak
teratur pada bangunan di IBS ini mengacu pada bentuk kubus namun mengalami
penambahan bentuk segitiga yang kemudian mengalami perpanjangan seperti pada
bangunan asrama santri dan sekolah.
82
Gambar 5.5 Citra Bangunan
Sumber : Analisis Penulis (2016)
5.4.1. Pencapaian
Dalam kasus ini, dikarenakan posisi dan bentuk tapak yang berada di pinggir
jalan dan terdapat bagian tapak yang menjorok hampir ke badan jalan sehingga
mengindikasikan bagian yang tepat sebagai sebuah gerbang utama / entrance dan
memungkinkan pencapaian ke gerbang utama IBS secara tersamarkan atau tidak
langsung. Jalur pencapaian terlebih dahulu diarahkan untuk kemudian memasuki
gerbang utama. Pemilihan pencapaian jenis tersamarkan atau tidak langsung
mempengaruhi bentuk dari pintu masuk / gerbang utama dari IBS apakah serupa dengan
dan berfungsi sebagai perwakilan dari bentuk ruang ruang yang ada di dalam IBS? Atau
bisa saja bentuknya bertolak belakang dengan bentuk ruangannya demi memperkuat
batas – batasnya serta menekankan karakternya sebagai sebuah tempat.
Kembali pada apa yang ingin disampaikan oleh Eco-IBS yaitu bermasyarakat, dan
berwawasan alam. Maka gerbang utama dari Eco-IBS akan di rancang dengan
menekankan keterbukaan, sehingga sekuen dari jalur jalur tahap selanjutnya
kemungkinan dapat terlihat langsung dari luar gerbang utama tanpa harus memasuki
terlebih dahulu wilayah Eco-IBS. Namun, dalam hal ini tetap akan mempertimbangkan
83
aspek personal bangunan dengan memperhatikan elemen arsitektur yang membentuk
sirkulasi tahap selanjutnya.
84
Gambar 5.8 Orientasi dan Tata Massa
Sumber : Analisis Penulis (2016)
85
bangunan masjid yang dinaunginya. Sedangkan untuk nomor 3 diaplikasikannya urban
farming yang nantinya disi dengan tanaman sayuran organik.
Kemudian elemen lansekap selanjutnya adalah rain harvesting yang
pengaplikasiannya dilakukan di menara masjid yang biasanya digunakan sebagai sumber
suara untuk adzan. Hal ini menarik, karena menara tersebut berdiri dengan dualfungsi.
Langkah langkah lain tata lansekap adalah pemberian tanaman lavender di sekitar
asrama, masjid dan sekolah, tanaman soka di daearah gerbang masuk dan tanaman buah
untuk daerah seperti pada nomor 6 untuk pinggir lapangan.
86
L : 180 x 4 m2
Kamar
4 m2 / org | A 2 2 x 4 m2 8 m2
Pengawas
R. Makan/
0.7 m2 / org | DA 1 180 x 0.7 m2 126 m2
Bersama
2
10 x 1 m2
Pantry 1 m / org | DA 10 10 m2
87
SEKOLAH
Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang Sekolah
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
R.Kelas Santri : 2 m2 / org 20 santri
{(20 x 2 m2)+
Guru : 4 m2 / org | 1 guru 2
396 m2
(1 x 4 m )} 9
LPM ( 9 unit )
R.Kelas luar 4 m2 / org | A 60
60 x 4 m2 720 m2
(3 unit)
R.Kesehatan 4 m2 / org | DA 5 5 x 4 m2 20 m2
Koperasi 1.5 m2 / org | DA 6 6 x 1.5 m2 9 m2
R.Baca 1.5 m2 / org | DA 20
(20 x 1.5 m2) 2 60 m2
(2 unit)
R.Serbagun 5 m2 / org | DA
20 20 x 5 m2 = 100 m2 100 m2
a
R.Rohis 5 m2 / org | DA 10 10 x 5 m2 50 m2
R.Osis 5 m2 / org | DA 10 10 x 5 m2 50 m2
R.Multimed Santri : 2 m2 / org
(20 x 2 m2)+
ia 2
Guru : 4 m / org | 20 44 m2
(1 x 4 m2)
LPM
Sirkulasi
434.7 m2
30%
1449 m2 + 434.7 m2 1883.7 m2
Laboratorium
Lab.IPA 2.4 m2 / org | LPM 20
(20 x 2.4 m2) 2 96 m2
(2 unit)
Lab.Komput 2 m2 / org | LPM 20
(20 x 2.4 m2) 3 120 m2
er (3 unit)
Sirkulasi
64.8 m2
30%
Total 216 m2 +64.8 m2 280.8 m2
88
Perpustakaan
Pelayanan
6 m2 / unit | A 1 1 x 6 m2 6 m2
peminjaman
R.Penitipan 18 m2 / unit | A 2 2 x 18 m2 36 m2
R. Buku 15 m2 / rak | DA 10 10 x 15 m2 150 m2
R.Baca 0.7 m2 / org | DA 20 20 x 0.7 m2 20.7 m2
Sirkulasi
15 m2 / unit | A 5 5 x 15 m2 75 m2
Rak buku
KM/WC 1.5 m2 | A 3 3 x 1.5 m2 4.5 m2
Gudang 6 m2/ unit | A 1 1 x 6 m2 6 m2
Sirkulasi 30
92.61 m2
%
Total 308.7 m2 x 92.61 m2 395.31m2
Kantor Tenaga Administarsi
5
R. Pimpinan 2.75 m2 / org | TSS (5 x 2.75 m2) 2 27.5 m2
(2 unit)
R. Wakil 3
2.75 m2 / org | TSS (3 x 2.75 m2) 2 16.5 m2
Pimpinan (2 unit)
R. Arsip 6 m2/ unit | A 1 1 x 6 m2 6 m2
R.Rapat 2.75 m2 / org | TSS 20 20 x 2.75 m2 67.2 m2
R. TU 1.5 m2 / org | TSS 4 4 x 1.5 m2 6 m2
R.Tamu 1.5 m2 / org | DA 10 10 x 1.5 m2 15 m2
Pantry 9 m2 / unit | DA 1 1 x 9 m2 9 m2
Gudang 9 m2 / unit | DA 1 1 x 9 m2 9 m2
Toilet 1.5 m2 / unit | DA 6 6 x 1.5 m2 9 m2
Sirkulasi
49.56 m2
30%
Total 165.2 m2 x 49.56 m2 214.76m2
Kantor Tenaga Pendidik dan Ahli
R. Guru 1.5 m2 /org | DA 45 45 x 1.5 m2 67.5 m2
89
R.Tamu 1.5 m2 /org | DA 5 5 x 1.5 m2 7.5 m2
Pantry 1.2 m2 /org | A 2 2 x 1.2 m2 2.4 m2
Toilet 1.5 m2 / unit | DA 6 6 x 1.5 m2 9 m2
Gudang 9 m2 / unit | DA 1 1 x 9 m2 9 m2
Sirkulasi 30
28.62m2
%
Total 95.4 m2 + 28.62m2 124.02m2
Total keseluruhan area sekolah 4485.89 m2
Sumber : Analisis Penulis.2016
AULA
Tabel 5.4 Kebutuhan Ruang Aula
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
Lobby 6 m2 / unit | SDK 1 1 x 6 m2 6 m2
R.Serbaguna 0.7 m2 / org | SDK 500 500 x 0.7 m2 350 m2
KM/WC 1.5 m2 / unit | DA 6 6 x 1.5 m2 9 m2
Gudang 9 m2 / unit | A 2 2 x 9 m2 18 m2
Sirkulasi
114.9 m2
30%
Total 383 m2 + 114.9 m2 497.9 m2
Sumber : Analisis Penulis.2016
MASJID
Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang Masjid
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
Mihrab 2 m2 / unit | SDK 1 1 x 2 m2 2 m2
Area Shalat 0.8 m2 / org | NAD 500 500 x 0.8 m2 400 m2
Serambi 0.4 m2 / org | A 200 200 x 0.4 m2 80 m2
R.Takmir 15 m2 / org | A 1 1 x 15 m2 15 m2
R.Wudlu 0.85 m2 / org |
20 20 x 0.85 m2 170 m2
NAD
90
KM/WC 1.5 m2 / unit | DA 6 6 x 1.5 m2 9 m2
Gudang 6 m2 / unit | A 1 1 x 6 m2 6 m2
Sirkulasi
204.6 m2
30%
Total 682 m2 + 204.6 m2 886.6 m2
Sumber : Analisis Penulis.2016
SARANA OLAHRAGA
Tabel 5.6 Kebutuhan Ruang Sarana Olahraga
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
Loker 1.05 m2 / barang |
60 60 x 1.05 m2 63 m2
SDK
R.Ganti 1.96 m2 / org |
60 60 x 1.96 m2 117.6 m2
NAD
L.Bulu
0.4 m2 / org | A 200 200 x 0.4 m2 80 m2
Tangkis
L.Basket 162 m2 / unit | A 1 1 x 162 m2 162 m2
L.Volly 162 m2 / unit |
1 1 x 162 m2 162 m2
NAD
KM/WC 1.5 m2 / unit | NAD 10 10 x 1.5 m2 15 m2
Gudang 6 m2 / unit | A 3 (1 x 6 m2) 3 18 m2
Sirkulasi
185.28 m2
30%
Total 617.6 m2 + 185.28 m2 802.88 m2
Sumber : Analisis Penulis.2016
KANTIN
Tabel 5.7 Kebutuhan Ruang Kantin
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
R.Tunggu 0.85 m2 / org | NAD 10 10 x 0.85 m2 8.5 m2
R.Makan 0.7 m2 / org | NAD 180 180 x 0.7 m2 126 m2
91
R.Saji 15 m2 / rak | NAD 3 3 x 15 m2 75 m2
Dapur
9 m2 / unit | NAD 2 2 x 9 m2 18 m2
Kering
Dapur 12 m2 / unit | NAD
2 2 x 12 m2 24 m2
Basah
Loading
15 m2 / unit | A 1 1 x 15 m2 15 m2
Dock
Kasir 2 m2 / unit | A 2 2 x 2 m2 4 m2
KM/WC 1.5 m2 / unit | NAD 3 3 x 1.5 m2 4.5 m2
Gudang 6 m2 / unit | A 1 1 x 6 m2 6 m2
Sirkulasi
84.3m2
30%
Total 281 m2 + 84.3 m2 368.3 m2
Sumber : Analisis Penulis.2016
WISMA TAMU
Tabel 5.8 Kebutuhan Ruang Wisma Tamu
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
R.Tidur 12 m2 / unit | A 1 1 x 12 m2 12 m2
KM/WC 1.5 m2 / unit | DA 2 1 x 1.5 m2 3 m2
Sirkulasi
4.5 m2
30%
Total 13.5 m2 + 4.5 m2 18 m2
Total keseluruhan wisma tamu
6 x 18 m2 108 m2
(6 unit)
Sumber : Analisis Penulis.2016
RUANG PENUNJANG
Tabel 5.9 Kebutuhan Ruang Penunjang
Ruang Standar | Sumber Kapasitas Luas Ruang Luas (m2)
Main Hall 0.85 m2 / org | DA 500 500 x 0.85 m2 425 m2
92
Pos
9 m2 / unit | DA 1 1 x 9 m2 9 m2
Keamanan
R. Genset 20 m2 / unit | DA 1 1 x 20 m2 20 m2
R. ME 12 m2 / unit | DA 1 1 x 12 m2 12 m2
R.Teknisi 9 m2 / unit | A 1 1 x 9 m2 9 m2
Mini Market 100 m2 / unit | A 1 1 x 100 m2 100 m2
Pusat
30 m2 / unit | A 1 1 x 30 m2 30 m2
Informasi
Klinik
60 m2 / unit | A 1 1 x 60 m2 60 m2
Kesehatan
Sirkulasi
199.5 m2
30%
Total 665 m2 + 199.5 m2 864.5 m2
Sumber : Analisis Penulis.2016
Kebutuhan ruang tersebut kemudian dijabarkan dalam persyaratan ruag sebagai berikut :
93
ASRAMA
Asrama Santri
Tertutu
Kamar Santri
p
Tertutu
Kamar Pengawas
p
R.Makan/Bersam Semi
-
a Terbuka
Tertutu
Pantry -
p
KM/WC Tertutu
-
p
R. Cuci - - Terbuka
R. Jemur - - Terbuka
Gudang dan Tertutu
-
Cleaning service p
Asrama Guru
R. Keluarga Tertutu
-
p
Kamar tidur Tertutu
p
R.Makan Tertutu
-
p
Dapur Tertutu
-
p
KM/WC Tertutu
-
p
Gudang Tertutu
-
p
SEKOLAH
94
R.Kelas Tertutu p
R.Kelas luar - - Terbuka
R.Kesehatan - Tertutu p
Koperasi - Tertutu p
R.Baca - Semi
Terbuka
R.Serbaguna - - Semi
Terbuka
R.Rohis - Tertutu p
R.Osis - Tertutu p
R Multimedia - Tertutu p
Laboratorium
Lab.IPA Tertutu
p
Lab.Komputer Tertutu
p
Perpustakaan
Pelayanan Tertutu
-
peminjaman p
Tertutu
R.Penitipan - -
p
Tertutu
R. Buku -
p
R.Baca - Tertutu
p
Sirkulasi Rak Tertutu
- -
buku p
Tertutu
KM/WC -
p
Tertutu
Gudang -
p
Kantor Tenaga Administarsi
95
Tertutu
R. Pimpinan
p
R. Wakil Tertutu
Pimpinan p
Tertutu
R. Arsip -
p
Tertutu
R.Rapat
p
Tertutu
R. TU -
p
Tertutu
R.Tamu -
p
Tertutu
Pantry -
p
Tertutu
Gudang - -
p
Tertutu
Toilet -
p
Kantor Tenaga Pendidik dan Ahli
Tertutu
R. Guru -
p
R.Tamu - Tertutu
96
p
Pantry Tertutu
-
p
Toilet Tertutu
-
p
Gudang - Tertutu
-
p
AULA
Lobby - Terbuka
R.Serbaguna Tertutu
-
p
KM/WC Tertutu
-
p
Gudang Tertutu
- -
p
MASJID
Mihrab Tertutu
-
p
Area Shalat Semi
-
terbuka
Serambi - - Terbuka
R.Takmir Tertutu
-
p
R.Wudlu Tertutu
-
p
KM/WC Tertutu
-
p
Gudang Tertutu
-
p
SARANA OLAHRAGA
97
Loker Tertutu
- -
p
R.Ganti Tertutu
-
p
L.Bulu Tangkis Tertutu
-
p
L.Basket Tertutu
-
p
L.Volly - - Terbuka
KM/WC Tertutu
-
p
Gudang Tertutu
-
p
KANTIN
R.Tunggu Smi
-
Terbuka
R.Makan Smi
-
Terbuka
R.Saji Smi
-
Terbuka
Dapur Kering Tertutu
-
p
Dapur Basah Tertutu
-
p
Loading Dock Tertutu
- - -
p
Kasir Tertutu
- -
p
98
KM/WC Tertutu
-
p
99
Gudang Tertutu
-
p
WISMA TAMU
R.Tidur Tertutu
-
p
KM/WC Tertutu
-
p
RUANG PENUNJANG
Main Hall - - Terbuka
Pos Keamanan Semi
-
Terbuka
R. Genset Tertutu
p
R. ME Tertutu
p
R.Teknisi Tertutu
p
Mini Market Tertutu
-
p
Pusat Informasi Tertutu
-
p
Klinik Kesehatan Tertutu
p
: Perlu
- : Tidak Perlu
10
0
5.5.2. Zonasi Ruang
Perancangan zoning pada tapak dipengaruhi karakteristik aktivitas di setiap zona
serta respon terhadap karakter fisik tapak. Pada Zona private aktivitasnya menuntut untuk
jauh dari kebisingan, peletakan bangunan pada zona ini dirancang dibagian area yang
memiliki tingkat kebisisngan rendah, namun dikarenakan posisi tapak yang tidak berada
persis di pinggir jalan / berbatasan langsung dengan jalan, kebisingan tinggi pada analisis
tapak telah diminimalisir oleh adanya bangunan warga dan sungai. Sehingga kebisingan
tinggi pada tapak dapat diantisipasi dengan mudah, selain pemanfaatan sempadan sungai
sebagai daerah hijau juga peletakan ruang untuk aktivitas aktivitas outdoor juga dapat
memberi transisi ruang sebagai filter kebisisngan.
Selanjutnya untuk zona semi public, sebagai zona pengikat. Diletakan di tengah
tapak karena mengingat karakter aktivitas nya yang harus menjangkau semua zona. di
dalam zona ini terdapat masjid yang merupakan inti dari sebuah bangunan IBS, dalam
peletakannya dalam perancangan harus memperhatikan arah kiblat, sehingga orientasi
masjid berbanding terbalik dengan bangunan yang lainnya, selain suatu tuntutan arah
masjid yang menghadap arah barat laut ini juga memiliki keuntungan tersendiri yaitu
view sunset dan pemandangan sawah lepas, hal ini dapat mendukung aktivitas di
dalamnya.
Zona publik merupakan zona awal yang dimasuki pelaku dalam IBS, zona ini
mewadahi aktivitas aktivitas yang tidak terlalu intens dan cenderung berubah-ubah.
Sehingga pemberian view dari dalam lebih diutamakan, yaitu dengan memberi
openspace di antara bangunan publik.
100
Dapat di lihat pada penampang potongan A-A’, penempatan bangunan selalu
diselingi oleh open space, hal ini guna melancarkan sirkulasi udara, selain itu dengan
adanya open space yang lebar, setiap bangunan memiliki view baik buatan maupun
alami. sehingga ketinggian bangunan tidak mempengaruhi view yang buruk untuk
bangunan di sekitarnya.
Pada penampang b-b’ dapat dilihat hubungan antar zonasi fungsional dari
kedatangan hingga memasuki zona private.
101
Diagram 5.3 Skema Kedekatan Antar Ruang
Sumber : Analisis Penulis.2016
102
5.5.4. Sirkulasi
Sirkulasi dalam IBS di rancang sesuai dengan pelaku dan aktivitasnya. Sesuai
pembahasan sebelumnya pelaku dalam IBS dibagi menjadi dua yaitu pelaku luar dan
dalam.
Sepeti yang dapat dilihat pada gambar diatas, pelaku luar hanya dapat mengakses
sebagain dari areal IBS walaupun tidak menutup kemungkinan pelaku luar seperti
kunjungan mahasiswa atau jasa service dapat masuk ke seluruh ruang dari IBS. namun
secara umum, sirkulasi dari pelaku luar hanya dapat mengakses sesuai zona yang
diperuntukan yaitu zona publik dan semi publik. Hal ini mempertimbangkan aspek
personal dari pelaku dalam. Biarpun demikian sirkulasi pelaku luar dalam perancangan
IBS ini dirancang bukan hanya mempertimbangkan aspek aksesibilitas namun sirkulasi
pelaku luar dirancang dengan mengarahkan pelaku ke sekuen ruang-ruang yang berbeda
beda dengan transisi open space yang banyak dijumpai dalam IBS ini.
Sama hal nya dengan sirkulasi untuk pelaku dalam yang sebenarnya lebih leluasa
untuk menjangkau semua ruang yang ada di IBS ini. Namun secara umum sesui dengan
intensitas kegiatan pokok yaitu kegiatan santri, sirkulasi pelaku dalam mencakup asrama
sekolah dan zona semi publik. Dimana sirkulasi ini merupakan skenario desain untuk
menciptakan suasana berkehidupan di asrama yang tidak membosankan yaitu dengan
menawarkan view yang alami dan area hijau. Seperti danau buatan yang mengitari
masjid, adanya urban farming, dan openspace di setiap antar bangunan serta green roof
103
yang nantinya akan manaungi bangunan asrama dan sekolah.walaupun terkesan banyk
pengalaman ruang yang ditawarkan, namun sirkulasi pelaku dalam terbilang cukup
mudah karena tidak banyak jalur berkelok. Sehingga santri tidak akan merasa cepat capai
dan jenuh.
Konfigurasi di dalam Eco-IBS dengan melihat aktivitas yang ada yaitu di
dominasi oleh aktivitas di asrama dan di sekolah sehingga konfigurasi linear dianggap
sangat cocok dalam pembentukan sirkulasi tahap selanjutnya. Sedangkan konfigurasi
radial dapat di aplikasikan pada sirkulasi dari maupun menuju masjid mengingat
bangunan ini merupakan poros segala kegiatan di Eco-IBS. Selain itu konfigurasi grid
juga dipilih guna sirkulasi di ruangan seperti kantor dan tata lansekap.
104
atap cangkang dan dak beton. Struktur rangka tap sesuai dnegan iklim tropis karena pada
struktur ini tersedia ruang isolasi panas di bawah atap. Dak beton digunakan untuk
menjamin keamanan bangunan terhadap kebakaran dan dapat dimanfaatkan sebagai tap
hijau (green roof).
5.6.2. Penghawaan
Mengaplikasian system cross ventilation dan stack ventilation. Cross ventilation
ini memasukan cahaya dengan alur menyilang. Konsep ini dapat diterapkan pada semua
area public seperti masjid dan sebagian area private seperti kantor.
5.6.3. Pencahayaan
Strategi pencahayaan yang dilakukan salah satunya adalah mengumpulkan cahaya
yang masuk dan meneruskan ke dalam bangunan dengan berbagai sumber dan
meminimalkan penggunaan energy listrik. Seperti Toplighthing, Sidelighthing, dan Light
Shelves. Strategi ini memaksimalkan potensi sinar matahari langsung (skylight) dari
bagian atas dan samping bangunan. Pada Eco-IBS dapat diterapkan pada bangunan
seperti Kantin, Ruang bersama pada bangunan asrama. Serta desain koridor seperti untuk
asrama dan sekolah di desain menggunakan kisi kisi yan berfungsi sebagai balustrade
untuk lantai atas dan berfungsi sebagai shading untuk lantai dibawahnya.
105
Gambar 5.17 Toplighting, Sidelighting dan Desain Koridor
Sumber : Analisis Penulis.2016
5.6.4 Utilitas Bangunan
Dalam rangka penghematan air, IBS ini menerapkan pengolahan air dnegan dau
system yaitu greywater treatment dan rainwater harvesting.
Greywater treatment nantinya akan menghasilkan air dengan kualitas yang dapat
digunakan untuk menyiram tanamn dan untuk mencukupi kebtuhan air kolam. Sedangkan
pada rainwater harvesting air hujan yang mengalir diatas bangunan akan di alirkan
menuju bak pengolahan untuk kemudian di olah menjadi air bersih. Selain itu, air hujan
akan ditangkap langsung oleh tower penangkap air hujan untuk dialirkan meuju bak
pengolahan.
106