Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor Agent
Faktor agent yang menyebabkan terjadinya kejadian penyakit
menular seksual adalah kuman (bakteri, virus, penyakit dan lain- lain),
penyakit menular seksual yang ditularkan secara kontak seksual.
2. Faktor Host (Pejamu)
Faktor pejamu adalah manusia yang mempunyai kemungkinan
terpapar oleh agent. Faktor yang berkaitan dengan pejamu antara lain, umur
pertama kali berhubungan seks, jenis kelamin, status perkawinan, ras, tidak
5
6
terjadi melalui inokulasi langsung dari sekresi mukosa yang terinfeksi pada
satu tempat ke tempat lainnya melalui kontak genital-genital, genital-anorektal,
oro-genital, atau dari ibu yang terinfeksi ke bayinya pada proses persalinan
(Sparling, 2008).
Gonokokus adalah diplokokus gram negatif, tidak bergerak dan tidak
berspora. Bentuk dari gonokokus menyerupai biji kopi dengan lebar 0,8 p dan
panjang 1,6 p yang secara karakteristik tumbuh berpasangan dan bagian yang
berdekatan adalah datar (rata), (Sparling, 2008). Bakteri Neisseria gonorrhoeae
terletak intraseluler yang biasanya terdapat dalam leukosit polimorfonuklear.
Gonococcus bersifat anaerob obligat, tidak tahan lama diudara bebas, cepat
mati pada keadaan kering, tidak tahan zat desinfektan, hidup optimal pada suhu
25,5°C dan pH 7,4. Untuk pertumbuhan optimal diperlukan kadar CO2 2-10%
(Sparling , 2008).
berwarna putih keabuan, mengkilat dan cembung. Media lain adalah agar
coklat Mcleod, tetapi media ini dapat ditumbuhi oleh kuman lain selain
gonococcus (Davey Patric, 2005).
memasuki dunia pelacuran pada usia yang muda, yaitu 13-24 tahun dan yang
paling banyak adalah usia 17-21 tahun. Tindak-tindak immoril seksual terang-
terangan tanpamalu, sangat kasar, dan sangat provokatif dalam
coitus/bersenggama, dan dilakukan dengan banyak pria (promiskuitas) pada
umumnya dilakukan oleh anak-anak gadis remaja penganut seks bebas (Daili et
al., 2011).
I. Cara PenularanIMS
IMS dapat terjadi saat melakukan hubungan seksual tanpa memakai
kondom dengan seseorang yang mengidap IMS terutama seks anal dan seks
oral, yang dapat mengakibatkan luka. Kebanyakan IMS didapat dari hubungan
seks yang tidak aman.Yang dimaksud dengan seks yang tidak aman, adalah
melakukan hubungan seksual lewat vagina tanpa kondom (penis di dalam
vagina), melakukan hubungan seksual lewat anus tanpa kondom (penis di
dalam anus), dan hubugan seksual lewat oral atau karaoke (penis di dalam
mulut tanpa kondom atau mulut menyentuh alat kelamin wanita)(Abrori dan
Mahwar, 2017).
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu melalui
transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV, saling bertukar jarum
suntik pada pemakaian narkoba, tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara
sengaja/ tidak sengaja, menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak
steril, penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika
terluka dan menyisakan darah pada alat), dari ibu kepada bayi misalnya saat
hamil, saat melahirkan, dan saat menyusui (Abrori dan Mahwar, 2017).