Professional Documents
Culture Documents
Afai Hal. 568-604 Fika (Pertemuan 3)
Afai Hal. 568-604 Fika (Pertemuan 3)
OPERASI PENYAMARAN
Dalam praktik di antara para penegak hukum di Amerika Serikat, ada istilah lain yang
digunakan untuk operasi penyamaran. Hal ini dapat dilihat dalam petunjuk yang dikeluarkan
Departemen Kehakiman (U.S. Department of Justice). Salinan istilah Covert Operations ke
dalam bahasa Indonesia adalah Operasi Rahasia atau Operasi Penyamaran.
Istilah lain yang dipakai untuk Covert Operations adalah Sting Operations. Sting
Operations sering dipakai oleh para penegak hukum seperti kepolisian. Istilah covert
operations dan sting operations digunakan dalam makna yang sama, yaitu “Operasi
Penyamaran”.
Banyak contoh mengenai operasi penyamaran yang dapat diambil dari pemberitaan di
media massa. Contoh yang paling menonjol sampai saat ini, di antaranya penangkapan jaksa
Urip Tri Gunawan (selanjutnya disingkat UTG).
Dari pemberitaan di media cetak dan elektronik, pembaca dapat membuat sketsa
mengenai unsur-unsur dari suatu operasi penyamaran, perencanaan dan persiapan yang harus
dibuat, pelaksanaan operasi penyamaran, tindak lanjut pasca-penangkapan (seperti
percakapan telepon dan sms yang melibatkan pihak lain yang sudah dan belum terungkap
sebelumnya), dan pemberitaan ke media massa.
Langkah pertama dalam merencanakan undercover operations adalah menetapkan tujuan dari
investigasi secara spesifik.
Beberapa contoh tujuan covert operations:
1. Untuk mengumpulkan bukti mengenai kejahatan masa lalu, masa kini, dan masa
mendatang.
2. Untuk menentukan siapa yang terlibat, memastikan siapa yang bertanggung jawab.
Ketika undercover operations berhasil mengungkap siapa saja pelakunya, operasi ini
dihentikan dan proses pengumpulan buktinya dilakukan secara tradisional.
3. Untuk memulihkan kerugian yang terjadi karena perbuatan melawan hukum.
4. Untuk menentukan rekan sepermainan atau otak dari kejahatan.
5. Untuk menentukan modus operandi, bagaimana pelaku menembus suatu pengamanan.
BEBERAPA MASALAH DALAM MELAKUKAN COVERT OPERATIONS
Covert operations merupakan kegiatan investigator yang beresiko tinggi dan mahal.
Sehingga hanya boleh dilakukan sebagai upaya terakhir bila cara lain tidak ada. Di Amerika
Serikat ada UU yang mengatur perekaman audio dan atau video secara sembunyi-sembunyi.
Di beberapa Negara bagian, membuat rekaman suara (audio) atau mendengar percakapan
orang lain merupakan pelanggaran hukum. Di Negara bagian lain merekam percakapan hanya
diperkenankan oleh UU apabila pihak lainnya memberikan persetujuan untuk merekam
percakapan itu. Merekam percakapan dengan menggunakan peralatan khusus lazimnya
adalah perbuatan melawan hukum.
PENJEBAKAN (ENTRAPMENT)
Penjebakan merupakan masalah hukum terbesar dalam covert operations, khususnya dalam
undercover operations. Hal ini harus ditangani secara tepat. Covert operation tidak boleh
dilaksanakan untuk fishing expeditions.
SURVEILLANCE
Sumber (sources) dan informan mempunyai fungsi yang sama yaitu memberikan
informasi untuk mengembangkan suatu kasus.
Seorang confidential source memberikan informasi yang terkait dengan jabatan atau
profesi yang tidak terlihat dalam kejahatan yang dicurigai. Seorang confidential informant
mempunyai keterlibatan dengan yang diselidiki sehingga ia juga berpotensi bersalah. Jadi
perbedaan keduanya adalah terlibat atau tidaknya mereka dalam kejahatan yang diselidiki.
Dan para informant berpotensi menjadi masalah bagi pemeriksa atau investigator.
Terdapat empat jenis informan, yaitu:
1. Basic lead informants
Informan yang memberikan informasi tentang kejahatan yang pernah mereka alami atau
ambil bagian dengan memiliki beragam motif
2. Participants informants
Participants informants langsung terlibat dalam pengumpulan bukti awal dalam
investigasi tersebut. Tidak hanya menyuplai informasi, tetapi juga terlibat dalam
merancangsting operations, mengadakan kontak dengan pelaku yang dirancang berakhir
dengan penangkapan.
3. Covert informants
Merupakan informan yang ditanam dalam situasi atau scenario selama beberapa tahun
dan dimintakan informasi yang bersifat petunjuk-petunjuk akan terjadi kejahatan.
Informan seperti bagaikan musuh dalam selimut bagi pelaku kejahatan. Dan sering
dipakai dalam kejahatan terorganisasi seperti Mafia.
4. Accomplice/witness informants
Informan ini dapat dimintai informasinya dari waktu ke waktu. Ia sering kali diminta
membocorkan rahasia temannya dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
PENGGUNAAN OPERATIVES
Operatives adalah orang yang ikut dalam covert operations. Orang ini seharusnya
dikendalikan lebih ketat oleh orang yang memimpin operasi tersebut. Adakalanya seorang
informan yang sekedar menyuplai informasi, akan dilibatkan dalam covert operations. Dalam
hal ini informan menjadi operative.
Misalnya dalam menginvestigasi kehilangan persediaan barang di gudang, informan
memberi informasi bahwa penjaga gudang dengan beberapa temannya yang melakukan
pencurian. Informan menyarankan agar ia merekam diam-diam percakapan dengan penjaga
gudang tersebut yang mengakui perbuatannya. Maka ketika informan ikut melakukan
investigasi, ia menjadi seorang operative.
Seorang operative tidak memiliki pelatihan sama sekali atau kurang cukup melakukan
investigasi. Untuk itu kegiatannya harus disupervisi secara ketat. Ia tidak boleh mengambil
tindakan tanpa otorisasi yang tepat.
LAMPIRAN A
STING OPERATIONS
Lampiran ini disarikan dari tulisan Graeme R. Newman, sting operations. Merupakan
petunjuk bagi polisi pada umumnya dan polisi yang membantu masyarakat pada khususnya
dalam memerangi kejahatan di masyarakat.
Banyak operasi penyamaran (sting operations), meskipun tidak selalu berakhir dengan
penyergapan. Penegak hukum melakukan penyamaran, pengintaian, dll untuk
mengidentifikasi calon tersangka yang kemudian ditangkap dalam penyergapan.
Operasi penyamaran dilakukan dengan berbagai cara, tergantung jenis kejahatan yang akan
diberantas. Operasi penyamaran memiliki unsur dasar berikut:
1. Adanya peluang atau godaan untuk melakukan kejahatan
2. Adanya pelaku kejahatan untuk suatu jenis kejahatan
3. Polisi, pembantunya atau penggantinya (surrogate) yang melakukan penyamaran
4. Dampak atau klimaks ketika operasi penyamaran berakhir dengan penyergapan
Unsur yang paling menentukan adalah unsur ke empat, yaitu ketika penegak hukum memberi
tahu jati diri sesungguhnya dan pelaku tertangkap tangan.
Secara umum, kalau ada unsur muslihat, operasi penyamaran biasanya sangat kompleks,
berlangsung untuk waktu yang lama.
Perbedaan kompleksitas ketika menangkap:
1. Penjual miras kepada anak di bawah umur
2. Makelar tenaga kerja anak-anak
3. Penjaja seks komersial
4. Penerima dan pemberi uang suap
Contoh di atas menunjukkan perbedaan intensitas penggunaan muslihat dalam operasi
penyamaran. Namun tujuan tetap sama.
Teknik dan Peralatan Muslihat
Beberapa teknik, peralatan, dan saran muslihat dapat digunakan dalam operasi penyamaran.
Penyamaran (disguise) – penegak hukum dapat melakukan penyamaran tergantung dari
peran yang dimainkannya.
Kios samaran (storefronts) – kios semacam ini digunakan untuk menembus jaringan
penadah.
Informan professional (professional informers) – seorang tersangka kejahatan atau yang
pernah menjadi tersangka dapat menjadi informan yang membantu polisi dengan ganjaran
tidak ditahan atau tidak disidik.
Iklan termasuk iklan palsu – operasi penyamaran dapat memasang iklan untuk
menjaring para penadah.
Internet – internet memungkinkan tampilan website barang-barang haram, dll. Di lain
pihak internet dapat membantu penegak hukum melakukan operasi penyamaran seperti
pengkilanan kios samaran.
Mobil sebagi umpan (bait cars) – polisi dapat menggunakan mobil sebagai umpan ketika
mengetahui kawasan penjualan mobil curian.
Pengganti (surrogates) –biasanya polisi mempekerjakan pelaku kejahatan professional
(baik yang masi aktif maupun tidak) dalam melaksanakan penyamaran yang rumit.
Pengintaian (surveillance) – ketika dapat menggunakan muslihat, dapat digabungkan
dengan pengintaian
GAO adalah lembaga audit tertinggi di AS yang serupa dengan Badan Pemeriksa RI.
Di tahun 2005 GAO membentuk FSI.