You are on page 1of 5

KUNYIT

(Curcuma Domestica Val.)

Dr. Muhammad Ricky Julian


Adhetia

Kandungan kimia

Zat warna kurkuminoid suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% terdiri dari kurkumin,
Dihidrokurkumin, desmetoksi kurkumin dan Bisdesmetoksi-kurkumin. Minyak atsiri 2-5%
terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropan yang meliputi turmeron, ar-turmeron, α- dan β-
turmeron, kurlon, kurkumo, atlanton, turmerol, β-bisabolen,β-Sesquifellandren, Zingiberen, ar-
kurkumen, humulen, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan damar 5,10) serta mineral yaitu
Mg, Mn, Fe, Cu, Ca, Na, K, Pb, Zn, Co, Al dan Bi.
Efek biologik
Minyak atsiri mempunyai efek koleretik dan bakteriostatika, sedangkan kurkuminoid bersifat
kolekinetik.5,10) Penelitian terhadap ekstrak kunyit dalam etanol 50% yang diberikan pada kultur
sel hepar yang telah diberi karbon tetraklorida atau galaktosamin sebagai senyawa hepatotoksik
menunjukkan adanya perbaikan yang nyata.7) Kunyit diketahui pula mempunyai efek sebagai
anti radang, baik lokal maupun sistemik yang ditimbulkan oleh curcuminoid Minyak atsiri kunyit
mempunyai aktivitas anti bakteri terhadap Eschericia coli dan anti jamur terhadap Candida
albicans.9) Rimpang kunyit mempunyai efek antifertilitas pada tikus karena adanya minyak atsiri
dan kurkuminoid, sedangkan efek anti koagulan disebabkan oleh kurkuminoid. Disamping itu
kurkuminoid berefek sebagai anti oksidan dan anti koagulan, sedangkan kandungan minyak
atsiri turmeron dan ar-turmeron mempunyai aktivitas antiserangga (insect repellant). Rimpang
kunyit sendiri diketahui mempunyai efek anti botulinus.13)

Kegunaan di masyarakat
Rimpang kunyit digunakan secara tradisional untuk penambah nafsu makan (misalnya pada
ramuan kunir asem), peluruh empedu, obat luka dan gatal, anti radang, sesak nafas, anti diare dan
merangsang keluarnya angin perut, sebagai obat luar digunakan sebagai lulur kecantikan dan
kosmetika.3)
Secara umum rimpang kunyit digunakan untuk stimulansia, pemberi warna masakan, dan
minuman serta digunakan sebagai bumbu dapur.12)
Cara pemakaian di masyarakat
Mengobati sariawan
Rimpang kunyit ½ jari dicuci bersih lalu dikunyah-kunyah dengan garam seperlunya, sesudah
halus lalu ditelan (3 x sehari).6)
Mengobati tekanan darah tinggi
Rimpang kunyit ½ jari, dicuci bersih lalu diparut, diramas dengan madu 1 sendok makan, diperas
dan disaring lalu diminum (2-3 x sehari).6)
Pengobatan gabag/campak
Rimpang kunyit 2 jari, kaolin (tanah liat) putih sebesar buah duku, dicuci lalu diparut, diramas
dengan air hangat ¾ cangkir dan madu 3 sendok makan, diperas dan disaring lalu diminum (3 x
sehari masing-masing 2 sendok makan).6)

Deskripsi Tanaman
Perawakan : Herba menahun, 1.6 - 2 m, memiliki rimpang (Rhizome), warna jingga atau kuning,
kadang dengan loreh ungu.
Batang : berupa batang semu, hijau muda.
Daun : 3-8 buah, bulat memanjang - lanset, terbesar dibagian tengah atau tidak, panjang 2,75 - 5
x lebar, simetri, runcing, pangkal runcing panjang, meruncing ekor, berambut atau tidak, byur
hijau gelap, 29 - 85 cm x 11-25 cm, tangkai dan pelepah lebih dari 73 cm, ujung pelepah
bertelinga, berambut atau gundul.
Bunga : Perbungaan bulir muncul dari rimpang, ibu tangkai berambut kasar, rapat, 16-40 cm,
tebal 2-5 mm.
Kelopak : 3, bentuk lanset, berambut, 4-8 cm x 2-3,5 cm, hijau - putih - keunguan. Mahkota : 3,
bulat telur lebar, 4.5 - 6 cm, tabung warna krem 17-24 mm, leher 14–22 mm, cuping 10-15 mm
x 11 - 14 mm, pink atau putih.
Bibir-bibiran : bulat telur melebar, 2 lobus, daerah median keemasan, pinggir merah coklat atau
jingga, 16 - 19 mm x 15 - 18 mm.
Benang sari : fertil 1 buah, 5 lainnya menjadi staminodium di dasar bibir-bibiran, bulat telur atau
elip, tumpul, 14-16 mm x 9-11 mm, tangkai sari 3,5 - 6 mm x 4-5 mm, kepala sari 4-5 mm.3)

Suku : Zingiberaceae
Sinonim : Curcuma longa sensn Val. non L.
Curcuma montana Roxb.

Waktu berbunga : Oktober - Pebruari


Sifat khas : Warna rimpang kuning - jingga kekuningan dan bau khas minyak atsiri.

Distribusi
Di Jawa pada elevasi 500 - 900 m dpl. Khususnya di hutan Jati, tempat yang lain secara lokal,
juga umum ditanam.

Budidaya Tanaman
Kunyit tumbuh ditempat yang terbuka pada tanah ringan seperti lempung berpasir, beriklim
panas dan lembab, dengan curah hujan cukup sekitar 2000-4000 mm. Tanah diolah dengan
membuat bedengan atau gundukan. Bibit yang berupa rimpang tua ditanam sedalam 7,5 - 10 cm
pada lubang yang dibuat dengan cangkul, dengan jarak tanam 40 - 60 cm. Pemupukan dengan
kalium oksida pada umur 4 bulan. Pemeliharaan lain berupa menyulam, menyiang dan
memperbaiki tata air. Hama yang dikenal merusak adalah ulat Kerana diacles dan Udas
pesfolus. Jika rimpang kunyit disimpan di gudang, harus dijaga terhadap kumbang Lasiodesma
serricorne.1)

Aspek pengembangan yang lain


Usaha untuk menggunakan kandungan kurkuminoid sebagai zat warna telah dilakukan dengan
percobaan untuk pewarna tablet salut gula. Kondisi yang disyaratkan sebagai hasil percobaan
ialah harus disimpan dalam botol coklat, terlindung dari cahaya. Studi kelayakan belum pernah
dilakukan.
Pustaka
1. Anonim, 1985, Materia Medika Indo-nesia., Jilid I., Departemen Kesehatan RI., Jakarta.,
P. 52
2. Anonim,1985,Tanaman Obat Indonesia., Jilid I, Departemen Kesehatan R.I., hal 49.

3. Backer G.A., and RCB. Bakhuizen, 1965, Flora of Java., Vol 2., P. Noordhoff,
Groningen., The Netherland.
4. Hegnauer, R, 1986, Chemotaxonomie der Pflanzen., Band 7, Birkhauser Verlag,
Stuttgart, p. 783
5. Kiso Y. Y. Suzuki, N. Watanabe, Y. Oshima, and H. Hikino, 1985,"Antihepatotoxic
principles of Curcuma longa Rhizomes"., dalam Proceeding Nasional Temulawak.,
UNPAD., Bandung.
6. Mardisiswojo, S., & Rajakmangunsu-darso, H., 1987, Cabe Puyang Warisan Nenek
Moyang, Balai Pustaka, Jakarta.
7. Oei Ban Liang, 1986, "Efek Koleretik dan Antikapang Komponen Curcuma xanthorrhiza
Roxb, Curcuma domestica Val."., Kongres Ilmiah VI ISFI., Yogyakarta.
8. Paris R.R end Moyse, 1981, Percis de Matiere Medicale., Tome II, Mason, Paris
9. Schneider, G., 1990 Arzneidrogen (Ein Kompendium fur Pharmazeuten Biologen und
Chemiker)., B.I., -Wissenschaftsverlag., Manheim., P. 205
10. Tjitrosoepomo G; 1994, Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan., Gadjah Mada University
Press. P.426-427.
11. Zwaving, J., 1987, Mid Career Training in Pharmacochemistry., Fakultas Farmasi
UGM, Yogyakarta.

You might also like