You are on page 1of 19

 Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) – Dalam Industri

Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah mengkonversikan berbagai bahan mentah serta


bahan-bahan pendukungnya menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada pelanggan.
Dengan menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan Supply Chain atau
Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi sebuah perusahaan manufakturing,
kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien
sehingga diperlukan Manajemen yang Profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut
biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management yang
sering disingkat dengan singkatan SCM.
 Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen
Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun
layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau
Manajemen Rantai Pasokan adalah Mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang
bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang
jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab
untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat
yang tepat dengan cara yang paling efisien.

 Jadi pada dasarnya, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan merupakan
cabang manajemen yang melibatkan Pemasok, Pabrik atau Manufakturer, penyedia logistik dan
tentunya yang paling adalah pelanggan.

1
 Pelanggan (Customer)

Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau customer merupakan mata rantai
pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada perusahaan yang berorientasi OEM
(Original Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk membeli produk yang
ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan
(sales) perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya
seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya.

 Perencanaan (Planning)

Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen Perencanaan (Planning


Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan
oleh Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari akan adanya
kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya.

 Pembelian (Purchasing)

Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah
dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen Pembelian atau Purchasing Department akan
melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal
penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.

 Persediaan (Inventory)

Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan
ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.

 Produksi (Production)

Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh
pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang
dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke
gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

2
 Transportasi (Transportation)

Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang
jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh
pelanggan.

Pengertian Supply Chain Management Menurut Para Ahli, antara lain :

1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply Chain Management (Manajemen Rantai


Pasokan) sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian
yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya
barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat yang
tepat dengan tujuan mencapai suatu biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum
dan juga mencapai service level yang diinginkan.
2. Pires, et.al. (2001) mengartikan Supply Chain Management (Manajemen Rantai
Pasokan) sebagai sebuah jaringan supplier, manufaktur, perakitan, distribusi, dan fasilitas
logistik yang membentuk fungsi pembelian dari material, transformasi material menjadi
barang setengah jadi maupun produk jadi, dan proses distribusi dari produk-produk
tersebut ke konsumen.
3. Heizer & Rander (2004), mendefinisikan Supply Chain Management (Manajemen
Rantai Pasokan) sebagai kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan
barang jadi kemudian mengirimkanproduk tersebut ke konsumen melalui sistem
distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencangkup fungsi pembelian tradisional ditambah
kegiatan penting lainnya yang berhubungan antara pemasok dengan distributor.
4. Chow et.al. (2006) mengartikan Supply Chain Management (Manajemen Rantai
Pasokan) sebagai pendekatan yang holistik dan strategis dalam hal permintaan,
operasional, pembelian, dan manajemen proses logistik.

3
 Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan pengelolaan
rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan operasional di
perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply chain management
pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan
fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi
barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode,
alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi Supply Chain Management juga diberikan oleh
James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management adalah
sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan
menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari
mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan
kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain
Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan
secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku melalui
pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund
III supply chain management didefinisikan sebagai, “all the activities involved in delivering a
product from raw material through the customer including sourcing raw material and parts,
manufacturing and assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order
management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the information
system necessary to monitor all of the activities” . Stevenson mendefinisikan supply chain
management sebagai suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan
bahwa supply chain management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di
seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .

Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana


telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua
kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain.
Lebih jauh cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:

4
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
produk melibatkansupplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
Perencanaan & Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
Operasi / Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Produksi
Pengiriman / Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan
Distribusi pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman,
memonitor service level di tiap pusat distribusi

Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan
kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Dengan demikian
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan
sebagai pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan
kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan
diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya
yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management meliputi
penetapan:

5
 Pengangkutan.
 pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
 supplier
 distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
 Hutang maupun piutang
 Pergudangan
 Pemenuhan pesanan
 Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian
persediaan.

Komponen Supply Chain Management

Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen
utama yaitu:

1. Upstream Supply Chain


Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing
dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan
koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para
penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih
tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah
pengadaan.

2. Internal Supply Chain


Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini
meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang
utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.

3. Downstream supply chain


Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi,
pergudangan transportasi dan after-sale service.

6
Strategi Rantai Pasokan
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada
supplier yaitu adalah sebagai berikut:

1. Banyak Pemasok (Many Supplier)


Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan
membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing
secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi
hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab
dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan,
biaya, kualitas dan pengiriman.

2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)


Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok
yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas
dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan
nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang
menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok
maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan
menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang
dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang
berbisnis di luar bisnis bersama.

7
3. Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau
dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:

 Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada


sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.
 Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan
kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer
yang semula sebagai distributornya.

4. Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit
pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok
melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan
yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab
itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi
yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai
subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.

5. Perusahaan Maya (Virtual Company)


Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada
saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak
sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan
pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa
diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.
Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi,
pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan
kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian
manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil
yang diharapkan adalah efisiensi.

8
Tujuan Strategis Supply Chain Management
Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan pemasok,
produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan dan pengiriman
barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai
pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien
mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Stevenson, 2009):
1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3. Mengelola pemasok
4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6. Mengelola risiko

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu
dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan. Untuk
bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang,
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi

Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan ini
dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan menghasilkan
laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan berhasil
memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan
mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu
mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat
bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai
keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses

9
mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan
utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh
seorang investor dari investasi.

Proses Supply Chain Management

Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk
setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang
terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan
akan nampak sebagaio berikut:

Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.

 Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan
pembuangan
 Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan
 Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran,
penetapan kepemilikan dan pengiriman

Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan
alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai
tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal

10
pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari
rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami
kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan
Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama
itu adalah:

1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers

Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan
baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan
sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga
supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier’s
suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.

11
 Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi,
meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing).
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada
di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.
Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan tersebut dapat diperoleh.
 Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan.
Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah
melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari
pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang dalam
jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang
lebih kecil kepada retailer atau pengecer.
 Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk
jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola
pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).
 Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para
pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko, warung,
toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu
mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real
user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti
setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.

12
MACAM MACAM TYPE PERUSAHAAN
 Perusahaan transnasional adalah perusahaan yang memproduksi barang atau jasa dilebih
dari satu Negara. Perusahaan seperti ini bias berupa perusahaan kecil yang memiliki satu atau
dua pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-perusahaan raksasa yang beroprasi diseantero
planet ini. Beberapa contoh TNCs adalah coca-cola, general Motors, Coltgate Palmolive, Kodak
dan Mitsubishi. Kalaupun TNCs memiliki basis nasional, mereka berorientasi pada pasar global
dan keuntungan global.

 Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara;
perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik
atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana
mereka mengkoordinasi manajemen global.

Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara.
Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka
yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk
relasi masyarakat dan melobi politik.

Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri,
harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga
pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat
berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada
PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar
pekerja dan lingkungan yang memadai.

PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka
butuhkan.

Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur
Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.

 Perusahaan Internasional dan Contohnya – Perusahaan internasional adalah sebuah


organisasi yang memiliki operasi bisnis di beberapa pasar di seluruh dunia. Perusahaan ini
mungkin memiliki kantor pusat di satu tempat, tetapi memiliki kantor cabang di setiap negara.
Ada banyak alasan mengapa sebuah perusahaan akan memilih untuk perdagangan internasional

13
terlepas dari ekspansi pasar sederhana. Perusahaan internasional dapat mengambil keuntungan
dari celah dalam undang-undang pajak daerah untuk mentransfer keuntungan dari satu negara ke
negara lain dan dengan demikian menghindari membayar pajak atau dikenakan pajak pada
tingkat yang sangat rendah. Jenis kegiatan ini adalah yang sah, meskipun beberapa orang
mungkin berpikir itu sebagai bentuk penghindaran pajak.
 Penggerak Supply Chain
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu
sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain adalah sebagai berikut:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory
merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan
inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain.
Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
a. Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi
permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku,
perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk
bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka
terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan
holding cost (biaya penyimpanan).
b. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan
kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang
tinggi.
c. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat
diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan
membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya
untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka
tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.

14
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi
terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing.
Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi
supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl
(2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi
dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat
dipilih yaitu:

 Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi
memiliki biaya yang mahal.
 Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
 Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
 Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling
ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
 Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.

b. Route and network selection


Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan
lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan
mengenai rute pada tahap desain supply chain.
c. In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada
saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit,
atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan.
Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi
penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi

15
supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004,
p55-56) adalah sebagai berikut :
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian
yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis,
sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan
konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi
lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
c. Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin
yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga
dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau
menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).
d. Warehouse methodology

 Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala macam
produk dalam suatu tempat.
 Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-
produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan
konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
 Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam
fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut
membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas
perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat
diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari
truk-truk sebelumnya.

16
4. Information

Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas
dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan
untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah
penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah
(Chopra dan Meindl, 2004):
a. Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya
untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan
tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat
dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
b. Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju
tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja
sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan
supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply
chain itu sendiri.
c. Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa
depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah
menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi
permintaan yang telah diperhitungkan.
d. Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-
teknologi yang digunakan yaitu:

 Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih


efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke
konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
 Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan
menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.

17
 Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan
transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap
bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang
‘cerdas’.
 Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan
dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat
secara keseluruhan terhadap informasi.

18
Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis

Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi


akan ditunjukkan pada table berikut:

Strategi biaya rendah Strategi respon Strategi diferensiasi

Tujuan Penuhi permintaan Tanggapi perubahan Penelitian pangsa pasar,


pemasok dengan biaya serendah kebutuhan/permintaaan bersama-sama
mungkin dengan cepat untuk mengembangkan produk
memin terjadinya dan pilihan
persedian habis
Kriteria Pilih terutama karena Pilih terutama karena Pilih trtm krn ketrampilan
pemilihan biaya kapasitas, kecepatan dan pengembangan produk
utama fleksibilitas

Karakteritik Mempertahankan Menanam modal pada Proses moduler yang


proses utilitas rata-rata yang kapasitas berlebih dan menuju mass customization
tinggi proses yang fleksibel
Karakteristik Meminimalkan Kembangkan sistem yang Mmin persediaan dalam
Persediaan persedian di seluruh cept tanggap, dengan rantai untuk menghindari
rantai untuk menekan persedian cadangan untuk produk menjadi usang
biaya memastikan pasokan
Karakteristik Memendekkan lead Menanamkan investasi Menanamkan investasi
Lead Time time sepanjang tidak secara agresif untuk secara agresif untuk
meningkatkn biaya mngurangi lead time mengurangi lead time
produksi pengembangan
Karakteristik Maksimalkan kinerja dan Menggunakan desain Menggunakan desain modular
desain minimisasi biaya produk yang mendorong untuk menunda differensiasi
produk waktu set up yang rendah produk selama mungkin.
dan produksi massal

19

You might also like