Professional Documents
Culture Documents
Ipi51534 PDF
Ipi51534 PDF
ABSTRACT
Cholelithiasis is gallstone disease that can be found in the gladbladder or bile duct or
in both. At autopsy examination in the United States, gall bladder stone was found in 20% of
women and 8% of men. Incidence of gallbladder stones in Indonesia is not yet known with
certainty because there is no research. in Santa Elisabeth Hospital Medan, proportion of
cholelihiasis patients hospitalized in 2010-2011 was found 55,4% 0f men and 44,6% of
women.
In order to know the characteri stics of Cholelithiasis patients who were hospitalized
in Santa Elisabeth Hospital Medan, done descriptive research with case series design. The
population was 101. The sample size equal to the population. Data were analyzed using chi-
square test and Kruskal Wallis.
Proportion based on sosiodemografhy, highest age> 40 years old (63,4%), male
(55,4%), Bataknese (83,1%), Protestant Christians (64,4%), employees (21,8%), and Medan
(53,5%). Biliary colic (37,6%), gallstone size in diameter ≤2 cm (41,6%), the average length
of cholelithiasis patients 5,67 days, non-surgical medical management (65,3%), medical
dissolution (74,2%), patient went back with cure (54,4%). There was difference from the
average length of cholelithiasis and the patient’s condition when check out from the hospital
(p < 0,05). There was difference from medical management and the patient’s condition when
check out from the hospital (p < 0,05). There was difference from the average length of
cholelithiasis and medical management (p < 0,05).
In women and men aged >40 years old had a risk for cholelithiasis therefore
suggested to decreas intake of saturated fat. In patients with post operative cholelithiasis
advised to reduce fat intake. Santa Elisabeth hospital suggested to complete the medical
record especially for occupation, size of gallstones, the gallstones, gallstones location, type
of gallstones and indication in the implementation of surgical and non surgical.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hati adalah organ tubuh yang mempertahankan homeostatis metabolik
paling besar dan paling kompleks. Hati tubuh.
yang terletak di persimpangan antara Pembentukan dan ekskresi empedu
saluran cerna dan bagian tubuh lainnya, merupakan fungsi utama hati. Hati
mengemban tugas yang sangat berat untuk mensekresi sekitar 1 liter empedu setiap
hari. Secara anatomis dan fungsinya, hati,
saluran empedu, dan kandung empedu menunjukkan tingkat insidens batu
saling terkait karena penyakit yang empedu selama 5 tahun untuk pria pada
mengenai organ ini memperlihatkan umur 30, 40, 50 dan 60 tahun masing-
gambaran yang saling tumpang tindih. masing merupakan 0.3%, 2.9%, 2.5% dan
Saluran empedu berfungsi untuk 3.3%, sementara untuk wanita merupakan
mengangkut empedu sedangkan kandung 1.4%, 3.6%, 3.1% dan 3.7%.9
empedu menyimpan dan mengeluarkan Penelitian Michael,dkk terhadap
empedu ke usus halus sesuai kebutuhan.1,2 45.831 laki-laki berusia 40-75 tahun yang
Kolelitiasis adalah penyakit batu diikuti sejak tahun 1986-1994 secara
empedu yang dapat ditemukan di dalam kohort prospektif melaporkan 828 laki-laki
kandung empedu atau di dalam saluran mengetahui gejala kolesistisis dengan
empedu, atau pada kedua-duanya.3,4 USG atau radiografi.10 Jing-Sen Shi,dkk
Sinonimnya adalah batu empedu, (China, 2001) dalam penelitiannya
gallstones, biliary calculus.5 Kandung mengatakan penggunaan kontrasepsi
empedu merupakan kantong berongga steroid yang mengandung estrogen dan
berbentuk bulat lonjong seperti buah progesteron memengaruhi pembentukan
advokat yang terletak tepat di bawah lobus batu empedu pada pasien wanita dengan
kanan hati. Fungsi utama kandung empedu usia 20-44 tahun.11
adalah menyimpan dan memekatkan Insidens penyakit batu empedu dan
empedu.2,3 Dikenal tiga jenis batu empedu penyakit saluran empedu lainnya di
yaitu batu kolesterol, batu pigmen atau Indonesia diduga tidak berbeda jauh
batu bilirubin, yang terdiri dari kalsium dengan angka di negara lain di Asia
bilirubinat, dan batu campuran.3 tenggara dan sejak tahun 1980-an
Pengobatan kolelitiasis meliputi berkaitan erat dengan cara mendiagnosis
operasi (bedah) dan non bedah. Operasi dengan menggunakan ultrasonografi. Tipe
(bedah) pada kolelitiasis disebut batu empedu di Indonesia yang lebih
kolesistektomi. Pembedahan bisa umum adalah batu kolesterol, namun
dilakukan secara terbuka (kolistektomi insidens batu pigmen lebih tinggi
terbuka) dan tertutup (kolistektomi dibanding yang terdapat di negara barat.3
laparoskopik). Bedah terbuka adalah cara Di Indonesia, kolelitiasis baru
klasik untuk mengangkat kandung mendapatkan perhatian di klinis,
empedu. Prosedur ini membutuhkan insisi sementara publikasi penelitian batu
perut.6 Kolesistektomi laparoskopik adalah empedu masih terbatas. Sebagian besar
pengangkatan kandung empedu melalui pasien dengan batu empedu tidak
selang yang dimasukkan lewat sayatan mempunyai keluhan.12
kecil di dinding perut.6,7 Penelitian di Jakarta (2009) pada
Batu kandung empedu telah 51 pasien didapatkan batu pigmen pada
dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan 73% pasien dan batu kolesterol pada 27%
pada abad ke 17 telah dicurigai sebagai pasien (menurut divisi Hepatology,
penyebab penyakit pada manusia.3 Di Departemen IPD, FKUI/RSCM Jakarta,
Amerika Serikat, terhitung lebih dari 20 Mei 2009 ), wanita lebih berisiko
juta orang Amerika dengan batu empedu mengalami batu empedu karena pengaruh
dan dari hasil otopsi menunjukkan angka hormon estrogen. Meski wanita dan usia
kejadian batu empedu paling sedikit 20% 40 tahun tercatat sebagai faktor risiko batu
pada wanita dan 8% pada laki-laki di atas empedu, itu tidak berarti bahwa wanita di
umur empat puluhan. Di Inggris, sekitar bawah 40 tahun dan pria tidak mungkin
5,5 juta orang dengan batu empedu dan terkena. Penderita diabetes mellitus (DM),
dilakukan lebih dari 50 ribu kolesistektomi baik wanita maupun pria, berisiko
tiap tahunnya. (Beckingham,2001).8 mengalami komplikasi batu empedu akibat
Penelitian pada populasi Denmark kolesterol tinggi.13
Data yang diperoleh dari rekam membuat rencana program pelayanan
medik Rumah Sakit Santa Elisabeth kesehatan, dalam penyediaan fasilitas
Medan pada tahun 2010-2011 adalah 101 perawatan dan pengobatan bagi penderita
kasus kolelitiasis yang dirawat inap, 57 kolelitiasis, sebagai masukan atau referensi
kasus (56,44%) pada tahun 2010 dan 44 bagi penelitian selanjutnya dan
kasus (43,56%) pada tahun 2011. perpustakaan FKM USU, sebagai sarana
meningkatkan wawasan dan pengetahuan
Perumusan Masalah penulis mengenai kolelitiasis dan sebagai
Perumusan masalah pada penelitian salah satu syarat untuk menyelesaikan
ini adalah belum diketahui karakteristik studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat
penderita kolelitiasis yang dirawat inap di (FKM) USU Medan.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada
tahun 2010-2011. Metode Penelitian
Jenis dan Sifat Penelitian
Tujuan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
Tujuan umum penelitian ini adalah adalah bersifat deskriptif dengan desain
untuk mengetahui karakteristik penderita case series.
kolelitiasis yang dirawat inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun Populasi
2010-2011. Tujuan khusus adalah untuk Populasi adalah semua data
mengetahui distribusi proporsi penderita penderita kolelitiasis yang dirawat inap di
kolelitiasis berdasarkan sosiodemografi, Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada
antara lain; umur, jenis kelamin, suku, tahun 2010-2011 yang tercatat dalam kartu
agama, pekerjaan, dan tempat tinggal, status, yaitu 101 kasus.
untuk mengetahui distribusi proporsi
penderita kolelitiasis berdasarkan keluhan Sampel
penderita, untuk mengetahui distribusi Sampel adalah semua data
proporsi penderita kolelitiasis berdasarkan penderita kolelitiasis yang dirawat inap di
ukuran batu empedu, untuk mengetahui Rumah sakit Santa Elisabeth Medan pada
lama rawatan rata-rata (hari) penderita tahun 2010-2011, besar sampel sama
kolelitiasis, untuk mengetahui distribusi dengan populasi.
proporsi penderita kolelitiasis berdasarkan
penatalaksanaan medis, untuk mengetahui Metode Pengumpulan Data
distribusi proporsi penderita kolelitiasis Data dikumpulkan dari data
berdasarkan penatalaksanaan medis non sekunder yaitu dengan melakukan
bedah, untuk mengetahui distribusi pencatatan dari kartu status penderita
proporsi penderita kolelitiasis berdasarkan kolelitiasis yang dirawat inap di Rumah
keadaan sewaktu pulang,untuk mengetahui Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun
lama rawatan rata-rata (hari) berdasarkan 2010-2011.
keadaan sewaktu pulang, untuk
mengetahui distribusi proporsi Teknik Analisis Data
penatalaksanaan medis berdasarkan Data yang telah dikumpulkan
keadaan sewaktu pulang, dan untuk diolah dengan menggunakan program
mengetahui lama rawatan rata-rata (hari) SPSS (Statistical Product and Service
berdasarkan penatalaksanaan medis. Solution). Data univariat dianalisa secara
deskriptif dan data bivariat dianalisa
Manfaat Penelitian dengan Chi square dan Kruskal wallis
Manfaat Penelitian ini adalah dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
sebagai informasi dan masukan bagi disajikan dalam bentuk narasi, tabel
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan untuk
distribusi frekuensi, diagram bar dan kelamin perempuan. Hal ini terjadi karena
diagram pie. hormon estrogen yang berpengaruh
terhadap peningkatan ekskresi kolesterol
oleh kandung empedu.15 Pada tabel di atas,
HASIL DAN PEMBAHASAN jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki. Hal
ini terjadi bukan karena jenis kelamin laki-
Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita laki lebih berisiko untuk menderita
Kolelitiasis Yang dirawat kolelitiasis namun karena penderita yang
Inap di Rumah Sakit Santa berobat ke rumah sakir Santa Elisabeth
Elisabeth Medan Tahun 2010- Medan lebih banyak laki-laki.
2011 Berdasarkan Umur
No Umur (Tahun) f % Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita
1 ≤40 37 36,6 Kolelitiasis Yang dirawat
2 >40 64 63,4 Inap di Rumah Sakit Santa
Jumlah 101 100 Elisabeth Medan Tahun 2010-
2011 Berdasarkan Suku
Berdasarkan tabel 1 di atas No Suku f %
diketahui proporsi penderita kolelitiasis 1 Jawa 8 7,9
berdasarkan umur tertinggi terdapat pada 2 Batak 84 83,1
kelompok umur >40 tahun yaitu 63,4% 3 Nias 4 4,0
dan terendah terdapat pada kelompok 4 Manado 2 2,0
umur ≤40 tahun yaitu 36.6%. Usia >40 5 Dan lain-lain 3 3,0
tahun merupakan usia faktor risiko terkena Jumlah 101 100
kolelitiasis dan risiko ini akan bertambah
seiring dengan pertambahan usia. Hal ini Berdasarkan tabel 3 di atas
terjadi karena batu empedu sangat jarang diketahui proporsi penderita kolelitiasis
mengalami disolusi spontan,meningkatnya berdasarkan suku tertinggi adalah suku
sekresi kolesterol ke dalam empedu sesuai Batak yaitu 83,1% dan terendah adalah
dengan bertambahnya usia, empedu suku Manado yaitu 2,0%.
menjadi semakin litogenik bila usia
semakin bertambah.14 Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita
Kolelitiasis Yang dirawat
Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita Inap di Rumah Sakit Santa
Kolelitiasis Yang dirawat Elisabeth Medan Tahun 2010-
Inap di Rumah Sakit Santa 2011 Berdasarkan Agama
Elisabeth Medan Tahun 2010- No Agama f %
2011 Berdasarkan Jenis 1 Islam 18 17,8
Kelamin 2 Kristen Protestan 65 64,4
No Jenis Kelamin f % 3 Katolik 18 17,8
1 Perempuan 45 44,6 Jumlah 101 100
2 Laki-laki 56 55,4
Jumlah 101 100 Berdasarkan tabel 4 di atas
diketahui proporsi penderita kolelitiasis
Berdasarkan tabel 2 di atas berdasarkan agama tertinggi adalah agama
diketahui proporsi penderita kolelitiasis Kristen Protestan yaitu 64,4% dan
berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah terendah adalah agama Islam dan Katolik
laki-laki yaitu 55,4% dan terendah adalah dengan masing-masing proporsi 17,8%.
perempuan yaitu 44,6%. Secara teori,
faktor risiko kolelitiasis adalah jenis
Siborong-borong, Kabanjahe, Toba
Samosir,dan Dairi.