You are on page 1of 8

Tinjauan Pustaka

Gangguan ginjal akut pada keadaan kritis

Putri Amelia, Munar Lubis, Yunnie Trisnawati


Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/
Rumah Sakit Uumum Pusat H. Adam Malik Medan

Abstrak
Gangguan ginjal akut merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar kreatinin dan produk hasil
nitrogen dalam darah yang bersifat reversibel dan juga ketidakmampuan ginjal untuk mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit. Gangguan ginjal akut didapati sebagai penyebab terjadinya peningkatan angka kematian pada penderita kritis baik
anak maupun dewasa, dan mempengaruhi angka keselamatan pasien. Gangguan ginjal akut saat ini diketahui sebagai faktor
risiko independen terhadap kematian, dan penelitian-penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan diagnosis, penanganan
dan hasil akhir yang optimal.
Kata kunci : gangguan ginjal akut; keadaan kritis

Abstract
Acute kidney injury is characterized by a reversibe increase in the blood concentration of creatinine an nitrogenous waste
products and by the inability of the kidney to regulate fluid and electrolyte homeostasis approprietly. Acute kidney injury is
increasingly recognized as a cause of increased morbidity in critically ill children and adults, and affects patient survival.
Acute kidney injury is known to be an independent risk factor for mortality, and research pursues optimization of diagnosis,
management, and outcome.
Key words : acute kidney injury; critical ilness

Pendahuluan rate (GFR), konsentrasi faktor-faktor yang terlarut dalam urin


Gangguan ginjal akut (GnGA) yang sebelumnya dikenal dan plasma merupakan gambaran dari fungsi ginjal.3
dengan gagal ginjal akut ditandai dengan adanya peningkatan Pengukuran blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin serum
kadar kreatinin dan produk hasil nitrogen dalam darah yang untuk menilai GFR rutin dilakukan, peningkatan BUN dan
bersifat reversibel dan juga ketidakmampuan ginjal untuk kreatinin serum dikenal sebagai azotemia yang merupakan
mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.1,2 akibat dari penurunan GFR, bersama dengan oliguria atau
Gangguan ginjal akut didapati sebagai penyebab terjadinya anuria yang merupakan gambaran dari gagal ginjal. Tetapi
peningkatan angka kematian pada penderita kritis baik anak pengukuran ini tidak dapat diandalkan dikarenakan terdapatnya
maupun dewasa, dan mempengaruhi angka keselamatan variasi dalam kelompok umur, jenis kelamin, tingkat metabolik,
pasien. Gangguan ginjal akut saat ini diketahui sebagai faktor komposisi tubuh, dan ekskresi oleh ginjal. Definisi oliguria,
risiko independen terhadap kematian, dan penelitian-penelitian indikator bedside untuk diagnosis GnGA, juga bervariasi.3,4
terus dilakukan untuk mendapatkan diagnosis, penanganan dan Angka kematian dari GnGA ini bervariasi dari 8% hingga
hasil akhir yang optimal.3 89%. Bervariasinya angka kematian ini dapat terjadi akibat
Penyebab terjadinya GnGA pada anak sangatlah banyak, penggunaan kriteria yang berbeda-beda dalam mendiagnosis
namun, penyebab sesungguhnya merupakan multifaktorial, GnGA.2,3
yang merupakan kombinasi dari beberapa faktor seperti iskemia Peningkatan pengetahuan mengenai patofisiologi, penanda
dan cedera reperfusi, gangguan keseimbangan vasomotor awal, dan klasifikasi yang lebih baik mengenai GnGA diperlukan
ginjal, stress hipoksik dan oksidatif, dan efek yang timbul akibat untuk menghasilkan strategi terapeutik yang tepat untuk
fungsi sitokin.2,3 penanganan GnGA.1
Indikator laboratorium, menurunnya glomerular filtration Tujuan dari penulisan sari pustaka ini ialah untuk

97 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 2 • Agustus 2014


Putri Amelia, dkk Gangguan ginjal akut pada keadaan kritis

menjelaskan mengenai epidemiologi, strategi diagnosis Penelitian terbaru menduga vaskulatur pada ginjal mempunyai
baru, serta penanganan, dan hasil akhir gangguan ginjal peran dalam terjadinya cedera akut dan juga kronik, dan sel
akut pada anak berdasarkan bukti. endotel diidentifikasi sebagai target cedera.1

Epidemiologi Tabel 1. Klasifikasi umum dan etiologi dari GnGA pada anak3
Acute Dialysis Qualitative Initiative (ADQI) pada tahun
2002 melaporkan adanya lebih dari 35 definisi yang digunakan Klasifikasi Etiologi
untuk GnGA. Definisi ini meliputi seluruh cakupan beratnya Prarenal Menurunnya volume intravaskular
cedera ginjal, dari gangguan fungsi ginjal ringan hingga Intrinsik renal Nekrosis tubular akut (nefropati vasomotor)
kebutuhan untuk penggunaan terapi pengganti renal. Definisi Gangguan hipoksik iskemik
yang berbeda-beda ini memberikan gambaran prevalensi Sepsis/toxin-mediated: endogen dan eksogen
Sindroma disfungsi organ multiple
GnGA yang bervariasi. Hingga baru pada saat ini telah
Nefritis interstisial: drug-induced dan idiopatik
dilakukan usaha untuk menyamakan definisi dari GnGA.5 Sindroma tumor lisis (nefropati asam urat)
Penelitian GnGA pada pediatrik, 227 anak menjalani Glomerulonefritis
dialisis selama interval 8 tahun dengan insidens keseluruhan Trombosis vaskular
0.8 per total populasi 100 000. Pada penelitian neonatus, Nekrosis kortikal
Sindroma hemolitik uremik
insidens GnGA bervariasi dari 8% hingga 24% untuk bayi baru
Diplasia atau hipoplasia kortikal
lahir, dan GnGA umum terjadi pada neonatus yang menjalani Paska renal Uropati obstruktif: obstruktif ureteral atau urethral
operasi jantung.1 Obstruksi ginjal
Penelitian retrospektif selama 11 tahun yang dibagi
dalam 2 periode yaitu periode I (1998 – 2003) dan periode II Penelitian multisenter pada 29 269 penderita kritis usia lebih
(2004– 2008) dengan menggunakan kriteria diagnosis dari 12 tahun mendapati 1 738 mengalami GnGA selama
GnGA sebagai berikut: oliguria (diuresis < 1 ml/kg/jam) dan perawatan di ruang rawat intensif, dan penyebab tersering
anuria (diuresis < 0,5 ml/kg/jam) yang bertahan selama lebih terjadinya GnGA ialah syok septik (47.5%; 95% CI, 45.2%-
dari 6 jam, peningkatan kreatinin serum sebanyak 26 mol/L 49.5%), diikuti dengan operasi besar (34%), syok kardiogenik
atau peningkatan lebih dari sama dengan 150 sampai 200% (27%), hipovolemia (26%), dan akibat penggunaan obat (19%).
dari nilai dasar, mendapati insidens sebesar 41.9% pada Frekuensi syok septik didapati berkisar 50% di setiap pusat
periode I dan 58.1% pada periode II.2 Penelitian prospektif dalam menyebabkan terjadinya GnGA.7
pada 235 anak pada tahun 2008 menggunakan pRIFLE Penelitian tunggal pada pasien pediatrik selama 11 tahun di
mendapati insidens GnGA sebesar 30.6%.6 Lithuania mendapati penyebab tersering terjadinya GnGA pada
anak ialah glomerulonefritis akut (27.4%), sepsis (21.8%),
Etiologi sindroma hemolitik uremik (8.4%), dan politrauma (4.5%).2
Gangguan ginjal akut dulunya dibagi berdasarkan lokasi Penelitian retrospektif lainnya pada 254 pasien pediatrik
cedera yang berhubungan dengan ginjal. Penyakit yang justru mendapatkan hasil yang berbeda, dengan penyebab
berkaitan dengan gangguan perfusi, pengiriman oksigen ke tersering ialah iskemia ginjal (21%), pengobatan nefrotoksik
ginjal termasuk dalam praranal dan intrinsik renal, sedangkan (16%), dan sepsis (11%), sedangkan penyakit ginjal primer
pasca renal ditujukan pada gangguan aliran urin dari ginjal.1,3 hanya sebesar 7%.8
Cedera prarenal terjadi ketika aliran darah ke ginjal Syok septik sebagai salah satu penyebab tersering GnGA,
menurun akibat kontraksi volume intravaskular atau dengan prevalensi terjadinya GnGA pada sepsis berkisar 9
menurunnya volume darah efektif. Cedera prarenal yang sampai 40%. Pada satu penelitian retrospektif yang melibatkan
berkelanjutan dapat menyebabkan GnGA intrinsik akibat sampel yang besar dari pasien sepsis dan syok septik, insidens
nekrosis tubular akut hipoksik-iskemik. dari GnGA ialah 19% pada penderita sepsis, 23% pada sepsis
Hipoperfusi akibat kontraksi volume terjadi akibat perdara- berat, dan 51% pada syok septik.
han, dehidrasi karena kehilangan melalui gastrointestinal, salt- Endotoksin merupakan lipopolisakarida dari membran
wasting renal atau penyakit adrenal, diabetes insipidus sentral terluar bakteri gram negatif dipercaya berperan dalam aktivasi
atau nefrogenik, meningkatnya insensible losses, seperti pada komplemen, produksi sitokin, toksisitas, dan resistensi
luka bakar, dan pada penyakit seperti sepsis, sindroma terhadap antibiotik.9
nefrotik, trauma jaringan, capilary leak syndrome. Sedangkan Obat-obatan nefrotoksik juga telah dilaporkan berperan
menurunnya volume darah efektif terjadi ketika volume darah dalam menyebabkan terjadinya GnGA (19-25%) pada penderita
normal atau meningkat, tetapi perfusi ginjal menurun akibat kritis. Obat-obatan yang memberi efek nefrotoksik antara lain
penyakit seperti gagal jantung kongestif, tamponade jantung, antibiotik aminoglikosida, agen NSAID, kontras radiopak, dan
dan sindroma hepatorenal. imunosupresif.3,10
Perbaikan dari gangguan yang mendasari akan Penelitian pada beberapa negara Eropa mendapati bahwa
mengembalikan fungsi ginjal menjadi normal. Gangguan ginjal operasi jantung merupakan penyebab utama terjadinya GnGA
akut hipoksik-iskemik pada penyakit ginjal intrinsik ditandai (42.6%).11
dengan vasokonstriksi awal diikuti dengan nekrosis tubular. Insufisiensi ginjal pasca operasi merupakan komplikasi

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 98


Putri Amelia, dkk

operasi jantung. Penelitian pada 813 pasien yang menjalani Mekanisme tersering ialah obat-obatan yang
operasi jantung, 19.3% mengalami gangguan ginjal selama diekskresikan oleh ginjal langsung memberikan efek toksik
perawatan di ruang rawat intensif dan angka kematian 90 kepada tubulus renal, menyebabkan cedera seluler dan
hari pada pasien dengan GnGA yang tinggi sebesar 16.7%. terjadinya nekrosis tubular akut, atau menyebabkan terjadinya
Klasifikasi RIFLE membagi gangguan ginjal berdasarkan inflamasi di interstitium ginjal pada nefritis interstitial akut.
beratnya gangguan dan dapat dilihat perbandingan antara Obat-obatan yang berhubungan dengan terjadinya nefritis
proporsi terapi pengganti ginjal, angka kematian 90-hari, dan interstitial akut antara lain nonsteroidal anti-inflammatory drug
lama rawatan ruang rawat intensif lebih dari 5 hari.12 (NSAID), penisilin dan sefalosporin, rifampin, sulfonamide
(trimethrpim-sulfamethoxazole, furosemide, bumetanide, diuretik
Patofisiologi tipe thiazide), siprofloksasin, simetidine, allopurinol, omeprazole
Ganguan perfusi ginjal. Ginjal menerima persentase yang dan lansoprazole, indinavir, 5-aminosalicylates.3,10
tinggi dari curah jantung setiap saat (20 – 25%). Gangguan
yang terjadi pada mekanisme ini dalam rangka untuk Sindroma yang berkaitan.
mempertahankan tekanan perfusi ginjal menyebabkan GnGA sering bersamaan dengan kegagalan fungsi paru,
cedera seperti nekrosis tubular akut. hati dan jantung. Peningkatan angka kematian dilaporkan
Penerima transplantasi ginjal anak yang mengalami meningkat pada sindroma dengan dual-axis, meskipun
peningkatan pada iskemia selama transplantasi mempunyai mekanisme terjadinya masih tidak jelas. Seluruh kejadian
angka kejadian nekrosis tubular akut yang meningkat, begitu dihubungkan dengan gangguan pada distribusi aliran darah
juga pada pasien yang menjalani cardiopulmonary bypass. dan aktivasi endotel.3
Efek langsung terhadap aliran darah renal di mikrovaskulatur Gangguan ginjal akut yang terisolasi. Laboratorium
terjadi pada penyakit sickle cell, rhabdomyolisis, sindroma menunjukkan GnGA yang terisolasi mempengaruhi homeostasis
hemolitik uremik, dan sindroma tumor lisis.3 organ dan angka kesakitan penderita. Sejumlah gen pengatur
Nefropati vasomotor. Gangguan ginjal akut terjadi dan mediator inflamatorik terganggu selama proses iskemia
akibat pelepasan substansi vasoaktif, protease, spesies ginjal yang terisolasi dan dapat menyebabkan peningkatan
oksigen reaktif dan nitric oxide oleh stress-mediated permeabilitas kapiler paru, penurunan transport cairan aktif dari
glomerular endothelial.3 alveoli, dan trafficking sel T pada tikus yang diuji coba.
Sepsis dan gangguan ginjal akut. Mekanisme terjadinya Kerja sistolik ventrikel kiri menurun dan permeabilitas
masih tidak jelas, tetapi peran sitokin diduga terlibat. Pada sawar darah otak meningkat setelah iskemia ginjal. Pada
beberapa penelitian eksperimen, aliran darah renal menurun eksperimen ini, perubahan distal dijumpai sebelum adanya
setelah induksi sepsis atau endotoksemia. Hal ini tidak hanya tanda-tanda yang jelas akan terjadinya cedera ginjal.
menyebabkan penurunan filtrasi glomerular, tetapi jika terjadi Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan fenotipe
hipoperfusi yang berat dan berkepanjangan, dalam penurunan untuk kejadian distres ini, dan apakah kejadian tersebut bersifat
metabolik, kandungan dari fosfat energi tinggi, kemungkinan reversibel.3
menyebabkan kematian sel, nekrosis tubular akut, dan GnGA.
Tetapi sebaliknya pada penelitian lain, vasodilatasi sistemik DIAGNOSIS
diamati selama sepsis berat atau syok septik, sehingga aliran Penanda GnGA mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
darah renal tidak menurun, dan GnGA septik terjadi tidak pada yang baik, tetapi tidak rutin digunakan karena ketersediaan
keadaan hipoperfusi tetapi pada keadaan perfusi ginjal adekuat yang jarang dan biaya yang tinggi. Pada tahun 2002, ADQI
dan juga meningkat. pada 2nd International Consensus Conference menetapkan
Adanya kemungkinan meskipun terjadinya aliran darah kriteria RIFLE untuk kriteria diagnosis GnGA pada dewasa.
renal yang adekuat ataupun meningkat pada sepsis Kriteria RIFLE menentukan tiga derajat beratnya cedera
hiperdinamik, terjadinya redistribusi internal dari aliran darah ginjal akut (R, risiko terhadap disfungsi ginjal; I, cedera ginjal;
untuk korteks.3,13 F, kegagalan fungsi ginjal) dan dua variabel hasil akhir (L,
kehilangan fungsi ginjal; E, end stage kidney disease). Untuk
Gangguan homeostasis oksigen tiga kategori pertama, kriteria RIFLE berguna untuk penyama-
Penurunan tekanan oksigen terjadi dari tingkat arteri rataan definisi dari GnGA berdasarkan stratifikasi pasien
renalis hingga ke mekanisme di vasa rekta, menyebabkan menurut perubahan kreatinin serum dan volume urin dari nilai
ginjal menjadi sangat rentan terhadap cedera hipoksik dan dasar. Kehilangan fungsi ginjal dan end stage kidney disease
oksidatif selama reperfusi-iskemia.3 menentukan dua kategori berdasarkan waktu membutuhkan
terapi pengganti ginjal setelah cedera dimulai.6,14
Nefrotoksin dan cedera ginjal akut Lebih dari 76 000 pasien telah masuk dalam penelitian
Pengobatan nefrotoksik di ruang rawat intensif berperan untuk mengevaluasi kriteria RIFLE. Pada penelitian multisenter
pada hampir 25% kasus cedera ginjal akut.3 pada multi-ICU pada 5 383 pasien, mendapati bahwa 67%
Obat-obatan dengan efek nefrotoksik langsung dapat mengalami GnGA dengan 12% berada pada kriteria R, 27%
merangsang terjadinya cedera ginjal melalui berbagai berada pada kriteria I, dan 28% pada kriteria F. Dari 1 510
mekanisme. pasien yang berada pada kriteria R, 56% berkembang ke

99 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 2 • Agustus 2014


Gangguan ginjal akut pada keadaan kritis

kriteria I atau F.4 dan juga uji urin lainnya. Sayangnya penanda ini tidaklah ideal,
Penelitian multisenter lain yang menganalisa 41 972 pasien setiap penanda mempunyai keterbatasan, dan tidak ada yang
yang masuk ke 22 ICU di Inggris dan Jerman antara 1989 dan menggambarkan perubahan dinamik dari GFR dan cedera
1999, diagnosis GnGA berdasarkan RIFLE terjadi pada 35.8% ginjal yang sebenarnya. Dan juga, penanda endogen ini mem-
kasus, dimana 17.2% diantaranya pada kriteria R, 11% pada kriteria butuhkan waktu untuk berakumulasi sebelum dapat dideteksi
I, dan 7.6% pada kriteria F. Angka kematian sebesar 20.9%, 45.6% dalam serum sebagai abnormal, sehinga menyebabkan terja-
dan 56.8% pada masing-masing kriteria R,I dan F.15 dinya keterlambatan diagnosis cedera ginjal.18
Penelitian multisenter di Australia dan New Zealand yang Kreatinin klirens merupakan penanda yang paling umum
melibatkan 120 123 pasien dari tahun 2000 hingga 2005 di 57 digunakan dalam memperkirakan GFR, dan nilai kreatinin
ruang rawat intensif di Australia mendapatkan 36.1% serum umumnya mempunyai hubungan terbalik dengan nilai
mengalami GnGA, dengan 16.3% pada kriteria R, 13.6% pada GFR. Sehingga peningkatan pada kreatinin serum berhubungan
kriteria I dan 6.3% pada kriteria F.16 dengan penurunan pada GFR dan menyiratkan adanya
Dengan semakin jelasnya epidemiologi dari GnGA, penurunan fungsi ginjal. Tetapi terdapat keterbatasan dari
klasifikasi RIFLE tidak diragukan lagi digunakan sebagai penggunaan kreatinin serum :
acuan untuk pencegahan dan tatalaksana.6 Pertama, produksi dan pelepasan kreatinin ke dalam
serum dapat bervariasi, dan berbeda pada setiap usia, jenis
Tabel 2. Kriteria diagnosis GnGA3
kelamin, diet, dan massa otot.
Kedua, sekitar 10 sampai 40% dari kreatinin dikeluarkan
Skema Stadium Kriteria Kreatinin Kriteria Volume Urin
melalui sekresi tubular ke urin. Efek ini dapat menyembunyikan
RIFLE R C •1,5x atau IGFR • 25% < 0,5 mL/kg/jam selama 6 jam penurunan awal dari GFR.
I C• 2x atau IGFR • 50% < 0,5 mL/kg/jam selama 12 jam
F C• 3x atau kreatinin serum < 0,3 mL/kg/jam selama 24 jam
Ketiga, beberapa obat diketahui dapat mempengaruhi
> 350 mol/L atau anuria selama 12 jam sekresi kreatinin sehingga dapat menyebabkan peningkatan
L
E Kegagalan persisten > 4 minggu
sementara dan reversibel dari nilai kreatinin serum.
Kegagalan persisten > 3 bulan Keempat, terdapat beberapa faktor yang dapat menurunkan
RIFLE R eCCl I •25% < 0,5 mL/kg/jam selama 8 jam
ketepatan dari uji kreatinin serum sehingga terjadi peningkatan
Pediatrik I eCCl I• 50% < 0,5 mL/kg/jam selama 16 jam kreatinin serum yang artifaktual. Sama seperti dengan nilai
eCCl I• 75% atau eCCl < 35 m
F
L/min/1,73m2
anuria selama 12 jam
< 0,3 mL/kg/jam selama 24 jam atau kreatinin serum, nilai urea serum juga menggambarkan
L Kegagalan persisten > 4 minggu hubungan yang berkebalikan dengan GFR. Namun, penggunaan
Kegagalan persisten > 3 bulan
E
nilai urea untuk memperkirakan GFR lebih sulit karena
AKIN 1 C• 0,3 mg/dL atau C hingga 1 < 0,5 mL/kg/jam selama 6 jam banyaknya faktor ekstrarenal yang mempengaruhi produksi
50-200% nilai dasar
2 Chingga 200-300% nilai dasar < 0,5 mL/kg/jam selama 12 jam endogen dan pembersihan ginjal dari GFR.
3 hingga • 300% nilai dasar atau < 0,3 mL/kg/jam selama 24 jam Perubahan volume urin dapat digunakan sebagai pengukur
 4,0 mg/L dengan C atau anuria selama 12 jam
akut 0,5 mg/dL
fungsi ginjal. Jumlah urin juga dapat menjadi barometer yang
lebih sensitif terhadap perubahan hemodinamik ginjal
RIFLE, risk, injury, failure, loss, end stage; AKIN, Acute Kidney Injury Network; eCCl,
estimated creatinine clearance dibandingkan penanda biokimia yang terlarut. Tetapi volume
urin mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang kurang
sebagai penanda fungsi ginjal dan GnGA pada penderita GnGA
Belakangan Akcan-Arikan dkk mengajukan satu sistem
yang mengalami gangguan ekskresi dari cairan bebas dan zat
klasifikasi RIFLE untuk pediatrik yang dimodifikasi dari 150
terlarut.18
pasien anak untuk menilai insidens GnGA dan penyakit renal
Uji diagnostik dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan
dan non-renal yang menyertai. Kriteria pRIFLE yang
telah memberikan penanda baru untuk GnGA, dengan
diajukan menggunakan estimasi pembersihan kreatinin
kemungkinan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, antara
(estimated creatinine clearance, ECC) yang dihitung dari
lain pada panel plasma (NGAL dan cystatin C) dan panel urin
rata-rata formula Schwartz atau dari penurunan volume urin
(NGAL, IL-18 dan KIM-1).
per berat badan setiap jamnya.
Pada satu penelitian cross sectional penderita dewasa di
Dari penelitian didapati 82% anak mengalami cedera ginjal
ruang rawat intensif yang mengalami GnGA (adanya
akut pada akhir minggu pertama. Penelitian dari 235 anak di
peningkatan dua kali nilai kreatinin serum dalam < 5 hari)
Brazil menggunakan pRIFLE juga mendapatkan insidens GnGA
akibat sepsis, iskemia, atau nefrotoksin menunjukkan
sebesar 30.6% dimana 12.1% termasuk kriteria R, 12.1%
adanya peningkatan nilai neutrophil gelatinase-associated
kriteria I dan 6.4% kriteria F, dengan angka kematian sebesar
lipocaline (NGAL) plasma lebih dari 10 kali, dan peningkatan
12.3%. Pasien yang mengalami GnGA mempunyai risiko
nilai NGAL urin lebih dari 100 kali.
kematian 10 kali lebih besar dibandingkan pasien yang tidak
Kedua nilai NGAL ini berkorelasi dengan nilai kreatinin
mengalami cedera ginjal.6,17
serum yang tinggi. Pada penelitian prospektif pada anak yang
Klasifikasi diagnosis dan etiologi dari GnGA pada saat ini
menjalani cardiopulmonary bypass, GnGA (adanya peningkatan
bergantung pada perubahan penanda endogen konvensional
nilai kreatinin serum sebesar 50%) terjadi pada 28% subjek,
dari fungsi ginjal, yaitu nilai kreatinin serum, nilai urea serum,
tetapi diagnosis dengan nilai kreatinin serum baru dapat dilaku-

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 100


Putri Amelia, dkk

kan 1 hingga 3 hari setelah operasi. Sedangkan pengukuran serum) dan 20 tanpa GnGA, nilai KIM-1 urin meningkat
NGAL dengan Western blot dan ELISA menunjukkan pening- bermakna dengan AUC 0.83 setelah 12 jam.
katan lebih dari 10 kali atau lebih pada pemeriksaan darah dan Keuntungan KIM-1 ialah pemeriksaan ini lebih spesifik
urin dalam 2 hingga 6 jam tindakan operasi. NGAL merupakan terhadap cedera ginjal iskemik atau nefrotoksik dan tidak
penanda penting bagi GnGA yang dapat membantu dalam terpengaruh secara signifikan oleh penyakit ginjal akut atau
diagnosis dini. infeksi saluran kemih. Sehingga penanda ini penting dalam
Penelitian multisenter untuk menentukan peran membedakan berbagai subtipe dari GnGA.
prediktif dari NGAL plasma dan urin telah dimulai, dan hasil Pemeriksaan NGAL dan KIM-1 menjadi penanda yang
dari penelitian telah dinanti dengan optimis.19,20 berkelanjutan untuk GnGA, dimana NGAL sangat sensitif pada
Interleukin-18 (IL-18) merupakan sitokin proinflammatori awal pemeriksaan dan KIM-1 memberikan spesifisitas yang
yang dirangsang di tubulus proksimal setelah terjadinya GnGA. signifikan pada waktu yang belakangan.19,20
Pada satu penelitian cross sectional, nilai IL-18 urin meningkat
nyata pada pasien dengan GnGA tetapi tidak pada pasien TATALAKSANA
infeksi saluran kemih, penyakit ginjal kronik, sindroma nefritik Perkembangan parameter tatalaksana GnGA masih ter-
atau gagal prerenal. batas dikarenakan etiologi yang multifaktorial dan kurangnya
Nilai IL-18 urin menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas > data prospektif yang valid. Sehingga tatalaksana pasien
90% dengan AUC 95% untuk diagnosis GnGA. IL-18 merupa- masih bersifat heterogen.3
kan kandidat yang menjanjikan dalam panel urin untuk GnGA. Untuk membatasi cedera iskemia, berbagai usaha dilakukan
Pemeriksaan ini berpotensi menjadi penanda untuk diagnosis untuk mempertahankan perfusi ginjal dan untuk mengoptimalkan
banding, diagnosis dini, dan stratifikasi risiko GnGA. preload ginjal.
Interleukin18 lebih spesifik untuk GnGA iskemia dan bentuk Penggunaan vasodilator renal untuk meningkatkan perfusi
lain dari nekrosis tubular akut dan tidak terpengaruh oleh ginjal tidak berkaitan dengan perbaikan hasil akhir. Penelitian
azotemia prarenal, penyakit ginjal akut dan infeksi saluran pada dewasa tentang penggunaan dopamin dosis rendah telah
kemih. Interleukin-18 juga memberikan informasi prognostik gagal menunjukkan keuntungan dan justru membahayakan.
mengenai berat penyakit dan angka kematian pada saat Satu meta analisis dari penggunaan dopamin pada
diagnostik GnGA ditegakkan.19,20 dewasa menunjukkan bahwa dalam 24 penelitian, dopamin
Nilai diagnostik dari cystatin C untuk memperkirakan GFR tidak mencegah kematian (RR 0.9 [0.44-1.83]), tidak mencegah
telah dipelajari pada berbagai uji klinis dan dibandingkan awitan dari gagal ginjal akut (RR 0.81 [0.55-1.24]). Sedangkan
dengan kreatinin serum untuk membedakan fungsi ginjal pada meta analisis lainnya terdiri dari 61 uji, dopamin dosis
normal dengan yang terganggu. Tidak seperti nilai kreatinin rendah didapati meningkatkan volume urin hingga 24% tetapi
serum dan urea, cystatin C dapat mendeteksi dini perubahan tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan pada nilai
GFR dan sebagai penanda GnGA. Ekskresi cystatin C pada urin kreatinin serum.
dapat memprediksi kebutuhan untuk terapi pengganti ginjal Dopamin dosis rendah pada anak juga tidak menunjukkan
pada pasien yang mengalami GnGA pada 1 hari sebelum perbaikan hasil akhir. Fenoldopamin, agonis dopamin selektif,
diagnosis. Pada rawatan ruang rawat intensif, peningkatan 50% meningkatkan aliran darah ginjal dan dapat menurunkan angka
cystatin C serum memprediksi GnGA 1 – 2 hari sebelum kematian dan kebutuhan terapi pengganti ginjal pada dewasa,
peningkatan kreatinin serum. tetapi tidak secara signifikan memperbaiki hasil akhir GnGA
Pada penelitian prospektif yang membandingkan cystatin pada anak. 3,21
C dan NGAL serum dalam memprediksi GnGA setelah Tidak ada konsensus mengenai preload atau balans cairan
operasi jantung pada anak. Dari 129 pasien, 41 mengalami yang tepat, diuresis dan dialisis pada pasien GnGA. Pada
cedera ginjal akut (peningkatan 50% dari kreatinin serum) 1 keadaan hipoperfusi, banyak pasien mendapatkan total dosis
hingga 3 hari setelah cardiopulmonary bypass. cairan untuk mencapai target tekanan vena sentral dan tekanan
Pada kasus GnGA, nilai NGAL serum meningkat 2 jam arteri rata-rata (mean arterial pressure, MAP) yang menyebab-
setelah operasi. Dan nilai NGAL dan cystatin C meningkat kan kelebihan jumlah dari total cairan tubuh.
pada 12 jam setelah operasi yang menunjukkan prediktor Pada penelitian dari 116 anak dari The Prospective Pediatric
independent terhadap GnGA, tetapi NGAL memberikan Continuous Renal Replacement Therapy Registry Group
hasil yang lebih baik pada pemeriksaan awal.18-20 (ppCRRT) mendapati adanya hubungan antara peningkatan
Beberapa penelitian terbaru mempelajari penggunaan klinis pemberian cairan dengan angka kematian pada anak yang
kidney injury molecule-1 (KIM-1) sebagai penanda prediktif memulai terapi pengganti ginjal berkesinambungan.3,21
GnGA. Pada satu kohort dari 103 dewasa yang menjalani Pemberian diuresis dalam menurunkan kelebihan
cardiopulmonary bypass, GnGA (peningkatan kreatinin serum cairan dapat membatasi penggunaan dari terapi pengganti
sebanyak 0.3 mg/dL) terjadi pada 31% penderita dimana nilai ginjal tetapi belum dapat dibuktikan dapat memperbaiki
KIM-1 urin meningkat sebanyak 40% pada 2 jam pertama setelah hasil akhir dari GnGA.
operasi dan menjadi 100% setelah 24 jam. Pada penelitian kasus Data mengenai peningkatan volume urin pada GnGA pada
kontrol dari 40 anak yang menjalani operasi jantung, 20 dengan anak setelah pemberian diuretik masih terbatas pada data
GnGA (peningkatan 50% dari kreatinin setelah transplantasi sumsum tulang dan setelah tindakan

101 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 2 • Agustus 2014


Gangguan ginjal akut pada keadaan kritis

bypass. Brain natriuretic peptide (nesiritide) pada anak dengan kan dengan pemberian terapi yang tidak terlalu intensif.25
gagal jantung dekompensasi meningkatkan diuresis, tetapi Dukungan nutrisi pada penderita GnGA dewasa sangatlah
efeknya pada GnGA yang terisolasi tidak diketahui.3,21 penting dan kebutuhan makronutrien serta mikronutrien
Selain sebagai terapi dialisis darurat dikarenakan berperan penting terhadap hasil akhir.
gangguan elektrolit atau toksin yang tertelan, masih terjadi Optimalisasi nutrisi pada penderita GnGA anak merupakan
kontroversi mengenai waktu yang tepat untuk memulai terapi tantangan, dan Bunchman merekomendasikan penggunan cart
pengganti ginjal berkesinambungan, dosis, rute dan durasinya metabolik untuk menentukan jumlah nutrisi yang diperlukan.
pada GnGA.3,21 Uji acak prospektif menunjukkan bahwa kontrol glukosa ketat
Berbagai penelitian dalam dekade terakhir mempelajari meningkatkan angka kematian dan juga tidak adanya perbedaan
indikasi dan waktu dimulainya alat pemeriksaan penunjang dalam jumlah penderita dewasa yang membutuhkan terapi
pada GnGA. Data observasional menunjukkan inisiasi dini pengganti renal berdasarkan strategi kontrol glikemik.
penggunaan terapi pengganti ginjal memberikan hasil akhir Penelitian prospektif pada anak menunjukkan perbaikan
yang lebih baik, tetapi hal ini dipengaruhi kriteria inklusi angka kesakitan pada anak yang mendapat terapi insulin
pasien yang memasukkan pasien dengan cedera organ intensif, tetapi tidak berpengaruh pada hasil akhir terhadap
yang lebih sedikit. cedera ginjal akut ataupun dialisis.3,21
Secara konvensional, indikasi dimulainya terapi pengganti
ginjal antara lain kelebihan cairan, hiperkalemia, asidosis PROGNOSIS
metabolik, uremia yang nyata, azotemia yang progresif, Gangguan ginjal akut disebabkan oleh berbagai penyebab,
namun indikasi yang jelas masih tidak ditetapkan.22 terjadi pada berbagai kasus penderita, dan terus memberikan
Umumnya terapi pengganti ginjal berkesimbungan lebih prognosis yang jelek meskipun telah adanya tatalaksana yang
dipilih dibandingkan terapi pengganti ginjal intermiten terbaru.
dikarenakan stabilitas hemodinamik yang lebih baik dan Satu penelitian yang menilai faktor prognostik pada 110
kontrol dari zat terlarut yang lebih baik. anak usia 1 hingga 180 bulan dengan GnGA mendapati angka
Meskipun manfaat fisiologis tersebut, berbagai uji tidak kematian sebesar 33.6% dimana seluruhnya menderita
menunjukkan manfaat terhadap angka kematian dari insufisiensi ginjal sekunder, 5.4% diantaranya karena syok
penggunaan terapi pengganti ginjal berkesinambungan septik, dan 28.2% dikarenakan kegagalan organ multipel.
dibanding dengan penggunaan intermiten.23 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada
Berdasarkan satu survei internasional mendapatkan penelitian tersebut ialah oliguria, anuria, hipotensi,
80% pusat kesehatan menggunakan terapi pengganti ginjal kebutuhan obat-obatan pressor, kebutuhan ventilasi
berkesinambungan, 17% menggunakan terapi pengganti mekanik, kebutuhan dialisis, nilai kreatinin dan urea yang
ginjal intermiten dan sangat sedikit yang menggunakan rendah, dan nilai asam laktat yang tinggi.
dialisis peritoneal.24 Dari analisa univariat menunjukkan kegagalan organ
Penelitian retrospektif pada 21 anak yang menerima multipel, fungsi ginjal yang abnormal saat pindah dari ruang
terapi pengganti ginjal berkesinambungan menunjukkan, rawat intensif atau kematian, dan nilai asam laktat yang
bahwa derajat kelebihan cairan pada saat dimulai terapi tinggi merupakan probabilitas kematian yang signifikan.
secara signifikan lebih rendah pada anak yang bertahan dan Pada analisa bertingkat, hipotensi terlalu memperkirakan
tidak (16.4% vs. 34%). risiko kematian secara berlebihan pada pasien yang membutuh-
Pada penelitian yang lebih besar terdiri dari 113 anak kan dialisis dan pasien dengan fungsi ginjal abnormal pada saat
dengan sindroma disfungsi organ multipel yang menjalani pindah dari ruang rawat intensif. Sehingga GnGA merupakan
terapi pengganti ginjal, median persentase kelebihan cairan faktor risiko terhadap prognosis yang buruk.26
signifikan lebih rendah pada yang bertahan dibanding yang Penelitian di Kairo yang menilai faktor risiko pada 47
tidak bertahan (7.8% vs. 15.1%). Begitu juga pada penelitian penderita GnGA anak dengan membandingkan terapi
terakhir pada 297 anak, persentase kelebihan cairan signifikan konservatif dengan terapi pengganti ginjal (dialisis peritoneal,
lebih rendah pada anak yang bertahan (12.5% vs. 23.0%). hemodialisis, maupun keduanya). Angka kematian pada anak
Data dari ppCRRT menunjukkan bahwa kelebihan cairan yang membutuhkan dialisis ialah sebesar 32.4%.
10 – 15% merupakan tanda untuk dimulainya terapi pengganti Dan hasil akhir dari anak yang membutuhkan terapi peng-
ginjal berkesinambungan ataupun dialisis peritoneal.3,21 ganti ginjal berhubungan dengan hipotensi, penggunaan vaso-
Penelitian pada 1 124 penderita yang mendapatkan terapi pressor, peningkatan nilai kreatinin, hipokalsemia,
pengganti ginjal secara intensif dan tidak terlalu intensif dengan hipoalbuminemia, berat penyakit berdasarkan PRISM III dan
menilai angka kematian pada hari ke-60 mendapatkan angka ketidakstabilan hemodinamik.27
kematian sebesar 53.6% pada kelompok dengan terapi Penelitian prognostik oleh AKIN pada 471 pasien yang
intensif, dan 51.5% pada kelompok lainnya (OR 1.09, CI 95%, tidak mempunyai riwayat penggunaan terapi pengganti ginjal
0.86 – 1.40, p= 0.47). selama 1 tahun, 213 diantaranya memenuhi definisi AKIN
Pemberian terapi ginjal secara intensif tidak menurunkan untuk GnGA yaitu adanya peningkatan kreatinin serum lebih
angka kematian, tidak meningkatkan perbaikan fungsi ginjal, dari sama dengan 0.3 mg/dL atau 50% dari nilai dasar selama
ataupun menurunkan angka gagal organ non ginjal dibanding 48 jam atau volume urin kurang dari 0.5 mL/kg/jam selama

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 102


Gangguan ginjal akut pada keadaan kritis

lebih dari 6 jam meskipun setelah resusitasi cairan. berdasarkan kriteria RIFLE atau AKIN, sedang untuk pediatric
Dari jumlah ini, 120 pasien yang memenuhi kriteria RIFLE masih perlu penelitian lanjutan sebelum dipakai sebagai
lainnya dan 97 diantaranya mengalami GnGA dalam 48 jam acuan.
setelah dirawat. Hasil dari kohort ini menunjukkan bahwa Keseimbangan cairan dan koreksi abnormalitas biokimiawi
pasien yang memenuhi kriteria GnGA berdasarkan AKIN adalah tujuan utama penatalaksanaan GnGA. Prognosis
mempunyai kemungkinan 3 kali lebih tinggi untuk meninggal penderita GnGA secara langsung berhubungan dengan
selama rawatan, dan juga mempunyai kemungkinan yang penyebab kegagalan fungsi ginjal, dan yang lebih penting
lebih tinggi untuk membutuhkan dialisis dan lama rawatan lamanya durasi kegagalan ginjal sebelum dilakukan intervensi
yang lebih lama. pengobatan. Anak dengan riwayat GnGA harus tetap dipantau
Penelitian ini tidak bisa dibandingkan dengan penelitian jangka panjang.
prognostik lainnya yang menggunakan kriteria RIFLE. Kriteria
Daftar Pustaka
RIFLE dapat digunakan untuk menilai prognostik pada setiap
1. Andreoli SP. Acute kidney injury in children. Pediatr
stadium dari cedera ginjal.28
Nephrol. 2009l 24: 253-63
Pada penelitian retrospektif pada 60 pasien anak dengan
2. Pundziene B, Dobiliene D, Rudaitis S. Acute kidney injury
GnGA berdasarkan kriteria pRIFLE, 34 pasien memenuhi
in pediatric patients: experience of a single center during
kriteria pRIFLE derajat manapun pada hari pertama rawatan
an 11-year period. Medicine. 2010; 46(8): 511-5
didapati mempunyai angka kematian lima kali lebih tinggi
3. Basu RK, Devarajan P, Wong H, Wheeler DS. An update
dibandingkan kontrol (25% vs. 5%, p < 0.05).29
and review of acute kidney injury in pediatrics. Pediatr
Crit Care Med. 2011; 12(3): 339-47
Tabel 3. Prediktor kematian pada pasien rawat inap
4. Kellum JA. Acute kidney injury. Crit Care Med. 2008;
berdasarkan analisa univariat dan multivariat28
36(4): s141-5
Risk Ratio 95% CI 5. Hoste EAJ, Schurgers M. Epidemiology of acute kidney
Analisa univariat injury: how big is the problem?. Crit Care Med. 2008;
AKI 2.8 2.0 – 3.9 36(4):s146-51
APACHE II Modifikasi (> 15) 1.7 1.2 – 2.4
6. Freire KMS, Bresolin NL, Farah ACF, Carvalho FLC,
Komorbiditas (> 2) 1.3 0.9- 1.9
Pengobatan nefrotoksik (> 1) 0.9 0.6 – 1.3 Goes JEC. Acute kidney injury in children: incidence
NROF (> 2) 1.7 1.2 – 2.5 and prognostic factors in critically ill patients. Rev Bras
Sepsis 1.9 1.4 – 2.7 Ter Intensiva. 2010; 22(2): 166-74
7. Uchino S, Kellum JA, Bellomo R, Doig GS, Morimatsu H,
Odds Ratio
Morgera S, et al. Acute renal failure in critically ill
Multivariat logistik regresi
AKI 3.7 2.2 – 6.1 patients a multinational, multicenter study. JAMA. 2005;
Sepsis 1.8 1.8 – 2.9 294(7): 813-8
8. Hui-Stickle S, Brewer ED, Goldstein SL. Pediatric ARF
CI, confidence interval; AKI, acute kidney injury; APACHE, Acute Physiology
and Chronic Health Evaluation; NROF, nonrenal organ failure
epidemiology at a tertiary care center from 1999 to
2001. Am J Kidney Dis. 2005; 45(1): 96-101
9. Schor N. Acute renal failure and the sepsis syndrome.
Gangguan ginjal akut merupakan penyakit kritis dengan Kidney Int. 2002; 61: 764-76
angka kematian selama rawatan yang tinggi. Tidak hanya 10. Pannu N, Nadim MK. An overview of drug-induced
gagal ginjal yang membutuhkan dialisis tetapi seluruh acute kidney injury. Crit Care Med. 2008; 36(4): s216-
gangguan ginjal berhubungan dengan gangguan hasil akhir 23
jangka panjang. Namun berdasarkan berbagai penelitian, 11. Pichler G, Rodl S, Mache C, Trop M, Ring E, Zobel G.
pasien yang selamat hingga dipulangkan ternyata Two decades’ experience of renal replacement therapy
menunjukkan kualitas hidup yang baik. Kebanyakan pasien in paediatric patients with renal failure. Eur J Pediatr.
dapat mandiri, aktif dan baik dalam hal psikologis. 2007; 166: 139-44
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut juga dapat 12. Kuitunen A, Vento A, Suojaranta-Ylinen R, Pettila V.
dipertimbangkan bahwa terapi GnGA secara agresif diperlukan Acute renal failure after cardiac surgery: evaluation of the
bahkan pada penderita dengan gagal ginjal yang sangat berat.30 RIFLE classification. Ann Thorac Surg. 2006; 81: 542-6
13. Wan L, Bagshaw SM, Langenberg C, Saotome T, May C,
RINGKASAN Bellomo R. Pathophysiology of septic acute kidney injury: what
Gangguan ginjal akut didapati sebagai penyebab do we really know?. Crit Care Med 2008; 36(4): s198-203
terjadinya peningkatan angka kematian pada penderita kritis, 14. Bellomo R, Ronco C, Kellum JA, Mehta RL, Palevsky P.
baik anak, maupun dewasa. Acute renal failure-definition, outcome measures,
Tingkat inseidensi GnGA pada anak masih tidak diketahui, animal models, fluid therapy and information technology
tetapi penelitian terakhir menunjukkan trend peningkatan needs: the Second International Consensus
insidensi pada anak yang dirawat inap. Diagnosis ditegakkan Conference of the Acute Dialysis Quality Initiative
(ADQI) Group. Crit Care. 2004; 8(4): 204-12

103 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 2 • Agustus 2014


Gangguan ginjal akut pada keadaan kritis

15. Ostermann M, Chang RWS. Acute kidney injury in the 24. Ricci Z, Ronco C. Dose and efficiency of renal replacement
intensive care unit according to RIFLE. Crit Care Med. therapy: continuous renal replacement therapy versus
2007; 35: 1837-43 intermittent hemodialysis versus slow extended daily
16. Bagshaw SM, George C, Dinu I, Bellomo R. A multi-centre analysis. Crit Care Med. 2008; 36(4): s229-37
evaluation of the RIFLE criteria for early acute kidney 25. Acute Renal Failure Trial Network. Intensity of renal support
injury in critically ill patients. Nephrol Dial Transplant. in critically ill patients with acute kidney injury. N Engl J Med.
2008; 23: 1203-10 2008; 359(1): 7-20
17. Akcan-Arikan A, Zappitelli M, Loftis LL, Washburn KK, 26. Bresolin N, Silva C, Hallal A, Toporovski J, Fernandes V,
Jefferson LS, Goldstein SL. Modified RIFLE criteria in Goes J, et al. Prognosis for children with acute kidney injury
critically ill children with acute kidney injury. Kidney Int. in the intensive care unit. Pediatr Nephrol. 2009; 24: 537-44
2007; 71: 1028-35 27. Shouman MG, Abd El-Latif SA, Khattab SS, Makkar S.
18. Bagshaw SM, Givney RTN. Conventional markers of Pediatric acute kidney injury: outcome by dialysis modality
kidney function. Crit Care Med. 2008; 36: s152-8 and disease severity. Int J Acad Res. 2010; 2(4): 201-8
19. Parikh CR, Devarajan P. New biomarkers of acute 28. Barrantes F, Tian J, Vazquez R, Amoateng-Adjepong Y,
kidney injury. Crit Care Med. 2008; 36: s159-65 Manthous CA. Acute kidney injury criteria predict outcomes
20. Nguyen MT, Devarajan P. Biomarkers for the early detection of critically ill patients. Crit Care Med. 2008; 36: 1397-1403
of acute kidney injury. Pediatr Nephrol. 2008; 23: 2151-7 29. Plotz FB, Bouma AB, van Wijk JAE, Kneyber MCJ,
21. Basu RK, Wheeler D. Approaches to the management of Bokenkamp A. Pediatric acute kidney injury in the ICU:
acute kidney injury in children. Recent Patents on an independent evaluation of pRIFLE criteria. Int Care
Biomarkers. 2011; 1(1): 49-59 Med. 2008; 34: 1713-7
22. Palevsky PM. Indications and timing of renal 30. Morgera S, Schneider M, Neumayer HH. Long-term
replacement therapy in acute kidney injury. Crit Care outcomes after acute kidney injury. Crit Care Med. 2008;
Med. 2008; 36(4): s224-8 36(4): s193-7.**
23. Uchino S. Choice of therapy and renal recovery. Crit
Care Med. 2008; 36(4): s238-42

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 104

You might also like