You are on page 1of 10

MKM Vol. 08 No.

01 Desember 2013

Peran Iklan Rokok Dan Teman Sebaya Dalam Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada
Remaja Di SMA PGRI Kupang

Zemida Honi Ninu1, Engelina Nabuasa2, Ribka Limbu3


Abstract: Smoking has detrimental effects to health because this habit is a risk factor for
cancer, resriratory disorders and coronary heart disease. Smoking also can demage human
reprodutive organ even can cause death. Recently, the advertisement of cigarette and peers
are playing important role in influencing smoking behaviour among teenagers. This research
was aimed to describe the role of cigarette advertisement and peers in influencing smoking
behaviour among teenager at SMA PGRI, 2011. This research took place in SMA PGRI
Kupang. It is a descriptive study. Population of this study was all of students from grade X, XI,
and XII OF SMA PGRI Kupang, and as many as 45 students were taken as sample of this
research. Data was analyzed descriptively and were presented in form of frequency
distribution table and narration. This research result describe as follow: 1) Around 29 students
(64,44%) Claim that the age where they start to smoke was 12 years old. 2) 32 respondents
(71,11%) have low intensity of smoking, 3) 32 students (71,11%) acknowledge that they are
exposed to smoking above one year, 4) 28 students (62,2%) became smokers because they
were influenced by cigarette of advertisement, 5) 23 students (51,1%) said they became
smokers because they were influenced by their peers.

Keywords: Teenager, Smoking, cigarette advertisement, peers.

PENDAHULUAN penelitian yang dilakukan oleh The Tobacco


Atlas 2002 menemukan jumlah konsumsi
Perilaku merokok merupakan perilaku yang rokok Indonesia menempati urutan kelima
merugikan kesehatan, baik kesehatan tertinggi dunia (Jaya, 2009), sedangkan di
perokok itu sendiri maupun orang lain yang Asia Indonesia menempati urutan ketiga
berada di sekitar perokok. Merokok bukanlah terbanyak jumlah perokok yang mencapai
penyebab kematian, melainkan merokok 146.860.000 (Aula, 2010). Di provinsi NTT,
dapat memicu suatu penyakit yang dapat prevalensi perokok setiap hari tertinggi
menyebabkan kematian (Sitepoe, 2000). terdapat di Kota Kupang (31.9%) dan
Rokok menyebabkan 1 dari 10 kematian terendah di Kabupaten Timor Tengah Utara
orang dewasa di seluruh dunia, dan (16.9%) (RISKESDAS, 2007).
mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun
2006 (Aula, 2010). Rata-rata kematian akibat Menurut Lembaga Menanggulangi Masalah
rokok di Indonesia adalah 57.000 orang per Merokok (LM3) kebanyakan perokok di
tahun. Hasil survey dari Ikatan Ahli Indonesia adalah para remaja, yang tercatat
Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 1 juta jiwa. Penelitian yang dilakukan oleh
mengungkapkan setiap hari di Indonesia Global Youth Tobacco Survey (GYTS) WHO
diperkirakan 1.172 orang meninggal akibat pada tahun 2006 menemukan bahwa 37,3%
rokok atau 427.780 orang pada tahun anak-anak usia 13 hingga 15 tahun pernah
tersebut, sedangkan pada tahun 2008 merokok. Penelitian lanjutan oleh GYTS
meningkat menjadi 427.923 orang meninggal pada tahun 2007 ditemukan bahwa jumlah
akibat rokok (Jaya, 2009). perokok anak usia 13-18 tahun di Indonesia
menduduki peringkat pertama di Asia.
Diperkirakan bahwa 900 juta (84%) perokok Laporan Riset Kesehatan Dasar
sedunia hidup di negara-negara berkembang (RISKESDAS, 2007) menunjukkan bahwa di
atau transisi ekonomi, termasuk Indonesia. Provinsi NTT usia mulai merokok adalah
The Tobacco Atlas 2002 mencatat bahwa pada umur 15–19 tahun, kemudian diikuti
lebih dari 10 juta batang rokok diisap setiap kelompok umur 20 – 24 tahun dan akhirnya
menit, tiap hari di seluruh dunia oleh 1 milyar kelompok 25 – 29 tahun. Prevalensi usia
laki-laki dan 250 juta perempuan. Hasil merokok 10 – 14 tahun tertinggi terdapat di

72
MKM Vol. 08 No. 01 Desember 2013

Kabupaten Flores Timur (15.4%), terendah di remaja sebagai target utamanya (Jaya,
Kabupaten Manggarai (1.6%). 2009). Di Indonesia pada tahun 2002 iklan
rokok mencapai 7% dari pendapatan media
Sirait dalam (Jaya, 2009) menyatakan bahwa massa sehingga menimbulkan persepsi
perokok laki-laki jauh lebih tinggi bahwa rokok adalah sarana untuk mencapai
dibandingkan perempuan jika diuraikan kedewasaan, mencapai kepercayaan diri dan
menurut umur, prevalensi perokok laki-laki sebagainya (Herini, 2009). Hasil survei yang
paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Usia ini dilakukan oleh GYTS Indonesia tahun 2006
merupakan usia di mana seseorang telah menemukan sebanyak 92,9% anak-anak
memasuki masa remaja. Pada masa ini terekspos dengan iklan yang berada di
remaja juga tidak terlepas dari pengaruh papan reklame dan 82,8% terekspos iklan
teman sebaya. Seorang remaja akan yang berada di majalah dan koran.
berperilaku sesuai dengan apa yang Penelitian yang dilakukan oleh Susana pada
dilakukan teman sebaya mereka. Berbagai SMA di Kota Kupang tahun 2009
fakta membuktikan bahwa semakin banyak membuktikan bahwa iklan rokok merupakan
remaja merokok, semakin besar pula salah satu faktor yang menyebabkan remaja
kemungkinan teman-temannya sebagai merokok. Hasil penelitian dari Susana
perokok, demikian pula sebaliknya. Fakta menyatakan bahwa 25,6% dari 149 siswa
tersebut membuktikan adanya kemungkinan yang diteliti merokok karena terpengaruh
bahwa remaja itu terpengaruh oleh teman- oleh iklan rokok.
temannya yang merokok sehingga
semuanya menjadi perokok. Sebanyak 87% SMA PGRI Kupang merupakan salah satu
dari antara remaja perokok mempunyai sekolah swasta diakui di Kota Kupang, yang
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat pada tahun pelajaran 2011/2012 mempunyai
yang perokok (Aula, 2010). jumlah siswa laki-laki sebanyak 233 orang
(direkap dari bagian tata usaha SMA PGRI
Iklan juga memiliki andil dalam menyebabkan Kupang pada bulan Agustus 2011). Pada
remaja merokok. Iklan merupakan media saat dilakukan survey awal ditemukan bahwa
promosi yang sangat ampuh dalam 112 siswa dari jumlah siswa tersebut
membentuk opini publik di bidang rokok. mengaku pernah merokok, namun beberapa
Iklan-iklan rokok juga dapat dijumpai di mana siswa dari mereka memilih untuk berhenti
saja, mulai dari billboard, spanduk, umbul- merokok sedangkan yang lainnya tetap
umbul, iklan di media cetak ataupun merokok sampai sekarang. Mereka yang
elektronik. Slogan-slogan ini tidak hanya masih merokok sampai sekarang berjumlah
gencar dipublikasikan melalui berbagai iklan 45 siswa.
di media elektronik, cetak dan ruang, tetapi
industri rokok pada saat ini sudah masuk Dari latar belakang tersebut maka peneliti
pada tahap pemberi sponsor setiap event tertarik untuk melakukan penelitian yang
anak muda, seperti konser musik dan berjudul “Peran Iklan Rokok dan Teman
olahraga. Sebaya dalam Mempengaruhi Perilaku
Merokok pada Remaja di SMA PGRI Kupang
Iklan rokok secara tidak langsung dapat Tahun 2011”
mendorong para remaja untuk
bereksperimen dengan tembakau dan METODE PENELITIAN
mencoba untuk merokok. Iklan tersebut Jenis penelitian yang digunakan dalam
menggambarkan bahwa rokok khususnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif
bagi kaum pria, melambangkan kejantanan dengan tujuan utama untuk membuat
dan sportivitas serta lifestyle merupakan gambaran tentang suatu keadaan secara
alasan utama para wanita merokok. Rokok objektif (Notoatmodjo, 2005).
menjadi gaya hidup dan citra diri individu
yang sehat, sukses dan dinamis. Lokasi penelitian ini bertempat di SMA PGRI
Perusahaan rokok berusaha memperluas Kupang, yang dilakukan pada bulan April
pasar bagi produknya dengan menjadikan sampai Oktober 2011.

73
Peran Iklan Rokok Dan Teman Sebaya Dalam Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja

Populasi dalam penelitian ini adalah semua daerah Kota Kupang yang terletak di
siswa laki-laki SMA PGRI Kupang yang Kecamatan Oebobo. Luas wilayah Kelurahan
merokok yaitu sejumlah 45 siswa. Sampel Kuanino adalah 384,75 HA dengan batas-
adalah sebagian dari populasi yang diambil batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara
dari keseluruhan objek yang diteliti berbatasan dengan Kelurahan Oetete,
(Notoatmodjo, 2003). Teknik pengambilan Sebelah Selatan berbatasan dengan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini Kelurahan Naikoten II, Sebelah Timur
adalah total sampling di mana semua berbatasan dengan Kelurahan Naikoten II
populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. dan Oebobo dan sebelah Barat berbatasan
Penggunaan semua populasi dalam dengan Kelurahan Nunleu
penelitian ini disebabkan karena jumlah
populasi dalam penelitian ini terbatas. Sarana dan Prasarana SMA PGRI Kupang
Menurut Sulistyaningsih (2011), jika jumlah Terdapat 5 unit gedung dengan kapasitas
populasi terbatas atau kurang dari 50 orang ruangan dan fungsi sebagai berikut: Gedung
maka semua populasi dijadikan sebagai 1 dengan kapasitas 5 ruang belajar, 1 ruang
sampel sehingga tidak perlu dilakukan tata usaha dan ruang kepala sekolah.
penarikan sampel. Jumlah sampel dalam Gedung 2 dengan kapasitas 2 ruang belajar
penelitian ini adalah sebanyak 45 siswa. sedangkan gedung 3 dengan kapasitas 2
ruang belajar. Gedung 4 dengan kapasitas 1
Data primer diperoleh melalui pengisian ruang laboratorium IPA mini sekaligus
kuisioner oleh siswa laki-laki SMA PGRI difungsikan sebagai ruang belajar. Gedung 5
Kupang yang terpilih menjadi sampel. Data dengan kapasitas 1 ruang perpustakaan, 1
jumlah siswa tahun ajaran 2011/2012 dicatat ruang guru, dan 1 ruang aula sekaligus
dan direkap dari bagian tata usaha SMA difungsikan sebagai ruang belajar.
PGRI Kupang, dan juga diperoleh dari
instansi terkait. Tenaga pengajar di SMA PGRI Kupang
Tahun Ajaran 2011/2012
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah lembaran Jumlah tenaga pengajar yang ada di SMA
kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai PGRI Kupang adalah 23 orang yang terdiri
perilaku mrokok pada remaja di SMA PGRI dari 16 orang guru tetap dan 7 orang guru
Kupang. tidak tetap.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini Karaktristik Responden


disajikan dalam bentuk deskriptif analisis. Karakteristik Responden Berdasarkan
Artinya data yang telah diolah akan dianalisis Kelompok Umur
secara deskriptif dalam bentuk distribusi
frekuensi variabel yang diteliti, kemudian Responden dalam penelitian ini mempunyai
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi umur yang bervariatif. Karakteristik
untuk menggambarkan peran iklan rokok dan responden berdasarkan umur dapat dilihat
teman sebaya dalam mempengaruhi perilaku pada tabel 1.
merokok pada remaja di SMA PGRI Kupang.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel Berdasarkan Kelompok Umur pada
frekuensi dan dijelaskan dalam bentuk Remaja di SMA PGRI Kupang Tahun 2011
narasi. Responden
Umur Jumlah %
HASIL DAN BAHASAN
Gambaran Umum 15 Tahun 2 4.44
SMA PGRI Kupang terletak di Jalan 16 Tahun 15 33.33
Swakarya dan jalan Pocoranaka, RT 2/RW 1 17 Tahun 13 28.89
Kelurahan Kuanino. Kelurahan Kuanino 18 Tahun 11 24.44
merupakan salah satu bagian wilayah dari 19 Tahun 4 8.90
Jumlah 45 100
74
MKM Vol. 08 No. 01 Desember 2013

Berdasarkan tabel 1 karakteristik responden Tabel 3. Distribusi Responden


berdasarkan kelompok umur terbanyak Berdasarkan Usia Mulai Merokok
adalah umur 16 tahun yang berjumlah 15 padaRemaja di SMA PGRI Kupang Tahun
orang (33.33%) dan yang paling sedikit 2011
respondennya terdapat pada usia 15 tahun Usia Responden
dengan jumlah 2 orang (4.44%). mulai Jumlah %
merokok
Karakteristik berdasarkan kelas dapat dilihat ≤11 16 35.56
pada tabel 2 Tahun
 12 29 64.44
Tabel 2 Karakteristik Responden Tahun
Berdasarkan Kelas pada Remaja di SMA Jumlah 45 100
PGRI Kupang Tahun 2011
Responden Distribusi Responden Berdasarkan
Kelas Intensitas Merokok
Jumlah %
X 9 20.00
XI 13 28.89 Tabel 4. Distribusi Responden
XII 23 51.11 Berdasarkan Intensitas Merokok pada
Jumlah 45 100 Remaja di SMA PGRI Kupang Tahun 2011
Jumlah rokok Responden
Berdasarkan data pada tabel 2 jumlah Intensitas yang
responden terbanyak terdapat pada kelas XII merokok dihabiskan Jumlah %
dengan jumlah responden sebanyak 23 dalam sehari
Berat ≥15 batang 5 11.11
orang (51.11%) dan yang paling sedikit
Sedang 5-14 batang 8 17.78
adalah kelas X dengan jumlah responden Ringan 1-4 batang 32 71.11
sebanyak 9 orang (20%). Jumlah 45 100

Variabel yang Diteliti Data pada tabel 4 menunjukan bahwa


Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang responden dengan intensitas merokok ringan
yang berhubungan dengan perilaku memiliki jumlah tertinggi, yaitu dengan
merokoknya, yang diukur melalui intensitas menghabiskan 1-4 batang rokok dalam
merokok dan hal-hal lain yang berkaitan sehari sebanyak 32 responden (71.11%),
dengan aktivitas merokok yang dilakukan sedangkan jumlah terendah adalah
oleh orang tersebut. Ada beberapa faktor responden dengan intensitas merokok berat
yang menjadi faktor penyebab perilaku yaitu dengan menghabiskan 15 batang rokok
merokok yaitu faktor internal, eksternal, dan ke atas dalam sehari sebanyak 5 responden
faktor pendukung (Suryaprayoga, 2009). Dari (11.11%).
faktor-faktor tersebut, salah satu yang diteliti
adalah faktor eksternal. Variabel faktor Distribusi Responden Berdasarkan
eksternal yang diteliti meliputi: iklan rokok Lamanya Terpapar dengan Rokok
dan teman sebaya.
Berdasarkan data pada tabel 5 menunjukkan
Perilaku Merokok bahwa responden berdasarkan lamanya
Distribusi Responden Berdasarkan Usia terpapar dengan rokok terbanyak yaitu di
Mulai Merokok atas 1 tahun dengan jumlah responden
sebanyak 32 orang (71.11%).
Berdasarkan tabel 3. jumlah responden
berdasarkan usia mulai merokok terbanyak
adalah usia 12 tahun ke atas yaitu 29 orang
(64.44%).

75
Peran Iklan Rokok Dan Teman Sebaya Dalam Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja

Tabel 5. Distribusi Responden mempunyai tanggapan yang positif terhadap


Berdasarkan Lamanya Terpapar dengan iklan rokok yang mereka lihat.
Rokok pada Remaja di SMA PGRI Kupang
Tahun 2011 Tabel 7. Peran Iklan Rokok dalam
Mempengaruhi Perilaku Merokok
Lamanya Terpapar Responden pada Remaja di SMA PGRI Kupang Tahun
dengan Rokok Jumlah % 2011
< 1 Tahun 13 28.89
 1 Tahun 32 71.11 Responden
Iklan Rokok
Jumlah 45 100 Jumlah %
Berperan 28 63.20
Distribusi Responden Berdasarkan Tidak berperan 17 37.80
Penyebab Perilaku Merokok Jumlah 45 100

Tabel 6. Distribusi Responden Teman Sebaya


Berdasarkan Penyebab Perilaku merokok Kelompok anak-anak atau remaja dengan
pada Remaja di SMA PGRI Kupang Tahun tingkat usia dan tingkat kedewasaan dan
2011 motivasi bergaul yang sama.

Penyebab Perilaku Responden Tabel 8 Peran Teman Sebaya dalam


Merokok Jumlah % Mempengaruhi Perilaku Merokok pada
Ingin tahu/coba 9 20% Remaja di SMA PGRI Kupang Tahun 2011
Pengaruh teman 11 24.44%
sebaya Teman Responden
Pengaruh iklan 8 17.78% Sebaya Jumlah %
Pengaruh iklan + 12 26.67% Berperan 23 51.10
teman sebaya Tidak 22 48.90
Stress, meniru orang 5 11.11% berperan
tua, dan ingin terlihat Jumlah 45 100
lebih jantan Data pada tabel 8 tersebut menunjukkan
bahwa teman sebaya berperan dalam
Jumlah 45 100 mempengaruhi perilaku merokok pada
remaja. Sebanyak 23 responden (51.1%)
Berdasarkan data pada tabel 6 tersebut mempunyai tanggapan yang positif terhadap
menunjukkan bahwa alasan merokok perilaku teman sebaya dan terpengaruh
tertinggi karena pengaruh iklan rokok dan untuk merokok dari teman sebaya mereka.
teman sebaya yaitu 12 responden (26.67%)
dan terendah karena stress, meniru orang Bahasan
tua, dan ingin terlihat lebih jantan. Perilaku merokok

Iklan rokok Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau


Iklan rokok adalah suatu kegiatan untuk aktivitas membakar rokok dan kemudian
memperkenalkan, memasyarakatkan dan menghisapnya dan menghembuskannya
mempromosikan rokok dengan atau tanpa keluar dan dapat menimbulkan asap yang
imbalan kepada masyarakat dengan tujuan terhisap oleh orang-orang di sekitarnya
mempengaruhi konsumen agar (Nasution, 2007).
menggunakan rokok yang ditawarkan.
Perilaku merokok adalah suatu kegiatan
Data pada tabel 7 tersebut menunjukkan yang berkaitan dengan perilaku merokok
bahwa iklan rokok berperan dalam yang diukur melalui usia mulai merokok,
mempengaruhi perilaku merokok pada intensitas merokok, dan hal-hal lain yang
remaja. Sebanyak 28 responden (62,2%) berkaitan dengan kegiatan merokok.

76
MKM Vol. 08 No. 01 Desember 2013

Usia Mulai Merokok sekolah maupun teman-teman pergaulan di


Hasil penelitian mengenai usia mulai luar sekolah.
merokok pada siswa SMA PGRI Kupang
sangat bervariasi yakni antara usia di bawah Erikson (Amelia, 2009) mengatakan remaja
11 tahun sampai usia di atas 12 tahun, dan mengalami krisis aspek psikososial pada
yang terbanyak pada usia di atas 12 tahun masa perkembangannya yaitu masa ketika
yaitu 20 orang (44.45%). Hasil penelitian mereka sedang mencari jati dirinya. Masa
juga menunjukkan bahwa ada siswa SMA remaja sering dilukiskan sebagai masa storm
PGRI Kupang yang merokok di bawah usia and stress karena ketidaksesuaian antara
11 tahun yakni pada usia 6, 7, 9 dan 10 perkembangan fisik yang sudah matang dan
tahun. belum diimbangi dengan perkembangan
psikososial. Remaja sering berusaha
Hal ini disebabkan karena berbagai alasan memberikan kesan bahwa mereka sudah
yaitu ingin mencoba, pengaruh dari teman hampir dewasa. Remaja sering bertingkah
sebaya, pengaruh dari iklan yang mereka laku yang membuat mereka merasa seperti
lihat, stres dan ada juga yang merokok orang dewasa yaitu merokok, minum
karena alasan agar terlihat lebih jantan. minuman keras, dan menggunakan obat-
Alasan lain yang menyebabkan mereka obatan (Hurlock dalam Amelia, 2009).
merokok adalah ingin meniru tindakan orang
tua dan saudara mereka yang merokok. Intensitas Merokok
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
Jantung Indonesia menyimpulkan bahwa SMA PGRI Kupang memiliki intensitas
alasan remaja merokok adalah: (1) Dengan merokok tertinggi dengan kriteria intensitas
merokok dapat membuat pandai bergaul; (2) ringan yaitu dengan menghabiskan 1 sampai
Orang yang merokok terkesan lebih keren; 4 batang dalam sehari yakni sejumlah 32 dari
(3) Merokok meningkatkan prestasi belajar; 45 responden (71.11%).
(4) Merokok dapat menghangatkan tubuh; (5)
Merokok membuat kelihatan dewasa; (6) Hal ini disebabkan oleh berbagai hal yang
Merokok membuat penampilan lebih keren. membatasinya untuk merokok dalam jumlah
yang lebih banyak. Keterbatasan ini
Penelitian lain yang sama dengan penelitian diantaranya adalah: (1) Bahwa mereka
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh memiliki ketergantungan biaya yang sangat
Smet yang menyatakan bahwa pada tinggi kepada orang tuanya untuk
umumnya seseorang mulai merokok memperoleh rokok. Keterbatasan uang saku
sebelum usia 18 tahun (Nasution, 2009) dan dari orang tua yang menginginkan anaknya
hasil survey dari SUSENAS pada tahun 2004 tidak merokok, menyebabkan jumlah rokok
bahwa usia mulai merokok di Indonesia yang yang dihabiskanpun berkurang. (2) Ikatan
tertinggi ada di kelompok usia remaja yaitu pertemanan di antara siswa SMA yang
15-19 tahun, yang jumlahnya mencapai sangat tinggi akan menyebabkan mereka
63.7%. Terdapat juga anak yang mulai saling berbagi di antara sesama teman
merokok di usia 5-9 tahun yang jumlahnya mereka, termasuk berbagi untuk mengisap
mencapai 1.8 % (Jaya, 2009). rokok. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Avian dalam (Susana,
Hal ini disebabkan karena pada usia ini 2011) yang menyatakan bahwa teman
remaja mengalami berbagai perubahan baik sebaya memberikan konstribusi yang cukup
itu perubahan eksternal maupun perubahan besar kepada remaja untuk merokok. Ikatan
internal. Remaja juga akan mengalami pertemanan ini tentu saja akan
perubahan emosional yang kemudian menyebabkan rokok yang dimiliki oleh
tercermin dalam sikap dan tingkah laku. seorang teman akan dibagi ke teman lainnya
Perkembangan perubahan pada masa ini sehingga jumlah akumulatif rokok yang
dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan dihisapnya juga akan menjadi berkurang. (3)
lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan Siswa SMA masih menjadi beban
tanggungan orang tua, sehingga sikap dan

77
Peran Iklan Rokok Dan Teman Sebaya Dalam Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja

perilaku mereka tetap harus dikontrol oleh Penyebab Perilaku Merokok


orang tua, termasuk kontrol terhadap Hasil penelitian pada siswa SMA PGRI
kebiasaan merokok. Oleh karena itu, Kupang tahun 2011 untuk alasan siswa
kesempatan merokok pada siswa SMA tidak mulai merokok mempunyai pengaruh paling
sebebas orang yang telah mandiri dan besar adalah pengaruh iklan rokok dan
memiliki penghasilan sendiri. Dengan teman sebaya yaitu sebanyak 12 responden
demikian intensitas merokok pada siswa (26.67%). Hal ini sejalan dengan penelitian
SMA juga menjadi rendah. Menurut Sarwono dari Herini pada pada siswa SMAN 53
dalam (Susana, 2010), mengatakan anak- Jakarta Timur yang menyatakan bahwa
anak yang berusia kurang dari 18 tahun terdapat arah korelasi yang positif antara
masih menjadi tanggungan orang tua. peran iklan rokok dan kelompok teman
sebaya terhadap kecenderungan perilaku
Lamanya Terpapar dengan Rokok merokok sehingga dapat disimpulkan bahwa
Indikator lamanya terpapar dengan rokok semakin besar peran iklan rokok dan
dimaksudkan untuk mengetahui tentang kelompok teman sebaya terhadap remaja
rentang waktu (lama merokok) para maka semakin tinggi pula kecenderungan
responden telah mengisap rokok sejak mulai remaja untuk melakukan perilaku merokok.
merokok hingga penelitian ini dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
Hasil penelitian di SMA PGRI Kupang dikemukakan oleh Surindo (Willis, 2008)
menunjukkan bahwa lamanya responden yang mengungkapkan bahwa munculnya
terpapar dengan rokok tertinggi yaitu 32 budaya merokok dikalangan remaja
responden (71,11%) dengan lama terpapar 1 diakibatkan oleh pergaulan dan gencarnya
tahun ke atas. Hal ini sejalan dengan studi iklan rokok yang mendorong remaja untuk
yang menemukan penghisapan rokok merokok.
pertama dimulai pada umur 11 sampai umur
13 tahun dan pada umumnya individu pada Peran Iklan Rokok
usia tersebut merokok sebelum berusia 18 Periklanan adalah pesan-pesan penjualan
tahun, Smet (dalam Nasution, 2007). yang paling persuasif yang di arahkan
kepada calon pembeli yang paling berpotensi
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan atas sebuah produk dengan biaya yang
Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta paling murah. Sebuah rencana periklanan
anak-anak di dunia akan meninggal karena terdiri dari tiga elemen yaitu informasi atau
tembakau apabila konsumsi tembakau tidak subjek yang diinformasikan, media atau
dihentikan. Merokok sangat berbahaya bagi sarana untuk menyampaikan informasi, dan
kesehatan, karena di dalam rokok sendiri penetapan waktu atau cara penyampaian
terdapat ribuan unsur zat kimia yang informasi (Jefkins, 2003). Media untuk
terkandung. Merokok sama saja dengan beriklan sangat banyak baik media cetak
menggunakan zat kimia secara tidak maupun media elektronik seperti surat kabar,
langsung dan juga menghancurkan organ- radio, televise, internet, selain media itu
organ tubuh. masih terdapat juga media yang berformat
kecil seperti pamphlet,leaflet, selebaran, dan
Aula (2010) mengatakan bahwa merokok brosur. Media periklanan lain yang biasa
dapat membahayakan kesehatan tubuh digunakan adalah media luar (out door
apalagi bila dikonsumsi oleh remaja dalam media) seperti baliho, elektronik board, dan
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan spanduk.
timbulnya berbagai penyakit dalam tubuh
seperti kanker, penyakit paru-paru, penyakit Sebuah iklan akan memberikan efek bagi
jantung koroner, kanker, merusak otak dan responden yang mendengarkan atau
indra, mengancam kehamilan, penyakit menyaksikan sebuah iklan. Oleh karena itu
burger, memperlambat pertumbuhan anak, factor design dan warna merupakan factor
serta dapat merusak organ reproduksi. penentu yang dapat menarik perhatian
audience.

78
MKM Vol. 08 No. 01 Desember 2013

Jefkins mengatakan bahwa efek dari sebuah Kalimat pernyataan digunakan untuk
iklan adalah: (1) Perhatian (Attention), Suatu mengungkapkan keunggulan produk dan
iklan harus mampu menimbulkan atensi atau karakteristik produk, kalimat pertanyaan
menarik perhatian masyarakat terhadap iklan digunakan untuk mendapatkan perhatian
yang ditayangkan. (2) Minat (Interest), Suatu lebih dari calon konsumen, dan kalimat
keinginan yang kuat ataupun kecenderungan perintah digunakan untuk mengajak calon
hati yang sangat tinggi terhadap iklan yang konsumen melakukan kegiatan seperti yang
ditayangkan. (3) Hasrat (Desire), Suatu diperintahkan.
keinginan atau dorongan untuk
menginginkan produk atau jasa yang Peran Teman Sebaya
diiklankan. (4) Keputusan (Decision), Hasil penelitian di SMA PGRI Kupang
Keinginan yang telah ditetapkan oleh menunjukkan bahwa sebanyak 23 responden
khalayak untuk menggunakan produk yang (51.1%) mempunyai tanggapan yang positif
diiklankan. (5) Tindakan (Action), Perbuatan terhadap perilaku teman sebaya dan
atau tindakan nyata yang dilakukan khalayak terpengaruh untuk merokok dari teman
untuk membeli produk yang diiklankan. Pada sebaya mereka.
tahapan ini mengandung maksud bahwa
komunikasi itu hendaknya dimulai untuk Kelompok teman sebaya memegang
membangkitkan perhatian (attention). Dalam peranan penting dalam kehidupan remaja.
hal ini komunikator harus mampu Remaja sangat ingin diterima dan dipandang
menimbulkan daya tarik (Jefkins, 2003). sebagai anggota kelompok teman sebaya,
baik di rumah maupun di luar sekolah. Oleh
Penelitian lain yang sejalan dengan karenanya, mereka cenderung bertingkah
penelitian ini yaitu penelitian dari Muji laku seperti tingkah laku kelompok teman
Sulistyowati dkk tahun 2005 (Amelia, 2009) sebayanya. Remaja akan merasa sangat
yang menyatakan bahwa iklan rokok menderita manakala suatu saat tidak
merupakan faktor yang besar sekali diterima atau bahkan diasingkan oleh
pengaruhnya kepada remaja untuk kelompok teman sebayanya. Penderitaannya
berperilaku merokok. Iklan rokok dikemas akan lebih mendalam daripada tidak diterima
sesuai dengan karakter remaja sehingga oleh keluarganya sendiri (Ali & Moh. Asrori,
cenderung lebih dapat diterima dan disukai 2010).
oleh remaja. Slogan-slogan iklan rokok
memperlihatkan citra yang dibangun untuk Lingkungan teman sebaya merupakan
menarik perhatian dan untuk menumbuhkan kelompok baru yang memiliki ciri norma
gaya hidup. Apalagi penayangannya berkali- kelompok ditetapkan bersama oleh para
kali lewat media elektronik maupun yang anggota. Remaja selalu bergaul dengan
terpampang di lokasi-lokasi strategis yang teman sebaya, secara sadar atau tidak sadar
sering dilihat oleh khalayak ramai atau umum remaja saling mempengaruhi, sehingga
maka iklan rokok tersebut akan berdampak selama perkembangannya pengaruh teman
positif bagi setiap orang yang mendengar sebaya turut berperan dalam pembentukan
dan melihatnya, untuk selanjutnya perilakunya. Beberapa teori juga
menumbuhkan gaya hidup terutama bagi menggambarkan budaya teman sebaya
remaja. Citra-citra tersebut meliputi Percaya remaja sebagai pengaruh merusak yang
Diri, Keren, Setia Kawan, Kreatif, Pemberani, mengabaikan nilai-nilai dan kontrol orang
Suka Menolong, Gaul, Berjiwa Petualang, tua, teman sebaya juga dapat mengenalkan
Pria Sejati, Kritis dan Gagah. remaja dengan alkohol, obat-obatan,
merokok dan bentuk tingkah laku lain yang
Hasil penelitian dari Anthy tentang Analisis dianggap oleh orang dewasa sebagai
Wacana Iklan Rokok pada media luar ruang maladaptif (Santrock dalam Amelia, 2009).
juga menyatakan bahwa bentuk kalimat yang Penelitian lain yang sejalan dengan
digunakan dalam wacana iklan rokok pada penelitian ini adalah penelitian yang
media luar ruang meliputi kalimat dilakukan oleh Yayasan Jantung Indonesia
pernyataan, pertanyaan, dan perintah.

79
Peran Iklan Rokok Dan Teman Sebaya Dalam Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja

yang menemukan sebanyak 77% siswa kerugian merokok dilihat dari aspek ekonomi
merokok karena ditawari teman. dan sosial budaya serta meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan
Hasil penelitian tersebut didukung dengan merokok pada penduduk lanjut usia.
penelitian Santi Martini dkk (dalam Herini,
2009) yang menyatakan bahwa lingkungan DAFTAR PUSTAKA
teman sebayanya yang merokok dapat Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori.
mempengaruhi kecenderungan individu 2010. Psikologi Remaja, Perkembangan
terhadap perilaku merokok. Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Amelia, Adisti. 2009. Gambaran Perilaku
PENUTUP Merokok Pada Remaja Laki-Laki. Medan:
Simpulan USU Respiratori.
Iklan rokok berperan dalam mempengaruhi Aula, Lisa Ellizabet. 2010. Stop Merokok
perilaku merokok pada Remaja di SMA (Sekarang atau Tidak Sama Sekali).
PGRI Kupang. 28 responden (62,2%) dari Jakarta: Graha Ilmu.
45 responden merokok karena terpengaruh Badan Penelitian dan Pengembangan
oleh iklan rokok. Teman sebaya berperan Kesehatan. 2008. Laporan Riset
dalam mempengaruhi perilaku merokok pada Kesehatan Dasar 2007 Provinsi Nusa
Remaja di SMA PGRI Kupang. 23 responden Tenggara Timur. Jakarta: Departemen
(51.1%) dari 45 responden terpengaruh Kesehatan RI.
untuk merokok dari teman sebaya mereka. Bisono, Tika. 2009. We Have A Problem But
I’m On Your Side. Jakarta: Pustaka
Saran Populer Obor.
Bagi Pihak Sekolah Herini, Dwi. 2009. Pengaruh Teman Sebaya
Diharapkan agar sekolah dapat membuat Dan Terpaan Iklan Rokok Terhadap
kebijakan tentang lingkungan sekolah yang Kecenderungan Remaja Pada Perilaku
bebas asap rokok. Merokok (Studi Pada Siswa-Siswi SMP
Negeri I Metro).
Pemerintah Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh Itu
Bagi Instansi terkait seperti Perdagangan Bernama Rokok. Samarinda: Riz’ma.
dan Perindustrian agar mempertinggi bea Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 2003.
dan cukai pada perusahaan rokok, dan untuk Public Relations, Edisi Kelima. Jakarta:
perusahaan rokok agar dapat mengurangi Erlangga.
produksi rokok dan mempertinggi harga jual Komalasari, D. & Helmi A. F. 2000. Faktor-
rokok. Bagi Dinas PPO, Dinas Kesehatan Faktor Penyebab Merokok Pada Remaja.
Kota Kupang, atau pihak lainnya yang Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada.
berkompeten, dapat bekerja sama Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
memberikan pencerahan atau penyuluhan Press.
tentang bahaya merokok kepada remaja Lee, Monle dan Carla Johnson. 2007.
yang dibuat secara berkelanjutan . Prinsip-Prinsip Pokok Periklanaan Dalam
Perspektif Global. Jakarta: Kencana.
Masyarakat Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi
Bagi orang tua yang menginginkan anaknya Pemasaran Modern. Jogjakarta: Cakra
tidak merokok agar mampu menjadi contoh Ilmu.
bagi anggota keluarga dengan tidak merokok Nasution, Indri Kemala. 2007. Perilaku
di depan anak-anak, serta perlu berwaspada Merokok Pada Remaja. Medan: USU
terhadap teman-teman sebaya anak- Respiratori.
anaknya. Nisriyana, Ela. 2007. Hubungan Interaksi
Sosial Dalam Kelompok Teman Sebaya
Bagi peneliti Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas Ix Di
Bagi peneliti lain yang berminat mengkaji Smp Negeri I Pegandon Tahun Pelajaran
lebih jauh tentang perilaku merokok siswa 2006/ 2007, Skripsi. Universitas Negeri
SMA, agar dapat meneliti lebih lanjut tentang Semarang.

80
MKM Vol. 08 No. 01 Desember 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi


Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Peter, J. Paul dan Jerri C. Olson. 2000.
Consumer Behavior, Konsumen Dan
Strategi pemasaran, Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
Riwidikdo, Handoko. 2008. Statistik
Kesehatan. Yogyakarata : Mitra Cendikia
Press.
Sitepoe, Mangku. 2000. Kekhususan Rokok
Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian
Kebidanan: Kualitatif – Kuantitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryoprayoga, Nadine. 2009. Kupas Tuntas
Masalah Kessehatan Remaja Dari A-Z.
Jogjakarta: Signal.
Susana, Veronika. 2009. Studi Tentang
Perilaku Merokok Pada Siswa SLTA di
Kota Kupang Tahun 2009, Skripsi.
Universitas Nusa Cendana Kupang.
Willis, S. Sofian. 2008. Remaja Dan
Masalahnya: Mengupas Tuntas Bentuk
Kenakalan Remaja Seperti Narkoba, Free
Sex Dan Pemecahannya. Bandung:
Alfabeta.

81

You might also like