You are on page 1of 26

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN


KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI
SE KECAMATAN SIAK HULU

JURNAL
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister
Pendidikan ( M.Pd. ) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

UIN SUSKA RIAU

Oleh:

SUMARNI
NIM: 21691204710

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2018 M. /1439 H.

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH


DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN
KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI
SE KECAMATAN SIAK HULU

SUMARNI
Nim: 21591204710
Program Pasca Sarjana(PPs) Uin Suska Riau
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Email : Sumarni1774@gmail.com

ABSTRACT

Sumarni (2018): Implementation of Principal Management in Developing


Character Education at State Senior High Schools in Siak
Hulu District

One of the tasks of principals is as a manager who is required to perform task


management which is a continuous process that demands a special ability possessed
by a person to conduct an activity in coordinating and using all the sources to achieve
a goal productively, effectively and efficiently for the progress of the school he leads.
Likewise, it is also for the improvement program and character education developer
because it becomes one of the goals to be achieved because the school is the goal of
national education. Character education should be a national movement that makes
schools an agent to build character.
The purpose of this research is to know the implementation of principal
management in developing character education at State Senior High Schools in Siak
Hulu District and the factors that influence it.
To answer the problems, the author used Field Research with a Qualitative
Approach. In this research, the data were collected through questionnaires,
interviews, and documentation, then they are analyzed and concluded. The results
showed that the implementation of the principal management in developing character
education at State Senior High Schools in Siak Hulu District is not good enough,
based on the questionnaire data that the author distributed to the three principals of
State Senior High Schools in Siak Hulu District mostly answer sometimes and rarely
do items asked. Third, the principals are at an inferior percentage, being under 56%
(less favorable category).
Factors supporting the implementation of principal management in developing
character education at State Senior High Schools in Siak Hulu District are:
Background of school principal education that is already in the field, school
committee is very helpful character development activities, professional teachers,
adequate infrastructure, 2013 curriculum which is full of character building, and the
existence of Rohis and the discipline team. The inhibiting factors are the different
cultural backgrounds of the students, the limited funds in the character development
program, the headmaster who is too busy to perform the tasks outside the office, so
that lack of time to do direct control, some teachers who delegate the task of character
development only focused on teams alone, lack of parental sensitivity to children, and
they assume that character development is only the responsibility of the school, and
the lack of community co-operation residing around schools
.

Kata Kunci : Manajemen Kepala Sekolah dan Pendidikan Karakter

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar yang keterampilan yang diperlukan dirinya,

terencana untuk mewujudkan suasana masyarakat, bangsa dan negara. UUD RI

belajar dan proses pembelajaran agar tahun 1945 pasal 31 ayat (1)

peserta didik secara aktif menyebutkan bahwa tiap warga negara

mengembangkan potensi dirinya untuk berhak mendapatkan pendidikan dan

memiliki kekuatan spritual keagamaan, ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah

pengendalian diri, kepribadian, mengusahakan dan menyelenggarakan

kecerdasan, akhlak mulia, serta suatu sistem pendidikan nasional yang


meningkatkan keimanan dan ketaqwaan Banyak pakar pendidikan

serta karakter yang mulia dalam rangka berpendapat bahwa masalah terbesar

mencerdaskan kehidupan bangsa yang yang dihadapi bangsa Indonesia adalah

diatur dengan undang-undang.1 terletak pada aspek moral. Terbukti

dengan banyaknya berita tentang


Berbagai upaya mencerdaskan anak
tawuran antar pelajar, kasus-kasus
didik yang menekankan pada intelektual
narkoba yang sering kita lihat di televisi
perlu diimbangi dengan pembinaan
tidak jarang pemakainya juga masih
karakter yang harus diajarkan dan
menyandang status pelajar, beberapa
dikuasai serta direalisasikan oleh peserta
pelajar berada di "terali besi" karena
didik dalam kehidupan sehari-hari,
menganiaya gurunya sendiri, anak yang
karena karakter juga mencakup nilai-
tidak lagi memiliki sopan santun pada
nilai prilaku seseorang yang
orang tua. dan yang sangat parah lagi
berhubungan dengan tuhan yang maha
yaitu ada anak yang berani membunuh
Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
orang tuanya sendiri.
lingkungan yang terwujud dalam pikiran,

sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan Realitas yang ada pada masa

berdasarkan norma agama-agama yang sekarang, telah terjadi degradasi moral,

dianut. tayangan televisi, media cetak, internet

yang menyodorkan hal-hal negatif.

Seperti tidak menghargai, dan


1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun menghormati para guru, perkelahian,
2003, Sisdiknas dan Penjelasannya (Yogyakarta:
Media Wacana, 2003), hlm 47.
pelecehan, perkosaan, dan bahkan jambret ternyata bukan saja dilakukan

pembunuhan yang dilakukan oleh pelajar orang yang telah dewasa. Tapi juga

baik, mulai di jenjang Sekolah Dasar dilakukan oleh pelajar yang masih

(SD) sampai Sekolah Menengah Atas duduk di SMP. Hal itulah yang

(SMA) di berbagai Kota di Negeri ini. dilakukan dua pelajar SMA di

Kampar inisial AE (17) dan TS (16)


Masa-masa sekolah membutuhkan
ini. Parahnya lagi mereka sudah tiga
pembinaan karakter yang lebih, apalagi
kali melakukan aksi jambret di
pada masa remaja di jenjang Sekolah
Pekanbaru.2
Menengah Pertama dan Sekolah
2. Rd dan Zi yang masih berstatus
Menengah Atas adalah masa-masa
pelajar di salah satu Sekolah
pencarian jati diri, oleh karena ini perlu
Menengah Atas (SMA) di Kota
adanya bimbingan ekstra dari berbagai
Pekanbaru, diamankan karena
pihak, kepala sekolah, guru disekolah
tertangkap telah mencuri jam tangan
maupun orang tua dirumah, agar mereka
di toko. Dua remaja ini terpaksa
tumbuh dalam karakter yang baik, bukan
diamankan pihak Kepolisian karena
justru sebaliknya, seperti berbagai kasus
diduga telah melakukan aksi
pidana yang kita baca di berbagai media
pencurian di Toko Abas Jalan Tuanku
cetak, sebagai contoh:
Tambusai, Rabu (1/2/2017) malam
1. Dua Pelajar SMA di Kampar
sekira pukul 20.30 wib. Dikutip
Ditangkap karena Menjambret,
2
Senin, 29 September 2014
Tindak pidana perampasan atau 18:06, TRIBUNPEKANBARU.COM,
PEKANBARU –
siaganews, dua pelajar ini sudah manusia seutuhnya, dengan kata lain

dikerumuni warga yang geram atas mengembangkan potensi yang ada dalam

kelakuan mereka.3 diri peserta didik untuk memiliki

3. Empat Pelajar SMA Bobol Rumah kekuatan spritual keagamaan,

Kosong, milik bapak Bonari warga pengendalian diri, kepribadian,

desa sawoo, ponorogo, yang kondisi kecerdasan, sikap sosial, dan

rumahnya ketika itu kosong.4 ketrampilan yang diperlukan dirinya,

4. Aksi kejahatan seorang siswa sekolah masyarakat, bangsa dan negara.

menengah Atas (SMA) berinisial Y Di Indonesia sendiri sudah beberapa

(17) ditangkap polisi karena mencuri kali terjadi perubahan kurikulum, mulai

sepeda motor. Kapolsek Panjang dari kurikulum 1975 yang kemudian

Komisaris Sofingi mengatakan, dilanjutkan dengan kurikulum 1984,

petugas menangkap Y di rumahnya setelah itu diteruskan dengan

usai pulang sekolah. Tersangka ini penggunaan kurikulum 1994 yang

mencuri sepeda motor temannya terkenal dengan pendekatan CBSA-nya.

sekolahnya5 Setelah itu muncul kembali sebagai

Kita menyadari bahwa tujuan penyempurna kurikulum 1994 itu yang

pendidikan adalah memanusiakan dikenal dengan kurikulum 1999

(Suplemen kurikulum sebelumnya).


3
Kamis, 02 Feb 2017 07:36 PEKANBARU,
data Riau.com – Perjalanan kurikulum pendidikan
4
Rabu 12 Oktober 2016, Jawa Pos
5
Minggu, 19 Februari 2017 19:36 WIB
proud2ride.wordpress.com, Laporan Wartawan
Indonesia tidak hanya berhenti sampai
Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG disini. Pemformatan ulang kurikulum
terjadi lagi pada tahun 2004 yang fitrah setiap anak yang dilahirkan suci

menitik beratkan pada pengolahan bakat dapat berkembang secara optimal,

anak sesuai kompetensi masing-masing. sebagaimana sabda Rasulullah SAW

Kurikulum ini dinamai dengan yang artinya: "Tidak ada anak yang

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). dilahirkan kecuali dalam keadaan suci,

Perkembangan terakhir perjalanan maka kedua orang tuanya lah yang

kurikulum Indonesia adalah kurikulum menjadikannya yahudi, nashrani dan

terbaru 2013, yang menjadikan aspek majusi". (H.R. Imam Muslim)

sikap atau karakter siswa sebagai tujuan Munculnya gagasan program

utama dalam pendidikan, dibandingkan pendidikan karakter di Indonesia, bisa

aspek pengetahuan dan ketrampilan. dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan,

Pendidikan karakter hendaknya proses pendidikan dirasakan belum

diberikan sejak usia dini yang berhasil membangun manusia Indonesia

merupakan masa kritis bagi yang berkarakter. Bahkan, banyak yang

pembentukan karakter seseorang. menyebut, pendidikan telah gagal,

Banyak pakar pendidikan mengatakan karena banyak lulusan sekolah atau

bahwa kegagalan penanaman karakter sarjana yang piawai dalam menjawab

sejak dini akan membentuk pribadi yang soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental

bermasalah di masa dewasanya kelak. dan moralnya lemah. Banyak pakar

Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi bidang moral dan Agama yang sehari-

yang berkarakter jika dapat tumbuh pada hari mengajar tentang kebaikan, tetapi

lingkungan yang berkarakter, sehingga perilakunya tidak sejalan dengan ilmu


yang diajarkannya. Sejak kecil, anak- Di sinilah bisa kita pahami, mengapa

anak diajarkan menghafal tentang ada kesenjangan antara praktik

bagusnya sikap jujur, berani, kerja keras, pendidikan dengan karakter peserta

kebersihan, dan jahatnya kecurangan. didik. Bisa dikatakan, dunia Pendidikan

Tapi, nilai-nilai kebaikan itu diajarkan di Indonesia kini sedang memasuki

dan diujikan sebatas pengetahuan di atas masa-masa yang sangat pelik. Kucuran

kertas dan dihafal sebagai bahan yang anggaran pendidikan yang sangat besar

wajib dipelajari, karena diduga akan disertai berbagai program terobosan

keluar dalam kertas soal ujian. sepertinya belum mampu memecahkan

Pendidikan karakter bukanlah sebuah persoalan mendasar dalam dunia

proses menghafal materi soal ujian, dan pendidikan, yakni bagaimana mencetak

teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan alumni pendidikan yang unggul, yang

karakter memerlukan pembiasaan. beriman, bertaqwa, profesional, dan

Pembiasaan untuk berbuat baik, berkarakter, sebagaimana tujuan

pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, pendidikan dalam UU Sistem

malu berbuat curang, malu bersikap Pendidikan Nasional.

malas, malu membiarkan lingkungannya Pada dasarnya, pedidikan karakter

kotor. Karakter tidak terbentuk secara dalam pendidikan Islam sudah lebih dulu

instan, tapi harus dilatih secara serius diperbincangkan dalam pendidikan

dan proporsional agar mencapai bentuk karakter. Pembentukan karakter dalam

dan kekuatan yang ideal. pendidikan Islam sudah tertuang dan

teraplikasi dengan jelas dalam


pendidikan karakter yang sudah  

dicontohkan oleh Rasulullah SAW.  
 
Dalam pendidikan karakter adanya 
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada
penekanan terhadap prinsip-prinsip
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang
Agama yang abadi, aturan dan hukum
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
dalam memperkuat moralitas,
mengharap (rahmat) Allah dan
kebenaran, penolakan terhadap otonomi
(kedatangan) hari kiamat dan dia
moral sebagai tujuan pendidikan moral,
banyak menyebut Allah”.
dan penekanan pahala di akhirat sebagai
Dalam Islam, pendidikan karekter
motivasi perilaku bermoral. Pendidikan
atau karakter merupakan tema sentral,
karakter dalam Islam menjadikan wahyu
sebagai tujuan pendidikan Islam, dan
ilahi sebagai sumber.
karakter dijadikan sebagai ukuran
Implementasi pendidikan karakter
keimanan seseorang artinya
dalam Islam, tersimpul dalam
kesempurnaan iman seseorang
karakter pribadi Rasulullah SAW.
ditentukan oleh kebaikan karakternya.
Dalam pribadi Rasul, tersemai nilai-
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
nilai karakter yang mulia dan agung.
Saw :Artinya : “Seorang mukmin yang
Al-qur’an dalam surat Al-ahzab ayat

21 mengatakan:

   


 
 
 
sempurna imannya adalah yang terbaik masyarakat Arab Jahiliyyah pada masa

karakternya” (HR.Abu Daud).6 itu.7

Dr. Aminah Ahmad dalam bukunya Orang-orang arab jahiliyyah yang

“Nazriyah at-Tarbiyah fil Quran wa pada awalnya menyembah berhala,

Thatbiquha fi ‘Ahdi Rosulillah SAW, menjadi muslim sejati yang

menjelaskan bahwa salah satu mentauhidkan Allah Swt. Masyarakat

karekteristik pendidikan Islam adalah Jahiliyyah yang hidup dalam kegelapan

membentuk prilaku yang baik. Artinya dibawa ke dalam kehidupan yang penuh

pendidikan baru dikatakan berhasil cahaya ilmu pengetahuan. Masyarakat

apabila mampu merubah prilaku anak jahiliyyah yang bengis dan kasar dirubah

didik dari prilaku yang buruk menjadi oleh Rasulullah menjadi masyarakat

berprilaku yang baik. Hal inilah yang yang berprikemanusian dan menegakkan

menjadi program utama pendidikan di keadilan.8

masa Rasulullah Saw. Rasulullah Saw Keberhasilan Rasulallah SAW yang

telah membuktikan keberhasilan dicapainya tentu saja tidak semudah

pendidikan Islam yang diembannya, seperti membalikkan telapak tangan,

telah berhasil merubah prilaku penuh pengorbanan dan butuh waktu

yang lama, lebih kurang 23 tahun, yang

7
Aminah Ahmad Hasan, Nazriyyah at-
Tarbiyyah fi al-Quran wa Tathbiquha fi ‘Ahdi
6
Abu Daud Sulaiman bin al-Ash’ab al- Rosulillah Shallalallahu ‘alaihi wa Salam,
Sajastani, Sunan Abu Daud, Darul Kitab al- Daarul Ma’arif, Kairo, Cet. X., hlm. 203-204.
8
Arobi, Beirut, Juz IV, hlm.354. Ibid.
pada akhirnya mampu mengubah Dengan demikian perlu adanya

karakter masyarakat jahiliyyah. usaha yang ekstra dalam pembinaan dan

Untuk meciptakan anak didik yang pengembangan pendidikan karakter dan

berkarakter atau berahlak mulia harus dirancang dengan baik dengan

diperlukan usaha yang maksimal, memperhatikan peluang dan tantangan

terutama dari lembaga-lembaga yang ada dilembaga-lembaga

pendidikan Islam di Indonesia. pendidikan tersebut, maka kepala

Lembaga-lembaga pendidikan yang sekolah sebagai penanggung jawab

menjadikan pembinaan karakter sebagai tertinggi disekolah harus terampil dan

isu sentral, dan keberadaannya tampil paling depan dalam memajukan

merupakan salah satu sarana untuk sekolah. Kepala sekolah harus

membangun kebaikan individu, memperhatikan, membuat program dan

masyarakat dan peradaban manusia. memenajemen pendidikan karakter di

Dan perlu diingat dalam pembinaan sekolah yang dia pimpin demi

pendidikan karekter atau karakter menciptakan lingkungan yang

tersebut perlu dirancang dengan baik berkarakter di lingkungannya, karena

dengan memperhatikan peluang dan sukses tidaknya suatu program

tantangan yang muncul9. pembelajaran di sekolah tergantung dan

dipengaruhi

Salah satu posisi kepala sekolah


9
Haidar Putra Daulay, Pendidikan
Islam : Dalam Sistem Pendidikan Nasional di adalah sebagai manejer, dan pekerjaan
Indonesia, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 216
kepala sekolah yang paling rumit dan
berat adalah manajemen.10 Sedangkan pengembang pendidikan karakter,

manajemen pendidikan merupakan mengingat pendidikan karakter yang

proses manajemen dalam melaksanakan menjadi salah satu tujuan yang ingin

tugas pendidikan dengan dicapai sekolah karena merupakan

mendayagunakan segala sumber secara tujuan dari pendidikan nasional.

efisien untuk mencapai tuujuan secara Pendidikan karakter harus menjadi

efektif.11 gerakan nasional yang menjadikan

Jadi, kepala sekolah harus mampu sekolah sebagai agen untuk membangun

menjalankan tugasnya sebagai manajer karakter siswa melalui pembelajaran

karena manajemen merupakan proses


Kepala sekolah memiliki kekuasaan
yang kontiniu yang menuntut
yang lebih besar dalam dalam
kemampuan khusus yang dimiliki
mengambil keputusan berkaitan dengan
seseorang untuk melakukan suatu
kebijakan pengelolaan sekolah
kegiatan dalam mengkordinasikan dan
dibandingkan dengan sistem manajemen
menggunakan segala sumber untuk
pendidikan yang dikontrol oleh pusat.12
mencapai suatu tujuan secara produktif,
Dengan demikian besar peran kepala
efektif dan efesien untuk kemajuan
sekolah terhadap keberhasilan dan
sekolah yang dipimpinnya. Begitu juga
kemajuan sekolah tersebut, oleh karena
untuk program peningkatan dan
itu kepala sekolah harus memanajemen

10
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan
12
Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm Syaiful Sagala, Administrasi
17 Pendidikan Kontemporer, (Bandung : Alfabeta,
11
Ibid, hlm 13 2009), hlm 172
program-program yang dirancangnya berkarakter, dengan demikian diperlukan

dengan baik. adanya program-program yang mampu

mewujudkan karakter siswa, sehingga


Kepala sekolah memiliki peranan
karakter yang diharapkan tertanam
sangat penting dalam membangun
dalam diri siswa, maka pendidikan akan
karakter siswa di sekolah, terutama
mampu menghasilkan manusia yang
dalam mengkoordinasikan, menggerakan
berkarakter, salah saru yang dapat
dan menyelaraskan semua sumber daya
dilakukan kepala sekolah adalah dengan
pendidikan yang tersedia. Kepala
mumbuat dan melaksanakan program
sekolah adalah pemimpin tertinggi yang
pengembangan karakter disekolah yang
sangat berpengaruh dan menentukan
ia pimpin, dan kepala sekolah memiliki
kemajuan sekolah. Untuk itu, kepala
peran penting dalam melakukan
sekolah dituntut memiliki kemampuan
manajemen program pengembangan
menajemen dan prakarsa implementasi
karakter.
dalam membangun karakter siswa. Oleh

karena itu, dalam implementasi Dalam manajemen yang dilakukan

pendidikan karakter kepemimpinan kepala sekolah terdapat beberapa

kepala sekolah perlu mendapat perhatian langkah-langkah yang harus dilakukan,

secara serius.13 Demi terwujudnya langkah –langkah berikut ini harus

lingkungan pembelajaran yang maju dan benar-benar diperhatikan dan

dilaksanakan dengan sebaik mungkin,


13
Jurnal Pendidikan oleh Imron Arifin,
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah agar program pendidikan karakter benar-
Dalam Menerapkan Pendidikan Karakter Pada
Era Masyarakat Ekonomi Asean, hlm 685
benar mampu mencapai tujuan yang hari.15 Merencanakan merupakan

diharapkan secara efektif dan efisien. awal dari sebuah penentuan kebijakan

dalam rangka mencapai tujuan yang


Sebagaimana Stoner menyebutkan
telah ditetapkan. Perencanaan adalah
manajemen khususnya di sekolah
sebuah proses berfikir yang
meliputi beberapa aspek atau langkah-
sistematis, maka prosesnya meliputi:
langkah yaitu merencanakan,
adanya tujuan, melihat data atau
mengorganisasikan, memimpin dan
fakta, membandingkan antara tujuan
mengendalikan.14
dan fakta, menentukan pilihan dan
1) Merencanakan
menyusun tujuan dengan
Perencanaan adalah menentukan apa
memperhatikan bahan, manusia,
yang akan dilakukan. Perencanaan
metode, dana dan keadaan pasar.16
mengandung rangkaian-rangkaian
Merencanakan yang merupakan
putusan dan penjelasan-penjelasan
aktualisasi dari perencanaan memiliki
dari tujuan, penentuan kebijakan,
fungsi dan tujuan sebagai berikut:
penentuan program, penentuan-

penentuan metode dan prosedur a) Sebagai pedoman pelaksanaan dan

tertentu dan penentuan kegiatan pengendalian;

berdasarkan jadwal kegiatan sehari-


15
Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Potensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
14
James A.F. Stoner, Perencanaan dan 15-16.
16
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen, Soewarno Handayaningrat,
Penerjemah: Drs. Sahat Simanora, (Jakarta: PT. Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen,
Rineka Cipta, 1993), hlm. 22-24. (Jakarta: CV. Gunung Agung, 1985), hlm. 125.
b) Menghindari pemborosan sumber Pengorganisasian diwujudkan dengan

daya; menetapkan bidang-bidang/fungsi-

c) Alat bagi pengembangan quality fungsi yang termasuk ruang lingkup

assurance; kegiatan yang akan diselenggarakan

d) Upaya untuk memenuhi oleh suatu kelompok kerjasama

accountability kelembagaan.17 tertentu. Disebutkan juga bahwa

Dari uraian di atas dapat pengorganisasian adalah suatu proses

dipahami bahwa inti dari sebuah untuk menentukan, mengelompokkan

manajemen adalah perencanaan dari tugas-tugas dan pengaturan secara

keseluruhan program sesuai dengan bersama aktivitas untuk mencapai

tujuan yang hendak dicapai., tujuan tujuan, menentukan orang-orang yang

merupakan arah yang ingin dicapai akan melakukan aktivitas,

yang harus benar-benar dirancang menyediakan alat yang diperlukan,

dengan baik dan penuh perencanaan menetapkan wewenang yang dapat

yang matang. didelegasikan kepada setiap individu

yang akan melaksanakan aktivitas


2) Mengorganisasikan
tersebut.18 Pengorganisasian juga
Organisasi adalah sistem
diartikan sebagai suatu proses di
kerjasama sekelompok orang untuk
mana suatu pekerjaan yang ada dibagi
mencapai tujan bersama.
atas komponen-komponen yang dapat

17
Udin Syaefudin Sa‟ud & Abin 18
Soewarno Handayaningrat,
Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan, Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen,
(Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 5. (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1988), hlm. 154
ditangani dan aktivitas untuk pelaksanaan sebuah program tertentu,

mengkordinasi hasil yang dicapai sehingga dapat dijadikan satu patokan

untuk mencapai tujuan.19 untuk menentukan arah atau

mengambil sebuah keputusan. Hal ini


Kesimpulannya pengorganisasian
dapat meminimalkan kemungkinan
adalah membagi tugas kepada seluruh
adanya simpang siur antara anggota
anggota lembaga atau organisasi
atau bahkan pemimpin yang dapat
sesuai dengan fungsi tugasnya
menimbulkan salah arah sehingga
masing-masing, sehingga dapat
tidak mengarah pada tujuan program
diusahakan dengan berbagai aktivitas
yang ada.
dengan menyediakan berbagai alat

yang diperlukan untuk mencapai 4) Mengendalikan

tujuan secara maksimal. Indikator ini dapat menjadi

sebuah tujuan manajemen yaitu


3) Memimpin
mengendalikan segala kondisi yang
Kata memimpin identik dengn
ada. Dengan adanya sebuah
istilah menguasai. Dengan ini
manajemen dapat dijadikan sebagai
memimpin dapat berarti dalam sebuah
pengendali dalam sebuah proses
manajemen harus ada orang yang
pelaksanaan sebuah program
menjadi nomor satu dalam
sehingga menutup kemungkinan
mempertanggungjawabkan terhadap
adanya kejadian berlebihan. Dari
19
Hasibun, Manajemen Dasar, indikator-indikator yang ada memang
Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Gunung
Agung, 1985), hlm. 23.
merupakan sebuah urutan proses, Kecamatan Siak Hulu, pada dasarnya

sehingga pengendalian menjadi kunci ketiga SMA Negeri ini sudah

akhir dari proses-proses sebelumnya melaksanakan pembelajaran dengan

yakni mulai dari merencakan, kurikulum 2013, yang menitik beratkan

mengorganisasikan sampai pada perubahan pada aspek sikap, menuju

memimpin. Setelah sebuah program pada pendidikan karakter bangsa, dan

terencana dengan baik maka kepala sekolah sebagai ujung tombak

mengorganisasikan merupakan pelaksanaan menejerial di suatu sekolah

langkah berikutnya yakni dituntut mengarahkan pada program

mengaktualisasikan rencana pada pengembangan pendidikan karekter,

kerja nyata yang terbagi pada setiap demi terciptanya karakter bangsa.

pelaksana sesuai dengan tugasnya


Maju mundurnya pelaksanaan
masing-masing.
program pendidikan di suatu sekolah

Namun studi pendahuluan yang tergantung pada kebijakan kepala

penulis lakukan melalui wawancara sekolah itu sendiri, sebagai pimpinan

kepada beberapa orang guru di SMA dan pemengang kekuasaan tertinggi di

Negeri se Kecamatan Siak Hulu masih sekolah. maka sudah sepantasnya kepala

terdapat kejangggalan-kejanggalan sekolah memiliki pengetahuan dan

dalam proses Implementasi Manajemen pemahaman yang mendalam tentang

Kepala Sekolah dalam mengembangkan fungsi dan tugasnya sebagai kepala

Pendidikan Karakter di SMA Negeri se sekolah, yang dituntut sempurna dalam


manajerial setiap program-programnya, Implementasi Manajemen Kepala

namun berdasarkan studi pendahuluan Sekolah dalam mengembangkan

yang penulis lakukan di ketiga sekolah Pendidikan Karakter di SMA Negeri se

ini terdapat kejanggalan yang terlihat Kecamatan Siak Hulu, Berbeda dengan

dari gejala-gejala sebagai berikut : teori yang penulis kutip dari James A.F.

Stoner, Perencanaan dan Pengambilan


1. Masih ada kepala sekolah yang belum
Keputusan dalam Manajemen,
membentuk tim untuk pengembangan
Penerjemah: Drs. Sahat Simanora, yang
karakter
mengatakan bahwa manajemen
2. Masih ada kepala sekolah
khususnya di sekolah meliputi beberapa
menyerahkan tugas pengembangan
aspek yaitu merencanakan,
pendidikan karakter kepada majlis
mengorganisasikan, memimpin dan
guru secara umum
mengendalikan. Dalam hal ini telah
3. Masih ada kepala sekolah yang tidak
terdapat kesenjangan antara teori dengan
mengkordinasikan program
fakta yang terjadi di lapangan, seperti
pendidikan karakter
yang penulis paparkan sebelumnya,
4. Masih ada kepala sekolah kurang
maka penulis berasumsi bahwa
mengawasi pelaksanaan tim
kejanggalan-kejanggalan itu terjadi
pengembangan pendidikan karakter
akibat Implementasi Manajemen Kepala
Gejala-gejala yang penulis temukan
Sekolah dalam mengembangkan
ini diasumsikan sebagai akibat
Pendidikan Karakter di SMA Negeri se
kejanggalan-kejanggalan dalam
Kecamatan Siak Hulu.
Berdasarkan latar belakang dan di SMA Negeri se Kecamatan Siak

gejala-gejala yang penulis temukan, Hulu.

maka penulis tertarik mengadakan METODE


Penelitian ini dilaksanakan dengan
penelitian dengan judul : Implementasi
pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan
Manajemen Kepala Sekolah Dalam
kualitatif, data yang diperoleh tidak
Mengembangkan Pendidikan Karakter
berupa angka-angka, namun berupa kata-
Siswa Di Sma Negeri Se Kecamatan
kata dan kalimat yang bisa berasal dari
Siak Hulu.
dokumen pribadi, catatan lapangan, hasil
Berdasarkan rumusan masalah di
wawancara dengan informan, dan
atas maka tujuan yang ingin dicapai
dokumen lainnya.20 Penelitian dengan
dalam penelitian ini adalah :
pendekatan kualitatif ini tujuannya

a. Untuk mengetahui Implementasi adalah untuk memperoleh pemahaman

Manajemen Kepala Sekolah dalam dan makna dari gambaran realitas yang

mengembangkan Pendidikan Karakter kompleks, Oleh karena itu penggunaan

di SMA Negeri se Kecamatan Siak pendekatan kualitatif dalam penelitian

Hulu. ini adalah mencocokkan fakta realita

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang empirik dengan teori yang ada melalui

mempengaruhi Implementasi data deskriptif.

Manajemen Kepala Sekolah dalam

mengembangkan Pendidikan Karakter 20


Tohirin, Metode Penelitian
Kualitatif dalam Pendidikan dan
Bimbingan Konseling, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2013), hlm. 6
Penelitian dengan pendekatan mengadaptasi dengan tata nilai yang

kualitatif memiliki karakteristik sebagai ada.21

berikut : Berdasarkan karakteristik masalah

1. Memandang realitas sebagai suatu peneliti, maka pendekatan penelitian

keutuhan, suatu objek senantiasa dalam penelitian ini adalah pendekatan

berpasangan dengan konteksnya ; kualitatif dan jenisnya adalah deskriftif.

2. Peneliti sebagai humaninstrument Penelitian ini penulis lakukan di SMA

yang mampu mengungkap data Negeri se Kecamatan Siak Hulu

sesungguhnya dan menangkap makna Kabupaten Kampar.

yang terdapat dibalik fenomena ; Subjek dari penelitian tentang


3. Bekerja dengan pola pikir induktif,
Implementasi Manajemen Kepala
yaitu berangkat dari harapan supaya Sekolah Dalam Mengembangkan
dapat menemukan teori untuk Pendidikan Karakter Siswa Di SMAN Se
menjelaskan data dan fakta yang Kecataman Siak Hulu ini adalah Kepala
ditemui ; Sekolah di SMAN Kecamatan Siak Hulu
4. Hubungan sebab akibat dikenal
Kabupaten Kampar Provinsi Riau, yaitu:
dengan fokus studi yang merupakan
a. Di SMAN 1 Siak Hulu: Drs. Yon
suatu kesatuan ;
Hendri Y, M.Pd (NIP. 19671218
5. Peneliti dalam mencari fakta meminta
199702 1 001)
penyesuaian-penyesuaian dalam

teknis pencariannya yang


21
Djam’an Satori & Aan Komariah,
Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :
Alfabeta, 2012), hlm. 14-17
b. Di SMAN 2 Siak Hulu: Dra. Yus Kampar tergolong kurang baik, hal ini

Yetti, M.Pd (NIP. 19680628 199403 dapat dilihat dari hasil angket yang

penulis sebarkan kepada kepala sekolah


2 007)
menunjukakan bahwa kebanyakan
c. Di SMAN 3 Siak Hulu: H. Israhman,
menjawab kadang-kadang dan Jarang
S.Pd (NIP. 19671130 199103 1 004) melakukan item-item yang ditanyakan.

berdasarkan data angket yang penulis


Adapun objek penelitian yang
sebarkan kepada ketiga orang kepala
penulis lakukan adalah Implementasi
sekolah SMAN Negeri Siak Hulu ini,
Manajemen Kepala Sekolah dalam
ketiga kepala sekolah berada pada
Mengembangkan Pendidikan Karakter di
persentase kurang baik, karena berada
SMAN Se Kecataman Siak Hulu. Teknik
dibawah pada 56 % (kategori kurang
pengumpulan data dengan angket,
baik)
wawancara dan dokumentasi. Sedangkan berdasarkan

PEMBAHASAN wawancara kepada kepala sekolah dan


Berdasarkan hasil analisis data
beberapa orang guru, penulis
angket, wawancara dan dokumentasi menyimpulkan bahwa Implementasi

yang penulis lakukan dapat disimpulkan Manajemen Kepala Sekolah dalam

bahwa : Mengembangkan Pendidikan Karakter di

SMAN Se Kecataman Siak Hulu kurang


1. Implementasi Manajemen Kepala
baik, hal ini dukung dengan data dengan
Sekolah dalam Mengembangkan
domentasi, ternyata di SMAN 1 Siak
Pendidikan Karakter Siswa di SMAN Se
Hulu saja telah memiliki Tim Khusus
Kecataman Siak Hulu, Kabupaten
dibuktikan dengan telah adanya tim 1) Latar belakang pendidikan kepala

Kedisiplinan yang di SK kan yang sekolah yang memang sudah di


merupakan bagian pengembangan bidangnya
karakter hanya saja pelaksanaannya yang
2) Komite sekolah sangat membantu
belum maksimal. Namun dua sekolah
kegiatan pengembangan karakter
lainnya tidak memiliki tim khusus,
3) Tenaga guru yang profesional
palaksanaan karakter siswa menjadi
4) Sarana dan prasarana yang
tanggung jawab kesiswaan, karena
memadai
menurut mereka kesiswaan yang
5) Kurikulum 2013 yang sarat akan
berhubungan langsung dengan siswa.
pembinaan karakter
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
6) Adanya Rohis dan tim kedisiplinan
Implementasi Manajemen Kepala
b. Faktor - faktor penghambat
Sekolah dalam Mengembangkan
Implementasi Manajemen Kepala
Pendidikan Karakter di SMAN Se

Kecataman Siak Hulu, Kabupaten Sekolah dalam Mengembangkan

Kampar . Pendidikan Karakter di SMAN

a.Faktor-faktor pendukung Kecamatan Siak Hulu

Implementasi Manajemen Kepala 1) Latar belakang budaya siswa yang

Sekolah dalam Mengembangkan berbeda-beda

Pendidikan Karakter di SMAN 2) Keterbatasan dana dalam program

Kecamatan Siak Hulu. pengembangan karakter

3) Kepala sekolah yang terlalu sibuk

melakukan tugas dinas ke luar,


sehingga kurang memiliki waktu Pendidikan Karakter di SMAN

untuk melakukan pengontrolan Kecamatan Siak Hulu belum Maksimal

langsung terhadap program

pengembangan karakter di sekolah DAFTAR PUSTAKA

4) Adanya sebahagian guru yang Abu Daud Sulaiman bin al-Ash’ab al-
Sajastani, Sunan Abu Daud,
melimpahkan tugas pengembangan Darul Kitab al-Arobi, Beirut, Juz
IV
karakter hanya terfokus pada tim
Abdul Majid, Perencanaan
saja Pembelajaran: Mengembangkan
Potensi Guru, Bandung: PT
5) Kurangnya kepekaan orang tua Remaja Rosdakarya, 2008

terhadap anak, sebahagian mereka Aminah Ahmad Hasan, Nazriyyah at-


Tarbiyyah fi al-Quran wa
beranggapan bahwa Tathbiquha fi ‘Ahdi Rosulillah
Shallalallahu ‘alaihi wa Salam,
pengembangan karakter hanya Daarul Ma’arif, Kairo, Cet. X.,
hlm. 203-204.
menjadi tanggung jawab sekolah
Akdon, Strategic Management For
6) Kurangnya bantuan masyarakat Educatioonal Manajemen,
Bandung : alfabeta, 2009
yang berdomisili di sekitar sekolah
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter:
dalam Perspektif Teori dan
Praktik, Yogyakarta: UNY Press,
KESIMPULAN 2011
Berdasarkan hasil analisis data
Doni A Koesoema, Pendidikan
angket, wawancara dan dokumentasi Karakter: Strategi Mendidik
Anak di Zaman Global, Jakarta:
yang penulis lakukan dapat disimpulkan Grasindo, 2010

bahwa : Implementasi Manajemen Djam’an Satori & Aan Komariah,


Metodologi Penelitian Kualitatif,
Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Bandung : Alfabeta, 2012
Departemen Pendidikan Nasional, Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Vol. 4 No. 4, April 2014, Yunita
Pusat Bahasa, Jakarta: PT Dyah Kusumaningrum, Peran
Gramedia Pustaka Utama, 2008 Guru Dalam Membentuk
Karakter Kepemimpinan Pada
Engkoswara dan Aan Komariah, Peserta Didik Di Sma Al Hikmah
Administrasi Pendidikan, Surabaya.
Bandung: Alfabet, 2012
Kementrian Pendidikan Nasional,
E. Mulyasa, Manajemen Kepemimpinan Pengembangan Pendidikan
Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Budaya dan Karakter Bangsa,
Aksara, 2011 Jakarta: KPN, 2010

Edward Sallis, Total Quality Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian


Management In Education, Kualitatif, Bandung : Remaja
Yogyakarta : Ircisod, 2012, Cet, Rosdakarya, 2006
XVI
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan
George R Terry, Asas-asas Managemen Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta,
(Terj. Winadi), Bandung: 2009
Alumni, 1986
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam : dan Model Pendidikan Karakter,
Dalam Sistem Pendidikan Bandung : PT Remaja Rosda
Nasional di Indonesia, Kencana, Karya, 2011
Jakarta, 2004
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional,
Hasibun, Manajemen Dasar, Pengertian, Nomor 28 tahun 2010, BAB I
dan Masalah, Jakarta: Gunung Pasal 1 poin 1.
Agung, 1985
Ratna Megawangi, Pendidikan
James A.F. Stoner, Perencanaan dan Karakter: Solusi yang Tepat
Pengambilan Keputusan dalam untuk Membangun Bangsa,
Manajemen, Penerjemah: Drs. Jakarta: Star Energy, 2004
Sahat Simanora, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan
Jurnal Paedagogik, Volume 1 No 2 Edisi Kontemporer, Bandung :
Oktober 2014, M. Ary Irawan Alfabeta, 2009
dkk, Implementasi Manajemen
Strategik Pendidikan Karakter di Muhajir dalam Tohirin, Metode
SMPN 2 Mataram. Penelitian Kualitatif dalam
Pendidikan dan Bimbingan
Konseling, Jakarta : Rajawali Permasalahannya. Jakarta: PT
Pers, 2013 Raja Grafindo Persada, 1995

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter:


Studi Administrasi dan Strategi Membangun Karakter
Manajemen, Jakarta: CV. Bangsa Berperadaban,
Gunung Agung, 1985 Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012
S. Prajudi Atmosudirjo, Administrasi
dan Manajemen Umum: Jilid: II, Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1976 Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan, Jakarta:
Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep Kencana Prenada Media Group,
dan Model Pendidikan Karakter, 2011
Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta
: Balai Pustaka, 1997 , Ed.2.- Nama : Sumarni
Cet.9.
Tempat/Tgl. Lahir : Desa Baru, 17 November 1974
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Alamat : Jl. Raya Pangkalan Baru, RT 0
dalam Pendidikan dan Desa Baru, kecamatan S
Bimbingan Konseling, Jakarta : No Hp/WA : 081371937065
Rajawali Pers, 2013 E-mail : Sumarni1774@gmail.com
Nama Orangtua : Ayah : H. M. Yunus. S
Udin Syaefudin Sa‟ud & Abin Ibu : Hj. Nurani
Syamsudin Makmun,
Nama Suami : Arifin. MS, BA
Perencanaan Pendidikan,
Bandung: Rosdakarya, 2005. Nama Anak : Muhammad Nur Fuady
Muhammaad Abrar Hamdani
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Zaskia Qolbi Arifiani
Sisdiknas dan Penjelasannya, Riwayat Pendidikan
Yogyakarta: Media Wacana, Sekolah Dasar : SD 036 Desa Baru
2003 SLTP : SMP Pangkalan Baru – 1990
Usman Effendi, Asas Manajemen, SMA : SMAN Kampar Kelas Jauh Di
Jakarta : Rajawali Perss, 2015 1993
S1 : IAIN Suska Riau – 1998
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala S2 : Pascasarjana UIN Suska Riau
Sekolah: Tinjauan Toeritik dan
Riwayat Pekerjaan :
1. Guru MTs Islamiyah Desa Baru
tahun 1999 sampai 2008
2. Guru SMAN 1 Siak Hulu Dari
tahun 2008 sampai sekarang

Karya Ilmiah :

1. Skripsi dengan judul : “Pelaksanaan


Tugas Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Cara Mengajar Guru
di SMUN 1 Pangkalan Baru”

2. Tesis dengan judul : “Implementasi


Manajemen Kepala Sekolah dalam
Mengembangkan Pendidikan
Karakter siswa di SMA Negeri se
Kecamatan Siak Hulu)”

You might also like