You are on page 1of 6

JURNAL AGROTEKNOS Juli 2012

Vol.2. No.2. hal. 69-76


ISSN: 2087-7706

PENGEMBANGAN BIOSENSOR ELEKTROKIMIA BERBASIS ENZIM


ASETILKOLINESTERASE UNTUK ANALISIS RESIDU PESTISIDA PADA
PRODUK PERTANIAN

Electerochemical Biocensor Development Based On The


Acetylcholinesterase Enzyme To Analyze of Pesticide Recidue on
Agriculture Products
MASHUNI
Department of Chemistry , Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Haluoleo University (UNHALU),
Kendari, Sulawesi Tenggara, 93231

ABSTRACT
Pesticide is one of dangerous chemical compounds in environment. Its existence has
spread so it can cause negative effect for human. Pesticide compound is toxic in for nervous
system so that a quick detection system is needed to protect human’s health and as a control
for agricultural product. Therefore, we conducted a research of electrochemical biosensors
development based on enzyme acetylcholinesterase in electrode to analyze pesticide
residue so that a more superior and reliable biosensors can be obtained for pesticide
residue analysis in foodstuff samples, especially for agricultural product. Residue analysis of
carbamate and organophosphate in foodstuff sample requires a sensitive, selective, cheap-
and-easy-operated, and quick-analyzed tools. A new research has been designed in making
of biosensors electrode by using immobilization method of enzyme acetylcholinesterase
(AChE) with the supporting materials of Acetate Selulose (AS) and Glutaraldehid (GA) in
biosensor electrode connected with electrochemical transducer. Designed biosensors were
characterized, including Nernst factor, the detection limit, response time, and period of use.
Next, biosensors were tested in sample of vegetables and fruits. Expected result was a
biosensor prototype with better work than pesticide determination with instrument of Gas
Chromatography (GC) and High Pressure Liquid Chromatography (HPLC). Biosensor
development offers low cost, accurate, quick analysis time, and sensitive to detect pesticide
residue.
Keywords: : Pesticide, Biosensor, Electrochemical, Enzim, Sensitive

1PENDAHULUAN pertanian setinggi-tingginya melalui


manipulasi genetik, peningkatan penggunaan
Perkembangan penemuan baru dibidang air dan pupuk serta pengendalian hama
kimia, terutama pestisida di tahun 1940 an dengan pestisida. Salah satu kelemahan
selain menimbulkan dampak positif, terutama penggunaan pestisida adalah matinya spesies
dibidang pertanian yang ditandai dengan non target, sehingga dapat merusak suatu
meningkatnya produksi pertanian, juga ekosistem dan pemulihannya memerlukan
menimbulkan dampak negatif bagi makhluk waktu yang lama (Buchari et al., 1999).
hidup. Penggunaan pestisida sangat luas Pestisida merupakan salah satu senyawa
antara lain pada bidang kesehatan, pertanian kimia berbahaya di lingkungan, yang paling
dan kehutanan. Setelah perang dunia II, besar jumlahnya terutama dalam tanah, air,
pestisida banyak digunakan dibidang atmosfer dan produk pertanian.
pertanian yaitu dalam program green Keberadaannya begitu meluas di lingkungan
revolution yang bertujuan meningkatkan hasil dan dapat menimbulkan polusi. World Health
Organisation (WHO) dan program lingkungan
*)Corrresponding author: Perserikatan Bangsa Bangsa memperkirakan
E-Mail address: mashuni2696@yahoo.com
Vol. 2 No.2, 2012 Pengembangan Biosensor Elektrokimia 107

ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor Biosensor adalah peralatan analitik yang
pertanian di negara-negara berkembang merupakan penggabungan antara komponen
terkena racun pestisida dan 18.000 orang biologi (enzim) dan transduser fisika untuk
diantaranya meninggal setiap tahunnya mendeteksi suatu senyawa target. Enzim yang
(Sarjan, 2009). digunakan adalah yang dapat bereaksi secara
Dalam beberapa dekade terakhir selektif dengan substrat. Biosensor memiliki
pemakaian pestisida didominasi oleh dua jenis sensitivitas dan selektivitas yang tinggi,
insektisida yaitu senyawa karbamat dan kecepatan respon, pengoperasiannya yang
organofosfat. Kedua senyawa tersebut banyak mudah, maka biosensor menjadi suatu
digunakan pada pengolahan pertanian karena peralatan penting untuk mendeteksi
kestabilannya yang rendah di lingkungan komponen kimia dan biologi, obat-obatan,
dibandingkan dengan senyawa organoklorin makanan dan monitoring lingkungan
(Skadal et al., 1997; Pogacnik dan Franko, (Baeumner, 2003; Amine et al., 2006; Renedo
2003). et al., 2007; Tudorrache dan Bala, 2007).
Toksisitas pestisida karbamat dan Dalam penelitian ini akan didesain
organofosfat terhadap manusia dan hewan prototipe biosensor elektrokimia untuk
disebabkan oleh kemampuannya menghambat analisis senyawa pestisida golongan karbamat.
kelompok enzim hidrolase yang disebut Oleh karena membran elektroda merupakan
esterase. Enzim asetilkolinesterase (AChE) tempat timbulnya potensial atau arus yang
sangat penting untuk sistem saraf pusat pada dihasilkan oleh reaksi yang dikatalisis oleh
manusia dan serangga (Prieto-Simon et al., enzim yang terdapat pada membran elektroda
2006). dengan larutan yang dianalisis maka
Untuk kepentingan kesehatan dan parameter membran elektroda sangat
lingkungan, pada umumnya negara-negara di menentukan kinerja dari biosensor. Desain
dunia telah mengontrol penggunaan pestisida biosensor pestisida menggunakan membran
pada bidang pertanian. Beberapa organisasi enzim asetilkolinesterase (AChE) dan kolin
mengatur batas maksimum residu pestisida oksidase (ChO) yang diimmobilisasikan
pada konsumsi air minum dan pangan bagi dengan bahan pendukung selulosa asetat (SA)
manusia dan hewan. Beberapa diantaranya dan glutaraldehid (GA).
adalah the Food and Agricultural Organisation
(FAO), the World Health Organisation (WHO), BAHAN DAN METODE
the European Community (EU). Salah satu
Bahan yang digunakan adalah kawat perak,
kebijakan yang dikeluarkan oleh the EU adalah
KCl, kawat tembaga, kawat platina, kawat
memonitor batas konsentrasi total pestisida
timah, enzim asetilkolinesterase (AChE),
yang diperbolehkan tidak melebihi 0,5 µg/L
enzim kolin oksidase (ChOx), Selulosa Asetat
(Prieto-Simon et al., 2006).
(SA), Glutaraldehid (GA), asetilkolin klorida,
Analisis pestisida yang sudah sering
pestisida karbamat (karbofuran),
dilakukan adalah dengan kromatografi gas
NaH2PO4.H2O, Na2HPO4.12H2O, aseton, etanol,
(GC) atau kromatografi cair tekanan tinggi
aquades, parafilm, sedangkan
(HPLC). Environmental Protection Agency
Preparasi sampel sayur dan buah.
(EPA) telah melakukan analisis kandungan
Sampel sayur dan buah masing-masing
beberapa residu pestisida karbamat
sebanyak 10 gram diblender dengan 50 ml
(karbofuran dan karbaril) dengan HPLC pada
metanol selama 2 menit atau sampai
air dan makanan. Limit deteksi masing-masing
terbentuk bubur yang homogen. Setelah itu
senyawa karbamat tersebut adalah 2,0 ppb
sampel disaring kemudian ampasnya dibilas
dan 1,5 ppb (Velasco-Garcia et al., 2003;
dua kali dengan etanol masing-masing
Mehrvar dan Abdi, 2004)
sebanyak 10 ml. Filtrat dikumpulkan,
Sekarang ini sedang dikembangkan analisis
selanjutnya dievaporasi sampai volumenya
pestisida dengan biosensor. Analisis pestisida
kurang lebih 20 ml. Evaporasi dilakukan
dengan biosensor dapat menghasilkan respon
dalam bath pada suhu 50 oC.
yang cepat, selektif, sensitif dan sederhana
Pembuatan larutan standar. Penyiapan
(Velasco-Garcia et al., 2003; Mehrvar dan
larutan NaH2PO4. H2O 0,2 M (larutan A) dan
Abdi, 2004)
larutan Na2HPO4. 12H2O 0,2 M (larutan B).
108 MASHUNI J. AGROTEKNOS

Selanjutnya dari larutan A dan larutan B tembaga panjang 7 cm dengan diameter 1 cm


dibuat masing-masing larutan buffer fosfat pH disambungkan dengan kawat platina (Pt)
8,0. Larutan standar substrat asetilkolin panjang 2,0 cm berdiameter 0,4 mm kemudian
klorida dibuat dalam pelarut buffer fosfat pH dipatri menggunakan kawat timah.
8,0 pada konsentrasi 1 x 10-3 M - 1 x 10-9 M. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tip biru
Selanjutnya larutan standar pestisida dengan posisi kawat platina (Pt) menonjol
karbofuran 1 x 10-1 M disiapkan dengan keluar 1,5 cm digunakan sebagai badan
menimbang secara teliti karbofuran kemudian elektroda. Pada masing-masing badan
dilarutkan dengan etanol dalam labu ukur elektroda dililitkan plastik parafilm sebagai
100 ml diencerkan sampai tanda batas. perekat kawat Cu dan kawat Pt. Bagian ujung
Terhadap larutan ini kemudian dilakukan elektroda yaitu kawat Pt dicelupkan dalam
pengenceran sampai konsentrasi 1 x 10-2 M - larutan homogen selulosa asetat. Setelah
1 x 10-9 M. Penyiapan larutan KCl 0,1 M, lapisan selulosa asetat terbentuk, elektroda
dilakukan dengan melarutkan 0,7445 gram dibilas dengan aquades sebanyak tiga kali.
KCl ke dalam aquades pada labu ukur 100 ml Selanjutnya pada bagian kawat Pt yang telah
selanjutnya diencerkan dengan aquades dilapisi membran selulosa asetat dicelupkan
hingga tanda batas. dalam larutan glutaraldehid selama enam jam
Pembuatan larutan enzim AChE dan setelah itu elektroda dibilas buffer fosfat pH
ChO. Enzim AChE dari Electrophorus 8,0 maka terbentuk elektroda membran (Em),
electricus Sigma 1,17 mg dengan aktivitas selanjutnya Em dicelupkan dalam buffer
425,94 unit per mg padatan dilarutkan dalam fosfat pH 8,0 yang mengandung enzim
pelarut 9,0 ml buffer fosfat pH 8,0 dan 1 ml asetilkolinesterase dan enzim kolin oksidase
KCl 0,1 M. Enzim ChOx dari Alcaligenes sp selama 48 jam. Elektroda membran (Em) yang
lyophilized Sigma sebanyak 3,3 mg dengan belum digunakan tetap dicelupkan ke dalam
aktivitas 15 unit per mg padatan dilarutkan buffer fosfat pH 8,0 pada temperatur 4 0C.
dalam pelarut 9,0 ml buffer fosfat pH 8,0 dan Pengukuran Batas Deteksi Biosensor
1 ml KCl 0,1 M. Pestisida. engukuran potensial substrat
Pembuatan selulosa asetat 5%, 10%, Asetilkolin klorida dengan inhibitor pestisida
15% dan glutaraldehid 15%. Selulosa karbofuran dengan cara elektroda biosensor
Asetat (SA) 5%, 10% dan 15% dibuat dengan yang telah dibuat sebelum dipakai terlebih
menimbang masing-masing 0,5 gram, 1,0 gram dahulu dicelupkan dalam larutan buffer fosfat
dan 1,5 gram SA. Selanjutnya masing-masing pH 8,0 kemudian elektroda biosensor
SA dilarutkan dengan aseton 10 ml. Larutan digunakan untuk mengukur potensial substrat
Glutaraldehid (GA) 15% yang digunakan pada asetilkolin klorida dengan konsentrasi 10-3 M
penelitian ini adalah produksi Aldrich Sigma yang telah ditambahkan larutan karbofuran
dari larutan ini dibuat pengenceran sehingga dengan konsentrasi bervariasi dari 10-3 – 10-9
didapatkan 15%. M. Pengukuran respon biosensor seperti
Pembuatan membran Biosensor. Gambar 1.
Membran dibuat dari enzim
asetilkolinesterase (AChE) dan kolin oksidase HASIL DAN PEMBAHASAN
(ChOx) yang diimmobilisasikan pada bahan
Penelitian ini menggunakan transduser
pendukung selulosa asetat (SA) dan
elektrokimia dengan metode potensiometrik.
glutaraldehid (GA) dengan komposisi seperti
Analisis pada metode potensiometrik,
pada Tabel 1.
kesetimbangan lokal terjadi pada antarmuka
Tabel 1 Komposisi biosensor pestisida sensor. Potensial elektroda dan potensial
Komposisi Membran membran diukur, selanjutnya informasi
Selulosa Glutaralde AChE ChO tentang suatu sampel didapatkan dari
Asetat (SA) hid (GA) (IU/ml) (IU/ml) perbedaan potensial antara dua elektroda.
5% 15 % Elektroda biosensor dibuat dari kawat
49,83 platina (Pt) yang dilapisi membran selulosa
10 % 15 % 4,95
03
15 % 15 % asetat (SA) sebagai bahan pendukung,
membran ini memiliki kestabilan yang baik
Disain elektroda biosensor tipe kawat
terhadap berbagai macam zat kimia, dan
terlapis. Badan elektroda dibuat dari kawat
Vol. 2 No.2, 2012 Pengembangan Biosensor Elektrokimia 109

glutaraldehid (GA) yang berfungsi sebagai pendukung.


pengikat antara enzim dengan bahan

Gambar 1. Desain pengukuran respon biosensor

Enzim yang diimmobilisasikan pada 400

membran elektroda biosensor adalah 350

asetilkolinesterse (AChE) dan enzim kolin 300


y = 0.9x + 265.23
oksidase (ChO). Enzim yang paling banyak 250 R2 = 0.8322

digunakan untuk mendeteksi senyawa


mV

200

pestisida adalah enzim kolinesterase. Hasil 150


y = -32.24x + 13.74
desain biosensor diuji responnya dengan 100 R2 = 0.8453

potensiometer. 50

Metode analisis yang spesifik bagi 0


-11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
penentuan kuantitatif suatu unsur atau log [karbofuran]
molekul dalam jumlah renik pada suatu
sampel selalu dihadapkan pada limit deteksi Gambar 2 Limit deteksi biosensor untuk komposisi
yang dinyatakan dengan suatu konsentrasi membran SA 5%, GA 15% pada
terendah dari suatu zat yang dapat ditentukan. konsentrasi substrat 10-3 M (A)
Penentuan limit deteksi suatu elektroda dapat
dilakukan dengan membuat garis singgung 350

pada fungsi linier yang Nernstian dan non 300

Nernstian. Titik potong kedua garis 250 y = 1.1x + 253.83


R2 = 0.784
diekstrapolasikan ke sumbu x sehingga dapat 200
mV

diperoleh konsentrasi limit deteksi. Hasil 150

penentuan limit deteksi elektroda biosensor


y = -32.43x - 5.46
100 R2 = 0.9307

yang telah didisain dapat dilihat pada Gambar 50

2 sampai gambar 4. 0

Dari hasil ekstrapolasi terhadap sumbu x -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1

yaitu – log [karbofuran] diperoleh limit log [karbofuran]

deteksi biosensor dengan komposisi membran


SA 5%, GA 15% adalah 10-7,5 M (≈ 0,00221 Gambar 3. Limit deteksi biosensor untuk
komposisi membran SA 10%, GA 15%
ppm atau 2,2 ppb. Limit deteksi biosensor pada konsentrasi substrat 10-3 M (B)
dengan komposisi membran SA 10%, GA 15%
adalah 10-7,8 M (≈ 0,00221 ppm) dan limit
deteksi biosensor dengan komposisi membran
SA 15%, GA 15% adalah 10-7,2 M (≈ 0,0221
ppm).
110 MASHUNI J. AGROTEKNOS

300 Tabel 2 Hasil Kinerja Biosensor


250 Komposisi Kinerja
200
y = 0.25x + 213.22 Tipe Membran Biosensor
R2 = 0.9868
Membran GA SA Limit Deteksi
mV

150
(LD)
100 y = -20.21x + 61.98
R2 = 0.8565
A 5% 10-7,5 M
50 B 15% 10% 10-7,8 M
0 C 15% 10-7,2 M
-11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1

log [karbofuran]
SIMPULAN
Gambar 4. Limit deteksi biosensor untuk
Kinerja biosensor yang telah dianalisis
komposisi membran SA 15%, GA 15%
pada konsentrasi substrat 10-3 M (C)
dengan alat Potensiometer menunjukkan
bahwa untuk komposisi membran SA 5% dan
Pada Gambar 2 – 4 hasil ekstrapolasi GA 15% diperoleh limit deteksi 10-7,5 M, untuk
terhadap sumbu x -yaitu – log [karbofuran] SA 10% dan GA 15% diperoleh limit deteksi
diperoleh limit deteksi biosensor 10-7,2 - 10- 10-7,8 M, untuk SA 15% dan GA 15% diperoleh
7,8 M (≈ 0,0221 - 0,00221 ppm). Limit deteksi
limit deteksi 10-7,2 M. Limit deteksi 10-7,8 M
terendah didapatkan dari komposisi membran tersebut sebanding dengan 0,0022 ppm atau
elektroda dengan bahan pendukung selulosa 2,2 ppb. Kemampuan unjuk kerja biosensor
asetat 15% dibandingkan limit deteksi hasil meliputi spesicisitas yang tinggi dan
disain biosensor lainnya. Hal ini disebabkan sensitivitas, kecepatan respon, biaya yang
karena zat pendukung membran yaitu SA relatif murah, peralatan yang relatif kompak,
konsentrasinya lebih tinggi dari komposisi dan pengoperasian peralatan yang mudah dan
membran lainnya yaitu 15%. Tingginya aman, maka biosensor menjadi suatu
konsentrasi selulosa asetat menyebabkan peralatan yang penting untuk mendeteksi
lapisan pori-pori membran semakin mampat komponen biologi dan kimia pada bidang
sehingga kesetimbangan terganggu kesehatan, pangan dan monitoring
menyebabkan limit deteksi biosensor lingkungan. Sementara itu gabungan
menurun. Immobilisasi enzim AChE dan ChO transduser elektrokimia dengan suatu enzim
pada bahan pendukung selulosa asetat dan sebagai komponen biologi menyebabkan
glutaraldehid dapat dilakukan dalam penggunaannya menjadi luas. Sebagaimana
pembuatan membran biosensor pestisida. alat ukur instrumen lain seperti GC dan HPLC
Membran selulosa asetat memiliki kestabilan yang mempunyai limit deteksi karbamat
yang baik terhadap berbagai macam zat kimia, sebesar 2 ppb, maka biosensor hasil disain
mempunyai kekuatan mekanik yang baik dapat diaplikasikan untuk mendeteksi
sehingga tahan tehadap tekanan tinggi dan pestisida dengan lebih efisien karena dapat
selektif sehingga dapat menahan materi yang dibawa ke lapangan.
sangat kecil. Biosensor yang didasarkan pada
prinsip inhibisi enzim dapat digunakan secara UCAPAN TERIMA KASIH
luas untuk mendeteksi suatu analit seperti
komponen pestisida dan logam berat. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Pemilihan sistem enzim/analit didasarkan Dit. P2M-Ditjen DIKTI atas pembiayaan
pada kenyataan bahwa analit toksik ini penelitian ini melalui Hibah Penelitian
menghambat fungsi normal enzim. Pada Strategis Nasional pada tahun anggaran 2009
umumnya, pengembangan sistem biosensing – 2010.
ini mengandalkan pengukuran kuantitatif
pada aktivitas enzim sebelum dan sesudah DAFTAR PUSAKA
direaksikan atau dikontakkan dengan suatu Amine, A., Mohammadi, H., Bourais, I. and Palleschi,
analit target. Limit deteksi secara lengkap G. 2006. Enzyme Inhibition-Based Biosensors
untuk masing masing komposisi membran for Food Safety and Environmental Monitoring.
biosensor dapat dilihat pada Tabel 2. Biosensors and Bioelectronics. 21 : 1405 – 1423.
Vol. 2 No.2, 2012 Pengaruh Bahan Organik Dan Pupuk Kalium 111

Baeumner, A. 2003. Biosensor for Environmental Sarjan, M. 2009. Perlindungan Tanaman dari
Poltatants and Food Contaminants. Anal Serangan Hama Melalui Pendekatan Teknologi
Bioanal Chem. 377 : 434 – 445. Non-Kimiawi Sintetis. Makalah disajikan dalam
Buchari, Arka, I., Putra, K.G.D., Dewi, I.G.A.K. 1999. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam
Kimia Lingkungan. FMIPA. Univ. Udayana. Bali. Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian
Mehrvar, M. and Abdi, M. 2004. Recent Universitas Mataram, Mataram 12 Pebruari
Developments, Charachteristics and Potential 2009.
Applications of Electrochemical Biosensors. Skadal, P., Nunes, G.S., Yamanaka, H., Ribeno, M.L.
Analytical Science. 20 : 1113 – 1126. 1997. Detection of Carbamate Pesticides in
Pogacnik, L., Franko, M. 2003. Detection of Vegetable Samples Using Cholinesterse-based
Organophosphate and Carbamate Pesticides in Biosensors. Electroanalysis. 9 :1083-1087.
Vegetable Samples by a Photothermal Tudorache, M. and Bala, C. 2007. Biosensors Based
Biosensor. Biosnsors and Bioelekctronics. 18 : on Screen-Printing Technology, and their
109. Applications in Environmental and Food
Prieto-Simon, B., Campas, M., Andreescu, S. and Analysis. Anal Bioanal Chem. 388 : 565 – 578.
Marty, J. 2006. Trends in Flow-based Biosensing Velasco-Garcia, M.N. and Mottram, T. 2003.
Syatems for Pesticide Assessment. Sensors. 6 : Biosensors Technology Addressing Agricultural
1161 – 1186. Problems. Automation and Emerging
Renedo, O.D., Alonso-Limillo, M.A. and Martinez, Technologies. 84 (1) : 1 – 12.
M.J. 2007. Recent Developments in the Field of
Screen-Printed Electrodes and their Related
Applications. Talanta. 73 : 202 – 219.

You might also like