Professional Documents
Culture Documents
iii iv
Modul Diklatpim Tingkat III Analisis Kebijakan Publik
v vi
Modul Diklatpim Tingkat III 2 Analisis Kebijakan Publik
1
Modul Diklatpim Tingkat III 3 Analisis Kebijakan Publik
E. Materi Pokok Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan tingkat kebijakan publik.
Materi Pokok yang dibahas dalam modul Analisis Kebijakan Publik
ini adalah :
1. Pengertian, jenis-jenis, dan tingkat-tingkat kebijakan publik;
Istilah kebijakan publik adalah terjemahan istilah bahasa Inggris “Public
2. Sistem, proses, dan siklus kebijakan publik;
Policy”. Kata “policy” ada yang menerjemahkan menjadi “Kebijakan”
3. Peran informasi dalam pembuatan kebijakan publik; (Samodra Wibawa, 1994; Muhadjir Darwin, 18) dan ada juga yang
4. Agenda setting; menerjemahkan menjadi “kebijaksanaan” (Islamy, 2001; Abdul Wahap, 1990).
5. Implementasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan publik; Meskipun belum ada “kesepakatan”, apakah policy diterjemahkan
menjadi “Kebijakan” ataukah “kebijaksanaan”, akan tetapi tampaknya
6. Analisis kebijakan Publik; kecenderungan yang akan datang untuk policy digunakan istilah kebijakan
7. Perumusan Kebijakan Publik. maka dalam modul ini, untuk public policy diterjemahkan menjadi
“kebijakan publik”.
A. Uraian
F. Manfaat
1. Pengertian Kebijakan Publik.
Berbekal hasil belajar pada modul Analisis Kebijakan Publik ini
Peserta dapat lebih memahami bagaimana proses perumusan a. Thomas R. Dye
Kebijakan Publik dan Analisis Kebijakan Publik dalam Sistem Thomas R. Dye mendefinisikan kebijakan publik sebagai
Administrasi Negara Indonesia tersebut guna peningkatan kinerja berikut : “Public Policy is whatever the government
instansinya. choose to do or not to do” (Kebijakan publik adalah apapun
4
Modul Diklatpim Tingkat III 5 6 Analisis Kebijakan Publik
Departemen Hukum & HAM, Departemen Tenaga Kerja d. Public Goods and Private Goods Policies.
dan Transmigrasi, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
Public Goods Policy.
dan Presiden yang mengesahkan Undang-undang tersebut.
Instansi-instansi/organisasi-organisasi yang terlibat tersebut Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-
disebut policy Stakeholders. barang/pelayanan-pelayanan oleh pemerintah, untuk
kepentingan orang banyak.
b. Distributive, Redistributive, and Regulatory Policies.
Contoh: kebijakan tentang perlindungan keamanan,
Distributive Policy.
penyediaan jalan umum.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanan/
Private Goods Policy.
keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok,
atau perusahaan-perusahaan. Suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-
barang/pelayanan-pelayanan oleh pihak swasta, untuk
Contoh: kebijakan tentang “Tax Holiday”
kepentingan individu-individu (perorangan) di pasar bebas,
Redistributive Policy. dengan imbalan.
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi Contoh : kebijakan pengadaan barang-barang /pelayanan untuk
kekayaan, pemilikan, atau hak-hak. keperluan perorangan, misalnya tempat hiburan, hotel dan
lain-lain.
Contoh : kebijakan tentang pembebasan tanah untuk
kepentingan umum.
Regulatory Policy. 3. Macam-macam penggunaan istilah “Kebijakan” (policy)
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/ Hogwood and Gunn (1988) mengelompokkan penggunaan istilah
pelarangan terhadap perbuatan/tindakan. kebijakan (policy) sebagai berikut :
Contoh : kebijakan tentang larangan memiliki dan meng- a. Kebijakan sebagai label untuk suatu Bidang Kegiatan
gunakan senjata api. Tertentu.
c. Material Policy. Dalam Konteks ini, kata kebijakan digunakan untuk
menjelaskan bidang kegiatan dimana pemerintah terlibat
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/
didalamnya, seperti kebijakan ekonomi atau kebijakan luar
penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi
negeri.
penerimanya.
Contoh : kebijakan pembuatan rumah sederhana.
Modul Diklatpim Tingkat III 9 10 Analisis Kebijakan Publik
b. Kebijakan sebagai Ekspresi mengenai Tujuan Umum kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan termasuk cara
atau Keadaan Yang dikehendaki pengorganisasian, pelaksanaan, serta pembiayaannya.
Disini kebijakan digunakan untuk menyatakan kehendak dan g. Kebijakan sebagai Output, atau apa yang dihasilkan
kondisi yang dituju. Contohnya pernyataan tentang tujuan
Yang dimaksud disini adalah output yang akan dihasilkan
pembangunan dibidang SDM untuk menunjukkan aparatur
dari suatu kegiatan. Sebagai contoh pelayanan yang murah
yang bersih.
dan cepat atau PNS yang profesional, dll.
c. Kebijakan sebagai Proposal di Bidang Tertentu.
h. Kebijakan sebagai Outcome
Dalam konteks ini, kebijakan lebih berupa proposal, contoh:
Kebijakan disini digunakan untuk menyatakan dampak yang
Usulan RUU (Rancangan Undang-Undang) dibidang
diharapkan dari suatu kegiatan, seperti pemerintahan yang
Keamanan dan Pertahanan atau RUU tentang Kepegawaian.
efisien.
Didalam kebijakan tersebut dijelaskan tujuan dan cara
mencapai tujuan. i. Kebijakan sebagai Teori atau model
d. Kebijakan sebagai Keputusan yang dibuat oleh Kebijakan disini menggambarkan model dari suatu keadaan,
Pemerintah dengan asumsi tentang apa yang dapat dilakukan oleh
pemerintah dan apa konsekwensi dari tindakan pemerintah
Sebagai contoh adalah keputusan untuk melaksanakan
tersebut. Sebagai contoh, kalau pajak dinaikkan X%, maka
perombakan terhadap sistem administrasi negara.
revenue diperkirakan naik Y%, atau kalau X dilakukan maka
Keputusan tersebut masih perlu dituangkan dalam bentuk
dampak yang timbul adalah Y.
Peraturan Perundang-undangan.
j. Kebijakan sebagai Proses atau tahapan yang perlu
e. Kebijakan sebagai Pengesahan Formal (formal
dilaksanakan.
Authorization)
Disini kebijakan tidak lagi dianggap sebagai usulan, namun
keputusan yang sah. Sebagai contoh UU Nomor 22/1999 yang B. Latihan
merupakan keputusan yang sah dalam rangka penyerahan Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai Pengertian,
sebagaian urusan pusat ke daerah. Jenis, dan Tingkat-tingkat Kebijakan Publik, cobalah latihan di
f. Kebijakan sebagai Program bawah ini.
Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah program yang 1. Menurut Thomas R. Dye, tidak melakukan sesuatu merupakan
akan dilaksanakan. Sebagai contoh, program peningkatan kebijakan publik. Coba jelaskan dan berikan contohnya !
PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara), yang menjelaskan
Modul Diklatpim Tingkat III 11 Analisis Kebijakan Publik
C. Rangkuman
Kebijakan publik adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh A. U r a i a n
pemerintah/negara yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
1. Sistem Kebijakan Publik.
Kebijakan publik bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
yang ada di dalam masyarakat. Yang dimaksud dengan sistem kebijakan publik, menurut
Mustopadidjaja AR (Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja
Ada beberapa jenis kebijakan publik, yaitu Substantive and
AR. 1988), adalah keseluruhan pola kelembagaan dalam
Procedural Policies, Distributive, Redistributive and
pembuatan kebijakan publik yang melibatkan hubungan diantara
Regulatory Policies, Material Policies, Public Goods and
4 elemen (unsur), yaitu masalah kebijakan publik, pembuatan
Private Goods Policies.
kebijakan publik, kebijakan publik dan dampaknya terhadap
kelompok sasaran (target groups).
Sebagai suatu sistem, maka dalam sistem kebijakan publik dikenal
adanya unsur-unsur : Input, Process, Output. Kebijakan publik
adalah merupakan produk (output) dari suatu input, yang diproses
secara politis.
Adapun elemen-elemen (unsur-unsur) sistem kebijakan publik
adalah :
12
Modul Diklatpim Tingkat III 13 14 Analisis Kebijakan Publik
a. Input : masalah Kebijakan Publik dipengaruhi oleh suatu kebijakan publik. Policy Stakeholders
bisa pejabat pemerintah, pejabat negara, lembaga pemerintah,
Masalah Kebijakan Publik ini timbul karena adanya faktor
dan juga dari lingkungan masyarakat (bukan pemerintah),
lingkungan kebijakan publik yaitu suatu keadaan yang melatar
misalnya, partai politik, kelompok-kelompok kepentingan,
belakangi atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya
perusahaan dan sebagainya.
“masalah kebijakan publik” tersebut, yang berupa tuntutan-
tuntutan, keinginan-keinginan masyarakat atau tantangan dan c. Output : Kebijakan Publik, yang berupa serangkaian tindakan
peluang, yang diharapkan segera diatasi melalui suatu yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah atau
kebijakan publik. Masalah ini dapat juga timbul justru karena mencapai tujuan tertentu seperti yang diinginkan oleh
dikeluarkannya suatu kebijakan publik yang baru. kebijakan publik.
Sebagai contoh : masalah kebijakan publik dapat timbul d. Impacts (dampak), yaitu dampaknya terhadap kelompok
karena adanya dorongan dari masyarakat. Misalnya, sasaran (target groups).
timbulnya INPRES SD, INPRES Pasar, INPRES
Kelompok sasaran (target groups) adalah orang-orang,
Puskesmas, karena adanya pandangan masyarakat (pada
kelompok-kelompok orang, atau organisasi-organisasi, yang
waktu itu) tentang kurangnya pemerataan pembangunan.
perilaku atau keadaannya ingin dipengaruhi atau diubah oleh
Pembangunan dikatakan sudah berhasil, tetapi kurang kebijakan publik tersebut.
merata. Masalah kebijakan juga dapat timbul, justru adanya
kebijakan pemerintah. Misalnya sebagai akibat adanya
kebijakan pemerintah DKI Jakarta, bahwa untuk beberapa 2. Proses Kebijakan Publik.
jalan protokol, kendaraan roda empat (kecuali taksi dan Bus Proses kebijakan publik ini meliputi tahap-tahap:
Kota) diwajibkan berpenumpang minimal tiga orang, yang
a. Perumusan kebijakan publik.
kemudian terkenal dengan sebutan “three in one” Kebijakan
ini mengakibatkan timbulnya masalah “Jockey”, yaitu “orang- Tahap ini mulai dari perumusan masalah sampai dengan
orang yang dibayar” ikut mobil yang berpenumpang kurang dipilihnya alternatif untuk direkomendasikan dan disahkan oleh
dari tiga orang. pejabat yang berwenang.
b. Process (proses): pembuatan Kebijakan Publik. b. Implementasi kebijakan publik.
Proses pembuatan kebijakan publik itu bersifat politis, di mana Setelah kebijakan publik disahkan oleh pejabat yang
dalam proses tersebut terlibat berbagai kelompok kepentingan berwenang, maka kemudian kebijakan publik tersebut
yang berbeda-beda, bahkan ada yang saling bertentangan. diimplementasikan (dilaksanakan).
Dalam proses ini terlibat berbagai macam policy stake- Mengenai implementasi kebijakan publik, Mustopadidjaja AR
holders, yaitu mereka-mareka yang mempengaruhi dan (Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja AR. 1988),
Modul Diklatpim Tingkat III 15 16 Analisis Kebijakan Publik
mengemukakan bahwa dilihat dari implementasinya, Ada tiga 3. Siklus Kebijakan Publik.
bentuk kebijakan publik, yaitu:
Proses kebijakan publik ini dapat digambarkan sebagai suatu
1) Kebijakan langsung, yaitu kebijakan yang pelaksanaannya siklus kebijakan publik seperti gambar dibawah ini.
dilakukan oleh pemerintah sendiri.
Misalnya : INPRES SD
2) Kebijakan tidak langsung, yaitu kebijakan yang pelak-
sanaannya tidak dilakukan oleh pemerintah. Dengan
demikian, dalam hal ini pemerintah hanya mengatur saja.
Misalnya: kebijakan pemerintah tentang Investasi Asing.
3) Kebijakan campuran, yaitu kebijakan yang pelaksanaannya
dilakukan oleh pemerintah dan bukan pemerintah (swasta).
Misalnya kebijakan Pemerintah DKI Jakarta tentang
kebersihan, di mana pelaksanaan kebersihan dapat
dilakukan oleh Dinas Kebersihan atau oleh swasta.
B. Latihan
c. Monitoring kebijakan publik. Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai sistem proses
dan siklus kebijakan publik, cobalah latihan di bawah ini:
Monitoring kebijakan publik adalah proses kegiatan
pengawasan terhadap implementasi kebijakan yaitu, untuk 1. Jelaskan tentang elemen-elemen (unsur-unsur) dalam sistem
memperoleh informasi tentang seberapa jauh tujuan kebijakan kebijakan publik!
itu tercapai. (Hogwood and Gunn, 1989). 2. Jelaskan tentang tiga bentuk kebijakan publik dilihat dari
d. Evaluasi kebijakan publik. implementasinya!
Evaluasi kebijakan publik ini bertujuan untuk menilai apakah 3. Jelaskan tahap-tahap dalam proses kebijakan publik!
perbedaan sebelum dan setelah kebijakan itu diimplementasi- 4. Gambarkan bagan siklus kebijakan publik!
kan, yaitu perbandingan antara sebelum dan sesudah
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut di atas,
diberlakukannya suatu kebijakan.
maka pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang sistem, proses,
dan siklus kebijakan publik, terutama yang belum Anda pahami.
Modul Diklatpim Tingkat III 17 Analisis Kebijakan Publik
C. Rangkuman BAB IV
Kebijakan publik dapat dilihat sebagai suatu sistem, yang terdiri dari
elemen-elemen (unsur-unsur): input : masalah kebijakan publik, PERAN INFORMASI DALAM
proses : pembuatan kebijakan publik, output, kebijakan publik dan PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK
dampak (impact) terhadap kelompok sasaran (target groups).
Kebijakan publik dapat pula dilihat sebagai proses yang meliputi
tahap-tahap: perumusan masalah, implementasi, monitoring, dan
evaluasi kebijakan publik.
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
Kebijakan publik dapat digambarkan sebagai siklus. menjelaskan peran informasi dalam pembuatan kebijakan publik.
A. U r a i a n
1. Pengertian Data dan Informasi
Seringkali orang mengartikan data dan informasi itu sama.
Akan tetapi sebenarnya data dan informasi itu berbeda.
Mengenai perbedaan data dan informasi, Murdick et al
(Kumorotomo dan Agus Margono, 1994) mengemukakan bahwa
data adalah fakta yang sedang tidak digunakan dalam proses
pembuatan keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan dalam
tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pembuatan
keputusan. Sebaliknya informasi terdiri dari data yang telah
diambil kembali, diolah dan digunakan untuk memberi dukungan
keterangan untuk pembuatan keputusan. Informasi adalah data
yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan
bermanfaat untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, perlu
dipahami bahwa pemakaian informasi itu penting, karena
informasilah yang dipakai untuk menunjang pembuatan
keputusan.
18
Modul Diklatpim Tingkat III 19 20 Analisis Kebijakan Publik
3. Informasi yang Relevan dengan Kebijakan. c. Bagaimana nilai (tujuan yang dinginkan) dari hasil-hasil
kebijakan tersebut dalam memecahkan masalah?
Tugas seorang Analis Kebijakan (Policy Analist) adalah
memberikan informasi kepada pembuat kebijakan (Policy Jawaban pertanyaan ini memberikan informasi tentang kinerja
Maker) untuk membuat kebijakan. Dalam kaitannya dengan kebijakan (policy performance).
penyediaan informasi ini, William N. Dunn (1994), mengemuka-
Menurut William N. Dune (1994), Policy Performance adalah
kan bahwa metodologi dalam analisis kebijakan dapat
suatu tingkat (derajat) sampai di mana hasil suatu kebijakan
memberikan informasi dengan menjawab lima bentuk pertanyaan,
membantu pencapaian. suatu nilai (tujuan yang diinginkan).
yaitu :
Dalam kenyataannya banyak masalah seringkali “tidak dapat
a. Masalah apakah yang dihadapi? dipecahkan”. Oleh karena itu, seringkali perlu dicari cara-
cara pemecahan yang baru, dirumuskan kembali masalahnya,
Jawaban pertanyaan ini memberikan informasi tentang
dan kemungkinan suatu masalah itu “tidak dapat dipecahkan”.
masalah-masalah kebijakan (policy problem).
Meskipun suatu masalah itu mungkin dapat dipecahkan atau
Misalnya, apabila pertanyaan ini diajukan kepada Pemerintah tidak dapat dipecahkan; informasi tentang hasil-hasil kebijakan
DKI Jakarta, maka jawabannya adalah masalah-masalah tetap diperlukan, terutama untuk meramalkan kebijakan yang
kemacetan lalu lintas, urbanisasi, meningkatnya kriminalitas, akan datang. Misalnya di DKI Jakarta, meskipun telah dibuat
perkelahian antar pelajar, dan lain-lain. kebijakan-kebijakan untuk memecahkan masalah kemacetan
b. Kebijakan-kebijakan apa yang telah dibuat untuk memecahkan lalu lintas, tetapi tampaknya belum dapat memecahkan
masalah-masalah tersebut, baik pada masa sekarang maupun masalah tersebut Oleh karena itu, perlu dipikirkan adanya
masa lalu; dan hasil-hasil apakah yang telah dicapai? kebijakan untuk memecahkan kemacetan lalu-lintas.
Jawaban pertanyaan ini memberikan informasi tentang hasil- d. Alternatif-alternatif kebijakan apakah yang tersedia untuk
hasil kebijakan (policy outcomes). memecahkan masalah tersebut, dan apakah kemungkinan di
masa depan?
Misalnya, untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, Pemerintah
DKI Jakarta telah membuat kebijakan tentang Pajak Jawaban pertanyaan ini memberikan informasi tentang
Progresif, untuk pemilik mobil pribadi lebih dari satu. Makin kebijakan di masa depan (policy futures).
tambah jumlah mobil yang dimiliki, makin tinggi pajaknya. Misalnya untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas di DKI
Selain itu juga ada kebijakan “three in one” untuk beberapa Jakarta, memang ada saran-saran untuk membatasi umur
jalan protokol. kendaraan yang boleh beroperasi, membuat jalan di bawah
Hasil-hasil kebijakan tersebut di atas tampaknya belum bisa tanah, di samping pembuatan jalan layang yang sudah ada.
mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. e. Alternatif-alternatif tindakan apakah yang perlu dilakukan
untuk memecahkan masalah tersebut?
Modul Diklatpim Tingkat III 23 24 Analisis Kebijakan Publik
Jawaban pertanyaan ini memberikan informasi tentang Informasi ini penting, karena untuk memecahkan masalah
tindakan-tindakan kebijakan (policy actions/implementation). diperlukan informasi, terutama dalam perumusan masalah-masalah
kebijakan.
Misalnya, sebelum ada krisis moneter, Pemerintah DKI
Jakarta ada rencana untuk membuat jalan di bawah tanah Metodologi dalam analisis kebijakan dapat memberikan informasi
antara kawasan Blok M (Kebayoran Baru) dan kawasan dengan menjawab lima bentuk pertanyaan. Jawaban masalah-
Kota (Glodok). masalah kebijakan, kinerja kebijakan, kebijakan di masa depan,
dan tindakan/implementasi kebijakan.
B. L a t i h a n
Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai Peran
informasi dalam pembuatan kebijakan; cobalah latihan di bawah
ini.
1. Coba jelaskan perbedaan data dan informasi!
2. Coba jelaskan tentang syarat-syarat informasi yang baik!
3. Coba jelaskan pentingnya informasi dalam pembuatan kebijakan!
4. Coba jelaskan tentang metodologi analisis kebijakan yang dapat
memberikan informasi untuk menjawab lima bentuk pertanyaan!
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut diatas, maka
pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang Peran informasi
dalam pembuatan kebijakan, terutama yang belum anda pahami.
C. Rangkuman
Data adalah fakta yang sedang tidak digunakan dalam proses
pembuatan keputusan, sedangkan informasi adalah data yang telah
diambil kembali, diolah dan digunakan untuk pembuatan keputusan.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat disebut
sebagai informasi yang baik, yaitu : ketersediaan, mudah dipahami,
relevan, bermanfaat, tepat waktu, keandalan, akurat dan konsisten.
Modul Diklatpim Tingkat III 26 Analisis Kebijakan Publik
25
Modul Diklatpim Tingkat III 27 28 Analisis Kebijakan Publik
b. Adanya persepsi atau pandangan masyarakat bahwa perlu Sebagai contoh, kelompok pengusaha kecil yang merasa
dilakukan beberapa tindakan untuk memecahkan masalah itu. terdesak oleh pengusaha besar dan kuat (konglomerat).
c. Adanya persepsi yang sama dari masyarakat bahwa masalah b. Para pemimpin politik dapat menjadi faktor penting dalam
itu merupakan kewajiban dan tanggungjawab yang sah dari penyusunan agenda pemerintah. Para pemimpin politik,
pemerintah untuk memecahkannya. karena didorong adanya pertimbangan politik dan karena
memperhatikan kepentingan umum, selalu memperhatikan
Sedangkan “Governmental Agenda” (Agenda Pemerintah)
masalah-masalah masyarakat dan mengusulkan upaya-upaya
adalah serangkaian masalah yang secara eksplisit memerlukan
pemecahannya.
pertimbangan-pertimbangan yang aktif dan serius dari pembuat
kebijakan yang sah. Agenda pemerintah ini mempunyai sifat yang Sebagai contoh, karena adanya krisis moneter (krismon), yang
khas dan terbatas jumlahnya. mengakibatkan banyak karyawan kena PHK dan
pengangguran meningkat, maka para pemimpin politik
Kemudian timbul pertanyaan, mengapa beberapa masalah
mendesak pemerintah untuk segera mengurangi dampak
masyarakat dapat masuk agenda pemerintah, sedangkan
krismon tersebut.
beberapa masalah masyarakat lain tidak?
c. Timbulnya krisis atau peristiwa luar biasa dapat menyebabkan
Menurut Cobb and Elder (Howlett and Ramesh, 1995), hal-hal
suatu masalah masuk ke dalam agenda pemerintah.
tersebut dapat terjadi, karena masalah-masalah dalam masyarakat
begitu banyak sehingga para pembuat kebijakan akan memilih Sebagai contoh, masalah-masalah ekonomi, politik. sosial dan
dan merencanakan masalah-masalah mana yang menurut keamanan yang mengakibatkan bentrokan etnis dan agama,
mereka perlu mendapat prioritas utama untuk diperhatikan secara mengakibatkan pembuat kebijakan segera memasukannya ke
serius. Kalau sebagian besar pembuat kebijakan sepaham bahwa dalam agenda pemerintah.
prioritas perlu diberikan kepada masalah-masalah tertentu, maka
d. Adanya gerakan-gerakan protes, termasuk tindakan
Policy issue tersebut segera dapat dimasukkan ke dalam agenda
kekerasan, merupakan salah satu penyebab yang dapat
pemerintah.
menarik perhatian pembuat kebijakan dan memasukannya ke
Anderson (Islamy, 2001), mengemukakan adanya beberapa dalam agenda pemerintah.
faktor yang dapat menyebabkan permasalahan masyarakat dapat
Sebagai contoh, adanya protes dari kelompok kelompok ter-
masuk ke dalam agenda pemerintah, yaitu:
tentu, termasuk kelompok-kelompok mahasiswa terhadap
a. Apabila terdapat ancaman terhadap keseimbangan antar penculikan para aktivis mahasiswa maka pemerintah kemudian
kelompok, maka kelompok-kelompok tersebut akan segera memasukan masalah tersebut ke dalam agenda
mengadakan reaksi dan menuntut adanya tindakan pemerintah.
pemerintah, untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut.
Modul Diklatpim Tingkat III 29 30 Analisis Kebijakan Publik
Proses memasukkan masalah-masalah ke dalam agenda Ada dua bentuk agenda, yaitu: “Systemic Agenda” dan
pemerintah bukanlah pekerjaan ringan dan merupakan “Governmental Agenda”.
kegiatan yang kompleks, karena tidak semua pembuat
Ada beberapa prasyarat untuk dapat masuk ke dalam “Systemic
kebijakan menaruh perhatian yang sama terhadap masalah
Agenda”. Di samping itu ada faktor-faktor yang menyebabkan
tersebut. Terjadi konflik kepentingan-kepentingan di antara
permasalahan masyarakat untuk dapat masuk ke dalam
para aktor kebijakan, mengenai dapat atau tidaknya masalah-
“Governmental Agenda”.
masalah tersebut masuk kedalam agenda pemerintah.
B. L a t i h a n
Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai Agenda
Setting, cobalah latihan di bawah ini.
1. Coba jelaskan apa yang disebut dengan Agenda dan Agenda
Setting!
2. Jelaskan tentang “Systemic Agenda” dan “Governmental
Agenda”!
3. Mengapa isu-isu atau masalah-masalah yang ada di dalam
masyarakat tidak semuanya masuk dalam agenda sistemik dan
apa prasyarat agar dapat masuk ke dalam agenda Sistemik?
4. Jelaskan beberapa faktor yang dapat menyebabkan permasalah-
an masyarakat dapat masuk ke dalam agenda pemerintah!
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut di atas, maka
pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang Agenda Setting,
terutama yang belum Anda pahami.
C. Rangkuman
Banyak isu atau masalah yang dihadapi oleh pemerintah masuk
dalam agenda pemerintah untuk kemudian dirumuskan per-
masalahannya.
Modul Diklatpim Tingkat III 32 Analisis Kebijakan Publik
BAB VI dunia ini baru mampu untuk mensahkan kebijakan dan belum
sepenuhnya mampu untuk menjamin bahwa kebijakan yang telah
IMPLEMENTASI, MONITORING, DAN disahkan itu benar-benar akan menimbulkan dampak atau
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK perubahan yang diinginkan (Abdul Wahab, 2001).
Gejala inilah yang menurut Andrew Dunsire (Abdul Wahab, 2001),
diuraikan sebagai “implementation gap”, yaitu suatu keadaan
di mana dalam suatu proses kebijakan selalu akan terbuka
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu kemungkinan terjadinya perbedaan antara apa yang diharapkan
menjelaskan implementasi, monitoring, dan evaluasi oleh pembuat kebijakan dengan apa yang senyatanya dicapai
kebijakan publik. (sebagai hasil dari implementasi kebijakan).
Besar kecilnya perbedaan tersebut akan tergantung pada
“implementation capacity” dari organisasi/aktor yang dipercaya
untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Implemen-
A. U r a i a n tation capacity ini adalah kemampuan suatu organisasi/aktor
untuk melaksanakan mengimplementasikan kebijakan agar tujuan
1. Implementasi Kebijakan Publik
yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai (Abdul Wahab,
Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari 2001).
keseluruhan proses kebijakan. Udji (Abdul Wahab, 1991)
Dalam kenyataannya, kebijakan publik itu mengandung risiko
mengemukakan: “Implementasi kebijakan merupakan
untuk mengalami kegagalan. Hogwood dan Gunn (1986),
sesuatu yang penting, bahkan mungkin lebih penting
mengelompokkan kegagalan implementasi kebijakan tersebut
daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan
dalam dua kategori, yaitu: “non implementation” (tidak dapat
sekedar berupa impian atau rencana yang tersimpan dalam
diimplementasikan) dan “unsuccessful implementation”
arsip apabila tidak diimplementasikan”.
(implementasi yang kurang berhasil).
Meskipun implementasi kebijakan itu penting, akan tetapi baru
Sebagai contoh suatu kebijakan yang dikategorikan sebagai
beberapa dasa warsa terakhir ini saja para ilmuwan sosial
kebijakan yang “non implementation” adalah kebijakan Menteri
menaruh perhatian terhadap masalah implementasi dalam proses
Keuangan yang mengenakan pajak 5% untuk penukaran rupiah
kebijakan.
ke US $, yang ternyata tiga hari kemudian kebijakan tersebut
Sebagai akibat kurang adanya perhatian pada implementasi dicabut kembali.
kebijakan adalah adanya semacam “mata rantai yang hilang”
Sedangkan contoh kebijakan yang dikategorikan “unsuccessful
antara tahap perumusan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Oleh
implementation” adalah implementasi kebijakan pemungutan
karena itu sering dikatakan bahwa kebanyakan pemerintah di
31
Modul Diklatpim Tingkat III 33 34 Analisis Kebijakan Publik
miskin tidak berkurang, atau mengapa dana IDT tersebut Dengan melakukan evaluasi, pemerintah dapat meningkatkan
yang mestinya digulirkan ke kelompok lainnya, ternyata tidak efektivitas program-program mereka, sehingga meningkatkan
dapat digulirkan.. pula kepuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
Seperti diuraikan di muka, evaluasi merupakan proses politik.
Evaluasi kebijakan pada dasarnya harus dapat menjelaskan
3. Evaluasi Kebijakan Publik
seberapa jauh kebijakan dan implementasinya telah dapat
David Mackmias, seperti dikutip oleh Howlett and Ramesh mencapai tujuan. Hanya saja, hal ini bukan merupakan hal yang
(1995), mendefinisikan evaluasi kebijakan sebagai : “suatu mudah: Mengidentifikasi tujuan yang benar-benar ingin dicapai,
pengkajian secara sistematik dan empiris terhadap akibat- bukanlah tugas yang mudah. Banyak kebijakan/program yang
akibat dari suatu kebijakan dan program pemerintah yang mempunyai tujuan yang sangat luas, dan oleh karenanya terasa
sedang berjalan dan kesesuaiannya dengan tujuan-tujuan tak mungkin tercapai. Akibatnya evaluator tidak dapat membuat
yang hendak dicapai oleh kebijakan tersebut”. indikator efektivitas kebijakan/program tersebut. Mengapa suatu
Kesulitan dalam evaluasi kebijakan, antara lain adalah tujuan- kebijakan/program mempunyai tujuan yang kabur? Hal ini terjadi
tujuan dalam kebijakan publik jarang di.lakukan (ditulis) secara karena kebijakan adalah produk politik, yang mengakomodasikan
cukup jelas, dalam arti seberapa jauh tujuan-tujuan kebijakan beraneka ragam kepentingan. Ada banyak tujuan formal dan
publik itu harus dicapai. Pengembangan ukuran-ukuran yang diumumkan kepada masyarakat, tetapi tujuan yang sesungguhnya
tepat dan dapat diterima semua pihak sangat sulit dilakukan tidak dapat diketahui (Samodera Wibawa, et al, 1994).
(Howlett dan Ramesh, 1995). Selain daripada itu, seringkali tidak disadari bahwa yang biasa
Selain daripada itu, evaluasi kebijakan, seperti pada tahap-tahap disebut evaluasi oleh birokrasi pemerintah, sebenarnya bukan
lainnya dalam proses kebijakan, merupakan kegiatan politis. evaluasi dalam arti yang benar. Para pejabat evaluator sering
Evaluasi kebijakan selalu melibatkan para birokrat (pejabat tidak bersungguh-sungguh dalam menilai apakah kebijakan yang
pemerintah), para politisi, dan juga seringkali melibatkan pihak- mereka evaluasi itu efektif atau tidak. Hal ini terjadi karena yang
pihak di luar pemerintah (Howlett and Ramesh, 1995). mengevaluasi adalah pejabat pemerintah.
Samodera Wibawa, et al (1994), mengemukakan bahwa evaluasi Mereka mempunyai kepentingan untuk menunjukkan bahwa
kebijakan merupakan aktivitas ilmiah yang perlu dilakukan oleh kebijakan program telah berjalan dengan, baik. (Samodera.
para pembuat kebijakan di dalam tubuh birokrasi pemerintah. Di Wibawa, et al, 1994). Akibatnya, misalnya suatu instansi
tangan para aktor kebijakan ini, evaluasi memiliki fungsi yang pemerintah melakukan evaluasi kebijakan, tetapi dalam
sangat penting, yaitu memberikan masukan untuk penyempurnaan kenyataannya hasilnya jarang dipublikasikan, sehingga
suatu kebijakan. masyarakat sulit mengetahui hasil evaluasi kebijakan.
Howlett dan Ramesh (1995), mengemukakan tentang beberapa
bentuk evaluasi kebijakan, yaitu:
Modul Diklatpim Tingkat III 37 38 Analisis Kebijakan Publik
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut di atas, maka Evaluasi merupakan kegiatan yang sulit, karena tujuan kebijakan itu
pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang Implementasi, sendiri sering dirumuskan secara luas, sehingga sulit menyusun
Monitoring, dan Evaluasi Kebijakan Publik, terutama yang belum indikator-indikatornya.
Anda pahami.
Ada beberapa bentuk evaluasi kebijakan, yaitu Evaluasi Administratif,
Evaluasi Yudisial dan Evaluasi Politis.
C. Rangkuman
Implementasi kebijakan merupakan aspek penting dari keseluruhan
proses kebijakan, akan tetapi baru beberapa dasa warsa terakhir ini
mendapat perhatian dari para ilmuwan sosial.
Akibat kurangnya perhatian pada implementasi kebijakan ini
menimbulkan adanya implementation gap, yaitu kemungkinan
terjadinya perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang
senyatanya dicapai. Kebijakan publik mengandung resiko untuk
mengalami kegagalan. Kegagalan ini dikategorikan menjadi dua,
yaitu non implementation dan unsuccessful implementation.
Tugas implementasi adalah mengembangkan suatu struktur hubungan
antara tujuan kebijakan dengan tindakan pemerintah untuk
merealisasikan tujuan-tujuan kebijakan.
Monitoring kebijakan merupakan kegiatan pengawasan terhadap
implementasi kebijakan. Ada empat tujuan monitoring, yaitu :
Compliance (kesesuaian/kepatuhan), Auditing (pemeriksaan),
Accounting (akuntansi), dan Explanation (penjelasan).
Evaluasi kebijakan adalah suatu pengkajian secara sistematik dan
empiris terhadap akibat-akibat dari suatu kebijakan dan program
pemerintah yang sedang berjalan dan kesesuaiannya dengan tujuan
yang hendak dicapai oleh kebijakan tersebut.
Evaluasi kebijakan, seperti tahap-tahap lain dalam proses kebijakan,
merupakan proses politik, yang melibatkan para birokrat, politisi dan
fihak-fihak di luar pemerintah.
Modul Diklatpim Tingkat III 42 Analisis Kebijakan Publik
BAB VII Kebijakan Publik (Public Policy) meliputi dua dimensi: yakni
proses kebijakan (policy process) dan analisis kebijakan
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK (policy analysis).
Dimensi pertama, proses kebijakan, mengkaji proses
penyusunan kebijakan mulai dari identifikasi dan perumusan
masalah, implementasi kebijakan, monitoring kebijakan serta
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
evaluasi kebijakan.
menjelaskan analisis kebijakan publik.
Sedangkan dimensi kedua, analisis kebijakan, meliputi penerapan
metode dan teknik analisis yang bersifat multidisiplin dalam
proses kebijakan.
A. Uraian Analisis kebijakan, tidak hanya berkaitan dengan satu disiplin ilmu
saja, akan tetapi terkait dengan berbagai disiplin ilmu. Oleh karena
1. Dimensi-dimensi Kebijakan Publik
itu pendekatannya adalah multidisiplin, yaitu penerapan dari
Analisis Kebijakan Publik, sebagai usaha untuk mengadakan berbagai metode dan teknik analisis dari berbagai disiplin ilmu.
informasi dalam pembuatan kebijakan, sebenarnya sudah ada
semenjak manusia mengenal organisasi dan mengetahui tentang
pembuatan keputusan, mulai dari penggunaan cara yang paling 2. Pengertian Analisis Kebijakan Publik
sederhana dan tradisional (berdasarkan mistik) sampai dengan
a. William N. Dunn.
penggunaan cara-cara ilmiah, baik yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Namun sebagai disiplin ilmu tersendiri, kegiatan ilmu Analisis kebijakan publik adalah suatu disiplin ilmu sosial,
kebijakan dimulai setelah Perang Dunia II, yakni dengan terapan, yang menggunakan berbagai macam metodologi
diterbitkannya buku karya Harolld D. Lasswell dan Daniel Larner, penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan mentrans-
yang berjudul : “The Policy Science: Recent Development in formasikan informasi yang relevan dengan kebijakan, yang
Scope and Methods” pada tahun 1951. Buku ini berorientasi digunakan dalam lingkungan politik tertentu, untuk
praktis dan dianggap sebagai buku pertama yang ditulis cukup memecahkan masalah-masalah kebijakan.
sistematis yang menyumbang lahirnya “Ilmu Kebijakan” sebagai b. E. S. Quade.
Ilmu Sosial Terapan (Said Zainal Abidin, 1991).
Dalam arti luas, analisis kebijakan publik adalah suatu bentuk
Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, para penulis masa penelitian terapan untuk memahami secara mendalam
kini lebih menyukai untuk menggunakan istilah “Analisis berbagai permasalahan sosial guna mendapatkan pemecahan
Kebijakan” (Policy Analysis) daripada menggunakan istilah yang lebih baik.
“Ilmu Kebijakan” (Policy Science). (Ham and Hill, 1986).
41
Modul Diklatpim Tingkat III 43 44 Analisis Kebijakan Publik
4. Coba jelaskan tiga aspek dalam analisis kebijakan publik! BAB VIII
Apabila Anda belum mampu menjawab pertanyaan di atas, maka
pelajari kembali pembelajaran tentang Analisis Kebijakan Publik, PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
terutama yang belum Anda pahami.
50
Modul Diklatpim Tingkat III 51 52 Analisis Kebijakan Publik
“Peristiwa-peristiw,a yang terjadi dalam masyarakat diartikan 2. Proses Perumusan Kebijakan Publik.
secara berbeda pada waktu yang berbeda. Banyak masalah yang Setelah”public problem” masuk dalam agenda pemerintah,
timbul sebagai akibat dari satu peristiwa yang sama”. maka langkah selanjutnya adalah proses perumusan kebijakan
Mengenai pengertian “masalah”, David. G. Smith (Islamy, 2001), publik, Mustopadidjaja AR (Bintoro Tjokroamidjojo dan
mengemukakan “Untuk tujuan kebijakan, masalah dapat diartikan Mustopadidjaja AR, 1988) mengemukakan tentang langkah-
secara formal sebagai kondisi atau situasi yang menghasilkan langkah perumusan kebijakan publik sebagai berikut:
kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan dalam masyarakat, a. Perumusan Masalah Kebijakan.
untuk itu perlu dicari cara-cara penanggulangannya” Perumusan masalah kebijakan ini adalah untuk menemukan
Mengenai istilah “peristiwa”, Jones (Islamy, 2001) mengartikan- dan memahami hakikat masalah, kemudian merumuskannya
nya sebagai kegiatan-kegiatan manusia atau alam yang dalam bentuk sebab-akibat. Untuk ini harus jelas, mana faktor
dipandang mempunyai akibat pada kehidupan manusia. penyebab (Independent variable) dan mana faktor akibat
Sedangkan mengenai masalah, Jones sependapat dengan Smith, (dependent variable).
yaitu “Kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi/ Disiplin yang terkait dalam tahap ini, misalnya metode
ditanggulangi)”. penelitian, metode kuantitatif dan teori-teori yang sesuai
dengan substansi masalah.
Banyak kebutuhan atau ketidakpuasan yang ada dalam
masyarakat, tetapi tidak selalu hal itu langsung menjadi “public Teknik analisis yang dapat digunakan, misalnya analisis
Problem”. Public problem adalah kebutuhan-kebutuhan atau masalah dengan “pohon masalah” (problem tree) atau
ketidakpuasan manusia yang tidak dapat dipenuhi atau diatasi analisis masalah dengan “tulang ikan” (fish bones).
secara pribadi (privat). Contoh analisis masalah dengan pohon masalah, tentang
Dalam kebijakan publik dikenal adanya apa yang disebut “public meningkatnya arus urbanisasi di DKI Jakarta. Oleh karena
problem” dan “private problem”. Pada hakekatnya yang itu perlu dicari penyebabnya.
dinamakan “public problem” adalah masalah-masalah yang Meningkatnya arus
mempunyai akibat yang luas, termasuk akibat-akibat yang urbanisasi di DKI
mengenai orang-orang yang tak langsung terlibat. Jakarta
Dari segi keuangan kurang baik, karena pembangunan daerah Dari segi efektivitas termasuk kategori baik. Pembatasan
cukup mahal dan tidak memberikan keuntungan dengan pembangunan kota Jakarta barangkali mengurangi minat
segera. pendatang baru, tetapi tidak mengurangi minat mereka yang
sudah tinggal di Jakarta.
Dari segi administratif masuk kategori sedang, karena
pembangunan daerah merupakan kegiatan yang cukup berat,
walaupun ini tergantung pada kemampuan penanganan oleh
Alternatif 4 :
masing-masing daerah.
Dari segi politik termasuk yang paling baik sekali, karena
Dari segi efektivitas termasuk baik sekali untuk mengurangi
dapat memperluas wawasan politik masyarakat, dan lebih
urbanisasi, karena dapat memberi dorongan untuk bertindak
memungkinkan untuk mendapat dukungan yang luas dari
sendiri untuk merubah arah arus urbanisasi.
berbagai pihak.
Dari segi ekonomi termasuk baik sekali, karena dapat
Alternatif 3 : memperluas jangkauan perekonomian dalam negeri melalui
perluasan pemanfaatan sumber daya dan perluasan pasar.
Dari segi politik termasuk kurang baik, karena pembatasan
pembangunan kota Jakarta merupakan tindakan yang radikal. Dari segi keuangan termasuk kurang baik, karena adanya
Itu bisa terjadi kalau dilakukan secara tidak langsung melalui pengeluaran yang cukup besar.
perluasan pembangunan daerah. Tetapi apabila dilakukan,
Dari segi administratif termasuk baik, karena akan
secara langsung merupakan tindakan yang sulit mendapat
menimbulkan kegiatan administratif lebih banyak, perluasan
dukungan politik.
hubungan dan memperlancar kegiatan administrasi
Dari segi ekonomi termasuk kurang baik, karena pembatasan pembangunan.
pembangunan kota dapat membatasi perkembangan
Dari segi efektifitas termasuk baik, karena untuk mengurangi
ekonomi.
urbanisasi, secara tidak langsung sangat bermanfaat.
Dari segi keuangan termasuk kategori sedang, karena
Untuk memilih alternatif yang terbaik, sesuai dengan penilaian
pembatasan pembangunan kota Jakarta barangkali tidak
di atas, maka setiap alternatif tersebut di atas dapat
mengeluarkan biaya, tetapi juga mengurangi tambahan
diproyeksikan dalam angka-angka seperti tersebut dalam tabel
pemasukan baru.
1 di bawah ini.
Dari segi administratif termasuk sedang, pembatasan
pembangunan kota Jakarta tidak berarti tidak ada kegiatan,
bahkan mungkin dapat menimbulkan berbagai kegiatan
administrasi baru.
Modul Diklatpim Tingkat III 59 60 Analisis Kebijakan Publik
ini belum merupakan angka final. Yang perlu dinilai adalah 1. Membatasi tinggal di- 1 x 3 2x5 5x2 1x3 3x4 38
Jakarta
nilai bobot dari masing-masing kriteria itu sendiri sesuai dengan
pertimbangan dalam hubungan dengan tujuan yang lebih tinggi 2. Membangun Daerah 5x3 5x5 1x2 2x3 4x4 64
ataupun yang lebih, mendesak. Pertimbangan itu bisa jadi 3. Membatasi Pemba- 1x3 1x5 2x2 2x3 3x4 30
berhubungan dengan persatuan dan kesatuan nasional, ngunan-Pembangunan
Jakarta
kepentingan untuk segera meningkatkan daya saing, yang
mungkin diperkirakan makin mendesak, dan sebagainya. 4. Membangun Transpor 5 x 3 5x5 1x2 2x3 3x4 60
tasi ke Daerah lain.
Katakanlah misalnya prioritas kita pada peningkatan daya
saing nasional yang mendesak, sementara persatuan dan Pada tabel 2 tersebut di atas terlihat bahwa pembangunan
kesatuan nasional dipandang sudah cukup mantap, maka daerah masih tetap merupakan alternatif kebijakan yang
kriteria itu dapat kita beri nilai bobot sebagai berikut: terbaik, diikuti oleh alternatif keempat, pembangunan
transportasi ke daerah lain. Kondisi ini kelihatannya sama
Kriteria politik : 3
dengan tabel 1. Tetapi keadaan ini tidak selalu demikian,
Kriteria ekonomi : 5 tergantung prioritas yang kita berikan terhadap
kriteria-kriteria yang kita pakai.
Kriteria keuangan : 2
Modul Diklatpim Tingkat III 61 62 Analisis Kebijakan Publik
Dengan demikian, pilihan kita jatuh pada alternatif ke-2, Alternatif ini dapat dikembangkan dari hasil perumusan tujuan/
pembangunan daerah dengan nilai akhir 64, diikuti alternatif sasaran.
ke-4.
Langkah keempat adalah perumusan model.
Langkah kelima adalah menyusun kriteria yang meliputi kriteria
B. Latihan politik, ekonomi/finansial, administratif, teknologi, sosial-budaya-
agama dan hankam.
Untuk lebih memantapkan pengertian Anda mengenai Perumusan
Kebijakan Publik, cobalah latihan di bawah ini. Langkah keenam adalah penilaian alternatif.
1. Jelaskan pengertian “masalah” menurut David G. Smith! Dan langkah terakhir (ketujuh) adalah perumusan rekomendasi.
2. Jelaskan pengertian “peristiwa” menurut Jones, yang terkait
dengan perumusan masalah kebijakan publik!
3. Jelaskan pengertian “Public problem” dan “private problem”!
4. Jelaskan langkah-langkah perumusan kebijakan publik!
Apabila Anda belum mampu menjawab latihan tersebut di atas, maka
pelajari kembali kegiatan pembelajaran tentang Perumusan
Kebijakan Publik, terutama yang belum Anda pahami.
C. Rangkuman
Tahap pertama proses kebijakan publik adalah perumusan kebijakan.
Langkah pertama dalam perumusan kebijakan adalah perumusan
masalah kebijakan.
Dalam kebijakan publik dikenal apa yang di sebut “public problem”
dan “private problem”.
Langkah kedua dalam perumusan kebijakan adalah perumusan
tujuan/sasaran.
Langkah ketiga adalah perumusan alternatif kebijakan.
Modul Diklatpim Tingkat III 64 Analisis Kebijakan Publik
63
Modul Diklatpim Tingkat III 65 66 Analisis Kebijakan Publik
Daftar Pustaka Kumorotomo. Wahyudi. dan Subandio Agus Margono. (1994). Sistem
Informasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi
Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Abdul Wahab, Solichin. (1990). Pengantar Analisis Kebijaksanaan
Lineberry, Robert L., and Ira Sharkansky. (1974). Urban Politics and
Negara, Jakarta: Rineka Cipta.
Public Policy, New York: Harper & Row, Publishers.
Abdul Wahab, Solichin (2001). Analisis Kebijaksanaan: Dari
Linblom, Charles E. (1980). Proses Penetapan Kebijaksanaan,
Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Edisi
terjemahan: Ardian SyMnsutlin, Jakarta: Erlangga.
Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
Lembaga Administrasi Negara RI. (1997). Sistem Administrasi Negara
Anderson, James E. (1976). Public Policy Making, New York: Holt,
Republik Indonesia, Jilid I dan II, Edisi Ketiga, Jakarta : PT.
Rinrkart and Winston.
Toko Gunung Agung.
Abidin, Said Zainal (1997). 10 Langkah Analisis Perumusan dan
Mustopadidjaja AR. (1992). Studi Kebijaksanaan, Jakarta. Lembaga
Saran Kebijaksanaan Publik, Jakarta: Lembaga Adminis-
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
trasi Negara.
Parsons, Wayne. (1995). Public Policy: An Introduction to the Theory
Dunn, William N. (1994). Public Policy Analysis: An Introduction,
and Practice of Policy Analysis. Cheltenham, UK: Edward
Englewood Cliff. Prentice Hall, Inc.
Elgar Publishing, Ltd.
Ham, Christopher and Michael Hill (1980). The Policy Process in The
Tjiptoherjanto, Priyono, dan Said Zainal Abidin. (1993). Reformasi
Modern Capitalist State, Brighton, Sussex: Wheatsheaf Book,
Administrasi; Jakarta: FE-UI.
Ltd.
Tjokroamidjojo, Bintoro dan Mustopadidjaja AR. (l999). Kebijaksanaan
Hill, Michael (Ed.) (1997). The Policy Process, Harlow, Essex, England:
dan Administrasi Pembangunan, Jakarta: LP3ES.
Prentice-Hall, Inc.
Wibawa Samodra, et. al., (1994). Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta:
Hogwood, Brian W. and Lewis A. Gunn (1985). Policy Analysis for
PT. Raja Grafindo Persada.
the Real World, Oxford: Oxford University Press.
Wibawa, Samodra. (1994). Kebijakan Publik : Proses dan Analisis
Howlett, Michael and M. Rarnesh (1995). Studying Public Policy. Policy
Jakarta: Intermedia.
Cycles and Policy Subsystems, Oxford: Oxford University Press.
Islamy, M. Irfan, (2001). Prinsip - prinsip Perumusan Kebijaksanaan
Negara, Jakarta: Bina Aksara.
Jones, Charles O. (1984). An Introduction to The Study of Public
Policy,Massachusetts: Duxbury Press.
Modul Diklatpim Tingkat III 67 68 Analisis Kebijakan Publik