Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 6 Menda II PDF
Jurnal 6 Menda II PDF
Oleh :
Setiamenda Ginting ,SPd, MSi
Lecture Faculty of Science Nurses University of Darma Agung
ABSTRACT
43,9 %
J-DA | 41
Total pria. Prevalensi penderita batu kandung
82 100,00 empedu di Amerika Serikat yaitu sekitar
% 7,9 % pada pria dan 16,6 % pada
- Kesuburan/ke wanita,di Americans Mexican 8,9 % pada
hamilan pria dan wanita 26,7 % , di Africa sekitar
Pernah 54 100,00 5,3 % pria dan wanita 13,9 % (
hamil(wanita) % Greenberger, 2009 ). Maka dapatlah di
Tidak 28 simpulkan bahwa penderita penyakit batu
hamil(pria) - kandung empedu yang datang ke Rumah
Total Sakit Columbia Asia Medan yang
82 100,00 berjenis kelamin wanita lebih mayoritas
% dibandingkan dengan penderita yang pria.
- Kegemukan Dan ini sama dengan penelitian yang
Berat badan dilakukan NHANES III bahwa penderita
kurang - wanita lebih tinggi resikonya
Normal - dibandingkan dengan pria. Perbedaan
Kelebihan 18,29 gender ini karena dipengaruhi oleh
berat badan 15 % adanya faktor hormon esterogen dan
Gemuk sekali progesteron pada wanita. Faktor hormon
57 69,51 esterogen ini dapat meningkatkan sekresi
% kolesterol empedu. Apalagi pada saat
10 wanita tersebut sedang mengalami proses
12,19 kehamilan. Maka akan terjadi pengg
%
Total
82 100,00 4.2.2.Faktor resiko penyakit batu
% kandung empedu berdasarkan
faktor usia 40 tahun keatas
( ≥ 40 )
4.2. Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh di
Rumah sakit Columbia Asia Medan
4.2.1. Faktor resiko terjadinya bahwa penderita penyakit batu kandung
penyakit batu kandung empedu empedu yang berusia 20 – 29 tahun yaitu
berdasarkan faktor jenis 1 orang (1,21%), yang usia 30 – 39 tahun
kelamin ( female ) 21 orang (25,60 %), yang berusia 40 – 49
Berdasarkan hasil penelitian tahun 24 orang (29,26 %) dan 50 keatas
menunjukkan bahwa penderita penyakit 36 orang (43,90%). Berdasarkan
batu kandung empedu yang datang ke penelitian yang dilakukan NHANES III
Rumah Sakit Columbia Asia Medan yang secara keseluruhan penyakit batu
totalnya 82 orang tersebut,maka didapati kandung empedu di Eropa yaitu pada usia
penderita yang berjenis kelamin wanita 30 – 69 tahun. Sedangkan di Asia
sebanyak 54 orang ( 65,85 % ) dan pria Tenggara batu empedu sering ditemukan
28 orang ( 34,14 % ). Menurut NHANES pada usia rata – rata 40 – 50 tahun, tapi
III (National Health and Nutrition banyak juga di usia di bawah 30 tahun.
Examination Survey ) penyakit batu Sedangkan pada usia 60 tahun lebih
kandung empedu lebih tinggi resikonya sering terjadi batu saluran empedu. Pada
terjadi pada wanita di bandingkan pada usia ini lebih mudah terbentuk batu
J-DA | 42
empedu karena tubuh cenderung badan (meter). Nilai yang di dapat tidak
mengeluarkan lebih banyak kolesterol ke tergantung pada umur dan jenis kelamin.
dalam cairan tubuh (Greenberger, 2009). Dan ini terbagi atas 4 bagian yaitu
Pada penelitian yang telah dilakukan di underweight, healthy, overweight dan
Rumah sakit Columbia Asia Medan, obese (wikipedia,obesitas,www.google
penderita batu kandung empedu yang ada com.2008).
yaitu sebanyak 82 orang yang berusia 40 Data dari hasil penelitian di Rumah
tahun keatas yaitu 60 orang(73,17%). Sakit Columbia Asia Medan bahwa
Jadi tidak berbeda dengan penelitian yang penderita yang yang mengalami penyakit
telah dilakukan NHANES III dan yang di batu kandung empedu berdasarkan faktor
lakukan di Asia Tenggara. resiko kegemukan dari total penderita 82
orang yang memiliki berat tubuh berlebih
4.2.3. Faktor resiko penyakit batu yaitu yang kelebihan berat badan sekitar
kandung empedu berdasarkan 57 orang ( 60,97 % ), yang gemuk sekali
faktor kehamilan / kesuburan sekitar 11 orang (13,41 % ), yang berat
(fertile) badan normal 21 orang (25,60 % ).
Hasil penelitian di Rumah Sakit Penderita yang memiliki berat badan
Columbia Asia Medan bahwa penderita yang berlebih atau kegemukan
penyakit batu kandung empedu yang mempunyai resiko untuk menderita batu
pernah mengalami proses kehamilan / kandung empedu karena mengeluarkan
kesuburan dari total penderita wanita lebih banyak kolesterol ke dalam
yang berjumlah 54 orang, maka didapati empedu. Sebab mereka lebih banyak
bahwa seluruhnya penderita yang wanita mencerna dan mensitesis kolesterol.Dari
tersebut pernah mengalami proses hasil penelitian mengatakan bahwa batu
kehamilan yang berarti (100% ). Karena empedu itu dominan batu kolesterol ( 80
memang pada masa kehamilan dapat % di negara Barat ), di Indonesia juga
meningkatkan resiko terjadinya batu batu kolesterol lebih umum tetapi
kandung empedu.Ini berhubungan kejadian batu pigmen lebih tinggi
dengan terjadinya gangguan pada proses dibanding dengan negara Barat.Batu
penggosongan gallbladder. Hal ini di pigmen ini terdiri dari kalsium biliburet
sebabkan oleh penggabungan penggaruh yang mengandung kolesterol 20 % (
hormon progesteron dan esterogen Sjamsuhidayat, 2002 ). Batu kandung
sehingga mengakibatkan hipersekresi empedu dianggap sebagai gangguan
kolesterol yang mengakibatkan kolesterol pembuangan kolesterol. Cairan empedu
di dalam empedu mengalami proses mengandung sejumlah besar kolesterol
untuk pembentukan batu (Sjamsuhidayat, yang biasanya tetap berbentuk cairan.
2002). Jika cairan empedu menjadi jenuh karena
kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi
4.2.4. Faktor resiko terjadinya batu tidak larut dan membentuk endapan di
empedu berdasarkan faktor luar empedu. Akibat dari endapan ini
resiko kegemukan (Fat) akhirnya membentuk batu. Jadi penderita
Untuk penelitian faktor resiko batu kandung empedu di Rumah Sakit
terjadinya penyakit batu kandung empedu Columbia Asia Medan yang mayoritas
berdasarkan faktor kegemukan ( Fat ) memiliki berat badan yang berlebih
digunakan metode BMI ( Body Mass karena memang mereka lebih banyak
Index ), yaitu dengan cara membagi berat mencerna dan mensintesis kolesterol,
badan ( kg ) dengan kuadran dari tinggi
J-DA | 43
sehingga mengeluarkan lebih banyak empedu dan pemeriksaan yang
kolesterol ke dalam empedu. paling efisien adalah dengan
melakukan pemeriksaan
5. KESIMPULAN DAN SARAN Ultrasonografi (USG) yang
ketepatannya mencapai 95%.
5.1. Kesimpulan
Setelah peneliti selesai melakukan
penelitian di Rumah Sakit Columbia Asia DAFTAR PUSTAKA
Medan maka penulis dapat mengambil
suatu kesimpulan, bahwa faktor resiko A.Aziz, 2007. “Riset Keperawatan dan
terjadinya penyakit batu kandung empedu Teknik Penulisan Ilmiah Edisi
pada pasien yang ada di Rumah Sakit Kedua”. Jakarta:
Columbia Asia Medan yang tertinggi Salemba Medika.
adalah pada pasien yang memiliki berat Dosen FIK UDA, 2010. “Pedoman
badan yang berlebih atau kegemukan. Tatalaksana Skripsi”. Medan:
disusul dengan yang berjenis kelamin Fakultas Ilmu Keperawatan
wanita dan yang pernah mengalami UDA.
proses kehamilan, Sedangkan faktor Greenberger, N.J, 2009. “Current
resiko usia lebih tinggi pada pasien yang Diagnosis and Treatment:
berusia 50 tahun keatas selanjutnya baru Gatroenterology, Hepatology
yang berusia 40 tahun keatas. Jadi and Endoscopy”. USA: McGraw
keempat faktor resiko tertinggi secara Hill.
teori tersebut juga ada pada penderita di Hidayat, A. A, 2007. “Riset Keperawatan
Rumah Sakit Columbia Asia Medan dan dan Teknik Penulisan Ilmiah
juga memiliki nilai persentase yang Edisi Kedua”. Jakarta: Salemba
tinggi. Medika.
Lesmana L. 2007. Batu Empedu dalam
5.2. Saran Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid
1. Setelah mengetahui fakor resiko 1. Edisi IV. Jakarta: Balai
tertinggi terjadinya penyakit batu Penerbit Fakultas Kedokteran
kandung empedu tersebut maka Universitas Indonesia.
diharapkan yang memiliki berat Mayo Clinic, 2008. “Gastroenterology
badan berlebih atau kegemukan and Hepatology Board Review
untuk mengurangi konsumsi Third Edition”. Canada: Mayo
makanan yang berlemak Clinic Scientific Press And
khususnya yang berjenis kelamin Informa Healthcare USA.
wanita sehingga dapat mengurangi Mardalis. 2009. “Metode Penelitian”.
resiko terjadinya penyakit batu Jakarta: Bumi Aksara.
kandung empedu. Notoadmodjo, 2005. “Metodologi
2. Bagi kita tenaga paramedis yang Penelitian Kesehatan Edisi
ada apabila kita melihat pasien atau Revisi,. Jakarta: PT. Rineka
keluarga yang memiliki resiko Cipta.
faktor 4f tersebut ditambah dengan Persatuan Ahli Penyakit Dalam
seringnya mengalami gejala seperti Indonesia, 1996. “Buku Ajar
sakit maag, maka sebaiknya kita Ilmu Penyakit Dalam”Jilid I
mengarahkan untuk melakukan Edisi Ketiga”, Jakarta: Balai
pemeriksaan penyakit batu kandung Penerbit FKUI.
J-DA | 44
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Syaifuddin, 1997. “Anatomi Fisiologi
Indonesia, 2006. “Buku Ajar Untuk Siswa Perawat Edisi
Ilmu Penyakit Dalam”Jilid I Kedua”. Jakarta: Penerbit Buku
Edisi Keempat”, Jakarta: Balai Kedokteran EGC
Penerbit FKUI. Setiadi,2007. “Konsep dan Penulisan
Schwartz’s, 2006. “Manual Of Surgery Riset Keperawatan”,Jakarta:
Eighth Edition”. USA: McGraw Graha Ilmu
Hill. Wikipedia. Obesitas, 2010.
Syamsuhidajat, M dan Wim De Jong, www.google.com. Jakarta.
2002. “Buku Ajar Ilmu Bedah Wikipedia. Umur. 2010,
Edisi Revisi”, Jakarta: Penerbit www.google.com. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC. Wasis,NS, 2008. “Pedoman Riset Praktis
Syamsuhidajat, M dan Wim De Jong, Untu Profesi Perawat”.Jakarta:
2004. “Buku Ajar Ilmu Bedah EGC.
Edisi Kedua”, Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
J-DA | 45
J-DA | 46