You are on page 1of 99

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu pembinaan

yang dilakukan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Pendidikan anak

usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan

serta perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Depdiknas, (2009: 1).

Anak usia Taman Kanak-kanak termasuk usia dini yang memerlukan

stimulasi yang tepat, salah satunya melalui kegiatan pembelajaran yang mampu

mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Penguasaan kemampuan yang dimiliki anak pada masa Taman Kanak-kanak

diharapkan mampu mengantarkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan

selanjutnya dan mempersiapkan anak untuk menjalani kehidupan yang akan

datang.

Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar

pengembangan kemampuan nilai-nilai agama dan moral, bahasa, kognitif, fisik

motorik, dan sosial emosional. Dari berbagai aspek perkembangan, salah satunya

adalah kemampuan motorik kasar. Kemampuan ini sangat penting bagi anak usia

dini, karena terjadi lebih awal dibandingkan kemampuan yang lain. Untuk itu,

1
diperlukan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak karena pada

usia tersebut anak memiliki energi yang sangat tinggi, dan untuk menyalurkan

energi yang ada diperlukan berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan motorik

kasarnya, seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, bergantung, merayap dan

melempar bola. Sumantri, (2005: 3).

Penyaluran energi pada anak-anak TK Darmawanita Pondidaha sudah

diberikan oleh guru melalui kegiatan atau aktivitas yang dapat merangsang atau

menstimulasi kemampuan motorik kasarnya, misalnya setiap pagi sebelum masuk

kelas, anak melakukan pemanasan dengan berbagai macam gerak yang setiap

harinya berganti-ganti. Dengan kegiatan motorik di atas maka banyak anak yang

dapat tersalurkan energinya.

Dengan banyaknya energi yang tersalurkan dapat membuat anak menjadi

lebih sehat dan meningkatkan keterampilan geraknya. Manfaat lainnya adalah

anak juga akan bertambah rasa percaya dirinya, kemandirian, kerjasama dan

perkembangan intelektualnya Sumantri, (2005:5). Keterampilan motorik kasar

anak terdiri dari gerak lokomotor, gerak manipulatif dan gerak nonlokomotor

Kamtini, (2005: 89-94).

Gerak lokomotor adalah gerak berpindah tempat, contohnya berjalan, berlari,

melangkah atau melompat. Sedangkan gerak manipulatif adalah gerak yang

melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya tangan dan kaki,

Contohnya melempar dengan satu tangan di atas bahu, melempar dengan satu
tangan di bawah dan menangkap. Gerak nonlokomotor merupakan keterampilan

stabil, gerakan yang dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah

tumpuannya, contohnya mengulur dan membengkokkan, mengayun, memutar,

dan berguling.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Darmawania Pondiaha

ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kelenturan tubuh yang

berkenaan dengan kemampuan menari ( menurut Edi Sedyawati, 1979 : 20) yaitu:

1) anak belum mampu bergerak dengan keseimbangan tubuh dalam menari, 2)

anak belum mampu menselaraskan gerak langka kaki dengan musik, 3) anak

belum memiliki kekuatan gerak sebenarnya, 4) anak belum mampu

mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari. Dalam teori tentang seni tari

(keterampilan gerak) menari yang dimiliki setiap anak dan setiap anak

mendapatkan latihan menari sejak dini. Dengan latihan anak dalam kemampuan

menari yang dimiliki setiap anak dan setiap anak mendapatkan latihan menari

sejak dini. Dengan latihan anak dalam kemampuan menari tentunya

perkembangan kelenturan otot tubuh anak akan meningkat. Berdasarkan latar

belakang di atas maka penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

pada anak usia 5-6 Tahun di TK Darmawanita Pondidaha dengan

judul,”Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Tari Burung Pada

Kelompok B TK Darmawanita Pondidaha”.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: “Apakah kemampuan mengenal warna

dapat ditingkatkan melalui Melalui Permainan Plastisin Pada Kelompok A TK

Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini yaitu: “ Untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui

Permainan Plastisin Pada Kelompok A TK Kuncup 19 November Kec.Wundulako

Kab. Kolaka.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai beikut:

1. Bagi bidang keilmuan

Dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam meningkatkan

kemampuan mengenal warna melalui Permainan Plastisin.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai

cara meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin

E. Batasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap judul dalam

penelitian ini, maka perlu untuk diperjelas batasan-batasannya dalam konsep

operasional berikut ini:

1. Warna adalah sesuatu yang ditangkap oleh mata ketika memandang sesuatu

yang memantulkan cahaya ( merah, kuning, hijau) corak rupa- rupa dalam

kehidupan.

2. Permainan Plastisin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah permainan yang

menggunakan media lilin plastik warna warni yang lunak dengan tujuan untuk

mengenalkan warna-warna pada anak serta mampu menstimulasi kemampuan

mengenal warna pada anak sehingga anak mampu menemukan berbagai

konsep dan prinsip dan mengasimilasikannya kedalam pembelajaran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Warna

1. Pengertian Warna

Warna sangat mendukung dalam unsur-unsur keindahan, dengan

warnalah sesuatu akan indah. Menurut Prawira (1989) dalam warna sebagai

salah satu unsur seni dan desain, mengemukakan warna adalah “ Salah satu

keindahan dan desain selain unsur visual seperti garis, bidang, bentuk nilai dan
ukuran”. Amran Chaniago ( 1995 : 555) dalam kamus lengkap Bahasa

Indonesia , warna adalah yang ditangkap oleh mata ketika memandang sesuatu

yang memantulkan cahaya ( merah, kuning, hijau) corak rupa- rupa dalam

kehidupan masyarakat. Warna dapat ditinjau dari beberapa aspek seperti yang

dikemukakan oleh Rustam Hakim ( 1993 : 100), bahwa warna dapat ditinjau

dari:

a. Aspek fisika bahwa warna adalah gelombang cahaya matahari melalui

sebuah prisma yang akan terurai sehingga menjadi spectrum cahaya yang

sampai pada mata sehingga kita dapat melihat warna.

b. Warna ditinjau dari aspek Fisiologi atau Faal bahwa merupakan stimulasi

cahaya yang memantul dari suatu objek.

Teori warna menurut ilmu alam dan pigmen dijelaskan bahwa warna

dan ilmu alam terdiri dari dua unsur sinar matahari atau cahaya dalam bahasa

latin disebut spectrum. Warna ada tiga spectrum yang mempunyai panjang yang

sama yaitu sinar merah, sinar kuning dan sinar biru. Sementara para pendidik

serta para seniman menyebar luaskan warna merah, kuning dan biru. Ilmuan

fisika dan ahli psikologi mempunyai gagasan yang berbeda, bila warna merah,

kuning dan biru adalah warna-warna utama yang pigmen ,para ahli fisika

memandang bahwa warna utama untuk cahaya adalah merah,hijau, dan biru.

Tiga warna dasar merah kuning dan biru merupakan lingkaran warna.
Warna merupakan elemen yang sangat penting dalam seni lukis, karena

warna sebagai efek cahaya yang memberi kesan pada mata, sehingga dapat

menghadirkan karakter dari suatu bentuk yang secara psikologis mempengaruhi

perasaan. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Darmaprawira (2002: 32-34)

bahwa: Warna dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kuat atau

dapat mempengaruhi emosi manusia. Warna dapat pula menggambarkan

suasana hati. Keluarbiasaan warna terletak dalam hal kesederhanaan dan

kesenangan emosional, bukan perenungan rasional. Pada kondisi

normal manusia itu menyukai warna. Mereka memiliki reaksi terhadap warna.

Ada suasana hati yang disosiasikan dengan lingkungan yang cerah, hujan atau

mendung, gembira atau membosankan.

Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa warna sebagai elemen dalam seni

lukis untuk membangun kesan yang dapat mempengaruhi suasana perasaan, di

mana kehadiran warna sangat penting untuk menambah nilai estetik dan artistik

dalam satu kesatuan karya yang diciptakan. Apabila diperhatikan setiap

individu memiliki emosi yang berbeda-beda, hal tersebut sangat tergantung

terhadap sensitivitas seseorang terhadap warna. Maka pilihan-pilihan selera

warna yang berbeda-beda merupakan wujud dari ekspresi dan karakter dari

setiap individu. Pemilihan warna dan prosedur artistik merupakan masalah

utama yang harus diperhitungkan dalam proses penciptaan karya seni lukis.

Ketika warna dipandang sebagai material, maka dalam pengekspresiaannya


akan melibatkan keterampilan teknik sesuai dengan kebutuhan artistik untuk

mewujudkan ide-ide berdasar pada konsep yang telah ditentukan.

2. Jenis-jenis Warna

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai bermacam-macam

corak warna yang digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari benda mainan

ataupun bentuk bangunan. Menurut Hakim (1993 ; 101) Jenis-jenis warna

dapat dibagi sebagai berikut:

a. Primer merupakan warna utama atau pokok yaitu merah,kuning,dan biru

b. Binari ( secondary) yaitu warna kedua yang terjadi dari golongan antara dua

warna primer, warna tersebut adalah merah campur biru jadi violet. Merah

campur kuning jadi orange, biru dicampur kuning jadi orange, biru

dicampur kuning menjadi hijau.

c. Warna antara ( intermediasi) warna ini adalah warna campuran dari warna

primer dan binari misalnya merah dicampur hijau menjadi merah hijau.

d. Tertier ( warna ketiga) merupakan warna-warna campuran dari dua warna

binari misalnya violet dicampur dengan hijau dan sebagainya

e. Quartenari ialah warna campuran dari dua warna tertier misalnya semacam

hijau violet dicampur dengan orange hijau, hijau orange dicampur dengan

violet orange.
3. Karakteristik Warna

Tiap warna mempunyai karakter dan sifat yang berbeda – beda. Untuk itu

dalam memilih warna yang sesuai untuk style pada kehidupan atau aktivitas

kita, diperlukan pengetahuan tentang karakter – karakter warna. Berikut

merupakan karakter – karakter warna (Wayan Gulendra, 2007):

a. Biru tua melambangkan perasaan yang dalam. Warna ini mempunyai

karakter tentang konsentrasi, ketenangan, bekerjasama, dapat menerima

segala masukan, perasa, cerdas dan bersatu. Selain itu warna biru juga

memberikan pengaruh lemah lembut, bijaksana, cepat puas, pangasih dan

penyayang, tidak mudah tersinggung dan banyak kawan.

b. Merah dan Orange melambangkan kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif,

agresif, bersaing, warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan

penuh semangat.

c. Hijau dan Biru melambangkan elastisitas keinginan. Cenderung pasif,

bertahan, mandiri, posesif, susah menerima pemikiran orang lain. Pengaruh

dari warna ini antara lain teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya,

keras kepala, dan berpendirian tetap.

d. Kuning Terang warna ini bersifat menonjol, semangat untuk maju dan

toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang, dermawan, dan

sukses.
e. Ungu adalah capuran warna merah dan biru. Menggambarkan sikap

‘gempuran’ keras yang dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan antara

keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka.

Bersifat kurang teliti namun penuh harapan.

4. Manfaat Mewarnai Bagi Anak

Ada bebera manfaat mewarnai bagi anak menurut Nurjatmiko

(2012:95) yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai media berekspresi bagi anak. Seperti halnya orang dewasa, aktivitas

mewarnai merupakan cara bagi si kecil untuk mengungkapkan perasaan

dirinya. Melalui warna yang dibuatnya, dapat terlihat sesuatu yang sedang

dirasakannya, dapat terlihat sesuatu yang sedang dirasakannya, baik

perasaan gembira atau sedih.

2. Membantu mengenal perbedaan warna. Membiasakan si kecil untuk

melakukan aktivitas mewarnai, baik dengan krayon, pensil warna, maupun

spidol warna sejak dini, dapat membantunya mengenal warna, sehingga ia

dapat membedakan antara warna yang satu dengan yang lain.

3. Mewarnai merupakan media terapi. Warna merupakan sebuah media terapi

bagi banyak orang, bahkan warna kerap kali digunakan sebagai bahasa

global untuk membaca emosi seseorang. Seseorang anak yang mewarnai

matahari dengan warna-warna gelap, seperti hitam atau abu-abu jadi

menandakan kemarahan mereka saat itu. Selain itu, cara si kecil menorehkan
warna juga dapat mengekspresikan sifat dasar yang dimilikinya. Misalnya,

si kecil mewarnai dengan cara menorehkan garis-garis teratur pada gambar

menunjukkan bahwa ia memiliki kecenderungan gaya hidup teratur.

4. Mengembangkan kemampuan motorik. Aktivitas mewarnai merupakan

aktivitas yang dapat membantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus

mengembangkan kemampuan motorik anak.

5. Meningkatkan konsentrasi. Aktivitas mewarnai membutuhkan satu target,

yaitu berhasil mewarnai seluruh bidang gambar yang tersedia. Dengan

melakukan aktivitas mewarnai sejak dini, si kecil akan belajar

menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Sikap ini akan membantuhnya

menyelesaikan tugas-tugasnya kelak, dan juga melatihnya tidak mudah

menyerah dengan tantangan yang dihadapi.

Anak sangat suka membubuhkan warna melalui berbagai media baik saat si

anak sedang menggambar, atau meletakkan warna pada saat mengisi bidang-

bidang gambar yang harus diwarnai. Kegiatan mewarnai ini akan mengajak

kepada anak bagaimana mengarahkan kebiasaan-kebiasaan anak dalam

mewarnai dengan spontan menjadi kebiasaan-kebisaan menuangkan warna

yang mempunyai nilai-nilai pendidikan. Ini dilakukan melalui member

warna, memilih warna, dan menjajarkan warna untuk mendapatkan

kemampuan-kemampuan yang berguna bagi perkembangan pendidikan

anak.
1. Memilih warna, adalah melatih menanamkan sikap anak untuk memilih

warna yang mereka anggap bagus dan ia suka sebagai awal penanaman sikap

anak terhadap apa yang ia hadapi. Diharapkan pada akhirnya sejak dini anak

tersebut sudah mengenal bagamana cara memilih mana yang bagus mana

yang tidak bagus, mana yang cocok dan tidak cocok sehingga pada fase

tertentu , mereka dapat menghargai dan menyikapi hal-hal diluar dirinya.

2. Menyusun warna, dapat melatih nila-nilai perbandingan yang bersifat rasa

antara satu dengan lainnya, melatih bagaimana memilih dan menempatkan

bagian satu dengan lainnya. Diharapkan pada akhirnya perkembangan anak

tersebut dapat cermat, terampil membentuk sikap-sikap yang tepat guna

menunjang kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.

3. Menuangkan warna, adalah tindakan fisik dimana anak melakukan gerakan

mengoles dan mengendalikan gerak tangan. Dari kegiatan ini anak menjadi

terampil mewarnai dengan benar, tidak keluar dari objek gambar yang

diwarnai, dan mewarnai dengan rapi. Kegiatan ini juga dapat melatih

perasaan halus, sabar, dan teliti pada anak.

5. Manfaat Warna pada Penglihatan

Kehadiran warna yang beraneka corak dalam kehidupan sehari-sehari

akan memberikan pengenalan yang baik pada kesehatan, terutama pada alat-

alat indra kita. Hal ini juga dikemukakan oleh Bony Danuatmaja (2003 : 121 )

fungsi warna bermanfaat bagi Stimulasi penglihatan. Warna biru untuk


menurunkan denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi nafas, hingga dua

puluh persen ,selain itu juga untuk relaksasi, mengurangi rasa kawatir,cemas,

nafsu makan dan meditasi. Hijau untuk memberikan efek rasa damai tenang

tentram, bebas, sejuk, menurunkan hormone stress dalam darah dan

menurunkan fungsi otot, Merah merupakan warna excited, berfungsi untuk

meningkatkan aktifitas otak dan tonus otak, juga memberikan rasa hangat.

Orange memberikan efek yang sama dengan warna merah tetapi lebih ringan ,

orange merupakan warna aktifitas dan energy sedikit menurunkan efek depresi

dan merangsang nafsu makan. Kuning merupakan penampilan stabil dapat

meningkatkan penampilan yang baik, konsentrasi dan produktivitas.

6. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Mengenal


Warna

Menurut Yusep Nurjatmika (2012:97) peran orang tua dalam

meningkatkan kemampuan anak mengenal warna adalah sebagai berikut:

1. Sediakan bahan-bahan untuk si kecil, seperti kertas atau buku gambar khusu,

atau buku mewarnai. Untuk alat-alat pewarnaan, carilah yang nontoxic dan

aman untuk anak-anak.

2. Dukung upayanya untuk menggambar dan mewarnai lewat ungkap ceritanya

warna-warna yang bisa ia gunakn, garis gambar dan bentuk yang bisa dicoba

dilakukan olehnya. Ajarkan pula konsep tentang teknik. Misalnya, table,

tipis, lebar, sempit, gelap, terang, sudut, bentuk, kontur, dan lain sebagainya.
3. Jangan lupa untuk mengapresiasikan hasil karyanya. Misalnya, dengan

menempelkan hasil gambarnya dipintu lemari dinding, atau dibingkai dan

dipajang di ruang yang bisa dilihat banyak orang. Hal ini akan mendorong

kepercayaan diri si anak.

4. Berikan kesempatan untuk si kecil melihat subjek yang ingin diwarnai.

Jangan lupa untuk selalu menemani anak saat mewarnai.

B. Permainan Plastisin

1. Pengertian Permainan Plastisin

Permainan Plastisin merupakan metode pembelajaran yang banyak

melibatkan anak dalam proses-proses mental dalam rangka menemukan sebuah

konsep warna melalui lilin-lilin plastik lunak yang berwarna. Dalam proses

kegiatannya Permainan Plastisin merupakan sebuah permainan yang

memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan pengetahuan dan

pemahaman tentang berbagai konsep dan prinsip sebagaimana dalam

pembelajaran dengan permainan plastisin. Permainan Plastisin merupakan

komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang

menunjukkan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,

mencari sendiri dan reflektif. Sund (Suryosubroto, 1996:193) berpendapat

bahwa Permainan Plastisin adalah proses mental dimana anak

mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.


Permainan Plastisin adalah cara penyajian pelajaran yang banyak

melibatkan anak dalam proses-proses mental anak dan dalam proses situasi

individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip.

Permainan Plastisin ialah proses mental dimana anak mampu

mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud

antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan

sebagainya. Dengan teknik ini anak dibiarkan menemukan sendiri atau

mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan

intruksi. Dengan demikian pembelajaran melalui permainan plastisin adalah

suatu pembelajara yang melibatkan anak dalam proses kegiatan mental melalui

tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri,

agar anak dapat belajar sendiri. Pembelajaran melalui permainan plastisin

merupakan suatu metode pengajaran yang menitik beratkan pada aktivitas

anak dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru

hanya bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator yang mengarahkan siswa

untuk menemukan konsep, prosedur, dan semacamnya.

2. Ciri Utama Belajar dengan Permainan Plastisin

Ada tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:

a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,

menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan;


b. Berpusat pada anak

c. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang

sudah ada.

3. Langkah-Langka Pembelajaran mengenal warna dengan permainan

Plastisin

Dalam pembelajaran mengenal warna melalui permainan Plastisin banyak

hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh guru. Berikut langkah-langkah

pembelajaran mengenal warna melalui permainan Plastisin :

Sintak Pembelajaran Mengenal Warna Dengan Permainan Plastisin

NO
Kemampuan Guru

KEGIATAN PEMBUKAAN

1 Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong anak didik


untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

2. Guru melaksanakan apersepsi dalam kegiatan Pembelajaran

3. Memberikan informasi singkat dengan menggunakan metode Tanya


jawab
KEGIATAN INTI

1. Guru menjelaskan aturan main permainan warna dengan plastisin


2. Guru mengorganisir kelas

3. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar dengan strategi


permainan plastisin dengan mengenal warna.

4. Memberikan peragaan singkat pada kegiatan tugas yang akan


dilaksanakan

5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan


anak didik.

6 Guru memberi kesempatan kepada anak didik untuk melakukan


kegiatan dengan permainan plastisin dengan mengenal warna

7 Guru melaksanakan bimbingan saat kegiatan berlangsung.

8. Guru memantau aktifitas anak didik berkenaan dengan permainan


plastisin mengenal warna.
KEGIATAN PENUTUP

1 Guru menutup kegiatan pembelajaran

2 Guru merecool dengan memberikan umpan balik (Feed Back)

3. Memberikan informasi penting seputar kegiatan yang telah


dilaksanakan
4. Memberikan reward kepada anak didik yang telah melaksanakn
kegiatan dengan baik.
4. Keunggulan Permainan Plastisin

Salah satu cara belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di PAUD

yang sudah maju adalah Cara belajar Aktif dengan metode penemuan melalui

permainan plastisin. Hal ini disebabkan karena metode ini:

a. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar anak aktif;


b. Dengan permainan plastisin anak mampu menemukan sendiri konsep yang

dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak

mudah dilupakan anak;

c. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang benar-benar

dikuasai dan tidak mudah dilupakan anak;

d. Dengan permainan plastisin anak belajar menguasai salah satu cara ilmiah

yang akan dapat dikembangkan sendiri;

e. Anak belajar berpikir konkrit dan mencoba memecahkan problema yang

dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransferkan dalam kehidupan nyata.

Beberapa keunggulan pembelajaran mengenal warna dengan permainan plastisin

juga diungkapkan oleh Suherman,dkk (2001:179) sebagai berikut:

a. Anak aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan

kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

b. Anak memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses

menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;

c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong

ingin melakukan kegiatan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;

d. Metode ini melatih anak untuk lebih banyak belajar.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan Tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa pengembangan

kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin di TK Kuncup 19


November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka,dapat diperjelas melalui

kerangka pikir sebagai berikut:

Kemampuan Mengenal Warna pada anak Kelompok A TK


Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka

Pembelajaran Melalui Permainan Plastisin

Kemampuan Mengenal Warna pada anak Kelompok A TK


Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka
Meningkat

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2014 hingga bulan Oktober

2014 di A TK Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka dalam proses

meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin .


Penelitian ini tergolong kedalam penelitian tindakan kelas (PTK). Dikatakan

penelitian tindakan kelas karena secara langsung menerapkan suatu tindakan untuk

peningkatan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak di Kelompok A TK Kuncup

19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka yang berjumlah 20 orang yang terdaftar

pada tahun ajaran 2014/2015, peneliti berkolaborasi dengan seorang guru kolaborator

yang menjadi mitra peneliti dan Peneliti bertindak sebagai observer .

B. Faktor yang Diteliti

Beberapa faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Faktor anak, mengamati aktivitas anak-anak dalam proses kegiatan bermain

sambil belajar atau belajar seraya bermain. Kesenangan anak dalam bermain

sambil belajar dalam kegiatan mengenal warna dengan permainan plastisin.

Faktor yang diteliti dan diamati dalam kegiatan ini berupa indikator-indikator

sebagai berikut :

a. Memilih warna sesuai dengan petunjuk guru

b. Mengenal bentuk kura-kura, burung, capung, kupu-kupu

c. Membuat bentuk kura-kura, burung, capung, kupu-kupu dengan 4 warna

d. Anak mampu mengklasifikasi bentuk sesuai warnanya.

e. Menyebut warna merah, kuning, biru, hijau, hitam, dan putih

f. Membedakan warna merah, kuning, biru, hijau, hitam, dan putih.


2. Faktor guru, mengamati dan memperhatikan segala aktivitas guru yang

mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran bagi anak yang

dilakukannya dalam kegiatan mengenal warna melalui permainan platisin.

3. Faktor sumber/bahan, pembelajaran dan permainan yang diterapkan atau yang

dimanfaatkan guru agar dapat mendukung, memotivasi dan melancarkan

pelaksanaan kegiatan bermain sambil belajar seraya bermain bagi anak untuk

mengembangkan minat belajar anak dan mengembangkan kemampuan

mengenal warna anak.

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan,

/Observasi. Pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam

melaksanakan tindakan yaitu guru yang mengajar dan teman sejawat. Pada

pengamatan ini digunakan instrumen pengamatan. Teknik observasi ini digunakan

untuk menghimpun data tentang kemampuan mengenal warna melalui permainan

plastisin pada anak TK Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka

Kegiatan penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan 2 siklus. Setiap aspek yang

diteliti dilakukan pemberian skor terhadap anak dan peneliti berdasarkan panduan

observasi. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran kemampuan mengenal

warna melalui permainan plastisin pada anak TK Kuncup 19 November

Kec.Wundulako Kab. Kolaka

D. Teknik Analisis Data


Tahapan-tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diawali

dengan memberikan penilaian pada setiap indikator kemampuan anak yang menjadi

aspek pengamatan. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan tanda cheklis pada

alat penilaian dengan mengacu pada beberapa indikator kemampuan anak yang telah

ditentukan.

Alat penilaian yang digunakan adalah alat yang digunakan di TK (Depdiknas,

2010) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1. Pada setiap indikator kemampuan anak yang menjadi aspek pengamatan diberi

penilaian dengan cara:

a. BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49)

Apabila anak didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku

(kemampuan mengenal warna) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai.

b. MB (Mulai Berkembang) = = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 :

Apabila anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal

perilaku (kemampuan ) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai tetapi belum

konsisten dan masih perlu bimbingan guru.

c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = = nilai konversi (2,50-3,49) Jika

anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan) yang

dinyatakan dalam deskriptor nilai dan mulai konsisten dan tidak tidak perlu

bimbingan.
d. BSB (Berkembang Sangat Baik) = = nilai konversi (3,50-4,00) Jika

anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan) yang

dinyatakan dalam descriptor.

2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam pelaksanaan kegiatan

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengamatan dan evaluasi pada anak dalam melakukan kegiatan diberi tanda

cheklis pada pencapaian indikator BB (Belum Berkembang), MB (Mulai

Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB (Berkembang

Sangat Baik).

b. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menjumlahkan berapa anak yang

mencapai kemampuan BB, MB, BSH dan BSB selama mengikuti kegiatan

kemudian masing-masing kemampuan tersebut diberi bobot nilai yaitu

BSB= 4, BSH= 3, MB= 2 dan BB= 1

c. Tahap berikutnya adalah perhitungan konfersi bobot nilai berdasarkan

jumlah perolehan nilai BB, MB, BSH, dan BSB yang telah dicapai masing-

masing anak pada setiap siklus tindakan dengan menggunakan formulasi

perhitungan sebagi berikut:

(BSBX4)+(𝐵𝑆𝐻𝑋3)+(𝑀𝐵𝑋2)+( 𝐵𝐵𝑋1)
Perolehan nilai anak = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛)

2. Hasil perolehan nilai anak tersebut dikonversi kembali kedalam bentuk nilai

kualitatif yang merupakan nilai akhir yang akan diperoleh masing-masing anak,

dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:


a. BSB = jika hasil hitungan akhir antara 3,50 – 4,00= 4

b. BSH = jika hasil hitungan akhir antara 2,50 – 3,49= 3

c. MB = jika hasil hitungan akhir antara 1,50 – 2,99=2

d. BB = jika hasil hitungan akhir antara 0,01 – 1,49 = 1

3. Kemudian dilakukan analisis secara klasikal berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan formulasi di atas, dan formulasi secara klasikal itu seperti

berikut:

𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 (2,5−4,0)


Persentase keberhasian anak = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘)
X 100%

4. Tahap terakhir adalah hasil perolehan persentase tingkat keberhasilan anak

secara klasikal, maka dapat ditarik kesimpulan apakah penelitian yang

dilaksanakan dapat terselesaikan atau dilanjutkan pada tahap siklus selanjutnya.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (action

research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu

kepada pendapat Mc Taggar dan Wardani (Faisal, dkk, 2007 :29) bahwa Penelitian

Tindakan Kelas mengikuti siklus atau daur ulang mulai dari Perencanaan,

Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Evaluasi, dan Reflksi.

Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Alternatif Pelaksanaa
Permasalaha
Pemecahan n Tindakan
n
Siklus
I
Analisis Data Observasi I
Terselesaika Refleksi I
I Evaluasi (Monitorin
n
(TIM Pelatihan Proyek PGSM,1997: 27)

Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti

yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat mengetahui

kemampuan anak dalam mengenal warna, maka setiap akhir siklus diadakan tes

akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan anak terhadap mata pelajaran

yang telah disajikan.

Secara rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan

meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna melalui permainan

Plastisin dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyamakan persepsi antara peneliti dan guru tentang konsep dan tujuan

untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal warna melalui melalui

Permainan Plastisin

b. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus I.

c. Menyusun instrumen observasi, tes dan rekaman kegiatan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pengimplementasian rencana

tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara peneliti dan teman sejawat.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah guru/ peneliti melaksanakan tindakan

pembelajaran melalui melalui permainan Plastisin.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan anak dan

kemampuan guru membimbing anak dalam kegiatan pembelajaran. Observasi

dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolaborator dengan menggunakan lembar

observasi berupa pengamatan aktivitas anak dan aktivitas guru selama kegiatan

belajar mengajar.

Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak

tentang materi yang telah diajarkan melalui melalui permainan Plastisin


Evaluasi hasil belajar dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis

dengan bentuk uraian. Penilaian proses dengan menggunakan format penilaian

untuk mengetahui keaktifan anak dalam kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah

mengadakan refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap

siklus. Refleksi dilakukan dengan mengacu pada hasil yang observasi selama

proses dan pada saat selesai pembelajaran, yang terdiri atas aktivitas guru maupun

anak. Jika hasil yang dicapai pada siklus I belum sesuai indikator dan target (75%

dengan nilai Pencapaian BSH) sesuai rencana, maka akan dimusyawarahkan

bersama tentang alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncanakan tindakan

berikutnya.

Ukuran keberhasilan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan

aspek anak. Keberhasilan guru dapat dilihat pada kemampuan

mengimplementasikan perencanaan pembelajaran dengan melalui permainan

Plastisin.

Kriteria keberhasilan dari aspek anak dapat dilihat pada proses

pembelajaran dan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran. Proses penilaian

selama berlangsung tindakan digunakan format observasi.

Analisis data dimulai dari analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan

hasil observasi dan tes kemampuan anak mengenal warna setiap responden. Data
terdiri aspek aktivitas guru dan aspek aktivitas anak dan aspek hasil kemampuan

anak mengenal warna pada TK Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab.

Kolaka Langkah-Langkah data sebagai berikut :

a. Data setiap aspek dianalisis dan ditabulasi, kemudian mengklasifikasikan

dengan menggunakan teknik persentase setiap aspek

b. Hasil data setiap aspek dianalisis berdasarkan kecenderungannya

c. Mendiskripsikan berdasarkan kecenderungan hasil analisis data

d. Membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil deskripsi data.

F. Indikator Kinerja

Berdasarkan hasil evaluasi atau penilaian yang telah disesuaikan tersebut

dan hasil perhitungan dengan formulasi di atas, selanjutnya diberi makna secara

kualitatif berupa nilai kemampuan menulis anak kemudian dipersentasekan dan

disesuaikan dengan indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini.

Adapun indikator kinerja yang diterapkan untuk keberhasilan anak adalah ; jika

sebanyak 75% anak TK Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka, telah

memperoleh BSB = berkembang sangat baik ( ) dan BSH =

berkembang sesuai harapan( )sejumlah 75% berdasarkan hasil penilaian

dari tagihan instrument penilaian berupa item-item aspek perkembangan

kemampuan menulis awal anak yang diamati dan diberi nilai (yang terdapat pada

lembar pedoman observasi atau assesment checklist), maka penilaian kegiatan

tindakan ini dihentikan karena dipandang telah terselesaikan. Dengan demikian


Maka secara individu anak TK Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab.

Kolaka dikatakan berhasil jika telah memperoleh peningkatan Kemampuan

mengenal warna dengan permainan plastisin dengan nilai (3,50-4,00 =4) = BSB,

dan nilai (2,50-3,49 =3) = BSH, sebesar 75%. (ketentuan yang dipakai di TK

Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka).

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan

pertemuan dan koordinasi dengan kepala TK kuncup 19 November Kec. Wundulako

Kab. Kolaka dan guru kelompok A, selanjutnya melakukan serangkaian observasi awal

dimana tujuannya adalah untuk mengamati kemampuan mengenal warna anak didik

melalui permainan plastisin.


Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan ternyata ditemukan berbagai

kelemahan pada anak didik khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal

warna, dimana kegiatan bermain plastisin merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di

TK tersebut namun belum terlaksana dengan baik. Kegiatan meningkatkan

kemampuan mengenal warna anak senantiasa dilakukan guru hanya berkisar pada

kegiatan mewarnai gambar, menempel, bernyanyi. Padahal bagi peneliti untuk

permainan plastisin sangatlah menyenangkan bagi anak dimana kemampuan mengenal

warna lebih bekembang sebab dalam kegiatan tersebut akan nampak anak-anak berani

mengeluarkan ide-ide/ imajinasi yang ada dibenaknya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berusaha merancang dan

menyusun suatu bentuk kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak

khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal warna anak melalui permainan

plastisin. Selanjutnya peneliti mengatur jadwal pertemuan dengan guru dimana dalam

pertemuan tersebut, peneliti memberikan keterangan dan informasi mengenai tahap

pelaksanaan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Selanjutnya peneliti bersama

guru kelompok A sepakat untuk berkoordinasi, berkolaborasi dan sebagai mitra dalam

penelitian. Dari hasil pertemuan tersebut, guru bersama peneliti merancang Rencana

Kegiatan Harian (RKH) yang akan digunakan pada saat penelitian, sekaligus waktu

pelaksanaan kegiatan dan bahan/alat yang digunakan. Rencana ini telah dilakukan

dengan berkolaborasi dengan guru kelompok. Adapun data-data temuan tentang


hasil yang diperoleh peneliti bersama guru dalam kegaitan tersebut, dipaparkan seperti

berikut ini:

1. Hasil Observasi Awal

Hasil observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan mengenal warna pada

kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka masih rendah.

Rendahnya kemampuan tersebut diduga disebabkan oleh lemahnya proses

pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi singkat dengan guru TK Kuncup 19

November Kec. Wundulako Kab. Kolaka, bahwa lemahnya proses pembelajaran

karena kemampuan mengenal warna bagi anak yang rendah dan kondisi pembelajaran

yang tidak kondusif. Kondisi tersebut terjadi karena guru menerapkan pembelajaran

yang monoton dan tidak relevan dengan kondisi anak. Oleh sebab itu, untuk lebih

jelasnya gambaran awal data tentang kemampuan mengenal warna melalui permainan

dapat disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1. Hasil observasi persentase kemampuan mengenal warna melalui permainan


plastisin sebelum diberikan tindakan
No Nama Anak Didik Hasil Nilai Perolehan Akhir Ket
Perhitungan Masing-Masing Anak Didik
Konversi Pada Penilaian sebelum
Nilai tindakan
BSB BSH MB BB
(****) (***) (**) (*)

1 Alea 1.67 0 1 2 3 MB

2 Risni 1.67 0 1 2 3 MB
3 Hanung 1.67 0 1 2 3 MB

4 Imelda K 1.67 0 1 2 3 MB

5 Selvi 3.00 2 2 2 0 BSH

6 Grelliand 1.67 0 1 2 3 MB

7 Gres 1.67 0 1 2 3 MB

8 Melda Siboro 2.50 0 3 3 0 BSH

9 Deswa 1.67 0 1 2 3 MB

10 Eka 3.00 2 2 2 0 BSH

11 Andra 1.67 0 1 2 3 MB

12 Alea 3.00 2 2 2 0 BSH

13 Fadhil Barsawa 1.67 0 1 2 3 MB

14 Agil 1.67 0 1 2 3 MB

15 Krisna 2.50 0 3 3 0 BSH

16 Padhil A 1.67 0 1 2 3 MB

17 Rica Dende 3.00 2 2 2 0 BSH

18 Ari 1.67 0 1 2 3 MB

19 Eki 1.67 0 1 2 3 MB

20 Dirgo 3.00 2 2 2 0 BSH

Sumber data : Hasil tes sebelum tindakan


Hasil observasi awal tersebut dilakukan sebagai landasan awal peneliti sebagai

guru untuk merencanakan tindakan perbaikan, sekaligus untuk mengetahui

kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin sebelum tindakan. Observasi

awal ini dilakukan dengan mengamati aktivitas pembelajaran melalui indikator yang
sama dengan indikator yang digunakan ini, agar hasil penelitian dapat valid dan dapat

dibandingkan hasilnya.

Dari tabel 1 tersebut dapat diketahui gambar awal permainan plastisin dalam

meningkatkan kemampuan mengenal warna pada kelompok A TK Kuncup 19

November Kec. Wundulako Kab. Kolaka bahwa dari 20 anak yang diamati hanya 7

orang anak yang memiliki kemampuan mengenal warna yang memadai, karena mereka

memiliki nilai ketuntasan (35%), sedangkan selebihnya, yakni 13 anak masih memiliki

kemampuan yang rendah karena mereka hanya menunjukkan nilai < 75%. Gambaran

tersebut melahirkan kesimpulan umum bahwa permainan plastisin bagi anak untuk

meningkatkan kemampuan mengenal warna kelompok A TK Kuncup 19 November

Kec. Wundulako Kab. Kolaka masih tergolong rendah. Hal ini diperkuat dengan nilai

rata-rata yang diperoleh anak kelas A hanya 35%. nilai tersebut masih jauh lebih rendah

dibandingkan dengan nilai standar di TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab.

Kolaka yaitu 75% .

Hasil observasi awal tersebut, memberikan gambaran bahwa rendahnya

kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin anak perlu diberikan

tindakan perbaikan agar hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi meningkat.

Oleh sebab itu, peneliti memberikan tindakan berupa proses pembelajaran melalui

permainan plastisin. pendekatan ini peneliti dianggap paling tepat untuk meningkatkan

kemampuan mengenal warna terutama pada anak-anak.


2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan Siklus I

a. Perencanaan

Setelah peneliti dan guru melakukan pertemuan dan sepakat untuk

berkoordinasi serta mengacu pada observasi awal yang dilaksanakan pada anak

didik kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka,

maka tindakan untuk siklus I dilaksanakan dan disesuaikan dengan rancangan

pembelajaran yang telah dibuat, selama pelaksanaan siklus I dimana

dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sebagaimana yang tertuang dalam Rencana

Kegitan Harian (RKH) pada masing-masing pertemuan, untuk pertemuan ke I

yaitu pada Senin, 6 Oktober 2014 dan pertemuan ke 2 Rabu, 8 Oktober 2014

adalah pembelajaran meningkatkan kemampuan mengenal warna dasar melalui

permainan plastisin di kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako

Kab. Kolaka.

Pada pelaksanaan tindakan ini dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan tindakan siklus 1 pada pertemuan pertama

a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan mengajak anak

untuk memberi salam serta mengucapkan doa belajar setelah itu guru

memperkenalkan tema, tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta

memperkenalkan media pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah

kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan meningkatkan kemampuan

mengenal warna melalui bermain plastisin.

b. Kegiatan Inti

Dalam melaksanakan kegiatan inti guru membagi kelompok anak dari 20 anak

menjadi 4 kelompok untuk melaksanakan kegiatan bermain plastisin, setelah

itu guru mempersilahkan anak menuju kemeja masing-masing untuk

melakukan permainan tersebut dan selama pelaksanaan kegiatan inti guru

melaksanakan juga menilaian untuk mengetahui keberhasilan anak.

c. Kegiatan Penutup

Setelah pelaksanaan tindakan guru mengakhiri kegiatan dengan menarik

kesimpulan hasil dari pada pelaksanaan tidakan dengan melakukan tanya

jawab kepada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakannya.

2. kegiatan tindakan siklus I pada pertemuan kedua

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan mengajak anak

untuk memberi salam serta mengucapkan doa belajar setelah itu guru

memperkenalkan tema, tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta


memperkenalkan media pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah

kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan meningkatkan kemampuan

mengenal warna melalui permainan plastisin.

b. Kegiatan Inti

Dalam melaksanakan kegiatan inti guru membagi kelompok anak dari 20 anak

menjadi 4 kelompok untuk melaksanakan kegiatan bermain dengan plastisin,

setelah itu guru mempersilahkan anak menuju kemeja masing-masing untuk

melakukan permainan tersebut dan selama pelaksanaan kegiatan inti guru

melaksanakan juga menilaian untuk mengetahui keberhasilan anak.

c. Kegiatan Penutup

Setelah pelaksanaan tindakan guru mengakhiri kegiatan dengan menarik

kesimpulan hasil dari pada pelaksanaan tidakan dengan melakukan tanya

jawab kepada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakannya..

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan guru terlebih dahulu memberi

pemahaman pada anak didik mengenai bahan yang akan digunakan untuk

kegiatan penelitian yaitu dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal

warna melalui permainan plastisin, setelah guru memberi penjelasan lalu

memberikan bahan-bahan berupa plastisin kepada anak. Tampak siklus I ini

anak-anak masih bingung dalam melaksanakan kegiatan tersebut, sebagian anak


masih selalu bertanya dan sebagian lagi sudah mampu melaksanakan kegiatan.

Adapun tugas dari peneliti adalah mencatat segala sesuatu yang terjadi khususnya

pada proses pelaksanaan kegiatan.

Dalam kegiatan ini terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan

kemampuan mengenal warna namun anak-anak belum melaksanakan secara

optimal. Misalnya masih terdapat anak-anak yang belum terampil dalam bermain

plastisin, anak-anak tampak tidak percaya diri walaupun sebelumnya guru telah

memberi contoh kepada anak didik dikelompok A, lalu ketika diperhadapkan

dengan permainan plastisin yang menuntut anak untuk mampu memecahkan

masalah sendiri misalnya pada saat anak bermain plastisin maka sebagian anak

mampu memecahkan masalah sendiri dengan terampil membentuk sesuatu

dengan goresannya, tetapi sebagian anak tampak tidak bersemangat

melaksanakan kegiatan tersebut.

c. Observasi dan Evaluasi

kegiatan observasi dan evaluasi peneliti senantiasa melakukan

pencatatan nilai sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan mulai dari awal sampai akhir kegiatan penilaian yaitu siklus I

selama 2 (dua) kali pertemuan. Setelah itu, memberikan nilai bintang-bintang

pada setiap anak didik sesuai hasil perhitungan konversi nilai sebagai hasil

perkembangan kemampuan anak diakhir tindakan siklus I. Berdasarkan hasil


perhitungan konversi nilai tersebut diperoleh data hasil temuan pada Tabel I

berikut ini:

Tabel I. Data Hasil Perhitungan Konversi Perolehan Nilai Akhir

No Nama Anak Didik Hasil Nilai Perolehan Akhir Ket


Perhitungan Masing-Masing Anak Didik
Konversi Pada Penilaian siklus I
Nilai BSB BSH MB BB
(****) (***) (**) (*)

1 Alea 2.50 0 3 3 0 BSH

2 Risni 2.50 0 3 3 0 BSH

3 Hanung 1.67 0 1 2 3 MB

4 Imelda K 2.50 0 3 3 0 BSH

5 Selvi 3.83 5 1 0 0 BSB

6 Grelliand 3.00 2 2 2 0 BSH

7 Gres 1.67 0 1 2 3 MB

8 Melda Siboro 3.83 5 1 0 0 BSB

9 Deswa 1.67 0 1 2 3 MB

10 Eka 3.00 2 2 2 0 BSH

11 Andra 2.50 0 3 3 0 BSH

12 Alea 3.83 5 1 0 0 BSB

13 Fadhil Barsawa 1.67 0 1 2 3 MB

14 Agil 3.00 2 2 2 0 BSH

15 Krisna 2.50 0 3 3 0 BSH


16 Padhil A 1.67 0 1 2 3 MB

17 Rica Dende 3.00 2 2 2 0 BSH

18 Ari 3.00 2 2 2 0 BSH

19 Eki 1.67 0 1 2 3 MB

20 Dirgo 3.00 2 2 2 0 BSH

Sumber : Hasil analisis data PTK 2014

Pada table 1 diatas, tampak rata-rata kemampuan anak didik berada pada nilai

bintang 3 (BSH/Berkembang Sesuai Harapan), berjumlah 20 anak. Selanjutnya

dilakukan analisis keberhasilan tindakan secara klasikal seperti tampak pada tebel 2

dibawah ini :

Tabel 2. Deskriptif Perhitungan secara Klasikal

Uraian Frekwensi (jumlah persentase


anak)
Banyaknya anak didik yang 3 15%
memperoleh nilai BSB (nilai
konversi 3,50 – 4,00)
Banyaknya anak didik yang 11 55%
memperoleh nilai BSH (nilai
konversi 2,50 – 3,49)
Banyaknya anak didik yang 6 30%
memperoleh nilai MB (nilai
konversi 1,50 – 2,49)
Banyaknya anak didik yang 0 0%
memperoleh nilai BB (nilai
konversi 0,01 – 1,49)
Jumlah seluruh anak didik dalam 20 100%
kelompok B2 (subjek dalam
penelitian)
Persentase keberhasilan secara 14 70%
klasikal (%) yakni banyaknya
anak didik yang dianggap
berhasil atau yang memperoleh
nilai BSB + BSH
Sumber : Hasil analisis data PTK 2014

Adapun penilaian secara klasikal pada table 2 diatas tampak peningkatan

kemampuan mengenal warna yang memperoleh BB (Belum Berkembang) tidak ada

atau 0%, dan anak didik yang memperoleh MB (Mulai Berkembang) sebanyak 6 anak

atau 30%, sedangkan untuk nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan) diperoleh 11

anak atau 55%, dan mendapat nilai BSB (Berkembang Sangat Baik) diperoleh anak

atau 15%.

Berdasarkan perolehan nilai anak didik yang ditampilkan pada tabel 1 dan tabel

2, dapat dinyatakan bahwa progam kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan

mengenal warna melalui permainan plastisin secara klasikal pada siklus I mencapai

tingkat keberhasilan sebesar 70% dan jika berpatokan pada indikator kinerja yang

ditetapkan yaitu jika anak didik mencapai tingkat perolehan nilai keberhasilan minimal

sebesar 75% maka penelitian tersebut dikatakan telah terselesaikan, maka bertitik tolak

dari hal tersebut tindakan siklus I yang dilaksanakan hanya memperoleh nilai sebesar

70% dikatakan belum terselesaikan dan hal ini akan dilanjutkan ke tahapan siklus

selanjutnya yaitu siklus II.


Kegiatan penelitian yang dilaksanakan kali ini selain pengamatan perolehan

nilai keberhasilan bentuk kuantitatif juga diperoleh penilaian secara kuantitatif.

Penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor anak didik

1) Pada kegiatan penelitian di siklus I ini, berdasarkan hasil perolehan nilai

kemampuan anak didik rata-rata berada pada 2 bintang untuk anak yang

Mulai Berkembang (MB), 3 bintang untuk anak yang Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), dan 4 bintang untuk anak yang Berkembang Sangat Baik

(BSB), hal ini berarti anak didik sebagian besar masih memerlukan

bimbingan dari guru. Memang kegiatan yang dilaksanakan baru bagi anak,

sehingga guru senantiasa memberikan bimbingan. Namun untuk

meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin

tampak mereka masih banyak yang belum mampu mengemukakan gagasan

sendiri mengenai kegiatan yang dilaksanakan, khususnya pada saat anak

bermain plastisin tampak mereka belum mampu mengungkapkan

imajinasinya. Selain itu dalam meningkatkan kemampuan mengenal warna

melalui permainan plastisin tampak anak-anak ada yang belum mampu

melaksanakannya sehingga masih beberapa anak yang selalu bertanya dan

membutuhkan arahan/bimbingan guru baik secara langsung maupun tidak

langsung. Namun secara umum anak-anak sudah mampu menunjukkan

peningkatan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin.


2. Faktor guru

a. permainan plastisin merupakan kegiatan yang dilaksanakan anak dimana

memerlukan keterampilan, kesabaran serta kreativitas imajinasi mengenai

cara mengaplikasikan imajinasi yang ada dibenaknya. Guru pada siklus I

dalam memberi penjelasan, seharusnya ketika guru memberi penjelasan

harus memegang juga harus memperagakan bagaimana cara membuat

bentuk, jadi guru dan anak didik sama-sama praktek langsung sebab apabila

guru yang terlebih dahulu berbicara ataupun menjelaskan mengenai

permainan plastisin dan selanjutnya beberapa menit kemudian anak-anak

melaksanakan sesuai dengan arahan guru. Hal ini lah yang menjadi bahan

kajian bagi peneliti untuk melaksanakan kegiatan ditahapan siklus

selanjutnya dengan lebih baik lagi.

b. Guru mampu mengelola kelas, aktif membantu dan memberikan bimbingan

pada anak yang melaksanakan kegiatan namun hal ini dapat lebih

ditingkatkan disiklus selanjutnya demi untuk perbaikan dan juga dalam

meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin

kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka .

c. Agar anak semakin percaya diri dan mempunyai kreativitas maka guru

senantiasa memberikan pujian dan penguatan pada anak selama pelaksanaan


kegiatan penelitian, hal ini untuk memotivasi agar anak mampu

melaksanakan kegiatan dengan lebih optimal.

d. Refleksi

pada pelaksanaan kegiatan penelitian di siklus I dari hasil perolehan nilai

meningkatkan kemampuan mengenal warna maka terlihat bahwa pada siklus

tersebut kegiatan penelitian dilaksanakan belum terselesaikan khususnya dalam

rangka meningkatkan kemampuan mengenal warna bagi anak didik. Secara klasikal

perolehan nilai keberhasilan mencapai 70% sedangkan indikator yang ditetapkan

minimal sebesar 75% atau mencapaui hasil konversi bobot nilai antara 2.50 – 4.00.

berdasarkan hal tersebut maka peneliti bersama guru kelompok A harus segera

melaksanakan persiapan-persiapan dan membuat perencanaan dengan matang,

segala yang dilakukan disiklus I harus dicermati dan diperbaiki, dirancang kembali

untuk selanjutnya melaksanakan kegiatan pada tahapan siklus ke II.

3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan perolehan nilai keberhasilan di siklus I sebesar 70% dan jika dilihat

dari indikator kinerja yang ditetapkan maka perolehan nilai di siklus I sebesar

70% belum memenuhi kriteria terselesaikannya kegiatan penelitian, maka

peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan kegiatan siklus II. Adapun

penelitian di tahapan ini dilaksanakan sebanyak 2(dua) kali pertemuan tentunya


dengan materi yang sama yaitu pertemuan 1 Senin 20 Oktober 2014, dan

pertemuan II Kamis , 13 Oktober 2014. Pada kegiatan ini guru memberikan

beberapa penjelasan pada anak didik mengenai kegiatan yang dilaksanakan

walaupun sebelumnya anak-anak telah melaksanakan kegiatan di siklus I namun

penjelasan sangat penting bagi anak segera menyimak kembali kegiatan yang

dilaksanakan tentunya teknik menjelaskan yang diberikan guru berbeda dengan

siklus sebelumnya.

Pada pelaksanaan tindakan ini dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

3. Kegiatan tindakan siklus II pada pertemuan pertama

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan mengajak anak

untuk memberi salam serta mengucapkan doa belajar setelah itu guru

memperkenalkan tema, tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta

memperkenalkan media pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah

kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan meningkatkan kemampuan

mengenal warna melalui bermain plastisin.

b. Kegiatan Inti

Dalam melaksanakan kegiatan inti guru membagi kelompok anak dari 20 anak

menjadi 4 kelompok untuk melaksanakan kegiatan bermain plastisin, setelah


itu guru mempersilahkan anak menuju kemeja masing-masing untuk

melakukan permainan tersebut dan selama pelaksanaan kegiatan inti guru

melaksanakan juga menilaian untuk mengetahui keberhasilan anak.

c. Kegiatan Penutup

Setelah pelaksanaan tindakan guru mengakhiri kegiatan dengan menarik

kesimpulan hasil dari pada pelaksanaan tidakan dengan melakukan tanya

jawab kepada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakannya.

4. kegiatan tindakan siklus II pada pertemuan kedua

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dengan mengajak anak

untuk memberi salam serta mengucapkan doa belajar setelah itu guru

memperkenalkan tema, tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta

memperkenalkan media pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah

kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan meningkatkan kemampuan

mengenal warna melalui permainan plastisin.

b. Kegiatan Inti

Dalam melaksanakan kegiatan inti guru membagi kelompok anak dari 20 anak

menjadi 4 kelompok untuk melaksanakan kegiatan bermain dengan plastisin,


setelah itu guru mempersilahkan anak menuju kemeja masing-masing untuk

melakukan permainan tersebut dan selama pelaksanaan kegiatan inti guru

melaksanakan juga menilaian untuk mengetahui keberhasilan anak.

c. Kegiatan Penutup

Setelah pelaksanaan tindakan guru mengakhiri kegiatan dengan menarik

kesimpulan hasil dari pada pelaksanaan tidakan dengan melakukan tanya

jawab kepada anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakannya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada perolehan nilai keberhasilan yang ditemukan pada siklus I maka

pelaksanaan siklus II kembali dilaksanakan tentunya dengan kegiatan

pembelajaran yan disusun, dirancang dan dilaksanakan dengan seoptimal

mungkin. Bermain plastisin yang dilaksanakan sebagai salah satu cara yang

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna merupakan

kegiatan yang memerlukan kesabaran , percaya diri serta kemandirian. Guru

dalam siklus II ini mula-mula memberikan penjelasan ke anak didik, dimana

ada perubahan strategi yang dilaksanakan guru karena mengacu pada kegiatan

yang dilaksanakan sebelumnya dimana pada saat guru akan menjelaskan ke

anak didik terlebih dulu guru langsung membagikan plastisin kepada anak

didik, hal ini bertujuan agar pada saat guru memberikan penjelasan maka anak-
anak secara langsung akan mengikuti arahan guru terutama pada permainan

plastisin. Satu persatu langkah pelaksanaan permainan plastisin, ibu guru

ajarkan ke anak didik sehingga diharapkan anak didik semakin jelas dan paham

kegiatan tersebut.

Pada tahap inilah peneliti segera melakukan pencatatan dan observasi

peningkatan kemampuan mengenal warna, mulai dari bagaimana anak terampil

dalam bermain plastisin, memecahkan masalah sendiri ketika melaksanakan

permainan plastisin serta anak mampu mengemukakan gagasan sendiri

mengenai permainan plastisin tersebut dan yang tidak luput dari pengamatan

adalah bagaimana anak akan menjelaskan sendiri hasil karya yang dibuat,

apakah anak akan menjelaskan dari segi warna.

Secara umum pelaksanaan kegiatan penelitian di siklus II berjalan

dengan lancar dan dalam suasana yang menyenangkan sesuai dengan

perencanaan tindakan yang telah dirancang oleh guru bersama peneliti.

d. Observasi dan Evaluasi

Dalam melaksanakan kegiatan observasi dan evaluasi, guru kelompok

A bersama peneliti tetap berkolaborasi untuk menilai kreativitas anak melalui

permainan plastisin sebagaimana tertera pada Table 3 berikut:

Tabel 3. Data hasil Perhitungan Konversi Perolehan Nilai Akhir


No Nama Anak Didik Hasil Nilai Perolehan Akhir Ket
Perhitungan Masing-Masing Anak Didik
Konversi Pada Penilaian siklus II
Nilai BSB BSH MB BB
(****) (***) (**) (*)

1 Alea 3.83 5 1 0 0 BSB

2 Risni 2.50 0 3 3 0 BSH

3 Hanung 1.67 0 1 2 3 MB

4 Imelda K 2.50 0 3 3 0 BSH

5 Selvi 3.83 5 1 0 0 BSB

6 Grelliand 3.00 2 2 2 0 BSH

7 Gres 2.50 0 3 3 0 BSH

8 Melda Siboro 3.83 5 1 0 0 BSB

9 Deswa 1.67 0 1 2 3 MB

10 Eka 3.00 2 2 2 0 BSH

11 Andra 2.50 0 3 3 0 BSH

12 Alea 3.83 5 1 0 0 BSB

13 Fadhil Barsawa 2.50 0 3 3 0 BSH

14 Agil 3.83 5 1 0 0 BSB

15 Krisna 2.50 0 3 3 0 BSH

16 Padhil A 2.50 0 3 3 0 BSH

17 Rica Dende 3.00 2 2 2 0 BSH

18 Ari 3.00 2 2 2 0 BSH

19 Eki 1.67 0 1 2 3 MB

20 Dirgo 3.00 2 2 2 0 BSH

Sumber : Hasil analisis data PTK 2014


Segala apa yang diperoleh dan dilaksanakan observasi dan evaluasi di

siklus II tak lepas dari peneliti yang senantiasa mencatat dan mengamati

kegiatan tersebut. Perolehan nilai tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan

mengenal warna melalui permainan plastisin di kelompok A TK Kuncup 19

November Kec. Wundulako Kab. Kolaka yang terangkum dalam penilaian anak

didik berdasarkan indikator yang ditetapkan.

Berdasarkan data hasil perolehan nilai anak didik mencapai nilai 3

bintang (***) BSH yang berjumlah 12 anak dan anak didik yang mendapat nilai

4 bintang (****) BSB yang berjumlah 5 anak. Jadi hasil tersebut dapat

dikatakan bahwa rata-rata anak telah memiliki kemampuan mengenal warna

melalui permainan plastisin. Setelah diperoleh data nilai evaluasi akhir untuk

tahap siklus II yang ditampilkan pada table 3 tersebut maka selanjutnya

kegiatan yaitu dengan menganalisis data untuk menilai tingkat keberhasilan

anak didik secara klasikal untuk siklus II, seperti data yang terurai pada Tabel

4 berikut ini:

Tabel 4. Deskriptif Perhitungan Secara Klasikal.

Uraian Frekwensi (jumlah persentase


anak)
Banyaknya anak didik yang 5 25%
memperoleh nilai BSB (nilai
konversi 3,50 – 4,00)
Banyaknya anak didik yang 12 60%
memperoleh nilai BSH (nilai
konversi 2,50 – 3,49)
Banyaknya anak didik yang 3 15%
memperoleh nilai MB (nilai
konversi 1,50 – 2,49)
Banyaknya anak didik yang 0 0%
memperoleh nilai BB (nilai
konversi 0,01 – 1,49)
Jumlah seluruh anak didik dalam 20 100%
kelompok B2 (subjek dalam
penelitian)
Persentase keberhasilan secara 17 85%
klasikal (%) yakni banyaknya
anak didik yang dianggap
berhasil atau yang memperoleh
nilai BSB + BSH
Sumber : Hasil analisis data PTK 2014

Adapun data hasil perolehan nilai kemampuan anak didik sebagaimana

pada tabel 4 diatas, bahwa secara klasikal perolehan nilai kemampuan anak

didik dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal warna kelompok A

TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka mengalami

perkembangan tingkat keberhasilan anak didik yaitu sebanyak 85%. Untuk

anak didik yang memperoleh nilai BSB (Berkembang Sangat Baik) sebanyak 5

orang atau sebesar 25%, anak didik yang memperoleh nilai BSH (Berkembang

Sesuai Harapa) sebanyak 12 orang atau sebesar 60%, sedangkan untuk nilai MB

hanya tersisa 3 orang atau sebesar 15 %. Hal ini jelas tampak bahwa anak
tersebut mampu berimajinasi . jika dilihat dari perolehan nilai kemampuan anak

didik ternyata anak menyelesaikan tugas yang diberikan sudah optimal. Karena

perolehan nilai sebanyak 85% tersebut dapat dikatakan bahwa rangkaian

kegiatan penelitian dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal warna

melalui permainan plastisin dipandang telah terselesaikan dan mencapai tingkat

keberhasilan dan sesuai dengan indikator kinerja dan keberhasilan yang telah

ditetapkan dalam penelitian ini yaitu jika secara klasikal perolehan nilai

keberhasilan anak didik mencapai minimal 75% atau anak berada pada rentang

nilai 2,50-4,00.

Selain pengamatan perolehan nilai kemampuan anak didik juga dalam

penelitian ini dilakukan pengamatan pada beberapa aspek, yaitu sebagai

berikut:

1. Faktor anak didik

Meningkatkan kemampuan anak didik disiklus II mengalami

perkembangan, hal ini dapat dilihat dari kemampuan perolehan nilai anak

pada setiap indikator yang ditetapkan. Kemampuan anak sebagian besar

berada pada bintang 3 atau BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Oleh kerena

itu kegiatan di siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I yang mengalami

perolehan nilai keberhasilan tidak mencapai indikator kinerja yang

ditetapkan, maka kegiatan di siklus II bagi anak merupakan kegiatan yang

sudah pernah dilaksanakan, sehingga pada saat melaksanakan permainan


plastisin terjadi peningkatan kemampuan mengenal warna, misalnya

sebagian anak sudah mengalami kegiatan yang dilaksanakan, mereka sudah

paham bagaimana memecahkan masalah sendiri misalnya pada saat akan

melaksanakan kegiatan, mereka nampak hati-hati melaksanakannya serta

pada saat anak ditugaskan untuk menceritakan mengenai hasil karya mereka,

tampak mereka sudah semakin paham pelaksanaan kegiatan mulai alat dan

bahan yang digunakan hingga peroses terjadinya kegiatan tersebut dan yang

lebih penting lagi untuk di siklus II ini sebagian besar anak terlibat aktif

dalam melaksanakan kegiatan.

2. Faktor Guru

a. permainan plastisin merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian

ekstra dari guru, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang

membutuhkan keterampilan dari anak didik. Hal yang terpenting dari

kegiatan tersebut adalah memberi pemahaman pada anak, selain itu guru

perlu memotivasi anak untuk mengemukakan gagasan sendiri dalam

permainan plastisin juga memotivasi anak untuk mampu memecahkan

masalah sendiri. Guru dalam kegiatan pembelajaran di siklus II banyak

memberi kebebasan pada anak, terutama jika anak mengalami kendala

dalam permainan plastisin. Ketika anak tidak mampu melakukan kegiatan

maka guru serta merta tidak langsung membantunya namun membiarkan

anak tersebut agar memecahkan masalah sendiri dan yang terjadi adalah
anak tersebut sebagian besar di siklus II ini mampu berbuat dan

memecahkan masalah sendiri walaupun masih ada sebagian anak yang

selalu meminta bantuan langsung dari guru. Selanjutnya pengelolaan

kelas yang dilaksanakan guru sudah optimal, dimana guru telah dapat

melaksanakan kegiatan penelitian dengan membuat suasana kelas yang

menyenangkan.

b. Disiklus II ini sebagian besar anak sudah terlibat aktif dalam pelaksanaan

kegiatan terlebih karena kegiatan disiklus II ini merupakan kelanjutan

dari pelaksanaan kegiatan siklus sebelumnya.

c. motivasi bagi anak didik sangat penting, dimana setiap anak berbeda

dalam hal penerimaan kegiatan, ada anak-anak yang sangat senang untuk

melaksanakan kegiatan dan ada pula yang sedang tidak dalam suasana

hati yang menyenangkan, terkadang di siklus I anak mampu

melaksanakan kegiatan dengan baik namun di siklus II terjadi tingkat

kejenuhan yang tinggi sehingga ia malas melaksanakan kegiatan dengan

semangat. Hal inilah yang menjadi bahan perhatian bagi guru Dimana

untuk di siklus II guru senantiasa memberikan reward/penghargaan bagi

anak yang mampu melaksanakan kegiatan dengan baik namun anak yang

tidak mampu akan terus mendapat perhatian lebih dari guru sehingga ia

menjadi percaya diri lagi dan mampu terlibat aktif dengan kegiatan yang
dilaksanakan khususnya menggambar bebas dalam rangka meningkatkan

kemampuan mengenal warna bagi anak didik.

d) Refleksi

Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 tersebut diatas menunjukkan bahwa

kegiatan penelitian yang dilakukan di siklus II dan berdasarkan perencanaan

yang terangkum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH), instrumen

penilaian serta pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran,

hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan kemampuan anak didik maka

hasil yang diperoleh secara klasikal pada anak didik kelompok A TK

Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka di tahap siklus II

mencapai 85%, maka berdasarkan ketetapan indikator kinerja yang

digunakan pada penelitian ini, peneliti bersama guru kelompok A sepakat

untuk menghentikan kegiatan penelitian sebab sudah mencapai target yang

diinginkan dan penelitian pada siklus II tersebut bagi peneliti dan guru

dipandang telah terselesaikan.

D. Pembahasan Hasil

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian tindakan kelas ditahapan

pendidikan anak usia dini, pembelajaran di TK Kuncup 19 November Kec.

Wundulako Kab. Kolaka. Melalui permainan plastisin terdapat suatu bentuk aturan

main yang disepkati oleh semua anggota kelompok. Penerapan dari alat peraga
plastisin yang dilaksanakan dalam dua siklus pertemuan tindakan kelas dengan

dilakukan pengamatan individual sebagai evaluasi serta pengamatan menyeluruh

kemudian dianalisis kaitannya dengan perkembangan kemampuan mengenal

warna.

Secara langsung dapat diketahui dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran

yang dilakukan selama dua siklus tindakan bahwa anak lebih terlatih dalam

mengembangkan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin. Pada

pelaksanaan siklus I diperoleh hasil ketentuan belajar secara klasikal sebesar 65%

anak yang berhasil kemudian dilakukan siklus ke II. Melalui kegiatan pembelajaran

dengan alat peraga, anak lebih semangat dalam belajar dan bermain. Kemampuan

anak yang dikembangkan melalui penggunaan alat peraga yang cocok untuk anak

usia dini dan sesuai dengan tingkat perkembangan usianya, dimana pendekatan

media alat peraga sangat cocok dalam memberikan materi pelajaran, anak dapat

menunjukkan kemampuan sebagaimana adanya. Anak-anak dengan polosnya

menunjukkan kemampuan dalam bersosialisasi baik antara temannya maupun

dengan guru. Mereka tidak takut atau malu untuk mengatakan belum tau apabila

tidak mengetahui betul sama sekali.

Karakter anak pada umumnya ini cocok untuk dibiasakan dengan media

permainan plastisin dengan tujuan meningkatkan kemampuan mengenal warna

anak. Selain itu, anak mengikuti kegiatan sesui dengan aturan yang dipahaminya

dan terjadi secara alamiah tanpa tekanan dari pihak lain. Anak-anak usia ini patuh
terhadap informasi aturan yang diajarkan secara persuasif, karena anak-anak pada

umumnya kritis terhadap aturan sehingga penyampaiannya harus secara persuasif

terhadap anak didik agar anak menyukai apa yang diajarkan oleh guru.

Pada umumnya anak usia dini selalu menunjukkan keadaan dirinya sendiri

sehingga menurut peneliti/ penulis harus menggunakan media/ alat perga dan sangat

cocok mengajarkan melati daya pikir anak, sebagai salah satu kemampuan utama

yang diukur dan dinilai dalam pembelajaran ditahapan pendidikan anak usia dini

(PAUD). Melalui kegiatan permainan plastisin selama kegiatan, anak menunjukkan

sikapnya atas aturan bermain yang diberikan guru. Jika anak kurang percaya diri,

maka sikapnya hanya berdiam diri menunggu bantuan dari guru.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, sebagian besar anak sudah mampu dalam

permainan plastisin sesuai dengan aturan yang berlaku, dan hanya diberikan

panduan umum dari guru, hanya sebagian kecil anak yang masih dibimbing oleh

guru ketika dalam permainan. Melalui pembelajaran dengan memamfaatkan alat

bermain plastisin dengan pendekatan tema binatang. Anak lebih semangat belajar

dengan melatih kemampuan mengenal warna dilingkungan sekolah baik dengan

guru maupun dengan teman sekolahnya.

Meningkatkan kemampuan mengenal warna anak di TK Kuncup 19 November Kec.

Wundulako Kab. Kolaka dilakukan melalui kegiatan permainan plastisin.

Pelaksanaan pembelajaran melalui permainan plastisin menghasilkan banyak

mamfaat maupun dampak positif. Kemudian mengacu pada data peneliti yang
diperoleh yaitu data hasil evaluasi anak secara individual diperoleh ketuntasan

dalam belajar anak secara klasikal pada anak didik TK Kuncup 19 November Kec.

Wundulako Kab. Kolaka pada anak kelompok A sampai pada tindakan siklus II.

Hasil evaluasi anak diperoleh melalui teknik penilaian observasi atau

pengamatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Aspek pengamatan

dibatasi menjadi 6 indikator pengamatan individual sebagai instrumen penilaian/

evaluasi anak didik yang disusun dan mengacu pada unsur kemampuan mengenal

warna anak yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan dalam setiap siklus. Melalui

hasil penilaian guru memperoleh hasil tinjauan pelaksanaan permainan plastisin

dalam meningkatkan kemampuan mengenal warna anak di TK Kuncup 19

November Kec. Wundulako Kab. Kolaka. Penerapan permainan plastisin pada 20

anak kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka,

diperoleh 85%, 17 anak mencapai ketuntasan dari tagihan indikator. Hasil ini

mencapai pada pelaksanaan pada siklus II.

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan plastisin dalam meningkatkan

kemampuan mengenal warna pada kelompok A TK Kuncup 19 November Kec.

Wundulako Kab. Kolaka didasarkan pada hasil pengamatan menyeluruh dan hasil

penilaian proses pembelajaran. Data ini ditunjukkan dengan hasil penilaian yang

dilakukan oleh guru dan peneliti menilai peningkatan kemampuan mengenal

warna, anak dalam permainan plastisin. Nilai anak yang diperoleh dari pengamatan
guru dan peneliti selama pembelajaran adalah nilai yang Berkembang Sangat Baik

(BSB), dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

Keberhasilan peningkatan media/alat peraga permainan plastisin meningkatkan

kemampuan mengenal warna anak dapat dinilai dari hasil penilaian yang dianalisis

secara kualitatif dengan pemberian nilai. Melalui kegiatan permainan plastisin anak

secara langsung dapat kerjasama, berkomunikasi, dan bersosialisasi yang baik, baik

itu dengan guru maupun dengan teman-tamannya yang ada disekolah.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan bermain plastisin ternyata

banyak mamfaat, bermain plastisin dapat memberikan inspirasi apabila permainan

dilakukan bersama-sama, oleh sebab itu dengan menggunakan media plastisin

anak mampu bergaul dengan orang lain, memiliki kepekaan sosial yang tinggi

dengan orang lain. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna.

Bermain plastisin, dapat dilakukan melalui suatu proses yang sistimatis, mulai

dari visi, seperti kerjasama antara kelompok yang dikehendaki. Strategi juga harus

direncanakan dengan baik supaya anak dapat memahami aturan bermain dengan

baik, dan mampu kerjasama dengan kelompok yang telah dibentuk, anak lebih

sportif dan mampu memecahkan masalah dan menyusun strategi saat bermain.

Dan melalui hasil penilaian guru, maka penerapan bermain plastisin pada 20 anak

kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka, ketuntasan

belajar secara klasikal diperoleh pada siklus I sebesar 70% dan siklus ke II 85%.

17 anak mencapai ketuntasan dari tagihan indikator. Ini dapat dinyatakan bahwa

secara klasikal hasil penilaian telh mencapai 75%. Dan sebanyak 3 anak didik yang

belum mencapai ketuntasan masih diberikan bimbingan kepada guru.

B. Saran
Setelah melaksanakan tindakan penelitian pada anak serta melihat proses

pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh melalui tes yang dilakukan maka

peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal

warna dapat dilakukan dengan menerapkan jenis dan strategi permainan

yang inovatif.

b. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru TK hendaknya senantiasa

mempertimbangkan berbagai materi, media dan strategi/pengolaan kelas

yang baik sehingga pembelajaran menjadi lebih pembelajaran Aktif Kreatif

Efektif dan Menyenangkan.

2. Bagi Peneliti

Dengan adanya hasil penelitian yang membuktikan bahwa kreativitas

anak dapat dikembangkan melalui kegiatan inovatif dan bervariasi dan

diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat kembali permasalahan

yang sama tetapi dengan metode, teknik dan strategi yang lain serta tindakan

yang berbeda agar dapat memberi masukan atau temuan-temuan baru dalam

meningkatkan potensi anak didik khususnya di Taman Kanak-kanak secara

optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Amran Chaniago. 1995. Hakekat warna.Semarang : PT Sindur Press

Becker, Donna Luscher. 1984. Pengenalan Warna Meransang Indra Penglihatan,


Jakarta: Interaksara

Bony Danuatmaja 2003. Terapi Anak autis di rumah. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara

Chaniago Amran. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia

David, Sulasmi Prawira Darma. 2001. Warna internal dan warna eksternal, Bandung:
Jilsi Fouddation

Darmaprawira (2002. Pengertian Warna dan Tekstur Selengkapnya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Dewi Pradiwilaga, 2005. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri


Jakarta.

Faisal, dkk, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Gunarsa,Pradiwilaga Dewi, 2005. Pengembangan kognitif. Jakarta: Grasindo

Hakim Rustam 1993. Warna. Unsur Perencanaan dalam Arsitektur Lansekep. Jakarta:
Bumi Aksara.

Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. (Terjemahan Meitasari Tjandrasa).


Jakarta: Erlangga

Luscher, Donna, 1984. “Multiple Intelegences : A Perspective in Learning and


Applicability .http;//www.ddlarson.com/mipaper.html

Nurjatmika Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: DIVA Press

Prawira Darma Sulasmi (1989 Warna sebagai salah satu Unsur Seni dan Desain.
Jakarta: Depdikbud

Suherman,dkk (2001. Starategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung


UPI

Suryosubroto,1996. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Wawasan Baru, Beberapa


Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, cet. I, Jakarta:
Rineka Cipta.
TIM Pelatihan Proyek PGSM. 1997. Penelitian Tindakan Kelas ( Bahan Penelitian
Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah ). Jakarta: Depdikbud

Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran Mengenal Warna


Melalui Permainan Plastisin
Siklus : I
Dilaksanakan
NO ASPEK YANG DIAMATI
Ya Tidak

A. Pendahuluan

a. Appersepsi dan Mempersiapkan anak untuk belajar 

b. Memotivasi anak untuk mengikuti pelajaran 

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran 


I
d. Menyampaika 
n kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

e. Guru memberikan pertanyaan terbuka tentang permainan 


plastisin

B. Kegiatan Inti

a. Guru melakukan peragaan dengan menggunakan media 


Plastisin menjelaskan aturan main dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Guru membimbing anak dalam penugasan membuat 
berbagai bentuk dengan plastisin.
c. Guru mengarahkan anak didik untuk melakukan 
kegiatan secara dengan bekerjasama. 
II d. Memotivasi Semangat, keberanian dan percaya diri anak
ketika sedang melakukan kegiatan.
e. Mengarahkan anak untuk menggunakan media dengan 
baik

f. Guru membimbing anak ketika anak bermain plastisin. 

g. melibatkan langsung anak didik dengan bermain 


plastisin.
C. Penutup
a. melakukan recooling terhadap materi ajar seputar 
kegiatan yang telah dilaksanakan dengan cara umpan
balik (Feed Back).
III b. Memberikan informasi seputar kegiatan yang telah 
dilaksanakan.
c. Memberikan Apresiasi/reward anak yang mampu 
mengerjakan tugas dengan baik

D. Suasana Kelas

a. .Anak antusias (aktif dan kreatif) 

IV b. .Guru antusias 

c. .Efektif (waktu sesuai alokasi) 

d. .KBM sesuai Skenario 

e. .Menyenangkan 

Kolaka, Oktober 2014


Peneliti

Suriyanti Kadir
NIM: 21214189

Lembar Observasi Aktifitas Anak Didik Dalam Pembelajaran Mengenal


Warna Melalui Permainan Plastisin
NO INDIKATOR PENGAMATAN Penilaian

YA Tidak

KEGIATAN PEMBUKAAN

1 Perhatian pada sajian materi 

2 Respon terhadap pembelajaran 

3 Bertanya sederhana 

4 Menjawab pertanyaan guru 

KEGIATAN PEMBUKAAN

1 Keaktifan 

2 Kerja sama 

3 Bertanya/mengajukan pertanyaan sedehana 

4 Berani mengemuakan pendapat 

5 Cara menggunakan media 

6 Antusias dalam kegiatan 

7 Kemandirian 

KEGIATAN PENUTUP

1 Menyampaikan kendalanya 

2 Respon menerima infomasi 

3. Berani megemukakan pendapat 

Kolaka, Oktober 2014


Peneliti
Suriyanti Kadir
NIM: 21214189

Lampiran:

RENCANA KEGIATAN HARIAN


Pertemuan 1 siklus I
Tema/Sub Tema : Binatang
Kelompok :A
WaktuPelaksanaan : 2 x 30 menit
Hari/Tangga : Senin, 6 Oktober 2014
Bidang Pengembangan : Kognitif
Tingkat Pencapaian Perkembangan : Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk
atau warna atau ukuran.
.
Capaian Perkembangan : Klasifikasi warna dan bentuk dengan Plastisin

Indikator : 1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
TujuanPembelajaran:

1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
I. Materi, Media danSumber
- Materi : Bermain Plastisin.
- Media : Plastisin warna-warni dll.
- Sumber : Permendiknas No. 58/2009 tentang Standar PAUD
II. Kegiatan Pembelajaran
1. KegiatanAwal (±10 menit)
a. Guru melakukan persiapan, memperkenalkan Tema dan media.
b. Guru menjelaskan aturan main dalam kegiatan mengenal warna dengan
plastisin.
c. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan
dilanjutkan dengan bernyanyi bersama.
d. Guru melakukan motivasi dengan menyampaikan tentang manfaat dan
bahaya binatang
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (±40menit)
a. Guru menyiapkan alat dan bahan (media) yang diperlukan.
Secara bergiliran, guru meminta anak didik dalam kelompoknya, untuk

melakukan praktek langsung untuk memilih warna sesuai petunjuk,

membentuk 2 jenis bentuk menyerupai binatang dari plastisin warna-

warni kemudian memberi kesempatan kepada anak untuk menyebut dan

membedaakan jenis warna dalam plastisin yang telah dibentuk. (selama

kegiatan berlangsung, guru memantau aktifitas dan memberikan

bimbingan).

b. Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir/Penutup (±15menit)


a. Guru meminta kepada masing-masing anak didik bergiliran untuk

menceritakan kembali kegiatan yang mereka telah laksanakan.


b. Guru mendiskusikan dengan anak didik tentang kegiatan yang telah

dilakukan yaitu dengan menanyakan tentang perasaan anak didik setelah

mengikuti kegiatan bermain dengan plastisin.

c. Guru memberikan penghargaan kepada anak didik yang telah melakukan

kegiatan.

d. Guru membimbing anak untuk berdoa, bernyanyi bersama dan

mengucapkan salam.

III. Penilaian
a. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Alat penilaian/evaluasi menggunakan lembar observasi berikut:

-untuk kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), dengan konversi nilai

antara 3,50-4,00 atau skor 4, diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas

dengan sempurna.

- untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dengan konversi

nilai antara 2,50-3,49 atau skor 3, diberikan apabila anak didik melaksanakan

tugas dengan baik tanpa bimbingan.

- untuk kategori Mulai Berkembang (MB), dengan konversi nilai antara

1,50-2,49 atau skor 2 diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas tapi

perlu bimbingan.

-untuk kategori Belum Berkembang (BB), dengan konversi nilai antara 0,01-

1,49 atau skor 1, diberikan apabila anak didik tidak mengerjakan tugas.
Kolaka, Oktober 2014.

Guru Kelas, Peneliti

Endang, A.Ma Suriyanti Kadir

Mengetahui
Kepala TK 19 November Kolaka

Hasniati.S, Pd. Aud

Lampiran:

RENCANA KEGIATAN HARIAN


Pertemuan 2 siklus I
Tema/Sub Tema : Binatang
Kelompok : A
WaktuPelaksanaan : 2 x 30 menit
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Oktober 2014
Bidang Pengembangan : Kognitif
Tingkat Pencapaian Perkembangan : Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk
atau warna atau ukuran.
.
Capaian Perkembangan : Klasifikasi warna dan bentuk dengan Plastisin

Indikator : 1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
TujuanPembelajaran:

1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
1. Materi, Media danSumber
- Materi : Bermain Plastisin.
- Media : Plastisin warna-warni dll.
- Sumber : Permendiknas No. 58/2009 tentang Standar PAUD

2. Kegiatan Pembelajaran
1. KegiatanAwal (±10 menit)
a. Guru melakukan persiapan, memperkenalkan Tema dan media.
b. Guru menjelaskan aturan main dalam kegiatan mengenal warna
dengan plastisin.
c. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan
dilanjutkan dengan bernyanyi bersama.
d. Guru melakukan motivasi dengan menyampaikan tentang manfaat
dan bahaya binatang
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (±40menit)
a. Guru menyiapkan alat dan bahan (media) yang diperlukan.
Secara bergiliran, guru meminta anak didik dalam kelompoknya, untuk

melakukan praktek langsung untuk memilih warna sesuai petunjuk,

membentuk 2 jenis bentuk menyerupai binatang dari plastisin warna-

warni kemudian memberi kesempatan kepada anak untuk menyebut dan

membedaakan jenis warna dalam plastisin yang telah dibentuk. (selama

kegiatan berlangsung, guru memantau aktifitas dan memberikan

bimbingan).

b. Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir/Penutup (±15menit)


a. Guru meminta kepada masing-masing anak didik bergiliran untuk

menceritakan kembali kegiatan yang mereka telah laksanakan.


b. Guru mendiskusikan dengan anak didik tentang kegiatan yang telah

dilakukan yaitu dengan menanyakan tentang perasaan anak didik setelah

mengikuti kegiatan bermain dengan plastisin.

c. Guru memberikan penghargaan kepada anak didik yang telah melakukan

kegiatan.

d. Guru membimbing anak untuk berdoa, bernyanyi bersama dan

mengucapkan salam.

4. Penilaian
a. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

5. Alat penilaian/evaluasi menggunakan lembar observasi berikut:

-untuk kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), dengan konversi nilai

antara 3,50-4,00 atau skor 4, diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas

dengan sempurna.

- untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dengan konversi

nilai antara 2,50-3,49 atau skor 3, diberikan apabila anak didik melaksanakan

tugas dengan baik tanpa bimbingan.

- untuk kategori Mulai Berkembang (MB), dengan konversi nilai antara

1,50-2,49 atau skor 2 diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas tapi

perlu bimbingan.

-untuk kategori Belum Berkembang (BB), dengan konversi nilai antara 0,01-

1,49 atau skor 1, diberikan apabila anak didik tidak mengerjakan tugas.
Kolaka, Oktober 2014.

Guru Kelas, Peneliti

Endang, A.Ma Suriyanti Kadir

Mengetahui
Kepala TK 19 November Kolaka

Hasniati.S, Pd. Aud

Lampiran:

RENCANA KEGIATAN HARIAN


Pertemuan 1 siklus II
Tema/Sub Tema : Binatang
Kelompok : A
WaktuPelaksanaan : 2 x 30 menit
Hari/Tanggal : Senin, 20 Oktober 2014
Bidang Pengembangan : Kognitif
Tingkat Pencapaian Perkembangan : Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk
atau warna atau ukuran.
.
Capaian Perkembangan : Klasifikasi warna dan bentuk dengan Plastisin

Indikator : 1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
TujuanPembelajaran:

1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
II. Materi, Media danSumber
- Materi : Bermain Plastisin.
- Media : Plastisin warna-warni dll.
- Sumber : Permendiknas No. 58/2009 tentang Standar PAUD

III. Kegiatan Pembelajaran


1. KegiatanAwal (±10 menit)
a. Guru melakukan persiapan, memperkenalkan Tema dan media.
b. Guru menjelaskan aturan main dalam kegiatan mengenal warna dengan
plastisin.
c. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan
dilanjutkan dengan bernyanyi bersama.
d. Guru melakukan motivasi dengan menyampaikan tentang manfaat dan
bahaya binatang
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (±40menit)
a. Guru menyiapkan alat dan bahan (media) yang diperlukan.
Secara bergiliran, guru meminta anak didik dalam kelompoknya, untuk

melakukan praktek langsung untuk memilih warna sesuai petunjuk,

membentuk 2 jenis bentuk menyerupai binatang dari plastisin warna-

warni kemudian memberi kesempatan kepada anak untuk menyebut dan

membedaakan jenis warna dalam plastisin yang telah dibentuk. (selama

kegiatan berlangsung, guru memantau aktifitas dan memberikan

bimbingan).

b. Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir/Penutup (±15menit)


a. Guru meminta kepada masing-masing anak didik bergiliran untuk

menceritakan kembali kegiatan yang mereka telah laksanakan.


b. Guru mendiskusikan dengan anak didik tentang kegiatan yang telah

dilakukan yaitu dengan menanyakan tentang perasaan anak didik setelah

mengikuti kegiatan bermain dengan plastisin.

c. Guru memberikan penghargaan kepada anak didik yang telah melakukan

kegiatan.

d. Guru membimbing anak untuk berdoa, bernyanyi bersama dan

mengucapkan salam.

IV. Penilaian
a. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Alat penilaian/evaluasi menggunakan lembar observasi berikut:

-untuk kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), dengan konversi nilai

antara 3,50-4,00 atau skor 4, diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas

dengan sempurna.

- untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dengan konversi

nilai antara 2,50-3,49 atau skor 3, diberikan apabila anak didik melaksanakan

tugas dengan baik tanpa bimbingan.

- untuk kategori Mulai Berkembang (MB), dengan konversi nilai antara

1,50-2,49 atau skor 2 diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas tapi

perlu bimbingan.

-untuk kategori Belum Berkembang (BB), dengan konversi nilai antara 0,01-

1,49 atau skor 1, diberikan apabila anak didik tidak mengerjakan tugas.
Kolaka, Oktober 2014.

Guru Kelas, Peneliti

Endang, A.Ma Suriyanti Kadir

Mengetahui
Kepala TK 19 November Kolaka

Hasniati.S, Pd. Aud

Lampiran:

RENCANA KEGIATAN HARIAN


Pertemuan 2 siklus II
Tema/Sub Tema : Binatang
Kelompok :A
WaktuPelaksanaan : 2 x 30 menit
Hari/Tanggal : Kamis , 13 Oktober 2014
Bidang Pengembangan : Kognitif
Tingkat Pencapaian Perkembangan : Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk
atau warna atau ukuran.
.
Capaian Perkembangan : Klasifikasi warna dan bentuk dengan Plastisin

Indikator : 1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
TujuanPembelajaran:

1. Anak mampu memilih warna sesuaipetunjuk guru


2. Anak mampu membentuk pola binatang dari plastisin
dengan 3 warna
a. Materi, Media danSumber
- Materi : Bermain Plastisin.
- Media : Plastisin warna-warni dll.
- Sumber : Permendiknas No. 58/2009 tentang Standar PAUD

b. Kegiatan Pembelajaran
4. KegiatanAwal (±10 menit)
a. Guru melakukan persiapan, memperkenalkan Tema dan media.
b. Guru menjelaskan aturan main dalam kegiatan mengenal warna dengan
plastisin.
c. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan
dilanjutkan dengan bernyanyi bersama.
d. Guru melakukan motivasi dengan menyampaikan tentang manfaat dan
bahaya binatang
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5.Kegiatan Inti (±40menit)
a. Guru menyiapkan alat dan bahan (media) yang diperlukan.
Secara bergiliran, guru meminta anak didik dalam kelompoknya, untuk

melakukan praktek langsung untuk memilih warna sesuai petunjuk,

membentuk 2 jenis bentuk menyerupai binatang dari plastisin warna-

warni kemudian memberi kesempatan kepada anak untuk menyebut dan

membedaakan jenis warna dalam plastisin yang telah dibentuk. (selama

kegiatan berlangsung, guru memantau aktifitas dan memberikan

bimbingan).

b. Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.

6.Kegiatan Akhir/Penutup (±15menit)


a. Guru meminta kepada masing-masing anak didik bergiliran untuk

menceritakan kembali kegiatan yang mereka telah laksanakan.


b. Guru mendiskusikan dengan anak didik tentang kegiatan yang telah

dilakukan yaitu dengan menanyakan tentang perasaan anak didik setelah

mengikuti kegiatan bermain dengan plastisin.

c. Guru memberikan penghargaan kepada anak didik yang telah melakukan

kegiatan.

d. Guru membimbing anak untuk berdoa, bernyanyi bersama dan

mengucapkan salam.

d. Penilaian
I. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

II. Alat penilaian/evaluasi menggunakan lembar observasi berikut:

-untuk kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), dengan konversi nilai

antara 3,50-4,00 atau skor 4, diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas

dengan sempurna.

- untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dengan konversi

nilai antara 2,50-3,49 atau skor 3, diberikan apabila anak didik melaksanakan

tugas dengan baik tanpa bimbingan.

- untuk kategori Mulai Berkembang (MB), dengan konversi nilai antara

1,50-2,49 atau skor 2 diberikan apabila anak didik melaksanakan tugas tapi

perlu bimbingan.

-untuk kategori Belum Berkembang (BB), dengan konversi nilai antara 0,01-

1,49 atau skor 1, diberikan apabila anak didik tidak mengerjakan tugas.
Kolaka, Oktober 2014.

Guru Kelas, Peneliti

Endang, A.Ma Suriyanti Kadir

Mengetahui
Kepala TK 19 November Kolaka

Hasniati.S, Pd. Aud

DAFTAR PENILAIAN ANAK DIDIK MENGENAL WARNA MELALUI


PERMAINAN PLASTISIN

Siklus I
NO INDIKATOR Alea Risni Hanung Imelda K

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna     
sesuai dengan
petunjuk guru

2. Mengenal bentuk    
kura-kura, burung,
capung,dan kupu-
kupu

3. Membuat bentuk    
kura-kura, burung,
capung, kupu-kupu
dengan 4 warna
4. Menyebut warna    
merah, kuning, biru,
hijau, hitam, dan
putih.

5. Mengenal warna    
dasar

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

NO INDIKATOR Selvi Grelliand Gres Melda Siboro

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai    


dengan petunjuk guru

2. Mengenal bentuk kura-    


kura,burung,capung,dan
kupu-kupu
3. Membuat bentuk kura-    
kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna

4. Menyebut warna merah,    


kuning, biru, hijau, hitam,
dan putih.

5. Mengenal warna dasar    

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna dasar

Jumlah

NO INDIKATOR Deswa Eka Andra Alea


B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai     


dengan petunjuk guru
2. Mengenal bentuk kura-    
kura, burung, capung,dan
kupu-kupu

3. Membuat bentuk kura-    


kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna

4. Menyebut warna merah,    


kuning, biru, hijau, hitam,
dan putih.

5. Mengenal warna dasar    

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna dasar

Jumlah
NO INDIKATOR Fadhil Agil Krisna Padhil A
Baswara

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai    


dengan petunjuk guru

2. Mengenal bentuk kura-    


kura, burung,
capung,dan kupu-kupu

3. Membuat bentuk kura-    


kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna

4. Menyebut warna    
merah, kuning, biru,
hijau, hitam, dan putih.

5. Mengenal warna dasar    

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

Jumlah
NO INDIKATOR Rica Dende Ari Eki Dirgo

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai    


dengan petunjuk guru

2. Mengenal bentuk kura-    


kura, burung,
capung,dan kupu-kupu

3. Membuat bentuk kura-    


kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna

4. Menyebut warna    
merah, kuning, biru,
hijau, hitam, dan putih.

5. Mengenal warna dasar    


6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

Jumlah

DAFTAR PENILAIAN ANAK DIDIK MENGENAL WARNA MELALUI


PERMAINAN PLASTISIN
Siklus II
NO. INDIKATOR Alea Risni Hanung Imelda K

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna    
sesuai dengan
petunjuk guru

2. Mengenal bentuk    
kura-kura,
burung,
capung,dan kupu-
kupu
3. Membuat bentuk    
kura-kura,
burung, capung,
kupu-kupu
dengan 4 warna

4. Menyebut warna    
merah, kuning,
biru, hijau, hitam,
dan putih.

5. Mengenal warna    
dasar

6. Mengenal hasil    
pencampuan
warna dasar

NO INDIKATOR Selvi Grelliand Gres Melda Siboro

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H
1. Memilih warna    
sesuai dengan
petunjuk guru

2. Mengenal bentuk    
kura-kura, burung,
capung,dan kupu-
kupu

3. Membuat bentuk    
kura-kura, burung,
capung, kupu-kupu
dengan 4 warna

4. Menyebut warna    
merah, kuning, biru,
hijau, hitam, dan
putih.

5. Mengenal warna    
dasar

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

Jumlah
NO INDIKATOR Deswa Eka Andra Alea

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai    


dengan petunjuk guru

2. Mengenal bentuk kura-    


kura, burung,
capung,dan kupu-kupu

3. Membuat bentuk kura-    


kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna

4. Menyebut warna    
merah, kuning, biru,
hijau, hitam, dan putih.

5. Mengenal warna dasar    

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

Jumlah
NO INDIKATOR Fadhil Agil Krisna Padhil A
Baswara

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai    


dengan petunjuk guru

2. Mengenal bentuk kura-    


kura, burung,
capung,dan kupu-kupu

3. Membuat bentuk kura-    


kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna

4. Menyebut warna    
merah, kuning, biru,
hijau, hitam, dan putih.

5. Mengenal warna dasar    


6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

Jumlah

NO INDIKATOR Rica Dende Ari Eki Dirgo

B B M B B B M B B B M B B B M B
S S B B S S B B S S B B S S B B
B H B H B H B H

1. Memilih warna sesuai    


dengan petunjuk guru

2. Mengenal bentuk kura-    


kura, burung,
capung,dan kupu-kupu

3. Membuat bentuk kura-    


kura, burung, capung,
kupu-kupu dengan 4
warna
4. Menyebut warna merah,    
kuning, biru, hijau,
hitam, dan putih.

5. Mengenal warna dasar    

6. Mengenal hasil    
pencampuan warna
dasar

Jumlah

SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI


PERMAINAN PLASTISIN PADA KELOMPOK A TK KUNCUP
19 NOVEMBER KECAMATAN WUNDULAKO
KABUPATEN KOLAKA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
SI Pendidikan Guru Anak usia Dini

SURIYANTI KADIR
NIM: 21214189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2014

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI


PERMAINAN PLASTISIN PADA KELOMPOK A TK KUNCUP
19 NOVEMBER KECAMATAN WUNDULAKO
KABUPATEN KOLAKA
Oleh :
SURIYANTI KADIR
NIM: 21214189

Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd. Hadriani, S.Sos, M.Pd.

Mengetahui:
Dekan Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari

Drs. H. Muh. Natsir, M.Si.


NIP. 19640828 199303 1 002

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb


Dengan memohon Keridhoan dan Segala puji hanya milik Allah yang Maha

berkehendak atas segala Ikhtiar hamba-Nya. Dengan Rahmat dan Ridhoh-Nyalah yang

mengantarkan penulis mampu untuk melaksanakan ikhtiar penyusunan skripsi ini

sebagai syarat untuk mengikuti ujian skripsi dalam rangka memperoleh gelar Sarjana

pada Program Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Kendari. Skripsi yang berjudul: “Meningkatkan

Kemampuan Mengenal Warna Melalui Permainan Plastisin Pada Kelompok A Tk

Kuncup 19 November Kec.Wundulako Kab. Kolaka”.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Dosen

Pembimbing I, Bapak Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd. dan pembimbing II, Ibu Hadriani,

S.Sos, M.Pd, yang telah banyak memberikan kontribusi berupa inspirasi, dorongan dan

buah fikiran yang sangat bermanfaat terhadap penyusunan skripsi ini.

Penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir banyak melibatkan jasa-jasa dari

sekitar penulis dalam bentuk yang beragam. Oleh karena itu, penulis merasa perlu

menyampaikan beberapa kalimat ungkapan terima kasih, semoga Allah memberikan

balasan yang berlipat ganda bagi semuanya, antara lain kepada:

1. Bapak Dr. Rifai Nur. Hum selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Kendari.

2. Bapak Drs. H. Muh. Natsir, M.Si Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari.


3. Bapak Hermanto, S.Pd. M.Pd Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Anak Usia Dini FKIP Universitas Muhammadiyah Kendari.

4. Para dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Kendari.

5. Seluruh staf Karyawan Tata Usaha dalam lingkup Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari.

6. Ibu Hasniati, S. Pd Aud dan Ibu Endang, A.Ma selaku kepala TK dan

Guru TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka yang

senang tiasa membantu selama pelaksanaan kegiatan penelitian terutama

untuk guru kelompok A yang memberikan bimbingan, saran dan arahan

selama pelaksanaan kegiatan penelitian.

7. Seluruh anak didik Kelompok A, yang selalu sabar melaksanakan

kegiatan, semangat dan selalu ceria serta menjadi inspirasi bagi kami.

8. Kepada Ayahanda dan Ibunda tersayang yang selalu memberikan

semangat serta doa kepada kami dalam menyelesaikan studi serta

suamiku yang senantiasa membantu kami, memotivasi kami mulai dari

pelaksanaan penelitian hingga penyusunan hasil penelitian, selanjutnya

untuk anakku yang sabar serta memberi semangat untuk menyelesaikan

studi, tak lupa para saudara dan teman-teman yang sabar memberikan

bantuan, motivasi dan senantiasa meluangkan waktu untuk berdiskusi

terutama pada penyusunan skripsi.


Akhir kata teriring harapan dan doa semua yang telah diberikan baik secara moril

maupun material, Insya Allah akan mendapat imbalan dari Allah SWT begitu pula

terhadap penulis ini semoga bermamfaat terhadap bagi kita semua, Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Kolaka, Desember 2014

Penulis

ABSTRAK

Suriyanti Kadir (21214189),”meningkatkan kemampuan mengenal warna


melalui permainan plastisin pada kelompok A TK Kuncup 19 November Kec.
Wundolako Kab. Kolaka”, dibimbing oleh Bapak Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd selaku
Pembimbing I dan Ibu Hadriani, S.Sos, M.Pd selaku Pembimbing II.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan mengenal
warna dapat ditingkatkan melalui permainan plastisin pada kelompok A TK Kuncup
19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka? Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui permainan plastisin pada
kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab. Kolaka. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah
didesain dalam faktor-faktor yang ingin diselidiki. Subyek dalam penelitian ini adalah
20 orang anak didik kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab.
Kolaka tahun pelajaran 2014/2015.
Pada penelitian yang dilakukan di observasi awal perolehan nilai ketuntasan
secara klasikal sebesar 35%, di siklus I mencapai 70% kemudian pada tes yang
dilakukan di siklus II sebesar 85%. Maka dapat disimpulkan bahwa melalui permainan
plastisin dalam kegiatan pelaksanaan secara optimal dapat meningkatkan kemampuan
mengenal warna di kelompok A TK Kuncup 19 November Kec. Wundulako Kab.
Kolaka .

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL...................................................................................................i
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ....... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. ... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... ...... 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. .. 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Batasan Istilah ..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Warna ..................................................................................... 7
1. Pengertian Warna.......................................................................... 7
2. Jenis- Jenis Warna....................................................................... 9
3. Karakteristik Warna................................................................... 10
4. Manfaat Warna Bagi Anak........................................................ 11
5. Manfaat Warna Pada Penglihatan................................................ 14
6. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Mengenal
Warna........................................................................................... 14
B. Permainan Plastisin .............................................................................. 15
C. Kerangka
Pikir .................................................................................................... 19
............................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ............................................................................. 21
B. Faktor yang diteliti ........................................................................... 21
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data…………..................... 22
D. Tekhnik Analisis Data....................................................................... 23
E. Prosedur Tindakan............................................................................ 25
F. Indikator Kinerja.................................................................. ............ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................................31
B. Hasil Observasi Awal.............................................................................32
C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan Siklus I ....................................35
D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan Siklus
II............................................................................................................44
E. Pembahasan Hasil .............................................................................54
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan…………………........................………………...............…58
B.Saran…………………………...……....….....................……..................59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

You might also like