You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Komplikasi dan Pencegahan Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn.
Tanggal Pelaksanaan : 07 Agustus 2017
Waktu : 15 Menit
Tempat : Rumah Keluarga Tn.
Penyuluh : Kokom Komyati

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Hasil yang diharapkan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan yaitu keluarga
Tn. mampu mencegah resiko yang bisa terjadi pada Ny.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x15 menit, keluarga Tn.
mampu menjelaskan tentang :
1. Komplikasi dari hipertensi
2. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi

C. MATERI PENGAJARAN
1. Komplikasi hipertensi
2. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi

D. SETING TEMPAT
: Tn.
: Ny.
: Kokom Komyati
E. MEDIA PENGAJARAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet
3. Vidio

F. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 5 menit  Salam perkenalan
 Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 30 menit Menjelaskan tentang :  Materi
 Komplikasi pengajaran
hipertensi  Leaflet
 Cara mengatasi dan  Vidio
mencegah hipertensi
 Membuka sesi
pertanyaan
 Diskusi dengan
keluarga
3. Penutup 25 menit  Mengajukan
pertanyaan pada keluarga
 Memberikan
reinforcemen positif atas
jawaban yang diberikan
 Menutup dengan
salam
H. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
1. Apa saja komplikasi hipertensi
2. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah hipertensi
KONSEP HIPERTENSI

1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg,atau pasien
yang memakai obat anti hipertensi.(Mansjoer A.2012,hal 518)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempetan yang berbeda.Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia.Namun secara umu7m seseorang dianggap mengalam
hipertensi apabila tekanan darah lebih tinggi dari pada 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolic(140/90 mmHg) (Corwin.E.J,2001 hal 356)
Hipertensi didefinisikan Joint National Commite on
Detection,Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklsifikasikan sesuai
derajat keparahannya mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi
sampai Maligna.(Doengoes Marilyn.E.2000 hal 39)
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO/ISH
Klasifikasi Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
Normatensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya,hipertensi dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya,disebut juga hipertensi idiopatik
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hipertensi essensial:
1. faktor genetic
2. faktor lingkungan
3. konsumsi garam yang berlebih
4. konsumsi alcohol yang berlebih
5. obesitas
6. merokok
7. Hiperaktivitas susunan saraf simpatis
8. system Renin Angiotensin
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal,keadaan terjadinya tekanan
darah tinggi akibat penyakit tertentu.terdapat 5 % kasus hipertensi
sekunder yang ada di Indonesia.
Penyakit-penyakit yang bisa menyebabkan hipertensi sekunder antara lain:
1. Gangguan estrogen
2. Penyakit ginjal
3. Hipertensi vaskuler renal
4. Hiperaldosteronisme
5. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan

3. Manifestasi Klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-astunya
gejala.Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada
ginjal,mata,otak atau jantung.Gejala yang sering ditemukan adalah:
a. Sakit kepala
b. Epitaksis
c. Marah
d. Telinga berdengung
e. Rasa berat di tengkuk
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Dan pusing
(Mansjoer A.2012.hal.518)

4. Patofisiologi
Karena tekanan darah tergantung peda kecepatan denyut
jantung,volume sekuncup dan TPR,maka peningkatan salah satu dari ketiga
variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi rangsangan
abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan
Hipertiroidisme,namun peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya
dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TDR,sehingga tidak
menimbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan.akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan.Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan
volume sekuncup dan tekanan darah.Peningkatan volume diastolik akhir
disebut sebagai peningkatan preload jantung.Peningkatan preload biasanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik
Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada
peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arterial,atau responsivitas
yang berlebihan dari arterial terhadap rangsangan normal.Kedua hal tersebut
akan menyebabkan penyempitan pembuluh.Pada peningkatan TPR,jantung
harus memompa secara lebih kuat,dan demikian menghasilkan tekanan yang
lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang
menyempit.Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik.Apalagi peningkatan afterlaod
berlangsung lama,maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami
hipertrofi(membesar).Dengan hipertrofi kebutuhan ventrikel akan oksigen
semakin semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah secara
lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Pada hipertrofi,serat otot
jantung juga mulai teregang melebihi penjang normalnya yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.(Corwin
E.J.2001,hal 357).

5. Penataksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan(Mansjoer A.2012 hal 520)
Penatalaksanaanpada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara
farmokologis dan non farmakologis.
a. Farmakologis (Penggunaan terapi medis)
1) Diuretik
Jenis obat ini menolong dengan cara membung kelebihan
cairan(natrium dan air )dari system peredaran darah melalui buang
air kecil yang sering,agar beban jantung dapat dikurangi.Obat
golongan ini adalah obat yang paling sering dipakai sebagai pilihan
pertama untuk mengobati hipertensi,efektifitasnya tinggi dan tidak
mahal.
2) Beta blocker
Fungsinya mengurangi denyut jantung dan keluaran total darah
dari jantung bekerja menurunkan impuls saraf dijantung dan aliran
darah,sehingga kerja jantung menjadi lebih ambat dan sedikit
tenaga yang diperlukannya.selain itu beta blocker dapat pula
digunakan untuk mengatasi kecemasan
3) Vasodilator
Jenis obat ini melebarkan pembuluh agar darah dapat mengalir
dengan lebih lancer.Bekerja menghambat kerja enzim angiotensin
(Angiotensin converting enzin inhibitor)
4) Inhibitor saraf simpatis
Mencegah pengerutan atau penyempitan pembuluh darah dengan
menghambat kalsium memasuki sel otot pembuluh darah (calsium
channel blocker).Aliran darah menjadi terbuka dan darah dapat
mengalir lebih lancer untuk menurunkan tekanan darah kembali ke
kondisi normal.
5) Alpha blocker
Menghambat produksi adrenalin (penybab naiknya tekanan darah)
sehingga dapat menurunkan kembali tekanan darah.
b. Non farmakologi
1) Penurunan berat badan bila terdapat obesitas
Penurunan berat badan tampaknya dapat mengurangi tekanan
darah dengan mengurangi beban kerja jantung sehingga kecepatan
denyut jantung dan volume sekuncup juga akan berkurang.
2) Olah raga
Olah raga sangat bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskuler,juga
mencegah munculnya darah tinggi dan dapat menurunkan berat
badan.dari penelitian terungkap bahwa banyak artei kecil yang
mulai mengerut karena kurangnya kegiatan fisik,hormone yang
mengatur tekanan darah juga dapat menjadi malas dan tidak
terkontrol kerjanya.
3) Diet
Yang perlu diwaspadai adalah asupan zat-zay pemicu neiknya
tekanan darah,terutama garam dan lemak.Pada pasien hipertensi
diet rendah garam dapat dibagi menjadi 3 :
a. Diit rendah garam I (200-400 mg Na)
Dalam pemasakan tidak ditambahkan garan dapur.makanan ini
diberikan kepada penderita dengan oedema,asites /Hipertensi
berat
b. Diit rendah Garam II(600-800 mg Na)
Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan ¼ sdt garam
dapur (1gr),makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi
sedang.
c. Diit rendah Garam III(1000-1200 mg Na)
Dalam pemasakan di perbolehkan menggunakan ½ sdt ( 2gr)
garam dapur.makanan ini diberikan pada penderi hipertensi
ringan.
4) Berhenti merokok
Diketahui asap rokok dapat menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
5) Teknik relaksasi
Mengurangi denyut jantung dengan menghambat respons stress
saraf simpatis.

6. Komplikasi Hipertensi.
a. Stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak.
b. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja
lebih berat untuk memompa darah dan memyebabkan pembesaran
otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi.
c. Gagal ginjal
Tekanan darah tinggi mengakibatkan rusaknya pembuluh darah
pada ginjal sehingga fungsi ginjal dapat terganggu. Ada dua jenis
kelainan pada ginjal akibat hipertensi yaitu nefrosklerosis benigna
yang terjadi pengendapan pada pembuluh darah akibat proses
menua sehingga permiabilitas pembuluh darah berkurang.
Kelainan yang kedua adalah nefrosklerosis maligna merupakan
kelainan pada ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan
diastole diatas 130 mmHg yang menyebabkan terganggunya
fungsi ginjal.
d. Kerusakan pada mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi mengakibatkan kerusakan
pembuluh darah dan saraf pada mata.

You might also like