Professional Documents
Culture Documents
SAKIT MODUL - 2
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
• Petugas perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk /
sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan antibiotik, yaitu
pneumonia yang ditandai napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam.
Jenis Diare :
1. Bila terjadi lebih dari 14 hari disebut diare
persisten.
2. Diare dengan darah dalam tinja disebut
disentri.
4.1. MENILAI DIARE
Anak yang menderita diare dinilai dalam hal :
Berapa lama anak menderita diare.
Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita
disentri.
Adakah tanda-tanda dehidrasi.
• Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, lihat lajur
kuning. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur ini, klasifikasikan anak
sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG.
• Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kuning, klasifikasikan anak
sebagai TANPA DEHIDRASI. Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda
untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, karena hanya
ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tanpa menunjukkan
tanda-tanda dehidrasi.
4.2.2. DIARE PERSISTEN
Setelah saudara mengklasifikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare
persisten jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih.
Ada dua klasifikasi untuk diare persisten yaitu:
DISENTRI
Seorang anak dengan diare dan ada darah dalam tinjanya,
diklasifikasikan sebagai menderita DISENTRI.
5.0.PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM
DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.
DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes albopictus. Masa inkubasinya 4-6
hari. Demam tinggi dan perdarahan merupakan gejala utama DBD.
Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, diikuti
dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue Shock
Syndrome).
5.1. MENILAI DEMAM
Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika:
• Anak itu mempunyai riwayat demam atau
• Anak itu teraba panas atau
• Anak itu suhu aksilarnya 37.50C atau lebih
Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN
KLASIFIKASI.
DEMAM:
6.0 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGA
Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telilnga.
Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di
belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali
demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah,
nanah keluar dan anak akan berkurang rasa sakitnya. Anak akan
berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya tidak sembuh
dan anak menjadi tuli
Tidak
4.
Menentukan tindakan
Dan pengobatan untuk
anak yang tidak
memerlukan
rujukan segera
1.0. MENENTUKAN PERLUNYA
DILAKUKAN RUJUAKAN SEGERA
• Pada bagan, semua klasifikasi berat / warna merah harus
RUJUK SEGERA / RUJUK
• MASTOIDITIS :
beri dosis pertama antibiotika yang sesuai,beri dosis
pertama parasetamol RUJUK SEGERA
2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA
RUJUKAN
LIHAT BAGAN
4.2. MEMBERI CAIRAN TAMBAHAN DAN TABLET ZINC
UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN
5. Mengobati Disentri
LIHAT BAGAN
4.3. Tindakan dan Pengobatan Infeksi Lokal
– Mengobati infeksi mata dengan salep / tetes antibiotika
– Mengeringkan telinga dengan kain / kertas penyerap.
– Mengobati luka di mulut dengan GV
– Meredakan batuk dan meredakan tenggorokan dengan
bahan aman.
LIHAT BAGAN
• Bila anak mendapat lebih dari satu jenis obat: pilih, hitung
dan kemas tiap jenis obat secara terpisah
• Jaga agar telinga yang sakit tidak kemasukan air pada waktu mandi
3.3. MENGOBATI LUKA MULUT DENGAN GENTIAN VIOLET
Ajari ibu mengobati luka mulut dengan Gentian Violet dengan cara:
Obati luka di mulut 2 kali sehari, pagi dan sore selama 5 hari
Jika seorang anak Diare tanpa dehidrasi diperbolehkan pulang, ibu perlu
dinasihati tentang cara memberi cairan tambahan di rumah (Rencana Terapi A)
Cairan tambahan antara lain: ASI lebih sering dan lebih lama, air matang
,cairan rumah tangga yang lain seperti : larutan gula garam, cairan makanan (kuah
sayur, air tajin) dan oralit
Pada keadaan tersebut, ibu perlu diajari cara mencampur dan memberikan
oralit kepada anak. Peragakan cara mencampur dan meminumkan pada anak.
Ibu diminta untuk mengerjakan sendiri, sementara saudara mengamati
• Cuci tangan dengan sabun
• Ukur 200ml air matang (gunakan elas belimbing atau gelas ukur bila
ada).
• Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan. Bila tidak
mungkin gunakan air minum yang paling bersih yang tersedia
• Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang
tersebut
• Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut
• Cicipi rasa oralit, agar saudara tahu rasa oralit
Terangkan bahwa larutan oralit harus dibuat dan digunakan pada hari
yang sama. Buanglah sisa oralit yang dibuat sehari sebelumnya.
Beri 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan di rumah
Jelaskan kepada ibu bahwa anak harus tetap minum cairan yang biasa
diminumnya sehari-hari dan minum cairan tambahan
Jelaskan kepada ibu bahwa diare akan segera berhenti. Oralit tidak
akan menghentikan diare.
Keuntungan pemberian oralit adalah mengganti cairan dan garam yang
hilang bersama diare serta mencegah menjadi lebih parah
Perlihatkan kartu nasihat ibu dan tunjukkan jenis cairan yang dapat
diberikan. Beri tanda ceklis dengan pencil pada kotak “pemberian cairan”,
sehingga nasihat dapat diganti bilamana perlu pada kunjungan berikut.
• beri tanda ceklis pada kotak oralit bila saudara memberi oralit
• Beri tanda ceklis pada kotak makanan cair bila saudara menasihati ibu
untuk memberi makanan cair di rumah tangga seperti kuah sop/bakso,
kuah sayur, air tajin dan lain-lain
• Beri tanda ceklis pada kotak air matang bila saudara menasihati ibu
memberi air matang.
Anjuran pemberian makan ini sesuai untuk keadaan anak
sakit maupun sehat.
Bayi umur 3 bulan diberi larutan gula dan Bayi 3 bulan hanya diberi ASI tanpa
ASI tambahan makanan atau cairan lain.
Selain perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan
dengan anjuran makan, beberapa masalah lain mungkin
timbul berdasarkan jawaban ibu.
Contoh:
• Kesulitan Menetek
• Menggunakan botol susu
• Tidak memberi makan secara aktif
• Tidak diberi makan yang baik selama sakit
• Terlalu dini memberi makanan tambahan
8.0 MENASEHATI IBU TENTANG MASALAH PEMBERIAN
MAKAN ANAK
Saudara telah menentukan masalah pemberian makan, maka
saudara harus mampu membatasi nasihat kepada ibu untuk
masalah yang paling relevan.
8.1. MEMBERI NASIHAT YANG SESUAI
Jika tidak ada masalah pemberian makan, beri ibu pujian
karena telah melakukan pemberian makan secara baik.
Beri dorongan agar ibu tetap memberi makan seperti yang
telah dilakukannya selama anak sakit dan sehat.
Jika umur anak berasa dalam perbatasan kelompok umur,
jelaskan anjuran bagi kelompok umur yang baru kepada ibu.
Sebagai contoh, jika anak hampir berumur 6 bulan, jelaskan
makanan pendamping yang sesuai untuk anak umur 6 bulan,
kapan memulainya dan berapa banyak.
Jika anjuran pemberian makan anak tidak diikuti, jelaskan
sekali lagi anjuran tersebut.
Jika ibu mengeluh kesulitan dalam pemberian ASI, lakukan penilaian pemberian ASI (Lihat Bagan BAYI
MUDA). Jika perlu, tunjukkan kepada ibu posisi meneteki dan cara melekat yang benar. Saudara akan
mempelajari cara meneteki yang benar pada modul BAYI MUDA.
Jika bayi umur kurang dari 6 bulan dan menerima susu no-ASI atau makanan lain:
• Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak.
• Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, pagi, siang dan malam dan secara bertahap mengurangi
pemberian susu non-ASI atau makanan lainnya.
Jika susu non ASI terpaksa harus dilanjutkan, nasihati ibu agar:
• Memberi ASI sesering mungkin, termasuk pada malam hari.
• Memastikan bahwa susu non ASI tersebut tepat dan mudah diperoleh.
• Memastikan bahwa susu no ASI tersebut disiapkan dengan benar dan higienis serta diberikan dalam
jumlah yang cukup.
• Membuat susu non ASI hanya sejumlah yang dapat dihabiskan anak dalam waktu 1 jam untuk
menghindarkan kerusakan. Jika masih ada sisa, buang.
Jika ibu memberi susu kepada bayi menggunakan botol.
Kartu Nasehat ibu diberikan kepada setiap ibu untuk membantu ibu mengingat makanan dan cairan yang benar untuk
anak dan kapan harus kembali segera ke petugas kesehatan. Dalam Kartu Nasihat Ibu terdapat kata-kata dan gambar-
gambar yang menjelaskan nasihat-nasihat pokok.
Selain itu juga ada kotak untuk menandai cairan yang tepat untuk diare.
PNEUMONIA
DISENTRI
MALARIA, jika masih demam
DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika masih demam
DEMAM-BUKAN MALARIA, jika masih demam
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT
MUNGKIN DBD, jika masih demam 2 hari
DEMAM-MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH, jika masih
demam
DIARE PERSISTEN
INFEKSI TELINGA AKUT
INFEKSI TELINGA KRONIS
5 hari
MASALAH PEMBERIAN MAKAN
PENYAKIT LAIN, jika tidak ada perbaikan
11.2. KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA
LIHAT :
Apakah ada pustula dikulit
Apakah mata bernanah
Apakah pusar kemerahan atau bernanah
KLASIFIKASI KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT
BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI
TANDA / GEJALA KLASIFIKASI
ditemukan.
• Timbul kuning pada hari pertama ( < 24 jam ) setelah lahir, ATAU
• Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih, ATAU
•Tinja berwarna pucat, ATAU IKTERUS
• Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki ATAU BERAT
• Timbul kuning pada umur > 24 jam - < 14 hari dan tidak sampai telapak
tangan / telapak kaki IKTERUS
1.4. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN
KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH
DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI
•Apakah inisiasi menyusi dini dilakukan ? •Adakah luka atau bercak putih
(thrush) di mulut?
•Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI ?
• Adakah celah
• Apakah bayi diberi ASI? bibir/langit-langit?
Jika YA; berapa kali dalam 24 jam?
TIMBANG DAN
• Apakah bayi diberi makanan/minuman selain ASI ? TENTUKAN :
Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? Alat apa yang digunakan? •Berat badan Menurut Umur (
standar WHO 2005 )
1.4.2. Menilai Cara Menetek
Menghangatkan LIHAT
tubuh bayiBAGAN
segera
KONSELING BAGI IBU
3.0. KONSELING BAGI IBU
• Konseling diberikan pada bayi muda dengan
klasifikasi kuning dan hijau
• Lakukan konseling setelah selesai memberikan
tindakan
• Konseling dilakukang dengan :
• TANYAKAN
• DENGARKAN
• BERI PUJIAN ( bila benar )
• BERI NASEHAT ( bila keliru )
3.2. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN
OBAT ORAL DI RUMAH .
Tunjukkan , jelaskan alasanya, beri contoh, praktekkan
oleh ibu, cek pemahaman ibu.
LIHAT BAGAN
MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT MODUL - 6
TINDAK LANJUT
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc
Disampaikan pada :
Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011
Program Studi Pendidikan Dokter
UNIVERSITAS JAMBI
PENDAHULUAN
Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan
ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2
hari atau 5 hari). Sebagian anak sakit termasuk bayi muda
perlu datang lagi ke petugas kesehatan untuk tindak lanjut
terutama bayi muda karena penyakit mereka mudah sekali
menjadi berat dan serius bahkan meninggal.
Modul ini akan menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila anak kembali
untuk kunjungan ulang, akan tetapi tidak membahas untuk anak yang
kembali segera ke klinik karena penyakit mereka bertambah parah.
Tanyakan:
– Apakah anak bernapas lebih lambat? Lihat bagian PENILAIAN dan
– Apakah nafsu makan anak membaik? KLASIFIKASI
Tindakan:
Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada kedalam beri 1 dosis antibiotik
pra rujukan . Selanjutnya RUJUK SEGERA.
Jika frekuensi napas, atau nafsu makan makan anak tidak menunjukkan perbaikan,
gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari , atau
RUJUK jika anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
Jika napas melambat, atau nafsu makanannya membaik, lanjutkan pemberian antibiotik
hingga seluruhnya 3 hari.
1. Jika frekuensi napas, atau nafsu makan tidak membaik, beri antibiotik pilihan
kedua untuk pneumonia.
Sebelum saudara memberi antibiotik pilihan kedua tanya ibu apakah anak
minum antibiotiknya selama 2 hari terakhir.
a) Jika anak tidak minum antibiotik, atau dosis yang diberikan terlalu
rendah atau terlalu jarang, obati lagi dengan antibiotik yang sama. Beri
satu dosis di depan petugas kesehatan dan cek apakah ibu tahu cara
memberi obat di rumah. Bantu ibu untuk mengatasi masalahnya seperti
membujuk anak untuk minum obat jika anak menolak.
DIARE PERSISTEN
Sesudah 5 hari:
Tanyakan :
Apakah diare sudah berhenti?
Tindakan:
Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap pada
anak. Berikan pengobatan yang diperlukan, selanjutnya rujuk.
Jika diare persisten berkelanjutan, pikirkan penyakit lain HIV/AIDS
Jika diare sudah berhenti, katakan kepada ibu untuk menerapkan
anjuran pemberian makan yang sesuai dengan umur anak
3. KUNJUNGAN ULANG DISENTRI
DISENTRI
Sesudah 2 hari:
Periksa anak untuk diare = Lihat bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI
Tanyakan:
– Apakah beraknya berkurang?
– Apakah jumlah darah dalam tinja berkurang?
– Apakah nafsu makan anak membaik?
Tindakan:
Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi.
Jika frekuensi berak, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan tetap atau
memburuk:
Gantikan dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigela. Berikan untuk 5 hari.
Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari, bila masih tidak membaik ganti dengan
Metronidazol, tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya.
Pengecualian-jika anak:
– Berumur kurang dari 12 bulan atau
– Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama atau RUJUK
– Menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
Jika beraknya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan nafsu makan
membaik, lanjutkan permberian antibiotik yang sama hingga selesai.
Jika anak dengan disentri belum menunjukkan perbaikan
setelah diobati dengan antibiotik pilihan kedua selama 2
hari, mungkin anak menderita amubiasis, obati dengan
metronidazol (jika tersedia) atau rujuk.
Tanyakan :
Apakah anak dalam 28 hari terakhir , anak juga pernah
demam ?
Apakah dalam 2 minggu terakhir sudah mendapat OAM ?
Periksa :
Lakukan penilaian ulang untuk malaria
Cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
Jika tidak ada sediaan darah, beri Tablet Kina.
Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam:
Periksa hasil sediaan darah yang sudah diambil sebelumnya.
• Jika Positif untuk Falciparum, Vivax atau ada infeksi campuran
(mixed), beri obat antimalaria oral pilihan kedua.
•Jika tetap demam setelah menyesesaikan pengobatan dengan
antimalaria pilihan kedua ini, RUJUK untuk pemeriksaan lebih
lanjut..
Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
5. KUNJUNGAN ULANG UNTUK DEMAM:
MUNGKIN BUKAN MALARIA (Daerah Risiko
Rendah Malaria)
DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA (Daerah Risiko Rendah Malaria)
Jika tetap demam sesudah 2 hari:
Periksa :
Lakukan penilaian untuk demam = Lihat bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI.
Cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam:
• Ambil sediaan darah untuk pemeriksaan mikroskopis.
• Beri obat antimalaria oral pilihan pertama sesuai hasil sediaan darah.
• Nasihat ibu untuk kembali dalam 2 hari jika tetap demam
Jika anak tetap demam selama 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut.
6. KUNJUNGAN ULANG UNTUK DEMAM: BUKAN
MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria dan Tak
Ada Kunjungan ke Daerah dengan Risiko Malaria)
DEMAM : BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria dan Tak Ada
Kunjungan ke Daerah dengan Risiko Malaria)
Jika tetap demam sesudah 2 hari:
Periksa :
Lakukan penilaian untuk demam = Lihat bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI.
Cari penyebab lain dari demam.
Tindakan:
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan PENYAKIT
BERAT DENGAN DEMAM.
Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
Jika anak tetap demam selama 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu untuk kembali lagi dalam 2
hari jika tetap demam.
Pastikan bahwa anak mendapat tambahan cairan dan mau makan.
7. KUNJUNGAN ULANG CAMPAK DENGAN
KOMPLIKASI MATA ATAU MULUT
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT
Sesudah 2 hari:
Periksa :
Apakah matanya merah dan bernanah.
Apakah ada luka di mulut. Ciumlah bau mulutnya
Tindakan :
Pengobatan infeksi mata:
Jika mata masih bernanah, ibu diminta untuk menjelaskan cara mengobati infeksi mata
anaknya. Jika
sudah betul, RUJUK . Jika belum betul ajari ibu cara mengobati dengan benar.
Jika mata tidak bernanah lagi tapi masih tampak merah, lanjutkan pengobatan.
Jika mata tidak bernanah dan tidak merah, hentikan pengobatan dan pujilah ibu.
Tindakan:
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk perlakukan sebagai
PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM
Jika ada penyebab lain dari demam selain DBD, berikan pengobatan.
Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD.
Jika tetap demam selama 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut.
9.KUNJUNGAN ULANG INFEKSI TELINGA
INFEKSI TELINGA
Sesudah 2 hari UNTUK Infeksi Telinga Akut./ Sesudah 5 hari untuk infeksi telingan khronis.
Periksa :
Lakukan penilaian ulang masalah telinga. > Lihat Bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI.
Ukur suhu tubuh anak.
Tindakan:
0
Jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (38,5 C
atau lebih), RUJUK SEGERA .
Infeksi telinga akut: jika masih ada nyeri atau keluar cairan/nanah, obati dengan
antibiotik yang sama selama 5 hari lagi. Lanjutkan mengeringkan telilnga. Kunjungan ulang
setelah 5 hari.
Infeksi telinga kronis: Perhatikan apakah cara ibu mengeringkan telinga anaknya sudah
benar. Anjurkan ibu untuk melanjutkan.
Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar cairan/nanah, pujilah ibu yang telah
merawat anaknya dengan baik.
Infeksi telinga akut : teruskan antibiotika oral selama 5 hari
Infeksi telinga khronik : lanjutkan tetes telinga sampai 14 hari.
Jika infeksi telinga berulang ( 3 kali dalam 6 bulan ) RUJUK untuk penilaian fungsi
pendengaran.
10. KUNJUNGAN ULANG MASALAH PEMBERIAN MAKAN
MASALAH PEMBERIAN MAKAN
Sesudah 5 hari:
Tanyakan :
Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama.
Periksa :
Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan
Tindakan : .
Nasihati ibu tentang semua masalah dalam pemberian makan yang masih ada
atau yang baru dijumpai. Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar
dalam cara memberi makan, mintalah ibu untuk datang 5 hari lagi bersama
anaknya untuk mendapatkan konseling gizi.
Jika anak kurus , ibu diminta untuk kembali 4 minggu sesudah kunjungan
pertama guna mengetahui penambahan berat anak
11. KUNJUNGAN ULANG ANAK KURUS
ANAK KURUS
Sesudah 14 hari :
Periksa “
Timbanglah anak dan ukur PB / TB saat ini bagaimana BB/ PB ( TB )
Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan.
Tindakan:
Jika berat badan anak menurut panjang badan/tinggi badan berada > - 2SD, pujilah ibu
dan bangkitkan semangatnya untuk melanjutkan.
Jika berat badan anak menurut panjang badan/tinggi badan berada diantara – 3SD dan -
2SD :
nasihati ibu untuk setiap masalah pemberian makan yang dijumpai.
Anjurkan ibu untuk kembali bersama anaknya setiap bulan sampai makannya baik dan
berat badan menurut panjang badan/tinggi badan berada > - 2SD
Pengecualian:
Jika saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan, atau berat badan
anak terus menurun, RUJUK .
12.KUNJUNGAN ULANG ANEMIA
ANEMIA
Sesudah 4 MINGGU hari:
Tindakan :
Beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Nasihati ibu
untuk kembali 4 minggu kemudian
Jika anak masih agak pucat sesudah 8 minggu, RUJUK
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika telapak tangan sudah tidak pucat sesudah 8
minggu, tak ada pengobatan tambahan.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
MODUL - 7
PEDOMAN PENERAPAN MTBS
DI PUSKESMAS
1) Pendaftaran
2) Pemeriksaan dan konseling
3) Tindakan yang diperlukan (di klinik)
4) Pemberian obat, atau
5) Rujukan, bila diperlukan
DATANG Petugas 1 di loket, mengisi formulir
MTBS:
• Identitas anak, Status kunjungan
PENDAFTARAN +
memberi formulir MTBS+ Petugas 2, 3
family folder dan 4 di
ruang periksa
Melakukan
seluruh
Langkah sejak
PEMERIKSAAN: PEMERIKSAAN: • Pengukuran
Memeriksa dan membuat Memeriksa dan membuat suhu badan
klasifikasi klasifikasi • Penimbangan
Indentifikasi pengobatan + Indentifikasi pengobatan +
KONSELING KONSELING
BB hingga
Konseling pemberian obat dirumah Konseling pemberian obat dirumah konseling
kapan kembali kapan kembali
pemberian makan + pemberian makan +
PEMBERIAN KODE DIAGNOSA PEMBERIAN KODE DIAGNOSA
DALAM SP2TP + DALAM SP2TP +
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
Pengobatan pra rjukan Pengobatan pra rjukan
Imunisasi , Konseling gizi Imunisasi , Konseling gizi
Dari laporan yang ada, Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) adalah
laporan yang memerlukan perhatian khusus. Hasil pemeriksaan dalam
MTBS ditulis dalam bentuk klasifikasi penyakit sedangkan pelaporan
yang ada dalam bentuk diagnosis. Diperlukan konversi dari klasifikasi
ke dalam bentuk diagnosa dan menggunakan penomoran kode LB1.