Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Biaya modal menjadi dasar penilaian apakah investasi atau proyek yang akan dilaksanakan
feasible atau tidak, terutama dalam penilaian profitabilitas investasi yang menggunakan
metode discounted (NPV dan PI). Biaya modal sering menjadi tingkat keuntungan minimal
yang diisyaratkan dari suatu investasi atau proyek, sehingga biaya modal akan menjadi
discount factor dalam perhitungan present value cash flow perusahaan.
5.000.000
= 10%
50.000.000
Biaya ini adalah “tax deductible expense” karena bunga modal diperhitungkan sebelum
kena pajak, sehingga dengan adanya bunga maka keuntungan yang kena pajak menjadi
lebih kecil.
Biaya penggunaan hutang setelah pajak dapat dihitung dengan cara :
Biaya hutang setelah pajak= biaya hutang sebelum pajak x (1-tingkat pajak)
Misalkan :
Tingkat pajak penghasilan 40%, maka biaya hutang setelah pajak adalah :
Biaya hutang setelah pajak = 10% x (1-0,4)
= 0,1 x 0,06
= 0,06 (6%)
Perusahaan yang dikelola dengan baik umumnya membayar hutang dalam periode
discount sehingga tidak memilik beban eksplisit.
2) Hutang Wesel
Hutang wesel mempunyai bunga yang tetap yang dihitung dari harga nominalnya.
Bunga yang dibayar harus dihubungkan dengan jumlah uang yang diterima atau
tersedia secara efektif untuk digunakan.
3) Kredit Jangka Pendek
Biasanya bank langsung memotong bunga hutang di muka dari jumlah uang yang
diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih ecil dari hutang
nominal.
Contoh :
Misalnya hutang wesel sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bunga 15% per tahun dengan
umur satu tahun. Kita hanya menerima uang sebesar Rp 850.000 (Rp 1.000.000 –
150.000), sehingga tingkat bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah :
150.000
= 17,65%
850.000
Bila tingkat pajak sebesar 40% maka biaya setelah pajak adalah :
17,65% x (1-0,4) = 10,59%
Tingkat bunga 6%
Biaya bunga tahunan selama 10 tahun
(Rp 400 x 7,360) Rp 2.944
Pembayaran pokok pada akhir tahun ke 10
(10.000 x 0,558) Rp 5.580
Rp 8.524
r = 4% + 0,4 = 4,4%
Biaya obligasi sebelum pajak 4,4%
Biaya obligasi setelah pajak 4,4% (1-0,4) = 2,64%
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
+ Tingkat pertumbuhan
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙
𝑅𝑝 200
+ 5% = 5% + 5% = 10%
𝑅𝑝 4.000
Karena besarnya biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi saham
maka dalam contoh diatas biaya laba ditahan adalah sebesar 10%. Sama seperti biaya
saham preferen biaya laba ditahan juga sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak.
B.5) Biaya Modal yang Berasal dari Emisi Saham Biasa Baru
Biaya saham biasa baru adalah lebih tinggi dari biaya penggunaan dana yang berasal dari
laba ditahan karena emisi saham baru dibebani biaya emisi. Biaya saham biasa baru dapat
dihitung dengan cara :