Professional Documents
Culture Documents
Contoh Kasus Perlindungan Hukum Pemegang Saham
Contoh Kasus Perlindungan Hukum Pemegang Saham
Linkungan Bisnis Dan Hukum Komersil Dr. Nasrizal, SE, M.Si, Ak, CA
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2018
Konflik pemegang saham merupakan permasalahan yang sering terjadi di dalam
perusahaan, terutama pada perusahaan besar yang terdaftar di bursa saham, baik itu berupa
konflik antar sesama pemegang saham mayoritas, antara pemegang saham mayoritas dengan
pemegang saham minoritas, ataupun konflik antara manajemen perusahaan dengan para
pemegang sahamnya. Permasalahan yang sering terjadi biasanya terkait dengan pelanggaran
hak dari para pemegang saham akibatb dari tidak adanya transparansi dari pihak manajemen
perusahaan, dan yang biasanya yang selalu menjadi korban adalah para pemegang saham
minoritas. Pemegang saham minoritas yang posisinya sering terlupakan, kerap kali hak nya
terabaikan oleh perusahaan. Berikut disajikan beberapa contoh pelanggaran hak pemegang
saham yang pernah terjadi di Indonesia.
Dari beberapa contoh yang disajikan diatas, terlihat bahwa kebanyakan kasus konflik
pemegang saham yang terjadi di Indonesia berupa pelanggaran hak pemegang saham
minoritas akibat tidak adanya transparansi informasi terkait kondisi dan kegiatan bisnis
perusahaan. Pemegang saham minoritas merupakan pemegang saham yang posisinya
dibawah pemegang saham mayoritas sehingga haknya dalam perusahaan sering kali
terabaikan, karena kedudukannya yang demikian perusahaan sering melakukan tindakan
tanpa mementingkan akibatnya bagi pemegang saham minoritas. Padahal pemegang saham
minoritas juga merupakan bagian stakeholders perusahaan yang memiliki hak yang sama
dalam hal memperoleh informasi yang layak dan hak-hak lainnya sesuai kedudukan mereka.
Adapun perlindungan hukum mengenai hak para pemegang saham minoritas diatur dalam
Undang Undang Perusahaan Terbatas (UUPT) No. 40 Tahun 2007. Posisi pemegang saham
minoritas dalam pengambilan kebijakan suatu perusahaan yaitu, antara lain:
1. Pasal 61 ayat (1), setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan
ke Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak
adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, direksi, dan/atau dewan
komisaris.
2. Pasal 62, setiap pemegang saham berhak meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli
dengan harga yang apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang
merugikan pemegang saham atau perseroan, berupa perubahan anggaran dasar,
pengalihan atau penjaminan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% kekayaan
bersih perseroan atau peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan.
3. Pasal 79 ayat (2), pemegang saham perseroan meminta diselenggarakannya RUPS,
pemegang saham minoritas hanya sekedar mengusulkan tanpa ada kewenangan untuk
memutuskan diadakannya RUPS.
Menurut Sumantor dalam Syofia (2017) , hak pemegang saham minoritas secara umum
dapat disebutkan antara lain:
Hak untuk mengeluarkan suara
Hak untuk mengetahui jalannya perusahaan
Hak untuk menerima keuntungan
Hak untuk memeriksa pembukuan perusahaan
Hak-hak yang berhubungan dengan likuiditas perusahaan
Hak untuk menentukan pengurusan perusahaan.
Pelaporan dan keterbukaan informasi dapat melindungi investor sebagai pemegang saham
minoritas dari pelanggaran dalam pasar modal, disebutkan dalam Pasal 85 Undang Udang
Pasar Modal (UUPM) mengenai pelaporan dan keterbukaan informasi dimana seluruh emiten
yang telah memperoleh izin persetujuan wajib melapor kepada OJK, dan bagi yang
melakukan kejahatan akan mendapatkan sanksi administratif yaitu sanksi yang dikenakan
oleh OJK yang diatur dalam Pasal 102 UUPM. Selain sanksi administratif, adapun denda
yang cukup besar apabila adanya pelanggaran dalam pasar modal.
Pemegang saham minoritas juga dilindungi dalam UUPT. UUPT juga memberikan
perlindungan hukum kepada pemegang saham minoritas seperti dalam pasal 54 ayat 1, pasal
55, pasal 66 ayat 2, pasal 67, pasal 110 ayat 3, pasal 117 ayat 1 huruf b. Pemegang saham
minoritas berhak untuk mendapatkan harga saham yang sesuai dengan harga pasar jika tidak
setuju dengan kebijakan perusahaan atau pemegang saham mayoritas, pemegang saham
minoritas berhak menentukan kebijakan perusahaan melalui RUPS. Selain hal diatas,
pemegang saham minoritas juga perlu diberikan hak untuk memaksa perusahaan untuk
mengelola perusahaan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Dengan demikian, sebagai bagian dari stakeholders suatu perusahaan sudah sepatutnya
bagi perusahaan untuk melakukan perlindungan bagi para pemegang sahamnya, terutama
bagi pemegang saham minoritas, sebab perlindungan bagi pemegang saham mayoritas sudah
terjamin melalui mekanisme RUPS, dan keputusan musyawarah yang dapat diterima oleh
mayoritas.
Konflik antar pemegang saham selalu berkaitan dengan kinerja buruk perusahaan.
Buruknya kinerja perusahaan selalu diikuti dengan pelanggaran terhadap prinsip akuntabilitas
dan transparansi, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan dan penuh curiga dari para pihak
yang berkepentingan. Keterbukaan adalah keharusan yang fundamental dan perlu dimiliki
oleh perusahaan bukan saja untuk menciptakan iklim kondusif bagi keuntungan perusahaan
tetapi juga terutama menciptakan iklim investasi yang baik bagi sebuah negara. Konflik
perusahaan yang berlarut tentu berpotensi pada anjloknya kepercayaan publik dan
menurunnya kinerja investasi. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan
prinsip good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik) dan mematuhi segala
Undang-Undang serta peraturan yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Disamping itu baik perusahaan dan pemegang saham juga wajib mengetahui dan
menjalankan apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya, bagi perusahaan hal tersebut tentu
saja berguna untuk menjaga kepercayaan dari setiap stakeholdernya, dan bagi para pemegang
saham hal tersebut penting untuk memastikan semua haknya sudah terpenuhi dan apabila ada
pelanggaran atas hak mereka, mereka diharapkan dapat melakukan tuntutan secara tepat
sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
Daftar Pustaka
Gayatri, Syofia. 2017. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Minoritas Pada
Perusahaan Terbuka Di Indonesia. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Hukum,
Universitas Lampung.
Roesadi, Lintang Agustina, Budiharto, dan Rinitami Njatrijani. 2017. Perlindungan
Pemegang Saham Minoritas Dalam Terjadi Pengambilalihan Saham Pada Anak
Perusahaan (Kasus PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk). Diponegoro Law Journal.
Volume 6. Nomor 2.
https://m.inilah.com/news/detail/2277345/sengketa-pemilik-pt-taksi-blue-bird-kian-memanas
https://news.okezone.com/read/2014/03/02/500/948849/kasus-sengketa-saham-ini-alasan-
mintarsih-ajukan-banding#lastread
https://www.google.co.id/amp/m.republika.co.id/amp_version/mwikuz