Professional Documents
Culture Documents
10 Santi R Siahaan
10 Santi R Siahaan
ABSTRACT
1. Pendahuluan
Provinsi Sumatera Utara berada dibagian Barat Indonesia yang terletak
pada garis 10 – 40 LU dan 980 BT. Berdasarkan letak dan kondisi alamnya
Sumatera Utara dibagi atas 3 kelompok wilayah yaitu: Wilayah Pantai Barat,
wilayah Pantai Timur dan wilayah pegunungan.
Pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten atau kota dapat dilihat dari kontribusi
yang diberikan oleh masing-masing sektor ekonomi, baik sektor pertanian,
pertambangan, industri, jasa-jasa dan lain-lain. Pertumbuhan ekonomi setiap
kabupaten/kota harus diikuti dengan proses terjadinya perubahan sosial, ekonomi,
institusional untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kestabilan politik,
kebijakan ekonomi pemerintah, kekayaan alam jumlah dan kemampuan tenaga
kerja, tersedianya usahawan dan kemampuan mengembangkan teknologi modern
adalah bebarapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pertambahan penduduk juga dapat menjadi pendorong maupun penghambat
pertumbuhan ekonomi. Apabila penduduk bertambah akan memperbesar jumlah
produksi barang dan jasa. Pengusaha memegang peranan penting dalam
menentukan kegiatan ekonomi dimana pengusaha bersumber dari penduduk.
Pertumbuhan ekonomi juga ditentukan barang-barang modal, teknologi, luas
pasar, sistim sosial dan sikap masyarakat. Tetapi menurut ahli-ahli ekonomi,
6
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2010) 18 (2) 262-270
sistem sosial, setiap masyarakat dan adat istiadat yang tradisionil dapat
menghambat masyarakat untuk menggunakan teknologi dengan cara produksi
modern, sehingga pertumbuhan ekonomi terhambat.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
pengembangan sarana dan prasarana sosial terutama bidang pendidikan,
kesehatan, penyediaan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi, hal ini dapat
melalui pembangunan sistem perhubungan dan outlet-outlet pemasaran yang
efisien dalam rangka menghubungkan kawasan strategis dan cepat tumbuh dengan
daerah-daerah yang masih tertinggal.
Ketimpangan pembangunan antar kabupaten merupakan aspek yang
umum terjadi. Setiap kabupaten/kota yang berada di daerah pegunungan
mempunyai tingkat pembangunan yang berbeda, baik dari segi fisik maupun
materi. Ada beberapa faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya ketimpangan
pembangunan antara wilayah yaitu (1) Perbedaan kandungan sumber daya alam,
(2) perbedaan kondisi demografis, (3) kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa,
(4) konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah, (5) alokasi dana pembangunan antar
wilayah.
Daerah pegunungan Sumatera Utara dipilih sebagai daerah atau objek
penelitian adalah karena ingin mengetahui seberapa besar perbedaan pertumbuhan
ekonomi dan tingkat ketimpangan yang terjadi di masing-masing kabupaten dan
dampak yang ditimbulkan bagi kesejahteraan masyarakat. Perbedaan
pembangunan akan membawa dampak perbedaan tingkat kesejahteraan antar
kabupaten yang pada akhirnya menyebabkan ketimpangan regional antar daerah
semakin besar. Ada dugaan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan
pelaksanaan pembangunan yang tidak merata pada tiap-tiap kabupaten akan
menyebabkan ketimpangan.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta panduan dalam verifikasi. Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
a. Ketimpangan pembangunan antar kebupaten di daerah pegunungan
Sumatera Utara periode tahun 2000 – 2007 adalah sangat rendah atau merata.
b. Daerah pegunungan Sumatera Utara selama periode tahun 2000 – 2007
dikategorikan sebagai daerah relatif tertinggal.
c. Laju pertumbuhan ekonomi daerah pegunungan Sumatera Utara periode
2000 – 2007 mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil tahun demi
tahun.
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
7
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2010) 18 (2) 262-270
n Vw = 0 < Vw < 1
Vw
Y
dimana уi = PDRB per kapita daerah i ; = PDRB per kapita rata-rata seluruh
daerah ; i = jumlah penduduk daerah i ; n = jumlah penduduk Sumatera Utara
(daerah referensi).
Apabila Vw mendekati satu, berarti pembangunan antar kabupaten sangat timpang
atau tidak merata dan jika Vw mendekati nol berarti ketimpangan pembangunan
antar kabupaten sangat rendah.
Selanjutnya analisis tipologi Klaassen digunakan untuk mengetahui gambaran
mengenai pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Alat analisis tipologi daerah digunakan untuk mengetahui gambaran pola
struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi pertumbuhan
daerah dibagi empat yaitu:
8
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2010) 18 (2) 262-270
a. Daerah maju dan bertumbuh cepat, yaitu apabila PDRB per kapita dan laju
pertumbuhan PDRB daerah tersebut masing-masing lebih besar dibandingkan
dengan daeah referensi.
b. Daerah maju tetapi tertekan, yaitu apabila PDRB per kapitanya lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah referensi akan tetapi laju pertumbuhan
PDRB-nya dibawah laju pertumbuhan PDRB daerah referensi.
c. Daerah sedang bertumbuh, yaitu PDRB per kapitanya lebih kecil
dibandingkan daerah referensi akan tetapi laju pertumbuhan PDRB-nya diatas
laju pertumbuhan PDRB daerah referensi.
d. Daerah relatif tertinggal, yaitu apabila PDRB per kapitanya dan laju
pertumbuhan PDRB-nya masing-masing dibawah daerah referensi.
Selanjutnya tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat
pertambahan barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu daerah. Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sejauh mana kinerja atau aktifitas dari berbagai sektor
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diukur melalui indikator perkembangan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun.
Laju pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan rumus sederhana:
g PDRB PDRB 1 0
x 100%
PDRB 0
Bila pertumbuhan ekonomi (g) adalah negatip berarti Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB1) tahun pengamatan tertentu lebih kecil dari Produk Domestik
Regional Bruto tahun sebelumnya (PDRB 0), sebaliknya bila pertumbuhan
ekonomi (g) adalah positip berarti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB 1)
tahun pengamatan tertentu lebih besar dari Produk Domestik Regional Bruto tahun
sebelumnya (PDRB0).
Intinya, pendapatan regional tidak selalu meningkat setiap tahun. Pertumbuhan
yang positip menunjukkan adanya perbaikan kondisi perekonomian yang terjadi,
sebaliknya apabila pertumbuhan negatip berarti terjadi penurunan kinerja dan
aktivitas perekonomian.
9
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2010) 18 (2) 262-270
Kabupaten
Tahun Tapanuli Toba Humbang Pakpak
Karo Dairi Samosir
Utara Samosir Hasundutan Bharat
2000 0,0679 0,0394 0,0366 0,0378 - - -
2001 0,0648 0,0298 0,0310 0,0361 - - -
2002 0,0638 0,0246 0,0287 0,0340 - - -
2003 0,0492 0,0336 0,0293 0,0197 0,0363 0,0270 -
2004 0,0481 0,0225 0,0252 0,0188 0,0348 0,0269 0,0092
2005 0,0469 0,0222 0,0252 0,0178 0,0334 0,0264 0,0106
2006 0,0446 0,0161 0,0130 0,0200 0,0312 0,0259 0,0101
2007 0,0470 0,0164 0,0083 0,0207 0,0311 0,0298 0,0110
Rata-rata 0,0540 0,0255 0,0246 0,0256 0,0333 0,0272 0,0104
Sumber: Badan Pusat Statistik, PDRB Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota
2000 – 2003, dan 2004 – 2007 (Data diolah)
Hasil analisis ketimpangan Index Williamson Kabupaten Tapanuli Utara
mulai tahun 2000 – 2007 yang ditunjukkan dalam Tabel 1 adalah mendekati nol.
Ini menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan yang terjadi adalah sangat
rendah atau pembangunan sangat merata. Pada awal tahun 2000 Index Williamson
sebesar 0,0679 dan tahun selanjutnya menurun terus hingga pada akhir periode
tahun 2007 sebesar 0,0470.
Pada Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi dan
Kabupaten Humbang Hasundutan mulai tahun 2000 – 2007 Index Williamson
mendekati nol, dimana tahun 2000 menurun terus sampai tahun 2007. Berarti
ketimpangan pembangunan sangat rendah.
Pada Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Samosir Index Williamson
juga mendekati nol, dimana tahun 2000 s.d. 2006 turun terus, tetapi pada tahun
2007 naik sedikit, walaupun tetap mendekati nol. Secara keseluruhan index
ketimpangan setiap kabupaten daerah pegunungan adalah mendekati nol. Berarti
ketimpangan pembangunan di daerah pegunungan Sumatera Utara sangat rendah.
Saran
1. Kabupaten yang relatip tertinggal yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Dairi,
dan Toba Samosir harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah dan
dukungan oleh masyarakat.
2. Untuk mencapai daerah yang maju dan bertumbuh cepat, pemerintah
diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana seperti
perhubungan, jalan raya, kesehatan, pendidikan, penyuluhan dan
pelatihan.
3. Menciptakan lapangan kerja di daerah pegunungan dengan cara
mendirikan atau memindahkan perusahaan yang mempunyai bahan baku
yang berasal dari pegunungan, sehingga tenaga kerja yang lebih muda dan
yang mempunyai semangat yang tinggi tinggal bekerja di daerah
pegunungan tersebut.
4. Pemerintah harus bersifat pro aktip, memperbaiki birokrasi pemerintah
dan jauh dari penyalahgunaan kekayaan daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, Publikasi Data Sumatera Utara Dalam Angka 2008,
Medan: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik, PDRB Sumatera Utara Dalam Angka 2000 – 2003 Menurut
Kabupaten/Kota, Medan: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik, PDRB Sumatera Utara Dalam Angka 2004 – 2007 Menurut
Kabupaten/Kota Medan: Badan Pusat Statistik.
13
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2010) 18 (2) 262-270
14
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2010) 18 (2) 262-270
RIWAYAT HIDUP
Siahaan, Santi Raya, lahir di Balige, 3 Oktober 1946, Sarjana Ekonomi (S1)
jurusan Ekonomi Inti dari Fakultas Ekonomi Universitas HKBP
Nommensen pada tahun 1975.
Pada tahun 1991 Magister Sains (S2) dari Fakultas Pasca Sarjana, Program
Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan, IPB Bogor.
15
_____________
ISSN 0853-0203