Professional Documents
Culture Documents
254 688 1 PB PDF
254 688 1 PB PDF
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/320144427
CITATIONS READS
0 185
3 authors:
Li Za
Universitas Mulawarman
27 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Mulawarman
Jl. Barong Tongkok Kampus Gunung Kelua, Samarinda, Kode Pos 75123
E-Mail : nizar.fahmi.bdr@gmail.com, fahrulagus@gmail.com, heliza_rahmania@yahoo.com
ABSTRAK
Ontologi adalah backbone dari teknologi web semantik. Ontologi web semantik dapat digunakan untuk
melakukan pengelolaan sumber daya informasi dari web. Ontologi merupakan cara untuk merepresentasikan
pengetahuan dari sekumpulan konsep dalam sebuah domain informasi. Pada penelitian ini dilakukan studi
tentang pemodelan ontologi web semantik dan prospek penerapan pada bibliografi artikel jurnal ilmiah. Metode
yang diangkat pada penelitian ini yaitu metode Ontology Development 101. Penelitian ini bermanfaat untuk lebih
memahami tentang ontologi sebagai backbone dari teknologi web semantik serta metode Ontology Development
101.
165
Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X
166
Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X
lapisan trust untuk mempercayai bukti yang terminologi dalam suatu domain pengetahuan
diberikan pada aplikasi atau tidak. Untuk masukan secara eksplisit serta relasi antara terminologi
yang terpercaya, kriptografi perlu digunakan, tersebut yang tidak dapat dipisahkan dengan
seperti tanda tangan digital (digital signature) untuk dokumen dan aplikasi web.
verifikasi asal-usul sumber data. Dan lapisan teratas Karena visi web semantik untuk memberikan
yaitu user interface & application agar informasi yang bermakna secara eksplisit sehingga
memungkinkan manusia dalam menggunakan mesin dapat memproses secara otomatis dan
aplikasi web semantik. mengintegrasikan informasi pada web, maka
diperlukan bahasa yang tepat untuk
2.1.2 RDF (Resource Description Framework) merepresentasikan informasi tersebut. OWL
Pada web semantik (semantic web), hal-hal digunakan untuk merepresentasikan makna dari
yang ada di dunia dikatakan sebagai sumber daya kosakata dan relasi antar kata sehingga makna suatu
web (web resource). Secara umum, sumber daya informasi menjadi eksplisit. OWL dibangun dari
web (web resource) adalah sumber informasi yang RDF dan RDFS serta menambahkan vocabulary
terdapat di dalam web seperti informasi mengenai untuk lebih mendefinisikan classes, properties dan
orang, tempat, dokumen, bibliografi dan lain individuals.
sebagainya dimana URI (Uniform Resource OWL menyediakan tiga sub-bahasa yang
Identifier) digunakan sebagai pengidentifikasi unik penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan,
yang menjadi pembeda antar resource. yaitu OWL Lite, OWL DL, dan OWL Full. OWL
Agar sumber daya web (web resource) dapat DL dapat dipandang sebagai ekstensi dari OWL
dideskripsikan, maka organisasi World Wide Web Lite dan OWL Full sebagai ekstensi dari OWL DL.
Consortium / W3C mengeluarkan rekomendasi Pembangunan ontologi yang mengadopsi OWL
bahasa RDF (Resource Description Framework) harus menentukan sub-bahasa mana yang tepat
yang digunakan sebagai standar untuk untuk kebutuhannya. Pilihan antara OWL Lite dan
mendeskripsikan web resource (sumber daya). OWL DL bergantung pada cukup tidaknya
XML digunakan oleh RDF sebagai dasar konstruksi dengan OWL Lite (apakah perlu
sintaks dalam melakukan pengkodean. Secara menggunakan yang lebih ekspresif dengan OWL
umum, XML (Extensible Markup Languange) DL). Sedangkan pilihan antara OWL DL dan OWL
adalah bahasa markup yang dikembangkan oleh Full bergantung pada apakah lebih penting
World Wide Web Consortium (W3C) guna melakukan automated reasoning atau memberikan
memberikan informasi yang terstruktur pada ekspresi yang lebih tinggi pada model seperti
dokumen web. XML berkonsentrasi pada struktur memberikan metaclasses (classes of classes).
informasi, tetapi tidak berkonsentrasi untuk
menampilkan informasi [4]. 2.1.4 SPARQL (SPARQL Protocol and RDF
Pada RDF, sebuah fakta atau statement yang Query Language)
ingin direpresentasikan dinyatakan dalam bentuk SPARQL (SPARQL Protocol and RDF Query
triple, di mana terdapat subject, predicate, object. Language) adalah standar yang dikeluarkan oleh
Subject ialah resource yang ingin dijelaskan serta W3C guna melakukan query untuk memperoleh
menggunakan URI sebagai pengidentifikasinya, data dari sumber daya web (web resource) yang
predicate ialah property yang digunakan untuk terdapat pada dokumen RDF dan OWL. SPARQL
menghubungkan resource dengan object, object query terdiri atas triple pattern yang sama seperti
berupa nilai literal (literal value) [4]. RDF triple yaitu subject, predicate, dan object
Misalkan ada pernyataan: “Bambang seorang dimana masing-masing dari subject, predicate, dan
pria”, maka “Bambang” adalah subject, “seorang” object dapat menjadi variabel pada SPARQL.
adalah predicate, dan “pria” adalah object. Ketiga Query SPARQL didasarkan pada pencocokan pola
kata ini adalah resources. “Bambang” adalah triple pada RDF.
sebuah resources, “seorang” adalah sebuah Klausa yang digunakan dalam query
resources, dan “pria” juga merupakan sebuah SPARQL, diantaranya :
resources. Penamaan ini bersifat global, sehingga 1. PREFIX
ketika ada pernyataan bahwa “Bambang menulis Statemen PREFIX merupakan sebuah metode
buku”, maka komputer akan akan tahu bahwa yang digunakan sebagai penunjuk yang membawa
“Bambang” pada pernyataan “Bambang seorang informasi dalam suatu resource yang dalam hal ini
pria” adalah sama dengan “Bambang” pada diwakili oleh URI (Uniform Resource Identifier).
pernyataan “Bambang menulis buku”. Oleh karena Pada dasarnya PREFIX digunakan untuk
itu, untuk membedakan setiap resource digunakan menyingkat sebuah resource.
URI (Uniform Resource Identifier). 2. SELECT
Statement SELECT mendefinisikan sebuah
2.1.3 OWL (Web Ontology Language) daftar variabel-variabel yang akan dikembalikan
OWL adalah bahasa yang direkomendasikan sebagai hasil dari eksekusi query. Setiap variabel
oleh W3C yang merupakan bahasa ontologi paling diawali dengan notasi “?”.
ekspresif digunakan dalam aplikasi semantic web 3. WHERE
untuk merepresentasikan arti dari terminologi-
167
Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X
Statement WHERE mendefinisikan sederetan triple kombinasi antara pendekatan top-down dengan
pattern yang harus dimiliki oleh setiap hasil query pendekatan bottom-up.
yang valid. Seluruh pola yang merepresentasikan 5. Mendefinisikan property dari class
suatu kalimat RDF harus sesuai dengan RDF Setelah class diciptakan langkah selanjutnya
triples, yaitu terdiri dari subject, predicate, dan adalah mendefinisikan property class. Sebuah class
object. RDF triple tersebut dapat direpresentasikan jika berdiri sendiri tidak akan memberikan
oleh URI atau sebuah variable dan nilai literal. informasi yang cukup tanpa adanya property yang
melekat didalamnya. Dengan property inilah
2.2 Ontology Development 101 sebuah kelas akan mempunyai nilai tambah dalam
Metode Ontology Development 101 hal ini adalah informasi. Pada tahapan ini
merupakan metode pembangunan ontologi yang melakukan pendefinisian property dan menjabarkan
dikembangkan oleh Natalya F. Noy dan Deborah L. nilai property tersebut.
McGuiness, peneliti dari Universitas Stanford, 6. Mendefinisikan facet (batasan) dari property
Amerika Serikat. Berdasarkan metode Ontology Facet (batasan) property merupakan batasan
Development 101 terdapat tujuh tahapan yang akan tertentu dimana property yang dimiliki setiap class
dikerjakan dalam membangun suatu ontologi, yaitu memiliki tipe nilai khusus. Didalam pengembangan
[12]. ontologi, facet property dikategorikan menjadi dua
1. Menentukan domain dan cakupan ontologi kategori, yaitu Cardinality, untuk mendefinisikan
Dalam membangun ontologi, dimulai dengan banyaknya nilai yang dimiliki setiap property. Serta
mendefinisikan domain dan cakupan dari ontologi Type, untuk menegaskan tipe data pada property
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang didefinisikan.
mengetahui domain dan cakupan apa yang 7. Membuat instance
melingkupi ontologi yang akan dibangun, untuk apa Langkah terakhir adalah membuat individu dari
ontologi digunakan, dan siapa yang akan class atau yang biasa disebut dengan instance.
menggunakan dan mengurus ontologi. Salah satu Dalam mendefinisikan instance harus diperhatikan
cara dalam menentukan domain dan cakupan hal-hal yaitu pemilihan class, pembuatan instances
ontologi adalah dengan membuat daftar pertanyaan pada class tersebut serta mengisi nilai property.
yang harus dapat dijawab atau yang biasa disebut
competency question. 2.3 Bibliografi
2. Mempertimbangkan ontologi yang sudah ada Bibliografi merupakan publikasi yang berisi
Ontologi yang sudah ada dapat diperhalus dan data atau informasi tentang sekumpulan informasi.
diperluas untuk domain yang akan dibuat. Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Penggunaan ontologi yang sudah ada dilakukan bibliographia yang artinya penulisan buku.
apabila sistem yang akan dibangun memerlukan Bibliografi (bibliography) memuat daftar dokumen
interaksi dengan aplikasi lainnya yang telah baik yang diterbitkan dalam bentuk buku, artikel,
dilakukan oleh suatu ontologi. Banyaknya ontologi jurnal, majalah atau sumber kepustakaan lain yang
yang telah tersedia dengan domain dan cakupan berhubungan dengan bidang ilmu pengetahuan atau
yang mirip dapat menjadi pertimbangan untuk hasil karya seseorang. Tujuan bibliografi adalah
menggunakan ontologi tersebut. membantu pemakai mengetahui eksistensi sebuah
3. Enumerasi kata-kata penting dalam ontologi dokumen atau mengidentifikasi bahan pustaka yang
Menentukan daftar kata-kata apa saja yang akan relevan dengan cara memberikan keterangan
dibangun dalam ontologi. Hal ini dapat dilakukan mengenai informasi bahan pustaka tersebut. Bila
dengan cara mengetahui kata apa saja yang akan pengguna bibliografi adalah seorang peneliti, hal ini
diperbincangkan, apa yang akan menjadi jawaban akan sangat membantu karena memungkinkan dia
mengenai kata-kata tersebut, serta property apa saja untuk memperoleh bahan pustaka atau literatur
yang dimiliki oleh istilah tersebut. Sebagai contoh sesuai dengan penelitiannya [8].
yang terdapat pada ontologi minuman anggur Ontologi web semantik dapat diterapkan untuk
(wine), kata-kata yang terdapat dalam ontologi pengelolaan data bibliografi. Seperti penelitian
tersebut meliputi minuman anggur, anggur, tempat yang yang bertujuan untuk membangun sebuah
membuat anggur, warna minuman anggur, bentuk, mekanisme untuk mengidentifikasi, menguraikan
cita rasa, kadar gula. dan mengatur karakteristik dan hubungan dari
4. Mendefiniskan class dan hierarki dari class semua jenis objek bibliografi dari koleksi National
Mendefinisikan class ontologi dan menyusun Science and Technology (NSTL) of China [9].
class dalam hierarki superclass-subclass. Terdapat Selain itu, juga terdapat penelitian
beberapa pendekatan dalam menentukan hierarki pengembangan aplikasi dengan menerapkan
dari class, yaitu pendekatan top-down yang dimulai teknologi web semantik. Aplikasi tersebut bertujuan
dengan mendefinisikan concept umum dalam sebagai sistem pencarian data bibliografi dari
domain dilanjutkan dengan mendefinisikan concept koleksi dokumen perpustakaan [10].
yang lebih spesifik. Pendekatan bottom-up yang
merupakan kebalikan dari pendekatan top-down. 3. KESIMPULAN DAN SARAN
Serta pendekatan combination yang merupakan 4.1 Kesimpulan
168
Prosiding Seminar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 1, Maret 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X
4.2 Saran
Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan cara
penerapan tentang pemodelan ontologi web
semantik pada domain pengetahuan bibliografi
artikel jurnal ilmiah.
4. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Simarmata, J. 2010. Rekayasa Web.
Yogyakarta : Andi Publisher.
[2]. J. Davies, R. Studer dan P. Warren. 2006.
Semantic Web Technologies - Trends and
Research in Ontology-based Systems.
England : John Wiley & Sons Ltd.
[3]. D. Fensel, J. Hendler, H. Lieberman dan W.
Wahlster. 2003. Spinning the Semantic
Web: Bringing the World Wide Web to Its
Full Potential. Massachusetts, USA : MIT
Press.
[4]. World Wide Web Consortium (W3C). 2001.
Semantic Web.
[5]. M. Horridge. 2011. A Practical Guide To
Building OWL Ontologies Using Protégé
and CO-ODE Tools Edition 1.3.
Manchester, England : The University Of
Manchester.
[6]. R. Iqbal, M. A. A. Murad, A. Mustapha dan
N. M. Sharef. 2013. “An Analysis of
Ontology Engineering Methodologies : A
Literature Review” Research Journal of
Applied Sciences, Engineering and
Technology 6 2013.
[7]. Sulhan. 2010. “Semantic Searching Berbasis
Ontologi Pada Perpustakaan Digital” Skripsi
Sarjana Bidang Ilmu Komputer. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
[8]. Perpustakaan Nasional RI. 2012. Pedoman
Penyusunan Bibliografi Daerah dan Katalog
Induk Daerah. Jakarta : Perpusnas RI.
[9]. H. Bai, X. Qiao dan B. Liang. 2011.
“Semantic Bibliography Based on Ontology
and Linked Data” Proceeding International
Conference Dublin Core and Metadata
Applications 2011.
[10]. R. Setiawan dan M. Nurkamid. 2012.
“Teknologi Web Semantik Untuk
Bibliografi Perpustakaan” Seminar Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan
2012 (Semantik 2012).
[11]. T. Berners-Lee, J. Hendler, O. Lassila. 2001.
The Semantic Web. Scientific American.
[12]. N. F. Noy dan D. L. McGuiness. 2001.
“Ontology Development 101: A Guide to
Creating Your First Ontology”. Technical
Report KSL 01-05, Knowledge Systems
Laboratory and Standford Medical
Informatics, Stanford University.
169