You are on page 1of 10

Proses Kerja Kapasitor

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian
itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan
muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke
dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif.
Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron.
Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban.
Karena beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang
berlaku menjadi kecil.

Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban

Cara pemasangan kapasitor bank industri yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki PF
(Power Factor) mempunyai dua cara dalam penempatannya, yaitu :

1. Terpusat, kapasitor ditempatkan pada:


 Sisi primer dan sekunder transformator
 Pada bus pusat pengontrol
2. Terbatas, kapasitor ditempatkan pada:
 Feeder kecil
 Pada rangkaian cabang
 Langsung pada beban

Perawatan Kapasitor
Kapasitor bank yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur.
Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan
kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber.
Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka
kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang.
Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi :
 Pemeriksaan nilai kapasitansi (kebocoran)
 Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
 Pemeriksaan isolator
Komponen Panel Capasitor
1. Main Switch / Load Break Switch
Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman
kabel / instalasi sudah tersedia disisi atasnya (dari) MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break switch
adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat diputus dan disambung dalam
keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak
berbeban .Untuk menentukan kapasitas yang dipakai dengan perhitungan minimal 25 % lebih besar dari
perhitungan KVar terpasang dari sebagai contoh :
Jika daya kvar terpasang 400 Kvar dengan arus 600 Ampere , maka pilihan kita berdasarkan
600 A + 25 % = 757 Ampere, maka load Break Switch yang dipakai ber-size 800 Ampere.

2. Kapasitor Breaker
Kapasitor Breaker digunakan untuk mengamankan instalasi kabel dari breaker ke Kapasitor bank dan juga
kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan rumus
I m = 10 x Ir.
Untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan rumus
In = Qc / 3 . VL
Sebagai contoh : masing masing steps dari 10 steps besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan rumus diatas
didapat besarnya arus sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar 29 + 50 % = 43 A atau
yang dipakai 40 Ampere. Selain breaker dapat pula menggunakan Fuse, Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih
baik karena respon dari kondisi over current dan Short circuit lebih baik namun tidak efisien dalam
pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada penggantian fuse. Jika memakai fuse perhitungannya
juga sama dengan pemakaian breaker.

3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi ,
lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal
( pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih tinggi akan lebih
baik sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama.

4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif..yang akan berfungsi sebagai
penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V
sampai 525 Volt.
5. Reactive Power Regulator
Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya reaktif yang akan disupply ke jaringan/ system
dapat bekerja sesuai kapasitas yang dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan besaran arus dan tegangan pada sisi
utama Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan dapat terbaca dan regulator inilah yang akan mengatur kapan
dan berapa daya reaktif yang diperlukan. Peralatan ini mempunyai bermacam macam steps dari 6 steps , 12
steps sampai 18 steps.

6. Detuned Reactor

di bawah ini adalah gambar pemasangan kapasitor bank dengan detuned reactor,

catatan:

Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara lain :
1. Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan magnetic contactor secara manual
(klik disini untuk melihat dasar tombol ON OFF). Selektor, auto – off – manual yang berfungsi
memilih system operasional auto dari modul atau manual dari push button. Klik disini untuk melihat
wiring diagram pengendali panel kapasitor.
2. Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambein temperature dalam ruang panel kapasitor.
Karena kapasitor, kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka
temperature ruang panel meningkat, setelah setting dari thermostat terlampaui maka exhaust fan akan
otomatis berhenti (klik disini untuk membaca dasar perangkat sensor suhu)

Keuntungan yang diperoleh dengan dipasangnya Power Capacitor


 Menghilangkan denda PLN atas kelebihan pemakaian daya reaktif.
 Menurunkan pemakaian kVA total karena pemakaian kVA lebih mendekatikW yang terpakai,
akibatnya pemakaian energi listrik lebih hemat.
 Optimasi Jaringan:
 Memberikan tambahan daya yang tersedia pada trafo sehingga trafo tidak kelebihan(overload).
 Mengurangi penurunan tegangan (voltage drop) pada line ends dan meningkatkan daya pakai alat-alat
produksi.
 Terhindar dari kenaikan arus/suhu pada kabel sehingga mengurangi rugi-rugi.
Setup C/K PFR

Agar Power Factor Regulator (PFR) yang terpasang pada Panel Kapasitor Bank dapat bekerja secara maksimal
dalam melakukan otomatisasi pengendalian kerja kapasitor maka diperlukan setup C/K yang sesuai. Berikut ini
cara menghitung C/K pada PFR:

Sebuah Panel Capacitor Bank 6 Step x 60 KVAR, 3 Phase, 400 Volt, dengan CT sensor terpasang 1000/5A.
Berapa nilai setup C/K ?

Solusi:
60 KVAR = 60.000 VAR

60.000
---------------- = 86 A
400 x 1.732

C/K= I c1/CT Ratio

86
---------- = 0,43
1000/5

atau bisa juga melihat dalam tabel dari produk Power Factor Controller yang digunakan. Dibawah ini saya
contohkan tabel dari produk RVC ABB

Capacitor step rating (kvar)


CT Ratio k 90
5 10 15 20 30 40 50 60 70 100 120
10/1 0/5 10 .447 .895 1.34 1.79 2.68
20/1 100/5 20 .224 .447 .671 .895 1.34 1.79 2.24 2.68
30/1 150/5 30 .149 .298 .447 .597 .895 1.19 1.49 1.79 2.09 2.68 2.98
40/1 200/5 40 .112 .224 .336 .447 .671 .895 1.12 1.34 1.57 2.01 2.24 2.68
60/1 300/5 60 .075 .149 .224 .298 .447 .597 .746 .895 1.04 1.34 1.49 1.79
80/1 400/5 80 .056 .112 .168 .224 .336 .447 .559 .671 .783 1.01 1.12 1.34
100/1 500/5 100 .045 .089 .134 .179 .268 .358 .447 .537 .626 .805 .895 1.07
120/1 600/5 120 .037 .075 .112 .149 .224 .298 .373 .447 .522 .671 .746 .895
160/1 800/5 160 .028 .056 .084 .112 .168 .224 .280 .336 .392 .503 .559 .671
200/1 1000/5 200 .022 .045 .067 .089 .134 .179 .224 .268 .313 .403 .447 .537
300/1 1500/5 300 .015 .030 .045 .060 .089 .119 .149 .179 .209 .268 .298 .358
400/1 2000/5 400 .011 .022 .034 .045 .067 .089 .112 .134 .157 .201 .224 .268
600/1 3000/5 600 .015 022 .030 .045 .060 .075 .089 .104 .134 .149 .179
Apa itu gelombang harmonik

Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada sistem distribusi tenaga listrik akibat terjadinya distorsi
gelombang arus dan tegangan. Pada dasarnya, harmonik adalah gejala pembentukan gelombang-
gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi
dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonik. Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang pada
gelombang murni/aslinya sehingga terbentuk gelombang cacad yang merupakan jumlah antara
gelombang murni sesaat dengan gelombang hormoniknya. Dalam gambar dibawah ini Anda bisa
melihat visualisasi gelombang harmonik.
Pemakaian beban non linear yang umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya
banyak terdapat komponen semi konduktor, dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang
bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Proses kerja ini akan menghasilkan
gangguan atau distorsi gelombang arus yang tidak sinusoidal. Bentuk gelombang ini tidak menentu
dan dapat berubah menurut pengaturan pada parameter komponen semi konduktor dalam peralatan
elektronik. Perubahan bentuk gelombang ini tidak terkait dengan sumber tegangannya.

Salah satu dampak yang umum dari gangguan harmonik adalah panas lebih pada kawat netral dan
transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang dibangkitkan oleh peralatan listrik satu
phase. Tingginya arus pada kawat netral pada sistem 3 phase 4 kawat (sisi sekunder transformator)
karena arus urutan nol (zero sequence) akan terinduksi ke sisi primer transformator dan akan
berputar pada sisi primer transformator yang biasanya memiliki belitan delta (D). Hal ini akibat pada
kawat netral tidak memiliki peralatan pemutus arus untuk proteksi tegangan atau arus lebih.

Oleh sebab itulah gejala awal dari adanya gelombang harmonik yang cukup tinggi pada sistem
distribusi listrik pelanggan adalah sering hilangnya tegangan satu phase yang terinduksi kekawat
netral pada sistem 3 phase 4 kawat. Walaupun gejala ini tidak sepenuhnya berasal dari gangguan
gelombang harmonik dan bisa jadi dari sebab yang lain, tapi setidaknya pelanggan harus
mewaspadai tentang gejala ini dengan memperhatikan jenis beban yang bisa menimbulkan
gangguan gelombang harmonik.

THD (Total Harmonic Distortion)

Total Harmonic Distortion (THD) merupakan nilai prosentase antara total komponen gelombang
harmonik dengan komponen fundamentalnya. Semakin besar prosentase THD ini menyebabkan
semakin besarnya resiko kerusakan peralatan akibat gelombang harmonik yang terjadi pada arus
maupun tegangan. Nilai THD yang diijinkan secara internasional maksimal berkisar 5% dari tegangan
atau arus frekuensi fundamentalnya.

Apabila THD (Total Harmonic Distortion) > 5% bisa membuat kerusakan pada kapasitor dan
timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran resonansi mekanis akibat
harmonik arus frekuensi tinggi.

Untuk mencari nilai THD dari tegangan dapat digunakan persamaan:

Sedangkan untuk mencari nilai THD dari arus dapat digunakan persamaan:
Penyebab terjadinya gelombang harmonik ini adalah penggunaan beban-beban non linier pada
sistem tenaga yang menimbulkan distorsi pada bentuk gelombang sinus. Beban non-linier ini
dimodelkan sebagai sumber arus yang menginjeksikan arus harmonisa ke dalam sistem tenaga.
Gambar di bawah ini merupakan bentuk gelombang yang terdistorsi akibat penggunaan beban-beban
non-linier seperti rectifier, ups, batetry charge, inverter (speed frekwensi converter), lampu hemat
energi, arc furnaces, motor DC dsb.

Pengaruh THD yang tinggi adalah terjadinya over voltage dan over current, yang bisa menyebabkan
gangguan gangguan antara lain :

 Bunyi mendengung yang keras pada trafo.


 Hilangnya satu phase dan terinduksi ke kawat netral pada trafo.
 Putaran motor dapat berbalik arah yang menyebabkan putarannya terkunci, sehingga
menimbulkan arus yang sangat besar.
 Putaran kWH meter yang lebih cepat, padahal pemakaiannya tetap.
 Kesalahan operasi pada alat-alat pengatur (regulation device), timbul karena pergeseran
phasa dari wave form tegangan disamping nilai puncak (peak value) dari wave form tegangan
juga turut meningkat tajam.
 Bertambahnya kehilangan energi baik pada tembaga (kabel-kabel dan kumparan) maupun
pada besi (pada inti dari trafo distribusi).
 Overheating pada motor-motor listrik dan pada capacitor.
 Dampak buruk pada audio frekuensi.
 Bertambahnya bunyi (sound level) pada motor-motor dan peralatan listrik lainnya.
 Tripping pada Circuit Breaker dan ledakan pada fuse kapasitor.

Seperti yang sudah diketahui bahwa untuk mengkonpensasi daya reaktif pada beban-beban induktif
digunakan Power Capacitor yang dihubungkan paralel dengan beban pada panel induk, dengan
demikian power factor beban keseluruhan akan dapat diperbaiki.

Namun menghubungkan langsung power capacitor pada jaringan distribusi berbeban non linear yang
menghasilkan harmonik tinggi akan sangat berbahaya karena kemungkinan terjadinya paralel
resonansi antara kapasitor dengan beban induktif tertentu bahkan dengan trafo distribusi, dan apabila
frekuensi resonansi berada sangat dekat dengan frekuensi harmonisa ke-5 dan ke-7 maka tegangan
harmonik tinggi yang sangat kuat akan muncul pada busbar panel induk dan mengakibatkan arus
lebih (over current) pada kapasitor, trafo distribusi dan beban beban lain.

Pemilihan kapasitor
Untuk mengatasi dampak pemasangan PF Correction Capacitor terhadap meningkatnya harmonik
tinggi pada jaringan berbeban non linear maka diperlukan kapasitor dengan kriteria sebagai berikut:
Classic solution:
THD (I) < 15% atau THD (U) < 2% maka gunakan ==> kapasitor standar 400VAC/50Hz

Comfort solution:
15% < THD (I) < 25% atau 2% < THD (U) < 3% maka gunakan ==> kapasitor yang dioverrated di
525VAC/50Hz

Harmony solution:
25% < THD (I) < 40% atau 3% < THD (U) < 4% maka gunakan ==> kapasitor yang dioverrated di
525VAC/50Hz + Detuned Reactor (DR) dengan tuning order 190Hz

Instalasi Kapasitor
Jika total harmonik yang ada diatas 25% sampai 40% maka pemilihan kapasitor menggunakan
tegangan kerja 525 V, dengan demikian untuk mendapatkan daya reaktif 50 Kvar pada 415 V
dibutuhkan kapasitor sebesar 60 % lebih tinggi yaitu kapasitor 80 Kvar / 525 V. 60 % ini berasal dari
( 525/415 ) kwadrat = 1,60 atau 60 % lebih banyak.

Jika total harmonik lebih tinggi dari 40 % , maka kapasitor yang dipakai menggunakan tegangan
sebesar 525 V ditambah pemasangan harmonic filter reactor (detuned reactor) secara seri.
Pemasangan harmonic filter reactor ini sebagai filter harmonik yang mana berupa lilitan dengan
satuan besaran Henry .
Karena harmonic filter reactor berupa lilitan maka harmonik (gelombang liar) ini akan beresonansi
terhadap lilitan induktif dan dengan sendirinya memfilter harmonik yang masuk ke kapasitor bank.

PEMASANGAN KAPASITOR BANK


Cara pemasangan instalasi kapasitor dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Global compensation
Capasitor Bank dipasang pada Panel Utama atau MDP (Main Distribution Panel),
Penurunan Arus listrik dengan cara ini terjadi pada penghantar antara Panel utama
(MDP) dan Sumber listrik (Trafo atau Generator).

2. Sectoral Compensation
Pemasangan Capasitor bank yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang
pada panel sektor atau Sub Panel.

Pemasangan Capasitor dengan cara ini biasanya digunakan pada industri yang
memiliki beban besar yang mencapai ribuan KVA, dan pemasangan MDP dengan
Sub Panel memiliki jarak yang cukup jauh.

3. Individual Compensation
Pemasangan Capasitor Bank dengan cara ini dipasang langsung pada setiap beban
terpasang, terutama pada Peralatan listrik dengan beban besar.
Pemasangan Capasitor Bank dengan cara Individual Compensation sebenarnya
lebih efektif dan lebih baik. Namun memiliki kekurangan karena akan memerlukan
ruang pemasangan Capasitor Bank yang terpisah-pisah, sehingga lebih sulit dalam
perawatannya. Apalagi jika terdapat ratusan peralatan listrik yang harus dipasangi
masing-masing Capasitor Bank.
Tips cara pemasangan capasitor bank

Dari segi perbandingan daya reaktif (Qc) dengan daya total (Sn), pemasangan
Capasitor Bank dibagi menjadi dua cara :

 Jika Qc / Sn < 15% memakai konvensi tetap


 Jika Qc / Sn > 15% memakai sistem Konvensi Automatis
Untuk Capasitor Bank dengan sistem konvensi Automatis menggunakan alat yang
disebut Power Factor Regulator untuk mengukur Faktor Daya dan menentukan
seberapa banyak Capasitor Bank yang dibutuhkan untuk dinyalakan sesuai dengan
target cos phi yang ingin dicapai.

Di pasaran tersedia berbagai jenis dan merk Power Factor Regulator yang dapat kita
gunakan untuk pengaturan sistem konvensi automatis capasitor bank.

Diagram Instalasi Capasitor Bank :

DIAGRAM-Capasitor Bank
Untuk menentukan jenis kapasitor yang akan dipakai , bisa dengan menggunakan cara
dibawah ini.

Menentukan Jenis Capasitor :


 Jika Gh / Sn < 15% menggunakan Capasitor Jenis Standart
 Jika 15% < Gh / Sn < 25% menggunakan Capasitor Jenis H-Range
 Jika 25% < Gh / Sn < 60% menggunakan Capasitor Jenis H-Range + Detuned Reactor

Gh: Total Daya Harmonik


Sn: Total Daya

Pemasangan Capasitor Bank yang tidak tepat, akan menyebabkan Capasitor Bank
yang kita pasang tidak dapat memberikan fungsi yang maksimal, oleh karena itu
pastikan pemasangan Capasitor Bank telah dilakukan dengan tepat dan sesuai
dengan kebutuhan.

You might also like