Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Efdinur Eriska
Febi Ramadona
Irani Safitri
Randa Susanti
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah utama di Indonesia adalah diare, infeksi saluran pernapasan atas, malaria,
Salah satu penyakit menular adalah infeksi saluran pernapasan, Penyakit ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan salah satu penyebab kematian utama
pada bayi dan balita dinegara berkembang. ISPA di Indonesia merupakan salah satu
masalah kesehatan utama karena masih tinggi angka kejadian ISPA terutama pada
balita. Karakteristik penduduk dengan ISPA tertinggi terjadi pada kelompok 1-4
tahun1. ISPA merupakan jenis penyakit menular yang biasanya menyerang balita
dinding faring yang diakibatkan oleh bakteri atau virus, rhinitis merupakan kelainan
pada hidung dengan gejala sering mengalami bersin-bersin, asma merupakan suatu
penyebab utama kematian pada balita didunia. Data WHO tahun 2005 menyatakan
bahwa proposisi kematian balita karena saluran pernafasan didunia adalah sebesar 19-
26%. Pada tahun 2007 diperkirakan terdapat 1,8 juta kematian akibat pneumonia atau
Salah satu infeksi saluran pernapasan atas yang banyak terjadi di masyarakat
adalah nasofaringitis akut, nasofaringitis akut adalah infeksi primer pada nasofaring
dan hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi
dan anak-anak. Pada bayi dan anak-anak infeksi saluran nafas seperti nasofaringitis
menyebabakan infeksi saluran nafas bawah menjadi lebih akut, apabila tidak disertai
kematian ISPA pada balita diperlukan sebuah sistem pakar diagnosis ISPA yang
pasien, terutama pada puskesmas atau poliklinik yang berjarak jauh dari Rumah Sakit
Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami tertarik untuk melakukan survei
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu epi yaitu pada atau tentang,
demos= people yang berarti penduduk, dan logos= knowladge yang berarti ilmu.
pada penduduk/masyarakat.
penyakit.
a. Frekuensi
dalam masyarakat, di mulai dari analisis data sekunder dan data primer yang
terkumpul.
b. Distribusi
menjawab pertanyaan siapa yang terkena penyakit di dalam populasi, kapan dan di
dilakukan perbandingan antara populasi yang berbeda dalam waktu yang sama,
antara subgroup di dalam suatu populasi, atau antara berbagai periode observasi.
pencegah.
c. Determinan
B. Nasopharingitis akut
1. Definisi
Nasofaringitis adalah infeksi primer pada nasofaring dan hidung yang sering
mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak.
Dibedakan istilah nasofaringitis akut adalah istilah untuk anak, sedangkan common
cold adalah istilah untuk orang dewasa atau yang kita kenal dengan sebutan infuenza.
Dalam hal ini manifestasi klinis antara orang dewasa dan anak berlainan. Pada anak
infeksi lebih luas, mencakup daerah sinus parsial, telinga tengah sampai nasofaring,
disertai demam yang tinggi. Pada orang dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan
biasanya tidak disertai demam yang tinggi. Pada bayi dan anak-anak infeksi saluran
nafas seperti nasofaringitis sangat berbahaya karena dapat mengganggu makan dan
apabila tidak disertai penanganan khusus dari orangtua. Gejala penyakit nasofaringitis
pada anak-anak yaitu gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokkan,
penderita mulai bersin-bersin, hidung mengeluarkan cairan yang encer atau jernih,
biasanya tidak timbul demam tetapi bisa muncul demam ringan, disertai batuk atau
tanpa batuk.
2. Etiologi
pernafasan atas, baik di hidung maupun tenggorokan. Gejala biasanya timbul satu
hingga dua hari setelah terpapar virus dan berat ringannya dipengaruhi oleh tingkat
tanda dan gejala umum seperti lemas, anorexia, demam, suara serak,mengeluarkan
4. Epidemiologi
Penyakit ini tersebar luas di seluruh dunia. Baik laki-laki maupun perempuan
dewasa memiliki insidensi yang sama. Di Amerika Serikat, rata-rata orang dewasa
menderita CC ini 4 sampai 6 kali tiap tahunnya. Anak-anak di bawah umur 3 tahun
lebih sering frekuensinya, yakni sekitar 6 sampai 8 kali tiap tahunnya. Hal tersebut
dikarenakan daya tahan tubuh atau imunitas pada anak belum sebaik orang dewasa.
karena nasofaringitis. Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3−5 kali
sekolah dan 10% kasus nasofaringitis pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada
musim dingin yaitu akibat dari infeksi Streptococcus ß hemolyticus group A. (Acerra,
2010).
5. Faktor Resiko
Faktor risiko lain penyebab nasofaringitis akut yaitu udara yang dingin,
turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza, konsumsi
makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok dan
seseorang yang tinggal di lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau
6. Diagnosis
b. Pemeriksaan Penunjang
7. Tata Laksana
Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta
diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah
baring di rumah.
Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin
Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak di dada.
Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental
Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali
jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur.
Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk. Antibiotik tidak efektif untuk
mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan jika terjadi
suatu infeksi bakteri.
C. Puskesmas
1. Definisi
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diteima dan
terjangkau oleh masyarakat dengn peran serta aktif masyarakat dan menggunakan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
2. Tujuan Puskesmas
meningkatkan kesadaran. kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
bertempat tinggal di wilayah krja puskesms agar terwujud derajat kesehatan yang
METODE PELAKSANAAN
A. Sampel
Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal diwilayah kelurahan
Handil jaya. Sampel pada kegiatan ini sebanyak 20 orang. ( perempuan 11 orang, laki-
laki 9 org ). Usia responden kurang dari 45 tahun.
3.2. Rencana kegiatan
3.2.1 survei awal
Sarana pelayanan kesehatan : Puskesmas Kebon Handil
Hari/tanggal : kamis, 28 juni 2018
Alamat : Jl. Yunus Sanis No. 9, Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi,
Jambi 36125
3.2.2 survei kemasyarakat
Hari/tanggal : minggu, 30 juni 2018
Lokasi : Handil jaya
3.3. Rancangan kuesioner
Kuesioner untuk masyarakat diberikan berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat.
3.4. Analisis Hasil survei kemasyarakat
Hasil survei kemasyarakat dibuat dan dibandingkan dengan hasil survei awal yang
didapat dari survei awal.
3.5. Rancangan penanggulangan
Solusi mengenai hasil survei dibuat berdasarkan kegiatan mengenai penyakit
nasofaringitis kepada masyarakat.
BAB IV
A. HASIL
3. FARMAKOEPIDEMIOLOGI
a. Penyakit
Nasofaringitis adalah infeksi primer pada nasofaring dan hidung yang sering
mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak.
parainfluenza. Gejala nasopharyngitis lebih parah pada bayi dan anak-anak dari
pada dewasa
b. Frekuensi
Dari data yang kami peroleh di puskesmas Kebon Handil dapat dilihat bahwa
jumlah kasus nasopharingitis akut merupakan penyakit yang paling banyak dan
terbesar di wilayah puskesmas Kebon Handil dengan jumlah kasus di bulan Mei
c. Distribusi
nasopharingitis akut berdasarkan umur terbesar pada kelompok umur 2-5 tahun yaitu
sebanyak 16 penderita (80%) dan terkecil pada kelompok umur 6-10 tahun yaitu 4
penderita (20%).
perempuan yaitu sebanyak 11 penderita (55%) dan terkecil pada jenis kelamin laki-
nasopharingitis akut berdasarkan status imunisasi yaitu banyak menyerang pada bayi
dan balita yang tidak melakukan imunisasi atau imunisasi yang tidak lengkap dengan
d. Determinan
Berdasarkan hasil dari kuesioner dan wawancara yang kami lakukan di wilayah
antara lain
- Ketidakpatuhan Imunisasi
Bayi dan anak tergolong kelopok beresiko tinggi terhadap penularan penyakit.
Berdasarkan hasil dari survei yang telah kami lakukan bahwa dari 20 penderita
- Faktor Lingkungan
terjadiya proses interaksi antara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses
terjadinya penyakit.
Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan bahwa faktor lingkungan dapat
layak.
macam tingkatan pendidikan, mulai dari SLTP, SLTA dan PT. Berdasarkan
hasil survei yang kami lakukan bahwa 9 penderita nasopharingitis akut ini
pendidikan orang tua mereka sekolah menengah pertama. Berdasarkan hal ini
e. Solusi
Kebon Handil.
wilayah kerja puskesmas Kebon Handil, hal ini dirasa dapat meminimalisir
Dan untuk orang tua yang merupakan hal terpenting dari penyebaran penyakit
agar anak tidak banyak terkontaminasi dengan banyak bakteri atau virus
penyebab penyakit.
B. PEMBAHASAN
Nasofaringitis akut merupakan penyakit tertinggi dan kasus terbanyak dengan jumlah
181 kasus dalam bulan Mei 2018. Berdasarkan keterangan yang di berikan petugas
puskesmas bahwa pasien nasopharingitis akut ini sebagian besar adalah bayi dan
balita. Pengobatan yang diberikan untuk nasopharingitis akut ini dilakukan dalam 3-7
hari.
Berdasarkan hasil survei awal yang kami peroleh di puskesmas Kebon Handil
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kebon Handil. Sampel yang diambil secara
random sampling dengan mendatangi rumah rumah warga yang memiliki anak anak
balita. Jumlah sampel yang menjadi responden adalah 20 orang. Kuesioner yang
Hasil dari kuesioner dan wawancara yang kami lakukan kami ringkas menjadi
beberapa kategori untuk mengetahui distribusi determinan dan kesimpulan dari survei
balita berumur 2 – 5 tahun. Pada usia ini mudah sekali terinfeksi virus dan bakteri.
Namun juga ada yang berusia 6 – 10 tahun hal ini mungkin di sebabkan karna
besar penderita berjenis kelamin perempuan dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-
laki. Berdasarkan kondisi biologis dan fisiologis laki laki dan perempuan itu berbeda,
sebagian besar penderita kurang mendapatkan imunisasi yang lengkap. Bayi dan anak
tergolong kelompok beresiko tinggi terhadap penulara penyakit. Oleh karena itu,
proses interaksi antara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya
penyakit. Secara garis besarnya, faktor lingkungan terdiri dari lingkunga fisik,
lingkungan biologi dan lingkungan sosial. Menurut Kartasamita 91993) yang menguti
lingkungan yang tidak sehat didalam rumah (seperti polusi udara, hygiene perorangan
dan perumahan ). Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan faktor lingkungan
Faktor pendidikan orang tua juga merupakan salah satu faktor penting yang
pendidikan orang tua maka secara otomatis pengetahuan orangtua juga semakin luas.
Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka pengetahuan tentang
bagaimana penanganan dari penyakit juga rendah. Berdasarkan hasil dari survei yang
kami lakukan bahwa sebagian besar penderita naospharingitis pendidikan orang tua
imunisasi terhadap 6 jenis penyakit utama yaitu TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis, Polio
dan Campak. Selain untuk pencegahan penyakit menular, imunisasi pada anak juga
yang ideal. Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan bahwa sebagian besar
penderita nasopharingitis akut adalah anak atau balita yang imunisasinya kurang
lengkap.
BAB V
KESIMPULAN
kerja Puskesmas Kebon Handil dengan jumlah kasus 181 kasus perbulan
Nasopahringitis akut adalah infeksi primer pada nasofaring dan hidung yang
sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan anak-
anak
pendidikan orang tua dan pengetahuan orang tua. Faktor faktor tersebut
Universitas Diponegoro
Cendikia
Sumatera Utara
LAMPIRAN