Professional Documents
Culture Documents
A. DATA BIOGRAFI
1. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. A
TTL : 03-08-1069
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Kompleks Skarda
Status. Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl. Masuk RS : 14-4-2018
No. RM : 614000
2. Identitas Keluarga yang Bisa dihubungi
Nama : Ny. R
Alamat : Makassar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Hubungan klien : Suami pasien
B. DATA MEDIK
1. Dikirim oleh : RS Hermina Makassar
2. Diagnose Medis : Vesikolitiasis
C. KEADAAN UMUM
1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit sedang, nampak gelisah.
2. Keluhan Utama :
3. Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien mengeluh susah buang air kecil, kencing
disertai pasir, dan biasanya nyeri saat buang air kecil, pasien sebelumnya
dirawat di Rumah Sakit Hermina, dirujuk ke RS Wahudin karena pasien mau
mencuci darah.
D. TANDA – TANDA VITAL
1. Tingkat Kesadaran
Kualitatif : Kesedaran Composmentis
Kuantitatif : GCS 15 (E4 M6 V5)
a. Respon Motorik : Klien mengikuti perintah
b. Respon Bicara : Klien berorientasi penuh
c. Respon Membuka Mata: Klien membuka mata secara spontan
2. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,8 ºC
3. Antropometri
Berat Badan : 60 cm
Tinggi Badan : 164 Kg
Indeks Massa Tubuh : 23,,3 Kg/m2 (berat badan ideal)
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Genogram :
? ? ?
G1 ?
51 ? ? ? ?
?
G2 48 34
15 10
5
G3
Keterangan :
Laki-laki : Kawin : Pasien :
Tidak diketahui : ?
Penjelasan :
Generasi I :
- Ayah dan ibu pasien masih hidup
- Ayah dan ibu dari istri pasien masih hidup
Generasi II : Pasien saat ini berumur 48 tahun dirawat di ruangan Lontara 2
bawah depan Urologi dengan diagnosa medis vesikoliasis. Pasien
merupakan anak kedua dari 5 bersaudara, pasien tinggal bersama
istri dan ketiga anaknya.
Generasi III : Pasien memiliki 3 orang anak
F. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
1. Pengkajian Persepsi Kesehatan – Pemeliharan Kesehatan
Riwayat Kesehatan Dahulu: Pada saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan pernah dirawat dengan diagnosa hernia
ABDOMEN
Inspeksi :
a) Bentuk Perut Cekung.
b) Ada bayangan vena
c) Ada benjolan Massa
d) Tidak ada ascites
Auskultasi : Peristaltik usus kesan meningkat 16 x/menit
Palpasi:
a) Ada nyeri tekan area vusika urinari
b) Ada nyeri tekan area lumbalis dextra – area iliaca
Perkusi : Terdengar bunyi tympani
Jantung
Inspeksi:
a) Ictus Kordis: tidak tampak
b) Pasien tidak menggunakan alat pacu jantung
Palpasi:
a) Ictus Cordis (Apeks Jantung): Kekuatan kuat angkat
b) Thrill : Tidak adanya getaran (Negatif)
Perkusi:
a) Batas atas Jantung ICS 2-3
b) Batas kanan Jantung linea sternalis kanan
c) Batas kiri Jantung linea medioclavicularis kiri
Auskultasi:
a) Terdengar bunyi jantung I pada fase systole dan Bunyi jantung II
pada fase diastole
b) Bunyi Jantung III Irama Gallop : Tidak ada bunyi Gallop
c) Nadi : 109 x/menit
d) Bruit Aorta Negatif
e) Bruit Arteri Renalis Negatif
f) Bruit Arteri Femoralis Negatif
Lengan dan Tungkai
a) Tidak ada atropi otot
b) Terjadi kekakuan sendi pada ekstremitas bawah
c) Uji kekuatan otot
5 5
4 4
Columna Vertebralis
Inspeksi:
a) Bentuk tulang verterbralis normal, tidak ada kelainan bentuk
b) Nampak ada kemerahan daerah punggung dan bokong
Palpasi : Ada nyeri tekan
Pemeriksaan 12 Saraf Kranialis
a) Nervus I (Olfactorius) : Fungsi penciuman pasien baik.
b) Nervus II (Optikus) : Fungsi penglihatan pasien baik.
c) Nervus III – IV – VI (Oculomotorius, Troklearis dan Abdusen) :
Respon pupil baik diameter 2,5 mm/2,5 mm. Tidak ada devisiasi
bola mata. Klien mampu menoleh ke kiri dan kekanan.
d) Nervus V (Trigeminus) : pasiien dapat mengedipkanm mata
e) Nervus VII (Facialis) : pasien dapat merasakan asam, manis, asin
dan pahit.
f) Nervus VIII (Vestibulokoklearis) : pasien dapat mendengar
dengan baik. Klien tidak dikaji gaya jalannya karena bed rest.
g) Nervus IX (Glosopharingeal) dan Nervus X (Vagus) : Sulit dikaji
h) Nervus XI (Accesorius) : pasien dapat menoleh kiri dan kanan
i) Nervus XII (Hypoglosus) : pasien dapat menggerakan lidah ke kiri
dan ke kanan.
j) Kaku Kuduk Negatif
5. Pola Tidur dan Istirahat
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
a) Pasien mengatakan pola tidur baik dengan lama tidur waktun
siang tidak menentu karena digunakan untuk bekerja sedangkan
pola tidur malam sekitar jam 21.00 wita – 06.00 wita.
b) Pasien mengatakan tidak ada kebiasan sebelum
2) Keadaan saat sakit
a) Pasien mengatakan kadang sulit untuk memulai tidur dan sering
terjaga di malam hari.
b) Pola tidur pada siang hari tidak efektif biasanya sekitar 3 jam.
b. Data Objektif
Observasi
1) Palpebra inferior berwarna terang
2) Pasien Ekspresi wajah cerah
3) Pasien tidak menguap
G. DATA PENUNJANG
a. CT Scan Abdomen Velvis
Hasil :
Batu Buli Besar
Hidronefrosis Bilateral
Kesan/Saran:
a. Anemia
H. TERAPI MEDIS
1. Terapi cairan dan Oksigen
Jenis cairan Kegunaan
1. NaCl 0,9% 1 kolf/12 mengembalikan keseimbangan cairan tubuh dan
jam/intravena 20 tetes/menit Natrium Clorida.
Terapi untuk alkalosis metabolic.
Memberikan energy
2. Terapi obat-obatan
Nama obat Golongan Dosis
Cepriaxone Antibiotic 1 gr/12 jam
Omeprazole Pompa proton 40 mg/12 jam
Paracetamol Analgetik 0,5 gr/ 8 jam/ intravena
I. KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Klien mengatakan sulit berkemih Klien nampak terpasang kateter urine
dirasakan semenjak 1 bulan yang Abdomen klien Nampak penuh
lalu ada nyeri pada saat ditekan pada
Klien mengatakan jarang abdomen bawah sebelah kiri supra
berkemih semenjak mengalami pubic.
rasa sakit saat berkemih. Nampak luka post-op
Klien mengatakan nyeri pada saat Nampak terpasang kateter urin
berkemih
Klien mengatakan nyeri abdomen
bagian bawah kiri supra pubic
pada saat di tekan.
Klien mengatakan nyeri pada saat
mengangkat benda berat.
J. ANALISA DATA
Pre-Operasi
No Data Fokus Masalah
1 Ds: Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada saat NANDA (Halaman 469)
berkemih
Domain12 : Kenyamana
Klien mengatakan nyeri abdomen
bagian bawah kiri supra pubic pada saat Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
di tekan. Kode : 00132
Do :
ada nyeri pada saat ditekan pada
abdomen bawah sebelah kiri supra
pubic.
2. Ds : - Ketidakefektifan pefusi jaringan
Do : renal b/d penurunan suplai oksigen
a. GCS E 15 E:4 V:5 M:6 Komposmentis di ginjal
b. TTV: Tekanan Darah: 140/80 mmHg, Nadi : Domain IV : Aktivitas/Istirahat
88 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu : Kelas 4 : Kardiovaskuler/Paru-Paru
36,8 ºC Kode : 00203
c. Ureum : 114 mg/dl
d. Creatinin 8,92 mg/dl
Post-operasi
Pre-Operasi
Nyeri akut Senin, 16 09.00 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Selasa, 16 April 2018, Jam 09.40 Wita
april 2018 Hasil : TD: 140/90 mmHg, N: 88 x/i, mmHg, P : 22 S:
x/menit, S: 38ºC a. Pasien mengatakan nyeri pada luka
09.10 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari post op
ketidaknyamanan. b. Pasien mengatakan nyeri bertambah
Hasil: Wajah klien tampak meringis saat BAK berat kalau beraktivitas
09.20 3. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif c. Nyeri yang dirasakan hilang timbul
termasuk lokasi, karakterisitik, durasi, frekuensi, dan seperti ditusuk-tusuk
kualitas dan faktor presipitasi. a. Terdapat nyeri tekan pada area
Hasil : Klien mengatakan nyeri pada saat buang air abdomen bawah tengah Marwa
kecil. O: Hunusalela
Ketidakefektifan Rabu , 25 1. Mengkaji tingkat kesadaran pasien Rabu, 14-02-2018 Jam 22.05 Marwa
perfusi jaringan Januari 2017 Hasil : kesadaran menurun dengan GCS 4 : E:1 V:1 S : Sulit dikaji Hunusalela
renal M:2 (semi koma) Tersedasi O:
2. Memonitor tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan 1. Kesadaran menurun
Hasil : TD : 159/75 mmHg 2. GCS 4: E:1 V:1 M:2
N : 75 x/i 3. TTV : TD : 109/78 mmHg
S : 36,2ºC N : 75 x/i
P : 17x/I, pernapasan perut dan terpasang S : 36,2ºC
ventilator dan ETT P : 17x/i
3. Tinggikan kepala tempat tidur 20-30 derajat 4. terpasang infus Rl 20 tetes/menit
Hasil : Posisi kepala lebih tinggi dari kaki yaitu 5. Pasien diberikan terapi obat
sekitar 30 derajat a. Obat midazolam 2 mg/jam/SP
4. Penatalaksaan pemberian obat b. Pasien terpasang infus RL 20
Hasil : tetes/menit
a. Obat midazolam 2 mg/jam/SP A : Masalah ketidakefektifan perfusi
b. Obat furosemid 10mg/jam /SP jaringan renal belum teratasi (Tujuan
c. Pasien terpasang infus RL 28 tetes/menit belum tercapai)
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat kesadaran pasien
2. Monitor tekanan darah, suhu, nadi
dan pernapasan
3. Tinggikan kepala tempat tidur 20-30
derajat
4. Kolaborasi pemberian obat
2017 kualitas dan faktor presipitasi. - Klien mengatakan nyeri pada luka post
Hasil : Klien mengatakan nyeri pada luka post op. op
P : Luka Post Op dan dirasakan semakin memberat O :
saat bergerak. P : Luka Post Op dan dirasakan semakin
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk, menjalar tembus memberat saat bergerak.
belakang Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk,
R : Lumbaris dextra abdomen – suprapubik. menjalar tembus belakang
S : Skala Nyeri 4 sedang (Metode NRS) R : Lumbaris dextra abdomen –
10.10 T : Hilang timbul. suprapubik.
2. Mengajarkan teknik non farmakologis : teknik S : Skala Nyeri 3 ringan (Metode NRS)
distraksi (pengalihan nyeri) T : Hilang timbul.
Hasil: Klien diajarkan teknik distraksi dengan cara - Wajah klien tampak meringis.
menganjurkan klien menutup mata sambil - TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/i,
10.20 membayangkan hal-hal yang indah bagaikan di mmHg, P : 24 x/menit, S: 37,7ºC
taman. A : Tujuan belum tercapai
3. Penatalaksanaan analgesic atau kombinasi analgesic P : Lanjutkan intervensi
yang sesuai ketika lebih dari satu diberikan. - Observasi Vital sign
Hasil: Ketorolac 1 ampul/ 8 jam/ intravena diberikan - Observasi nyeri
bersamaan dengan Ranitidinie 50 mg/ 8 jam/ - Ajarkan teknis distraksi (pengalihan
intarvena saat pemberian obat. nyeri)
- Kolaborasi pemberian obat analgesic.
Hambatan 1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk ambulasi Rabu, 18 April 2018. Jam 07.35 wita
mobilitas fisik dan berpindah posisi. S : Pasien mengatakan pasien masih sulit
Hasil : Pasien mengatakan tidak bisa melakukan melakukan aktivitas secara mandiri dan
aktivitas yang berat dulu karena merasa mudah lelah aktivitas dibantu keluarga
2. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri O : Aktivitas dibantu, pasien lemah dan
mandiri terbaring ditempat tidur
Hasil : pasien tidak mampu melakukan perawatan A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi
secara mandiri P : Lanjutkan intervensi
3. Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu 1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk
kebersihan diri, berpakaian, toileting, dan makan. ambulasi dan berpindah posisi.
Hasil : pasien dibantu keluarganya untuk kebutuhan 2. Memonitor kemampuan klien untuk
berpakaian,toileting dan kebersihan diri perawatan diri mandiri
3. Memonitor kebutuhan klien untuk alat-
alat bantu kebersihan diri, berpakaian,
toileting, dan makan.
Resiko infeksi Selasa , 20 10.00 1. Memantau tanda dan gejala infeksi, sistemik dan Senin, 16 april 2018 jam 10.35
Februari local S:-
2018 Hasil : nampak ada tanda-tanda infeksi suhu pasien O : Marwa
38ºC dan nampak ada kemerahan di pinggir luka a. Tanda – tanda vital : TD: 140/80 Hunusalela
10.10 2. Batasi pengungunjung, mengajarkan dan anjurkan mmHg, N: 100 x/i, mmHg, P : 26
keluarga untuk cuci tangan x/menit, S: 38ºC
Hasil : hanya keluarga inti yang masuk pada saat jam b. Luka post op vesikoliasis di daerah
besuk perut bawah tengah
10.20 3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan c. nampak ada tanda-tanda infeksi suhu
tindakan keperawatan pasien 38ºC dan nampak ada
Hasil : perawat selalu mencuci tangan sebelum dan kemerahan di pinggir luka
sesudah melakukan tindakan keperawatan. d. Klien mengalami leukositosis (WBC
10.25 4. Mengoberservasi Tanda-tanda vital 17.2 x 10 3/ mm3
Hasil : TTV: TD: 140/90 mmHg, N: 100 x/i, e. Terpasang kateter urine
mmHg, P : 26 x/menit, S: 38ºC A ; Masalah resiko infeksi belum teratasi
10.30 5. Memonitoring hasil lab P : lanjutkan intervensi
Hasil : Klien mengalami leukositosis (WBC 17.2 x a. Mengobervasi TTV
10 3/ mm3 b. Pertahankan teknik aseptic
10.35 6. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic. c. Cuci tangan sebelum dan sesudah
Hasil : pasien diberikan obat-obatan antibiotic tindakan keperawatan
meropenem cefriaxon 1 gr/12 jam/intravena d. Kolaborasi pemberian obat antibiotic
bersamaan dengan pemberian obat ranitidine 50
mg/12 jam/intravena