You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan energi di masa depan terutama di Pasifik dan kawasan Asia

diperkirakan akan sangat besar. Karena itu pasokan energi yang terbatas serta

masalah lingkungan yang disebabkan oleh konsumsi bahan kimia akan sangat

besar. Dimetil Eter (DME) yang baru-baru ini diakui sebagai sumber energi

pengganti yang bersih memiliki aplikasi yang sangat luas, seperti aplikasi pada

pelarut, propellant, pengganti LPG dan bahan bakar transportasi. DME adalah

suatu senyawa organik dengan rumus kimia CH3OCH3 yang dapat dihasilkan dari

pengolahan gas bumi, hasil olahan dan hidrokarbon lain. (Ng et al., 1999)

Pemanfaatan DME dapat digunakan juga sebagai propellant dalam bentuk

aerosol yang sekarang ini banyak digunakan dalam berbagai produk-produk

konsumer seperti hairspray, obat pembasmi nyamuk, foam (sabun pencukur

kumia bagi pria), pengharum ruangan, colognes, personal care mousses,

antiperspirants, room air fresheners. DME memiliki daya larut yang sangat baik

dalam air dibandingkan dengan propellant lain seperti hidrokarbon. Hasil

blending antara DME dengan air menghasilkan suatu campuran yang sangat

homogen, lapisan kabut yang tipis, merata dan lebih penting lagi mempunyai

kestabilan yang tinggi sehingga kualitas produk tetap terjamin.

DME adalah gas yang bersih dan tidak berwarna yang mudah dicairkan dan

diangkut. Ini memiliki potensi yang luar biasa untuk meningkatkan penggunaan
sebagai bahan bakar otomotif, untuk pembangkit tenaga listrik, dan dalam aplikasi

domestik seperti pemanasan dan memasak.

DME telah digunakan selama beberapa tahun dalam industri perawatan

pribadi (sebagai propelan aerosol baik), dan sekarang semakin dieksploitasi untuk

digunakan sebagai pembakaran bersih untuk LPG (liquid petroleum gas), diesel

dan bensin. Seperti LPG, DME adalah gas pada suhu dan tekanan normal, tetapi

berubah menjadi cairan ketika mengalami tekanan atau pendinginan sederhana.

Pencairan yang mudah ini membuat DME mudah dibawa dan disimpan. Sifat ini

dan lainnya, termasuk kandungan oksigen yang tinggi, kurangnya sulfur atau

senyawa berbahaya lainnya, dan pembakaran ultra bersih membuat DME solusi

serbaguna dan menjanjikan dalam campuran bahan bakar terbarukan dan rendah

karbon yang bersih yang dipertimbangkan di seluruh dunia. (International DME

Association, 2018).

1.1.1 Penentuan Kapasitas Pabrik

Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah produksi dalam satuan

waktu tertentu. Kapasitas produksi DME direncanakan sebesar 50.000 ton/tahun

dengan beberapa pertimbangan, antara lain :

a. Bahan baku

Berdasarkan kapasitas perancangan pabrik DME sebesar 50.000 ton/tahun,

diambil bahan baku dari PT. Kaltim Methanol Industri yang memiliki

kapasitas sebesar 660.000 ton/tahun.

b. Kebutuhan dan Kapasitas Produksi DME di Dunia

Kebutuhan DME dibeberapa negara dunia dilihat pada tabel 1.1.


Tabel 1.1 Data perkiraan kebutuhan DME beberapa negara tahun 2010

Negara Kebutuhan (ton/tahun)


China 8.000.000
Korea 10.000
Jepang 100.000
Sumber : Source by KOGAS R&D, IDA Conference

Kapasitas Produksi DME dibeberapa negara dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2 Data kapasitas produksi DME beberapa negara tahun 2011-2017

Negara Kapasitas (ton/tahun)


China 4.840.000
Korea 300.000
Jepang 100.000
Sumber : researchandmarkets, ENN Group, Fuel DME Production Co. Ltd

c. Kebutuhan / Konsumsi DME di Indonesia

Saat ini pabrik yang memproduksi DME di Asia Tenggara berada di

Indonesia yaitu PT Bumi Tanggerang Gas dengan kapasitas 3000 ton/tahun.

Data penggunaan DME beserta presentasenya

Tabel 1.3 Aplikasi DME

DME dakam Berbagai Pemakaian


Produk Aplikasi (%)
Hair Spray 48
Spray Paint 6
Insektisida 6
Zat Adesi 5
Feedstock 31
Lainnya 4
Sumber : Dupont, 2008

Data kebutuhan DME menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dapat dilihat
dalam tabel 1.4
Tabel 1.4 Impor DME di Indonesia

Tahun Jumlah (Ton)


2013 9.939
2014 10.199
2015 9.961
2016 9.942
2017 18.831
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

19000
18000
17000
16000
Kebutuhan (Ton)

y = 1752.6x + 8269.2
15000 R² = 0.4931
14000
13000
12000
11000
10000
9000
8000
0 1 2 3 4 5
X (Tahun)

Gambar 1. Grafik Kebutuhan DME Indonesia

Pendirian pabrik direncanakan pada tahun 2023, dan diperkirakan jumlah

import pada 2023 sekitar 29.000 ton.

Dengan mempertimbangkan data di atas, maka pemilihan kapasitas produksi

yang direncanakan adalah 50.000 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri dan sisanya akan diekspor. Jumlah ini masih berada di atas kapasitas

minimum pabrik yang masih menguntungkan dan mengacu pada pabrik DME

dengan proses sama yang telah beroperasi.

1.1.2 Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap keuntungan pabrik

yang akan didirikan. Diantaranya penyediaan bahan baku, pemasaran produk,

fasilitas transportasi, utilitas dan tenaga kerja.


Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut maka lokasi pabrik DME

direncanakan akan dibangun di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi dengan

pertimbangan sebagai berikut :

1. Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku utama yaitu metanol yang diambil dari PT, Kaltim

Methanol Industri dapat dikirim melalui transportasi laut.

2. Pemasaran Produk

Kabupaten Bekasi unggul dalam sektor indusri. Memiliki 18 kawasan

industri dengan luas mencapai 6.719,4 hektar, Kabupaten Bekasi

bahkan diklaim menjadi daerah kawasan industri terbesar se-Asia

Tenggara. Sampai saat ini pabrik yang menggunakan DME sebagian

besar masih berada di Pulau Jawa. (Tommi Andryandy, 2017)

3. Transportasi

Sarana transportasi darat dan laut sudah tidak menjadi masalah, karena

di Bekasi fasilitas jalan raya dan pelabuhan laut sudah memadai.

4. Utilitas

Pengambilan air diambil dari sungai Lemahabang, Bekasi. Bahan bakar

dan listrik dapat dengan mudah terpenuhi karena Bekasi merupakan

kawasan industri.

5. Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi dari daerah sekitar lokasi

pabrik, seluruh Pulau Jawa ataupun dari luar Pulau Jawa.

6. Faktor Penunjang Lain


Bekasi merupakan kawasan industri yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, sehingga faktor-faktor seperti iklim, karakter tempat atau

lingkungan, kebijaksanaan pemerintah, sarana komunikasi bukanlah

merupakan suatu kendala karena semua telah dipertimbangkan pada

penempatan kawasan tersebut sebagai kawasan industri.

Dengan pertimbangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kawasan

Bekasi layak untuk dijadikan lokasi pabrik DME di Indonesia.

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1 Proses Pembuatan DME

Hingga saat ini DME dapat diproduksi dengan dengan dua macam

proses, yaitu methanol dehydration process dan direct synthesis process.

Proses pembuatan DME melalui 2 tahap sintesa reaksi direct dan indirect.

Proses reaksi DME direct merupakan hasil sintesa metanol dari syngas dan

dehidrasi metanol yang terproses dalam reaktor yang sama.

1. Dehidrasi Metanol dengan Katalis Asam Sulfat

Prosesnya adalah metanol cair diuapkan kemudian dilewatkan pada

reaktor yang telah terisi katalisator H2SO4 pada suhu 125-140°C dan

tekanan 2 atm. Campuran produk keluar reaktor yang terdiri dari

dimetil eter, air dan metanol dilewatkan ke scrubber, campuran


produk keluar reaktor yang terdiri dari dimetil eter, metanol dan air

kemudian dimurnikan dengan proses distilasi.

Reaksi :
H2SO4
CH3OH CH3HSO4 + H2O (1)

CH3OH + CH3HSO4 CH3OCH3 + H2SO4 (2)

Keuntungan :

 Suhu dan tekanan operasi reaktor relatif rendah.

Kerugian :

 Peralatan yang digunakan lebih banyak.

 Menggunakan asam sulfat yang bersifat korosif sehingga

diperlukan peralatan dengan bahan konstruksi yang tahan

terhadap korosi yang harganya lebih mahal.

 Konversinya rendah, yaitu: 45%.

(Ogawa et al, 2003)

2. Dehidrasi Metanol Secara Direct Contact dengan Katalis Alumina

Proses kontak langsung (direct contact) antara metanol dengan katalis

alumina (Al2O3) disebut juga dengan metode Sendereus. Reaksi

dilakukan pada suhu 250-400°C dalam fase vapour atau gas. Dengan

demikian secara teoritis gas metanol dikontakkan secara langsung

dengan katalis Al2O3 (padat) dalam fixed bed reactor pada suhu

tinggi.

Reaksi :
Al2O3 + SiO2
2 CH3OH CH3OCH3 + H2O (3)
250-4000C, 14-16 atm
Selanjutnya dimetil eter yang terbentuk dipurifikasi lagi dengan

distilasi, yaitu untuk memisahkan dimetil eter dengan pengotor lain

(H2O dan metanol) yang masih tersisa dalam reaksi.

Keuntungan :

 Prosesnya sangat sederhana, peralatan yang dipergunakan

sedikit.

 Biaya investasi untuk peralatan yang dipergunakan sedikit.

 Konversinya tinggi, yaitu mencapai 80%.

Kerugian :

 Suhu operasi reaktor tinggi.

(Bondiera and Naccache,1991)

1.2.2 Kegunaan Produk

DME dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, mesin

otomotif, dan bahan bakar peggerak turbin gas. Kegunaan DME yang lain

adalah sebagai berikut :

1. Bahan bakar dalam tabung aerosol, serta sebagai bahan bakar

industri dan rumah tangga.

2. Bahan baku pembuatan dimethyl sulfate.

3. Sebagai refrigerant.

(International DME Assotiation, 2012)

1.2.3 Sifat Fisis dan Kimia


1.2.3.1 Bahan Baku (Metanol)

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol

atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia

CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada

"keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah

menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan

bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Metanol

digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan

bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme

anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap

metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari,

uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan

bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.

(Anonim, 2015)

1.2.3.2 Produk (Dimetil Eter)

DME adalah suatu senyawa eter paling sederhana dengan

rumus molekul CH3OCH3, berbentuk gas yang tidak berwarna

pada suhu ambien, zat kimia yang stabil, dengan titik didih

25,10C. Tekanan uap DME sekitar 0,6 Mpa pada 250C dan

dapat dicairkan seperti halnya LPG.

1.2.4 Tinjauan Proses Secara Umum


Proses produksi DME dilakukan dengan proses dehidrasi metanol

yang merupakan proses penghilangan air dari suatu senyawa. Dimana

proses dehidrasi ini pada umumnya dilakukan pada alkohol untuk

membentuk eter. Pembentukan DME dengan metode dehidrasi metanol

dilakukan dengan reaksi berkatalis alumina (Al2O3) dan silika (SiO2) yang

disusun dalam reaktor fixed bed dengan suhu antara 250°C sampai 400°C

dan tekanan antara 14 sampai 16 atm. Dan metode dehidrasi metanol

merupakan reaksi yang tidak menghasilkan reaksi samping dan

berlangsung sesuai reaksi sebagai berikut (Turton et al, 1998) :

2CH3OH → CH3OCH3 + H2O (4)

Metanol yang dialirkan ke reaktor kemudian masuk kedalam

distillation column DME. Adapun hasil atas distillation column dialirkan

kedalam tangki penyimpanan produk yaitu DME, dan hasil bawah yang

terdiri dari sisa metanol, air dan sedikit DME dialirkan ke metanol

distillation column. Hasil atas metanol distillation column berupa metanol

dan sedikit DME yang kemudian direcycle ke ketle reboiler, dan hasil

bawah metanol distillation column berupa air dan sedikit metanol.

You might also like