You are on page 1of 18

RESERVOIR

1. Most petroleum geologists believe that petroleum forms from the diagenesis of buried organic matter and note
that it is indigenous to sedimentary rocks rather than igneous ones. The advent of cheap and accurate
chemical analytical techniques allowed petroleum source rocks to be studied. It is now possible to match
petroleum with its parent shale and to identify potential source rocks, their tendency to generate oil or gas, and
their level of thermal maturation. For a commercial oil accumulation to occur, several conditions must be
fulfilled. What are those? (Selley&Sonnenberg, Elements of Petroleum Geology,2014-Chapter 1)
Jawaban:
a. There must be an organic-rich source rock to generate the oil and/or gas.
b. The source rock must have been heated sufficiently to yield its petroleum.
c. There must be a reservoir to contain the expelled hydrocarbons. This reservoir must have porosity, to contain
the oil and/or gas, and permeability, to permit fluid flow.
d. The reservoir must be sealed by an impermeable cap rock to prevent the upward escape of petroleum to the
earth’s surface.
e. Source, reservoir and seal must be arranged in such a way to trap the petroleum.
f. The timing of trap formation, petroleum generation, and accumulation must be in a favorable sequence.
g. The accumulation must be preserved or protected from breaching, flushing, aerobic bacteria, thermal
degradation, etc until exploitation.
Kebanyakan petroleum geologist percaya bahwa bentuk petroleum dari diagnosis bahan organic yang terkubur
dan bahwa itu berasal dari batuan sedimentary disbanding dengan yang berasal dari panas yang besar dari gunung
berapi. Munculnya teknik chemical analytical yang murah dan akurat mengijinkan petroleum source rocks untuk
dipelajari. Ini memungkinkan untuk mencocokkan petroleum dengan shale dan mengidentifikasi potensial source
rocks, kecenderungannya untuk menghasilkan oil atau gas, dan tingkat dari kematangantermal. Untuk akumulasi
minyak yang ditemukan, beberapa kondisi harus ditemukan, apa saja?
a. Harus ada organic source rock yang banyak untuk menghasilkan oil dan gas.
b. Source rocks harus cukup panas untuk menghasilkan minyak bumi tersebut.
c. Harus ada reservoir yang menampung hidrokarbon yang terbuang. Reservoir harus memiliki porositas untuk
menampung oil dan gas, dan permeabilitas untuk mengalirkan fluida.
d. Reservoir harus ditutup oleh cap rock yang tidak dapat ditembus untuk mencegah minyak bumi (escape of
petroleum) naik ke permukaan bumi.
e. Sumber, reservoir dan seal harus diatur sedemikian rupa untuk menjebak minyak bumi.
f. Pemilihan waktu dari trap formation, petroleum generation dan akumulasi harus di urutan yang
menguntungkan.

2. The petroleum system is defined as a hydrocarbon fluid system that encompasses a pod of active source
rock and all related oil and gas accumulations (Magoon and Dow, 2000). It includes the essential elements and
processes needed for oil and gas accumulations to exist. Understanding petroleum systems reduces
exploration risk in the search for undiscovered petroleum resources. Name/list the essential elements and
processes needed for hydrocarbon accumulations to exist! (Selley&Sonnenberg, Elements of Petroleum
Geology,2014-Chapter 5.5)
Petroleum system adalah menjelaskan sebagai system fluida hidrokarbon yang meliputi source rock aktif dan
semua akumulasi minyak dan gas yang berhubungan (Magoondan Dow, 2000). Itu mencakup elemen-elemen
dasardan proses-proses yang dibutuhkan untuk akumulasi minyak dan gas yang ada. Pengertian petroleum sistem,
mengurangi resiko exploration di petroleum resources yang tidak ditemukan. List kanelemen-elemen dasar dan
proses-proses yang dibutuhkan untuk akumulasi hidrokarbon yang ada!

Petroleum system : elements + processes


Elements :Petroleum source rock, reservoir rock, seal rock, and overburden rock.
Processes :Trap formation, generation-migration-accumulation of petroleum, and
preservation of accumulation.
3. Well logs are a record versus depth of some physical parameter of the formation. The parameters will be
measured so that important producing characteristics of reservoir may be determined. What are the measured
physical parameters and the characteristics that will be determined in the well logging process? (William Lyons –
Working Guide to Res Engineering,2009)
Well log merekam kedalaman dari beberapa parameter fisik dari sebuah formasi. Parameter yang sudah diperoleh
tersebut sangat penting dalam menentukan karakteristik reservoir. Apa saja parameter fisik yang dihitung dan
karakteristik yang ditentukan dalam proses well logging?
Jawab:

Menghitung Log Type Parameter yang dihitung


Mechanical Caliper Diameter lubang
Spontaneous Temperatur Temperatur lubang bor
Self – Potential (SP) Arus listrik spontaneous
Gamma Ray (GR) Natural radiactivity
Induced Resistivity Hambatan arus listrik
Induction Konduktifitas arus listrik
Sonic Kecepatan penghantar suara
Density Reaksi pemancaran dari gamma ray
Photoelectric Reaksi pemancaran dari gamma ray
Neutron Reaksi pemancaran neutron
Karakteristik yang ditentukan dalam proses well logging adalah densitas, saturasi, resistivitas, dan
porositas.

4. Petroleum reservoirs are broadly classified as oil or gas reservoirs. These broad classifications are further
subdivided depending on (1) the composition of the reservoir hydrocarbon mixture, (2) initial reservoir pressure
and temperature, (3) pressure and temperature of the surface production. The conditions under which these phases
exist are a matter of considerable practical importance. The experimental or the mathematical determinations of
these conditions are conveniently expressed in different types of diagrams. What are these diagrams called?
Describe the diagrams for all types of reservoirs. Identify and define each components of the diagram. (Tarek
Ahmed 4th Ed – chapter 1)
Diagram fasa. Penjelasan di diktat kompre.
5. Rock properties are determined by performing laboratory analyses on cores from the reservoir to be evaluated.
The cores are removed from the reservoir environment, with subsequent changes in the core bulk volume, pore
volume, reservoir fluid saturations, and, sometimes, formation wettability. The effect of these changes on rock
properties may range from negligible to substantial, depending on characteristics of the formation and property of
interest, and should be evaluated in the testing program. There are basically two main categories of core analysis
tests that are performed on core samples regarding physical properties of reservoir rocks. What are those tests
called? Identify and define each rock properties on those tests. (Tarek Ahmed 4th Ed – chapter 4)
Dua kategori utama dari Analisa core untuk mengetahui sifat fisik batuan
reservoir antara lain sebagai berikut :
jawab:
 RCAL (Routine Core Analysis)
Merupakan Analisa core untuk mengetahui sifat fisik dari batuan reservoir. Data yang didapat dari CAL
antara lain : porositas, permeabilitas dan saturasi.
 SCAL (Special Core analysis)
Merupakan Analisa core special dari batuan reservoir. Data yang didapat dari SCAL antara lain sebagai
berikut : tekanan overburden, tekanan kapiler, permeabilitas relatif dan wettability.

6. Flow in porous media is a very complex phenomenon and as such cannot be described as explicitly as flow
through pipes or conduits. The analysis of fluid flow in porous media has evolved throughout the years along two
fronts – the experimental and the analytical. Through those methods, scientists have attempted to formulate laws
and correlations that can be utilized to describe the flow behavior of the reservoir fluids. Those laws and
correlations are forms in the mathematical relationships. The mathematical forms will vary depending upon the
characteristics of the reservoir. The primary reservoir characteristics that must be considered include: (a) Types of
fluids in the reservoir (b) Flow regimes (c) Reservoir geometry (d) Number of flowing fluids in the reservoir.
Please describe each of these component briefly. (Tarek Ahmed 4th Ed – chapter 6)
karakteristik utama reservoir antara lain sebagai berikut :
jawab :
 Tipe Fluida
Tipe fluida reservoir terbagi atas 3 bagian antara lain sebagai berikut:
1. Incompressible fluid = merupakan tipe fluida dimana volume (density) tidak berubah
terhadap tekanan. (dv/dp=0) contoh (liquid).
2. Compressible fluid = merupakan jenis fluida dimana volume (density) berubah terhadap tekanan.
3. Slightly compressible fluid = merupakan jenis fluida yang sedikit menunjukkan perubahan volume (densitas)
apabila diberi tekanan

 Flow Regime
Ada 3 macam dasar flow regime yang menggambarkan kelakuan aliran dan distribusi tekanan reservoir sebagai
fungsi waktu:
1. Steady state flow
Dikatakan aliran steady state apabila tekanan disetiap tempat didalam reservoir constan, dan tidak berubah
terhadap waktu.
2. Unsteady state flow
Didefinisikan sebagai kondisi aliran fluida yang dimana rate perubahan tekanan terhadap waktu. Dan tekanan
di setiap tempat dalam reservoir tidaklah sama dengan nol atau konstan.
3. Pseudosteady state flow (semi steady state flow)
Merupakan aliran dimana tekanan pada tempat yang berbeda didalam reservoir adalah declining linier
sebagai fungsi waktu, pada declining rate konstan, inilahh disebut dengan aliran pseudosteady state.
 Geometry reservoir
Merupakan bentuk reservoir yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku aliran. Geometri reservoir
terbagi atas 3 antara lain:
1. Aliran radial
Merupakan aliran yang dimana pengaruh tidak adanya heterogenitas reservoir, aliran akan mengalir ke sumur
dan mengikuti garis aliran radial dari jarak yang cukup jauh dari sumur (pola aliran yang menyebar kesegala
arah)
2. Aliran linier
Aliran linier merupakan bentuk pola aliran sejajar dan fluida mengalir dalam satu arah.
 jumlah fluida mengalir didalam reservoir
1. single phase (air,minyak, atau gas)
2. two phase (oil-water, oil-gas, atau gas-water)
3. three phase (oil,water dan gas)

7. The fundamental law of fluid motion in porous media is Darcy’s Law. The mathematical expression developed by
Henry Darcy in 1856 states the velocity of a homogeneous fluid in a porous medium is proportional to the
pressure gradient and inversely proportional to the fluid viscosity. For a horizontal linear system, this relationship
is: 𝑣 = 𝑞 𝐴 = − 𝑘 𝜇 𝑑𝑝 𝑑𝑥 , Explain each component of this equation (with its unit). What is the equation for a
horizontal-radial system? What are the preconditions to use for Darcy’s law? (Tarek Ahmed 4th Ed)
Hukum dasar gerakan fluida di media berpori adalah Hukum Darcy. Gambaran matematis yang dikembangkan
oleh Henry Darcy pada tahun 1856 menyatakan bahwa kecepatan fluida homogen dalam medium berpori
sebanding dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik dengan viskositas fluida. Untuk sistem linier
horizontal, hubungan ini adalah: 𝑣 = 𝑞 𝐴 = - 𝑘 μ 𝑑𝑝 𝑑𝑥, Jelaskan setiap komponen dari persamaan ini (dengan
unitnya). Apa rumus dari sistim persamaan horisontal-radial? Apa persyarat yang digunakan untuk hukum
Darcy? (Tarek Ahmed 4th Ed)

Jawab:
𝑞 𝑘 𝑑𝑝
𝑣= =−
𝐴 μ 𝑑𝑥
𝑣 = kecepatam ( cm/s)
𝑞 = laju alir (𝑐𝑚3 / s )
𝐴 = luas ( cm )
𝑘 = permeabilitas ( darcy )
𝜇 = viskositas ( cp)
𝑑𝑝 𝑑𝑥 = tekanan terhadap jarak ( atm/ cm )

rumus dari sistim persamaan horisontal-radial:


𝑞𝑟 𝑘 𝑑𝑝
𝑣= =
𝐴𝑟 μ 𝑑𝑟

Qr = volumetric flow rate at radius r


Ar = cross-sectional area to flow at radius r
(∂p/∂r)r = pressure gradient at radius r
V =apparent velocity at radius r

Hukum darcy digunakan pada kondisi :


• Laminar (viscous) flow
• Steady-state flow
• Incompressible fluids
• Homogeneous formatio

8. Coning is primarily the result of movement of reservoir fluids in the direction of least resistance, balanced by a
tendency of the fluids to maintain gravity equilibrium. Production from the well would create pressure gradients
that tend to lower the gas-oil contact and elevate the water-oil contact in the immediate vicinity of the well. There
are essentially three forces that may affect fluid flow distributions around the well bores. These are capillary
forces, gravity forces, and viscous forces. Please explain each of these forces and identify the relation of these
forces with the concepts of stable/unstable cone and critical production rate. (Tarek Ahmed 4th Ed)
Jawab :
Pengaruh
dari capillary
biasanya memiliki
efek yang
diabaikan
pada coning dan
akan diabaikan lagi. Pengaruh gravitasi berarah vertical dan muncul dari perbedaan densitas fluida. Periode pengaruh
kekentalan menunju kke pada tekanan gradient aliran fluidamelalui reservoir sebagaipenggambarandariHukum Darcy.
Karena itu, padawaktu yang diberikan,
terdapatsebuahkeseimbanganantaragravitasidanpengaruhkekentalanpadapusatdanjauhdaripusat interval sumurkomplesi.
Ketikaperubahan (kekentalan) berpengaruhpadasumurbormelampauipengaruhgravitasi. Sebuah “kerucut”
akhirnyaakanmasukkesumur .
Kita dapatmengembangkanberdasarkanpenggambarandiatasdari coning denganmemperkenalkankonsep:
-kerucutseimbang
-kerucuttidakseimbang
-lajualir production critical.

Jikasebuahsumurdiproduksikandenganlajualirkonstandantekanan gradient pada drainage system hruskonstan, kondisi


steady state pun dicapai. Jikapadakondisiiniperubahan (kekentalan)
berpengaruhpadasumurlebihrendahdaripengaruhgravitasi, kemudian airatau gas cone yang
telahterbentuktidakakanmelebarke area sumur. Selainitu, kerucuttidakakanadalagi,inimenciptakanapaitusebutanstable
cone. sebaliknyajikatekananpada system padakondisi unsteady state, kemudiankerucut yang
tidakstabilakanberlanjutuntukmencapaikondisi steady state yang berlaku.
Jikatekananaliranmenurunpadasumuritucukupuntukmeyelesaikanpengaruhgravitasi,coneyang
tidakstabilakanmeningkatdanotomatismasukke area sumur. Hal itupentinguntukdicatatpadakeadaan yang nyata, cone yang
stabildapatmenjadi “pseudo stable” karena drainage system dantekanandistribusiakanberubahdengansendirinya.
Sebagaicontoh, denganpengurangan reservoir, water oil contact dapatmempercepattercapainya interval komplesi,
dengandemikiandapatmeningkatkankesempatanuntukterjadinya coning. Contohlain,
berkurangnyaproduktivitasituterhadapkerusakansumurmemerlukankorespodensiygtinggisesuaidenganmengikutitekanan
yang turununtukmenjagalajualiranproduksiygdiberikan. Peningkataninipada temperature ygturundapatmempengaruhi
stable cone lain padasumur.
Lajukritikalproduksiadalahlajualirdiatas yang alirangradientekananyapadasumurkarenaair(atau gas) padakerucut di sumur.
Olehkarenaitu, lajumaksimumpadaproduksiminyaktanpaterjadinyaproduksiinimenggantikanfasa coning. padalaju critical,
build up cone stabiltetapiituadaawaldariterjadinya breaktrough.

9. Defining the conditions for achieving the maximum water-free and/or gas-free oil production rate is a difficult
problem to solve. Engineers are frequently faced with these two specific problems;(a) Predicting the maximum
flow rate that can be assigned to a completed well without the simultaneous production of water and/or free-gas
(b) Defining the optimum length and position of the interval to be perforated in a well in order to obtain the
maximum water and gas-free production rate. For those problems, there are three categories of correlation that are
used. What are they? (Tarek Ahmed 4th Ed)
Menentukan kondisi untuk memeperoleh water-free, oil-free, gas-free pada produksi minyakn merupakan
permasalahan yang sulit untuk diselesaikan. Engineer sering dihadapi dua permasalahn yang spesifik :
a. memprediksi maximum laju alir (flow rate) yang dapat ditentukan tanpa well (sumur)
memproduksi air dan free-gas secara bersamaan.
b. menentukan jarak optimum dan posisi interval perforasi pada sumur untuk memeperoleh laju alir water dan gas-
free.
Untuk problem tersebut, terdapat tiga kategori korelasi (pendekatan) yang digunakan. Jelaskan!
Jawab :
1. Critical rate calculations
2. breakthrough time predictions
3. well performance calculations after breakthrough
Critical rate difenisikan sebagai laju alir oil maksimum yang diperbolehkan dapat ditetapkan pada sumur untuk
menghindari cone breakhtough.
10. The material balance equation has long been recognized as one of the basic tools of reservoir engineers for
interpreting and predicting reservoir performance. The concept of the material balance equation was presented by
Schilthuis in 1941. The equation is structured to simply keep inventory of all materials entering, leaving, and
accumulating in the reservoir. The equation can be written on a volumetric basic as: Initial volume = volume
remaining + volume removed. Please explain/derive further for each component of this equation. (Tarek Ahmed
4th Ed)
Jawab :
Underground withdrawal =
ekspansi minyak + solution gas + ekspansi gas pada gas cap +
pengurangan volume (akibat ekspansi connate water dan pengurangan HCPV) + water
influx.

 Underground withdrawal = minyak terproduksi + gas terproduksi


 NpBo  Np( Rp  Rso ) Bg
 Np( Bo  ( Rp  Rso ) Bg )

 Ekspansi minyak + solution gas = ekspansi minyak + ekspansi gas yang keluar dari
larutan
 N ( Bo  Boi )  N ( Rso  Rsoi ) Bg
 N (( Bo  Boi )  ( Rso  Rsoi ) Bg )

 Ekspansi pada gas cap


 Pengurangan HCPV

 Net water influx

Jadi dapat di tulis:

11. The reservoir engineers are involved in working with an integrated team of geologists, geophysicists,
petrophysicists, and engineers from other disciplines. These team, called reservoir team, is responsible for
achieving goals set out by the management that may include field development and production enhancement.
Describe briefly about the tasks/priorities related to the goals for reservoir team. State at least 4 of them.
(Reservoir engineers functions-Abdus Satter)
Jawab :
 Observation (pengamatan)
Termasuk di dalamnya model geologi, pemboran sumur, dengan data yang di peroleh berupa data core, log,
test, dan sample fluida
 Assumption
Setelah mengumpulkan dan memeriksa data engineer berkewajiban membuat beberapa asumsi/ kesimpulan
mengenai suatu keadaan yang terjadi berdasarkan data tersebut
 Calculation
Setelah asumsi / permasalahan di simpulkan maka perhitungan harus digunakan berdasarkan kondisi yang
ada
 Development Decision
Setiap tindakan yang direncanakan oleh reservoir engineer harus memiliki sifat membangun/ bermanfaat jika
tidak sebaiknya tidak dilakukan sama sekali.

12. Waterflooding is perhaps the most common method of secondary recovery. However, before undertaking a
secondary recovery project, it should be clearly proven that the natural recovery processes are insufficient;
otherwise there is a risk that the substantial capital investment required for a secondary recovery project may be
wasted. Thomas, Mahoney, and Winter (1989) pointed out that in determining the suitability of a candidate
reservoir for waterflooding, several reservoir characteristics should be considered. What are they? Explain briefly
for each characteristics.(Tarek Ahmed 4th Ed)
Water flooding bisa jadi merupakan metode secondary recovery yang paling sering digunakan. Bagaimanapun,
sebelum melakukan project secondary recovery, harus dibuktikan bahwa natural recovery sudah tidak mencukup
lagi. Jika tidak, terdapat resiko investasi capital yang besar yang diperlukan untuk secondary recovery yang akan
terbuang. Thomas, Mahoney, dan winter (1989) menunjukkan bahwa dalam menentukan kelayakan/kecocokan
reservoir untuk waterflooding, beberapa karakteristik reservoir harus dipertimbangkan. Apa saja karakteristik
reservoir untuk waterflooding tersebut? Jelaskan secara singkat!
Jawab :
Thomas, Mahoney, and Winter (1989) mengelompokkan bahwa dalam menentukan kecocokan kandidat reservoir
untuk water flood, karakteristik-karakteristik reservoir dibawah ini bisa dipertimbangkan:
1. geometri reservoir
2. karakteristik fluida
3. kedalaman reservoir
4. litologi dan sifat batuan
5. saturasi fluuida
Keseragaman reservoir dan keuntungan yang berkelanjutan
- Tenaga pendorong primary reservoir
Dimana topik tersebut dapat didiskusikan lebih detail mengikuti tahap-tahap nya.

Reservoir geometri
Area geometri dari reservoir akan mempengaruhi lokasi dari sumur dan, jika offshore akan
mempengaruhi lokasi dan jumlah platform yang dipilih. Geometri reservoir akan mendasari arah metode
berdasarkan reservoir yang dapat diproduksi langsung dengan water injection.
Analisis dari geometri reservoir dan sejarah lapangan reservoir juga penting untuk menggambarkan
kekuatan dari natural water drive dan juga untuk menggambarkan injeksi yang diperlukan. Jika water drive
reservoir sudah dikelompokkan sebagai water drive active, maka injeksi tidak dibutuhkan.

Karakteristik fluida
Sifat fisik dari fluida reservoir memiliki pengaruh besar terhadap kecocokan yang diberikan untuk
pengembangan lebih lanjut oleh waterflooding. Viskositas dari crude oil sangat penting dalam karakteristik fluida
sebagai efek dari derajat kesuksesan project waterflooding.
Viskositas minyak merupakan pengaruh terpenting dalam menentukan mobility ratio yang dimana
mengontrol efisiensi pengurasan.
Kedalaman Reservoir
Kedalaman reservoir memiliki pengaruh penting dari kedua aspek Teknik dan ekonomi dari secondary
atau tertiary project recovery. Tekanan maksimum injeksi akan meningkatkan kedalaman injeksinya. Biaya dari
pengangkatan minyak pada sumur yang dalam akan membatasi nilai maksimum ekonomi water oil ratio yang
masih bisa dipertimbangkan,dimana meurunkan ultimate recovery factor dan menaikkan harga total operasi
project.
Di lain hal,jika reservoirnya dangkal maka tekanan injeksi yang diberikan terbatas atau dibatasi, karena
tekanan injeksi harus dibawah tekanan rekah. Dalam operasi waterflood memiliki tekanan kritikal (lebih kurang 1
psi/ft per kedalaman). Dan jika melebihi water injeksi yang diperbolehkan,maka akan mengembangkan
sepanjang perekahan awal atau membuat perekahan.
Hasil yang disalurkan dari injection of water atau yang dilalui sebagian besar dari reservoir matriks.
Karena itu proses tekanan gradient dari 0,75 psi/ft pada kedalaman normal yang diijinkan untuk membuktikan
batas yang cukup dan aman untuk tekanan yang berlebihan.
Lithology dan Karakteristik Batuan
Thomas et all (1989) mempoin kan bahwa lithology memiliki pengaruh yang besar dari efisiensi water
injection dalam reservoir yang spesifik. Lithology reservoir dan karakteristik batuan itu mempengaruhi
kemampuan aliran yang besar dan berhasil yaitu :
o Porositas
o Permeabilitas
o Komposisi clay
o Net thickness
Dalam beberapa reservoir system yang sulit, hanya sebahagian kecil dai total porositas , seperti porositas
rekahan ,akan memiliki permeabilitas yang cukup untuk lebih baik dalam proses water injection.
Saturasi Fluida
Dalam menentukan reservoir yang sesuai untuk waterflooding, saturasi minyak yang tinggi membuktikan
ketersediaan cadangan minyak yang cukup adalah standar primary untuk operasi kesuksesan flooding. Catat
bahwa saturasi air yang tinggi pada saat awal pada operasi flooding meningkatkan mobility minyak , dimana
memberikan efisiensi pendapatan yang tinggi.

13. Buckley and Leverett (1942) developed a well-established theory, called the frontal displacement theory, which
provides the basis for establishing such a relationship. This classic theory consists of two equations; a) Fractional
flow equation b) Frontal advance equation. Please write the equations and explain briefly. State what are the main
purpose of those two equations.(Tarek Ahmed 4th Ed)
Jawab :
 Fractional flow equation

where fw =fraction of water in the flowing stream, i.e., water cut,


bbl/bbl
qt =total flow rate, bbl/day
qw =water flow rate, bbl/day
qo =oil flow rate, bbl/day
 Frontal advanced equation

where ()Sw velocity of any specified value of Sw, ft/day


A cross-sectional area, ft2
qt total flow rate (oil + water), bbl/day
(dfw/dSw)Sw slope of the fw vs. Sw curve at Sw

Fractional flow equation digunakan untuk menentukan water cut disetiap titik reservoir.. untuk
menentukan saturasi air di titik tertu maka digunakan frontal advanced equation.frontal advanced equation
digunakan untuk menentukan saturasi air setiap waktu selama injeksi air.

14. Volumetric estimate of original gas in place for gas reservoir A was 100 Bscf. A material-balance estimate, using
a p/z plot, was 50 Bscf. Which of the following statements is most likely true? Explain your answer. a. One or
more producing wells intended to produce from Reservoir A is probably completed by mistake in another
noncommunicating reservoir. b. Some of the mapped gas may not be in pressure communication with the
producing wells. c. The estimate based on the p/z plot cannot possibly be correct. d. The reservoir almost certainly
has water influx.
15. A pressure buildup test is run on a well producing dry gas. Current average reservoir pressure is about 3,012 psia
and the following bottomhole pressure at the time of shut-in was 1,126 psia. Which of the following statements
about analyzing the test data using a semi-log method is most accurate? Explain your answer. a. A Horner plot of
Pws vs. Horner time ratio will be required. b. A Horner plot of Pws2 vs. Horner time ratio will be required. c.
Bottomhole pressure must be converted to pseudopressure and then a Horner plot of pseudopressure vs. Horner
time ratio will be required. d. Semi-log analysis cannot succeed for analysis of a gas-well pressure buildup test.
16. The spontaneous potential (SP) curve and the gamma ray (GR) log are recordings of naturally occurring physical
phenomena in in-situ rocks. The SP curve records the electrical potential (voltage) produced by the interaction of
formation connate water, conductive drilling fluid, and certain ion-selective rocks (shale). The GR log indicates
the natural radioactivity of the formations. What are the main functions of those two log? Explain how we analyze
the log’s curve/result! (Schlumberger – Log Interpretation Principles)
Jawab :
Fungsi log sp :
 Mengidentifikasi lapisan permeable
 Menghitung harga rw
 Mengetahui ketebalan lapisan
 Mengkorelasi batuan
 Menentukan kandungan clay dalam lapisan
Fungsi log gamma ray
 Membedakan lapisan shale dan non shale. Dan persentase kandungan shale
 Untuk mengkorelasi batuan
 Mendeteksi minera;mineral radio aktif
 Mengetahui kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air
 Sebagai pengganti log sp
Defleksi kurva sp yang tergambar pada slip log akan memberikan bentuk2 sebagai berikut:
 Garis lurus disebut dengan shale based line
 Untuk lapisan permeable (hidrokarbon), kurva sp log berkembang negative (kekiri) dari shale base line
 Untuk lapisan non permeable kurva sp log akan berkembang positif(kekanan) dari garis shale based line.
17. The use of reservoir simulation as a predictive tool is becoming standard in the petroleum industry. Its widespread
acceptance can be attributed to advances in computing facilities; advances in numerical techniques for solving
partialdifferential equations; the generality built into reservoir simulators, which makes them useful in modeling
field cases; advances in reservoir-characterization techniques; and the development of increasingly complicated
oil-recovery techniques that would otherwise be impossible to analyze. Reservoir simulation is generally
performed in several steps. What are the steps? Explain the steps briefly (T. Ertekin – Basic Applied Reservoir
Simulation)
Pengunaan simulasi reservoir sebagai alat bantu prediksi menjadi standar di industri perminyakan. Dapat
dikaitkan dengan kemajuan-kemajuan dalam fasilitas komputer, kemajuan-kemajuan dalam teknik angka untuk
menyelesaikan rumus differensial parsial, secara umum di bangun ke dalam simulasi reservoir yang berguna
untuk pemodelan lapangan yang berguna untuk karakteristik reservoir. Dan pengembangan semakin rumit untuk
menganalisa cadangan minyak. Dilakukan simulasi reservoir dalam beberapa langkah. Jelaskan langkah-
langkahnya.
Jawab:
Tahapan yang paling penting adalah pada saat menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pekerjaan simulasi
tersebut. Langkah-langkah pengerjaan simulasi reservoir
1. Persiapan Data
Persiapan data memiliki tujuan untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai kebutuhan didasarkan pada
tujuan dan prioritas simulasi. Karena keakuratan dari simulasi tersebut dipengaruhi oleh validasi data yang
tepat sehingga gambaran yang dihasilkan akan sesuai harapan dan lebih memberikan informasi yang benar
pula.
2. Pembuatan Model Simulasi
Pemilihan model simulasi dilakukan secara sistematik yang disertai dengan analisa terhadap parameter-
paramerter terkait, sehingga didapatkan model yang optimum untuk melakukan simulasi reservoir sesuai
dengan tujuan dan prioritas simulasi seperti :
a. Pemilihan grid
Hal yang harus diperhatikan dalam desain grid ini adalah batas antara gas dan air pada reservoir,
luas reservoir (batas-batas reservoir) atau batas dimana ketebalan pasir bernilai nol.
b. Pembuatan grid
Pembuatan grid dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
 Posisi grid
 Ukuran grid
 Sel Pasif
 Tipe grid
3. Input Data
Penginputan data ke simulator dapat dilakukan dengan tiga cara :
 Typing yaitu dengan mengisi data pada kolom yang sudah tersedia.
 Digitizing yaitu proses pembentukan garis batas peta yang baik melalui proses perekaman
koordinat x dan y dari peta geologi yang ada sebanyak mungkin dan interval sekecil mungkin.
 Importing yaitu pemasukan data dalam bentuk file yang sudah diatur dari program lain, agar
mempermudah dalam usaha penginputan data. Penginputan data yang sangat banyak dapat diolah
dengan program lain sesuai dengan format input data pada simulator dan setelah selesai dapat
diambil sekaligus tanpa mengisi satu persatu.
4. Inisialisasi Data
Inisialisasi merupakan pengkajian ulang data yang di input kedalam simulator. Data yang minim yang di
input akan mengakibatkan proses inisialisasi tidak berjalan. Simulator akan menunjukkan data apa yang
belum di input.
Data yang harus di input,yaitu :
 System grid reservoir.
 Sifatfisik reservoir.
 Top struktur.
 Ketebalan gross dan net.
 Permeabilitas.
 Data PVT.
5. History Matching
History matching merupakan tahap yang sangat menentukan dalam simulasi reservoir dimana proses
pembuatan model dengan memodifikasi parameter sehingga tercipta keselarasan antara model dengan
kondisinya berdasarkan data parameter terukur selama periode waktu tertentu.
Proses ini dilakukan untuk membuat kondisi dan kinerja model reservoir hasil simulasi menyerupai kondisi
dan kinerja reservoir sesungguhnya. Kondisi dan kinerja reservoir sesungguhnya ditunjukkan oleh data
lapangan. Grafik tekanan terhadap waktu dan produksi terhadap waktu menunjukkan keselarasan model.
6. Peramalan atau Prediksi
Setelah proses production history match selesai, tahap akhir dalam melakukan simulasi reservoir adalah
peramalan atau prediksi dimana tahap ini bertujuan untuk mengetahui prilaku reservoir yang disimulasi pada
masa yang akan datang. Berdasarkan kondisi yang diharapkan, dalam hal ini dilakukan production run
sampai waktu yang ditentukan.

18. Volumetric estimation of the original oil and gas in place (OOIP, OGIP) is the first and foremost reservoir
engineering function. A wide variety of data is needed to accurately determine the original oil/gas in place,
including geologic, geophysical, petrophysical, and reservoir rock and fluid data. There are two methods used to
calculate the original oil/gas in place. What are they? Explain in detail.
Jawab :
19. Decline curve analysis technique are used to evaluate reserves annually. When sufficient production data is
available and production is declining, the past production curves of individual wells by lease or of the field as a
whole can be extended to an economic rate. There are several types of decline curve technique used for
analysis/forecast the production. What are those? What type of plots are used to analysis the technique? Explain
briefly.
Jawab :
Secara umum decline dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu exponential decline, hyperbolic
decline dan harmonic decline. Berdasarkan harga eksponent decline-nya atau lebih dikenal dengan “b”. Pada
subbbab berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai perbedaan dari ketiga tipe decline tersebut. pada gambar
berikut akan memberikan gambaran bentuk kurva dari exponential decline, hyperbolic decline dan harmonic
decline.
● Exponential Decline
Jika log rate produksi diplot terhadap waktu maka akan terjadi straight line (garis lurus) pada kertas
semilog hal ini dinamakan dengan exponential deline. Exponential decline curve disebut juga geometric
decline atau semilog decline atau constant percentage decline mempunyai ciri khas yaitu penurunan produksi
pada suatu interval waktu tertentu sebanding dengan laju produksinya.
Atas dasar hubungan di atas, apabila variabel-variabelnya dipisahkan maka dapat ditarik beberapa macam
hubungan yaitu hubungan antar laju produksi terhadap waktu dan hubungan laju produksi terhadap produksi
kumulatif. Kurva penurunan yang konstan ini hanya diperoleh bila eksponen decline adalah nol (b=0). Secara
sistematis bentuk kurva penurunanya menjadi sebagai berikut :
Keterangan :
q = laju produksi pada waktu t, BOPD
qi = laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD
Di = Initial nominal exponential decline rate, 1/waktu.
t = waktu, hari
e = bilangan logaritma (2,718)
ta = umur produksi
qa = laju produksi abandonment, BOPD

● Hyperbolic Decline
Adanya data-data produksi terhadap waktu yang diplot pada kertas semilog tidak membentuk garis lurus
(straight line) tetapi akan melengkung, situasi ini biasanya dimodelkan dengan persamaan hyperbolic. Tipe kurva
seperti ini, dikatakan sebagai hyperbolic decline harga exponent decline (b) lebih dari 0 dan kurang dari 1
(0<b<1).
Keterangan :
q = laju produksi pada waktu t, BOPD
qi = laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD
Di = Initial nominal exponential decline rate, 1/waktu.
t = waktu, hari
e = bilangan logaritma (2,718)
ta = umur produksi
qa = laju produksi abandonment, BOPD
b = eksponen decline
● Harmonic Decline
Kurva penurunan produksi dari tipe harmonic ini sebenarnya merupakan bentuk khusus dari tipe
hyperbolik dengan harga exponent decline (b) = 1. Besarnya penurunan produksi per satuan waktu sebanding
dengan besar laju produksi itu sendiri.
Bentuk harmonic decline curve merupakan bentuk khusus dari hyperbolic decline dengan harga b=1. Hubungan
laju produksi terhadap waktu secara matematis :
Keterangan :
q = laju produksi pada waktu t, BOPD
qi = laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD
Di = Initial nominal exponential decline rate, 1/waktu.
t = waktu, hari
e = bilangan logaritma (2,718)
ta = umur produksi
qa = laju produksi abandonment, BOPD
b = eksponen decline

Maka, hasil yang didapat dari metode emperical ini adalah :


 Nilai dari decline exponent (b).
 Nilai dari ini initial decline (Di) yaitu perbandingan antara besarnya penurunan
laju produksi dalam setahun.
 Berapa lamanya jangka waktu sumur akan dapat berproduksi.
 Nilai dari kumulatif produksi maksimal suatu lapisan ( EUR ).
 Nilai dari sisa cadangan yang masih bisa diproduksikan.

Jenis plot yang digunakan untuk menganalisis:


- Flow rate vs time
- Flow rate vs cumulative production

20. Nearly all hydrocarbon reservoirs are surrounded by water-bearing rocks called aquifers. Hydrocarbon production
from the reservoir and the subsequent pressure drop prompt a response from the aquifer to offset the pressure
decline. Based on several criteria, aquifers can be classified on the basis of a)Degree of pressure maintenance
b)Outer boundary conditions c)Flow regimes d)Flow geometries. Explain each of these basis. (Tarek Ahmed-
Reservoir Eng Handbook 4th Ed)
Hampir semua reservoir hidrokarbon diikat oleh water bearing rocks yang dinamakan aquifer. Produksi
hidrokarbon dari reservoir dan tekanan yang akan dating mendorong sebuh respon dari aquifer untuk
mengimbangi penurunn tekanan. Berdasrkan dari berbagai criteria, aquifer dapat diklasifikasikan atas : a) Derajat
tekanan, b) Batas kondisi terluar, c) Aliran Regimes, d) Aliran geometri. Jelaskan masing-masing dasar tersebut!

Jawab :
a. Derajat Tekanan

Berdasarkan dari derajat tekanan reservoir yang dibuktikan oleh aquifer, natural water drive
sering di deskripsikan sebagai:
 Active water drive
 Partial water drive
 Limites water drive

Istilah active water drive mengacu pada mekanisme air yang mana rate dari water influx sama dengan
rate produksi total reservoir. Active water drive reservoir secara khas dikarakteristikan oleh penurunan tekanan
reservoir yang lambat dan perlahan-lahan. Untuk waktu yang lama, laju produksi dan tekanan reservoir berada
pada kondisi konstan. Laju reservoir harus sama dengan laju water influx.
Dimana :
ew = water influx rate, bbl/day
Qo = laju alir minyak, STB/day
Bo = factor volume formasi, bbl/STB
Qg = laju alir gas bebas, scf/day
Bg = factor volume formasi gas, bbl/scf
Qw = laju alir air, STB/day
Bw = factor volume formasi air, bbl/STB
Persamaan 10-1 dapat secara sejajar dinyatakan dalam bentuk produksi kumulatif dengan mengikuti
persamaan turunan.

Dimana
We = Water influx kumulatif, bbl
t = Waktu, hari
Np = Produksi minyak kumulatif, STB
GOR = Gas Oil Ratio, scf/STB
Rs = Kelarutan gas dalam minyak, scf/STB
Bg = Faktor volume formasi gas, bbl/scf
Wp = Produksi air kumulatif, STB
dNp/dt = Laju alir minyak harian Qo, STB/day
dWp/dt = Laju alir air harian Qw, STB/day
dWe/dt = Laju water influx harian ew, bbl/day
(GOR-R) dNp/dt = Laju alir gas bebas harian, scf/day
b. Outer Boundary Conditions
Akuifer dapat diklasifikasikan sebagai tak terbatas atau terbatas (dibatasi). Secara geologis semua
formasi terbatas, namun dapat bertindak tak terbatas jika terjadi perubahan pada tekanan pada kontak
minyak-minyak tidak "terasa" pada batas akuifer.
Beberapa aquifer muncul ke permukaan dan berlaku tanpa batas karena adanya penambahan. Secara
umum, tingkah laku dari perbatasan aquifer, karena itu :
a. Sistem tidak terbatas diindikasikan oleh efek dari perubahan tekanan minyak/perbatasan aquifer tidak
pernah bisa keluar. Batasan ini bertujuan untuk tekanan konstan sama dengan tekanan reservoir awal.
b. Sistem yang terbatas menunjukkan bahwa batas luar aquifer dipengaruhi oleh
masuk ke dalam zona minyak dan bahwa tekanan pada batas luar ini berubah
terhadap waktu.

c. Aliran Regimes

Pada dasarnya ada tiga aliran rezim yang mempengaruhi laju air masuk ke reservoir. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya di Bab 6, arus tersebut adalah:

a. Steady state
b. Semisteady (pseudosteady) –state
c. Unsteady-state
d. Aliran Geometris
Sistem reservoir-aquifer dapat diklasifikasikan berdasarkan geometri aliran sebagai:
a. Edge water drive
b. Bottom water drive
c. Linear water drive
Pada edge water drive, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10-1, air bergerak ke arah sisi
reservoir sebagai hasil produksi dan tekanan hidrokarbon turun di batas reservoir-akuifer. Aliran
dasarnya radial dengan aliran diabaikan dalam arah vertikal.
Bottom water drive terjadi di reservoir dengan luas areal luas dimana kontak air reservoir
sepenuhnya mendasari reservoir. Aliran dasarnya radial dan, berbeda dengan edge water drive,
bottom water drive memiliki aliran vertikal yang signifikan.
Pada linier water drive, arus masuknya berasal dari satu sisi reservoir. Itu
Aliran sangat linier dengan luas penampang konstan.

21. Each type of logging tool has special formation evaluation applications. Which of the following statements is
FALSE? Explain why. a. Pressure versus depth measurements can be used to identify reservoir fluids and fluid
contacts. b. NMR and density logs can be combined to predict gas-corrected formation porosity in gas-bearing
zones. c. Resistivity measurements alone can be used to differentiate oil zones from gas zones. d. NMR fluid
characterization logs can be used to identify lowresistivity pay zones.
22. A reservoir produces gas at an initial gas/liquid ratio (GLR) of 20,000 scf/STB. After some period of production
at constant GLR, the producing GLR begins to increase with time. Essentially all the produced liquids are gas
condensate. Which of this following reservoir fluid types are suitable with the data above? Explain why?
a. Black oil
b. Dry gas
c. Gas condensate (retrograde gas)
d. Wet gas
Jawab :
Black oil
 FVF = < 1.2 bbl/stb
 GOR = <200 – 700 scf/stb
 API = <15-40
 Berwarna hitam
Volatile
 FVF = < 1.5 bbl/stb
 GOR = 2000-3000 scf/stb
 API = 45-55
 Warna = hijau ke orenan
Retrogade condansate
 GOR = 8000-70,000
 API = >50
 Berwarna putih di stock tank
Wet gas
 GOR = 60,000-100,000
 API = > 60
 Warna = liquid, putih air
 Separator condition = ada dua fasa
Dry gas
 GOR = > 100,000
 API = > 70

23. The proper ranking of average (typical, not exceptional) oil reservoir recovery efficiency (from lowest to highest)
by drive mechanism is
a) Solution-gas drive; rock-and-fluid expansion drive; water drive; expanding gas-cap drive
b) Solution-gas drive; expanding gas-cap drive; water drive; gravity drainage drive
c) Rock-and-fluid expansion drive; solution-gas drive; water drive; expanding gas-cap drive
d) Rock-and-fluid expansion drive; expanding gas-cap drive; gravitydrainage drive; water drive Elaborate
your answer.
Jawab :
Sebenarnya drive mechanism terdiri dari :
 Rock and fluid expansion
 Solution gas drive
 Gas cap drive
 Water drive
 Gravity drainage drive
 Combination drive
Jika kita ingin mengelompokan drive mechanism berdasarkan efisiensi satu dengan yang lain, kita melihat dari
persentase jumlah recovery dari setiap drive mechanism dengan berbagai macam aspek yang mempengaruhi
jumlah recovery tersebut
- Rock and fluid expansion
Salah satu jenis drive mechanism yang terjadi akibat penurunan tekanan reservoir. Karna terjadi penurunan
tekanan, rock and fluid meluas akibat adanya compresibility. Dan Compresibility merupakan hasil dari dua faktor
yakni: ekspansi dari individual rock grain dan formation compaction yang merupakan penyebab dari penurunan
pore volume akibat penurunan tekanan. karna rock and fluid itu slightly compresible maka reservoir akan
mengalami penurunan tekanan dengan cepat. Jadi oil reservoir dari drive mechanism is characterized by constant
gas oil ratio sama dengan kelarutan gas pada bubble point pressure. Drive mechanism ini paling kurang efisien
driving force dan biasanya hanya memiliki persentase kecil perolehan dari total oil in place
- Solution gas drive
Pada reservoir jenis ini, prinsip nya adalah sumber energi nya berasal dari gas yang larut dalam minyak dan
berekspansi pada saat tekanan reservoir menurun. Pada saat tekanan menurun, gas tersebut keluar dan mendrong
minyak dari pore space. Ada dua karakteristik utk mengidentifikasi solutinon gas drive yakni pressure behavior
dan water production. Ultimate oil recovery dari solution gas drive 5%-30%
- Gas cap drive
Karna kemampuan gas cap yang dapat berekspansi, jenis ini memiliki sifat penrunan tekanan yang cenderung
lambat. Gas cap drive dapat di identifikasi dengan penjelasan berikut ini:
 Resevoir pressure
Penurunan tekanan cenderung lambat, tekanan sangat terjaga pada tahap ini ketimbang solution gas drive. Tingkat
penurunan tekanan nya bergantung pada volume gas yang ada di gas cap dengan volume oil.
 Water production
Produksi air sangat kecil bahkan tidak ada
 Ultimate recovery
Pada dasarnya gas cap drive merupakan frontal drive mechanism, oleh karna itu dengan mempertimbangkan
efisiensi recovery drive mechanism ini lebih baik dari solution gas drive. Dengan persentase 20-40%
- Water drive
Tenaga pendorong ini berasal dari air di sekitar reservoir kita biasanya disebut aquifer. Terdiri dari dua jenis yakni
edge water drive sama bottom water drive. Ada beberapa karakteristik utk mengidentifikasi water drive
mechanism
 Reservoir pressure
Penurunan tekanan biasanya sangat berangsur- angsur. Alasan mengapa penurunan tekanan lambat adalah oil and
gas withdrawal dari reservoir akan terganti hampir setiap volume nya oleh air yang berada di sekitar nya
 Ultimate recovery
Biasanya persentase recovery pada water drive ini lebih besar dari drive lain nya, recovery bergantung pada
efisien nya air sebagai pengganti minyak pada saat berproduksi. Pada umum nya heterogenitas reservoir
meningkat maka recovery akan menurun karna tidak merata nya pendorongan air. Jadi persentase perolehan
minyak dari drive ini sekitar 35-75%
- Segregation drive
Tenaga pendorong ini berasal dari perbedaan densitas dari fluida reservoir. Karakteristik dari segregation drive
sebagai berikut:
 Reservoir pressure
Variabel laju penurunan tekanan bergantung pada jumlah gas conservation. Sebenarnya, dimana gas ter
konservasi maka tekanan reservoir akan terjaga.
 Ultimate recovery
Ultimate recovery dari segregation drive ini sangat bervariasi. Terutama karna luas dari depletion dari gravity
drainage itu sendiri. Dimana gravity drainage bagus, atau dimana laju produksi adalah terbatas untuk mencapai
keuntungan maksimum dari gravity drive mechanism. Ada suatu kasus yang manyatakan bahwa recovery dari
segregation drive mencapai 80%. Pada saat mengoperasikan segregation drive , pada dasarnya oil saturation pada
sekitar sumur harus di maintain sebesar yang kita bisa. Unntuk mencapai perolehan maksimum , sumur harus
berlokasi serendah dari struktural yang ada.
- Combination drive
Kombinasi dari beberapa drive yang ada diatas. Agar memperoleh perolahan maksimum

24. Accurate laboratory studies of PVT and phase-equilibria behavior of reservoir fluids are necessary for
characterizing these fluids and evaluating their volumetric performance at various pressure levels. There are many
laboratory analyses that can be made on a reservoir fluid sample. In general, there are three types of laboratory
tests used to measure hydrocarbon reservoir samples; primary tests, routine laboratory tests, and special
laboratory PVT tests. Routine laboratory tests include tests such as constant-composition expansion, differential
liberation, constant-volume depletion, and separator tests. Explain briefly about these tests.
studi laboratorium yang akurat tentang perilaku PVT dan kesetimbangan fasa cairan reservoir diperlukan untuk
mengkarakterisasi fluida ini dan mengevaluasi kinerja volumetriknya pada berbagai tingkat tekanan. Ada banyak
analisis laboratorium yang dapat dilakukan pada sampel cairan reservoir. Secara umum, ada tiga jenis tes
laboratorium yang digunakan untuk mengukur sampel reservoir hidrokarbon: uji primer, uji laboratorium rutin,
dan uji PVT laboratorium khusus. Uji laboratorium rutin meliputi pengujian seperti ekspansi komposisi konstan,
pembebasan diferensial, penurunan volume konstan dan uji pemisah. jelaskan secara singkat tentang tes ini.
Jawab :
 CCE (composition) : Pengujian ekspansi fluida pada kondisi isotermal pada kondisi P1Vi ke kondisi P2V2 di
mana kondisi komposisi keseluruhan dari fluida dipertahankan konstan. Fluida konstan, Pstart>Pb. Diperoleh
plot P vs Vol, untuk mendapat nilai Pb.
 Differential liberation : Suatu eksperimen pada kondisi isotermal dari satu kondisi ke kondisi lain di mana
fasa gas yang terbentuk akibat proses ekspansi dikeluarkan dari sel pada tekanan konstan. Fluida berubah,
Pstart<Pb. Diperoleh nilai Bod, z, dan Bg.
 CVD (volume) : Pengujian pada kondisi isotermal di mana sebagian dari gas yang terbentuk akibat
penurunan tekanan dikerluarkan dari sel sedangkan volume sel dipertahankan konstan. Umumnya dilakukan
pada volatile oil. Hasil dari test ini adalah jumlah dan sifat-sifat gas yang keluar dari sel dan saturasi minyak
yang tertinggal dalam sel. Digunakan juga sebagai kalibrasi silmulator komposisional.
 Separator test : Pengujian fluida reservoir dimana tekanan chamber dikurangi terus menerus dan gas yagn
terdapat di dalamnya dibuang seiring proses pengurangan tekanan.

25. On an actual drawdown-or buildup test plot, the straight line predicted by ideal theory rarely occurs over the
entire range of test times. Instead, the curve is deviated from straight line in the beginning and the end. We can
divide it into three time regions based on the radius-of-investigation concept. What is radius-of-investigation
concept? What are those three time regions? Explain briefly.

You might also like