Professional Documents
Culture Documents
7-16) ~
Eny Kusumastuti
ABSTRACT
The learning model is a fusion of dance integrated approach to free expression, discipline and
multicultural. The problem is how to form and execution of an integrated model of learning the art of
dance in elementary school students. The purpose of this study was to determine and implement an
integrated model of learning in elementary school students. This study uses the approach of Research and
Development (R & D), engineering data collection through observation, interviews, and documentation,
as well as the validity of the data using triangulation of data analysis process includes three grooves
activities as a system, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that
the integrated model of learning dance implemented through three stages: (1) disciplinary approaches, (2)
using a multicultural approach that includes process flow that is penengenalan appreciation,
understanding, appreciation and evaluation, (3) approach in which free expression using creation method
which ideas and concepts, plugging into a new motion products. Advice, elementary school teachers
should use the integrated arts learning model that students have the experience to appreciate and be
creative. Keywords: integrated learning model, free expression, discipline, multicultural.
ABSTRAK
Model pembelajaran seni tari terpadu merupakan perpaduan pendekatan ekspresi bebas, disiplin ilmu dan
multikultural. Permasalahannya adalah bagaimana bentuk dan pelaksanaan model pembelajaran seni tari
terpadu pada siswa Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menerapkan model
pembelajaran terpadu pada siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and
Development (R & D), teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi,
validitas data menggunakan triangulasi serta proses analisis data mencakup tiga alur kegiatan sebagai
suatu sistem, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model pembelajaran seni tari terpadu diterapkan melalui tiga tahapan yaitu (1) pendekatan
disiplin ilmu, (2) pendekatan multikultural yang didalamnya menggunakan alur proses apresiasi yaitu
penengenalan, pemahaman, penghayatan dan evaluasi, (3) pendekatan ekspresi bebas yang didalamnya
menggunakan metode kreasi yaitu menuangkan ide dan konsep, menghubungkannya menjadi sebuah
produk gerak baru.
Kata Kunci: model pembelajaran terpadu, ekspresi bebas, disiplin ilmu, multikultural.
PENDAHULUAN ~ Seni tari dalam dunia budi pekerti melalui berbagai cara (termasuk
pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah melalui seni tari), paling efektif apabila dimulai
Dasar, mempunyai dampak yang positif, bukan sejak dini, remaja sampai dewasa (Sujamto, 1992:
saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi 98-98). Melalui proses pendidikan, setiap
juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. individu dalam masyarakat akan mengenal,
Sesuatu obyek yang sangat menarik perhatian menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam
siswa, akan sangat mempengaruhi pembentukan dirinya segala unsur-unsur kebudayaannya,
pola pikir siswa setelah menjadi manusia yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan,
dewasa. Begitu pula penanaman nilai-nilai atau pengetahuan atau teknologi, yang diperlukan
untuk menghadapi lingkungan. Melalui pengalaman seni, yaitu mengapresiasi seni dan
pendidikan pula, setiap individu diharapkan berekspresi seni, maupun pengetahuan seni,
dapat mempelajari pranata-pranata sosial, merupakan tujuan pendidikan seni, yang tidak
simbol-simbol budayanya, serta dapat dapat diabaikan. Dengan demikian, pendidikan
menjadikan nilai-nilai dari apa yang seni memiliki fungsi ganda, yaitu dalam
dipelajarinya itu sebagai pedoman bertingkah pengertian pendidikan estetik (apresiasi),
laku yang bermakna bagi individu yang pendidikan seni berfungsi sebagai media
bersangkutan dalam kehidupan sosialnya pelestarian dan pewarisan nilai-nilai tradisi
(Rohidi, 1994: 11). budaya dan dalam pengertian pendidikan
Pendidikan seni bertujuan: (1) memperoleh kreatif, pendidikan seni berfungsi sebagai media
pengalaman seni berupa pengalaman apresiasi mengembangkan kreativitas budaya (inovatif).
seni dan pengalaman ekspresi seni, (2) Peneliti ini akan mengkaji secara lebih
memperoleh pengetahuan seni, misalnya teori mendalam pembelajaran seni tari di Sekolah
seni, sejarah seni, kritik seni dan lain-lain Dasar, kemudian merumuskan atau merancang
(Rusyana 2000: 7). Pendidikan seni tari juga model pembelajaran seni tari melalui pendekatan
menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari terpadu pada siswa Sekolah Dasar, serta
kegiatan menari kreatif terhadap pembentukan menerapkannya dalam proses pembelajaran di
kepribadian siswa, bukan untuk menciptakan Sekolah Dasar. Untuk mengkaji masalah ini,
tarian-tarian untuk pertunjukan (Depdikbud, dirumuskan satuan-satuan masalah dalam
1999: 180). Sementara itu, Kraus (1969: 271-274) bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
mengatakan bahwa ada enam pokok tujuan tari (1) Bagaimanakah bentuk model pembelajaran
dalam pendidikan yang bisa dikenali, yaitu: 1) seni tari terpadu bagi siswa Sekolah Dasar? (2)
sebagai pendidikan gerak, 2) meningkatkan Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran
kreativitas individu, 3) sebagai pengalaman seni tari terpadu bagi siswa Sekolah Dasar?
estetis, 4) sebagai media penggabungan antar Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)
seni dan budaya serta pengalaman, 5) sebagai Bagaimanakah bentuk model pembelajaran seni
media sosialisasi, dan 6) media penanaman nilai- tari terpadu bagi siswa Sekolah Dasar (2)
nilai budaya. Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran
Tujuan yang paling utama dari pendidikan seni tari terpadu bagi siswa Sekolah Dasar.
tari adalah membantu siswa melalui tari untuk Manfaat praktis penelitian ini adalah (1) bagi
menemukan hubungan antara tubuhnya dengan siswa, dapat mengembangkan kepekaan estetis,
seluruh eksistensinya sebagai manusia. Dengan apresiatif, kreatif dan ekspresifnya melalui
demikian pendidikan seni tari berfungsi sebagai proses pembelajaran seni tari, (2) bagi guru,
alternatif pengembangan jiwa siswa menuju mendapatkan model pembelajaran seni tari
kedewasaannya. Melalui penekanan kreativitas, melalui pendekatan terpadu guna meningkatkan
siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya di proses kreativitas siswa, (3) bagi sekolah, hasil
dalam proses pengungkapan gerak tarinya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
sehingga hasil akhir bukanlah merupakan tujuan masukan untuk proses perbaikan dan
utama. Yang penting melalui kegiatan kreatif pengembangan pendidikan seni khususnya seni
dan ekspresif, mereka mendapat latihan atau tari. Manfaat teoretis penelitian ini adalah
pengalaman untuk mengembangkan cara penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan
merasa, cara berfikir dan cara memahami serta guna penelitian lebih lanjut.
keterampilan dalam melihat dan menyelesaikan
persoalan tentang diri atau lingkungannya. Pembelajaran Seni Tari sebagai Bentuk
Pengalaman apresiasi dengan pengalaman Pendidikan Seni di Sekolah Dasar
ekspresi saling berhubungan dan tidak dapat Pembelajaran merupakan bentuk aktualisasi
dipisahkan. Begitu pula pengalaman seni dengan kurikulum resmi (official curriculum), sehingga isi
pengetahuan seni. Pengalaman seni merupakan pengalaman belajarnya dapat sampai kepada
dasar untuk memahami pengetahuan seni, peserta didik sebagai sasarannya. Artinya, dalam
sebaliknya, pengetahuan seni dapat menjelaskan pembelajaran harus ada perkembangan peserta
pengalaman seni seseorang. Karena itu baik didik. Demikian halnya dengan pembelajaran
seni, yang menggunakan seni sebagai media dasar dan mampu berkreasi berdasarkan
pendidikan, diharapkan mampu meng- inspirasi yang bersumber pada alam dan
akomodasikan kebutuhan peserta didik untuk lingkungan sekitar siswa dalam mengolah
melakukan kegiatan kreatif sesuai dengan medium seni; (5) Mampu menghargai karya
kemampuannya masing-masing. Dengan kata sendiri dan karya orang lain serta keragaman
lain, untuk mewujudkan tujuan pendidikan seni, seni budaya setempat dan nusantara; (6) Mampu
harus diciptakan situasi dan kondisi yang mempergelarkan, menyajikan karya seni dan
kondusif, dan keterampilan peserta didik dengan atau merancang, memamerkannya di kelas dan
memperhatikan tuntutan situasi dan kondisi atau di lingkungan sekolah (Depdiknas, 2001: 8).
yang relatif cepat dan selalu berubah-ubah
(Ismiyanto, 1999: 374). Dalam kaitannya dengan Bentuk dan Pendekatan Pembelajaran Seni Tari
hal tersebut, Rohidi (1993: 3) mengemukakan di Sekolah Dasar
bahwa pendidikan kesenian, seyogyanya Bentuk pembelajaran seni tari, harus
menjadi wahana bagi masyarakat seni yang disesuaikan dengan pengorganisasian materinya,
netral dan obyektif, yang secara sadar dari waktu yakni didasarkan pada aktivitas siswa. Selain itu
ke waktu berupaya mencari alternatif baru. Oleh juga diselaraskan dengan tujuan utama
karenanya, pendidikan kesenian hendaknya pendidikan seni, untuk peningkatan sensitivitas
lebih ditekankan pada unsur-unsur kesenian dan kreativitas siswa serta untuk pembaharuan
yang berkonsep kreativitas, menampung masyarakat. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pemikiran dan gagasan baru, serta lebih pembelajaran, diharapkan guru mampu
memandang ke masa depan, sehingga menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif
memungkinkan melakukan antisipasi untuk bagi pengembangan individu siswa sekaligus
masa yang akan datang. perbaikan masyarakatnya. Sebagaimana
Pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar, dapat dinyatakan oleh Dewey (dalam Ismiyanto, 1999:
menjadi salah satu upaya melestarikan seni tari. 378), bahwa seni dan kehidupan berada dalam
Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan, seperti hubungan yang berkesinambungan dan
yang dinyatakan Taba (dalam Ismiyanto, 1999) berkelanjutan. Kehadiran seni hanya akan dapat
bahwa pendidikan berfungsi sebagai pemelihara dipahami apabila dipandang dari makna sosial
dan penerus kebudayaan, alat transformasi yang terkandung di dalamnya.
kebudayaan, dan alat pengembang individu Bentuk pembelajaran seni di Sekolah Dasar
peserta didik. Pendidikan seni sebagai salah satu berdasarkan pada sifat pendidikan seni itu
bentuk pendidikan pada hakikatnya juga: (a) sendiri, yaitu: multilingual, multidimensional,
mewariskan kebudayaan; (b) mengupayakan dan multikultural. Multilingual berarti seni
pembaharuan kebudayaan; dan (c) memenuhi bertujuan mengembangkan kemampuan
kebutuhan peserta didik. Kompetensi yang mengekspresikan diri dengan berbagai cara
diharapkan dari pembelajaran seni di Sekolah seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan
Dasar adalah: (1) mampu memadukan unsur paduannya. Multidimensional berarti seni
etika, logika dan estetika, meliputi: pengetahuan, mengembangkan kompetensi kemampuan dasar
pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan,
apresiasi, dan berproduksi melalui bahasa rupa, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan
bunyi, gerak dan peran; (2) memiliki kepekaan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi
inderawi, perasaan estetis dan artistik melalui otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur
pengalaman bereksplorasi, berekspresi dan logika, etika dan estetika, dan multikultural
berkreasi secara lintas bidang dalam mendukung berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan
kecerdasan emosional, intelektual, moral, kesadaran dan kemampuan berapresiasi
spiritual dan adversitas sesuai dengan terhadap keragaman budaya lokal dan global
kebutuhan dan perkembangan siswa; (3) mampu sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran,
berkreasi dalam bahasa rupa, bunyi, gerak dan demokratis, beradab dan hidup rukun dalam
peran dalam mengembangkan kemampuan masyarakat dan budaya yang majemuk
perseptual, pemahaman, apresiasi, kreativitas, (Depdiknas, 2001: 7).
dalam berproduksi; (4) memiliki keterampilan
~9~
~ Eny Kusumastuti, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu ~
Pendekatan pembelajaran seni dapat orang dalam dunia seni yaitu bidang penciptaan,
dilakukan melalui pendekatan terpadu yaitu penikmatan, pemahaman dan penilaian, dan (3)
pendekatan yang dapat memberikan multikultural merupakan pendekatan
pemahaman secara holistik pada siswa tentang pendidikan yang mempromosikan keragaman
suatu konsep atau prinsip. Dalam pembelajaran budaya melalui kegiatan penciptaan, penikmatan
seni dikembangkan kemampuan yang terpadu dan pembahasan keindahan rupa (visual) (Salam:
antara konseptual, operasional dan sintetik antar 2005).
bidang seni dan lintas bidang seni. Goldberg (
1997: 17-20) memberikan alternatif belajar Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu di
tentang seni melalui pendekatan terpadu, yaitu : Sekolah Dasar
(1) belajar dengan seni (learning with the arts) Model pembelajaran yang diperlukan adalah
adalah pengetahuan suatu subject matter yang model yang memberikan peranan pada guru
dipelajari dari mata pelajaran lain dengan untuk mengelola lingkungan alam dan fisik,
bantuan suatu karya seni, (2) belajar melalui seni sosial, budaya, dan individual, serta sekaligus
(learning throught the arts) yaitu menggali suatu hidup atau bertindak di dalamnya dengan sikap-
subject matter melalui berkarya seni dengan sikap yang memberi peluang berkembangnya
mengungkapkan suatu konsep dari mata potensi pribadi ke arah kreatif dan apresiatif
pelajaran lain yang sedang dipelajari, dan (3) terhadap seni tari. Model pendidikan tersebut
belajar tentang seni (learning with arts) yaitu dapat digambarkan sebagai sebuah sistem
memahami dan mengekspresikan serta dengan tujuan akhir adalah kreatif dan apresiatif.
menciptakan berbagai konsep seni kedalam Sebagai sebuah sistem, model tersebut terdiri
karya seni, dimana siswa murni belajar seni dari unsur-unsur yang satu dengan yang lain
dengan melalui proses penghayatan, penciptaan terkait erat dalam satu kesatuan yang saling
dan kreativitas. tergantung satu dengan yang lain dalam satuan
Pembelajaran seni tari, dalam pelaksanaannya sistem yang bulat dan utuh untuk mencapai
dapat menggunakan pendekatan: (1) ekspresi suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini unsur-unsur
bebas yaitu pembelajaran seni tari dengan yang terlibat dalam model pembelajaran sebagai
menggunakan ekspresi bebas, merancang suatu sistem adalah (1) Guru; (2) Siswa dan
kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan potensi pribadinya; (3) Lingkungan alam dan
model emerging curriculum yaitu kegiatan fisik, budaya, sosial, dan individual; (4) Kreatif
pembelajaran yang tidak dirancang sebelumnya, dan apresiatif.
tetapi berkembang sesuai dengan keinginan Model pendidikan yang diperlukan itu dapat
siswa, (2) disiplin ilmu bertujuan menawarkan digambarkan dalam bentuk bagan yang
program pembelajaran yang sistematik dan dikembangkan dari Rohidi (1994: 140) berikut:
berkelanjutan dalam empat bidang yang digeluti
~ 11 ~
~ Eny Kusumastuti, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu ~
pembelajaran seni tari terpadu. Model dalam seni tari, (2) menunjukkan sikap apresiatif
pembelajaran terpadu ini merupakan terhadap simbol yang terkandung dalam karya
pembelajaran dengan menggunakan tiga seni tari berdasarkan pengamatan pertunjukan,
pendekatan yaitu pendekatan ekspresi bebas, (3) menunjukkan sikap apresiatif terhadap
disiplin ilmu dan multikultural yang dalam symbol yang terkandung dalam karya seni tari
penyampaiannya menggunakan metode nusantara daerah setempat. Indikator
ceramah, Tanya jawab, imam dan drill. Model pencapaian, siswa dapat (1) menjelaskan simbol
pembelajaran terpadu ini diterapkan dengan dalam gerak tari, (2) menjelaskan simbol dalam
memadukan pendekatan ekspresi bebas yang busana tari, (3) menjelaskan simbol dalam
didalamnya menggunakan metode apresiasi dan perlengkapan tari. Standar Kompetensi
kreasi, dengan pendekatan disiplin ilmu yang mengekspresikan diri melalui karya seni tari
mengajarkan konsep-konsep tari serta meliputi Kompetensi Dasar (1) menyiapkan
pendekatan multikultural yaitu mengenalkan penyajian tarian pendek bertema dengan iringan,
keragaman seni tari yang ada di Indonesia. (2) menyajikan tarian pendek bertema dengan
Metode apresiasi dijalankan secara runtut iringan, (3) mengadakan pementasan perpaduan
melalui alur pengenalan, pemahaman, seni tari dan musik. Indikator pencapaian, siswa
penghayatan dan evaluasi. Metode kreasi dapat menyajikan tarian pendek bertema dengan
dijalankan melalui alur mengembangkan ide dan iringan.
konsep yang diperoleh dari apresiasi, serta Materi pembelajaran berkait dengan
menuangkan ide dan konsep tersebut kedalam pengertian tari, dikemukakan bahwa tari adalah
gerak tari sesuai dengan kaidah-kaidah tari yang suatu bentuk nyata ekspresi jiwa manusia yang
berlaku serta berpijak pada keragaman seni tari diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah.
yang ada di Indonesia. Unsur pokok tari adalah gerak dan unsur
Model pembelajaran yang memadukan keindahan tari adalah wiraga, wirama dan wirasa.
pendekatan ekspresi bebas, disiplin ilmu dan Wiraga merupakan gerak anggota tubuh. Wirasa
multikultural diprogramkan melalui rencana merupakan perasaan yang diekspresikan melalui
pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada wajah dan gerak. Wirama merupakan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang keselarasan gerak dengan irama. Selain gerak,
ditarik dari Kurikulum Tingkat Satuan busana, rias dan properti merupakan bagian
Pendidikan. Standar kompetensi di bidang seni yang tidak terpisahkan dalam tari. Gerak,
tari ada dua yaitu apresiasi dan ekspresi. busana, rias dan properti dalam tari masing-
Kurikulum kelas III semester 1, Standar masing mempunyai simbol. Simbol-simbol
Kompetensi mengapresiasikan karya seni tari tersebut mempunyai makna. Semua materi
meliputi Kompetensi dasar (1) menjelaskan pembelajaran tersebut diberikan dengan
simbol dalam seni tari, (2) Menunjukkan sikap menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
apresiatif terhadap simbol yang terkandung saja. Hasilnya siswa lebih sering menanggapi
dalam karya seni tari berdasarkan pengamatan dengan cara menyepelekan. Terlebih lagi bila
terhadap pertunjukan. Indikator pencapaian, sudah sampai pada materi praktek, guru lebih
siswa dapat (1) menjelaskan pengertian simbol sering menggunakan metode meniru atau sering
dalam seni tari, (2) menyebutkan simbol-simbol disebut imam.
yang ada dalam seni tari. Standar Kompetensi Model pembelajaran seni tari terpadu ini
mengeskpresikan diri melalui karya seni tari dilakukan dengan berurutan secara terpadu
meliputi Kompetensi dasar (1) menyiapkan dengan menggunakan pendekatan ekspresi
penyajian tarian pendek bertema tanpa iringan, bebas, disiplin ilmu dan multikultural. Setiap
(2) menyajikan tarian pendek bertema tanpa pokok bahasan bisa dijelaskan dengan
iringan. Indikator pencapaian, siswa dapat menggunakan ketiga pendekatan secara
membuat tarian pendek bertema tanpa iringan. berurutan atau bersamaan.
Kurikulum kelas III semester 2, Standar Langkah pertama dalam model pembelajaran
Kompetensi mengapresiasi karya seni tari seni tari terpadu yaitu penggunaan pendekatan
meliputi Kompetensi Dasar (1) menghubungkan disiplin ilmu. Standar Kompetensi dan
gerak, busana, dan perlengkapan dengan simbol Kompetensi Dasar kelas III Sekolah Dasar adalah
apresiasi dan ekspresi tari Nusantara dilihat dari Tahap pemahaman usai, disusul dengan
simbol dan pemaknaannya. Guru menjelaskan tahap penghayatan. Siswa tidak akan kesulitan
pengertian tari dan elemen-elemen tari secara untuk menghayati teks dan konteks materi tari
konseptual kepada siswa dengan menggunakan yang dipertontonkan karena terlebih dahulu
pendekatan disiplin ilmu. Dalam pembelajaran sudah memahaminya.
kontekstual ini, guru menjelaskan apakah Tahap berikutnya adalah evaluasi atau
pengertian tari, unsur-unsur tari yang meliputi penilaian, yang menjadi pusat perhatian guru
gerak, iringan, busana, rias, properti dan pentas. dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam seni
Selain itu, guru juga menjelaskan pengertian tidak berkaitan dengan benar dan salah, tetapi
simbol dan pemaknaannya secara sederhana. subyektif berkaitan dengan indah atau tidak
Setelah siswa memahami konsep-konsep tari indah, menarik atau tidak menarik, bagus atau
dan unsur-unsurnya, guru mengajak siswa untuk tidak bagus dan lain sebagainya. Apabila siswa
melakukan proses apresiasi dengan cara melihat menilai karya tari yang dilihatnya banyak
karya seni tari Nusantara. Di dalam sesi ini, guru mengandung unsur positifnya, maka karya seni
menggunakan pendekatan multikultural dimana tari tersebut akan mendapatkan penghargaan
siswa diajak untuk mengenal berbagai ragam selayaknya dari siswa.
seni budaya Nusantara. Proses apresiasi ini Proses pembelajaran berikutnya adalah
melalui beberapa langkah yaitu pengenalan, menyiapkan sajian tarian pendek bertema
pemahaman, penghayatan dan evaluasi. dengan menggunakan pendekatan ekspresi
Pada tahap pengenalan, siswa terlebih dahulu bebas. Kreasi atau ekspresi ini berangkat dari
diperkenalkan kontekstual tari yang disajikan proses apresiasi. Dari proses apresiasi, siswa
kepada siswa meliputi jenis tarian, asal tarian, diharapkan mampu memiliki atau
sejarah tarian,fungsi, simbol dan maknanya. menumbuhkan ide dan konsep untuk
Setelah apresiasi awal selesai dijelaskan dari sisi mengekspresikan kembali atau mengkreasikan
kontekstualnya, langkah selanjutnya adalah kembali materi tarian baru. Setiap siswa
mempertontonkan kepada siswa wujud diharapkan mampu mempunyai ide dan konsep
tariannya. Tarian yang disajikan kepada siswa yang berbeda-beda. Ide ini tidak hanya bisa
adalah tarian yang sudah jadi dengan didapatkan dari hasil melihat sajian tarian yang
menggunakan media audio visual. Kelebihan dipertontonkan guru kepada siswanya, akan
penggunaan video visual ini dapat menampilkan tetapi bias diperoleh dari fenomena alam dan
secara utuh sebuah pertunjukan secara lengkap sekitarnya, misalnya gerak pohon tertiup angin,
dari awal sampai akhir bahkan dapat di putar aktivitas orang-orang yang ada disekitarnya
berulang-ulang. Hal ini sangat membantu guru misalnya nelayan, petani, pedagang, aktivitas
dalam menjelaskan tarian yang dipertontonkan binatang, daun yang berjatuhan, ombak lautan
kepada siswa. Proses mempertontonkan bentuk dan masih banyak lagi yang lainnya.
tarian jadi ini disebut mempertontonkan wujud Ide siswa yang berbeda-beda akan
tari dari sudut tekstualnya. Siswa diminta untuk memunculkan konsep yang berbeda pula.
betul-betul mengamati tarian berdasarkan gerak, Pendekatan ekspresi bebas ini memberikan
ritme, keindahan, busana, rias, dan propertinya. ruang dan waktu bagi siswa untuk bebas
Proses pengenalan tersebut diatas, diikuti berekspresi dan berkreasi. Siswa bebas
dengan proses pemahaman. Siswa melakukan menuangkan ide dan konsepnya dalam bentuk
proses pemahaman tentang gerak, dan unsur- garapan gerak tari yang sederhana. Peran guru
unsur dalam tari tersebut. Semua sisi teks dan di sini, sebagai fasilitator saja. Apabila ada ide
konteks juga dijelaskan dalam sesi ini. Metode dan konsep yang sama diantara siswa, pasti
yang digunakan untuk menjelaskan teks dan penuangan ide dan konsepnya berbeda. Setelah
konteks menggunakan metode ceramah dan siswa memiliki ide dan konsep, guru meminta
Tanya jawab. Metode ceramah dan Tanya jawab siswa menuangkannya ke dalam bentuk gerak
digunakan karena dalam proses pemahaman tari. Siswa menghubung-hubungkan apa yang
berkaitan dengan logika atau kognitifnya saja ada di benak berkait dengan ide dan konsep
bukan aspek afektifnya. akan menumbuhkan jalinan ide, konsep dan
menghubung-hubungkannya untuk
~ 13 ~
~ Eny Kusumastuti, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu ~
mendapatkan sesuatu yang baru. Berangkat dari hanya berperan sebagai fasilitator saja, cukup
menghubung-hubungkan apa yang ada di benak memantau dan mengarahkan serta memberi
berkait dengan ide dan konsep dari hasil proses masukan, manakala melihat ada gerak yang
apresiasi, akan menumbuhkan jalinan ide, tidak sesuai dan sudah sesuai. Setelah rangkaian
konsep dan akhirnya akan menghasilkan sesuatu gerak sudah jadi, guru mengajarkan siswa untuk
yang baru. Dalam proses ini, siswa sudah bisa membuat iringan.
dikatakan melalui proses penciptaan karya seni Berdasarkan proses pembelajaran seperti
tari. yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan
Proses siswa dalam merangkaikan gerak, bagan model pembelajaran seni tari terpadu
guru tidak boleh ikut campur didalamnya. Guru berikut ini.
Pendekatan Multikultural
Pengenalan keragaman seni tari Nusantara melalui proses apresiasi
meliputi pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penilaian
Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Seni seni budaya khususnya seni tari masih
Tari Terpadu memberikan materi kepada siswanya dengan
Model pembelajaran seni tari terpadu untuk tujuan agar siswa terampil menari bukan siswa
Sekolah Dasar telah diterapkan dilapangan yaitu berpengalaman menari. Setelah guru memahami
di Sekolah Dasar Negeri Sekaran 1 Gunungpati model pembelajaran seni tari terpadu yang
Semarang. Penerapan model ini melibatkan guru disampaikan peneliti, peneliti meminta guru
seni budaya bidang seni tari dan siswa kelas 3. tersebut untuk mencoba memberikan pelajaran
Langkah awal yang peneliti lakukan yaitu seni tari dengan menggunakan model
mengadakan pertemuan dengan guru seni pembelajaran seni tari terpadu sesuai saran dan
budaya untuk menjelaskan tentang model bimbingan peneliti.
pembelajaran seni tari terpadu untuk Sekolah Proses penerapan model pembelajaran seni
Dasar sesuai dengan isi Kurikulum Tingkat tari terpadu di Sekolah Dasar dapat dijabarkan
Satuan Pendidikan. Hal ini dilakukan karena dalam tiga siklus sebagai berikut:
berdasarkan pengamatan awal, pembelajaran
~ 15 ~
~ Eny Kusumastuti, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu ~
kedua, guru memberikan proses apresiasi Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman.
dengan cara menayangkan video kepada siswa, (2007). Qualitative Data Analysis. Terjemahan
dengan menggunakan pendekatan multikultural, Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
siklus ketiga menggunakan pendekatan ekspresi Rohidi, T.R., (1993). “Pendidikan Seni Rupa
bebas, siswa diminta mengekspresikan kembali Sebagai Pengembangan Potensi dan
video yang sudah dilihat siswa berdasarkan ide Pelestarian Nilai-nilai Estetik”, Makalah,
dan konsep masing-masing siswa. Semarang, 26 September 1992.
------------------- (1994). “Pendekatan Sistem
REFERENSI Budaya dalam Penelitian Seni dan Pendidikan
Depdikbud. (1999). Konsep Pendidikan Kesenian, Seni (Sapuan Kuas Besar dalam Kerangka
Panduan Teknis Sebagai Pelengkap Penataran Ilmu Sosial), makalah Seminar Nasional
Pendidikan Kesenian Bagi Guru Taman Kanak- Pendekatan-pendekatan dalam Penelitian Seni dan
kanak dan Guru SD di DKI Jakarta. Jakarta: Pendidikan Seni, dalam rangka Dies Natalis
Depdikbud. XXIX IKIP Semarang, Semarang, Tanggal 11
Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi, April 1994.
Mata Pelajaran Seni dan Budaya Sekolah Dasar. ----------------- (1994). Pendekatan Sistem Sosial
Jakarta: Depdiknas. Budaya dalam Pendidikan, IKIP Semarang
Golberg, Merryl. (1997). Arts and Learning. An Prees, Semarang.
Integrated Approach to Teaching and Learning in Rusyana, Yus. (2000). Tujuan Pendidikan Seni.
Multicultural and Multilingual settings. New Gelar: Jurnal Ilmu dan Seni STSI Surakarta:
York: Longman. STSI Press.
Ismiyanto, Pc. S. Petrus. (1999). “Creative Salam, Sofyan. (2005). Paradigma Dan Masalah
Problem Solving dalam Pembelajaran Pendidikan Seni. Semarang: PPS UNNES.
Pendidikan Seni Rupa: Sebuah Penawaran Sujamto. 1992. Wayang dan Budaya Jawa,
Pendekatan Pembelajaran" dalam Lingua Semarang: Dahara Prize.
Artistika No. 3 Th XXII Sepetember 1999,
Semarang: IKIP Semarang Press.
Kraus, Richard. (1969). History of The Dance In Art
And Education. New Jersey: Prentice Hall inc.
Englewod Cliffs.