You are on page 1of 74

Dosen : Christian Ramos Kurniawan

AKTIVA TETAP BERWUJUD


(FIXED ASSETS)
INTERMEDIATE
ACCOUNTING

L/O/G/O

Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting


Definisi Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva – aktiva yang berwujud yang relatif


permanen yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal.

Aktiva berwujud yang dimiliki oleh perusahaan


dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti
tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat,
kendaraan, dll
Pengelompokan Aktiva Tetap Berwujud

Contoh
Aktiva tetap yang
umurnya tidak • Tanah
terbatas

Aktiva
Aktiva tetap yang
Contoh tetap yang umurnya
Contoh

• Bangunan,
umurnya terbatas • Tambang,
• Mesin, terbatas (Tidak • Hutan
• Alat-alat, (Memiliki Memiliki
• Mebel, Subtitusi) Subtitusi)
• Kendaraan
Pengeluaran Modal dan Pendapatan

Pengeluaran-pengeluaran untuk
Pengeluaran memperoleh suatu manfaat yang
Modal (capital akan dirasakan lebih dari satu
periode akuntansi dan
expenditure) pengeluaran ini dicatat dalam
rekening aktiva

Pengeluaran Pengeluaran-pengeluaran untuk


pendapatan memperoleh suatu manfaat yang
hanya dirasakan dalam periode
(revenue akuntansi yang bersangkutan
expenditure) dan pengeluaran ini dicatat
dalam rekening biaya
Prinsip Penilaian aktiva Tetap Berwujud

• Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan


“Aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut
dikurangi dengan akumulasi penyusutan”
Cara Perolehan Aktiva Tetap

Pembelian Tunai

Pembelian Angsuran

Ditukar dengan Surat-surat Berharga

Ditukar dengan Aktiva Tetap Lain

Diperoleh dari Hadiah/Donasi

Aktiva yang Dibuat Sendiri


Pembelian Tunai

• Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari


pembelian tunai dicatat dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan
• Termasuk di dalamnya adalah harga
faktur dan semua biaya yang dikeluarkan
agar aktiva tetap tersebut siap untuk
dipakai, seperti biaya angkut, premi
asuransi dalam perjalanan, biaya balik
nama, biaya pemasangan dan biaya
percobaan
Pembelian Tunai

• Contoh :
PT Risa membeli mesin seharga
Rp5.000.000 pada tanggal 1 Januari 2005.
Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah
biaya angkut Rp 200.000, biaya
pemasangan dan percobaan mesin
Rp 500.000.
Jurnal pembeliannya :
Mesin Rp5.700.000
Kas Rp5.700.000
Pembelian Angsuran

• Apabila aktiva tetap diperoleh dari


pembelian angsuran, maka dalam harga
perolehan aktiva tetap tidak boleh
termasuk bunga.
• Bunga selama angsuran baik jelas-jelas
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan,
harus dikeluarkan dari harga perolehan
dan dibebankan sebagai biaya bunga
Pembelian Angsuran

• Contoh 1:
PT Risa membeli mesin seharga
Rp5.000.000 pada tanggal 1 Januari 2005.
Pembayaran pertama Rp2.000.000 dan
sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember
selama 3 tahun dengan bunga 12% per
tahun
Pembelian Angsuran
• 1 Januari 2005 (pembelian mesin)
Mesin Rp5.000.000
Utang Rp3.000.000
Kas Rp2.000.000
• 31 Desember 2005 (angsuran 1)
Pembayaran Angsuran 1 Rp1.000.000
Bunga : 12% x Rp3.000.000 Rp 360.000
Rp1.360.000
Utang Rp1.000.000
Biaya Bunga Rp 360.000
Kas Rp1.360.000
Pembelian Angsuran

• 31 Desember 2006 (angsuran 2)


Pembayaran angsuran 2 Rp1.000.000
Bunga : 12% x Rp2.000.000 Rp 240.000
Rp1.240.000

Utang Rp1.000.000
Biaya Bunga Rp 240.000
Kas Rp1.240.000
Pembelian Angsuran

• 30 Mei 2007 (angsuran 3)


Pembayaran angsuran 3 Rp1.000.000
Bunga : 12% x Rp1.000.000 Rp 120.000
Rp1.120.000

Utang Rp1.000.000
Biaya Bunga Rp 120.000
Kas Rp1.120.000
Pembelian Angsuran
• Contoh 2 :
PT Risa pada tanggal 1 Januari 2005 membeli mesin seharga
Rp5.000.000 dengan pembayaran angsuran tiap tahun
sebesar Rp1.975.500 selama tiga tahun. Dalam jumlah
pembayaran tersebut termasuk bunga sebesar 9%.

Bunga selama angsuran dihitung sbb :


Jumlah Pembayaran = (1.975.500 x 3)
= 5.926.500

Jumlah Pembayaran Rp5.926.500


Harga perolehan mesin Rp5.000.000
Bunga angsuran Rp 926.500
Pembelian Angsuran
• Bunga angsuran sebesar Rp926.500 akan dialokasikan
dalam waktu 3 tahun dengan perhitungan sbb :
Thn Jml Angs Bunga Pelunasan Pokok Pinjaman
Utang yg blm dibyr
Awal 5.000.000
1 1.975.500 5.000.000 x 9% = 1.525.500 3.474.500
450.000
2 1.975.500 3.474.500 x 9% = 1.662.800 1.811.700
312.700
3 1.975.500 1.811.700 x 9% = 1.811.700 0
163.800 *)
5.926.500 926.500 5.000.000
*) pembulatan
Jurnal Untuk Mencatat Pembelian
Mesin dan Angsurannya

• 1 Januari 2005
Mesin Rp5.000.000
Beban bunga ditangguhkan Rp 926.500
Utang angsuran Rp5.926.500

• 31 Desember 2005
Utang angsuran Rp1.975.500
Biaya Bunga Rp 450.000
Kas Rp1.975.000
Beban bunga ditangguhkan Rp 450.000
Jurnal Untuk Mencatat Pembelian
Mesin dan Angsurannya

• 31 Desember 2006
Utang angsuran Rp1.975.500
Biaya Bunga Rp 312.700
Kas Rp1.975.000
Beban bunga ditangguhkan Rp 312.700

• 31 Desember 2007
Utang angsuran Rp1.975.500
Biaya Bunga Rp 163.800
Kas Rp1.975.000
Beban bunga ditangguhkan Rp 163.800
Ditukar Dengan Surat Berharga

• Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar


dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat
sebesar harga pasar saham atau obligasi yang
digunakan sebagai penukar
• Apabila harga pasar atau obligasi itu tidak
diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan
sebesar harga pasar aktiva tersebut
• Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau
obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening
modal saham atau utang obligasi sebesar nilai
nominalnya, selisih pertukaran dengan nilai
nominal dicatat dalam rekening agio/disagio
Ditukar Dengan Surat Berharga

• Contoh :
PT Daya menukar sebuah mesin dengan 1.000 lbr
saham biasa, nilai nominal/pari Rp10.000 per lbr.
pada saat penukaran, harga pasar saham sebesar
Rp11.000 per lbr. Pertukaran mesin dengan saham
ini dicatat dalam jurnal :

Mesin Rp11.000.000
Saham Biasa Rp10.000.000
Agio Saham Rp 1.000.000
Ditukar Dengan Aktiva Tetap Lainnya

• Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan


cara tukar-menukar, atau sering disebut “tukar
tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk
membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau
sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai

• Terdapat dua pertukaran aktiva tetap :


a. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
b. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Akuntansi Untuk Pertukaran

Jenis Pertukaran Pedoman Akuntansi


Pertukaran ini mempunyai substansi Mengakui keuntungan dan kerugian
komersial dengan segera

Pertukaran ini tidak mempunyai Menangguhkan keuntungan, mengakui


substansi komersial (tidak ada kas yang kerugian dengan segera
terima)

Pertukaran ini tidak mempunyai Mengakui sebagian keuntungan;


substansi komersial (ada kas yang mengakui kerugian dengan segera
terima)
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

• Merupakan pertukaran aktiva tetap yang sifat


dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin
produksi merek A dengan merek B, Truk
merek A dengan merek B, dll.
• Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan
bahwa laba yang timbul akan ditangguhkan
(mengurangi harga perolehan aktiva yang
bersangkutan)
• Apabila pertukaran tersebut menimbulkan
kerugian maka ruginya dibebankan dalam
periode terjadinya pertukaran
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

• Contoh 1 : Rugi Pertukaran (Memiliki substansi


komersial dan tidak memiliki substansi komersial)

PT Budi menukarkan truk merek A dengan truk baru


merek B pada awal tahun. Harga perolehan Truk A
sebesar Rp10.000.000 dan akumulasi depresiasinya
sebesar Rp4.000.000. Truk B harganya
Rp25.000.000 dan dalam pertukaran ini truk A
dihargai Rp5.000.000 yaitu sebesar harga pasarnya.
Sisanya dibayar oleh PT Budi secara tunai.
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Perhitungan pertukaran truk : Laba/rugi pertukaran truk:
Harga truk baru (B) Rp25.000.000
Harga Truk A 10.000.000
Harga pertukaran truk A (Rp 5.000.000) Akum Depresiasi (4.000.000)
Kas yang harus dibayar Rp20.000.000 Nilai Buku 6.000.000
Harga pasar truk A Rp 5.000.000 Harga pasar Truk A 5.000.000
Harga perolehan truk B Rp25.000.000 Nilai Buku (6.000.000)
Rugi Pertukaran 1.000.000
(Harga perolehan = Harga pertukaran + Uang yg dibayarkan)

Jurnal:
Truk B Rp25.000.000
Akum. Depresiasi truk A Rp 4.000.000
Rugi Pertukaran Rp 1.000.000
Truk A Rp10.000.000
Kas Rp20.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Contoh 2 : Laba pertukaran tanpa penerimaan kas
(Ada substansi komersial)

PT Budi menukarkan mesin A dengan mesin B pada


awal tahun.
Harga perolehan mesin A Rp12.000.000
Akumulasi depresiasinya Rp8.000.000.
Harga pasar mesin A Rp7.000.000
Harga mesin B Rp15.000.000
PT Budi juga membayar uang Rp8.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Laba/rugi pertukaran :
Harga pasar mesin A Rp7.000.000 Nilai Buku= Harga Perolehan – Akum
Nilai Buku mesin A (Rp4.000.000) Depresiasi
Laba pertukaran Rp3.000.000
• Harga Perolehan :
Harga pasar mesin A Rp7.000.000
Uang yang dibayarkan Rp8.000.000
Harga Perolehan mesin B Rp15.000.000

(Harga perolehan [substansi komersial]= Harga pertukaran + Uang yg dibayarkan)

Jurnal :
Mesin B Rp15.000.000
Akum Dep mesin A Rp 8.000.000
Mesin A Rp12.000.000
Kas Rp 8.000.000
Keuntungan pertukaran Rp 3.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Contoh 2 : Laba pertukaran tanpa penerimaan kas
(Tidak ada substansi komersial)

PT Budi menukarkan mesin A dengan mesin B pada


awal tahun.
Harga perolehan mesin A Rp12.000.000
Akumulasi depresiasinya Rp8.000.000.
Harga pasar mesin A Rp7.000.000
Harga mesin B Rp15.000.000
PT Budi juga membayar uang Rp8.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Laba/rugi pertukaran :
Harga pasar mesin A Rp7.000.000
Nilai Buku mesin A (Rp4.000.000) Nilai Buku= Harga Perolehan – Akum Depresiasi
Laba pertukaran Rp3.000.000
• Harga Perolehan :
Harga pasar mesin A Rp7.000.000
Uang yang dibayarkan Rp8.000.000
Keuntungan yang ditangguhkan (Rp3.000.000)
Harga Perolehan mesin B Rp12.000.000
Harga perolehan [Tidak ada substansi komersial]=
Harga pertukaran + Uang yg dibayarkan – Keuntungan pertukaran
Jurnal :
Mesin B Rp12.000.000
Akum Dep mesin A Rp 8.000.000
Mesin A Rp12.000.000
Kas Rp 8.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Contoh 3 : Laba pertukaran dgn penerimaan
kas

Laba diakui =

Jmlh uang yg diterima x Jml laba


Jml uang yang + Harga pasar aktiva tetap
diterima yang diperoleh
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

• Contoh, PT Budi menukarkan truk A dengan truk B


pada awal tahun. Informasi yang berhubungan
dengan pertukaran adalah :
Harga perolehan truk A Rp50.000.000
Akum. Depresiasi truk A Rp20.000.000
Harga pasar truk B Rp35.000.000
Harga pasar truk A Rp40.000.000
Jumlah uang yang diterima Rp 5.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
• Perhitungan laba diakui dan harga perolehan :
Laba pertukaran :
Harga perolehan truk A Rp50.000.000
Akumulasi depresiasi (Rp20.000.000)
Nilai Buku Rp30.000.000

Harga pasar truk A Rp40.000.000


Nilai Buku (Rp30.000.000)
Laba pertukaran Rp10.000.000

Laba yang diakui = 5.000.000 x 10.000.000


5 jt + 35 jt
= Rp1.250.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

• Harga perolehan truk B :


Harga pasar truk B Rp35.000.000
Laba ditangguhkan (Rp 8.750.000) (10 jt-1,25jt)
Rp26.250.000

Kas Rp 5.000.000
Truk B Rp26.250.000
Akum. Depresiasi truk A Rp20.000.000
Truk A Rp50.000.000
Laba pertukaran truk Rp 1.250.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis

• Merupakan pertukaran aktiva tetap yang sifat


dan fungsinya tidak sama
• Contohnya pertukaran tanah dengan mesin,
tanah dengan gedung, dll
• Harga perolehan dalam pertukaran seperti ini
harus didasarkan pada harga pasar aktiva
tetap yang diserahkan ditambah uang yang
dibayarkan
• Jika harga pasar aktiva yang diserahkan tidak
dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva
baru didasarkan pada harga pasar aktiva baru
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis
• Contoh : (Memiliki Substansi Komersial)
Pada awal tahun 2005 PT Daya menukarkan mesin
produksi dengan truk baru. Harga perolehan mesin
produksi sebesar Rp2.000.000, akumulasi
depresiasi sampai tanggal pertukaran sebesar
Rp1.500.000 sehingga nilai bukunya sebesar
Rp500.000. Harga pasar mesin produksi tersebut
sebesar Rp800.000 dan PT Daya harus membayar
uang sebesar Rp1.700.000.
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis
• Perhitungan harga perolehan truk :
Harga pasar mesin produksi Rp 800.000
Uang tunai yang dibayarkan Rp1.700.000
Harga perolehan truk Rp2.500.000

• Laba/rugi pertukaran mesin :


Harga pasar mesin Rp800.000
Harga perolehan mesin Rp2.000.000
Akumulasi depresiasi mesin (Rp1.500.000)
Nilai Buku (dikurang) Rp500.000
Laba pertukaran mesin Rp300.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis

Jurnal untuk mencatat pertukaran :


Truk Rp2.500.000
Akumulasi depresiasi mesin Rp1.500.000
Kas Rp1.700.000
Mesin Rp2.000.000
Laba pertukaran mesin Rp 300.000
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis

(Asumsikan)
• Apabila mesin ditukarkan pada pertengahan tahun 2005
(awal bulan Juli) dan bukannya awal tahun 2005, maka
pertama kali harus diadakan pencatatan depresiasi
untuk ½ tahun pada 2005 dan baru dilakukan
pencatatan transaksi pertukaran
• Jika diketahui umur mesin tersebut 5 tahun, maka
jurnalnya untuk ½ tahun pada 2005 adalah:

Depresiasi mesin Rp200.000


Akumulasi depresiasi mesin Rp200.000
(6/12 x 1/5 x Rp2.000.000 = Rp200.000)
Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis
• Laba/rugi pertukaran pertukaran mesin :
Harga pasar mesin Rp 800.000
Harga perolehan mesin Rp2.000.000
Akum Dep. s/d awal 2005 Rp1.500.000
Depresiasi 6 bln Rp 200.000
Total Akum Depresiasi (Rp1.700.000)
Nilai Buku (dikurang) Rp 300.000
Laba pertukaran mesin Rp 500.000

Jurnal:
Truk Rp2.500.000
Akum. Depresiasi mesin Rp1.700.000
Kas Rp1.700.000
Mesin Rp2.000.000
Laba pertukaran mesin Rp 500.000
Diperoleh dari Hadiah/Donasi

• Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi/hadiah,


pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip
harga perolehan.
• Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-
biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari
nilai aktiva tetap yang diterima.
• Apabila dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan,
maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan
modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu
kecil
• Untuk mengatasi hal ini maka aktiva yang diterima
sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya
Diperoleh dari Hadiah/Donasi

• Contoh : PT Budi menerima hadiah berupa


tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut :
Tanah Rp2.500.000
Gedung Rp4.000.000
Rp6.500.000

Jurnalnya :
Tanah Rp2.500.000
Gedung Rp4.000.000
Modal-Hadiah Rp6.500.000
Diperoleh dari Hadiah/Donasi

• Jika dalam penerimaan hadiah tersebut PT Budi


mengeluarkan biaya sebesar Rp100.000 maka modal
hadiah akan dikredit dengan jumlah Rp6.400.000

Jurnalnya :
Tanah Rp2.500.000
Gedung Rp4.000.000
Modal-Hadiah Rp6.400.000
Kas Rp 100.000
Diperoleh dari Hadiah/Donasi

• Apabila donasi yang diterima belum pasti akan


menjadi milik perusahaan (karena tergantung
terlaksananya perjanjian) maka aktiva dan modal
dicatat sebagai elemen yang belum pasti
(contingent).
• Bila hak atas aktiva tersebut sudah diterima maka
barulah contingent assets tadi dicatat sebagai harta
(aktiva)
Diperoleh dari Hadiah/Donasi

• Misal PT Budi mendapat hadiah berupa tanah yang


harga pasarnya Rp10.000.000. Hak atas tanah tersebut
akan diserahkan jika perusahaan sudah berjalan selama
2 tahun

Jurnalnya :
Aktiva yg blm pasti-Tanah Rp10 jt
Modal yg blm pasti-Tanah Rp10 jt
Diperoleh dari Hadiah/Donasi

• Ketika hak atas tanah sudah diterima, dikeluarkan biaya


sebesar Rp250.000 untuk pengurusan surat-surat pemilikan

Jurnalnya :
Tanah 10.000.000
Modal yg blm pasti-Tanah 10.000.000
Aktiva yg blm pasti-Tanah 10.000.000
Kas 250.000
Modal-Hadiah 9.750.000
Aktiva Yang Dibuat Sendiri
• Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap
yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan
perabot
• Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat
dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung
tidak menimbulkan masalah dalam menentukan
harga pokok aktiva yang dibuat
• Tetapi biaya produksi tidak langsung (overhead)
akan menimbulkan pertanyaan berapa besar yang
harus dialokasikan kepada aktiva yang dikerjakan
itu
Aktiva Yang Dibuat Sendiri
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk membebankan biaya
produksi tidak langsung (overhead) :
1. kenaikan biaya overhead yang
dibebankan pada aktiva yang dibuat
 Harga pokok aktiva = semua biaya langsung
+ kenaikan BOP
2. biaya overhead dialokasikan
dengan tarif kepada pembuatan aktiva
dan produksi
 harga pokok aktiva = semua b. langsung + tarif
yang menjadi beban aktiva yang dibuat
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
1. Tanah :
a. harga beli
b. komisi pembelian
c. bea balik nama
d. biaya penelitian tanah
e. iuran-iuran (pajak) selama tanah belum dipakai
f. biaya merobohkan bangunan lama
g. biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian
h. pajak yang menjadi beban pembeli pada waktu
pembelian tanah
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
2. Bangunan :
a. harga beli
b. biaya perbaikan sebelum gedung dipakai
c. komisi pembelian
d. bea balik nama
e. pajak yang menjadi tanggunan pembeli pada waktu
pembelian

Apabila gedung dibuat sendiri maka harga perolehannya :


a. biaya-biaya pembuatan gedung
b. biaya perencanaan, gambar, dll
c. biaya pengurusan izin bangunan
d. pajak-pajak selama masa pembangunan gedung
e. bunga selama masa pembuatan gedung
f. asuransi selama masa pembangunan
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud

3. Mesin dan Alat-alat :


a. harga beli
b. pajak pembelian
c. biaya angkut
d. asuransi selama perjalanan
e. biaya pemasangan
f. biaya yang dikeluarkan selama masa
percobaan mesin
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud

4. Alat-alat kerja
a. Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-
alat untuk mesin atau alat-alat seperti drei,
catut, pukul besi, dll.
b. Karena harga perolehannya relatif kecil
maka biasanya alat-alat ini tidak
didepresiasi
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud

5. Cetakan-cetakan (pattern dan Design)


Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi
dalam beberapa periode dicatat dalam rekening
aktiva tetap dan didepresiasi selama umur
ekonomisnya
Tetapi jika cetakan ini dipakai hanya untuk
memproduksi pesanan khusus, maka harga
perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi
pesanan tersebut
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud

6. Perabot dan Alat-alat Kantor


Perabot seperti meja, kursi, lemari dan alat-alat
kantor termasuk mesin tik, mesin hitung;
pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus
dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi,
penjualan dan administrasi
Yang termasuk dalam harga perolehan perabot
atau alt-alat kantor adalah harga beli, biaya
angkut dan pajak-pajak yang menjadi
tanggungan pembeli
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud

7. Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki
juga harus dipisahkan untuk masing-masing fungsi
yang berbeda.
Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah
harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut.
Biaya-biaya yang dibayar setiap periode seperti pajak
kendaraan, jasa raharja, dll dibebankan sebagai biaya
pada periode yang bersangkutan
Penyusutan

• Penyusutan adalah alokasi yang


sistematis dari harga perolehan aktiva
selama periode-periode yang berbeda
yang memperoleh manfaat dari
penggunaan suatu aktiva
• Beban penyusutan adalah pengakuan
penggunaan manfaat potensial dari suatu
aktiva
Faktor Yang Mempengaruhi Beban
Penyusutan Periodik

• Harga perolehan aktiva


• Nilai sisa atau nilai residu
• Masa manfaat
• Pola penggunaan
Mencatat Penyusutan Periodik

Beban Penyusutan xxx


Akumulasi Penyusutan xxx
Metode Penyusutan

• Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu :


1. Metode Garis Lurus
2. Metode yang dipercepat :
a. Metode jumlah angka tahun
b. Metode saldo menurun
• Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan
1. Metode jumlah jam jasa
2. Metode jumlah unit produksi
• Metode Penyusutan Kelompok dan Gabungan
Contoh
• Misalkan sebuah mesin di awal tahun 2005 dibeli dengan
harga $100.000, dengan nilai residu $5.000 dan mempunyai
masa manfaat selama 5 th.
• Simbol-simbol yang digunakan dalam menghitung penyusutan
adalah :
C = Cost (harga perolehan aktiva)
R = Residual value (perkiraan nilai residu)
n = number (perkiraan masa manfaat dalam
satuan tahun, jam kerja, atau jumlah hasil
produksi)
D =Depreciation (pembebanan penyusutan periodik
Metode Faktor Waktu
• Metode Penyusutan Garis Lurus
D = C – R, atau $100.000 - $5.000
n 5 th
= $19.000 per tahun
Akhir Tahun Perhitungan Jumlah Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan Penyusutan Aktiva
$100.000
2005 $95.000/5 $19.000 $19.000 81.000
2006 95.000/5 19.000 38.000 62.000
2007 95.000/5 19.000 57.000 43.000
2008 95.000/5 19.000 76.000 24.000
2009 95.000/5 19.000 95.000 5.000
$95.000
Metode Faktor Waktu
• Metode penyusutan jumlah angka tahun
[n(n+1)] atau 1+2+3+4+5 = 15 (sbg pembagi)
2
Akhir Perhitungan Jumlah Akumulasi Nilai Buku
Tahun Penyusutan Penyusutan Aktiva
$100.000
2005 $95.000 x 5/15 $31.667 $31.667 68.333
2006 95.000 x 4/15 25.333 57.000 43.000
2007 95.000 x 3/15 19.000 76.000 24.000
2008 95.000 x 2/15 12.667 88.667 11.333
2009 95.000 x 1/15 6.333 95.000 5.000
$95.000
Metode Faktor Waktu
• Metode penyusutan saldo menurun:
Metode penyusutan saldo menurun biasa Tarif Garis Lurus
Metode penyusutan saldo menurun berganda 2 x Tarif Garis Lurus

Tarif Penyusutan

Masa Manfaat Tarif Garis Lurus 2 kali tarif Garis Lurus


3 33 1/3% 66 2/3%
5 20 40
7 14 2/7 28 4/7
8 12 ½ 25
10 10 20
20 5 10

Tarif Garis Lurus (%) = 100/masa manfaat


2 kali tarif Garis Lurus (%) = Tarif Garis Lurus (%) x 2
Metode Faktor Waktu

• Metode penyusutan saldo menurun berganda


Akhir Perhitungan Jumlah Akumulasi Nilai Buku
Tahun Penyusutan Penyusutan Aktiva
$100.000
2005 $100.000 x 40% $ 40.000 $40.000 60.000
2006 60.000 x 40% 24.000 64.000 36.000
2007 36.000 x 40% 14.400 78.400 21.600
2008 21.600 x 40% 8.640 87.040 12.960
2009 12.960 x 40% 5.184 92.224 7.776
$ 92.224
2009 12.960 x 40% 7.960 95.000 5.000
$ 95.000
Metode Faktor Penggunaan
• Metode Jam Jasa
(asumsikan)
estimasi masa manfaat selama 20.000 jam, sbb :
th 2005  3.000 jam
2006  5.000 jam
2007  5.000 jam
2008  4.000 jam
2009  3.000 jam
20.000 jam
r(per jam) = C-R, atau $100.000-$5.000 = $4.75 per jam
n 20.000 jam kerja
Metode Faktor Penggunaan

• Metode Jam Jasa


Akhir Jam Penghitungan Jumlah Akumulasi Nilai
Tahun Kerja Penyusutan Penyusutan Penyusutan Buku
$100.000
2005 3.000 3.000 x $4.75 $14.250 $14.250 85.750
2006 5.000 5.000 x 4.75 23.750 38.000 62.000
2007 5.000 5.000 x 4.75 23.750 61.750 38.250
2008 4.000 4.000 x 4.75 19.000 80.750 19.250
2009 3.000 4.000 x 4.75 14.250 95.000 5.000
20.000 $95.000
Metode Faktor Penggunaan
• Metode Unit Produksi
(asumsikan)
estimasi unit produksi sebanyak 25.000 unit, sbb :
th 2005  4.500 unit
2006  6.000 unit
2007  5.500 unit
2008  4.000 unit
2009  5.000 unit
25.000 unit
r(per jam) = C-R, atau $100.000-$5.000 = $3.80 per unit
n 25.000 unit produksi
Metode Faktor Penggunaan

• Metode Unit Produksi


Akhir Unit Penghitunga Jumlah Akumulasi Nilai Buku
Tahun Produksi n Penyusutan Penyusutan
Penyusutan
$100.000
2005 4.500 4.500 x $3.80 $17.100 $17.100 82.900
2006 6.000 6.000 x 3.80 22.800 39.900 60.100
2007 5.500 5.500 x 3.80 20.900 60.800 39.200
2008 4.000 4.000 x 3.80 15.200 76.000 24.000
2009 5.000 5.000 x 3.80 19.000 95.000 5.000
25.000 $95.000
Deplesi Sumber Daya Alam

Misalkan :
• Tanah mengandung cadangan mineral dibeli dengan
harga $5.500.000. Setelah semua cadangan mineral
dikeluarkan, perkiraan nilai sisa tanah sebesar
$250.000. Persediaan sumber daya alamnya
diperkirakan berjumlah 1.000.000 ton. Biaya deplesi
per unit dan biaya deplesi total untuk tahun pertama,
dengan asumsi bahwa mineral yang digali adalah
sebanyak 80.000 ton adalah sebagai berikut :
Deplesi Sumber Daya Alam

Biaya deplesi per ton =


($5.500.000 - $250.000) / 1.000.000 =
$5.25
Biaya deplesi untuk tahun pertama =
80.000 ton x $5.25 = $420.000
Jurnal untuk mencatat kejadian ini adalah :

Cadangan Mineral 5.500.000


Kas 5.500.000
Beban Deplesi 420.000
Akum. Deplesi (atau Cad. Mineral) 420.000
Perubahan dalam Masa Manfaat

• Misalkan :
Perusahaan membeli peralatan senilai $50.000
dengan masa estimasi masa manfaat selama 10 th.
Dengan menggunakan metode garis lurus tanpa
nilai sisa, penyusutan tahunannya adalah $5.000.
Diawal tahun kelima, dilakukan penilaian kembali
terhadap masa manfaat aktiva dan menunjukkan
bahwa umur aktiva diperkirakan tinggal 4 tahun lagi.
Perubahan dalam Masa Manfaat
Menghitung penyusutan tahun kelima sampai kedelapan
adalah sebagai berikut :
$30.000 / 4 = $7.500
Tahun Perhitungan Jumlah Akumulasi
Penyusutan Penyusutan
1 $50.000 / 10 $ 5.000 $ 5.000
2 $50.000 / 10 5.000 10.000
3 $50.000 / 10 5.000 15.000
4 $50.000 / 10 5.000 20.000
5 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 27.500
6 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 35.000
7 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 42.500
8 ($50.000 - $20.000) / 4 7.500 50.000
Penghentian Aktiva

• Penghentian Aktiva dengan Penjualan

Misalkan pada tanggal 1 Juli 2005, Jacob Co


menjual mesin seharga $43.600. Harga perolehan
mesin sebesar $83.600 dan akumulasi penyusutan
sampai tanggal 1 Januari 2005 sebesar $50.600.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode
garis lurus, dengan tarif 10%
Penghentian Aktiva
• Penghentian Aktiva dengan Penjualan
Sebelum mencatat penjualan aktiva, penyusutan
setengah tahun diakui untuk menggambarkan
penggunaan aktiva selama 6 bulan pertama tahun
tersebut :
$83.600 x 0.10 x 6/12 = 4.180)

Beban Penyusutan 4.180


Akum. Penyusutan-Mesin 4.180
Penghentian Aktiva
• Penghentian Aktiva dengan Penjualan
Untuk mencatat penjualan :
Harga jual $43.600
Nilai Buku ($83.600-$54.780) (28.820)
Keuntungan dari Penjualan $14.780

Kas 43.600
Akumumalsi Penyusutan-Mesin 54.780
Mesin 83.600
Keuntungan atas Penjualan Mesin 14.780
Penghentian Aktiva
• Penghentian Aktiva tanpa Penjualan
Harga Perolehan Mesin $83.600
Akum. Penyusutan Mesin (54.780)
Kerugian penghentian Mesin $28.820

Akum. Penyusutan-Mesin 54.780


Kerugian Penghentian Mesin 28.820
Mesin 83.600

You might also like