You are on page 1of 12

Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.

1, Januari 2017: 1-12

PENDUGAAN DETERIORASI BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merr)


SELAMA PENYIMPANAN
ESTIMATION OF SOYBEAN SEED (Glycine max L. Merr) DETERIORATION
DURING STORAGE
Irma Noviana , IGP. Alit Diratmaja1, Abdul Qadir2 dan Faiza C Suwarno2
11
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
(Bogor Agricultural University)
Received February 23, 2017- Accepted August 4, 2017- Available online 31 August 2017

ABSTRACT
Soybean seeds able to degradation during storage. The aims of study were to
studying the behavior and deterioration of soybean seed and to predict seed viability during
storage in controlled conditions. The experiment used completely randomized design with
two levels of variety which nested in storage period with four replications. Two varieties
were Dering-1 and Detam 2 that storage in controlled condition at temperature of 19 up to
22 °C and 64 up to 67 percent of relative humidity for six months. The seeds were evaluated
for moisture content, protein, peroxide value, electrical conductivity and seed viability.
During the deterioration the moisture content, peroxide, electrical conductivity increased
while protein content and germination declined. Deterioration model of soybeans can be
used to predict the decline of soybean seeds during the controlled storage.
Key-words: deterioration, soybean, storage

INTISARI
Benih kedelai mudah mengalami deteriorasi selama penyimpanan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mempelajari perilaku deteriorasi benih kedelai dan menduga viabilitas benih
selama penyimpanan pada kondisi terkontrol. Penelitian menggunakan rancangan acak
kelompok dengan dua taraf varietas yang tersarang pada periode simpan yang diulang
sebanyak empat kali. Dua varietas kedelai yang digunakan adalah Dering-1 dan Detam-2
yang disimpan selama enam bulan pada kondisi terkontrol dengan suhu 19 hingga 22 °C dan
kelembaban 64 hingga 67 persen. Peubah yang diuji adalah kadar air, protein, bilangan
peroksida, daya hantar listrik, dan daya berkecambah benih. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) selama deteriorasi benih kedelai mengalami peningkatan kadar air, bilangan
peroksida, daya hantar listrik, dan menurunnya kandungan protein dan daya berkecambah, 2)
model deteriorasi kedelai dapat digunakan untuk menduga kemunduran benih kedelai selama
penyimpanan terkontrol.

Kata kunci: deteriorasi, kedelai, penyimpanan

1
Alamat penulis untuk korespondensi: Irma Noviana. BPTP Jawa Barat. Jln. Kayu Ambon No.80
Lembang 40391, Indonesia. Email: irma.bptpjabar@gmail.com

e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172


2 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12

PENDAHULUAN setiap varietas kedelai berbeda-beda


sehingga akan memberikan perubahan
Kedelai merupakan salah satu perilaku benih yang berbeda. Perubahan
komoditas palawija yang penting untuk perilaku benih melalui karakteristik
memenuhi kebutuhan pangan penduduk fisiologis dan biokimia mampu
Indonesia. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan tingkat viabilitas dan vigor
menunjukkan bahwa produksi kedelai pada benih selama periode deteriorasi benih.
tahun 2013 sebesar 779.992 ton (BPS 2014), Beberapa perubahan biokimia yang
namun produksi tersebut belum dapat memengaruhi kualitas dan viabilitas benih
memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri terjadi dalam benih kedelai selama periode
sehingga masih diperlukan impor sebesar penyimpanan (Tatic 2007; Begum et al.
1.810.083 ton (Dirjen P2HP 2014). 2013). Autooksidasi lipid dan meningkatnya
Peningkatan produksi kedelai dapat kandungan asam lemak bebas (free fatty
dilakukan melalui penyediaan mutu benih acid) selama penyimpanan merupakan
yang baik. Permasalahan yang dihadapi penyebab kerusakan pada benih yang
dalam penyediaan benih kedelai bermutu mengandung kadar minyak tinggi (oily seed)
adalah daya simpan benih kedelai yang (Tatic 2007). Selama penyimpanan,
pendek terutama dalam kondisi terbuka kandungan karbohidrat, protein, dan lipid
(open storage). Benih kedelai mudah mengalami penurunan, sedangkan free
mengalami kemunduran (deteriorasi). amino acid, free fatty acid, dan daya hantar
Kartono (2004) menyatakan bahwa benih listrik meningkat (Begum et al. 2013).
kedelai mengalami penurunan mutu sebesar Menurunnya substrat karbohidrat akibat
75 persen dalam waktu kurang dari tiga respirasi akan menurunkan efek ketahanan
bulan pada penyimpanan secara terbuka. integritas membran sel. Perubahan integritas
Menurut Purwanti (2004), benih kedelai membran sel merupakan gejala awal dari
yang disimpan pada kondisi penyimpanan proses deteriorasi benih yang
suhu rendah (20oC) dengan kadar air mengakibatkan keluarnya senyawa dari
sembilan persen mampu mempertahankan dalam benih yang bisa diamati berdasarkan
kualitasnya tetap tinggi selama enam bulan pada daya hantar listrik dan konsentrasi
penyimpanan. senyawa metabolit (gula, asam amino, asam
Deteriorasi benih merupakan proses lemak, enzim, ion-ion inorganik seperti K+,
yang tidak dapat dihindari selama benih Na+, Ca++, Mg++) (Vieira et al. 2008;
dalam masa penyimpanan, baik Panobianco & Vieira 2007).
penyimpanan secara terbuka maupun Indikator perubahan perilaku senyawa
kondisi terkontrol. Pada penyimpanan secara kimia benih dapat dijadikan sebagai
terbuka, faktor suhu dan kelembaban sangat parameter penduga deteriorasi benih selama
memengaruhi kecepatan deteriorasi, penyimpanan terkontrol. Selama ini
sedangkan pada penyimpanan secara informasi mengenai mutu benih diperoleh
terkontrol yang suhu dan kelembapan melalui hasil uji fisiologis sebelum benih
ruangannya cenderung konstan, maka proses disimpan dan saat benih akan digunakan.
deteriorasi benih berhubungan dengan Pendugaan deteriorasi benih sejak dini
perubahan biokimia di dalam benih selama melalui perilaku perubahan senyawa kimia
periode simpan. Kandungan biokimia benih benih diperlukan untuk mengetahui mutu
Pendugaan Deteriorasi (Irma Noviana, IGP Alit Diratmaja, Abdul Qadir, Faiza C. Suwarno) 3

dan menentukan masa kadaluwarsa benih Pelaksanaan. Percobaan Penyimpanan


sebelum benih didistribusikan dan ditanam Benih Kedelai dalam Kondisi Terkontrol.
di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah Percobaan penyimpanan menggunakan
mempelajari perilaku deteriorasi benih Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
kedelai dan menduga viabilitas benih selama dua taraf faktor varietas yang tersarang pada
penyimpanan pada kondisi terkontrol. periode simpan, diulang sebanyak empat
kali. Benih kedelai sebanyak satu kg
METODE PENELITIAN disimpan dalam kemasan plastik PP 0.8 mm
pada kadar air optimum, yaitu sembilan
hingga 11 persen. Benih disimpan dalam
Tempat dan Waktu. Percobaan ruang simpan dengan suhu dan RH
dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 terkontrol (19 hingga 22 °C dan 64 hingga
hingga Januari 2015. Penyimpanan benih 67 persen) selama enam bulan. Pengujian
secara terkontrol dilakukan di Laboratorium terhadap peubah biokimia (protein, bilangan
Benih Leuwikopo Departemen Agronomi peroksida, dan daya hantar listrik) dilakukan
dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. setiap empat minggu, sedangkan pengujian
Pengujian fisiologis benih dilaksanakan di kadar air dan viabilitas benih dilakukan
Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian setiap dua minggu. Pengukuran kadar air
Mutu Benih Departemen Agronomi dan benih selama penyimpanan dilakukan
Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, menggunakan metode oven suhu rendah
sedangkan pengujian biokimia benih konstan (ISTA 2010), pengujian vigor daya
dilakukan di Laboratorium Pengujian simpan benih berdasarkan metode ISTA
Departemen Teknologi Industri Pertanian, (2010), uji daya hantar listrik dengan
Institut Pertanian Bogor dan Balai Besar modifikasi metode ISTA (2010),
Industri Agro (BBIA) Bogor. pengukuran bilangan peroksida dengan
metode titrasi iodometri, dan analisis protein
Bahan. Bahan utama yang digunakan pada dengan metode semi mikro Kjeldahl (SNI
penelitian meliputi dua varietas kedelai yang 01-2891-1992 butir 7.1).
terdiri dari kedelai kuning dan hitam, yaitu Analisis regresi eksponensial dilakukan
yaitu Dering 1 (kedelai biji sedang warna untuk melihat perilaku biokimia dan
kuning) dan Detam 2 (kedelai biji sedang fisiologis pada masing-masing varietas
warna hitam). Bahan lain yang digunakan kedelai selama periode simpan. Pola
adalah bahan analisis biokimiawi benih perilaku benih kemudian akan digunakan
(analisis bilangan peroksida, asam lemak dalam penyusunan model pendugaan
bebas, uji protein) dan analisis fisiologis deteriorasi benih kedelai.
benih (daya berkecambah).
Penyusunan Model Pendugaan Deteriorasi
Metode. Penelitian dilaksanakan melalui Benih Kedelai. Penyusunan model
dua percobaan, yaitu: 1) Percobaan pendugaan deteriorasi benih dilakukan
penyimpanan benih kedelai dalam kondisi melalui tahapan penyusunan diagram alir
terkontrol, dan 2) Penyusunan model (flow chart), penentuan hubungan kuantitatif
pendugaan deteriorasi benih kedelai. antar-komponen dalam sistem untuk
membangun proses yang logik dalam model.
Hubungan kuantitatif antar-komponen pada
4 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12

proses deteriorasi benih dirangkai dengan perilaku kadar air yang semakin meningkat
bantuan perangkat lunak Stella versi 9.0.2 selama periode simpan, sebaliknya Dering-1
dalam bentuk Model Construction Layer- menunjukkan perilaku kadar air yang
Stella (MCL-S). menurun. Perubahan kadar air benih pada
Simulasi model dilakukan untuk kedua varietas selama 24 minggu
mengetahui tingkat ketepatan (logik) model penyimpanan sangat kecil dengan nilai
yang telah disusun, sehingga dapat standar deviasi 0.1 masih dalam taraf
ditentukan validitas model tersebut. Input toleransi uji kadar air (ISTA 2010) sehingga
yang digunakan dalam simulasi terdiri atas dapat dikatakan bahwa nilai kadar air tidak
kadar air, viabilitas awal, varietas, berbeda. Penyimpanan benih pada kondisi
sedangkan output simulasi terdiri atas terkontrol mampu mempertahankan kadar
tingkat kadar air, kandungan protein, air benih pada kedua varietas cenderung
bilangan peroksida, daya hantar listrik, dan konstan selama periode simpan 24 minggu.
vigor daya simpan selama periode simpan Perilaku bilangan peroksida varietas Dering-
tertentu. Validasi bertujuan untuk menilai 1 dan Detam-2 meningkat selama
kesesuaian hasil simulasi dengan hasil penyimpanan (Gambar 1). Peningkatan nilai
aktual. Hasil aktual diperoleh dari percobaan bilangan peroksida Dering-1 lebih cepat
penyimpanan dan pengujian benih. Validasi dibandingkan Detam-2. Hal ini diduga
model dilakukan secara kualitatif dan karena kulit benih kedelai kuning lebih
kuantitatif menggunakan uji khi kuadrat. permiabel terhadap masuknya air dan
oksigen ke dalam benih (Marwanto 2003)
HASIL DAN PEMBAHASAN yang mampu menginisiasi proses oksidasi
lipid dibandingkan kedelai hitam. Senyawa
Perilaku Benih Kedelai pada oksigen sangat berperan dalam menginduksi
Penyimpanan Kondisi Terkontrol. Kadar oksidasi lipid. Oksigen yang masuk ke
air varietas kedelai selama 24 minggu dalam benih akan bereaksi dengan lipid dan
menunjukkan pola perilaku yang berbeda membentuk produk primer dan sekunder
(Gambar 1). Varietas Detam-2 menunjukkan (Arpah 2007). Semakin tinggi jumlah

Gambar 1. Perilaku kadar air dan bilangan peroksida benih kedelai selama penyimpanan
terkontrol
Pendugaan Deteriorasi (Irma Noviana, IGP Alit Diratmaja, Abdul Qadir, Faiza C. Suwarno) 5

Gambar 2. Perilaku kandungan protein dan daya hantar listrik benih kedelai selama
penyimpanan terkontrol
oksigen yang dapat masuk ke dalam benih persen dan kandungan lemaknya 17.1 persen
maka proses oksidasi lipid semakin dan 14.83 persen (Balitkabi 2012). Menurut
meningkat. Reaksi oksidasi lipid Tatipata (2007), protein bersifat higroskopis
melepaskan radikal bebas yang merupakan sehingga lebih mudah mengabsorbsi air.
faktor penginisiasi proses deteriorasi benih. Selanjutnya dikatakan, peningkatan kadar
Reaksi oksidasi lipid varietas kedelai air benih menyebabkan hidrolisis protein
yang disimpan dikategorikan sangat rendah dan fluiditas membran mitokondria
karena memiliki nilai<0.8 mgO.100g-1 berkurang sehingga mengubah bentuk
(O’Brien 2004). Penyimpanan benih dalam protein yang terikat pada bilayer lipid.
kondisi suhu dan RH optimum Struktur protein benih kedelai akan
memungkinkan reaksi oksidasi lipid berjalan mengalami perubahan setelah disimpan
lambat yang ditunjukkan oleh nilai bilangan enam bulan pada kadar air delapan hingga
peroksida yang rendah. 12 persen (Tatipata 2007).
Perilaku kandungan protein benih Perilaku daya hantar listrik
kedelai yang disimpan mengalami menunjukkan semakin lama periode simpan,
penurunan seiring lamanya periode simpan nilai daya hantar listrik semakin meningkat
(Gambar 2). Kecepatan penurunan kadar (Gambar 2). Pola peningkatan daya hantar
protein pada varietas Detam-2 lebih lambat listrik kedua varietas berbeda. Varietas
dibandingkan Dering-1. Penurunan kadar Dering-1 berjalan lebih lambat dan mulai
protein benih selama penyimpanan sangat terlihat pada minggu ke-12, sedangkan
dipengaruhi suhu ruang simpan. varietas Detam-2 berjalan lebih cepat sejak
Meningkatnya suhu mendorong kecepatan minggu kedelapan. Kecepatan peningkatan
reaksi kemunduran benih (Mahjabin et al. daya hantar listrik dipengaruhi oleh vigor
2015). awal simpan benih. Varietas Dering-1
Penuaan benih dapat diketahui dari memiliki vigor awal simpan 97 persen,
kecepatan denaturasi protein. Penuaan benih sedangkan Detam-2 94.25 persen.
dan proses denaturasi dipengaruhi oleh suhu Dasar teori dari pengujian daya hantar
dan kadar air benih. listrik adalah hubungan antara kadar air,
Kandungan protein Dering-1 dan organisasi di tingkat membran sel benih dan
Detam-2 adalah 34.2 persen dan 45.58 jumlah kebocoran dalam larutan rendaman
6 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12

benih (Wain-Tassi et al. 2012). Makin percobaan penyimpanan benih kedelai


rendah jumlah kebocoran yang dilepaskan menunjukkan bahwa kadar air, vigor awal
dalam larutan rendaman benih, simpan benih, dan varietas dapat dijadikan
mengindikasikan bahwa benih memiliki sebagai input model yang memberikan
vigor yang tinggi (Carvalho et al. 2009). perubahan pada output kadar air, kandungan
Pada penyimpanan kondisi terkontrol protein, bilangan peroksida, daya hantar
dengan kadar air benih stabil dan suhu listrik, dan vigor daya simpan benih selama
konstan rendah mampu mempertahankan periode simpan tertentu.
integritas membran sel. Peningkatan kadar
air berpengaruh terhadap proses metabolik Diagram Alir. Diagram alir deteriorasi
di dalam benih seperti hidrolisis lipid pada benih mendeskripsikan proses-proses dalam
membran phospolipid yang akan sistem deteriorasi benih yang diawali
menyebabkan degradasi membran yang dengan absorpsi kadar air yang selanjutnya
diindikasikan oleh banyaknya kebocoran memengaruhi proses metabolisme lain di
dan meningkatnya daya hantar listrik dalam benih yang menyebabkan
(Tatipata 2009). Perubahan nilai daya hantar menurunnya vigor daya simpan benih
listrik varietas kedelai setelah penyimpanan (Gambar 3).
selama 24 minggu menunjukkan bahwa
varietas Dering-1 dan Detam-2 memiliki Hubungan Kuantitatif Antarkomponen.
nilai daya hantar listrik rendah, hal ini Hubungan antar-komponen dalam sistem
menunjukkan bahwa vigor benih masih didapatkan melalui penelusuran pustaka dan
tinggi. percobaan di laboratorium. Hubungan
Hasil validasi menunjukkan adanya kuantitatif antar-komponen di dalam sistem
kesesuaian antara hasil simulasi dan aktual diperlukan untuk membangun proses yang
untuk peubah protein, bilangan peroksida, logik dalam model. Persamaan yang
dan VDSDB pada varietas Dering-1 dan digunakan untuk membangun model
Detam-2. Penilaian kesesuaian didasarkan deteriorasi benih kedelai adalah Persamaan
pada data hasil simulasi yang berada dalam viabilitas benih yang dikemukakan oleh
selang kepercayaan (1-α = 0,95) dari hasil Ellis dan Roberts (Ellis & Hong 2006), yaitu
aktual. Secara kuantitatif hasil uji khi persamaan berikut.
kuadrat menghasilkan nilai X2 hitung Log10σ = KE - Cwlog10m - CHt – Cqt2
varietas Dering-1 dan Detam-2 pada peubah Persamaan di atas menggambarkan
kadar air (0.11 dan 0.04), protein (4.19 dan hubungan antara daya simpan benih (σ),
6.27), bilangan peroksida (0.042 dan 0.005) suhu ruang simpan (t, oC), dan kadar air (m,
dan VDSDB (0.121 dan 2.06) lebih kecil dari % wb), sedangkan KE, CW, CH, dan CQ
X2 tabel 21.03 (kadar air dan VDSDB) dan merupakan konstanta spesifik komoditas.
12.59 (protein dan bilangan peroksida). Hal Konstanta spesifik untuk komoditas kedelai
ini menunjukkan bahwa data hasil simulasi berdasarkan Kruse et.al (2005), yaitu KE
tidak berbeda dari hasil aktual. (7,748), CW (3,979), CH (0,053), dan CQ
(0,000228).
Penyusunan Model Pendugaan
Deteriorasi Benih Kedelai. Hasil
Pendugaan Deteriorasi (Irma Noviana, IGP Alit Diratmaja, Abdul Qadir, Faiza C. Suwarno) 7

Keterangan :

Gambar 3. Diagram alir deteriorasi benih kedelai pada penyimpanan kondisi terkontrol
Hubungan kuantitatif antara respirasi else if respirasi <=0.9 then +0.25 else if
dengan bocoran metabolit diperoleh melalui respirasi <=0.94 then +0.48 else if respirasi
hubungan logik dari percobaan <=0.60 then +0.68 else +0.70
penyimpanan (Wahyuni 2014). Hubungan Hubungan kuantitatif untuk menyusun
logik yang dibangun adalah sebagai berikut. model pendugaan deteriorasi benih
Bocoran metabolit = if respirasi<=0.75 then berdasarkan hasil percobaan disajikan pada
+0.02 else if respirasi <=0.81 then +0.05 Tabel 1.
Tabel 1 Hubungan kuantitatif antar-komponen berdasarkan hasil percobaan penyimpanan
benih secara terkontrol

Hubungan Kuantitatif Sumber Data


DHLPeroksida = a + b.exp(cPV) Hubungan antara daya hantar listrik dan bilangan peroksida
dari percobaan penyimpanan. Konstanta a dan b berbeda pada
setiap varietas
DHLProtein = a + Hubungan antara daya hantar listrik dan protein dari percobaan
b.exp(cProtein) penyimpanan. Konstanta a dan b berbeda pada setiap varietas
DHLCS = 0.15*DHLawal) + Hubungan antara daya hantar listrik selama penyimpanan
(0.32*DHLPeroksida) + terkontrol akibat kerusakan protein, lipid, dan karbohidrat
(0.31*DHLProtein) + (hasil diskusi dengan pembimbing)
(0.37*DHLrespirasi)
VDSDB = a + b.expcDHL_CS Hubungan antara vigor daya simpan dan daya hantar listrik
pada percobaan penyimpanan. Konstanta a dan b berbeda pada
setiap varietas
8 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12

Hubungan antar-peubah digunakan untuk eksponensial yang memiliki nilai konstanta


membangun proses yang logik dalam model. a, b, dan c yang berbeda untuk setiap
Persamaan dibangun berdasarkan hubungan varietas kedelai.
antar-komponen bilangan peroksida, protein, Simulasi dan Validasi Model.
daya hantar listrik, dan vigor daya simpan Simulasi. Input simulasi yang dapat
benih. Hubungan kuantitatif diperoleh digunakan pada model deteriorasi benih
melalui analisis regresi eksponensial antar- kedelai meliputi kadar air awal benih, vigor
peubah yang diukur. Hubungan yang logik awal simpan benih, varietas, konstanta
antara protein, bilangan peroksida, dan daya protein, dan konstanta lipid (Tabel 2).
hantar listrik serta daya hantar listrik dengan Konstanta protein dan lipid pada setiap
vigor daya simpan menghasilkan persamaan varietas kedelai berbeda.

Gambar 4. Model Construction Layer-Stella (MCL-S) deteriorasi benih kedelai pada


penyimpanan terkontrol

Tabel 2. Input simulasi model deteriorasi benih kedelai selama penyimpanan terkontrol

Input Simulasi Dering-1 Detam-2


Panjang benih (ra,mm) 3.39 3.75
Lebar benih (rb,mm) 2.87 2.90
Kadar air awal (%) 7.7 9.6
Input Simulasi Dering-1 Detam-2
Vigor awal simpan (%) 97 94.25
Konstanta Protein: A 58.63 43.46
B -18.33 -1.53
C 0.03 0.12
Konstanta Lipid: A 1.99 0.07
B -1.54 0.09
C -0.00 0.04
Pendugaan Deteriorasi (Irma Noviana, IGP Alit Diratmaja, Abdul Qadir, Faiza C. Suwarno) 9

Tabel 3. Hasil simulasi vigor daya simpan varietas Dering-1 dan Detam-2 selama
penyimpanan 24 minggu

Periode Simpan
Dering1 Detam2
(Minggu)
0 96.92 94.21
2 96.77 93.68
4 96.60 93.15
6 96.44 92.62
8 96.26 92.10
10 96.07 91.59
12 95.88 91.11
14 95.68 90.67
16 95.47 90.26
18 95.25 89.90
20 95.02 89.58
22 94.79 89.28
24 94.49 89.00

Hasil simulasi model deteriorasi varietas dan Detam-2 terhadap peubah protein,
Dering-1 dan Detam-2 pada kadar air awal bilangan peroksida, dan VDSDB tertera pada
7.7 persen dan 9.6 persen dengan tingkat Gambar 5.
vigor awal simpan 97 persen dan 94.25 Hasil validasi menunjukkan adanya
persen disajikan pada Tabel 3. kesesuaian antara hasil simulasi dan aktual
Hasil simulasi pada Tabel 3 untuk peubah kadar air, protein, bilangan
menunjukkan bahwa kecepatan penurunan peroksida, dan VDSDB pada varietas Dering-1
vigor daya simpan benih kedelai selama dan Detam-2. Penilaian kesesuaian
penyimpanan 24 minggu dipengaruhi oleh didasarkan pada data hasil simulasi yang
vigor awal simpan. Benih yang memiliki berada dalam selang kepercayaan (1-α =
vigor awal simpan lebih rendah akan 0,95) dari hasil aktual. Secara kuantitatif
mengalami penurunan vigor daya simpan hasil uji khi kuadrat menghasilkan nilai X2
lebih cepat, sedangkan benih yang memiliki hitung varietas Dering-1 dan Detam-2 pada
vigor awal simpan tinggi akan mengalami peubah protein (5.23 dan 6.32), bilangan
kecepatan penurunan vigor daya simpan peroksida (0.0 dan 0.0) dan VDSDB (0.08 dan
lebih lambat. Vigor benih menggambarkan 0.36) lebih kecil dari X2 tabel 21.03 (VDSDB)
tingkat kerusakan pada benih yang mampu dan 12.59 (protein dan bilangan peroksida).
menurunkan viabilitas benih. Tingkat Hal ini menunjukkan bahwa data hasil
kerusakan benih dapat ditunjukkan oleh nilai simulasi tidak berbeda dari hasil aktual.
daya hantar listrik yang tinggi. Model deteriorasi yang disusun mampu
menduga VDSDB setelah penyimpanan 24
Validasi Model. Validasi model bertujuan minggu sebesar 94.49 persen (Dering-1) dan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara 89.0 persen (Detam-2).
hasil simulasi dan hasil aktual. Penilaian
kesesuaian hasil simulasi varietas Dering-1
10 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12

Gambar 5. Bilangan peroksida, protein, dan VDSDB benih kedelai varietas Dering-1 dan
Detam-2 hasil simulasi dan aktual

KESIMPULAN Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian


Institut Pertanian Bogor.
1. Selama deteriorasi, benih kedelai
mengalami peningkatan kadar air, [Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Aneka
bilangan peroksida, daya hantar listrik, Kacang dan Umbi. 2012. Deskripsi Varietas
dan menurunnya kandungan protein dan Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-
daya berkecambah. umbian. Badan Penelitian dan
2. Model deteriorasi kedelai dapat Pengembangan Pertanian. Kementerian
digunakan untuk menduga kemunduran Pertanian.
benih kedelai selama penyimpanan
terkontrol Begum AJ, Jerlin R, Jayanthi M. 2013. Seed
quality changes during storage of oil seeds-
DAFTAR PUSTAKA A Review. International Journal of
Scientific Research. 2:1-2.
Arpah M. 2007. Penetapan Kadaluwarsa
Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi
Pendugaan Deteriorasi (Irma Noviana, IGP Alit Diratmaja, Abdul Qadir, Faiza C. Suwarno) 11

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Berita International Journal of Recent Scientific
Resmi Statistik. No. 45/07/ Th. XVI, 1 Juli Research. 6(4): 3416-3422.
2013. [diunduh 2014 Agustus 5]. Tersedia
pada http://www.bps.go.id. Marwanto. 2003. Hubungan antara
kandungan lignin kulit benih dengan
Carvalho LF, Sediyama CS, Reis MS, Dias permeabilitas dan daya hantar listrik
DCFS, Moreira MA. 2009. Influence of rendeman benih kedelai. Jurnal Alta
soaking temperature of soybean seeds in the Agrosia 6(2).
electrical conductivity test to evaluate
physiological quality. Revista Brasileira de O’Brien RD. 2004. Fats and Oils
Sementes. 31: 9–17. Formulating and Processing for
Applications, CRC Press, ISBN
[Dirjen P2HP] Direktorat Jenderal 0849315999, Boca raton, United States.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
2014. Statistik Ekspor Impor Komoditas Panobianco M, Vieira RD. 2007. Electrical
Pertanian 2001-2013. [diunduh 2015 conductivity and deterioration of soybean
September 17]. Tersedia pada seeds exposed to different storage
http://pphp.pertanian.go.id. conditions. Revista Brasileira de Sementes.
29(2) : 97-105
Ellis RH, Hong TD. 2006. Temperature
sensitivity of low moisture content limit to Purwanti S. 2004. Kajian suhu ruang
negative seed longevity-moisture content simpan terhadap kualitas benih kedelai
relationship in hermetic storage. Annals of hitam dan kedelai kuning. J. Ilmu Pert.
Botany 97: 785-791 11(1): 22-31.

[ISTA] International Seed Testing Tatić M. 2007. Effect of endogenous and


Association. 2010. International Rules for exogenous factors on aging process and
Seed Testing. Zurich (CH). International soybean seed viability. [PhD Thesis].
Seed Testing Association. University of Novi Sad, Novi Sad.

Kartono. 2004. Teknik penyimpanan benih Tatipata A. 2007. Pengaruh kadar air awal,
kedelai varietas Wilis pada kadar air dan kemasan, dan lama simpan terhadap protein
suhu penyimpanan yang berbeda. Bul Tek membran dalam mitokondria benih kedelai.
Per. 9(2): 79-82. Bul. Agron. 36(1): 8-16

Kruse M, Ghiasi KG, Schmohi S. 2005. The Tatipata A. 2009. Effect of seed moisture
seed viability equation for analyzing seed content packaging and storage period on
storage behavior. 7th ISTA seminar on mitochondria inner membrane of soybean
statistics. seed. Journal of Agricultural Technology.
5(1): 51-64.
Mahjabin, Bilal S, Abidi AB. 2015.
Physiological and biochemical changes Vieira RD, TeKrony DM, Egli DB,
during seed deteriorations: A review. Bruenning WP, Panobianco M. 2008.
Temperature during soybean seed storage
12 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12

and the amount of electrolytes of soaked


seeds solution. Sci. Agric. (Piracicaba,
Braz.). 65(5) : 496-501.

Wahyuni A. 2014. Model dinamik daya


simpan pada penyimpanan terbuka benih
kedelai (Glycine max (L.) Merrill) [tesis].
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor

Wain-Tassi AL, Santos JF, Panizzi RJ,


Vieira RD. 2012. Seed-borne pathogens and
electrical conductivity of soybean seeds. Sci.
Agric. 69(1):19-25

You might also like