Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Soybean seeds able to degradation during storage. The aims of study were to
studying the behavior and deterioration of soybean seed and to predict seed viability during
storage in controlled conditions. The experiment used completely randomized design with
two levels of variety which nested in storage period with four replications. Two varieties
were Dering-1 and Detam 2 that storage in controlled condition at temperature of 19 up to
22 °C and 64 up to 67 percent of relative humidity for six months. The seeds were evaluated
for moisture content, protein, peroxide value, electrical conductivity and seed viability.
During the deterioration the moisture content, peroxide, electrical conductivity increased
while protein content and germination declined. Deterioration model of soybeans can be
used to predict the decline of soybean seeds during the controlled storage.
Key-words: deterioration, soybean, storage
INTISARI
Benih kedelai mudah mengalami deteriorasi selama penyimpanan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mempelajari perilaku deteriorasi benih kedelai dan menduga viabilitas benih
selama penyimpanan pada kondisi terkontrol. Penelitian menggunakan rancangan acak
kelompok dengan dua taraf varietas yang tersarang pada periode simpan yang diulang
sebanyak empat kali. Dua varietas kedelai yang digunakan adalah Dering-1 dan Detam-2
yang disimpan selama enam bulan pada kondisi terkontrol dengan suhu 19 hingga 22 °C dan
kelembaban 64 hingga 67 persen. Peubah yang diuji adalah kadar air, protein, bilangan
peroksida, daya hantar listrik, dan daya berkecambah benih. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) selama deteriorasi benih kedelai mengalami peningkatan kadar air, bilangan
peroksida, daya hantar listrik, dan menurunnya kandungan protein dan daya berkecambah, 2)
model deteriorasi kedelai dapat digunakan untuk menduga kemunduran benih kedelai selama
penyimpanan terkontrol.
1
Alamat penulis untuk korespondensi: Irma Noviana. BPTP Jawa Barat. Jln. Kayu Ambon No.80
Lembang 40391, Indonesia. Email: irma.bptpjabar@gmail.com
proses deteriorasi benih dirangkai dengan perilaku kadar air yang semakin meningkat
bantuan perangkat lunak Stella versi 9.0.2 selama periode simpan, sebaliknya Dering-1
dalam bentuk Model Construction Layer- menunjukkan perilaku kadar air yang
Stella (MCL-S). menurun. Perubahan kadar air benih pada
Simulasi model dilakukan untuk kedua varietas selama 24 minggu
mengetahui tingkat ketepatan (logik) model penyimpanan sangat kecil dengan nilai
yang telah disusun, sehingga dapat standar deviasi 0.1 masih dalam taraf
ditentukan validitas model tersebut. Input toleransi uji kadar air (ISTA 2010) sehingga
yang digunakan dalam simulasi terdiri atas dapat dikatakan bahwa nilai kadar air tidak
kadar air, viabilitas awal, varietas, berbeda. Penyimpanan benih pada kondisi
sedangkan output simulasi terdiri atas terkontrol mampu mempertahankan kadar
tingkat kadar air, kandungan protein, air benih pada kedua varietas cenderung
bilangan peroksida, daya hantar listrik, dan konstan selama periode simpan 24 minggu.
vigor daya simpan selama periode simpan Perilaku bilangan peroksida varietas Dering-
tertentu. Validasi bertujuan untuk menilai 1 dan Detam-2 meningkat selama
kesesuaian hasil simulasi dengan hasil penyimpanan (Gambar 1). Peningkatan nilai
aktual. Hasil aktual diperoleh dari percobaan bilangan peroksida Dering-1 lebih cepat
penyimpanan dan pengujian benih. Validasi dibandingkan Detam-2. Hal ini diduga
model dilakukan secara kualitatif dan karena kulit benih kedelai kuning lebih
kuantitatif menggunakan uji khi kuadrat. permiabel terhadap masuknya air dan
oksigen ke dalam benih (Marwanto 2003)
HASIL DAN PEMBAHASAN yang mampu menginisiasi proses oksidasi
lipid dibandingkan kedelai hitam. Senyawa
Perilaku Benih Kedelai pada oksigen sangat berperan dalam menginduksi
Penyimpanan Kondisi Terkontrol. Kadar oksidasi lipid. Oksigen yang masuk ke
air varietas kedelai selama 24 minggu dalam benih akan bereaksi dengan lipid dan
menunjukkan pola perilaku yang berbeda membentuk produk primer dan sekunder
(Gambar 1). Varietas Detam-2 menunjukkan (Arpah 2007). Semakin tinggi jumlah
Gambar 1. Perilaku kadar air dan bilangan peroksida benih kedelai selama penyimpanan
terkontrol
Pendugaan Deteriorasi (Irma Noviana, IGP Alit Diratmaja, Abdul Qadir, Faiza C. Suwarno) 5
Gambar 2. Perilaku kandungan protein dan daya hantar listrik benih kedelai selama
penyimpanan terkontrol
oksigen yang dapat masuk ke dalam benih persen dan kandungan lemaknya 17.1 persen
maka proses oksidasi lipid semakin dan 14.83 persen (Balitkabi 2012). Menurut
meningkat. Reaksi oksidasi lipid Tatipata (2007), protein bersifat higroskopis
melepaskan radikal bebas yang merupakan sehingga lebih mudah mengabsorbsi air.
faktor penginisiasi proses deteriorasi benih. Selanjutnya dikatakan, peningkatan kadar
Reaksi oksidasi lipid varietas kedelai air benih menyebabkan hidrolisis protein
yang disimpan dikategorikan sangat rendah dan fluiditas membran mitokondria
karena memiliki nilai<0.8 mgO.100g-1 berkurang sehingga mengubah bentuk
(O’Brien 2004). Penyimpanan benih dalam protein yang terikat pada bilayer lipid.
kondisi suhu dan RH optimum Struktur protein benih kedelai akan
memungkinkan reaksi oksidasi lipid berjalan mengalami perubahan setelah disimpan
lambat yang ditunjukkan oleh nilai bilangan enam bulan pada kadar air delapan hingga
peroksida yang rendah. 12 persen (Tatipata 2007).
Perilaku kandungan protein benih Perilaku daya hantar listrik
kedelai yang disimpan mengalami menunjukkan semakin lama periode simpan,
penurunan seiring lamanya periode simpan nilai daya hantar listrik semakin meningkat
(Gambar 2). Kecepatan penurunan kadar (Gambar 2). Pola peningkatan daya hantar
protein pada varietas Detam-2 lebih lambat listrik kedua varietas berbeda. Varietas
dibandingkan Dering-1. Penurunan kadar Dering-1 berjalan lebih lambat dan mulai
protein benih selama penyimpanan sangat terlihat pada minggu ke-12, sedangkan
dipengaruhi suhu ruang simpan. varietas Detam-2 berjalan lebih cepat sejak
Meningkatnya suhu mendorong kecepatan minggu kedelapan. Kecepatan peningkatan
reaksi kemunduran benih (Mahjabin et al. daya hantar listrik dipengaruhi oleh vigor
2015). awal simpan benih. Varietas Dering-1
Penuaan benih dapat diketahui dari memiliki vigor awal simpan 97 persen,
kecepatan denaturasi protein. Penuaan benih sedangkan Detam-2 94.25 persen.
dan proses denaturasi dipengaruhi oleh suhu Dasar teori dari pengujian daya hantar
dan kadar air benih. listrik adalah hubungan antara kadar air,
Kandungan protein Dering-1 dan organisasi di tingkat membran sel benih dan
Detam-2 adalah 34.2 persen dan 45.58 jumlah kebocoran dalam larutan rendaman
6 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12
Keterangan :
Gambar 3. Diagram alir deteriorasi benih kedelai pada penyimpanan kondisi terkontrol
Hubungan kuantitatif antara respirasi else if respirasi <=0.9 then +0.25 else if
dengan bocoran metabolit diperoleh melalui respirasi <=0.94 then +0.48 else if respirasi
hubungan logik dari percobaan <=0.60 then +0.68 else +0.70
penyimpanan (Wahyuni 2014). Hubungan Hubungan kuantitatif untuk menyusun
logik yang dibangun adalah sebagai berikut. model pendugaan deteriorasi benih
Bocoran metabolit = if respirasi<=0.75 then berdasarkan hasil percobaan disajikan pada
+0.02 else if respirasi <=0.81 then +0.05 Tabel 1.
Tabel 1 Hubungan kuantitatif antar-komponen berdasarkan hasil percobaan penyimpanan
benih secara terkontrol
Tabel 2. Input simulasi model deteriorasi benih kedelai selama penyimpanan terkontrol
Tabel 3. Hasil simulasi vigor daya simpan varietas Dering-1 dan Detam-2 selama
penyimpanan 24 minggu
Periode Simpan
Dering1 Detam2
(Minggu)
0 96.92 94.21
2 96.77 93.68
4 96.60 93.15
6 96.44 92.62
8 96.26 92.10
10 96.07 91.59
12 95.88 91.11
14 95.68 90.67
16 95.47 90.26
18 95.25 89.90
20 95.02 89.58
22 94.79 89.28
24 94.49 89.00
Hasil simulasi model deteriorasi varietas dan Detam-2 terhadap peubah protein,
Dering-1 dan Detam-2 pada kadar air awal bilangan peroksida, dan VDSDB tertera pada
7.7 persen dan 9.6 persen dengan tingkat Gambar 5.
vigor awal simpan 97 persen dan 94.25 Hasil validasi menunjukkan adanya
persen disajikan pada Tabel 3. kesesuaian antara hasil simulasi dan aktual
Hasil simulasi pada Tabel 3 untuk peubah kadar air, protein, bilangan
menunjukkan bahwa kecepatan penurunan peroksida, dan VDSDB pada varietas Dering-1
vigor daya simpan benih kedelai selama dan Detam-2. Penilaian kesesuaian
penyimpanan 24 minggu dipengaruhi oleh didasarkan pada data hasil simulasi yang
vigor awal simpan. Benih yang memiliki berada dalam selang kepercayaan (1-α =
vigor awal simpan lebih rendah akan 0,95) dari hasil aktual. Secara kuantitatif
mengalami penurunan vigor daya simpan hasil uji khi kuadrat menghasilkan nilai X2
lebih cepat, sedangkan benih yang memiliki hitung varietas Dering-1 dan Detam-2 pada
vigor awal simpan tinggi akan mengalami peubah protein (5.23 dan 6.32), bilangan
kecepatan penurunan vigor daya simpan peroksida (0.0 dan 0.0) dan VDSDB (0.08 dan
lebih lambat. Vigor benih menggambarkan 0.36) lebih kecil dari X2 tabel 21.03 (VDSDB)
tingkat kerusakan pada benih yang mampu dan 12.59 (protein dan bilangan peroksida).
menurunkan viabilitas benih. Tingkat Hal ini menunjukkan bahwa data hasil
kerusakan benih dapat ditunjukkan oleh nilai simulasi tidak berbeda dari hasil aktual.
daya hantar listrik yang tinggi. Model deteriorasi yang disusun mampu
menduga VDSDB setelah penyimpanan 24
Validasi Model. Validasi model bertujuan minggu sebesar 94.49 persen (Dering-1) dan
untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara 89.0 persen (Detam-2).
hasil simulasi dan hasil aktual. Penilaian
kesesuaian hasil simulasi varietas Dering-1
10 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12
Gambar 5. Bilangan peroksida, protein, dan VDSDB benih kedelai varietas Dering-1 dan
Detam-2 hasil simulasi dan aktual
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Berita International Journal of Recent Scientific
Resmi Statistik. No. 45/07/ Th. XVI, 1 Juli Research. 6(4): 3416-3422.
2013. [diunduh 2014 Agustus 5]. Tersedia
pada http://www.bps.go.id. Marwanto. 2003. Hubungan antara
kandungan lignin kulit benih dengan
Carvalho LF, Sediyama CS, Reis MS, Dias permeabilitas dan daya hantar listrik
DCFS, Moreira MA. 2009. Influence of rendeman benih kedelai. Jurnal Alta
soaking temperature of soybean seeds in the Agrosia 6(2).
electrical conductivity test to evaluate
physiological quality. Revista Brasileira de O’Brien RD. 2004. Fats and Oils
Sementes. 31: 9–17. Formulating and Processing for
Applications, CRC Press, ISBN
[Dirjen P2HP] Direktorat Jenderal 0849315999, Boca raton, United States.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
2014. Statistik Ekspor Impor Komoditas Panobianco M, Vieira RD. 2007. Electrical
Pertanian 2001-2013. [diunduh 2015 conductivity and deterioration of soybean
September 17]. Tersedia pada seeds exposed to different storage
http://pphp.pertanian.go.id. conditions. Revista Brasileira de Sementes.
29(2) : 97-105
Ellis RH, Hong TD. 2006. Temperature
sensitivity of low moisture content limit to Purwanti S. 2004. Kajian suhu ruang
negative seed longevity-moisture content simpan terhadap kualitas benih kedelai
relationship in hermetic storage. Annals of hitam dan kedelai kuning. J. Ilmu Pert.
Botany 97: 785-791 11(1): 22-31.
Kartono. 2004. Teknik penyimpanan benih Tatipata A. 2007. Pengaruh kadar air awal,
kedelai varietas Wilis pada kadar air dan kemasan, dan lama simpan terhadap protein
suhu penyimpanan yang berbeda. Bul Tek membran dalam mitokondria benih kedelai.
Per. 9(2): 79-82. Bul. Agron. 36(1): 8-16
Kruse M, Ghiasi KG, Schmohi S. 2005. The Tatipata A. 2009. Effect of seed moisture
seed viability equation for analyzing seed content packaging and storage period on
storage behavior. 7th ISTA seminar on mitochondria inner membrane of soybean
statistics. seed. Journal of Agricultural Technology.
5(1): 51-64.
Mahjabin, Bilal S, Abidi AB. 2015.
Physiological and biochemical changes Vieira RD, TeKrony DM, Egli DB,
during seed deteriorations: A review. Bruenning WP, Panobianco M. 2008.
Temperature during soybean seed storage
12 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017:1-12