Professional Documents
Culture Documents
1
penggerak utama dalam proses tansportasi sedimen yang berasal dari aliran sungai
atau aktivitas yang terjadi di sekitar teluk. Transportasi dan pengendapan sedimen
dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika, terutama sekali peranan fluida dalam transpor
sedimen yaitu fluida mentransfer energi untuk partikelpartikel dan bagaimana metode
transpor, suspensi dan traksi sedimen.
Arus dan gelombang merupakan faktor kekuatan utama yang menentukan
arah dan sebaran sedimen. Kekuatan ini pula yang menyebabkan karakteristik
sedimen berbeda sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok
populasisedimen. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen dasar
perairan terdiri dari partikel-pertikel yang berbeda ukuran dan komposisi. Perbedaan
ukuran partikel sedimen pada dasar perairan dipengaruhi juga oleh perbedaan jarak
dari sumber sedimen tersebut. Secara umum partikel berukuran kasar akan
diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus
partikel akan semakin jauh ditranspor oleh arus dan gelombang, dan semakin jauh
diendapkan dari sumbernya. Arus di perairan pantai Hative Kecil ini juga termasuk
kuat karena merupakan daerah tempat masuk keluarnya air laut dari Teluk Ambon
Dalam dan Teluk Ambon Luar.
Selain masalah transport sedimen yang terjadi di perairan pantai Hative Kecil
juga terjadi perubahan garis pantai yang berdampak akresi pantai, dan diperkirakan
pada suatu saat akan terjadi deposisi sedimen (pengendapan) pada daerah Hative
Kecil yang disebabkan oleh aktivitas pendangkalan atau pengeringan (reklamasi)
pantai tersebut. Akibat reklamasi daerah pasang surut di Hative Kecil diduga telah
menyebabkan perubahan pola arus dan gelombang serta transpor sedimen sepanjang
pantai. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola transpor dan
deposisi sedimen di sekitar kawasan reklamasi pantai.
2
2. Menghitung laju transport sedimen dirataan pasang surut Desa Galala dan Hative
Kecil
3. Mengetahui jumlah sedimen endapan (deposisi) di rataan pasang surut Desa
Galala dan Hative Kecil
1. Memberikan informasi tentang poa laju transport sediment di daerah pasang surut
Hative Kecil dan Desa Galala
2. Memberi informasi laju transport sedimen di rataan pasang surutHative Kecil.
3. Memberikan informasi tentang laju endapan sedimen di rataan pasang surut
Hative Kecil dan Desa Galala
3
Gambar :.1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel
4
Tiang ukur / tiang berskala :digunakan untuk mengukur tinggi awal
permukaan air.
Bola apung :digunakan untuk mengetahui arah pergerakan arus.
Kompas :digunakan Sebagai penunjuk arah datangnya arus.
Meter roll :digunakan sebagai pengukur jarak.
Kamera digital :digunakan untuk mengambil dokumentasi di lapangan dan di
laboratorium.
Timbangan digital: digunakan untuk menimbang berat sedimen yang telah
dikeringkan.
Oven :digunakan untuk mengeringkan sampel sedimen.
Wadah penampung :digunakan untuk menampung sampel sedimen.
Alat tulis :digunakan untuk mencatat setip data yang diperoleh.
5
Pada tiap titik itu dipasang alat sediment plumb (Gambar 3.2). Benamkan
sediment plumb sedalam 15 cm di tiap lokasi (berikode sediment plumb itu
(A1, A2 dstnyahingga F3).
Letakkan sediment plumb saat air bergerak pasang (catat waktua wal) dan
biarkan alat itu terendam selama 1 hari (2 periode pasang dan 2 periode surut).
Misal diletakkan tanggal 6 Juni kemudian diangkat tanggal 7 Juni
Setelah diangkat masukkan hasil endapan sedimen tiap tabung itu kedalam
botol aqua sedang (sediakan 18 botol aqua sedang).Caranya pakai corong dan
tuangkan air beserta sedimen dalam tiap tabung kedalam botol aqua, bilas
tabung dengan air lalu tuangkan lagi kedalam botol yang sama agar semua
endapan dalam tabung benar benar masuk ke botol aqua.
Beri label botol aqua denganspidol (A1, A2, dstnya).
Setelah pekerjaan selesai kemudian rendam tabung lagi pada posisi yang sama
untuk sampling padahari ke-3. Ingat catat waktu awal pemasangan dan waktu
pengangkatan alat.
Catat berat sedimen yang terendap pada saat basah dan juga kering.
6
2.3.2 Metode Pengukuran Arah danKecepatan Arus
Teknik pengukuran arus laut secara langsung di perairan terbagi dalam dua
kategori yaitu metode Langrangian dan metode Eulerian (Davids, 1972). Pada
penelitian ini, pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan metode Euler.
Metode Euler yaitu metode pengukuran arus pada lokasi yang tetap pada selang
waktu tertentu dimana pengamat tetap di posisisnya dan mengamati partikel air laut
yang bergerak melalui pergerakan drifting material sepanjang jarak terbatas.
Pola arus diukur pada tiap area (A, B, C, D, E dan F), jadi ada 6 titik arah dan
kecepatan arus untuk setiap periode air bergerak pasang hingga pasang tertinggi dan
periode air bergerak surut hingga surut terendah. Proses pengukuran ini dilakukan
selama 3 harihari.
1. Saat Air bergerak pasang hingga pasang (perikasa table pasut agar waktunya tepat).
Siapkan bola plastic sedang diberikan ikatan pemberat (agar tidak terbawa
angin) dan pada tiap bola diikat tali sepanjang 20 m.
Berdiri pada area A3 (catat posisi pakai GPS dan waktu awal), pegang ujung
tali lalu lepaskan bola, amati pergerakan bola (foto arah gerakan bola)
kemudian catat posisi GPS dan waktu akhir saat tali 20 m itu meregang (bola
berhenti). Setelah itu ulangi pengukuran lagi dengan cara yang sama di lokasi
itu. Selanjutnya pidah ke lokasi B3.
Pada lokasi B3buat perlakuan seperti pada A3, setelah selesai pindah ke C3
dan seterusnya pindahke D3, dan seterusnya hingga F3.
2. Saat Air bergerak surut hingga surut (periksa tabel pasut agar waktunya tepat).
7
Buat perlakuan seperti pada periode pasang di atas, catat waktu awal dan
waktu akhirnya serta posisi awal dan poisisi akhir bola.
Catat waktu dan posisi arah bola berhenti saat tali terenggang.
Siapkan corong sedang, sampel sedimenen dapan dalam botol, botol aqua
kosong sedang dankertas filter 18 lembar kecil diameter 5 – 10 cm.
(Kertas filter dapat dibeli di toko natsepa atau toko alat – alat kesehatan
dalam bentuk lembaran besar 1 m, juga ada yang paket di dos bentuknya
bundar dengan diameter 5-10 cm). untuk filter yang masih dalam bentuk
lembaran harus digunting bundar agar menempati corong dengan baik.
Letakan kertas filter dalam corong dan tempatkan corong bersama filter
itu di mulutbotol aqua kosong. Kemudian saring air dan sedimen dalam
botol sampel A1 kedalam corong bersaam filter tadi, kocok air dalam
botol A1 itu agar semua endapan keluar bersama air ke filter. Biarkan
sampai semua air benar tersaring. Kemudian angkat kertas filter, lipat dan
simpan dalam kantong plastic. (beri label kertas filter S A1)
Kerjakan dengan cara yang sama untuk semua sampel A2 hingga F3.
Setelah semua sampel tersaring timbang berat basah kertas saring +
sedimen A1 hingga F3. Catat berat tiap sampel.
Selanjutnya keringkan kertas filter + sedimen A1 hingga F3 selama 1 jam
dalam open padasuhu 100oC, setelah kering timbang berat kering tiap
kertas saring + sedimen A1 hingga F3 itu. Catat semua hasil timbangan.
8
b. Penentuan Pola Transpor Sedimen
c. PenentuanVolume EndapandanLajuDeposisiSedimen
Volume endapan sedimen dihitung menggunakan data tinggi endapan sedimen dalam
tabung (h), dan luas alas tabung (La), dengan formula:
𝑽𝒔 = 𝝅𝒓𝟐 𝐱 𝐡
Dimana :
𝝅𝒓𝟐 adalahluas alastabung, dimana π = 3,14 dan r = jari – jari tabung = 0,5 x
Diamater tabung. Laju endapan sedimen di setiap lokasi sampling diketahui
berdasarkan data lama perendaman sediment plumb 24 jam (2x pasangdan 2x
surut),tinggi sedimen dalam tabung dan luas alas tabung. Laju endapan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
9
a. Volume endapansedimen
𝑽𝒔 (𝒄𝒎𝟑 ) = 𝝅𝒓𝟐 𝐱 𝐡
Dimana :
𝑽𝒔 𝝅𝒓𝟐 𝐱 𝐡
𝑳𝒗 = =
𝒕 𝒕
Dimana :
masa perendaman tabung memiliki nilai berat yang bervariasi baik sedimen basah
10
maupun sedimen kering. Secara keseluruhan, sedimen endapan basah yang tinggi
terjadi pada hari ke-1 dengan total berat sedimen basah dan keringnya masing masing
4640.3 gram dan 2459.25 gram. Endapan terendah terjadi pada hari ke 3 dengan nilai
total endapan sedimen kondisi basah adalah 3998.3 gram (berat kering 1999.5 gram).
Tabel 1. Berat endapan sedimen basah dan kering di lokasi penelitian selama
sampling.
11
dilihat pada gambar pola variasi deposisi yang menunjukan tinggi dan rendahnya
berat endapan sedimen (Gambar 4.1).
800
700
Berat (g) Basah - T1
600
Berat Endapan (gram)
400
300
200
100
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi
Sedimen yang terendap ( deposisi ) tinggi atau banyak pada hari ke - 2 berada
pada transek B (B1,B2,B3) dengan total nilai kisaran rata – rata 1134.4gram (g) basah
dan kering 781.1 gram (g) dan transek F ( F1,F2,F3) dengan total nilai rata – rata
basah 398.8 gram keringnya adalah 199.4 gram (g). Sedangkan yang rendah di
transek E1. Selain itu dapat dilihat pada gambar pola variasi deposisi yang
12
800
700
Berat (g) Basah - T1
400
300
200
100
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi
tedeposit tertinggi ada pada transek E (E1,E2,E3) denga nilai 752.7 gram basah dan
keringnya 376.35 gram. Dan sedimen terdeposit rendah pada hari ke – 3 ini ada pada
transek D (D1,D2,D3) dengan nilai basah 415.2 gram dan kering 207.6 gram.
(Gambar 4.3). dan pada hari ke 3 adalah yang paling rendah tingkat terdeposisi
sedimen ( terendap) di bandingkan dengan hari ke 1 dan hari ke 2. Selain itu dapat
dilihat pada gambar pola variasi deposisi yang menunjukan tinggi dan rendahnya
13
1000
900
800 Berat (g) Basah - T1
Berat Endapan (gram) 700 Berat (g) Kering - T1
600
500
400
300
200
100
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi
Karena itu berdasarkan hasil analisa data, proses deposisi Nampak terjadi pada
transek B dan C. Hal ini diakibatkan karena transek B dan C berada pada titik daerah
Endapan yang terhalang oleh gumukan pasir pantai, sehingga air laut yang terbawa
gelombang arus tidak bisa sampai ke titik pecah atau arah darat gelombang karena
terhalang maka sedimen yang terbawa juga berhenti dan terendap di dalam sedimen
plumb yang tertanam. Bukan saja itu transek B juga sangat dekat mulut sungai Wai
Ruhu dan kemungkinan ada masukan material sedimen didalamnya. Sedangkan pada
transek A, arus gelombang sangat kuat karena titik A ini berada dekat ambang tempat
masuk keluarnya air laut tetapi juga jauh dari gumukan pasir sehingga sedimen sulit
terendap.
tersebut terlihat bahwa lokasi B2, B3 dan C1 merupakan lokasi pusat sedimentasi di
14
sekitar area reklamasi. Area B dan C memiliki massa endapan sedimen terbanyak
sepanjang hari dibanding dengan lokasi A, E, D dan F (Gambar 4.3). sehingga dapat
di lihat perbedaan massa deposisi sedimen yang tertahan dengan sedimen plumb yang
di pasang. Berikut juga pada kawasan ini merupakan proses deposisi material pasir -
lempung cukup intensif dan membentuk ambang pasir ( gunung pasir/ gumukan pasir
900
800
Berat (g) Total Sedimen T1
Berat Endapan Total (Gram)
500
400
300
200
100
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi
Berdasarkan jumlah endapan itu ada indikasi bawah pada lokasi A, D, E dan F
cenderung terjadi penambahan sedimen, sementara pada lokasi B1, B2, B3 dan C1
tertinggi ada pada hari ke – 1 dan terendah pada hari ke – 3. Hal ini juga dapat di
15
pengaruhi oleh faktor alam seperti cuaca, hujan, angin, arus dan juga gelombang yang
jelaskan bahwa laju deposisi berat total selama perendaman per jam pada daerah
tersebut dapat dihitung luas alas tabung per berat sedimen yang terendap di bagi jam
perendaman. Dan dapat dikatakan bahwa pada hari ke 3 yang paling tinggi di transek
B2. Kemudian pada hari ke 2 yang paling tinggi pada transek B3, dan pada hari ke 1
Berdasarkan data yang diperoleh, sedimen yang terendap pada 18 titik stasiun
maka hasil yang diperoleh selain berat dan juga volume sedimen, tinggi dan tebal
sedimen pun dapat dihitung dengan luas alas dikali dengan tinggi sedimen yang
diukur saat tabung di angkat. Sedimen yang terendap kemudian diukur tingginya dan
Tebal sedimen merupakan hasil partikel – partikel kecil sedimen per butiran
hingga 24 jam saat tabung terendam. Hasil tinggi kemudian diukur dengan
16
Table. 2. Tinggi dan Tebal Endapan Sedimen
aliran, dan juga tergantung oleh musim dan aktivitas manuasia. Akibat perubahan
serta pengendapan di tempat lain yang kemudian terbawa oleh air (arus) yang
17
mengakibatkan terjadinya penambahan debit sedimen. Berdasarkan data pada Tabel
4.1 dapat diestimasi laju endapan volume sedimen di setiap lokasi sampling.
Diketahui lama perendaman sediment plumb 24 jam, Luas alas tabung = 3,13 * 3,5 *
3,5 cm2 = 38,5 cm2. Jika diasumsikan waktu perendaman optimum 12 jam terjadi
proses transpor sedimen akibat pergerakan arus dan gelombang pada lokasi sampling,
maka nilai laju deposisi sedimen di lokasi sampling bervariasi antar lokasi. Pada
Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 ditunjukkan nilai laju endapan volume sedimen
berdasarkan data tinggi sedimen endapan (h) dalam tabung dan luas alas tabung.
1800
Volume Endapan Sedimen (cm^3/jam)
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
H3 346. 273. 342. 461. 561. 188. 450. 457. 319. 292. 253. 323. 388. 330. 327. 323. 307. 303.
H2 338. 357. 465. 396. 480. 511. 465. 353. 327. 323. 342. 288. 327. 280. 273. 246. 303. 200.
H1 361. 350. 434. 373. 496. 527. 492. 380. 342. 303. 338. 300. 219. 311. 330. 319. 280. 296.
Gambar 7. Volume Endapan Sedimen (cm3) selama masa perendaman tabung pada
lokasi Penelitian. Ket : T1 Hari 1, T2 hari 2, dan T3 hari 3
18
tabung di lokasi sampling berkisar dari 188.5 cm3 – 527.0 cm3. Volume endapan
Sedimen tertinggi ditemukan pada lokasi B3 hari ke 1. Nilai Laju rata – rata volume
endapan sedimen selama sampling hari 1 (T1) berkisar dari 219.3 – 527.0 cm3/jam,
pada hari 2 (T2) berkisar dari 200.0 –511.6 cm3/jam dan pada hari 3 (T3) berkisar
dari 188.5 – 561.6 cm3/jam. Sehingga keseluruhan atau rata – rata volume endapan
sedimen pada tabung adalah 1055.0 cm3/jam
deposisi sedimen yang paling cepat dan tinggi hari pertama dengan tinggkat volume
hasil endapan per jam dengan nilai laju endapannya 31,0 cm3 / jam pada transek B3.
Pada hari ke dua nilai laju endapannya adalah 30.1 cm3 / jam pada transek B3 dan
pada hari ke tiga nilai laju endapannya adalah 33.0 cm3 / jam pada transek B2.
19
Laju endapan sedimen dipengaruhi oleh pergerakan arus dan gelombang pada
suatu perairan yang disebabkan karena faktor angin. Proses ini mengakibatkan
pergerakan muka air laut sehingga terjadi perpindahan sedimen dari satu tempat ke
tempat lain. Jika pergerakan arus dan gelombang kuat maka proses perpindahan
sedimen saat air pasang akan semakin cepat dan sebaliknya. Sehingga dapat
berdasarkan hasil penelitian ini ditegaskan bahwa pantai Hative Kecil sedang
mengalami akresi. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan garis pantai menuju
laut yang di akibatkan oleh proses sedimentasi dari daratan atau juga dari sungai
menuju arah laut. Penyebab utama sumbangan sedimen penyebab akresi di sepanjang
pantai Hative Kecil dan Galala ini adalah limpasan sedimen dari sungai Wai Ruhu
dalam jumlah besar pada saat hujan kemudian mengendap di daerah pasang surut.
Selain itu juga pedangkalan akibat Reklamasi yang terjadi hampir di sepanjang pantai
sehingga membentuk delta atau tanah timbul. Adanya pengaruh gelombang dan arus
menghitung pergerakan pasir yang terdeposisi pada delta sepanjang pantai melalui
20
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan sedimen yang terendap ( deposisi ) jumlah total atau
banyak sedimen yang terdeposisi pada hari ke-1 jumlah total berat basah
adalah4606.3 gr dan sedimen kering yang telah di panggang di oven 1000 C adalah
2459.59 gram. sedangkan untuk hari ke – 2 jumlah total sedimen basah yang
terdeposisi sediment plumb yang di tanam adalah 4406.8gr, dan untuk sedimen
kering hari ke – 2 adalah 2400.15 gram dan pada hari ke 3 sedimen basah 3998.3
gram sedangkan kering 1999.15 gram. Bukan saja itu berdasarkan hasil pengukuran
berat maka dapat ditunjukan Laju endapan sedimen selama sampling hari. Laju
deposisi sedimen dilokasi tersebut sangat bervariasi nilainya. Laju deposisi sedimen
yang paling cepat dan tinggi hari pertama dengan tinggkat volume hasil endapan per
jam dengan nilai laju endapannya 31,0 cm3 / jam pada transek B3. Pada hari ke dua
nilai laju endapannya adalah 30.1 cm3 / jam pada transek B3 dan pada hari ke tiga
nilai laju endapannya adalah 33.0 cm3 / jam pada transek B2.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan penulis adalah jika ingin melakukan
penelitian mengenai endapan sedimen ini harus dilakukan dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Dan juga dapat melakukan penelitian di tempat yang lain yang sedang
terjadi reklamasi untuk dapat membandingkan tinggkat endapan sedimen pada suatu
perairan pantai.
21
DAFTAR PUSTAKA
Asdak C, 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
Univesity: Yogyakarta
Azhar, K.A.,Dan H. Surbakti., 2012. Distribusi Sedimen Dasar di Perairan Pesisir
Banyuasin, Sumatera Selatan. Maspari Journal, 2012, 4(1), 33-39.
Berhitu P (2003) , Studi Analisa Proses Sedimentasi Pantai Teluk Ambon , Program
Pasca Sarjana Kelutan ITS Surabaya
Dean R.G and Dalrymple R.A (1984), Water Wave Mechanics For Engineer and
Scientistd, Prentice Hall Inc USA
Dyer, K.D., 1986. Coastal and Estuarine Sediment Dynamic. John wiley and Sons.
Chichester U.K.
Friedman, G. M. and Sanders, J. E., 1978, Principles of sedimentology: New York-
Chichester-Brisbane-Toronto, John Wiley and Sons, 792 p.
22