You are on page 1of 22

RINGKASAN

Franciska I. Titaley. NIM. 2014 - 64 - Pola Transport Dan Deposisi Sedimen Di


Rataan Pasang Surut Desa Galala Dan Hative Kecil
Dibawah bimbingan Ir. Jushup. J. Wattimury, M.si dan Dr. Yunita. A. Noya,
S.pi, M.si
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pantai merupakan interaksi yang dinamis antara air, angin dan material tanah.
Air dan angin bergerak dari satu tempat ke tempat lain, mengikis tanah dan kemudian
mengendapkannya sehingga terjadiperubahan garis pantai. Proses perubahan pantai
merupakan proses yang dinamis, dan apabila hal ini berlanjut akan mengganggu
aktivitas di sekitar pantai, karena akan terjadi erosi dan atau akresi pada kawasan
pantai tersebut.
Kondisi alam juga sangat mempengaruhi lingkungan tersebut seperti
Gelombang dan arus laut yang merupakan suatu faktor penyebab perubahan garis
pantai, kecepatan arus yang dapat menimbulkan transport sedimen adalah lebih besar
dari 0,1 m/det (Dean, 1984) .
Perairan Pantai Desa Galala dan Hative Kecil yang terletak di Teluk ambon
Luar (TAL) yang berbatasan dengan Ambang Teluk Ambon Dalam (TAD) ini juga
merupakan salah satu daerah yang di reklamasikan sehingga terjadi perubahan garis
pantai, juga transport sedimen dan deposisi sedimen yang besar bukan sja itu
mungkin saja ada masukan – masukan dari salah satu sungai besar (Sungai Wai
Ruhu) yang bermura di dekat lokasi tersebut. Mekanisme transport sedimen yang
terjadi di perairan pantai Hative Kecil merupakan bagian dari sifat fisika yang dapat
dipengaruhi oleh pasut, gelombang, debit sungai, salinitas, kedalaman perairan,
batimetri, asal sedimen, bangunan pantai dan perubahan pantai itu sendiri.
Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan
perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut
(Rijn, 1993). Proses sedimentasi yang terjadi di suatu lokasi sangat dipengaruhi
dinamika perairan pesisir. Kondisi hidrodinamika di wilayah pesisir akan menjadi

1
penggerak utama dalam proses tansportasi sedimen yang berasal dari aliran sungai
atau aktivitas yang terjadi di sekitar teluk. Transportasi dan pengendapan sedimen
dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika, terutama sekali peranan fluida dalam transpor
sedimen yaitu fluida mentransfer energi untuk partikelpartikel dan bagaimana metode
transpor, suspensi dan traksi sedimen.
Arus dan gelombang merupakan faktor kekuatan utama yang menentukan
arah dan sebaran sedimen. Kekuatan ini pula yang menyebabkan karakteristik
sedimen berbeda sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok
populasisedimen. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen dasar
perairan terdiri dari partikel-pertikel yang berbeda ukuran dan komposisi. Perbedaan
ukuran partikel sedimen pada dasar perairan dipengaruhi juga oleh perbedaan jarak
dari sumber sedimen tersebut. Secara umum partikel berukuran kasar akan
diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus
partikel akan semakin jauh ditranspor oleh arus dan gelombang, dan semakin jauh
diendapkan dari sumbernya. Arus di perairan pantai Hative Kecil ini juga termasuk
kuat karena merupakan daerah tempat masuk keluarnya air laut dari Teluk Ambon
Dalam dan Teluk Ambon Luar.
Selain masalah transport sedimen yang terjadi di perairan pantai Hative Kecil
juga terjadi perubahan garis pantai yang berdampak akresi pantai, dan diperkirakan
pada suatu saat akan terjadi deposisi sedimen (pengendapan) pada daerah Hative
Kecil yang disebabkan oleh aktivitas pendangkalan atau pengeringan (reklamasi)
pantai tersebut. Akibat reklamasi daerah pasang surut di Hative Kecil diduga telah
menyebabkan perubahan pola arus dan gelombang serta transpor sedimen sepanjang
pantai. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola transpor dan
deposisi sedimen di sekitar kawasan reklamasi pantai.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola transport sedimen di daerah Galala dan Hative Kecilakibat


reklamasi di rataan pasang surut Desa Galala dan Hative Kecil

2
2. Menghitung laju transport sedimen dirataan pasang surut Desa Galala dan Hative
Kecil
3. Mengetahui jumlah sedimen endapan (deposisi) di rataan pasang surut Desa
Galala dan Hative Kecil

1.3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang poa laju transport sediment di daerah pasang surut
Hative Kecil dan Desa Galala
2. Memberi informasi laju transport sedimen di rataan pasang surutHative Kecil.
3. Memberikan informasi tentang laju endapan sedimen di rataan pasang surut
Hative Kecil dan Desa Galala

II. METODE PENELITIAN


2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
WaktudanLokasiPenelitian

Proses pengambilan data Penelitian ini dilakukan di DesaGalala hingga


Hative Kecil Kecamatan sirimau, Kota Ambon. Proses pengambilan data ini
dilakukan pada 6 – 8 Juni 2018 dan sedimen hasil endapan kemudian di timbang
beratnya di laboratorium Teknologi Hasil Perikanan (THP) dengan menggunkan
timbangan digital.

3
Gambar :.1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel

2.2 Alat dan Bahan Penelitian


2.2.1 Alat dan bahan di lapangan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini beserta fungsinya adalah sebagai
berikut :

 GPS ( Global Position System ) : digunakan untuk menentukan posisi titik –


titik pengamatan di lokasi.
 Tabel pasang surut :digunakan melihat waktu pasang surut.
 Sediment plumb :digunakan untuk menampung material sedimen yang
terendap di dasar.
 Stopwatch : digunakan untuk menghitung lama waktu bola terenggang

4
 Tiang ukur / tiang berskala :digunakan untuk mengukur tinggi awal
permukaan air.
 Bola apung :digunakan untuk mengetahui arah pergerakan arus.
 Kompas :digunakan Sebagai penunjuk arah datangnya arus.
 Meter roll :digunakan sebagai pengukur jarak.
 Kamera digital :digunakan untuk mengambil dokumentasi di lapangan dan di
laboratorium.
 Timbangan digital: digunakan untuk menimbang berat sedimen yang telah
dikeringkan.
 Oven :digunakan untuk mengeringkan sampel sedimen.
 Wadah penampung :digunakan untuk menampung sampel sedimen.
 Alat tulis :digunakan untuk mencatat setip data yang diperoleh.

2.2.2 Alat dan bahan di laboratorium


 Timbangan Digital untuk menimbang berat sedimen
2.3 Metode Pengambilan Data

2.3.1 Deposisi Sediment (Pengendapan Sediment)

Metode pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak


sediement yang terendap (deposit) dalam sediment plumb yang ditempatkan pada
dasar perairan. Secara umum metode dan peralatan penentuan tingkat akumulasi
sedimen biasanya dipakai Sediment Trap. English dan Baker (1994) mendefinisikan
bahwa Sediment Trap adalah peralatan yang dipakai untuk menentukan kecepatan
sedimentasi. Pada lokasi Penelitian itu ada 6 area yang dijadikan lokasi titik sampling
sedimen, yaitu Lokasi A, B, C, D, E, dan F. Pada tiap area ditetapkan 3 titik sampling
yaitu titik 1, 2 dan 3. Jumlah seluruh titik ada 18,dengan identitas A1, A2, A3, B1,
B2, B3, C1, C2, C3, D1, D2, D3, E1, E2, E3, F1, F2, F3.

5
 Pada tiap titik itu dipasang alat sediment plumb (Gambar 3.2). Benamkan
sediment plumb sedalam 15 cm di tiap lokasi (berikode sediment plumb itu
(A1, A2 dstnyahingga F3).

Letakkan sediment plumb saat air bergerak pasang (catat waktua wal) dan
biarkan alat itu terendam selama 1 hari (2 periode pasang dan 2 periode surut).
Misal diletakkan tanggal 6 Juni kemudian diangkat tanggal 7 Juni

Gambar.2 : Sediment Plumb

 Setelah diangkat masukkan hasil endapan sedimen tiap tabung itu kedalam
botol aqua sedang (sediakan 18 botol aqua sedang).Caranya pakai corong dan
tuangkan air beserta sedimen dalam tiap tabung kedalam botol aqua, bilas
tabung dengan air lalu tuangkan lagi kedalam botol yang sama agar semua
endapan dalam tabung benar benar masuk ke botol aqua.
 Beri label botol aqua denganspidol (A1, A2, dstnya).
 Setelah pekerjaan selesai kemudian rendam tabung lagi pada posisi yang sama
untuk sampling padahari ke-3. Ingat catat waktu awal pemasangan dan waktu
pengangkatan alat.
 Catat berat sedimen yang terendap pada saat basah dan juga kering.

6
2.3.2 Metode Pengukuran Arah danKecepatan Arus

Teknik pengukuran arus laut secara langsung di perairan terbagi dalam dua
kategori yaitu metode Langrangian dan metode Eulerian (Davids, 1972). Pada
penelitian ini, pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan metode Euler.
Metode Euler yaitu metode pengukuran arus pada lokasi yang tetap pada selang
waktu tertentu dimana pengamat tetap di posisisnya dan mengamati partikel air laut
yang bergerak melalui pergerakan drifting material sepanjang jarak terbatas.

Langkah kerja Pengukuran arus sebagai berikut :

Pola arus diukur pada tiap area (A, B, C, D, E dan F), jadi ada 6 titik arah dan
kecepatan arus untuk setiap periode air bergerak pasang hingga pasang tertinggi dan
periode air bergerak surut hingga surut terendah. Proses pengukuran ini dilakukan
selama 3 harihari.

Proses pengukuran sebagai berikut :.

1. Saat Air bergerak pasang hingga pasang (perikasa table pasut agar waktunya tepat).

 Siapkan bola plastic sedang diberikan ikatan pemberat (agar tidak terbawa
angin) dan pada tiap bola diikat tali sepanjang 20 m.
 Berdiri pada area A3 (catat posisi pakai GPS dan waktu awal), pegang ujung
tali lalu lepaskan bola, amati pergerakan bola (foto arah gerakan bola)
kemudian catat posisi GPS dan waktu akhir saat tali 20 m itu meregang (bola
berhenti). Setelah itu ulangi pengukuran lagi dengan cara yang sama di lokasi
itu. Selanjutnya pidah ke lokasi B3.
 Pada lokasi B3buat perlakuan seperti pada A3, setelah selesai pindah ke C3
dan seterusnya pindahke D3, dan seterusnya hingga F3.

2. Saat Air bergerak surut hingga surut (periksa tabel pasut agar waktunya tepat).

7
 Buat perlakuan seperti pada periode pasang di atas, catat waktu awal dan
waktu akhirnya serta posisi awal dan poisisi akhir bola.
 Catat waktu dan posisi arah bola berhenti saat tali terenggang.

2.4 Analisa Sampel

a. Analisis berat sedimen endapan

Setelah selesai sampling kemudian sampel dianalisis di laboratorium dengan carasbb:

 Siapkan corong sedang, sampel sedimenen dapan dalam botol, botol aqua
kosong sedang dankertas filter 18 lembar kecil diameter 5 – 10 cm.
(Kertas filter dapat dibeli di toko natsepa atau toko alat – alat kesehatan
dalam bentuk lembaran besar 1 m, juga ada yang paket di dos bentuknya
bundar dengan diameter 5-10 cm). untuk filter yang masih dalam bentuk
lembaran harus digunting bundar agar menempati corong dengan baik.
 Letakan kertas filter dalam corong dan tempatkan corong bersama filter
itu di mulutbotol aqua kosong. Kemudian saring air dan sedimen dalam
botol sampel A1 kedalam corong bersaam filter tadi, kocok air dalam
botol A1 itu agar semua endapan keluar bersama air ke filter. Biarkan
sampai semua air benar tersaring. Kemudian angkat kertas filter, lipat dan
simpan dalam kantong plastic. (beri label kertas filter S A1)
 Kerjakan dengan cara yang sama untuk semua sampel A2 hingga F3.
 Setelah semua sampel tersaring timbang berat basah kertas saring +
sedimen A1 hingga F3. Catat berat tiap sampel.
 Selanjutnya keringkan kertas filter + sedimen A1 hingga F3 selama 1 jam
dalam open padasuhu 100oC, setelah kering timbang berat kering tiap
kertas saring + sedimen A1 hingga F3 itu. Catat semua hasil timbangan.

8
b. Penentuan Pola Transpor Sedimen

Untuk menetukan pola transport sedimen dilakukan dengan menggunakan


bantuan alat Kompas untuk mengetahui arah pergerakan arus. Cara kerjanya adalah
sebagai berikut :

1. Menyiapkana lat. Bola pelambung dilengkapi dengan tali sepanjang 20 m,


Meletakan bola pelampungdan yang telah diikat dengan tali dan pemberat
pada permukaan perairan kemudian mulai menyalakan stopwatch
2. Berdiri pada titik pengamatan ( titik kuadran A3, B3, C3 , D3, E3, dan F3)
Perhatikan pergerakan arah bola yang terbawa arus.
3. Setelah tali yang diikatkan pada bola tegak lurus (mulai renggang) kemudian
mematikan stpwatch dan mencatat waktu
4. Kemudian menentukan arah pergerakan arus menggunakan kompas
5. Catat hasil yang didapat per tiap transek.
6. Lakukan hal yang sama pada hari berikutnya.

c. PenentuanVolume EndapandanLajuDeposisiSedimen

Volume endapan sedimen dihitung menggunakan data tinggi endapan sedimen dalam
tabung (h), dan luas alas tabung (La), dengan formula:

𝑽𝒔 = 𝝅𝒓𝟐 𝐱 𝐡

Dimana :

𝝅𝒓𝟐 adalahluas alastabung, dimana π = 3,14 dan r = jari – jari tabung = 0,5 x
Diamater tabung. Laju endapan sedimen di setiap lokasi sampling diketahui
berdasarkan data lama perendaman sediment plumb 24 jam (2x pasangdan 2x
surut),tinggi sedimen dalam tabung dan luas alas tabung. Laju endapan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

9
a. Volume endapansedimen

Volume endapan sedimen selama waktu perendaman dihitung menggunakan data


luas alas tabung (𝜋𝑟 2 ) dan tinggi endapan sedimen (h), dengan formula:

𝑽𝒔 (𝒄𝒎𝟑 ) = 𝝅𝒓𝟐 𝐱 𝐡

Dimana :

Vs = Volume endapan sedimen dalam tabung


𝝅𝒓𝟐 = Luas alas tabung (m2), dimana π = 3,14dan r = jari – jari tabung (cm) = 0,5 x
Diamater tabung (D, cm), danh= tinggi sedimen endapan dalam tabung.
.

b. Laju endapan volume sedimen

Laju endapan sedimen dihitung menggunakan formula berikut :

𝑽𝒔 𝝅𝒓𝟐 𝐱 𝐡
𝑳𝒗 = =
𝒕 𝒕

Dimana :

Lv = Laju endapan volume sedimen (gr/cm3/hari)


Vs = Volume endapan sedimen dalam tabung
𝝅𝒓𝟐 =luas alas tabung (m2), dimana π = 3,14dan r = jari –jari tabung (cm) = 0,5 x
Diamater tabung (D, cm), dan t (hari) = lama perendaman tabung yang berpotensi
terisi sedimen endapan selama air pasang hingga air surut.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Perhitungan Berat Endapan Sedimen

Berdasarkan hasil pengukuran, terlihat bahwa sedimen yang terendap selama

masa perendaman tabung memiliki nilai berat yang bervariasi baik sedimen basah

10
maupun sedimen kering. Secara keseluruhan, sedimen endapan basah yang tinggi

terjadi pada hari ke-1 dengan total berat sedimen basah dan keringnya masing masing

4640.3 gram dan 2459.25 gram. Endapan terendah terjadi pada hari ke 3 dengan nilai

total endapan sedimen kondisi basah adalah 3998.3 gram (berat kering 1999.5 gram).

Tabel 1. Berat endapan sedimen basah dan kering di lokasi penelitian selama

sampling.

Hari ke 1 Hari ke 2 Hari Ke 3


Transek Berat (g) Berat (g) Berat (g) Berat (g) Berat (g) Berat (g)
Basah Kering Basah Kering Basah Karing
A1 276 131 271 135.7 269.8 134.9
A A2 264.9 124.9 274.9 111.4 150 75
A3 301.7 141.7 311.7 122 266.2 133.1
B1 285.2 135.2 295.2 201.9 332.2 166.1
B B2 408.8 278.8 403.8 273.8 594 297
B3 445.4 315.4 435.4 305.4 47.8 23.9
C1 399.2 269.2 374 242 328.6 164.3
C C2 282 152 277 147 354 177
C3 251.1 121.1 246.1 116 20.2 10.1
D1 195 65 205 75 138.8 69.4
D D2 233.1 103.1 233 103.1 141.6 70.8
D3 187.9 66.9 172.2 86.1 134.8 67.4
E1 117.5 58.75 221.9 110.95 293 146.5
E E2 202.5 101.2 179.8 89.9 248.5 124.25
E3 228.9 114.45 161 80.5 211.2 105.6
F1 210 105 149.8 74.9 204 102
F F2 164.8 82.4 129.2 64.6 133.9 66.95
F3 186.3 93.15 119.8 59.9 129.7 64.85

Berdasarkan hasil analisa sampel sedimen terdeposit pada hari ke – 1 Nilai


endapan basah tertinggi pada transek B (B1,B2,B3) dengan nilai rata – rata 729.4
gram dan keringnya adalah 729.4 gram dan basah terendah pada transek F (F1,F2,F3)
Nilai endapan adalah 561.1 gram keringnya 280.55 gram. Yang kemudian dapat

11
dilihat pada gambar pola variasi deposisi yang menunjukan tinggi dan rendahnya
berat endapan sedimen (Gambar 4.1).

800

700
Berat (g) Basah - T1
600
Berat Endapan (gram)

500 Berat (g) Kering -T1

400

300

200

100

0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi

Gambar 3. Variasi Berat Endapan Sedimen di Lokasi Penelitian sekitar Area


Reklamasi Gedung Siloam sampai Galala pada Hari I (Tanggal 6 Juni 2018).

Sedimen yang terendap ( deposisi ) tinggi atau banyak pada hari ke - 2 berada

pada transek B (B1,B2,B3) dengan total nilai kisaran rata – rata 1134.4gram (g) basah

dan kering 781.1 gram (g) dan transek F ( F1,F2,F3) dengan total nilai rata – rata

basah 398.8 gram keringnya adalah 199.4 gram (g). Sedangkan yang rendah di

transek E1. Selain itu dapat dilihat pada gambar pola variasi deposisi yang

menunjukan tinggi dan rendahnya berat endapan sedimen (Gambar 4.3)

12
800

700
Berat (g) Basah - T1

Berat Endapan (gram)


600
Berat (g) Kering - T1
500

400

300

200

100

0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi

Gambar 4. Variasi Berat Endapan Sedimen di Lokasi Penelitian sekitar Area


Reklamasi pada Hari II (Tanggal 7 Juni 2018).

Sedangkan sedimen terdeposi ( terendap ) pada hari ke – 3 ini nilai sedeimen

tedeposit tertinggi ada pada transek E (E1,E2,E3) denga nilai 752.7 gram basah dan

keringnya 376.35 gram. Dan sedimen terdeposit rendah pada hari ke – 3 ini ada pada

transek D (D1,D2,D3) dengan nilai basah 415.2 gram dan kering 207.6 gram.

(Gambar 4.3). dan pada hari ke 3 adalah yang paling rendah tingkat terdeposisi

sedimen ( terendap) di bandingkan dengan hari ke 1 dan hari ke 2. Selain itu dapat

dilihat pada gambar pola variasi deposisi yang menunjukan tinggi dan rendahnya

berat endapan sedimen.

13
1000
900
800 Berat (g) Basah - T1
Berat Endapan (gram) 700 Berat (g) Kering - T1
600
500
400
300
200
100
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi

Gambar 5. Variasi Berat Endapan Sedimen di Lokasi Penelitian sekitar Area


Reklamasi pada Hari III (Tanggal 8 Juni 2018).

Karena itu berdasarkan hasil analisa data, proses deposisi Nampak terjadi pada

transek B dan C. Hal ini diakibatkan karena transek B dan C berada pada titik daerah

Endapan yang terhalang oleh gumukan pasir pantai, sehingga air laut yang terbawa

gelombang arus tidak bisa sampai ke titik pecah atau arah darat gelombang karena

terhalang maka sedimen yang terbawa juga berhenti dan terendap di dalam sedimen

plumb yang tertanam. Bukan saja itu transek B juga sangat dekat mulut sungai Wai

Ruhu dan kemungkinan ada masukan material sedimen didalamnya. Sedangkan pada

transek A, arus gelombang sangat kuat karena titik A ini berada dekat ambang tempat

masuk keluarnya air laut tetapi juga jauh dari gumukan pasir sehingga sedimen sulit

terendap.

Berdasarkan hasil endapan sedimen yang diperoleh selama 2 kali pengulangan

tersebut terlihat bahwa lokasi B2, B3 dan C1 merupakan lokasi pusat sedimentasi di

14
sekitar area reklamasi. Area B dan C memiliki massa endapan sedimen terbanyak

sepanjang hari dibanding dengan lokasi A, E, D dan F (Gambar 4.3). sehingga dapat

di lihat perbedaan massa deposisi sedimen yang tertahan dengan sedimen plumb yang

di pasang. Berikut juga pada kawasan ini merupakan proses deposisi material pasir -

lempung cukup intensif dan membentuk ambang pasir ( gunung pasir/ gumukan pasir

) sepanjang kawasan rataan pasut.

900

800
Berat (g) Total Sedimen T1
Berat Endapan Total (Gram)

700 Berat (g) Total Sedimen T2


600 Berat (g) Total Sedimen T3

500

400

300

200

100

0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
Posisi Lokasi

Gambar 6.Perbandingan Deposisi massa Sedimen di Lokasi Penelitian sekitar


Area Reklamasi RS. Siloam Sampai Galala Perahu pada Hari I-II-III
(Tanggal 6-8 Juni 2018).

Berdasarkan jumlah endapan itu ada indikasi bawah pada lokasi A, D, E dan F

cenderung terjadi penambahan sedimen, sementara pada lokasi B1, B2, B3 dan C1

terjadi penurunan massa endapan. Pada perbandingan massa sedimen terdeposit

tertinggi ada pada hari ke – 1 dan terendah pada hari ke – 3. Hal ini juga dapat di

15
pengaruhi oleh faktor alam seperti cuaca, hujan, angin, arus dan juga gelombang yang

dapat mempengaruhi pergerakan arus yang mengakibatkan terjadi transport sedimen

dan pada akhirnya terjadi deposisi ( terendap) pada lokasi ini.

Berdasarkan hasil perbandingan berat Sedimen yang terdeposisi, maka dapat di

jelaskan bahwa laju deposisi berat total selama perendaman per jam pada daerah

tersebut dapat dihitung luas alas tabung per berat sedimen yang terendap di bagi jam

perendaman. Dan dapat dikatakan bahwa pada hari ke 3 yang paling tinggi di transek

B2. Kemudian pada hari ke 2 yang paling tinggi pada transek B3, dan pada hari ke 1

yang paling tinggi adalah B2.

3.2 Tinggi Endapan dan Tebal Endapan

Berdasarkan data yang diperoleh, sedimen yang terendap pada 18 titik stasiun

maka hasil yang diperoleh selain berat dan juga volume sedimen, tinggi dan tebal

sedimen pun dapat dihitung dengan luas alas dikali dengan tinggi sedimen yang

diukur saat tabung di angkat. Sedimen yang terendap kemudian diukur tingginya dan

kemudian di convert untuk mengetahui ketebalan sedimen yang masuk ke dalam

tabung per jam/gram.dapat dilihat pada table 4.3.

Tebal sedimen merupakan hasil partikel – partikel kecil sedimen per butiran

mm (milimeter) yang masuk setiap kali mengalami perpindahan sepanjang hari

hingga 24 jam saat tabung terendam. Hasil tinggi kemudian diukur dengan

menggunkan mistar dan kemudian dianalisa untuk memperoleh ketebalannya.

16
Table. 2. Tinggi dan Tebal Endapan Sedimen

Tinggi Endapan/Hari Tebal Endapan (gram/Jam)


transek Tebal Tebal Tebal
H1 H2 H3 T1 T2 31
A1 9.4 8.8 9 0.39 0.37 0.38
A2 9.1 9.3 7.1 0.38 0.39 0.30
A3 11.3 12.1 8.9 0.47 0.50 0.37
B1 9.7 10.3 12 0.40 0.43 0.50
B2 12.9 12.5 14.6 0.54 0.52 0.61
B3 13.7 13.3 4.9 0.57 0.55 0.20
C1 12.8 12.1 11.7 0.53 0.50 0.49
C2 9.9 9.2 11.9 0.41 0.38 0.50
C3 8.9 8.5 8.3 0.37 0.35 0.35
D1 7.9 8.4 7.6 0.33 0.35 0.32
D2 8.8 8.9 6.6 0.37 0.37 0.28
D3 7.8 7.5 8.4 0.33 0.31 0.35
E1 5.7 8.5 10.1 0.24 0.35 0.42
E2 8.1 7.3 8.6 0.34 0.30 0.36
E3 8.6 7.1 8.5 0.36 0.30 0.35
F1 8.3 6.4 8.4 0.35 0.27 0.35
F2 7.3 7.9 8 0.30 0.33 0.33
F3 7.7 5.2 7.9 0.32 0.22 0.33

3.3. Perhitungan Volume Laju Endapan (deposisi) Sedimen

Besarnya volume angkutan sedimen terutama tergantung dari kecepatan

aliran, dan juga tergantung oleh musim dan aktivitas manuasia. Akibat perubahan

volume endapan sedimen adalah terjadinya pengerusan di beberapa tempat (titik)

serta pengendapan di tempat lain yang kemudian terbawa oleh air (arus) yang

17
mengakibatkan terjadinya penambahan debit sedimen. Berdasarkan data pada Tabel

4.1 dapat diestimasi laju endapan volume sedimen di setiap lokasi sampling.

Diketahui lama perendaman sediment plumb 24 jam, Luas alas tabung = 3,13 * 3,5 *

3,5 cm2 = 38,5 cm2. Jika diasumsikan waktu perendaman optimum 12 jam terjadi

proses transpor sedimen akibat pergerakan arus dan gelombang pada lokasi sampling,

maka nilai laju deposisi sedimen di lokasi sampling bervariasi antar lokasi. Pada

Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 ditunjukkan nilai laju endapan volume sedimen

berdasarkan data tinggi sedimen endapan (h) dalam tabung dan luas alas tabung.

1800
Volume Endapan Sedimen (cm^3/jam)

1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3 F1 F2 F3
H3 346. 273. 342. 461. 561. 188. 450. 457. 319. 292. 253. 323. 388. 330. 327. 323. 307. 303.
H2 338. 357. 465. 396. 480. 511. 465. 353. 327. 323. 342. 288. 327. 280. 273. 246. 303. 200.
H1 361. 350. 434. 373. 496. 527. 492. 380. 342. 303. 338. 300. 219. 311. 330. 319. 280. 296.

Gambar 7. Volume Endapan Sedimen (cm3) selama masa perendaman tabung pada
lokasi Penelitian. Ket : T1 Hari 1, T2 hari 2, dan T3 hari 3

Volume endapan sedimen dalam tabung = π*r2*h dimana π = 3,14 dan r


adalah hari jari tabung = 3,5 cm. Nilai h adalah tinggi sedimen endapan dalam
tabung. Berdasarkan formula tersebut diperoleh nilai volume sedimen endapan dalam

18
tabung di lokasi sampling berkisar dari 188.5 cm3 – 527.0 cm3. Volume endapan
Sedimen tertinggi ditemukan pada lokasi B3 hari ke 1. Nilai Laju rata – rata volume
endapan sedimen selama sampling hari 1 (T1) berkisar dari 219.3 – 527.0 cm3/jam,
pada hari 2 (T2) berkisar dari 200.0 –511.6 cm3/jam dan pada hari 3 (T3) berkisar
dari 188.5 – 561.6 cm3/jam. Sehingga keseluruhan atau rata – rata volume endapan
sedimen pada tabung adalah 1055.0 cm3/jam

Laju deposisi sedimen dilokasi tersebut sangat bervariasi nilainya. Laju

deposisi sedimen yang paling cepat dan tinggi hari pertama dengan tinggkat volume

hasil endapan per jam dengan nilai laju endapannya 31,0 cm3 / jam pada transek B3.

Pada hari ke dua nilai laju endapannya adalah 30.1 cm3 / jam pada transek B3 dan

pada hari ke tiga nilai laju endapannya adalah 33.0 cm3 / jam pada transek B2.

Tabel 3. Laju deposisi sedimen di lokasi penelitian selama sampling

Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3


Transek Lokasi Laju Deposisi Volume Laju Deposisi Volume Laju Deposisi Volume
T1 (cm3/Jam) T2 (cm3/Jam) T3 (cm3/Jam)
A1 15.1 14.1 14.4
A A2 14.6 14.9 11.4
A3 18.1 19.4 14.3
B1 21.9 23.3 27.2
B B2 29.2 28.3 33.0
B3 31.0 30.1 11.1
C1 29.0 27.4 26.5
C C2 22.4 20.8 26.9
C3 20.1 19.2 18.8
D1 12.7 13.5 12.2
D D2 14.1 14.3 10.6
D3 12.5 12.0 13.5
E1 9.1 13.6 16.2
E E2 13.0 11.7 13.8
E3 13.8 11.4 13.6
F1 13.3 10.3 13.5
F F2 11.7 12.7 12.8
F3 12.3 8.3 12.7

19
Laju endapan sedimen dipengaruhi oleh pergerakan arus dan gelombang pada

suatu perairan yang disebabkan karena faktor angin. Proses ini mengakibatkan

pergerakan muka air laut sehingga terjadi perpindahan sedimen dari satu tempat ke

tempat lain. Jika pergerakan arus dan gelombang kuat maka proses perpindahan

sedimen saat air pasang akan semakin cepat dan sebaliknya. Sehingga dapat

diketahui jumlah sedimen terdeposisi dan laju transportnya. Secara keseluruhan

berdasarkan hasil penelitian ini ditegaskan bahwa pantai Hative Kecil sedang

mengalami akresi. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan garis pantai menuju

laut yang di akibatkan oleh proses sedimentasi dari daratan atau juga dari sungai

menuju arah laut. Penyebab utama sumbangan sedimen penyebab akresi di sepanjang

pantai Hative Kecil dan Galala ini adalah limpasan sedimen dari sungai Wai Ruhu

dalam jumlah besar pada saat hujan kemudian mengendap di daerah pasang surut.

Selain itu juga pedangkalan akibat Reklamasi yang terjadi hampir di sepanjang pantai

sehingga membentuk delta atau tanah timbul. Adanya pengaruh gelombang dan arus

sepanjang pantai secara bersama mendistribusikan sedimen sepanjang pantai Hative

Kecil dan Galala.

Konsep akresi ataupun erosi akibat gelombang dikembangkan untuk

menghitung pergerakan pasir yang terdeposisi pada delta sepanjang pantai melalui

aliran yang berlangsung secara cepat.

20
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan sedimen yang terendap ( deposisi ) jumlah total atau
banyak sedimen yang terdeposisi pada hari ke-1 jumlah total berat basah
adalah4606.3 gr dan sedimen kering yang telah di panggang di oven 1000 C adalah
2459.59 gram. sedangkan untuk hari ke – 2 jumlah total sedimen basah yang
terdeposisi sediment plumb yang di tanam adalah 4406.8gr, dan untuk sedimen
kering hari ke – 2 adalah 2400.15 gram dan pada hari ke 3 sedimen basah 3998.3
gram sedangkan kering 1999.15 gram. Bukan saja itu berdasarkan hasil pengukuran
berat maka dapat ditunjukan Laju endapan sedimen selama sampling hari. Laju
deposisi sedimen dilokasi tersebut sangat bervariasi nilainya. Laju deposisi sedimen
yang paling cepat dan tinggi hari pertama dengan tinggkat volume hasil endapan per
jam dengan nilai laju endapannya 31,0 cm3 / jam pada transek B3. Pada hari ke dua
nilai laju endapannya adalah 30.1 cm3 / jam pada transek B3 dan pada hari ke tiga
nilai laju endapannya adalah 33.0 cm3 / jam pada transek B2.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan penulis adalah jika ingin melakukan
penelitian mengenai endapan sedimen ini harus dilakukan dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Dan juga dapat melakukan penelitian di tempat yang lain yang sedang
terjadi reklamasi untuk dapat membandingkan tinggkat endapan sedimen pada suatu
perairan pantai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asdak C, 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
Univesity: Yogyakarta
Azhar, K.A.,Dan H. Surbakti., 2012. Distribusi Sedimen Dasar di Perairan Pesisir
Banyuasin, Sumatera Selatan. Maspari Journal, 2012, 4(1), 33-39.

Berhitu P (2003) , Studi Analisa Proses Sedimentasi Pantai Teluk Ambon , Program
Pasca Sarjana Kelutan ITS Surabaya
Dean R.G and Dalrymple R.A (1984), Water Wave Mechanics For Engineer and
Scientistd, Prentice Hall Inc USA
Dyer, K.D., 1986. Coastal and Estuarine Sediment Dynamic. John wiley and Sons.
Chichester U.K.
Friedman, G. M. and Sanders, J. E., 1978, Principles of sedimentology: New York-
Chichester-Brisbane-Toronto, John Wiley and Sons, 792 p.

Komar, P.D (1976), Beach Process and Sedimentation, School Of Oceanography,


Oregon State University, Prentice Hall Inc, England Clifs, New Jersey.
Pettijohn, F.J., 1975, Sedimentary Rocks, 3rd ed., Harper&Row Publishing Co., New
York, 628h.
Paolo, Cinat. (2012). Sediment Transport Moddels For Shallow Water Equations
Pisa: University Degli Studi di Pisa.
Rifardi, Ekologi Sediment Laut Modern, Pekanbaru,.2012
Selley, R.C., 1988. Applied Sedimentology. Academic Press , San Diego
Souisa, M S., Fisika Kelautan , Jurusan Fisika ., Universitas Pattimura, Ambon.
Triatmodjo B (1999), Teknik Pantai, Beta Offset, Universitas Gaja Mada, Jogjakata

22

You might also like