You are on page 1of 14

1.

Coba tulis ayat Al-Qur’an surat An-Nisa tentang mewaris/faroiah ayat ke 7-11 (tiap ayat
ditulis dengan tangan sendiri dan terjemahkan).
2. Beberapa hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum harta waris dibagikan? (termasuk
wasiat, utang biaya pengurusan jenazah dan zakatnya).
3. Sebutkan kapan warisan dapat dibagikan menurut Q.S. An-Nisa ayat 11?
4. Jelaskan perbedaan antara ashabah binafsihi, ashabah bighoirihi, dan ashabah ma’al
ghoirihi! Sebutkan contohnya!
5. Kemukakan 4 macam sebab seorang berhak memperoleh harta warisan.
6. Sebutkan 3 orang ahli waris laki – laki yang harus memperoleh bagian warisan karena tidak
terhalang oleh ahli waris!
7. Apa yang dimaksud dengan ahli waris zawil farud? Jelaskan lengkapi dengan contohnya!
8. Apa yang dimaksud dengan ahli waris asabah? Jelaskan lengkapi dengan contohnya!
9. Apa yang dimaksud dengan ahli waris hijab ? Dan jelaskan!
10. Jelaskan dan berikan contohnya dari hajib nuqsan!
11. Jelaskan dan berikan contohnya dari hajib hirman!.
12. Seorang pewaris (istri) meninggalkan harta warisan berupa perhiasan emas seberat 300g
(tinggal dibagikan kepada ahli waris) ahli warisnya teridiri dari suami, ibu dan bapak,
berapakah bagian masing – masing ahli waris? Hitunglah untuk masing – masing bagiannya,
lihat rumusnya.
13. Ahli waris terdiri dari suami, ibu, seorang saudara perempuan sekandung dan seorang
perempuan sebapak. Berapa masing – masing bagian ahli waris tersebut jika harta warisan
semuanya berjumlah Rp. 6.000.000 hitunglah untuk masing – masing bagiannya.
14. Indonesia memiliki beberapa hukum waris kemukakan hukum waris menurut adat
Indonesia.
15. Langkah apa saja yang harus diperhatikan sebelum menghitung pembagian waris? (harta
sebelum diwaris).
16. Coba kemukakan dasar perundangan pembagian waris di Indonesia.
17. Mengapa salah satu hikmah pembagian warisan secara islam itu dapat menghilangkan antar
kelompok kaya dan kelompok miskin?
18. Jelaskan isi pasal 185 kompilasi hukum islam buku II hokum pewarisan di Indonesia.
19. Berapa jumlah bab dan pasal UU waris 07 tahun 1989, dan sebutkan secara garis besarnya isi
dari pasal – pasal tersebut.
20. Sebutkan menurut para ahli alur dan teori masuknya islam ke Indonesia.
21. Sebutkan factor – factor yang mempengaruhi islam berkembang di Indonesia.
22. Jelaskan sejarah perkembangan islam pada masa penjajahan Belanda dan meliputi kerajaan
apa saja.
23. Tuliskan 5 kerajaan islam sebagai pusat kerajaan islam di Indonesia.
24. Tuliskan 5 organisasi islam yang dijadikan media untuk menyebarkan islam di Indonesia.
25. Coba jelaskan isi dari beberapa pasal atau kandungan pasal – pasal tersebut antara lain:
a. Pasal 176, 177, 178, 179
b. Pasal 180, 181, 182, 183
26. Sebutkan secara garis besarnya peranan peradilan agama dalam warisan (sebutkan isi buku
no 7 tahun 1989 tentang apa? Bagaimana tanggapanmu?)
27. Tulis ahli waris dari pihak laki-laki yang mendapat warisan dan orang yang meninggal dunia!
(sebanyak 25 orang) dan coba sebutkan ahli waris dan golongan wanita yang 10 orang itu
siapa saja.
28. Coba kamu ceritakan masuknya islam ke Indonesia atau ke nusantara, menurut 3 orang ahli
atau 3 orang pendapat ulama.
29. Sebutkan factor yang mempengaruhi kemunduran peradaban islam.
30. Sebutkan factor yang mempengaruhi terjadinya kemajuan peradaban islam.
31. Tuliskan 5 nama tokoh dengan gagasannya dari 5 negara yang penduduk muslimnya tersebar
di dunia.
32. Coba kamu ceritakan strategi dakwah islam di Indonesia (kegiatan yang dilakukan oleh para
mubaligh yang membawa misi islam di dalamnya).
33. Coba sebutkan gerakan pembaharuan islam di Indonesia baik dalam gerakan pendidikan,
social, dan politik.
34. Coba sebutkan ide pembaharuan pendidikan islam menurut Muhammad Abduh.
35. Sebutkan factor yang melatar belakangi bangkitnya umat islam pada abad ke-20. 21 atau
abad sekarang.
1. Qs An-nisa ayat 7-11

Artinya : “ Bagi anak laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua
orangtua dan kerabatnya. Dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan kedua orang tua dan kerabat nya baik sedikit/banyak menurut bagian yang
telah ditetapkan.” {7}

Artinya : “Dan apabila sewaktu pembagiam itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim
dan orang-orang miskin maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang baik.”{8}

Artinya:” Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraannya).oleh sebab itu hendaklahmereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka berbicara demgan tutur kata yang benar.”{9}

Artinya:”sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim,


sebenar nya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka termasuk kedalam api
yang menyala-nyala (neraka).”{10}

Artinya;”Allah mensyariatkan kepadamu tentang pembagian warisan untuk anak-anak


mu yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian 2 orang anak sekalian dan jika
anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari 2, maka bagian mereka 2/3 dari
harta yang ditinggalkan. Jike orang itu sendiri saja maka dia memperoleh ½. Dan untuk
kedua orang tua bagiannya 1/6.jika dia(yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang
meninggal ) dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya saja maka ibunya mendapat 1/3.
Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa sodara maka ibunya mendapat 1/6
(Pembagian pembagian di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang di buatnya/(dan setelah
di bayar) utang nya. (tentang) orang tuamu dan anak anak mu kamu tidak mengetahui
siapa dia antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan
allah. Sungguh, allah maha mengetahui, dan bijaksana.
2. Sebelum harta dibagikan kepada ahli waris, maka harus dilakukan hal – hal sebgai
berikut
a. Diambil untuk biaya perawatan mayat sewaktu sakit. Misalnya biaya pengobatan,
biaya rumah sakit, dan sebagainya.
b. Diambil untuk biaya pengurusan mayat. Misalnya kain kafan, papan, dan lain-
lainnya.
c. Diambil untuk zakat, sekiranya harta tersebut belum dizakati.
d. Diambil untuk membayar utang, nadzar, sewa, dan lain-lain.
e. Diambil untuk wasiat apabila ada, dengan catatan tidak lebih dari 1/3 dari harta.
Setelah hak tersebut diselesaikan barulah harta peninggalan si mayat dibagikan.
Bagian ahli waris yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an disebut dengan
"Furudul Muqaddarah", yaitu 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8, 2/3, dan sisa (ashabah).
3. Allah mewsiatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika
anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo
harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat
sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia
buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfa`atnya
bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah.
4. A. Ashabah Binafsihi yaitu ahli waris yang menerima sisa harta warisan dengan
sendirinya, tanpa disebabkan orang lain. Ahli waris yang masuk dalam kategori ashabah
binafsihi yaitu:
a. Anak laki – laki
b. Cucu laki – laki
c. Ayah
d. Kakek
e. Saudara kandung laki – laki
f. Saudara seayah laki – laki
g. Anak laki – laki saudara laki – laki kandung
h. Anak laki – laki saudara seayah
i. Paman kandung
j. Paman seayah
k. Anak laki – laki paman kandung
l. Anak laki – laki paman seayah
m. Laki – laki yang memerdekakan budak
Contohnya Jika ahli waris yang ditinggalkan terdiri dari anak laki-laki dan anak
perempuan, maka mereka mengambil semua harta ataupun semua sisa.
B. Ashabah Bilghair yaitu anak perempuan, cucu perempuan, saudara perempuan
seayah, yang menjadi ashabah jika bersama saudara laki-laki mereka masing-masing (
‘Ashabah dengan sebab terbawa oleh laki-laki yang setingkat ).
a. Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi ‘ashabah.
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki, juga dapat menarik saudaranya yang
perempuan menjadi ‘ashabah.
c. Saudara laki-laki sekandung, juga dapat menarik saudaranya yang perempuan
menjadi ‘ashabah.
d. Saudara laki-laki sebapak, juga dapat menarik saudaranya yang perempuan
menjadi ‘ashabah.
Ketentuan pembagian harta waris dalam ashabah bil ghair, “bagian pihak laki-laki (anak,
cucu, saudara laki-laki) dua kali lipat bagian pihak perempuan (anak, cucu, saudara
perempuan)”
C. Ashabah Ma’algha’ir (‘ashabah bersama orang lain) yaitu ahli waris perempuan yang
menjadi ashabah dengan adanya ahli waris perempuan lain. Mereka adalah : a) Saudara
perempuan sekandung menjadi ashabah bersama dengan anak perempuan (seorang
atau lebih) atau cucu perempuan dari anak laki laki. b) Saudara perempuan seayah
menjadi ashabah jika bersama anak perempuan atau cucu perempuan (seorang atau
lebih) dari anak laki-laki.
5. a) Nasab atau Kekerabatan.
Orang yang bisa mendapatkan warisan dengan sebab nasab atau kekerabatan
adalah kedua orang tua dan orang-orang yang merupakan turunan keduanya seperti
saudara laki-laki atau perempuan serta anak-anak dari para saudara tersebut baik
sekandung maupun seayah.
Termasuk juga anak-anak dan orang-orang turunannya, seperti anak-anak laki-laki
dan perempuan serta anak dari anak laki-laki (cucu dari anak laki-laki) baik laki-laki
maupun perempuan.
b) Pernikahan yang terjadi dengan akad yang sah.
Meskipun belum terjadi persetubuhan di antara pasangan suami istri namun dengan
adanya ikatan perkawinan yang sah maka keduanya bisa saling mewarisi satu sama lain.
Bila suami meninggal istri bisa mewarisi harta yang ditinggalkannya, dan bila istri yang
meninggal maka suami bisa mewarisi harta peninggalannya.
Termasuk bisa saling mewarisi karena hubungan pernikahan adalah bila pasangan
suami istri bercerai dengan talak raj’i kemudian salah satunya meninggal dunia maka
pasangannya bisa mewarisi selama masih dalam masa idah talak raj’i tersebut (lihat Dr.
Musthafa Al-Khin, al-Fiqhul Manhaji, Damaskus: Darul Qalam, 2013, jil. II, hal. 276).
Sedangkan pasangan suami istri yang menikah dengan pernikahan yang fasid (rusak),
seperti pernikahan tanpa adanya wali atau dua orang saksi, keduanya tidak bisa saling
mewarisi. Demikian pula pasangan suami istri yang menikah dengan nikah mut’ah.
c) Memerdekakan budak.
Seorang tuan yang memerdekakan budaknya bila kelak sang budak meninggal dunia
maka sang tuan bisa nemerima warisan dari harta yang ditinggal oleh sang budak yang
telah dimerdekakan tersebut. Namun sebaliknya, seorang budak yang telah
dimerdekakan tidak bisa menerima warisan dari tuan yang telah memerdekakaknnya.
d) Islam.
Seorang muslim yang meninggal dunia namun tak memiliki ahli waris yang memiliki
sebab-sebab di atas untuk bisa mewarisinya maka harta tinggalannya diserahkan
kepada baitul maal untuk dikelola untuk kemaslahatan umat Islam.
Orang yang tak memiliki salah satu dari ketiga sebab di atas ia tak memiliki hak
untuk menerima warisan dari orang yang meninggal. Wallahu a’lam. (Yazid Muttaqin)
6. Ayah (Bapak, Suami dan anak laki-laki)
7. Ahli waris dzawil furudh ialah ahli waris yang perolehan bagian hartanya telah
dutentukan oleh syara'. Adapun bagian-bagian dari ahli waris dzawil furudh adalah sebagai
berikut :
Yang mendapat bagian setengah (1/2)
Anak perempuan tunggal, jika tidak ada anak dan cucu laki-laki.Cucu perempuan tunggal
dari anak laki-laki, jika tidak ada anak dan cucu laki-laki.Saudara perempuan sekandung, jika
tidak ada anak.Saudara perempuan tunggal sebapak, jika tidak ada anak.Suami, jika tidak
ada anak atau cucu.Yang mendapat bagian sepertiga (1/3)
Ibu, jika yang meninggal tidak mempunyai anak atau saudara perempaun.Dua orang
saudara perempuan/lebih, jika yang meninggal tidak punya anak atau orang tua.Yang
mendapat bagian seperempat (1/4)
Suami, jika ada anak atau cucu.Istri, jika tidak ada anak atau cucu.Yang mendapat bagian
seperenam (1/6)
Ibu, jika bersama anak/cucu dari anak laki-laki.Ayah, jika bersama anak/cucu.Kakek, jika
bersama anak/cucu sedangkan ayahnya tidak ada.Nenek, jika tidak ada ibu.Saudara seibu,
jika tidak ada anak.Yang mendapat bagian seperdelapan (1/8)
Istri, jika ada anak atau cucu.Yang mendapat bagian dua pertiga (2/3)Dua anak
perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki.Dua cucu perempuan atau lebih dari
anak laki-laki jika tidak ada anak perempuan.Dua saudara perempuan sekandung/lebih, jika
tidak ada anak dan saudara laki-laki.Dua saudara perempuan sebapak/lebih jika tidak ada
anak dan saudara laki-laki.
8. Menurut bahasa ashabah adalah bentuk jamak dari ”ashib” yang artinya mengikat,
menguatkan hubungan kerabat/nasab. Menurut syara’ ’ashabah adalah ahli waris yang
bagiannya tidak ditetapkan tetapi bisa mendapat semua harta atau sisa harta setelah harta
dibagi kepada ahli waris dzawil furudh.
9. Penghalang ahli waris yang semestinya mendapat bagian menjadi mendapat bagian atau
menerima warisan tetapi jumlahnya berkurang karena ada ahli waris yang lebih dekat
pertalian kerabatnya. Contoh : suami mendpaat ½ bila tidak ada anak tapi mendapat ¼ bila
ada anak.
10. Hijab Nuqson (Bagian berkurang). Yaitu penghalang yang menyebabkan berkurangnya
bagian seorang ahli waris, dengan kata lain berkurangnya bagian yang semestinya diterima
oleh seorang ahli waris karena ada ahli waris lain.
Ketentuan tentang hijab nuqsan ini data terlihat secara nyata dalam Al-Quran surah An-
Nisa ayat 11-12. Ahli waris yang menjadi hajib pada hijab Nuqson adalah :
a) Anak laki-laki atau cucu laki-laki
1. Ibu dari 1/3 menjadi 1/6
2. Suami dari ½ menjadi ¼
3. Istri ¼ menjadi 1/8
4. Ayah dari seluruh atau sisa harta menjadi 1/6
5. Kakek dari seluruh atau sisa harta menjadi 1/6
b) Anak perempuan
1. Ibu dari 1/3 menjadi 1/6
2. Suami dari ½ mebjadi ¼
3. Istri ¼ menjadi 1/8
4. Bila anak perempuan hanya satu orang, maka cucu perempuan dari ½ menjadi ¼
c) Cucu perempuan
1. Ibu dari 1/3 menjadi 1/6
2. Suami dari ½ mebjadi ¼
3. Istri ¼ menjadi 1/8
d) Beberpa orang saudara dalam segala bentuknya mengurangi hakm ibu dari 1/3
menjadi 1/6.
e) Saudara perempuan kandung. Dalam kasus ini hanya seorang diri dan tidak bersama
anak atau saudara laki-laki, maka ia mengurangi hak saudara perempuan seayah
dari ½ menjadi 1/6.
11. Hijab Hirman (Tidak mendapatkan). Yaitu terhijabnya seorang ahli waris dalam memperoleh
seluruh bagian lantaran ada ahli waris lain yang lebih dekat. Jadi orang yang termahjub
tidak mendapatkan bagian apapun karena adanya hajib. Pembagianya adalah sebagai
berikut :
1. Kakek, terhalang oleh :
· ayah
2. Nenek dari ibu, terhalang oleh :
· ibu
3. Nenek dari ayah, terhalang oleh :
· ayah
· ibu
4. Cucu laki-laki garis laki-laki terhalang oleh :
· anak laki-laki
5. Cucu perempuan garis laki-laki terhalang oleh :
· anak laki-laki
· anak perempuan dua orang atau lebih
6. Saudara sekandung (laki-laki/perempuan) terhalang oleh :
· anak laki-laki
· cucu laki-laki
· ayah
7. Saudara seayah (laki-laki/perempuan) terhalang oleh :
· anak laki-laki
· cucu laki-laki
· ayah
· saudara sekandung laki-laki
· saudara sekandung perempuan bersama anak/cucu perempuan
8. Saudara seibu (laki-laki/perempuan) terhalang oleh :
· anak laki-laki dan anak perempuan
· cucu laki-laki dan cucu perempuan
· ayah
· kakek
9. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung terhalang oleh :
· anak laki-laki
· cucu laki-laki
· ayah atau kakek
· saudara laki-laki sekandung atau seayah
· saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ‘asabah ma’al ghair
10. Anak laki-laki saudara seayah terhalang oleh :
· anak laki-laki atau cucu laki-laki
· ayah atau kakek
· saudara laki-laki sekandung atau seayah
· anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
· saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ‘asabah ma’al ghair
11. Paman sekandung terhalang oleh :
· anak atau cucu laki-laki
· ayah atau kakek
· saudara laki-laki sekandung atau seayah
· anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima asabah ma’al ghair
12. Paman seayah terhalang oleh :
· anak atau cucu laki-laki
· ayah atau kakek
· saudara laki-laki sekandung atau seayah
· anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima asabah ma’al ghair
· paman sekandung
13. Anak laki-laki paman sekandung terhalang oleh :
· anak atau cucu laki-laki
· ayah atau kakek
· saudara laki-laki sekandung atau seayah
· anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima asabah ma’al ghair
· paman sekandung atau seayah
14. Anak laki-laki paman seayah terhalang oleh :
· anak atau cucu laki-laki
· ayah atau kakek
· saudara laki-laki sekandung atau seayah
· anak laki-laki saudara laki-laki sekandung atau seayah
· saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima asabah ma’al ghair
· paman sekandung atau seayah.
12. -Bagian warisan suami : ½ x 300 gram =150 gram
-Bagian warisan ibu : 1/3 x sisa harta warisan= 1/3 x (300 gram – 150 gram)

= 1/3 x 150 gram = 50 gram.

-Bagian warisan bapak: 2/3 x 150 gram = 100 gram

13. Bagian warisan suami: ½ (3/6) x Rp6.000.000,00 = Rp3.000.000,00


Bagian warisan ibu:1/6 x Rp6.000.000,00 = Rp1.000.000,00
Bagian warisan seorang saudara perempuan sekandung: ½ x Rp6.000.000,00 =
Rp3.000.000,00
Bagian warisan seorang saudara perempuan sebapak: 1/6 x Rp6.000.000,00 =
Rp1.000.000,00
Jmlah seluruhnya = Rp8.000.000,00
Padahal, jumlah harta warisan hanya sebesar Rp6.000.000,00. dari mana menambah
kekurangannya yang Rp2.000.000,00?

Ketentuan setelah menjadi Al-‘Aul

1. Pokok masalah semula adalah 6. Sehingga bagian suami ½ x 6 = 3 Bagian, bagian ibu 1/6
x 6 = 1 bagian, bagian seorang saudara perempuan sekandung ½ x 6 = 3 bagian, bagian
saudara perempuan sebapak 1/6 x 6 = 1 bagian.
2. Pokok masalah setelah menjadi Al-‘Aul = Jumlah dari bagian-bagian ahli waris tersebut
yaitu: 3 + 1 + 3 + 1 = 8.
3. Jadi bagian masing-masing ahli waris tersebut adalah:
o Suami : 3/8 x Rp6.000.000,00 = Rp2.250.000,00
o Ibu : 1/8 x Rp6.000.000,00 = Rp750.000,00
o Seorang saudara perempuan sekandung:3/8 x Rp6.000.000,00 = 2.250.000,00
o Seorang saudara perempuan sebapak:1/8 x RP6.000.000,00 = Rp750.000,00.
14. Hukum waris adat banyak dipengaruhi oleh struktur kemasyarakatan atau kekerabatan. Di
Indonesia hukum waris mengenal beberapa macam sistem pewarisan.
a) Sistem keturunan: sistem ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem patrilineal
yaitu berdasarkan garis keturunan bapak, sistem matrilineal berdasarkan garis
keturunan ibu, dan sistem bilateral yaitu sistem berdasarkan garis keturunan kedua
orang tua.
b) Sistem Individual: berdasarkan sistem ini, setiap ahli waris mendapatkan atau memiliki
harta warisan menurut bagiannya masing-masing. Pada umumnya sistem ini diterapkan
pada masyarakat yang menganut sistem kemasyarakatan bilateral seperti Jawa dan
Batak.
c) Sistem Kolektif: ahli waris menerima harta warisan sebagai satu kesatuan yang tidak
terbagi-bagi penguasaan ataupun kepemilikannya dan tiap ahli waris hanya mempunyai
hak untuk menggunakan atau mendapat hasil dari harta tersebut. Contohnya adalah
barang pusaka di suatu masyarakat tertentu.
Sistem Mayorat: dalam sistem mayorat, harta warisan dialihkan sebagai satu kesatuan
yang tidak terbagi dengan hak penguasaan yang dilimpahkan kepada anak tertentu.
Misalnya kepada anak tertua yang bertugas sebagai pemimpin keluarga menggantikan
kedudukan ayah atau ibu sebagai kepala keluarga, seperti di masyarakat Bali dan Lampung
harta warisan dilimpahkan kepada anak tertua dan di Sumatra Selatan kepada anak
perempuan tertua.
15. Mengurangi harta warisan jika ada keperluan lain. Misalnya:
 Biaya pengurusan jenazah (biaya pengafanan dan penguburan)
 Untuk melunasi hutang (jika ia mempunyai utang)
 Untuk melunasi zakat(jika harta peninggalan telah memenuhi persyaratan wajib zakat)
 Untuk melunasi wasiat (jika ia meninggalkan wasiat)
16. Dasar Hukum
1. Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (“BW”)
2. Surat Mahkamah Agung No. MA/kumdil/171/V/K/1991 (“Surat MA Tahun 1991”)
3. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2006 (“UU No.3/2006) tentang Perubahan atas
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (“UU No.7/1989”)
4. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (“UU No.1/1974”)
17. Menghilangkan jurang pemisah antara kelompok kaya dan kelompok miskin serta
dapat mendorong masyarakat untuk maju. Alasannya adalah sebagai berikut:

a. Harta peninggalan orang-oiang kaya yang meninggal dunia tetapi tidak


meninggalkan ahli .waris dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Misalnya:
untuk mengangkat kemiskinan, menghilangkan kebodohan, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
b. Muslim/muslimat yang dikaruniai Allah harta kekayaan yang melimpah, alangkah
baiknya apabila sebelum meninggal dunia berwasiat supaya.
18. Pasal 185 KHI
(1) Ahli waris yang meninggal terlebih dahulu dari pada si pewaris maka kedudukannya
dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173
(2) Bagian dari ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang
sederajat dengan yang diganti
19. Satu bab dan dua pasal warisan dan wasiat dan wakaf
20. Teori gujarat (snouk hurgronje dan J. pinjinapet berdasarkan adanya bukti berupa nisan
sultan malik a.s saleh pada tahun 1297
Teori persia (husein Djadjadiningrat dibawa oleh pedagang persia mulai pada abad ke 12
21. Faktor yang mempengaruhi penyebaran dan perkembangan islam yang pesat di nusantara
dan islam bisa cepat diterima oleh masyarat indonesia.
a. Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia
telah mengucapkan kalimah syahadat.
b.Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
c. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat
yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
d. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. e.Agama Islam yang
masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah
dipahami.
f. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. g.kerajaan Majapahit runtuh pada
akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas
kerajaan Hindu-Budha.
22. Di Jawa Pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir pedalaman (demak) ke pajang
kemudian ke mataram. Perpindahan membawa pengaruh besar yang menentukan
persembahan agar ajaran islam di jawa. Dan pada abad 16 Aceh terlihat lebih dominan
karena pedagang muslim menghindar dari mataram agar pelabuhan transit semarang aceh
20 tahun 1564 menjadi daerah wasiat aceh.
23. 1. Samudera Pasai, atau yang disebut juga dengan Samudera Darussalam ini didirikan pada
tahun 1267 oleh Marah Silu yang bergelar Sultan Malik As-Saleh, sayangnya kerajaan ini
hancur 2 1/2 abad kemudian.
2. Kerajaan Aceh, kerajaan islam yang pernah berdiri di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
ini dipimpin oleh raja pertamanya yaitu Sultan Ali Munghayat Syah pada awal abad ke 16
Masehi atau awal abad ke 10 Hijriah.
3. Kerajaan Demak, kerajaan islam pertama dan terbesar di Pulau Jawa ini berdiri sekitar
tahun 1474 hingga tahun 1554 yang dipimpin oleh raja pertamanya yaitu Raden Patah dan
pada masa keemasannya Pati Unus.
4. Kerajaan Cirebon atau yang biasa disebut dengan Kesultanan Cirebon berdiri sejak tahun
1430 hingga tahun 1666 yang kini berada di Pantai utara Pulau Jawa (perbatasan Jawa
Barat dan Jawa Tengah).
5, Kerajaan Banten, atau Kesultanan Banten ini didirikan pada tahun 1526 yang pada
awalnya merupakan perluasan dari Kerajaan Cirebon, raja pertamanya adalah Sultan
Maulana Hasanuddin.
24. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi sosial keagamaan (jam'iyah diniyah islamiah) yang
berhaluan Ahli Sunnah wal-Jamaah (Aswaja). Organisasi ini didirikan pada tanggal 31
Januari 1926 (16 Rajab 1334 H) oleh K.H. Hasyim Asy'ari beserta para tokoh ulama
tradisional dan usahawan di Jawa Timur.

Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan
Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah
satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh
pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab,
Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh
gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari Muhammad Abduh melalui
tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul Wustqa..

Rabithah Alam Islami


Ini adalah organisasi Islam Internasional yang berdiri di Makkah pada Zulhijjah 1381 H/Mei
1962 M. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengelompokkanya sebagai organisasi non
pemerintah dan termasuk anggota Unesco serta anggota pengamat OKI (Organisasi
Konprensi Islam).

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)


Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebuah organisasi Islam kalangan mahasiswa
muslim di Indonesia. Organisasi ini begitu strategisnya di era sekarang ini, hingga sebagian
besar nama-nama besar politikus muslim di Indonesia berasal dari HMI.

Jama'ah Tabligh
Jama'ah Tabligh adalah sebuah jama'ah Islamiyah yang dakwahnya berpijak kepada
penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam kepada setiap orang
yang dapat dijangkau. Jama'ah ini menekankan kepada setiap pengikutnya agar
meluangkan sebagian waktunya untuk menyampaikan dan menyebarkan dakwah dengan
menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. Barangkali cara
demikian lebih cocok mengingat kondisi ummat Islam di India yang merupakan minoritas
dalam sebuah masyarakat besar.
25. A; 1 anak perempuan dapat setengah bagian,2 orang atau lebih mendapat 2/3 bagian jika
anak perempuan bersama lakilaki bagian nya jadi 2;1
B;ayah mendapt 1/3 bagian jika tidak ada anak dan jika ada anak 1/3 bagian
C; (1) ibu (tidak ada anak 1/6 bagian jika ada ank memdapat 1/3 bagian
(2)ibu 1/3 bagian dari sisa seudah diambil janda/ada bisa bersama ayah
a.180; jamda ¼ bagian (tidak ada anak) ada anak mendapat 1/8
b;181; orang meninggal tidk meninggalkan anak /ayah diberikan kepada saudara seibu 1/6
sisa lebih dari 2 1/3
c;182; orang meninggal mempunyai saudara sekandung (ayah) ½ lebih dari 2/3 jika lakilaki
dan perempuan 2;1
d.183; ahli waris bersepakat melakukan perdamaian dalam membagikan waisan.
26. Peranan penentuan siapa yang menjadi ahli waris,penentuan mengenai harta
peninggalan,penentuan bagian ahli waris melaksanakan membagi harta peninggalan
penetapan pengalihan atas permohonan seseorang tentang ahli waris bagaimana isi buku
not tahun 1989 ‘’ para pihak seblum berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih
hukum apa yang digunkan dalam pembagian warisan’’
27. Jumlah Ahli Waris Laki-laki dan Perempuan
Orang-orang yang berkemungkinan mendapat bagian dari harta peninggalan seseorang
jumlahnya sangat banyak 25 orang: 15 dari pihak laki-laki 10 dari pihak perempuan.[1]
1. Para ahli waris dari pihak laki-laki
a. Anak laki-laki.
b. Anak laki-laki dari laki-laki (yakni cucu dari pihak anak laki-laki, terus dalam garis ke
bawah, sepanjang pertaliannya melalui keturunan laki-laki).
c. Ayah
d. Kakek (ayah dari ayah), terus dalam garis ke atas sepanjang pertaliannya melalui
keturunan laki-laki).
e. Saudara laki-laki (seibu sebapak).
f. Saudara laki-laki (sebapak saja).
g. Saudara laki-laki (seibu saja).
h. Kemanakan (anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak).
i. Kemanakan (anak laki-laki dari saudara laki-laki yang sebapak saja).
j. Paman (saudara laki-laki Bapak yang seibu sebapak)
k. Paman (seydara laki-laki Bapak yang ssebapak saja).
l. Sepupu (anak laki-laki dari paman ayah yang seibu sebapak).
m. Sepupu (anak laki-laki dari paman ayah yang sebapak saja).
n. Suami.
o. Laki-laki yang memerdekakan si mayit dari perbidakan (yakni mantan majikannya), jika
si mayit tidak meninggalkan ahli waris.

2. Para ahli waris dari pihak perempuan


a. anak perempuan
b. anak perempuan dari anak laki laki dan seterusnya dalam garis ke bawah,
sepanjangpertalianya dengan si mayit masih melalui kerabat laki laki saja.
c. Ibu.
d. Nenek (ibu dari bapak).
e. Nenek (ibu dari ibu).
f. Saudara perempuan yang seibu sebapak
g. Saudara perempuan yang sebapak saja .
h. Saudara perempuan yang seibu saja.
i. Istri.
j. Perempuan yang memerdekakan si mayit (yang mantan budaknya), jika si mayit tidak
meninggalkan ahli waris.
28. Ada beberapa pendapat mengenai proses masuknya Islam ke kepulauan Indonesia.

1. PIJNAPEL, C.SNOUCK HURGRONYE, DAN J.P. MOQUETTA


Menurut sarjana-sarjana dari Barat (kebanyakan dari Belanda), bahwa Islam masuk ke
kepulauan Indonesia sekitar abad ke-13 M dan berasal dari Gujarat. Pendapat tersebut
mengasumsi bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab
dan letaknya sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Sejak
awal tahun Hijriah, pedagang arab yang bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan
Malabar.
Menurut Pijnapel, orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab
langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke
dunia Timur. Pendapat Pijnapel ini didukung oleh C. Snouck Hurgronye dan J.P Moquetta
(1912), dengan argumentasi yang didasarkan pada batu nisan Sultan Malik as-Saleh yang
meninggal pada 17 Zulhijah 831 H atau 1927 M di Pasai, Aceh. Menurut mereka batu
nisan di Pasai dan makan MAulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1914 di Gresik,
Jawa Timur memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kambay,
Gujarat. Oleh karena itu, J.P Moquetta menyimpulkan bahwa batu nisan tersebut
diimpor dari Gujarat atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia
yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.

2. HUSEIN JAYADININGRAT
Menurut Husein, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).
Pendapat Husein ini didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang
antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut seperti tradisi merayakan 10
Muharam atau Asyura sebagai hari suci kaum syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti
yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman, Sumatra Barat dan di Bengkulu.

3. BUYA HAMKA (HAJI ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH)


Menurut Hamka, Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses
tersebut berlangsung pada abad-abad pertama hijriah.

4. ANTHONY H. JOHNS
Menurut Anthony,proses islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara)
yang datang ke kepulauan Indonesia. Kaum tersebut biasanya mengembara dari satu
tempat ke tempat yang lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.

5. SOETJIPTO WIRJOSOEPARTO
Soetjipto Wirjosoeparto berpendapat Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India.
Hal tersebut dibuktikan dengan salah satu makam raja Islam di Samudera Pasai yang
nisannya menggunakan batu yang berasal dari Gujarat, India.

6. ALWI SIHAB
Alwi Sihab berpendapat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad
pertama Hijriah atau sekitar abad ke tujuh Masehi dibawa oleh pedagang Arab yang
masuk ke Cina melalui jalur barat. Teori tersebut didasarkan pada berita Cina pada masa
dinasti T’ang yang menyatakan adanya perkampungan Arab di Cina. Dalam
perkampungan tersebut penduduknya diberikan kebebasan untuk menjalankan ibadah
berdasarkan keyakinannya. Cina yang dimaksudkan dalam berita Cina adalah gugusan
pulau di Timur Jauh, termasuk kepulauan Indonesia. JAdi, jalur awal penyebaran Islam di
Indonesia menurut Alwi SIhab, bukan berasal dari jalur Arab, India, dan Persia, melainkan
dari Arab langsung.
29. Faktor pendorong kemunduran peradaban islam
1. Akibat jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan As Sunnah.
2. Taklid (ikut-ikutan).
3. Terjadinya perpecahan di kalangan umat.
4. Adanya pertempuran antara haq dan bathil.
30. Faktor pendorong kemajuan peradaban islam
1. Terjadinya Asimilasi antara Bangsa Arab dan Bangsa Lain
2. Gencarnya Gerakan Penerjemah
3. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri
4. Termotivasi oleh Metode Berpikir Filsuf Yunani
5. Adanya semangat untuk Mancapai Kamajuan dalam Berbagai Ilmu Pengatahuan
31. – Muhammad Abdul wahab ; upaya memperbaiki kedudukan umat islam
_Rifaah Badawi Rafii-tahtawi ; agar umat islam didunia tidak mementingkan urusan
ekonomi saja
-Jamaludin Algafani ; mengihlami kaum muslim di turki,iran,mesir, dan india
-Muhammad Abduh ; masuknya bermacam bidah ke dalam ajaran islam membuat umat
islam lupa akakn ajaran islam yang sebenarmya
-Toha Husein ; pendukung gagasan Muhammad ali pasya
32. Dari pembahasan tentang masuknya Islam ke Nusantara, dapat dipahami bahwa
masuknya agama Islam ke Indonesia terjadi secara periodik, tidak sekaligus. Pada bagian ini
akan diuraikan mengenai strategi penyebaran Islam dan media yang dipergunakan oleh para
pedagang dan mubaligh dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Salah satu arti “strategi” yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
“rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Dalam konteks
dakwah Islam, strategi dakwah yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
para mubaligh, yang membawa misi Islam di dalamnya.
33. 1. Perdagangan
Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah
perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada
abad ke-7 M hingga abad ke-16 M. Aktivitas perdagangan ini banyak melibatkan bangsa-
bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina dan sebagainya. Mereka turut
ambil bagian dalam perdagangan di negeri-negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua
Asia.

2. Perkawinan
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social ekonomi yang lebih baik
daripada kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak penduduk pribumi,
terutama para wanita, yang tertarik untuk menjadi isteri-isteri para saudagar muslim. Hanya
saja ada ketentuan hukum Islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus diislamkan
terlebih dahulu. Para wanita dan keluarga mereka tidak merasa keberatan, karena proses
pengIslaman hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, tanpa upacara atau ritual
rumit lainnya.

3. Pendidikan
Proses Islamisasi di Indonesia juga dilakukan melalui media pendidikan. Para ulama banyak
yang mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa pesantren. Pada lembaga inilah, para
ulama memberikan pengajaran ilmu keIslaman melalui berbagai pendekatan sampai
kemudian para santri mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik. Setelah
mereka dianggap mampu, mereka kembali ke kampong halaman untuk mengembangkan
agama Islam dan membuka lembaga yang sama. Dengan demikian, semakin hari lembaga
pendidikan pesantren mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah maupun mutunya.

4. Tasawuf
Jalur lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah
tasawuf. Salah satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya lokal,
sehingga menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menerima ajaran
tersebut.

5. Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan
wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang.
6. Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya masuk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah ini.
Jalur politik juga ditempuh ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non Islam, baik di
Sumatera, Jawa, maupun Indonesia bagian Timur.
34. 1. Jumud: Faktor Utama Kemunduran Umat Islam
2. Pembaruan ‘Abduh dalam Masalah Ijtihad
3. Pembaruan ‘Abduh dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Islam (Pendidikan
4. Pembaruan ‘Abduh dalam Bidang Keluarga dan Wanita
35. Adanya pembaharuan islam, modernisasi islam,serta memundulkan tokoh tokoh
kebangkitan islam yang menyatukan iman islam itu sendiri dan para islam .

You might also like