You are on page 1of 8

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP DAN AIR

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi
ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam
melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

Pasal 1 ayat 1 PP No. 82 tahun 2001 merumuskan pengrtian air sebagai berikut:” semua
air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. Pasal
1ayat 3 PP No. 82 tahun 2001 merumuskan pengelolaan kualitas air adalah:”uapaya
pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai dengan
peruntukannnya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.” Pasal 1
ayat 4 PP no. 82 tahun 2001 merumuskan pengertian pengendalian pencemaran air:” upaya
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemuliahn kualitas air.”
(Rahmadi,Takdir:2013).

Lingkungan air

“Kolam bukanlah satu-satunya lingkungan air. Parit, sungai, danau, rawa, waduk juga
merupakan lingkungan air. Laut dengan bagian-bagiannya dengan daerah pasang surut,
daerah lepas pantai, daerah tengah laut, masing-masing merupakan lingkungan air yang
berlainan. Juga daerah air payau merupakan lingkungan air tersendiri.”
(Rahmadi,Takdir:2013).

2.2. PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN AIR

Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran air adalah sebagaimana dirumuskan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 23


Tahun 1997, yakni :

“Masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam
linhkungan hidup oleh kegiatan, sehingga kualitasnya turun sampai ke tigkat tertentu yang

1
menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.”
(Rahmadi,Takdir:2013).

2.3. PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.3.1. Komponen Pencemaran Air


1. Bahan Buangan Padat

Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar
maupun yang halus, misalnya sampah.

2.Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan

Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme.

2. Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah


logam.

3. Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air..

4. Bahan buangan berupa panas

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau
spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan
bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada
ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.

5. Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan
dikelompokkan menjadi :

1. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),


2. Bahan pemberantas hama (insektisida),
3. Zat warna kimia,
4. Zat radioaktif.

2
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan
manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti
sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya.

2.3.2. Tanda–tanda pencemaran air

Tanda–tanda pencemaran air dapat lihat secara:

a. Fisis, yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan
warna air.
b. Kimia, yaitu adanya zat kimia yang terlarut dan perubahan pH.
c. Biologi, yaitu, adanya mikroorganisme di dalam air tersebut.

2.4. DAMPAK PENCEMARAN AIR

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan
hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali
(eutrofikasi berlebihan

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :

a. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

b. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak
penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

c. Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,

3
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

Berikut penyakit yang timbul akibat polusi air:

 Water diseases merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum,
seperti kolera, tifus, dan disentri.
 Water washed diseases merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air
hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi kulit dan selaput lender, trachoma dan
lepra.
 Water based diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang
sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan schistosomiasis.
 Water related vectors adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang
sebagian atau seluruhnya perindukkannya berada di air, seperti malaria, demam
berdarah dengue, dan filariasis.

d. Dampak terhadap estetika lingkungan.

Akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen


2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit,
juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

2.5. PENANGANAN PENCEMARAN AIR

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau


selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila
terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan

4
kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk
keperluan industri sendiri.

Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang
berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat
digunakan sebagai pupuk.

Menurut konsep Analisis Daur Hidup (ADH), dampak tidak hanya dapat dilihat waktu
produksi sebuah barang, melainkan dampak seluruh rantai produksi.

Contoh daur guna ialah botol teh Sosro. Setelah habis diminum botol itu
dikembalikan lagi kepada pabrik teh botol Sosro dan digunakan lagi setelah dibersihkan.

Contoh daur ulang ialah kaleng almunium Coca Cola. Setelah isi kaleng habis
diminum, kaleng dikirim ke pabrik almunium untuk dilebr dan digunakan lagi sebagai bahan
pembuat barang-barang dari almunium.

Adapun sistem kolam limbah yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tangki Bak Netralisir (Neutralizing Tank)
b. Menara Pendingin (Cooling Tower)
c. Kolam pembiakan (Seeding Pond)
d. Kolam Anaerobik
e. Kolam Aerasi
f. Kolam Aerobik
g. Kolam Pengendapan
Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan
membuang sisa-sisa makanan dan bahan organic ke dalam tong sampah dan jangan dibuang
di sungai.
Selain itu, ada beragam tindakan lain selain tindakan preventif yang bisa kita lakukan.
Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan oleh masyarakat sebagai Cara
mengatasi pencemaran air , yaitu:

 Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang
berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.

5
 Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah
lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
 Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang berbahaya
seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab rusaknya
ekosistem air
 Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
 Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan sebagai
tempat kakus.
 Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah rumah
tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran sungai/danau.
 Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
 Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
 Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.

berikut ini merupakan upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan:

1. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan


2. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
3. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan
bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
4. Melakukan penghijauan.
5. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang
mencemari lingkungan
6. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.

2.6. UNDANG-UNDANG PENCEMARAN AIR

2.6.1. Kewenangan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

Pengelolaan kualitas air dilakukan melalaui langkah-langkah berikut: penyusunan


perencanaan pendayagunaan air, penetapan kelas air dan kreteria mutu (standar) air sesuai
dengan ketentaun pasal 8 ayat (1) dan (2), penetapan atau pemberlakuan Baku Mutu air,
pemantauan kualitas air. Penggendalian pencemaran air dilakukan melalui langkah-langkah

6
berikut : penetapan daya tampung beban pencemaran pada setiap sumber air, inventarisasi
dan identifikasi sumber pencemaran air, penetapan persyaratan air limbah untuk aplikasi ke
tanah,penetapan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber-sumber air,
pemberlakuan izin pemanfaatan air limbah ke tanah dan izin pembuangan air limbah ke air
atau sumber air, dan pemantauan kualitas air pada sumber air.

2.6.2. Pengawasan dan Pemantauan

Sesuai dengan jiwa PP No. 82 tahun 2001 yang memberikan kewenangan kepada kuat
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal pengendalian pencemaran air, maka tugas
pengawasan atas penataan persyaratan dalam izin pembuangan air limbah menjadi
kewenangan Bupati/Walikota.

2.6.3. Kewajiban-kewajiban Penanggung Jawab Usaha

PP No. 82 tahun 2001 memuat ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan usaha atau
penanggung jawab usaha. Kewajiban itu adalah memberikan innformasi yang benar dan
akurat tentang pelaksanaan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air,
menyampaikan laporan tentang penataan persyaratan izin aplikasi air limbah ke tanah,
menyampaikan pelaporan tentang penataan persyaratan izin pembuangan air limbah ke
sumber air dan menyampaikan laporan-laporan sekurang-kurangnya dalam tiga bulan.

2.6.4. Sanksi-sanksi

pelanggaran terhadap pasal 24 ayat (1), sanksi-sanksi administrasi diknakan terhadap


kegiatan usaha yang tidak memenuhi kewajiban-kewajiban berikut :

a. Membuat penanggulangan pencemaran air pada keadaan daurat dan/ atau keadaan
yang tidak terduga lainnya.
b. Melakukan penanggulangan dan pemulihan jika terjadi dalam keadaan darurat.
c. Memberikan informasi yang benar dan akurat tentang pelaksanaan pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
d. Menyampikan laporan tentang penataan persyartan izin aplikasi air limbah ke tanah
dan izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air.
e. Memanfaatkan air limbah untuk aplikasi ke tanah dengan memperoleh izin.
f. Mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air.

7
g. Menaati persyaratan-persyaratan dalam izin aplikasi air limbah ke tanah maupun izin
pembuangan air limbah ke air.
h. Membuang air limbah ke air atau sumber air dengan izin.
i. Membuang limbah padat atau gas ke dalam air atau sumber air.

2.6.5. Izin pembuangan air limbah

Izin pembuangan air limbah didasarkan pada pasal 40 ayat (1) PP No. 82 tahun 2001 yang
menyatakan:” Setiap usaha atau kegiatan yang akan membuang air limabah ke air atau
sumber air wajib mendapat izin tertulis dari Bupati/Walikota.”

Menurut PP No. 82 tahun 2001 izin pembuangan air limbah memuat persyaratan berikut :

1. Kewajiban untuk mengolah limbah


2. Persyaratan mutu dan kualitas air limbah yang boleh dibuang ke media lingkungan
3. Persyaratan cara pembuangan air limbah
4. Persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat
5. Persyaratan untuk melakukan pemantauaan mutu dan debit air limbah
6. Persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil proses Amdal
7. Larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau pelepasan dadakan
8. Larangan untuk melakukan pengenceran
9. Kewajiban melakukan swapantau dan melaporkan hasil swapantau kepada pejabat
yang berwenangan.

You might also like