Professional Documents
Culture Documents
SETIAP cakupan program tersebut merupakan rincian Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), yang
diharapkan bisa tercapai pada kurun waktu 2010-2015, dimana menjadi target khusus pelayanan
di tingkat puskesmas, sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada setiap Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Definisi:
Bayi BBLR = berat lahir kurang dari 2500 gram atau ukuran LILA < 9,5 cm atau LIDA < 29,5
cm. Bayi risiko tinggi: asfiksia, trauma lahir, pnemonia berat, BBLR, menderita Tetanus
Neonatorum. Anak balita risiko tinggi: balita tinggal di keluarga dengan penderita TB atau kusta,
HIV, balita dengan kelainan tumbuh kembang, balita dengan kelainan gizi. Usila risiko tinggi:
umur > 70 tahun yang sakit, cacat, pasca perawatan, pasca stroke, dimensia.
% penduduk WUS (15-45 tahun) di Kabupaten Kampar menurut resiko KEK = 5,6%
IBU HAMIL
Rumus BB ideal ibu hamil (BBIH) = BBI + (UH x 0.35) Dimana penjelasannya adalah
• BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
(TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orang Eropa
dan disesuaikan olehKatsura untuk orang Indonesia.
• 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil
nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg
Usia kehamilan:
i. Trimester I : 0-14 mgg
ii. Trimester II : 14-28 mgg
iii. Trimester III: 28-42 mgg
Jumlah kunjungan K1 ibu hamil = jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Jumlah kunjungan K4 ibu hamil = jumlah kontak keempat atau lebih ibu hamil dengan
tenaga kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan , TERKECUALI
TERHADAP IBU HAMIL DENGAN FAKTOR RISIKO DAN RISIKO. Untuk ibu
hamil dengan faktor risiko dan risiko pelayanan antenatalnya tidak terhingga.
Kehamilan:
PERSALINAN NORMAL
o Fase Laten: 8 jam, sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah dan jarang
o Fase aktif
Buku KIA
1. Menyediakan informasi tentang kesehatan dan gizi ibu dan anak di tingkat keluarga
2. Meningkatkan komunikasi antara petugas dan ibu/keluarga mengenai KIA
3. Meningkatkan jangkauan & kualitas pelayanan KIA yang paripurna dan
berkesinambungan
Umum:
Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anak berumur
lima tahun
Khusus:
1. Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak
2. Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting
bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan standar
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3. Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan
ibu dan anak
4. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu kegiatan
yang difasilitasi oleh BdD dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu
hamil, termasuk perencanaan pemakaian Alat Kontrasepsi Paska Persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk menigkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB.
Tujuan P4K:
Tujuan umum
Meningkatkan Persalinan oleh Kesehatan terlatih sehingga menjamin
keselamatan ibu hamil dalam persalinan dan menurunkan ‘unmet need’ KB pada
ibu hamil
Tujuan Khusus:
- Dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh Suami, keluarga, masyarakat
luas
- Meningkatnya ketrampilan SPK 8 saat ANC oleh bidan
- Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami,
keluarga dgn bidan
- Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan yang
disepakati oleh ibu hamil, suami, keluarga dan Bidan
- Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal, kader, dukun bayi dll dalam rencana persalinan & KB
setelah melahirkan sesuai dengan perannya masing-masing.
Adanya dukungan sukarela dari keluarga dan masyarakat dalam perencanaan
persiapan persalinan dalam hal biaya, sarana transportasi, donor darah
dan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses persalinan termasuk
menghadapi kegawat daruratan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir.
- Memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi & kader.
Kegiatan selanjutnya KESEPAKATAN antara IBU HAMIL dengan BIDAN dan diketahui oleh
keluarga yang berisikan :
1. Yang akan membantu persalinan adalah Bidan/tenaga kesehatan yang
berkompeten
2. Persiapan biaya persalinan
3. Persiapan transportasi/kendaraan
4. Metode KB yang dipergunakan setelah melahirkan
5. Siapa pendonor darah.
Semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal
taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi
dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan
nifas dapat dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan ibu
tersebut berjalan dengan aman dan selamat. Kegiatan ini merupakan penguatan terwujudnya
Desa Siaga melalui upaya mengenali dan melakukan pencatatan data kehamilan yang ada di
desa, serta memberikan Stiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi kepada
setiap ibu hamil di rumahnya agar masyarakat sekitar mengetahui keberadaan ibu hamil di
wilayah mereka dan dapat dipantau bidan secara intensif. Selain itu, stiker ini juga bertujuan
untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, membentuk kelompok donor
darah agar ada jaminan ketersediaan darah yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila terjadi
perdarahan pada ibu hamil, bersalin dan nifas, merencanakan dan menyiapkan sistem angkutan
desa untuk menangani kasus darurat pada saat persalinan apabila diperlukan rujukan, serta
merencanakan pengumpulan dana dan menginformasikan ketersediaan bantuan Jamkesmas bagi
yang membutuhkan. Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang
dilahirkan aman dan selamat.
Ibu hamil berisiko adalah Ibu hamil berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
risiko tinggi.
Faktor risiko :
Faktor risiko adalah kehamilan normal yang mempunyai resiko kehamilan, namun tidak secara
langsung meningkatkan risiko kematian ibu.
Ibu hamil dengan faktor resiko:
1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 Tahun.
2. Hamil > 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun. 4. Tinggi badan < 145 cm. 5.
Berat badan < 38 kg atau LILA < 23,5 cm 6. Riwayat keluarga menderita kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kongenital 7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang
5
belakang atau panggul. EMPAT TERLALU: - Terlalu muda melahirkan - Terlalu sering
melahirkan - Terlalu rapat jarak melahirkan - Terlalu tua melahirkan Risiko tinggi/komplikasi
suatu keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Ibu hamil dengan resiko tinggi: 1. Hb < 8gr% 2. Tekanan darah
tinggi (sistole > 150 mmHg, diastole > 90 mmHg)
3. Edema nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Persalinan prematur
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar.
13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal, dll.
14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah caesar dan komplikasi kehamilan.
Tujuan:
Menggeser peran dukun bayi dalam pertolongan persalinan sebagai mitra bidan, yang semula
sebagai penolong persalinan menjadi kegiatan perawatan bayi dan ibu setelah persalinan.
Kemitraan Bidan dan Dukun merupakan bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara
bidan dan dukun.
Diharapkan seluruh pertolongan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kemampuan dan keterampilan khusus dalam pertolongan persalinan dengan tetap melibatkan
dukun pada kegiatan yang terbatas dan tidak membahayakan ibu dan bayinya.
Dalam kerja sama:
1. Ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing anggota:
- Dukun bayi dan bidan sepakat bermitra dalam menolong persalinan
- Dukun bayi tidak boleh menolong persalinan sendiri dan harus memanggil bidan desa bila
menolong persalinan
- Dukun bayi tidak boleh periksa dalam
- Dukun bayi tidak boleh langsung memandikan bayi vbaru lahir
- Pembayaran persalinan dilakukan sendiri oleh ibu/keluarga pasien
- Untuk pasien maskin bidan desa dibyar melalui Jamkesmas, sedang dukun bayi boleh seikhlas
pasien
- Setiap bumil yang kunjungan pertama ke dukun, harus dirujuk ke bidan desa
- Apabila dukun menolong persalinan sendiri, sangsinya adalah menyerahkan
menyerahkan sebagian biaya persalinan ke bidan desa
- Dukun bayi bersedia arisan setiap bulan.
2. Peninjauan kembali terhadap kesepakatan yang telah dibuat
3. Saling berbagi dalam resiko maupun manfaat yang diperoleh.
Tiga keterlambatan:
1. Terlambat mengenali tanda bahaya obsterik dan terlambat mengambil keputusan
karena rendahnya tingkat pendidikan
2. Terlambat merujuk karena faktor geografi, ketersediaan transportasi yang
terbatas dan dana
3. Terlambat mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan karena masih
kurangnya tenaga terampil mulai bidan desa dan tim Puskesmas yang belum
mampu memberikan PONED dan belum ada RS ponek.
********
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyebab langsung kematian
ibu diantaranya adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi
puerpurium (8%), partus lama (5%), dan abortus (5%), trauma obstertrik (5%), emboli
obstetrik (3%), lain-lain (11%).
********
Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia diantaranya asfiksia (27%),
berat bayi baru lahir rendah (29%), tetanus neonatorum (10%), masalah pemberian
makanan (10%), gangguan hematologik (6%), infeksi (5%), dan lain-lain (13%).
Komplikasi kehamilan: hiperemesis, eklampsia, infeksi, perdarahan, dll
- Perdarahan: 28 % kematian ibu dan 60%nya (35% - 40% total kematian) karena perdarahan
postpartum ® 50%nya dapat dicegah dgn manajemen aktif kala III persalinan normal (Prev &
prom)
- Sepsis: 11% kematian ibu ® dapat dicegah dgn persalinan bersih (Prev & prom)
- Gangguan pernafasan dan kardivaskuler serta kematian neonatal yang berhubungan dengan
persalinan ® dapat dicegah dengan persalinan aman dan bersih
Audit Perinatal:
- BBLR
- Tetanus Neonatorum
- Asfiksia
- Hipotermi
- Kasus lain perinatal
Vitamin A Profilaksis
Guna: mencegah peradarahan otak (PDVK)
Dosis:
- IM = 1 mg dosis tunggal
- Oral = 3 x 2 mg diberikan sewaktu BBL, usia 3-7 hari dan 1-2 bulan.
Kunjungan Nifas (Bufas) adalah adalah kontak ibu nifas dgn tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan.
Kunjungan nifas bisa dikatakan lengkap telah dilakukan bila kunjungan telah dilaksanakan 3
kali:
- Bufas 1 = 6 jam post partum s/d 24 jam pp
- Bufas 2 =hari ke-2 s/d hari ke-7
- Bufas 3 = hari ke-8 s/d 42 hari
sudah dapat tablet Fe dan Vit A dlm 24 jam postpartum.
Pada bulan Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Group (IVACG)
mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua
kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah
melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak
lebih dari 6 minggu seteah melahirkan.
Apa manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas?
a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI).
b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit karena infeksi.
c. Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan.
Mengapa ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A?
a. Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.
b. Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh.
c. Pemberian 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup
untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari.
d. Pemberian 2 (dua) kapsul vitamin A 200.000 SI diharapkan dapat menambah kandungan
vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Penyebab rendahnya cakupan vit A Ibu nifas: Stok vit A kurang tersedia setiap saat, ketersediaan
vit A pd bulan Feb – Agt tidak mencukupi karena banyak kapsul vit A yg kadaluarsa/expired.
Kunjungan Neonatal (KN) adalah Kunjungan Neonatal adalah kontak neonatal dgn tenaga
kesehatan untuk mendapatkan palayanan dan pemeriksaan kesehatan.
vit K1KN1 = 6 jam postpartum s/d hari ke-3
vit K2KN2 = Hari ke-4 s/d hari ke-7
KN3 = Hari ke-8 – 28 vit K3hari
8
Pertolongan persalinan tidak termasuk KN.
Kunjungan bayi:
- Imunisasi
- SDIDTK
- Asi Eksklusif
- Pemberian Vit A
- Pengobatan/rujukan
Untuk menangani hal tersebut pemerintah sudah mengupayakan berbagai program seperti safe
motherhood dan MPS (Making Pregnancy Safer), yang semuanya bertujuan menjamin
keselamatan ibu selama kehamilan, persalinan dan saat nifas serta melahirkan bayi yang sehat.
Dalam strategi MPS di kemukakan bahwa setiap persalinan harus di tolong oleh tenaga
kesehatan, komplikasi obsteri dan neonatal harus mendapatkan pelayanan yang adekuat serta
wanita usia subur diharapkan mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan keluarga berencana. Adapun strategi yang dikembangkan di dalam program MPS
diantaranya adalah pemberdayaan perempuan, perempuan diharapkan mempunyai pengetahuan
dan informasi yang cukup memadai tentang kondisi kesehatannya selama hamil, bersalin dan
masa nifas sehingga perempuan tersebut dapat bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya
sendiri dan dapat mengakses palayanan kesehatan yang dibutuhkan. Selain pemberdayaan
perempuan, strategi yang lain adalah pemberdayaan masyarakat, masyarakat diharapkan dapat
berperan serta dalam penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, kerjasama
lintas sektor dan kualitas cakupan pelayanan juga menjadi faktor penting untuk mencapai
keberhasilan program MPS.
Peningkatan kualitas pelayanan kebidanan menjadi hal yang harus mendapatkan perhatian, bidan
sebagai sahabat perempuan yang membantu dalam proses kehamilan dan persalinan dituntut
untuk meningkatkan profesionalisme dalam setiap asuhan kebidanan yang diberikan. Sepertinya
semua pihak harus bekerja sama dalam upaya menurunkan AKI di Indonesia, tugas besar ini
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau tenaga kesehatan akan tetapi juga menjadi
tanggung jawab kita semua, karena kehamilan dan persalinan adalah proses yang alamiah yang
dialami oleh seorang perempuan, sehingga seharusnya tidak ada lagi ibu yang meninggal baik
karena sebab langsung maupun sebab yang tidak langsung.
Definisi akselerasi adalah percepatan atau perubahan kecepatan setiap waktu, diberi
simbol a. pada kenyataannya, kecepatan benda bergerak tidak mungkin selalu tetap.
9
Artinya kecepatan selalu berubah. Perubahan kecepatan inilah yang disebut percepatan
Berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia perlu memberikan prioritas utama pada upaya
peningkatan Kesehatan untuk Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak balita (KIBBLA), karena angka
kesakitan dan angka kematian kelompok umur penduduk tersebut masih tinggi. Kematian dan
kesakitan pada ibu, bayi baru lahir dan anak balita sebenarnya dapat dicegah dan ditangani
sedini mungkin.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana
target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke
waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
Gambar
Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI)
Tahun 1994-2015 (Dalam 100.000 Kelahiran Hidup)
Sumber data: SDKI, 1994, 2002/2003, 2007, MDGs dan Bappenas Gambar diatas menunjukkan
trend AKI Indonesia secara Nasional dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2007, dimana
menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI survei terakhir
tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian
angka tersebut masih tertinggi di Asia.
Sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ada sebesar 226
per 100.000 Kelahiran Hidup.
Penyebab Kematian
penyebab kematian ibu melahirkan, berdasarkan data tersebut bahwa tiga faktor utama penyebab
kematian ibu melahirkan yakni , pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi.
Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen) ,anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan
dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit
seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan; proporsinya berkisar antara
kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup
setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan
darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan
(WHO)
1. Definisi : Jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000
anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi).
2. Rumusan AKBAL
10
3. Kegunaan : Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal
termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk
mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk.
1) Devinisi AKK : Angka yang menunjukkan banyaknya kematian untuk setiap 1000
orang penduduk pada pertengahan tahun yang terjadi pada suatu daerah pada waktu
tertentu.
2) Rumusan
11