Professional Documents
Culture Documents
Pelaut adalah seseorang yang pekerjaannya berlayar di laut. Atau dapat pula berarti seseorang yang mengemudikan kapal
atau membantu dalam operasi, perawatan atau pelayanan dari sebuah kapal. Hal ini mencakup seluruh orang yang bekerja di atas
kapal. Selain itu sering pula disebut dengan Anak Buah Kapal atau ABK.
Apa itu ABK ? adalah Anak Buah Kapal atau Awak Kapal, yaitu semua orang yang bekerja dikapal, yang bertugas
mengoperasikan dan memelihara serta menjaga kapal dan muatannya, terkecuali Nakhoda. Begitulah kira2 menurut Ilmu Hukum
Maritim.
ABK (Anak Buah Kapal) atau Awak Kapal ini terdiri dari beberapa bagian. Dan masing masing bagian mempunyai tugas
dan tanggung jawab sendiri, ABK ini bertanggung jawab terhadap Perwira Kapal tergantung Department masing masing.
Pimpinan tertinggi ABK atau Awak Kapal ini adalah Mualim 1 (Chief Officer) pada Deck Department, sedangkan Mualim 1 itu
sendiri bertanggung jawab kepada Nakhoda. Anda boleh mempelajari Tingkatan pada Mualim Pelayaran. Jadi tanggung jawab
utama secara keseluruhan baik Deck Department maupun Engine Department terletak di tangan Nakhoda yang disebut Kapten
atau Master selaku pimpinan tertinggi Pelayaran
AWAK KAPAL
Didalam beroperasi setiap kapal dioperasionalkan oleh awak kapal, dengan tugas dan tangungjawabnya masing-masing
antara lain :
Definisi-Definisinya
1. Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik, atau operator kapal untuk melakukan
tugas diatas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil (UU No.21 /1992)
2. Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum diatas kapal serta mempunyai wewenang dan
tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku (UU No.21/1992)
3. Nakhoda adalah orang yang memimpin kapal (KUHD ps 341)
4. Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum diatas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu
serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu berbeda dengan yang dimiliki Nakhoda. (UU No.21)
5. Anak Kapal adalah mereka yang namanya tercantum dalam daftar anak kapal. (KUHD)
6. Anak Buah Kapal adalah awak kapal selain Nakhoda atau pemimpin kapal. (UU No.21):
7. Pelayar : Semua orang yang ada dikapal (UU No.21)
8. Perwira adalah mereka yang dalam daftar anak kapal diberikan pangkat ebagai Perwira (KUHD)
9. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi keahlian atau keterampilan sebagai awak kapal (PP 7/2000)
Penyelenggara
Penyelenggaraan angkutan laut di dalam negeri dilakukan:
1. Oleh perusahaan angkutan laut nasional
2. Dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia
3. Untuk dapat menghubungkan pelabuhan laut antar pulau atau angkutan laut lepas pantai di wilayah perairan aindonesia.
Mendirikan Perusahaan
Persyaratan mendirikan Perusahaan Pelayaran.
1. Memiliki akte pendirian perusahaan
2. Memiliki kapal berbendera Indonesia dengan ukuran GT 175 atau lebih atau kapal tunda 150 TK dan tongkang ukuran GT
175 atau lebih.
3. Kapal berbendera Indonesia yang berstatus leasing, disewa dari perusahaan leasing dan adanya pernyataan dari pemilik kapal
bahwa tidak berkeberatan kapalnya digunakan sebagai persyaratan izin usaha.
4. Memiliki tenaga ahli setingkat Diploma III dibidang ketatalak-sanaan pelayaran niaga, dan atau ijazah nautika dan/atau
tehnika pelayaran niaga.
5. Memiliki penanggung lawab perusahaan.
6. Memiliki NPWP.
KELOMPOK III
BIRO KLASIFIKASI
Tujuan dari Biro Klasifikasi adalah untuk mengsurvei dan mengklaskan kapal berdasarkan suatu pembakuan persyaratan
bangunan maupun permesinan kapal. Tugas mana dijadikan jaminan bagi pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan
(pemilik muatan,asuransi). Pemerintah dapat memanfaatkan Biro Klasifikasi untuk memeriksa dan menerbitkan Sertifikat atas
nama Pemerintah yang memberikan kewenangan. Sertifikat-sertifikat yang dikeluarkan Biro Klasifikasi ( class certificate ) tidak
mengikat Pemerintah.
Biro-biro Klassifikasi yang terkenal:
1. Lloyds Register of Shipping (LR) London
2. Bureau Veritas (BV) Paris
3. Det Norske Veritas (NV) Oslo
4. Germanische Lloyd (GL) Berlin
5. Registro Italiano Navale (RI) Roma
6. The American Bureau of Shipping (AB) New York
7. Nippon Keiji Kyokai (NK) Tokyo
8. Biro Klasifikasi Indonesoia (KI) Jakarta
9. Pemeriksaan sebab - sebab kece-lakaan
Sesuai SOLAS 1974 Bab pasal 21 setiap Negara harus mengadakan penyelidikan terhadap sebab-sebab kecelakaan yang
menimpa kapal-kapal mereka dan melaporkan hasilnya kepada Sekjen IMO di Indonesia. Sebabsebab kecelakaan dilakukan
pemeriksaan oleh Syahbandar untuk membuat Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP). BAPP tersebut dikirimkan ke
Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Dirjen Perhubungan Laut meminta Mahkamah Pelayaran untuk mengadakan pemeriksaan
lanjutan. Mahkamah Pelayaran adalah suatu instansi yang berada dibawah Menteri Perhubungan yang fungsinya untuk
mengetahui sebab-sebab kecelakaan serta menjatuhkan sanksi administratif berupa pencabutan kewenangan untuk jabatan tertentu
maksimum 2 tahun di kapal-kapal berbendera Indonesia. Apabila dalam suatu kecelakaan terdapat korban jiwa maka petugas
kepolisian ikut mengadakan pemeriksaan untuk menyelidiki kalau terjadi tindak pidana dalam kecelakaan tersebut. Pemeriksaan
dari Kepolisian disampaikan kepada Kejaksaan untuk diteruskan ke Pengadilan Negeri.
Pengukuran Kapal
Setiap kapal yang digunakan untuk berlayar wajib diukur. Pengukuran dapat dilakukan menurut tiga metode:
1. Pengukuran dalam Negeri yang digunakan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang panjangnya kurang dari 24
meter.
2. Pengukuran Internasional yang digunakan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang panjangnya 24 meter atau
lebih
3. Pengukuran khusus digunakan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang akan melewati terusan tertentu Atas
permintaan pemilik kapal yang panjangnya kurang dari 24 meter dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode
Internasional. Kapal yang telah diukur dengan menggunakan metode pengukuran Intrenasional tidak dibenarkan diukur
dengan metode pengukuran dalam negeri. Hasil pengukuran kapal disusun dalam daftar ukur untuk menetapkan ukuran dan
tonase kapal.
Terhadap kapal yang berdasarkan perhitungan diperoleh isi kotor 20 meter kubik yang setara dengan GT 7 atau lebih
diterbitkan Surat Ukur. Surat ukur berlaku untuk jangka waktu tidak terbatas.
KELOMPOK IV
International Maritime Organization ( IMO )
Dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatan pelayaran, PBB dalam koperensinya pada tahun 1948
telah menyetujui untuk membentuk suatu badan Internasional yang khusus menangani masalah-masalah kemaritiman. Badan
tersebut dibentuk pertama kali dengan nama Inter Govermental Maritime Consuktative Organization ( IMCO ). Sepuluh tahun
kemudian, yakni pada tahun 1958 organisasi tersebut baru diakui secara Internasional. Kemudian berubah nama menjadi
International Maritime Organization ( IMO ) sejak tanggal, 22 Mei 1982.
Empat tahun sebelim INO diberlakukan secara Internasional yakni pada tahun 1954 Marine Pollution Convention sudah
mulai diberlakukan tetapi baru pada tahun 1959 secara resmi di administrasikan dan di sebar luaskan oleh IMO. International
Maritime Organization ( IMO ) berkedudukan di London, dengan alamat 4 Albert Embankment yang merupakan satu-satunya
Badan Spesialisasi PBB yang bermarkas di Inggris. Sedang Paripurna IMO disebut Assembly melakukan pertemuan tahunan satu
kali dalam selang waktu dua tahun dan biasanya diadakan pada bulan September atau Oktober. Pertemuan tahunan yang diadakan
yang disebut Council, anggotanya terdiri dari 32 negara yang dipilih oleh sidang Assembly dan bertindak sebagai Badan
Pelaksana harian kegiatan IMO. IMO adalah Badan Organisasi yang menangani masalah teknis dan sebagian besar kegiatannya
dilaksanakan oleh beberapa Komite.
1. The Marine Safety Committee ( MSC )
Merupakan komite yang paling senior dan khusus menangani pekerjaan yang berhubungan dengan masalah keselamatan
dan teknik. Memiliki beberapa Sub committee sesuai tugas masing-masing.
2. The Marine Environment Protection Committee ( MEPC )
Dibentuk oleh IMO Assembly pada tahun 1973 dengan tugas mengkoordinir kegiatan pencegahan dan pengontrolan
pencemaran laut yang asalnya dari kapal. Sub Committee dari Bulk Chemicals merupakan juga sub committee dari MEPC kalau
menyangkut masalah pencemaran.
3. The Technical C0-Operation Committee
Tugasnya mengkoordinir bantuan teknik dari IMO di bidang maritim terutama untuk negara berkembang. Komite teknik
ini merupakan komite pertama dalam organisasi PBB yang diakui sebagai bagian dari konvensi. Badan ini dibentuk tahun 1975
dan merupakan agen pertama PBB yang membentuk technical cooperation dalam bentuk struktur organisasi. Tujuannya adalah
menyediakan program bantuan untuk setiap negara terutama negara berkembang untuk meratifikasi dan kemudian melaksanakan
peraturan yang dikeluarkan oleh IMO. IMO menyediakan tenaga bantuan konsultan di lapangan dan petunjuk dari Headquarters
kepada pemerintah yang memintanya untuk melakukan training keselamatan kerja maritim dan pencegahan pencemaran terhadap
ABK bagian deck, mesin dan personil darat. Melalui Komite ini IMO melakukan seminar dan workshop dibeberapa negara setiap
tahun dan sudah mengerjakan banyak proyek bantuan teknik di seluruh dunia. Proyek ambisius yang dilakukan Komite ini adalah
mendirikan “The World Maritime University” di Malmo Swedia pada tahun 1983, dengan tujuan untuk mendidik dan
menyediakan tenaga trampil dalam bidang keselamatan dan lingkungan maritim, dari negara berkembang yang sudah mempunyai
latar belakang pendidikan yang mencukupi di negara masing-masing.
5. Sekretariat IMO
Sekretariat IMO dipimpin oleh Secretary General yang dibantu oleh ± 300 tenaga dari berbagai negara termasuk para
penterjemah ke dalam 6 bahasa yang diakui dapat digunakan berkomunikasi dalam sidang komite, yakni bahasa inggris, Perancis,
Rusia, Spanyol, Arab, China dan 3 bahasa teknis 13.6. Tugas dan Pekerjaan IMO Tugas Utama IMO adalah membuat peraturan-
peraturan keselamatan kerja dilaut termasuk keselamatan pelayaran dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran
lingkungan perairan. Seperti halnya SOLAS 74/78 diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden No. 65
tahun 1980 dan MARPOL 73/78 dengan Keputusan Presiden No. 46 tahun 1986. Kedua Keputusan Presiden tersebut sudah
tercakup dalam UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran.
Konvensi-konvensi IMO paling penting yang sudah dikeluarkan adalah sebagai berikut :
1. - Safety Of Life At Sea ( SOLAS ) Convention 1974/1978
2. - Marine Pollution Prevention ( MARPOL ) Convention 1973/1978
3. - Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers
(SCTW) Convention 1978 termasuk beberapa amandements dari setiap konvensi.
Dalam ketiga konvensi tersebut digariskan peraturan keselamatan kerja di laut, pencegahan pencemaran perairan dan
persyaratan pengetahuan dan ketrampilan minimum yang harus dipenuhi oleh awak kapal. SOLAS Convention, menangani aspek
keselamatan kapal termasuk konstruksi, navigasi dan komunikasi. MARPOL Convention, menangani aspek lingkungan perairan
khusus untuk pencegahan pencemaran yang asalnya dari kapal, alat apung lainnya dan usaha penanggulangannya. STCW
Convention, berisi persyaratan minimum pendidikan atau training yang harus dipenuhi oleh ABK (Anak Buah Kapal) untuk
bekerja di atas kapal sebagai pelaut.
KELOMPOK IV
DITJEN PERHUBUNGAN LAUT
Syahbandar- Definisi syahbandar adalah pejabat pemerintah atau kepala pelabuhan yang ditunjuk oleh menteri dengan
tugas melaksanakan pengawasan, penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dan mengkoordinasikan
kegiatan pemerintah di pelabuhan
a. Jumlah Bab yg merupakan penjabaran dari persyaratan2 teknis konvensi SOLAS 1974 = 11 Bab.
b. Yg merupakan sumber dari ISM-Code adalah Bab.IX yaitu Management for the safe operation of ship.
Ketentuan2 STCW 1978 berlaku untuk kapal-kapal :
¨ Kapal Tanker ≥ 500 GRT
¨ Kapal Cargo ≥ 3000 GRT
Susunan Penggolongan pengawakan berdasarkan sertifikat yg ditetapkan konvensi STCW 1978 / 1995 :
- ANT I Reg. I i / 2, > 3000 GRT - ANT II Reg. I i / 2, 500 – 3000 GRT
- ANT III Reg. I i / 1 & I i / 3 NCV - ANT IV Reg. I i / 3 NVC
- ANT V diatur sendiri.
- ATT I Reg. I ii / 2, C/E - ATT II Reg. I ii / 2, 2/E
- ATT III Reg. I ii / 1 - ATT IV Reg. I ii / 3
- ATT V diatur sendiri.
Satuan ukuran yang berlaku menurut tonnage measurement 1969 adalah GRT
Yg dimaksud dng Nakhoda adalah : Nakhoda sebagai pemimpin & pemegang kekuasaan tertinggi diatas kapal, selain itu
sebagai wakil dari perusahaan kapal & pemilik muatan.
Keterkaitan Nakhoda dng kelaikan kapal adalah :
Menurut pasal 343 KUHD, Nakhoda tdk boleh menempuh suatu perjalanan kecuali apabila kapal yg sanggup melaksanakan
perjalanan itu & telah diperlengkapi & diawaki secukupnya, sanggup melaksanakan perjalanan di maksudkan bahwa kapal laik
laut & itu merupakan tanggung jawab Nakhoda sebelum berlayar utk memeriksanya.
Yg dimaksud dengan anak buah kapal adalah :
Mereka yg namanya tercantum dalam sijil awak kapal.
Yg dimaksud dengan Perwira kapal adalah :
Mereka yg oleh sijil awak kapal diberikan tingkat sebagai perwira.
Yg dimaksud dng Rating adalah : Awak kapal selain perwira & Nakhoda.
Di bagian muka buku harian kapal harus terdapat penunjuk halaman, yg menyebutkan adanya keterangan mengenai :
¨ Kelahiran& kematian di kapal.
¨ Mutasi diantara awak kapal.
¨ Kecelakaan/kerusakan yg dialami.
¨ Pengeringan/perbaikan.
¨ Pembukaan/penutupan pintu-pintu kedap air, tingkap-tingkap.
¨ Latihan-latihan berkala.
¨ Perangkat telegrap radio.
¨ Pemuatan muatan berbahaya.
¨ Catatan tentang jumlah pekerja muatan.
Dalam pendaftaran kapal Indonesia menganut system tertutup, maksud & dasarnya adalah :
System pendaftaran kapal dimana kapal yg didaftarkan disuatu negara hanya kapal-kapal yg dimiliki oleh warga negaranya atau
badan hukum yg didirikan berdasarkan hukum negaranya & berkedudukan di negaranya.
Dasar : UU No.21 th 1992 pasal 46.
Yg dimaksud dng pendaftaran kapal system terbuka adalah :
Dimana kapal yg didaftarkan di suatu negara tidak harus dimiliki oleh warga negaranya& tidak harus berkedudukan di negara
tersebut yg dikenal sebagai Flag Convenience. Contoh : Liberia, Panama, Singapore.
Document & sertifikat yg wajib dilampirkan dalam pendaftaran kapal adalah :
¨ Tonnage measurement certificate (surat ukur kapal).
¨ Safety certificate / prevention pollution certificate.
¨ Proof of owner certificate (bukti pemilikan kapal).
¨ Statement by owner, granting for Nationality.
¨ Statement by owner that the ship is not registered a broad.
Persyaratan utk kapal dinyatakan laik laut berdasarkan UU No.21 th 1992 :
¨ Keselamatan kapal (Ship safety).
¨ Pencegahan pencemaran perairan dari kapal.
¨ Pengawakan.
¨ Pemuatan.
¨ Kesehatan& kesejahteraan awak kapal & penumpang.
¨ Status hukum kapal
Kedaulatan yg dimiliki oleh sebuah Negara Pantai di :
Laut Wilayah :
Zona tambahan :
§ Pencegahan pelanggaran terhadap perundangan, bea cukai,fiscal,keimigrasian dan kesehatan yg berlaku di wilayah darat dan ke
laut,wilayah Negara pantai.
§ Hal2 yg ditindak oleh Negara dan Zona tambahan :
§ Membawa muatan tdk dengan dokumen
§ Membawa penumpang gelap
§ Menindak pelanggaran atas peraturan pelanggaran tsb, dgn seolah – olah dilakukan di wilayah darat dan laut territorial Negara
pantai.
Yang dimaksud dgn GENERAL AVERAGE dan contohnya :
Penanggungan bersam demi penyelamatan kapal/ barang dari suatu bahaya umum (Act Of Man)
Contoh : Sebuah kpl terbakar
Jelaskan apa yang dimaksud dengan RIGHT OF INNOCENT PASSAGE dan syarat – syarat apa saja yg harus dipenuhi
utk dapat melaksanakannya :
§ Tdk boleh melakukan tindakan – tindakan ; Bermusuhan : mengancam kedaulatan , menggunakan senjata , memata matai ,
propagandaTerhadap keamanan, meluncurkan peswat terbang , mendaratkan perlengkapan militer , menyelundup ,
§ Pencemaran minyak , penangkapan ikan dan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan Pelayaran.
Menjamin keselamatan operasi setiap kpl dgn tersedianya sesuatu hubungan antara perusahaan dgn personil yg ada di
atas kpl.
Memonitor aspek2 keselamatan dan pencegahan pencemaran dari pengoperasian setiap kpl.
Menjamin tersedianya sumber2 yg memadai dan dukungan dari personil darat sebagaimana yg disyaratkan.
Jelaskan tanggung jawab perusahaan pelayaran sesuai dgn STCW 1978 amandemen 1995 :
- Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sbg pengangkut sesuai peraturan perundang – undangan yg berlaku atau persyaratan
perjanjian pengangkutan atau kelaziman yg berlaku dalam bidang pelayaran.
Yang dimaksud dgn Note Of Protest atau (kisah kapal) adalah :
Berita acara yg dibuat oleh Syahbandar dan notaris atas permintaan Nakhoda tentang kejadian selama dalam pelayaran yg dapat
menimbulkan tuntutan ganti rugi dari pihak lain dibuat berdasarkan apa yg tertulis dalam buku harian kapal yg menandatangani
adalah Perwira jaga dan Nakhoda kapal.
Manakah yg mempunyai kekuatan hokum antara Buku Harian Kapal dan Note Of Protest yg mempunyai kekuatan hokum lebih
kuat adalah Buku Harian Kapal, karena NOP dibuat berdasarkan BHK.
Pada kesempatan pertama meyakinkan akan tahun pembangunan dan ukuran kapal untuk menetapkan
ketentuan2/Peraturan2 mana dari konvensi yg akan diterapkan
Pada waktu naik kpl memperkenalkan diri kpd Nakhoda atau perwira kpl yg bertanggung jawab, PSCO kemudian
memeriksa dan meneliti Sertifikat serta document kapal yg di isyaratkan.
Jika semua sertifikat masih berlaku dan kesan umum PSCO serta Observasi yg nampak di kapal memastikan bahwa suatu
pemeliharaan kpl terlihat baik maka pada umumnya akan membatasi pemeriksaan dan hanya mengisi Form A dan jika dijumpai
adanya suatu kekurangan dgn mengisi Form B.
Marpol 1973 & Solas 1974 berlaku untuk pelayaran internasional/pelayaran yang menghubungkan 2 pelabuhan internsional.
Sertifikat2 Marpol 1973 yg diisyaratkan utk kapal2 indonesia :
§ International Oil Pollution Prevention Certificat (IOPPC) utk kapal tangker 150 GRT keatas dan kapal non tanker 400 GRT
keatas.
§ International sewage Pollution Prevention Certificat (ISPPC) untuk semua kapal 200 GRT.
§ International Certificat of Fitness for the Carriage of Liquified Gases in Bulk untuk kapal Cargo dan Tanker.
§ International Certificat of Fitness for the Carriage of Dangerous Chemicals in Bulk untuk kapal Chemical tanker.
Surat2 kpl yg diserahkan Nakhoda kpd Syahbandar setiba kpl di Pelb. yg tdk
termasuk surat2 kpl sebagaimana di isyaratkan KUHD adalah :
§ Surat laut.
§ Surat ukur
§ Akta pendaftaran
§ Sijil Awak kapal
Dan peraturan yg memuat ketentuan tsb adalah Peraturan Bandar.
Hal yg hrs diperhatikan oleh Nakhoda pada saat menandatangani Konosemen adalah :
§ Bentuk Konosemen yg benar
§ Tanggalnya tepat dng tgl pengapalan.
Menurut Resi Mualim :
· Barang sudah berada di kapal.
· Keadaan barang & keterangan tentang kekurangan sudah diserahkan.
§ Syarat-syarat tambahan (clause) yg sesuai peraturan & keperluan, khusus untuk membuktikan keadaan & jumlah sudah
dimasukkan.
§ Uang tambang muka sudah dibayar.
§ Jika kapal di charter, hak-hak pemilik sdh diperhatikan (utk voyage charter, jumlah laydays, demurrage)
Akta Sesi diterbitkan : Pd saat penyerahan muatan dg menggunakan atas nama yg dialihkan pada penerima lain.
Syarat-syarat yg hrs dipenuhi oleh awak kapal utk dpt bekerja diatas kapal :
Persyaratan bagi kapal-kapal perang, kapal selam & kapal ikan asing yg me-manfaatkan hak lintas damai adalah :
- Dilakukan dengan cepat.
- Melalui alur keperluan yg telah ditetapkan Indonesia (ALK).
- Mengibarkan bendera negara kapal.
UU / peraturan2 yg mengatur mengenai perkapalan dan pelayaran yg berlaku secara nasional & internasional :
- International convention loadline (ICLL) 1966.
- SOLAS Convention.
- Merchant shipping (minimum standard) convention.
- International convention relating to interventionon the high sea case O.P casualities.
Pertimbangan yg menjadi landasan dlm penetapan UU no.21 thn 1992 tentang pelayaran :
Utk menjaga keselamatan kapal & lingkungan bagi kapal-kapal berbendera Indonesia, Pemerintah RI dng Kepres no.65 thn 1980
telah memberlakukan SOLAS 74 /78 & Kepres no.46 thn 1986 utk Marpol 73 / 78, kedua peraturan itu tercakup dlm UU no.21
thn 1992 tentang pelayaran yg meratifikasi & memberlaku-kan konvensi International Maritime Organisation.
Pimpinan kapal :
Adalah salah seorang dari awak kapal yg menjadi pimpinan umum diatas kapal utk jenis& ukuran tertentu serta mempunyai
wewenang & tanggung jawab tertentu, berbeda dng yg dimiliki oleh Nakhoda.
Buku harian kapal mempunyai kekuatan hukum lebih kuat dibanding kisah kapal sebab Kisah kapal dibuat berdasarkan
apa yg tertulis dalam buku harian kapal.
Kisah kapal baru dinyatakan sah apabila dilampiri foto copy halaman dari buku harian kapal yg mencatat kejadian tsb
Pemeriksaan rinci (more detailed inspection) akan dilakukan oleh PSCO apabila :
Kesan umum yg diperoleh atau observasi yg di lakukan diatas kapal ada dasar-dasar yg kuat utk meyakinkan bahwa kapal,
perlengkapannya atau awak kapalnya secara substansial tdk memenuhi persyaratan-persyaratan
Pelaksanaan prosedur peradilan apabila apabila didalam kecelakaan kapal mengandung unsur kriminal adalah :
Yang bersangkutan dapat diajukan ke pengadilan Negeri.
Laut Teritorial adalah :
laut yg berbatasan dng negara pantai yg diukur dari garis pangkal selebar 12 mil
Laut Pedalaman adalah :
Laut antara pulau-pulau negara pantai yg karena sifat alamnya menjadi satu kesatuan dng pulau-pulau negara pantai.
Persyaratan bagi kapal-kapal perang, kapal selam & kapal ikan asing yg me-manfaatkan hak lintas damai adalah :
- Dilakukan dengan cepat.
- Melalui alur keperluan yg telah ditetapkan Indonesia (ALK).
- Mengibarkan bendera negara kapal.
Pengaturan hak gaji jika seorang awak kapal dlm menjalankan tugasnya sakit/ dirawat di RS sesuai PP No.7 th 2000 :
Dalam hal ia tdk lagi berada di kapal, mulai saat ia meninggalkan kapal, ia berhak atas 80% dari upahnya selama paling lama 26
minggu (juga kalau ikatan kerja sudah berakhir sebelumnya).
Yg dimaksud dng Company (Perusahaan pelayaran) sesuai STCW 1978 amandement 1995 adalah :
Seseorang yg memakai sebuah kapal utk pelayaran di laut yg kemudikan sendiri atau oleh seorang Nakhoda yg bekerja padanya.
Kewajiban Company (Perusahaan pelayaran) sesuai STCW 1978 amandement 1995 adalah :
Perusahaan pelayaran terkait oleh segala perbuatan hukum yg dilakukan oleh mereka yg bekerja pada kapalnya, dalam lingkungan
dan kekuasaan mereka, serta berkewajiban utk segala kerugian yg di terbitkan pihak ketiga oleh suatu perbuatan melanggar
hukum dari mereka yg bekerja pada kapalnya.
SIJIL
Sijil awak kapal atau Daftar Awak Kapal (disebut juga Monsterol) adalah daftar yang berisi nama-nama perwira kapal dan anak
buah kapal. Yang dimaksud anak buah kapal (ABK) adalah semua awak kapal dibawah Perwira kapal. Sijil awak kapal dibuat
rangkap 2 (dua) dan dibuat dimuka Pegawai pendaftar awak kapal (pegawai Kesyahbandaran). Lembar pertama untuk Pegawai
Pendaftar dan lembar kedua untuk Nakhoda Kapal.