You are on page 1of 17

KELOMPOK I

ABK (Anak Buah Kapal)

Pelaut adalah seseorang yang pekerjaannya berlayar di laut. Atau dapat pula berarti seseorang yang mengemudikan kapal
atau membantu dalam operasi, perawatan atau pelayanan dari sebuah kapal. Hal ini mencakup seluruh orang yang bekerja di atas
kapal. Selain itu sering pula disebut dengan Anak Buah Kapal atau ABK.
Apa itu ABK ? adalah Anak Buah Kapal atau Awak Kapal, yaitu semua orang yang bekerja dikapal, yang bertugas
mengoperasikan dan memelihara serta menjaga kapal dan muatannya, terkecuali Nakhoda. Begitulah kira2 menurut Ilmu Hukum
Maritim.
ABK (Anak Buah Kapal) atau Awak Kapal ini terdiri dari beberapa bagian. Dan masing masing bagian mempunyai tugas
dan tanggung jawab sendiri, ABK ini bertanggung jawab terhadap Perwira Kapal tergantung Department masing masing.
Pimpinan tertinggi ABK atau Awak Kapal ini adalah Mualim 1 (Chief Officer) pada Deck Department, sedangkan Mualim 1 itu
sendiri bertanggung jawab kepada Nakhoda. Anda boleh mempelajari Tingkatan pada Mualim Pelayaran. Jadi tanggung jawab
utama secara keseluruhan baik Deck Department maupun Engine Department terletak di tangan Nakhoda yang disebut Kapten
atau Master selaku pimpinan tertinggi Pelayaran

Anak Buah Kapal (ABK)


1. Hak-hak Anak Buah Kapal
 Hak Atas Upah
 Hak Atas Tempat Tinggal dan Makan
 Hak Atas Perawatan waktu sakit/kecelakaan
 Hak Atas Cuti
 Hak Atas Pengangkutan untuk dipulangkan
2. Kewajiban Anak Buah Kapal
Kewajiban-kewajiban Anak Buah Kapal antara lain :
 Taat kepada perintah atasan, teristimewa terhadap perintah Nakhoda
 Meninggalkan kapal (turun ke darat) harus dengan ijin Nakhoda atau yang mewakilinya
 Tidak membawa barang dagangan, minum-minuman keras, dan senjata (api) di atas kapal
 Melakukan tugas tambahan atau kerja lembur jika dianggap perlu oleh Nakhoda
 Turut membantu menyelamatakan kapal, penumpang, dan muatannya, dalam kecelakaan kapal
 Berprilaku sopan, serta tidak mabuk-mabukan di kapal dalam rangka turut menciptakan keamanan dan ketertiban diatas
kapal
Peraturan Pengawakan Kapal
Dengan diberlakukannya Amandemen International Convention on Standard of Training Certification and Watchkeeping
for Seafarers (STCW) 1995 sebagai penyempurnaan STCW 1978, maka Menteri Perhubungan menetapkan peraturan dalam
bentuk Keputusan Menteri Perhubungan No.70 Th.1998 tanggal, 21 Oktober 1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga.
Pada Pasal 2 ayat (1) dan (2) bahwa pada setiap kapal niaga yang berlayar harus diawaki dengan susunan terdiri dari :
seorang Nakhoda, sejumlah perwira, sejumlah rating. Susunan awak kapal didasarkan pada : daerah pelayaran, tonase kotor kapal
(gross tonnage/GT) dan ukuran tenaga penggerak kapal (kilowatt/KW). Pada pasal 8 menetapkan dan memperjelas bahwa awak
kapal yang mengawaki kapal niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 bagi Nakhoda, Mualim atau Masinis harus memiliki sertifikat keahlian pelaut yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai
dengan daerah pelayaran, tonase kotor dan ukuran tenaga penggerak kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan pelaut
 bagi operator radio harus memiliki sertifikat keahlian pelaut bidang radio yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai
dengan peralatan radio yang ada di kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan pelaut
 bagi rating harus memiliki sertifikat keahlian pelaut dan sertifikat ketrampilan pelaut yang jenis sertifikatnya sesuai
dengan jenis tugas, ukuran dan jenis kapal serta tata susunan kapal.

AWAK KAPAL
Didalam beroperasi setiap kapal dioperasionalkan oleh awak kapal, dengan tugas dan tangungjawabnya masing-masing
antara lain :
 Definisi-Definisinya
1. Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik, atau operator kapal untuk melakukan
tugas diatas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil (UU No.21 /1992)
2. Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum diatas kapal serta mempunyai wewenang dan
tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku (UU No.21/1992)
3. Nakhoda adalah orang yang memimpin kapal (KUHD ps 341)
4. Pemimpin kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum diatas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu
serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu berbeda dengan yang dimiliki Nakhoda. (UU No.21)
5. Anak Kapal adalah mereka yang namanya tercantum dalam daftar anak kapal. (KUHD)
6. Anak Buah Kapal adalah awak kapal selain Nakhoda atau pemimpin kapal. (UU No.21):
7. Pelayar : Semua orang yang ada dikapal (UU No.21)
8. Perwira adalah mereka yang dalam daftar anak kapal diberikan pangkat ebagai Perwira (KUHD)
9. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi keahlian atau keterampilan sebagai awak kapal (PP 7/2000)

 Hak-hak Awak Kapal


1. Hak atas upah
2. Hak atas permakanan dan penginapan dikapal
3. Hak atas cuti
4. Hak atas perawatan kalau sakit dikapal
5. Hak atas angkutan bebas.

 Kewajiban Awak Kapal


1. Mentaati perintah Perusahaan
2. Bekerja sesuai dengan jangka waktu perjanjian
3. Melaksanakan tugas sesuai jam kerja yang ditetapkan
KELOMPOK II
PERUSAHAAN PELAYARAN
1. Pengusaha kapal adalah seseorang yang memakai sebuah kapal untuk pelayaran dilaut baik dikemudikan sendiri atau oleh
seorang Nakhoda yang bekerja padanya. (KUHD ps.320)
2. Perusahaan Angkutan Laut Nasional adalah perusahaan angkutan Laut berbadan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan
angkutan laut di dalam wilayah perairan Indonesia dan atau dari dan ke pelabuhan luar negeri. (PP 82 1999 ttg Angkutan di
perairan.)
3. Perusahaan Angkutan Laut Asing adalah perusahaan angkutan laut berbadan hukum asing (foreign shipping company) yang
kapal-kapalnya melakukan kegiatan angkutan laut ke dan dari pelabuhan Indonesia
4. Perusahaan Pelayaran Rakyat adalah perusahaan angkutan laut berbadan hukum Indonesia yang dalam melakukan kegiatan
usahanya dengan menggunakan kapal layar, kapal layar motor tradisional dan atau kapal motor dengan ukuran tertentu.

 Penyelenggara
Penyelenggaraan angkutan laut di dalam negeri dilakukan:
1. Oleh perusahaan angkutan laut nasional
2. Dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia
3. Untuk dapat menghubungkan pelabuhan laut antar pulau atau angkutan laut lepas pantai di wilayah perairan aindonesia.

 Mendirikan Perusahaan
Persyaratan mendirikan Perusahaan Pelayaran.
1. Memiliki akte pendirian perusahaan
2. Memiliki kapal berbendera Indonesia dengan ukuran GT 175 atau lebih atau kapal tunda 150 TK dan tongkang ukuran GT
175 atau lebih.
3. Kapal berbendera Indonesia yang berstatus leasing, disewa dari perusahaan leasing dan adanya pernyataan dari pemilik kapal
bahwa tidak berkeberatan kapalnya digunakan sebagai persyaratan izin usaha.
4. Memiliki tenaga ahli setingkat Diploma III dibidang ketatalak-sanaan pelayaran niaga, dan atau ijazah nautika dan/atau
tehnika pelayaran niaga.
5. Memiliki penanggung lawab perusahaan.
6. Memiliki NPWP.
KELOMPOK III
BIRO KLASIFIKASI

Tujuan dari Biro Klasifikasi adalah untuk mengsurvei dan mengklaskan kapal berdasarkan suatu pembakuan persyaratan
bangunan maupun permesinan kapal. Tugas mana dijadikan jaminan bagi pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan
(pemilik muatan,asuransi). Pemerintah dapat memanfaatkan Biro Klasifikasi untuk memeriksa dan menerbitkan Sertifikat atas
nama Pemerintah yang memberikan kewenangan. Sertifikat-sertifikat yang dikeluarkan Biro Klasifikasi ( class certificate ) tidak
mengikat Pemerintah.
Biro-biro Klassifikasi yang terkenal:
1. Lloyds Register of Shipping (LR) London
2. Bureau Veritas (BV) Paris
3. Det Norske Veritas (NV) Oslo
4. Germanische Lloyd (GL) Berlin
5. Registro Italiano Navale (RI) Roma
6. The American Bureau of Shipping (AB) New York
7. Nippon Keiji Kyokai (NK) Tokyo
8. Biro Klasifikasi Indonesoia (KI) Jakarta
9. Pemeriksaan sebab - sebab kece-lakaan
Sesuai SOLAS 1974 Bab pasal 21 setiap Negara harus mengadakan penyelidikan terhadap sebab-sebab kecelakaan yang
menimpa kapal-kapal mereka dan melaporkan hasilnya kepada Sekjen IMO di Indonesia. Sebabsebab kecelakaan dilakukan
pemeriksaan oleh Syahbandar untuk membuat Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP). BAPP tersebut dikirimkan ke
Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Dirjen Perhubungan Laut meminta Mahkamah Pelayaran untuk mengadakan pemeriksaan
lanjutan. Mahkamah Pelayaran adalah suatu instansi yang berada dibawah Menteri Perhubungan yang fungsinya untuk
mengetahui sebab-sebab kecelakaan serta menjatuhkan sanksi administratif berupa pencabutan kewenangan untuk jabatan tertentu
maksimum 2 tahun di kapal-kapal berbendera Indonesia. Apabila dalam suatu kecelakaan terdapat korban jiwa maka petugas
kepolisian ikut mengadakan pemeriksaan untuk menyelidiki kalau terjadi tindak pidana dalam kecelakaan tersebut. Pemeriksaan
dari Kepolisian disampaikan kepada Kejaksaan untuk diteruskan ke Pengadilan Negeri.

 Pengukuran Kapal
Setiap kapal yang digunakan untuk berlayar wajib diukur. Pengukuran dapat dilakukan menurut tiga metode:
1. Pengukuran dalam Negeri yang digunakan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang panjangnya kurang dari 24
meter.
2. Pengukuran Internasional yang digunakan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang panjangnya 24 meter atau
lebih
3. Pengukuran khusus digunakan untuk pengukuran dan penentuan tonase kapal yang akan melewati terusan tertentu Atas
permintaan pemilik kapal yang panjangnya kurang dari 24 meter dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode
Internasional. Kapal yang telah diukur dengan menggunakan metode pengukuran Intrenasional tidak dibenarkan diukur
dengan metode pengukuran dalam negeri. Hasil pengukuran kapal disusun dalam daftar ukur untuk menetapkan ukuran dan
tonase kapal.

Terhadap kapal yang berdasarkan perhitungan diperoleh isi kotor 20 meter kubik yang setara dengan GT 7 atau lebih
diterbitkan Surat Ukur. Surat ukur berlaku untuk jangka waktu tidak terbatas.
KELOMPOK IV
International Maritime Organization ( IMO )

Dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatan pelayaran, PBB dalam koperensinya pada tahun 1948
telah menyetujui untuk membentuk suatu badan Internasional yang khusus menangani masalah-masalah kemaritiman. Badan
tersebut dibentuk pertama kali dengan nama Inter Govermental Maritime Consuktative Organization ( IMCO ). Sepuluh tahun
kemudian, yakni pada tahun 1958 organisasi tersebut baru diakui secara Internasional. Kemudian berubah nama menjadi
International Maritime Organization ( IMO ) sejak tanggal, 22 Mei 1982.
Empat tahun sebelim INO diberlakukan secara Internasional yakni pada tahun 1954 Marine Pollution Convention sudah
mulai diberlakukan tetapi baru pada tahun 1959 secara resmi di administrasikan dan di sebar luaskan oleh IMO. International
Maritime Organization ( IMO ) berkedudukan di London, dengan alamat 4 Albert Embankment yang merupakan satu-satunya
Badan Spesialisasi PBB yang bermarkas di Inggris. Sedang Paripurna IMO disebut Assembly melakukan pertemuan tahunan satu
kali dalam selang waktu dua tahun dan biasanya diadakan pada bulan September atau Oktober. Pertemuan tahunan yang diadakan
yang disebut Council, anggotanya terdiri dari 32 negara yang dipilih oleh sidang Assembly dan bertindak sebagai Badan
Pelaksana harian kegiatan IMO. IMO adalah Badan Organisasi yang menangani masalah teknis dan sebagian besar kegiatannya
dilaksanakan oleh beberapa Komite.
1. The Marine Safety Committee ( MSC )
Merupakan komite yang paling senior dan khusus menangani pekerjaan yang berhubungan dengan masalah keselamatan
dan teknik. Memiliki beberapa Sub committee sesuai tugas masing-masing.
2. The Marine Environment Protection Committee ( MEPC )
Dibentuk oleh IMO Assembly pada tahun 1973 dengan tugas mengkoordinir kegiatan pencegahan dan pengontrolan
pencemaran laut yang asalnya dari kapal. Sub Committee dari Bulk Chemicals merupakan juga sub committee dari MEPC kalau
menyangkut masalah pencemaran.
3. The Technical C0-Operation Committee
Tugasnya mengkoordinir bantuan teknik dari IMO di bidang maritim terutama untuk negara berkembang. Komite teknik
ini merupakan komite pertama dalam organisasi PBB yang diakui sebagai bagian dari konvensi. Badan ini dibentuk tahun 1975
dan merupakan agen pertama PBB yang membentuk technical cooperation dalam bentuk struktur organisasi. Tujuannya adalah
menyediakan program bantuan untuk setiap negara terutama negara berkembang untuk meratifikasi dan kemudian melaksanakan
peraturan yang dikeluarkan oleh IMO. IMO menyediakan tenaga bantuan konsultan di lapangan dan petunjuk dari Headquarters
kepada pemerintah yang memintanya untuk melakukan training keselamatan kerja maritim dan pencegahan pencemaran terhadap
ABK bagian deck, mesin dan personil darat. Melalui Komite ini IMO melakukan seminar dan workshop dibeberapa negara setiap
tahun dan sudah mengerjakan banyak proyek bantuan teknik di seluruh dunia. Proyek ambisius yang dilakukan Komite ini adalah
mendirikan “The World Maritime University” di Malmo Swedia pada tahun 1983, dengan tujuan untuk mendidik dan
menyediakan tenaga trampil dalam bidang keselamatan dan lingkungan maritim, dari negara berkembang yang sudah mempunyai
latar belakang pendidikan yang mencukupi di negara masing-masing.

5. Sekretariat IMO
Sekretariat IMO dipimpin oleh Secretary General yang dibantu oleh ± 300 tenaga dari berbagai negara termasuk para
penterjemah ke dalam 6 bahasa yang diakui dapat digunakan berkomunikasi dalam sidang komite, yakni bahasa inggris, Perancis,
Rusia, Spanyol, Arab, China dan 3 bahasa teknis 13.6. Tugas dan Pekerjaan IMO Tugas Utama IMO adalah membuat peraturan-
peraturan keselamatan kerja dilaut termasuk keselamatan pelayaran dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran
lingkungan perairan. Seperti halnya SOLAS 74/78 diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden No. 65
tahun 1980 dan MARPOL 73/78 dengan Keputusan Presiden No. 46 tahun 1986. Kedua Keputusan Presiden tersebut sudah
tercakup dalam UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran.
Konvensi-konvensi IMO paling penting yang sudah dikeluarkan adalah sebagai berikut :
1. - Safety Of Life At Sea ( SOLAS ) Convention 1974/1978
2. - Marine Pollution Prevention ( MARPOL ) Convention 1973/1978
3. - Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers
 (SCTW) Convention 1978 termasuk beberapa amandements dari setiap konvensi.
Dalam ketiga konvensi tersebut digariskan peraturan keselamatan kerja di laut, pencegahan pencemaran perairan dan
persyaratan pengetahuan dan ketrampilan minimum yang harus dipenuhi oleh awak kapal. SOLAS Convention, menangani aspek
keselamatan kapal termasuk konstruksi, navigasi dan komunikasi. MARPOL Convention, menangani aspek lingkungan perairan
khusus untuk pencegahan pencemaran yang asalnya dari kapal, alat apung lainnya dan usaha penanggulangannya. STCW
Convention, berisi persyaratan minimum pendidikan atau training yang harus dipenuhi oleh ABK (Anak Buah Kapal) untuk
bekerja di atas kapal sebagai pelaut.
KELOMPOK IV
DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Ditjen Hubla


a. Tugas Pokok Ditjen Hubla
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan sebagian tugas pokok Kementerian Perhubungan, dan
merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan laut berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Perhubungan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi Ditjen Hubla
1) Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan,
perkapalan dan
kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan pantai;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan,
kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan pantai;
3) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang perhubungan laut:
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
c. Susunan Organisasi Ditjen Hubla
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terdiri dari :
1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut;
3) Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan;
4) Direktorat Perkapalan dan Kepelautan;
5) Direktorat Kenavigasian;
6) Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
KELOMPOK V
RUANG LINGKUP KESYAHBANDARAN

Syahbandar- Definisi syahbandar adalah pejabat pemerintah atau kepala pelabuhan yang ditunjuk oleh menteri dengan
tugas melaksanakan pengawasan, penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dan mengkoordinasikan
kegiatan pemerintah di pelabuhan

TUGAS DAN WEWENANG SYAHBANDAR DI PELABUHAN PERIKANAN


1.Mengatur kedatangan kapal perikanan
2.Memeriksa ulang kelengkapan dokumen kapal perikanan
3.Menerbitkan Surat Tanda Bukti lapor Kedatangan Kapal
4.Mengatur keberangkatan kapal perikanan
5.Menerbitkan Surat Tanda Bukti lapor Keberangkatan Kapal
6.Menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar
7.Memeriksa teknis dan nautis kapal perikanan dan memeriksa alat penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan ikan
8.Memeriksa dan mengesahkan perjanjian kerja laut
9.Memeriksa log book penangkapan ikan
10.Mengatur olah gerak dan lalu lintas kapal perikanan di pelabuhan perikanan
11.Mengawasi pemanduan
12.Mengawasi pengisian bahan bakar
13.Mengawasi kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan perikanan
14.Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan
15.Memimpin penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di pelabuhan perikanan
16.Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim
17.Memeriksa pemenuhan persyaratan pengawakan kapal perikanan
18.Memeriksa sertifikat ikan hasil tangkapan
PERTANYAAN DISKUSI AWAL
1. Kodifikasi : yaitu pembukuan peraturan peraturan dalam kitab undang undang ,
2. Contoh dari kodifikasi : KUHPer ( kitab undang undang hukum perdata ), KUH Pidana dan KUHD (
kitab undang undang hukum dagang )
3. Konvensi : adalah perjanjian internasional yg dilaksanakan untuk kepentingan bersama
4. Hukum : Peraturan yg dibuat oleh penguasa untuk ketertiban suatu kelompok
5. Hukum Laut : adalah Peraturan dan kebiasaan mengenai laut yang bersifat keperdataan menyangkut
kepentingan perseorangan dan kepentingan umum
6. Hukum Maritim : adalah Hukum yang mengatur perdagangan dilaut.
7. Hukum perdata : adalah Hukum yang mengatur hubungan hukum Perusahaan dengan perorangan.
8. Hukum Publik/Negara : adalah hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat
perlengkapannya,Negara dengan perorangan dan Negara dengan Negara.
9. Hukum Internasional : adalah hukum yang mengatur hubungan Internasional atau Negara.
10. Sijil : yaitu daftar yg berisi nama nama awak kapal yg dibuat dihadapan pegawai pendaftaran awak
kapal kecuali nahkoda (menurut KUHD)
11. Buku pelaut : adalah Dokumen( Pengenal pelaut & tanda pengenal kewarganegaraan) yang
menerangkan pengesahan awak kapal yang bekerja dikapal.
12. Perjanjian kerja laut : Adalah Perjanjian kerja antara pekerja/ Pelaut dengan pengusaha kapal,dimana
pekerja mengikatkan diri sebagai pekerja diperusahaan dengan imbalan upah.
13. Kesepakatan kerja bersama /KKB : ( Collecting bargening agreement ) yaitu suatu perjanjian yg
diadakan antara organisasi/asosiasi perburuhan atau kesatuan pelaut (contoh KPI) dengan pihak
pengusaha kapal
14. Collective labour agreement ( perjanjian kerja kolektif ) : telah diganti menjadi collective bargening
agreement ( kesepakatan kerja bersama )
15. Awak kapal : sesuai dg UU no 21 tentang pelayaran yaitu mereka yg tercantum dalam sijil awak
kapal dan telah membuat PKL dengan pengusaha kapal
16. Anak buah kapal : sesuai dg UU no 21 tentang pelayaran yaitu mereka yg disebutkan sebagai awak
kapal tetapi tidak menjabat sebagai perwira kapal
17. Pelayar : sesuai dg UU no 21 tentang pelayaran yaitu semua orang yg berada diatas kapal kecuali
nahkoda
18. Nahkoda : adalah pemimpin tertinggi diatas kapal dan juga pemegang kewibawaan umum diatas
kapal
19. Penumpang : yaitu mereka yg termasuk sebagai pelayar tetapi bukan merupakan awak kapal diatas
kapal dan mereka membayar untuk perjalanan tersebut
20. Perwira kapal : adalah mereka yg didalam sijil awak kapal diberikan pangkat perwira
21. Pengusaha kapal : adalah seseorang atau badan hukum yg mengusahakan kapal untuk pelayanan
pelayaran dilaut dengan melakukan sendiri atau menyuruh orang lain melakukan pelayaran itu
sebagai nahkoda
22. Pengusaha Kapal (menurut KUHD) :adalah Pihak yang Mengoperasikan Kapal.
23. Layak laut : Keadaan dimana kapal layak untuk melakukan pelayaran
24. Buku pelaut : adalah Pengukuhan seseorang yg bekerja diatas kapal.
Hukum privat adalah :
hukum yg mengatur hubungan2 antara orang yg satu dengan orang yg lain dng menitik beratkan kepentingan perseorangan.
Hukum publik adalah :
hukum yg mengatur hubungan antara negara dng alat2 perlengkapannya, negara dng perseorangan dan negara dng negara.
Pencemaran laut adalah :
tercampurnya/terkontaminasinya air laut dng buangan barang2 atau campuran cairan beracun dan berbahaya.
Dumping adalah :
pembuangan sisa2 bahan terpakai dan tidak diperlukan lagi ke laut.
ISM-Code dimasukkan dlm Solas dng Resolusi no.A-741(18) bulan Nopember 1993 pada bab IX (chapter IX).
Implikasi dimasukkannya ISM-Code ke dalam Solas adalah :
dengan dipicunya kejadian tenggelamnya kapal penumpang Ro-ro Ferry HERALD OF FREE ENTER PRIZE di pelabuhan Zee
brugge Belgia beberapa menit setelah lepas dermaga pada bulan Maret 1987 yang menimbulkan korban 188 jiwa.
Tujuan pokok ISM-Code adalah :
- meningkatkan keselamatan di laut.
- Pencegahan pencemaran (polusi) lingkungan,khususnya lingkungan laut.
Laut Teritorial adalah :
laut yg berbatasan dng negara pantai yg diukur dari garis pangkal selebar 12 mil
Yg dimaksud dng batas territorial adalah :
batas yg diukur dari pantai terluar sejaut 12 mil laut.
Tugas perusahaan pelayaran yg berkaitan dng pelaksanaan STCW 7 amandemen 95 yg berkaitan dg persyaratan pelaut dan
Nakhoda.
Nakhoda :
- Mempunyai kemampuan sbg pimpinan & memberikan perintah.
- Memahami benar sms perusahaan.
- Diberi dukungan sepenuhnya sehingga tugas & tanggung jawabnya dpt terlaksana dg baik.
Awak kapal :
¨ Setiap kapal hrs diawaki oleh orang2 yg mempunyai kemampuan & terlatih.
¨ Memiliki sertifikat sesuai ketentuan nasional kapal niaga STCW 1995
Sertifikat yg berkaitan dng kapal yg dikeluarkan berdasarkan SOLAS 74 adalah :
- International Tonnage Certificate.
- International Load Line Certificate.
- Certificate Of Nationality.
- Cargo Ship Safety Construction Certificate.
- Cargo Ship Safety Equipment Certificate.
Jenis charter kapal meliputi :
1) Time charter. 2)Voyage charter. 3)Demise charter.
Dalam percharteran kapal dikenal istilah :
¨ Lay days : adalah tanggal atau hari-hari yg ditetapkan utk kapal diserahkan dari owner kepada pencharter.
¨ Canceling date : adalah tanggal atau hari yg ditetapkan sebagai batas akhir kapal/Nakhoda melapor kepada pencharter.

Salah satu sifat utama dari hukum maritime :


- Keterpadatan menyangkut kepentingan perorangan.
- Publik  menyangkut kepentingan umum.
Contoh hokum maritime publik : penentuan laut wilayah, zone tambahan & ZEE.
Contoh hokum keterpadatan maritime :Perjanjian2 pengangkutan, menyeberang dng kapal laut niaga.
2 Perangkat hukum maritime menurut per-undang2 an Indonesia :
- KUHD pasal 309 tentang kapal.
- UU no.4 Prp th 1960 tentang perairan Indonesia.
2 Konvensi International :
- UNCLOS 82. - Konvensi hokum laut (1) 1958 (2) 1960
Lebar laut wilayah = 12 mil laut diukur dari daratan yang terluar.
Lebar ZEE = 200 mil laut diukur dari daratan yang terluar.
Lebar landas kontinen :
- Jarak sampai 200 mil laut jika ketepian luar kontinen tdk mencapai jarak 200 mil.
- Atau kelanjutan alamiah wilayah daratan dibawah laut hingga tepian luar kontinen yg lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil
laut yg diukur dari garis dasar laut yg merupakan kelanjutan dari wilayah daratan.
Alur2 di dlm laut wilayah yg diadakan utk perlintasan kapal2 asing adalah Selat-selat.
Pemberlakuan SOLAS 1974 :
1. Utk kapal-kapal manakah yg terkena ketentuan-ketentuan konvensi tsb?
Utk semua kapal yang berlayar.
2. Utk pelayaran manakah berlaku ketentuan konvensi tsb?
Utk pelayaran kelas A1, A2, A3

a. Jumlah Bab yg merupakan penjabaran dari persyaratan2 teknis konvensi SOLAS 1974 = 11 Bab.
b. Yg merupakan sumber dari ISM-Code adalah Bab.IX yaitu Management for the safe operation of ship.
Ketentuan2 STCW 1978 berlaku untuk kapal-kapal :
¨ Kapal Tanker ≥ 500 GRT
¨ Kapal Cargo ≥ 3000 GRT
Susunan Penggolongan pengawakan berdasarkan sertifikat yg ditetapkan konvensi STCW 1978 / 1995 :
- ANT I  Reg. I i / 2, > 3000 GRT - ANT II  Reg. I i / 2, 500 – 3000 GRT
- ANT III  Reg. I i / 1 & I i / 3 NCV - ANT IV  Reg. I i / 3 NVC
- ANT V  diatur sendiri.
- ATT I  Reg. I ii / 2, C/E - ATT II  Reg. I ii / 2, 2/E
- ATT III  Reg. I ii / 1 - ATT IV  Reg. I ii / 3
- ATT V  diatur sendiri.
Satuan ukuran yang berlaku menurut tonnage measurement 1969 adalah GRT
Yg dimaksud dng Nakhoda adalah : Nakhoda sebagai pemimpin & pemegang kekuasaan tertinggi diatas kapal, selain itu
sebagai wakil dari perusahaan kapal & pemilik muatan.
Keterkaitan Nakhoda dng kelaikan kapal adalah :
Menurut pasal 343 KUHD, Nakhoda tdk boleh menempuh suatu perjalanan kecuali apabila kapal yg sanggup melaksanakan
perjalanan itu & telah diperlengkapi & diawaki secukupnya, sanggup melaksanakan perjalanan di maksudkan bahwa kapal laik
laut & itu merupakan tanggung jawab Nakhoda sebelum berlayar utk memeriksanya.
Yg dimaksud dengan anak buah kapal adalah :
Mereka yg namanya tercantum dalam sijil awak kapal.
Yg dimaksud dengan Perwira kapal adalah :
Mereka yg oleh sijil awak kapal diberikan tingkat sebagai perwira.
Yg dimaksud dng Rating adalah : Awak kapal selain perwira & Nakhoda.
Di bagian muka buku harian kapal harus terdapat penunjuk halaman, yg menyebutkan adanya keterangan mengenai :
¨ Kelahiran& kematian di kapal.
¨ Mutasi diantara awak kapal.
¨ Kecelakaan/kerusakan yg dialami.
¨ Pengeringan/perbaikan.
¨ Pembukaan/penutupan pintu-pintu kedap air, tingkap-tingkap.
¨ Latihan-latihan berkala.
¨ Perangkat telegrap radio.
¨ Pemuatan muatan berbahaya.
¨ Catatan tentang jumlah pekerja muatan.
Dalam pendaftaran kapal Indonesia menganut system tertutup, maksud & dasarnya adalah :
System pendaftaran kapal dimana kapal yg didaftarkan disuatu negara hanya kapal-kapal yg dimiliki oleh warga negaranya atau
badan hukum yg didirikan berdasarkan hukum negaranya & berkedudukan di negaranya.
Dasar : UU No.21 th 1992 pasal 46.
Yg dimaksud dng pendaftaran kapal system terbuka adalah :
Dimana kapal yg didaftarkan di suatu negara tidak harus dimiliki oleh warga negaranya& tidak harus berkedudukan di negara
tersebut yg dikenal sebagai Flag Convenience. Contoh : Liberia, Panama, Singapore.
Document & sertifikat yg wajib dilampirkan dalam pendaftaran kapal adalah :
¨ Tonnage measurement certificate (surat ukur kapal).
¨ Safety certificate / prevention pollution certificate.
¨ Proof of owner certificate (bukti pemilikan kapal).
¨ Statement by owner, granting for Nationality.
¨ Statement by owner that the ship is not registered a broad.
Persyaratan utk kapal dinyatakan laik laut berdasarkan UU No.21 th 1992 :
¨ Keselamatan kapal (Ship safety).
¨ Pencegahan pencemaran perairan dari kapal.
¨ Pengawakan.
¨ Pemuatan.
¨ Kesehatan& kesejahteraan awak kapal & penumpang.
¨ Status hukum kapal
Kedaulatan yg dimiliki oleh sebuah Negara Pantai di :
Laut Wilayah :

 Ketentuan ttg menangkap ikan dilingkungan maritime


 Larangan berlabuh di lingkungan maritime tanpa alasan
 Wewenang penegakan dan pengawasan kepada KSAL,keamanan kpl perang,Nakhoda kpd dijenla
 Pengerjaan terhadap kapal asing karena tindak pidana/ melakukan kejahatan di lingkungan laut wilayah RI, secara terus
menerus sampai batas laut wilayah Negara lain.

Zona tambahan :
§ Pencegahan pelanggaran terhadap perundangan, bea cukai,fiscal,keimigrasian dan kesehatan yg berlaku di wilayah darat dan ke
laut,wilayah Negara pantai.
§ Hal2 yg ditindak oleh Negara dan Zona tambahan :
§ Membawa muatan tdk dengan dokumen
§ Membawa penumpang gelap
§ Menindak pelanggaran atas peraturan pelanggaran tsb, dgn seolah – olah dilakukan di wilayah darat dan laut territorial Negara
pantai.
Yang dimaksud dgn GENERAL AVERAGE dan contohnya :
Penanggungan bersam demi penyelamatan kapal/ barang dari suatu bahaya umum (Act Of Man)
Contoh : Sebuah kpl terbakar

Zona Ekonomi Exklusif :


- Hak berdaulat untuk melakukan explorasi dan exploitasi dan pengelolaan sumber daya hayati dari dasar laut dan tanah
dibawahnya serta diatasya.
- Yuridiksi yg berhubungan dgn :
· Pembuatan pulau buatan instalasi dan bangunan lainnya.
· Penelitian laut
· Kelestarian lingkungan laut
- Kewajiban memberikan kesempatan kepada Negara yg tdk mempunyai laut turut memamfaatkan surflus dari jumlah
tangkapan ikan yg diperbolehkan.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan RIGHT OF INNOCENT PASSAGE dan syarat – syarat apa saja yg harus dipenuhi
utk dapat melaksanakannya :
§ Tdk boleh melakukan tindakan – tindakan ; Bermusuhan : mengancam kedaulatan , menggunakan senjata , memata matai ,
propagandaTerhadap keamanan, meluncurkan peswat terbang , mendaratkan perlengkapan militer , menyelundup ,
§ Pencemaran minyak , penangkapan ikan dan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan Pelayaran.

Sebutkan 4 ( empat ) azas yang berlaku dalam asuransi :


1. INSUBLE INTEREST
Bahwa tertangung wajib mempunyai kepentingan thd barang yg diasuransikan
2. UTMOST GOODFAITH
Bahwa tertanggung dalam menutup asuransi atas barang harus beritikat baik
3. PRINSIPLE OF INDEMNITY
Bahwa tertanggung hanya memperoleh ganti Rugi sebesar nilai kerugian 2 yang benar 2 dialami.
4.PRINCIPLE OF SUBROGRATION
Tertanggung tidak boleh menuntut ganti rugi dari ihak yg merugikan kalau sdh mendapatkan ganti Rugi dari Asuransi.

Yg dimaksud dgn Designed Person Ashore (DPA) dan tugas2nya :


(Personil atau seseorang atau orang2) di darat yg ditunjuk dan memiliki kemudahan utk dpt menyelenggarakan hubungan
langsung antara kpl dgn Manegement puncak perusahaan.
Tugas :

 Menjamin keselamatan operasi setiap kpl dgn tersedianya sesuatu hubungan antara perusahaan dgn personil yg ada di
atas kpl.
 Memonitor aspek2 keselamatan dan pencegahan pencemaran dari pengoperasian setiap kpl.
 Menjamin tersedianya sumber2 yg memadai dan dukungan dari personil darat sebagaimana yg disyaratkan.

Jelaskan tanggung jawab perusahaan pelayaran sesuai dgn STCW 1978 amandemen 1995 :
- Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sbg pengangkut sesuai peraturan perundang – undangan yg berlaku atau persyaratan
perjanjian pengangkutan atau kelaziman yg berlaku dalam bidang pelayaran.
Yang dimaksud dgn Note Of Protest atau (kisah kapal) adalah :
Berita acara yg dibuat oleh Syahbandar dan notaris atas permintaan Nakhoda tentang kejadian selama dalam pelayaran yg dapat
menimbulkan tuntutan ganti rugi dari pihak lain dibuat berdasarkan apa yg tertulis dalam buku harian kapal yg menandatangani
adalah Perwira jaga dan Nakhoda kapal.
Manakah yg mempunyai kekuatan hokum antara Buku Harian Kapal dan Note Of Protest yg mempunyai kekuatan hokum lebih
kuat adalah Buku Harian Kapal, karena NOP dibuat berdasarkan BHK.

Ketentuan2 KUHP berlaku bagi kapal


Indonesia yg berada diperairan wilayah negara asing, apabila terjadi pelanggaran bea cukai serta peraturan kepelabuhan, dalam
hal-hal dimana tersangkut orang-orang bukan pelayaran.
Tugas pokok dari Port State Control ialah :

 Melaksanakan ketentuan2 untuk PSC dalam convensi2 IMO.


 Memeriksa kpl2 berbendera bukan Negara peserta Konvensi.
 Memeriksa kpl2 di bawah ukuran Konvensi
 Mengidentifikasikan kpl2 di bawah standart atau resiko2 pencemaran.
 Melakukan pengawasan Regional
 Melakukan pengawasan melalui pemonitoran
Yang dilakukan PSC saat melakukan pemeriksaan di atas kpl :

 Pada kesempatan pertama meyakinkan akan tahun pembangunan dan ukuran kapal untuk menetapkan
ketentuan2/Peraturan2 mana dari konvensi yg akan diterapkan
 Pada waktu naik kpl memperkenalkan diri kpd Nakhoda atau perwira kpl yg bertanggung jawab, PSCO kemudian
memeriksa dan meneliti Sertifikat serta document kapal yg di isyaratkan.
 Jika semua sertifikat masih berlaku dan kesan umum PSCO serta Observasi yg nampak di kapal memastikan bahwa suatu
pemeliharaan kpl terlihat baik maka pada umumnya akan membatasi pemeriksaan dan hanya mengisi Form A dan jika dijumpai
adanya suatu kekurangan dgn mengisi Form B.

Marpol 1973 & Solas 1974 berlaku untuk pelayaran internasional/pelayaran yang menghubungkan 2 pelabuhan internsional.
Sertifikat2 Marpol 1973 yg diisyaratkan utk kapal2 indonesia :
§ International Oil Pollution Prevention Certificat (IOPPC) utk kapal tangker 150 GRT keatas dan kapal non tanker 400 GRT
keatas.
§ International sewage Pollution Prevention Certificat (ISPPC) untuk semua kapal 200 GRT.
§ International Certificat of Fitness for the Carriage of Liquified Gases in Bulk untuk kapal Cargo dan Tanker.
§ International Certificat of Fitness for the Carriage of Dangerous Chemicals in Bulk untuk kapal Chemical tanker.

Pendaftaran kapal merupakan suatu persyaratan untuk keperluan :


§ Untuk memperoleh tanda bukti kebangsaan.
§ Untuk dapat dibebani Hipotek.
§ Agar jelas status hukumnya yang berlaku diatas kapal.

Fungsi Buku harian kapal adalah :


§ Sebagai bahan pembuktian.
§ Sumber data bagi hakim jika terjadi sengketa.
§ Sebagai alat pengawasan bagi pemerintah.
§ Dokumen penjabaran perjalanan kapal
Dari fungsi-fungsi tersebut yg terkait eksibitum Syahbandar adalah sebagai alat pengawasan bagi pemerintah.
Kisah Kapal adalah :
Suatu akte atau statement yg berisi laporan / pernyataan mengenai peristiwa- peristiwa selama dalam pelayaran.
Yang ikut menanda tangani kisah kapal adalah nakhoda & awak kapal yang mengetahui kejadian.
Yang melatarbelakangi ketentuan tersebut adalah :
karena kisah kapal dibuat dihadapan Syahbandar/Notaris sebagai akte otentik dalam arti hokum. Di dalam kisah kapal tdk boleh
dicantumkan pendapat, dugaan, ataupun keputusan, mengingat kekuatan pembuktian berada pada Hakim.

Surat2 kpl yg diserahkan Nakhoda kpd Syahbandar setiba kpl di Pelb. yg tdk
termasuk surat2 kpl sebagaimana di isyaratkan KUHD adalah :
§ Surat laut.
§ Surat ukur
§ Akta pendaftaran
§ Sijil Awak kapal
Dan peraturan yg memuat ketentuan tsb adalah Peraturan Bandar.
Hal yg hrs diperhatikan oleh Nakhoda pada saat menandatangani Konosemen adalah :
§ Bentuk Konosemen yg benar
§ Tanggalnya tepat dng tgl pengapalan.
Menurut Resi Mualim :
· Barang sudah berada di kapal.
· Keadaan barang & keterangan tentang kekurangan sudah diserahkan.
§ Syarat-syarat tambahan (clause) yg sesuai peraturan & keperluan, khusus untuk membuktikan keadaan & jumlah sudah
dimasukkan.
§ Uang tambang muka sudah dibayar.
§ Jika kapal di charter, hak-hak pemilik sdh diperhatikan (utk voyage charter, jumlah laydays, demurrage)
Akta Sesi diterbitkan : Pd saat penyerahan muatan dg menggunakan atas nama yg dialihkan pada penerima lain.

Kedudukan Konosemen jika kapal terikat dengan Time Charter :


§ Utk Bareboat CP, selalu antara pencharter dg pengapal.
§ Utk T/C, biasanya antara pemilik kapal dg pengapal dimana pemilik kapal tetap
§ terikat pada syarat-syarat C/P.
§ Jika ada persetujuan pengapalan antara pencharter dan pengapal, perjanjiannya adalah antara pencharter dng pengapal.
Kedudukan Konosemen jika kapal terikat dng Voyage Charter :
§ Jika pencharter dan pengapal adalah orang yang sama.
Konosemen = Tanda terima (Receipt)
§ Jika pengapal bukan pencharter.
Konosemen = Tanda terima + bukti perjanjian + bukti pemiliknya.
Yang dimaksud Warranty dalam asuransi laut adalah :
Suatu syarat-syarat atau janji-janji tertentu yang wajib dipenuhi oleh tertanggung dalam asuransi laut.
Jenis-jenis Warranty adalah :
§ Implied warranty (otomatis), syarat yang tdk tercantum dalam polis, tetapi wajib dipenuhi oleh tertanggung seperti : kapal harus
laik laut, kegiatan pelayaran harus legal.
§ Express warranty (tertulis), syarat yang dicantumkan pada polis.

Jenis-jenis Total Loss yang berlaku pada asuransi laut adalah :


§ Actual Total Loss.
§ Constructive Total Loss.
§ Presumed Total Loss.
Jenis Total Loss yang harus disertai pernyataan pelepasan (Notice of Abandonment) adalah : Constructive Total Loss.
Sebuah contoh dari Averai umum (General Average) adalah :
§ Pembuangan muatan.
§ Pengrusakan bagian dari kapal.
§ Kerusakan barang akibat penyemprotan
§ air untuk memadamkan api.
§ Muatan yg dipakai sebagai bahan baker.
Tugas-tugas dari Nakhoda :
§ Sebagai Pemimpin kapal.
§ Sebagai pemegang kewibawaan.
§ Sebagai abdi hokum.
§ Sebagai pegawai pencatatan sipil.
§ Sebagai Notaris.
§ Sebagai wakil Pengusaha kapal /Perusahaan Pelayaran.
§ Sebagai wakil pemilik muatan.
Konosemen (Bill of loading) menurut pihak yg dpt menerima barang :
§ Konosemen atas nama.
§ Konosemen kepada penggantinya.
§ Konosemen kepada pembawa.
Uraian tugas-tugas Nakhoda :
§ Sebagai pemimpin kapal : pasal ini berarti dalam mengelola, melayarkan& mengarahkan kapal.
§ Sebagai pemegang kewibawaan : memberi kekuasaan kpd Nakhoda utk menertibkan kapal dan ABK hrs taat & patuh pada
Nakhoda.
§ Sebagai abdi hukum : Nakhoda dpt bertindak sbg Jaksa atau pembantu Jaksa dan Polisi atau pembantu Polisi.
§ Sebagai pegawai pencatatan sipil : Jika terjadi kelahiran, kematian atau perkawinan maka Nakhoda membuat aktenya.
§ Sebagai Notaris : Bila diminta dpt dibenarkan utk membuat surat warisan berdasar atas permintaan si pewaris & disaksikan
seorang saksi.
§ Sebagai wakil Pengusaha : Nakhoda sbg wakil Perusahaan dlm hal penandatanganan PKL, pengaturan tugas ABK, pengaturan
muatan dll.
§ Sebagai wakil pemilik muatan : dalam hal antara lain :
· Jika kapalnya ditahan atau disita mengambil tindakan utk menanggulanginya atas nama pemilik muatan.
· Jika memerlukan biaya utk keperluan muatan Nakhoda boleh menjual sebagian muatan dan hasilnya utk keperluan itu.

Syarat-syarat yg hrs dipenuhi oleh awak kapal utk dpt bekerja diatas kapal :

 Memiliki sertifikat keahlian pelaut.


 Memiliki sertifikat ketrampilan pelaut.
 Berumur sekurang-kurangnya 18 th.
 Sehat Jasmani & Rohani.
 Memiliki surat-surat / dokumen lain yang diperlukan.

Hak-hak awak kapal :

 Hak atas upah / gaji.


 Hak atas tempat tinggal yg layak di atas kapal.
 Hak atas makan yg layak diatas kapal.
 Hak atas cuti.
 Hak atas perawatan waktu sakit.

· Hak atas perawatan di atas kapal.


· Hak atas perawatan di darat

 Hak atas pengangkutan.


 Hak atas menggugat.
 Hak atas menuntut.

Kewajiban awak kapal :


§ Mematuhi perintah Nakhoda.
§ Minta ijin tiap kali meninggalkan kapal.
§ Minta ijin utk mempunyai, menyimpan atau menggunakan barang-barang yg bukan merupakan barang kebutuhan wajar, misal :
minuman keras, senpi.
§ Siap melaksanakan tugas lembur.
§ Menyiapkan diri 3 hari setelah berakhirnya PKL.
§ Melaksanakan tugas sehari-hari penuh didikasi dng perasaan ikut memiliki.
§ Bersedia utk menjadi wajib Militer.
§ Berlaku & bertindak relatif sopan dan baik sesuai dng tugas, jabatan dan ketentuan Perusahaan.
§ Mempelajari situasi / keadaan kapalnya.

Pembagian perairan Indonesia sesuai dng Hukum laut :


§ Laut Teritorial, batas : 12 mil dari daratan terluar.
§ Zone tambahan, batas : 24 mil dari daratan terluar.
§ ZEE tambahan, batas : 200 mil dari daratan terluar.
Yuridiksi negara pantai thd kapal asing yg melintasi perairan Teritorial :
§ Tdk boleh melanggar UU Imigrasi, BC.
§ Harus lewat dng cepat.
§ Tdk boleh mengadakan pengamatan.
§ Kapal perang, senjata tdk boleh dalam keadaan siap.
§ Tdk boleh meluncurkan pesawat terbang.
§ Kapal selam hrs berada di permukaan air.

Perbedaan Bareboat charter dng Time charter :


Dalam time charter carrier bertanggung jawab penuh atas kerusakan & semua kerugian yg timbul, sedang dalam Bareboat charter
pencharter adalah carrier (pengangkut) sehingga mempunyai tanggung jawab atas semua kerugian yang timbul.

Yg dimaksud Desersi adalah :


Suatu tindakan seseorang awak kapal yg tugas / melarikan diri dari kapal dan dpt diancam hukuman 1 tahun, 4 bulan.
Yg dimaksud Mutiny adalah :
Sesuatu tindakan yg dilakukan beberapa orang awak kapal yg menolak atau mengancam atau membangkang thd Nakhoda,
diancam hukuman max. 7 th.
Letter of idemnity adalah :
Surat jaminan yg dibuat oleh shipper yg menyatakan bahwa shipper bertanggung jawab thd barang-barang muatan yg rusak yg
namanya tercantum dalam LOI.

Yg dimaksud dng Pelayar adalah :


Orang yg berlayar yg mengemudikan kapal atau orang yg bekerja kepada seseorang untuk mengemudikan kapalnya.
Yg dimaksud penumpang adalah :
Orang ikut dalam pelayaran di laut yg tdk mengemudikannya / bekerja di bawah Nakhoda.
Pengusaha kapal adalah :
Orang yg memakai kapal untuk pelayaran di laut dng mengemudikan nya sendiri atau dikemudikan seorang Nakhoda yg bekerja
kepadanya.
Pemilik kapal adalah : Orang yg secara syah memiliki kapal.

PKL dibuat rangkap 4 untuk :


- Utk Pelaut. - Utk Pemilik kapal.
- Utk Nakhoda. - Utk Pejabat Ditjen Perla.

Hak lintas damai adalah :


Pelayaran dari laut bebas ke laut bebas melalui wilayah laut Indonesia (kapal asing) atau dari laut bebas ke Pelabuhan negara
Indonesia dan sebaliknya dilakukan dng tidak membahayakan ketertiban dan kedamaian negara Indonesia.

Persyaratan bagi kapal-kapal perang, kapal selam & kapal ikan asing yg me-manfaatkan hak lintas damai adalah :
- Dilakukan dengan cepat.
- Melalui alur keperluan yg telah ditetapkan Indonesia (ALK).
- Mengibarkan bendera negara kapal.

Keharusan dlm pengisian buku harian kapal :


- Harus diisi sesuai dng keadaan yg sebenarnya.
- Harus diisi beruntun sesuai nomor urut halaman.
- Bila ada tulisan yg salah cukup di coret sekali lalu diadakan pembetulan dan di paraf.
- Bila ada halaman yg tersisa harus diberi tanda penutup.
Hal-hal yg dilarang dalam pengisian buku harian kapal :
- Membuat kotor buku harian kapal.
- Merobek halaman.
- Menambah halaman.
- Melowongkan halaman.
- Menghapus tulisan dng sengaja tanpa dibubuhi paraf.
- Mencatat tidak aktual

UU / peraturan2 yg mengatur mengenai perkapalan dan pelayaran yg berlaku secara nasional & internasional :
- International convention loadline (ICLL) 1966.
- SOLAS Convention.
- Merchant shipping (minimum standard) convention.
- International convention relating to interventionon the high sea case O.P casualities.

Yg dimaksud PKL adalah :


Perjanjian yg dibuat antara seorang Pengusaha kapal disatu pihak dan seorang buruh di pihak lain, dimana si buruh berjanji untuk
bekerja dibawah pengusaha kapal dng menerima upah sebagai Nakhoda atau awak kapal.
Cara mengetahui kebangsaan suatu kapal adalah :
Dari bendera registrasi yg dikibarkan.

Yg dimaksud alasan mendesak dalam hal pemutusan hubungan kerja adalah :


Dimana salah satu pihak tdk memenuhi kewajiban-kewajiban sesuai yg disepakati bersama sehingga merugikan pihak yg lain.
Bagi majikan : Menganiaya majikan dll.
Bagi buruh : Majikan tdk membayar gaji dll.
Yg dimaksud dng Exibitum :
Adalah pengesahan buku harian kapal oleh Syahbandar yg telah mencatat kejadian-kejadian yg penting selama dlm pelayaran.

Syarat-syarat buku harian kapal :


- Halaman pertama & terakhir di tandatangani pejabat yg berwenang/ Syahbandar.
- Halaman-halaman lain cukup di paraf atau distempel Syahbandar
- Berbentuk buku / dijilid rapi dan kuat.
- Tiap-tiap halaman hrs ada nomor urut halaman.
- Tidak ada salah cetak.
- Agar tdk kotor seyogyanya diberi sampul.

Pertimbangan yg menjadi landasan dlm penetapan UU no.21 thn 1992 tentang pelayaran :
Utk menjaga keselamatan kapal & lingkungan bagi kapal-kapal berbendera Indonesia, Pemerintah RI dng Kepres no.65 thn 1980
telah memberlakukan SOLAS 74 /78 & Kepres no.46 thn 1986 utk Marpol 73 / 78, kedua peraturan itu tercakup dlm UU no.21
thn 1992 tentang pelayaran yg meratifikasi & memberlaku-kan konvensi International Maritime Organisation.

Definisi Pelayaran adalah :


Segala sesuatu yg berkaitan dg angkutan di perairan, kepelautan serta keamanan & keselamatannya.
Definisi Kapal adalah :
Kendaraan air dng bentuk & jenis apapun yg digerakkan dg tenaga mekanik, tenaga angin/ditunda, termasuk kendaraan yg
berdaya apung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung & bangunan terapung yg tidak berpindah-pindah.

Definisi Perairan Indonesia adalah :


Perairan yg meliputi laut wilayah, perairan kepulauan, perairan pedalaman sebagaimana dimaksud dalam dalam UU no.4 Prp th
1960.

Definisi Pelabuhan adalah :


Tempat yg terdiri dari daratan & perairan disekitarnya dng batas-batas tertentu sbg tempat kegiatan pemerintahan & kegiatan
ekonomi yg dipergunakan sbg tempat kapal bersandar, berlabuh, naik / turun penumpang dan atau bongkar muat barang yg
dilengkapi dng fasilitas dan atau pelayaran & kegiatan penunjang pelabuhan serta sbg tempat perpindahan intra & antar modal
transportasi.

Kelaik lautan kapal adalah :


Keadaan kapal yg memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, pemuatan,
kesehatan & kesejahteraan awak kapal serta penumpang & status hukum kapal utk berlayar di perairan tertentu.

Perbedaan antara awak kapal & ABK :


Awak kapal :
Adalah orang yg bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal utk melakukan tugas di atas kapal sesuai
dng jabatannya yg tercantum dlm buku sijil.
ABK : Adalah awak kapal selain Nakhoda atau pemimpin kapal.
Perbedaan antara Nakhoda & pemimpin kapal :
Nakhoda :
Adalah salah seorang dari awak kapal yg menjadi pimpinan umum diatas kapal & mempunyai wewenang & tanggung jawab
tertentu sesuai dng peraturan perundang- undangan yg berlaku.

Pimpinan kapal :
Adalah salah seorang dari awak kapal yg menjadi pimpinan umum diatas kapal utk jenis& ukuran tertentu serta mempunyai
wewenang & tanggung jawab tertentu, berbeda dng yg dimiliki oleh Nakhoda.

Bagi Indonesia transportasi laut berperan penting & strategis karena :


Sesuai dng kondisi geografis yg merupakan negara maritim dalam mana utk hubungan transportasi dari satu pulau ke pulau
lainnya menggunakan sarana angkutan laut.
Definisi kapal laut menurut ps 310 KUHD adalah :
Setiap sarana yg dpt dipergunakan sbg alat angkut (wadah) kerja di air.

Yg dicatat dlm buku harian kapal menurut ps 348 KUHD adalah :


Segala peristiwa yg cukup penting yg terjadi selama perjalanan.
Yg dimaksud dng monsterol menurut ps 341 KUHD adalah :
daftar nama-nama awak kapal beserta jabatannya & disyahkan oleh Syahbandar.

Yg dimaksud PKL menurut ps 395 KUHD adalah :


Perjanjian yg dibuat antara seorang pengusaha kapal di satu pihak dg seorang buruh di pihak lain dng mana pihak tsb
menyanggupi utk dibawah perintah pengusaha itu melakukan pekerjaan dng mendapat upah sbg Nakhoda atau awak kapal.

Buku harian kapal mempunyai kekuatan hukum lebih kuat dibanding kisah kapal sebab Kisah kapal dibuat berdasarkan
apa yg tertulis dalam buku harian kapal.
Kisah kapal baru dinyatakan sah apabila dilampiri foto copy halaman dari buku harian kapal yg mencatat kejadian tsb

Yg dimuat dlm PKL menurut ps 401 KUHD :


- Nama pelaut.
- Tempat & tgl lahir pelaut.
- Tempat & tgl perjanjian dibuat.
- Nama kapal atau kapal-kapal dimana pelaut akan berlayar / di pekerjakan.
- Masa berlakunya perjanjian (trip atau waktu)
- Tgl mulai berlakunya perjanjian.
- Perjanjian apakah pelaut juga mengikatkan diri utk tugas-tugas lain selain tugas di kapal & atau pernyataan-pernyataan lainnya
bila ada.
- Nama Syahbandar dihadapan siapa perjanjian itu ditandatangani.
- Gaji pelaut.
- Tunjangan-tunjangan yg menjadi hak-hak pelaut.
- Mengenai pemutusan hubungan kerja.
- Tandatangan pelaut, pengusaha & Syahbandar dll.

Flag state Jurisdiction adalah :


Kedaulatan negara bendera kapal utk melaksanakan kekuasaan hukum atas kapal, yg menjadikan kapal dilaut bebas sbg wilayah
negara yg diperluas & tuduk pada hukum negara bendera tsb.
Coastal state Jurisdiction adalah :
Kewenangan yg dimiliki oleh negara pantai utk melaksanakan kekuasaan hukum atas laut teritorial & zone tambahan.
Port state Jurisdiction adalah :
Kewenangan yg dimiliki oleh negara pelabuhan utk mengecek pelaksanaan kewajiban negara bendera kapal thd kapal-kapalnya
telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Keuntungan diberlakukannya ISM Code diatas kapal :


§ Dpt meningkatkan usaha-usaha keselamatan dlm operasi-operasi kapal & kesiapan menghadapi keadaan darurat.
§ Dpt mengurangi terjadinya kecelakaan2 yg dpt menyebabkan suatu ancaman thd personil, kerusakan thd linkungan atau
kerusakan thd harta benda.
§ Dpt meningkatkan kesadaran akan keselamatan & kecakapan personil dalam manajemen keselamatan.
§ Penghematan biaya dari hasil perbaikan efisiensi & produktivitas.
§ Premium asuransi yg menarik, relatif thd pasar.

Hukum laut adalah :


Rangkaian peraturan & kebiasaan hukum mengenai laut yg bersifat keterpadatan (menyangkut kepentingan perorangan) dan
publik (menyangkut kepentingan umum).

Pemeriksaan rinci (more detailed inspection) akan dilakukan oleh PSCO apabila :
Kesan umum yg diperoleh atau observasi yg di lakukan diatas kapal ada dasar-dasar yg kuat utk meyakinkan bahwa kapal,
perlengkapannya atau awak kapalnya secara substansial tdk memenuhi persyaratan-persyaratan

Isi buku catatan minyak (oil record book) :


- Membersihkan tangki-tangki bahan bakar.
- Pengisian tolak bara, bahan bakar & pengosongan bahan bakar.
- Pembuangan air got.
- Pemindahan & pengosongan tangki ballast.
- Pembuangan tangki-tangki endap & slop tank.
- Pembuangan residu.
Yg wajib mengisi adalah : Masinis jaga. Yg bertanggung jawab adalah : KKM.

PKL mulai berlaku :


Sejak PKL ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Lembaga yg berwenang menyelesaikan masalah kecelakaan kapal adalah :
Mahkamah pelayaran.
Sangsi yg diberikan kpd Perwira yg melakukan kesalahan atas terjadinya kecelakaan kapal tanpa menimbulkan korban manusia
adalah :
Hukuman disipliner :
- Tegoran.
- Pencabutan wewenang selama waktu tertentu tidak melebihi 2 tahun dalam kedudukannya diatas kapal.

Pelaksanaan prosedur peradilan apabila apabila didalam kecelakaan kapal mengandung unsur kriminal adalah :
Yang bersangkutan dapat diajukan ke pengadilan Negeri.
Laut Teritorial adalah :
laut yg berbatasan dng negara pantai yg diukur dari garis pangkal selebar 12 mil
Laut Pedalaman adalah :
Laut antara pulau-pulau negara pantai yg karena sifat alamnya menjadi satu kesatuan dng pulau-pulau negara pantai.

Persyaratan bagi kapal-kapal perang, kapal selam & kapal ikan asing yg me-manfaatkan hak lintas damai adalah :
- Dilakukan dengan cepat.
- Melalui alur keperluan yg telah ditetapkan Indonesia (ALK).
- Mengibarkan bendera negara kapal.

Yg dimaksud dng kesejahteraan awak kapal sesuai dng PP No.7 th 2000 :


Ruangan utk anak kapal yg beristirahat hrs memenuhi ketentuan-ketentuan kenyamanan, kesehatan dan kebersihan sesuai dng
STCW 78/95.

Pengaturan hak gaji jika seorang awak kapal dlm menjalankan tugasnya sakit/ dirawat di RS sesuai PP No.7 th 2000 :
Dalam hal ia tdk lagi berada di kapal, mulai saat ia meninggalkan kapal, ia berhak atas 80% dari upahnya selama paling lama 26
minggu (juga kalau ikatan kerja sudah berakhir sebelumnya).

Yg dimaksud dng Company (Perusahaan pelayaran) sesuai STCW 1978 amandement 1995 adalah :
Seseorang yg memakai sebuah kapal utk pelayaran di laut yg kemudikan sendiri atau oleh seorang Nakhoda yg bekerja padanya.

Kewajiban Company (Perusahaan pelayaran) sesuai STCW 1978 amandement 1995 adalah :
Perusahaan pelayaran terkait oleh segala perbuatan hukum yg dilakukan oleh mereka yg bekerja pada kapalnya, dalam lingkungan
dan kekuasaan mereka, serta berkewajiban utk segala kerugian yg di terbitkan pihak ketiga oleh suatu perbuatan melanggar
hukum dari mereka yg bekerja pada kapalnya.
SIJIL
Sijil awak kapal atau Daftar Awak Kapal (disebut juga Monsterol) adalah daftar yang berisi nama-nama perwira kapal dan anak
buah kapal. Yang dimaksud anak buah kapal (ABK) adalah semua awak kapal dibawah Perwira kapal. Sijil awak kapal dibuat
rangkap 2 (dua) dan dibuat dimuka Pegawai pendaftar awak kapal (pegawai Kesyahbandaran). Lembar pertama untuk Pegawai
Pendaftar dan lembar kedua untuk Nakhoda Kapal.

Isi sijil awak kapal adalah :


1. nama anak kapal ;
2. nama kapal yang bersangkutan ;
3. nama pengusaha kapal dan Nakhoda ;
4. kedudukan setiap anak kapal dalam menjalankan dinas anak kapal ;
5. penunjukan, siapakah diantara anak kapal itu adalah perwira kapal.

You might also like