Professional Documents
Culture Documents
A. Kenakalan Remaja
Pada jaman sekarang di era globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan remaja
adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pergaulan remaja sudah tidak
ada batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat merugikan dirinya dan
orang lain.
1. Keluarga
2. Pergaulan
a. Keluarga
Keluarga merupakan hal yang paling pertama dalam mencegah pergaulan remaja
yang tidak baik. Contohnya saja bagaimana kondisi keluarga tersebut atau cara mendidik
orang tua terhadap anaknya. Keluarga yang broken home bisa menyebabkan anak
menjadi nakal karena dia tidak betah melihat kondisi keluarganya. Keluarga merupakan
hal yang paling penting, karena dari sanalah anak dapat mengerti bagaimana pentingya
arti kasih sayang. Cara mendidik orang tua juga berperan dalam hal ini, ketika orang tua
otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian ingin
memberontak. Sementara kalau orang tua permisif, remaja malah akan mencari-cari
kenakalan remaja.
b. Pergaulan
Teman dan sahabat merupakan suatu kebutuhan karena merekalah yang dapat
mengerti kita. Tanpa kita sadari mereka juga bisa menjerumuskan kita ke dalam hal-hal
yang buruk.
Saat kita beranjak dewasa banyak hal-hal baru yang belum kita ketahui. Oleh
karenanya banyak remaja yang ingin mencari tahu sendiri bagaima sih rasanya???
Rasa keingin tahuan remaja merupakan saat puncak di mana seorang anak beranjak
menjadi dewasa.
Contoh dari kenakalan remaja, banyak remaja yang mencontoh cara berpakaian kebarat-
baratan hingga meniru pergaulan bebas orang barat yang sering mereka lihat di TV atau dari
internet. Dan juga banyak remaja yang sangat ingin tahu terhadap video porno yang jaman
sekarang sudah banyak tersebar melalui handphone, internet atauupun yang lainnya.Akhirnya
mereka melakukan seks bebas. Hingga tak jarang dari mereka hamil di luar nikah.
Tawuran juga marak dilakukan oleh remaja jaman sekarang. Tak jarang tawuran hanya
dipicu hal yang sepele. Hal-hal yang sebenarnya hanya salah paham semata, akibatnya
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain
pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang
disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak
Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat
(Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang
biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena
mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan
kelompoknya.
a. Pengaruh orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah
b. Pengaruh teman
sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)
c. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial
lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah.
d. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu
C. Perkelahian
Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan
bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada
yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta misalnya
(Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994
meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus
dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230
kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban
meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan
korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori
dampak negatif dari perkelahian pelajar. Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat
perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau
bahkan tewas. Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta
fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan. Ketiga, terganggunya proses belajar di
sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah
berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang
lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk
memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar
tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang
a. Bolos Sekolah
b. Suka Terlambat
Yang paling penting adalah jangan sampai kenakalan itu berimbas ke cerita negatif.
Sebagai orang tua kita harus memahami bagaimana perasaan dan kondisi mereka. Contoh
jangan bandingkan dengan masa remaja anda 20 tahun yang lalu. Dunia sudah terlalu
dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena remaja
sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur saraf. Sehingga para remaja tersebut tidak dapat berfikir
jernih. Akibatnya generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan. Sasaran dari penyebar narkoba kaum muda atau remaja. Usia sekitar 11 sampai 24
tahun.
Penyebab Narkoba
Dampak Narkoba
a. Kerusakan organ vital termasuk otak, jantung, paru-paru, hati, dan ginjal.
b. Keracunan
Ø GANGGUAN KEJIWAAN/MENTAL
a. NARKOTIKA
Diantaranya : Putaw (Heroin), Ganja (Kanabis), Kokain, Morfin, Hashish, dan Opium
b. PSIKOTROPIKA
Diantaranya : Alkohol, Spiritus, Bensin, Lem, Thiner (pelarut cat) dan Toluena.
Artikel Tentang
KENAKALAN REMAJA
Disusun oleh:
Muh.Farhan Maulana Muhlis