You are on page 1of 9

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE

GRAPHIC RATING SCALES DAN 360 DERAJAT

Fariz Sulistyawan1)

1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer
Surabaya, email: fariz_7_ballers@yahoo.co.id

Abstract: PT. ALP Petro Industry is a lubricant factory under the supervision of Agip Petroli SPA Italy, PT. ALP
Petro Industry is a performance appraisal has been done it still takes a long time, due to perform manual calculations
that take a long time. assessment is still one-way, this leads to high performance subjectivity, because there are
several criteria that no supporting data such as assessment criteria for personal skills, so that assessment is based on
personal opinion of a valuer. To support the company's business is it necessary to have a performance appraisal
system of employees to be able to overcome the obstacles that occur, with the aim of assisting the employer in
conducting an objective assessment of performance against an employee based on established criteria. Where the
method is considered the company's condition at this time is to use a method of Graphic rating scales and 360
degrees.

Keywords : Employees, Performance Appraisal, Graphic Rating Scales, 360 degrees

PT. ALP Petro Industry, sebuah pabrik melakukan penilaian kinerja. Penilaian terhadap
pelumas dibawah pengawasan Agip Petroli S.P.A pegawai diharapkan dapat mengetahui secara
Italy. PT. ALP Petro Industry adalah salah satu tepat keberhasilan dalam menyelesaikan
pabrik paling modern yang ada di Indonesia pekerjaan. Penilaian kinerja pegawai ini juga
dengan kapasitas produksi 40.000 MT per tahun berguna bagi perusahaan dalam memberi umpan
dengan berbagai spesifikasi produk tertinggi. balik kepada pegawai dan dapat dijadikan dasar
Pabrik dengan dua bagian utama yakni Refinery perusahaan untuk melakukan pelatihan, mutasi,
dan Blending pelumas oil yang terletak di rotasi serta promosi terhadap pegawai.
Permasalahan yang dihadapi dalam
Gempol, Pasuruan, jawa timur dengan luas area
penilaian kinerja di PT. ALP Petro Indudtry yaitu,
64150 m2.
Persaingan bisnis yang semakin (1) penilaian kinerja yang selama ini dilakukan
kompetitif memacu PT. ALP Petro Industry untuk masih membutuhkan waktu yang lama,
lebih inovatif dalam meningkatkan kualitas dikarenakan melakukan perhitungan manual yang
perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan membutuhkan waktu yang lama. (2) sistem
kualitas perusahaan adalah dengan meningkatkan penilaian yang ada sekarang belum bisa mengolah
kualitas sumber daya manusia. Untuk data-data penilaian kinerja yang berguna untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia memvalidasi penilaian kinerja dan menjaga
diperlukan suatu cara ataupun teknik yang akan keakuratan data-data yang dipakai. (3) penilaian
digunakan. Salah satu teknik yang digunakan masih bersifat satu arah, hal ini menyebabkan
manajemen perusahaan dalam meningkatkan penilaian kinerja subyektifitas yang tinggi,
kualitas sumber daya manusia adalah dengan dikarenakan ada beberapa kriteria yang tidak ada
1
data pendukungnya seperti kriteria penilaian penilaiannya menggunakan metode 360 derajat
untuk kemampuan pribadi, sehingga penilaian karena pada metode ini penilaian dilakukan secara
dilakukan berdasarkan pendapat pribadi seorang horizontal maupun vertikal. Penilainya adalah
penilai. Dari beberapa kondisi tersebut membuat atasan, rekan kerja, diri sendiri dan bawahan,
penyampaian informasi perbandingan kinerja yang dimaksudkan untuk menghindari penilaian
pegawai selama satu periode dan pegawai mana yang kurang obyektif.
yang memperoleh nilai kinerja baik dan nilai Dengan adanya sistem penilaian kinerja
kinerja buruk membutuhkan waktu yang lama pegawai pada PT. ALP Petro Industry yang
pula. menggunakan kombinasi metode GRS dan 360
Berdasarkan permasalahan di atas maka
derajat diharapkan dapat membantu proses
dibutuhkan sebuah sistem informasi penilaian
penilaian kinerja menjadi lebih cepat dan
kinerja pegawai yang terkomputerasi yang
mengurangi subyektifitas dalam proses penilaian
mampu mempercepat proses perhitungan,
serta memberikan laporan kinerja pegawai,
mengolah data-data yang berguna untuk validasi
laporan pegawai yang perlu mendapat pelatihan,
penilaian kinerja dan menjaga keakuratan data,
laporan pegawai yang direkomendasikan
serta membuat penilaian yang lebih obyektif
dimutasi, dirotasi ataupun dipromosikan yang
dengan melakukan penilaian 2 arah yaitu dari
berguna untuk membantu pihak manajemen dalam
atasan dan bawahan atau rekan kerja. Saat ini
mengambil keputusan untuk memberikan tindakan
perusahaan sudah menggunakan metode GRS
yang sesuai berdasarkan kinerja pegawai.
(Graphic Rating Scale) dalam penilaiannya,
LANDASAN TEORI
sehingga untuk pembuatan sistem informasi
1. Konsep Sistem Informasi
penilaian kinerja pegawai yang terkomputerisasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari
metode GRS tetap dipakai tetapi dikombinasikan
prosedur–prosedur yang saling berhubungan,
dengan metode 360 derajat. Untuk perhitungan
berkumpul bersama–sama untuk melakukan suatu
penilaian kinerja menggunakan metode GRS,
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
skala penilaian grafik membandingkan kinerja
yang tertentu. Istilah lain dari suatu sistem adalah
individu terhadap sebuah standar absolut. Penilai
kumpulan dari elemen–elemen yang masing–
mengevaluasi kinerja berbagai dimensi atau
masing elemen berinteraksi atau saling
kriteria. Penilai menggunakan skala berupa
mempengaruhi untuk mewujudkan suatu kegiatan
angka-angka mulai dari terendah sampai ke
bersama.Suatu sistem mempunyai tujuan atau
tinggi, dari yang nilai jelek sampai ke nilai yang
sasaran. Tujuan biasanya dihubungkan dengan
baik sekali. Atau dari kinerja yang tidak
ruang lingkup yang lebih sempit. Sasaran dari
memuaskan sampai ke kinerja yang sangat
sistem sangat menentukan masukan dan keluaran
memuaskan (Dessler ,1997). Dan untuk teknik
yang akan dihasilkan. Sistem dikatakan berhasil
2
jika dapat mencapai sasaran dan tujuan. dan mengirim output serta membantu
Sedangkan suatu informasi dikatakan bernilai pengendalian dari sistem secara keseluruhan
apabila memiliki manfaat yang lebih efektif dan yang terdiri dari Brainware, Hardware dan
efisien jika dibandingkan dengan biaya untuk Software.
mendapatkannya. Informasi dapat dihasilkan dari d. Blok Output adalah hasil dari sistem informasi
sistem informasi yang disebut juga processing dan berupa informasi yang berkualitas dari
system atau informasi processing system atau dokumentasi yang bermanfaat untuk
information generation system. Menurut Hartono manajemen dari seluruh pemakai sistem.
(1990), informasi adalah data yang diolah e. Blok Database adalah kumpulan data yang
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih saling berhubungan atau terkait satu sama lain
berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari yang tersimpan dan bertanggung jawab
informasi itu sendiri adalah data yang merupakan mengolah serta mengumpulkan data unuk
kata jamak dari bentuk tunggal datum. Data menghasilkan informasi yang berguna untuk
adalah kenyataan yang menggambarkan suatu semua tingkatan manajemen dalam bagan
keadaan nyata. Sistem informasi adalah “suatu perencanaan dan pengendalian.
sistem yang terdiri dari komponen–komponen f. Blok Model Kontrol adalah merupakan kendali
atau blok–blok yang berinteraksi satu sama lain sistem informasi dari segala macam gangguan
membentuk satu kesatuan mencapai sasaran”. atau kerusakan yang berasal dari dalam
Komponen–komponen atau blok–blok maupun luar.
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Blok input adalah data yang digunakan dalam 2. Penilaian Kinerja Karyawan
memasukkan sistem informasi yang termaksuk Pada organisasi yang modern, penilaian
media dan metode dalam menangkap data dan memberikan mekanisme peranan penting bagi
data tersebut berupa dokumen dasar. manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan
b. Blok Model adalah merupakan rangkaian tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja dan
gabungan antara prosedur logika dan model untuk memotivasi kinerja individu di waktu
matematika yang akan mengolah data input dan berikutnya. Ini merupakan komponen kunci
data yang tersimpan pada database dengan dalam proses pelaksanaan personalia dari
model tertentu, sehingga diperoleh output yang sebagian besar perusahaan dan memberikan basis
diinginkan. untuk keputusan-keputusan yang mempengaruhi
c. Blok Teknologi adalah merupakan kotak alat gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer,
dalam sistem informasi yang diperoleh untuk dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.
menerima input, menjalankan model, Menurut Simamora (2001) kinerja
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan karyawan (employee performance) adalah tingkat
3
terhadap mana para karyawan mencapai grafik membandingkan kinerja individu
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian terhadap sebuah standar absolut. Penilai
kinerja (performance assessment) adalah proses mengevaluasi kinerja berbagai dimensi atau
yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kriteria, seperti kualiatas kerja, penerimaan
kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar kritik, kemauan memikul tanggung jawab dan
personalia, kadang-kadang disebut juga dengan hal-hal yang serupa lainnya. Penilai
review kinerja, penilaian karyawan, evaluasi menngunakan skala berupa angka-angka
kinerja, evaluasi karyawan, atau rating personalia. mulai dari rendah sampai tinggi, dari yang
dinilai jelek sampai ke nilai yang baik sekali.
3. Metode Graphic Rating Scales Atau dari kriteria yang tidak memuaskan
Menurut Utomo (2008), GRS merupakan sampai ke kinerja yang sangat bagus.
salah satu metode yang digunakan dalam
melakukan penilaian kinerja karyawan. Metode
4. Metode 360 Derajat
ini banyak digunakan oleh perusahaan karena
Metode 360 derajat adalah suatu metode
metode ini mudah dikembangkan dan mudah
penilaian kinerja yang memungkinkan pegawai
untuk dimodifikasi jika diperlukan adanya
untuk memperoleh penilaian dari segala arah, dari
perubahan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi
atasan, bawahan dan rekan kerjanya. Menurut
bahan penilaian.
Skala penilaian grafik memberikan Antonini (1996), cara kerja metode penilaian 360
penilaian yang khas. Disitu didaftarkan ciri-ciri derajat adalah penilaian seorang pegawai tidak
(seperti mutu dan kehandalan) serta kisaran nilai saja diambil dari penilaian atasan langsung
kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang ataupun atasan kedua di atasnya, akan tetapi juga
luar biasa memuaskan) untuk masing-masing dimintakan dari rekan sekerja yang satu level
bawahan dengan melingkari atau memeriksa skor maupun dari bawahan langsung yang
yang paling baik menggambarkan kinerjanya bersangkutan kontribusi atau presentase penilaian
untuk masing-masing ciri. terbesar tetap berasal dari atasan langsung dan
Terdapat beberapa alasan mengapa atasan kedua diatasnya.
metode ini banyak dipakai secara luas, yaitu : Menurut Putri (2008), manfaat yang akan
1. Skala penilaian grafik mudah digunakan. diperoleh apabila organisasi di Indonesia
Penyelia dapat menilai banyak individu dalam menerapkan penilaian 360 derajat adalah semua
waktu singkat. Skala-skala ini juga mudah penilaian yang diberikan oleh pimpinan,
dipahami dan dijelaskan kepada orang-orang bawahan, rekan sejawat dan diri sendiri dapat
yang dinilai. memberikan hasil yang sangat akurat dan
2. Metode ini juga mudah dibuat dan
obyektif mengenai kinerja pihak yang dinilai.
dimodifikasi jika dibutuhkan. Skala penilaian
Semua informasi diperoleh dari berbagai sumber
4
(pimpinan dan rekan sejawat) dapat menambah No Kriteria No Sub Kriteria
Bobot
(%)
keakuratan dan keobyektifan dalam melakukan 2 Kemampuan 20/10
penilaian kinerja. menyelesaikan
tugas sesuai
5. Proses Penilaian target dan tepat
waktu
Proses perhitungan penilaian:
Pekerjaan
3 10
Langkah-langkah dalam proses penilaian: sesuai SOP
Kemapuan
1. Menentukan kriteria apa saja yang akan 1 menyelesaikan 10
dinilai dan bobotnya masalah
Kemampuan
2. Menentukan subkriteria Kemampuan beradaptasi
3 2 10
Pribadi dengan
3. Menentukan bobot jenis penilai kelompok kerja
4. Menentukan periode penilaian Kemapuan
3 memimpin 10/20
5. Menentukan penilai dan pegawai yang dalam team
akan dinilai
Berikut contoh penentuan berdasarkan Tabel 3.3 Bobot Jenis Penilai
survey yg dilakukan di perusahaan dan bisa No Jenis Penilai Persentase (%)
1 Pimpinan atau atasan 60
berubah sesuai kebijakan perusahaan, dapat Bawahan atau rekan
2 40
kerja
dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3.
Tabel 3.1 Bobot Kriteria
Rumus Perhitungan :
Persentase tiap level  Jika hanya 1 penilai :
(%)
No Nama kriteria
Supervisor /
Operator
manager
1 Kedisplinan 30 30
2 Pekerjaan 30 40
Kemampuan Dimana :
3 40 30 Nilai Kriteria i = total nilai dari subkriteria ke-i
Pribadi
Nilai Subkriteria ij = nilai subkriteria dari kriteria
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ke-i pada bobot ke-j
Bobot ij = tingkat kepentingan (bobot)
N Bobot
Kriteria No Sub Kriteria kriteria ke-j
o (%)
Kehadiran i = 1,2,3...n; n = jumlah kriteria
1 10
Pegawai j = 1,2,3...m; m = jumlah bobot
1 Kedisplinan Ketepatan
2 10
waktu  Jika ada 2 penilai :
3 Sanksi 10
2 Pekerjaan 1 Tidak adanya 10
kesalahan
.
dalam
menyelesaikan Keterangan :
pekerjaan Nilai Kriteria i = total nilai dari subkriteria ke-i

5
Nilai Subkriteria ik = nilai subkriteria dari kriteria Document flow penilaian kinerja
ke-i pada bobot ke-k pegawai PT. ALP Petro Industry dapat dilihat
Bobot ik = tingkat kepentingan (bobot)
pada Gambar 1.
kriteria ke-k
Bobot penilai = tingkat kepentingan penilai
pada kriteria ke-j
i = 1,2,3...n; n = jumlah kriteria
j = 1,2,3...m; m = jumlah bobot penilai
k = 1,2,3...m; m = jumlah bobot

Untuk hasil akhir penilaian digunakan rumus :

Keterangan :
Nilai Akhir Penilaian = total nilai dari kriteria ke-i
Nilai Kriteria i = nilai dari kriteria ke-i
i = 1,2,3...n; n = jumlah kriteria

PERANCANGAN SISTEM
Document flow penilaian kinerja
pegawai ini adalah alur proses manual tentang
penilaian kinerja yang saat ini berjalan di PT. ALP
Petro Industry. Proses penilaian kinerja ini
melibatkan pegawai, bagian HRD, penilai serta
Gambar 1. Document Flow Penilaian Kinerja
direktur. Proses penilaian dimulai dari bagian hrd Pegawai
yang mencetak form penilaian lalu mengisi
Desain Arsitektur
periode saat melalukan penilaiannya, setelah itu
Sistem yang akan dibuat adalah sistem
form yang telah diisi periodenya diserahkan ke
yang akan digunakan untuk memberi informasi
penilai untuk melakukan penilaian kinerja, setelah
kepada pihak perusahaan berupa laporan kinerja
melalukan penilaian kinerja, hasil penilaian
pegawai yang dapat membantu perusahaan
diserahkan kembali ke bagian hrd untuk diproses
membuat keputusan seperti penempatan pegawai
dan dibuatkan laporan penilaian kinerjanya.
dan pelaksanaan pelatihan.
Laporan kinerja dibuat rangkap empat, satu untuk
arsip bagian hrd, satu untuk penilai, satu untuk
pegawai dan yang terakhir untuk direktur.

6
Tujuan dibangunnya sistem ini adalah untuk
membangun sebuah Sistem Informasi Penilaian
Pegawai dengan metode Graphic rating Scales
dan 360 derajat. Yang dapat membantu
perusahaan mengevaluasi kinerja pegawaianya.

1. Proses Pembuatan Header Kriteria

Gambar 2. Block Diagram Penilaian Kinerja Form master Header kriteria digunakan
Pegawai untuk menyimpan dan mengubah header kriteria

CONTEXT DIAGRAM yang digunakan untuk penilaian kinerja. Pada

Contex diagram merupakan diagram form master header kriteria terdapat field id

pertama dalam rangkaian suatu DFD yang kriteria dan nama kriteria. Form master header

menggambarkan entity yang berhubungan dengan kriteria dilengkapi dengan fitur pencarian data

sistem dan aliran data secara umum. Sedangkan berdasarkan Nama kriteria. Dapat dilihat pada

proses-proses yang lebih detail yang terdapat Gambar 4.

dalam sistem masih belum bisa diketahui. Desain


dari context diagram sistem informasi penilaian
kinerja ini dapat di lihat pada Gambar 3. terdapat
4 (empat) external entity, yaitu Pegawai, HRD,
Penilai dan.
Laporan Penilaian Kinerja

Manager HRD Data Jurusan Data Penilaian


Pegawai
Data Pendidikan Data Pegawai

0
Data Kriteria

Data Subkriteria
Sistem Informasi Penilaian Kinerja Laporan Penilaian Kinerja
Data Indikator Penilaian
Pegawai Menggunakan Metode GRS
Data Departemen
Data Periode
& 360 derajat

Data Jabatan
Gambar 4 Form Master Header Kriteria
General Data Penilaian +
Manager

Data Penilaian
2. Proses Pembuatan Kriteria
Data Penilaian

Form master kriteria terdiri pembuatan


Laporan Penilaian Kinerja

data kriteria dan perubahan data kriteria.


Manager Direktur
Supervisor

Pembuatan data kriteria di buat setelah pembuatan


Gambar 3. Context Diagram Sistem Informasi
data headaer kriteria. Master kriteria digunakan
Penilaian Kinerja Pegawai
untuk membuat kriteria baru yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk penilaian kinerja. Dapat Dilihat Pada
Gambar 5.
7
departement dan jabatan. Laporan perbandingan
pegawai dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 5 Form Master Kriteria Gambar 8 Laporan Perbandingan Pegawai

KESIMPULAN
3. Proses Penilaian Pegawai Berdasarkan hasil uji coba dan analisa yang
Pada form penilaian kinerja pegawai terdapat telah dilakukan dalam pembuatan aplikasi Sistem
field periode, header kriteria, nama deparment, Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Dengan
nama jabatan, dan Id Pegawai. Untuk memulai Menggunakan Graphic Rating scales dan 360
penilaian dengan memilih tombol “beri nilai” derajat dengan studi kasus PT. ALP Petro
setelah itu nilai pegawai yang bersangkutan, Industry dapat diambil kesimpulan sebagai
setelah selesai memberikan nilai pilih tombol berikut :
“proses” setelah itu proses penilaian pegawai 1. Aplikasi Sistem Sistem Informasi Penilaian
selesai. Dapat dilihat pada Gambar 7. Kinerja Pegawai menghasilkan nilai kinerja
dan rekap laporan untuk masing-masing
pegawai sebagai ukuran kinerja untuk
pegawai setiap periodenya.
2. Aplikasi Sistem Informasi Penilaian Kinerja
Pegawai dapat mengetahui perkembangan
kinerja pegawai selama beberapa periode.

Gambar 7 Form Penilaian Pegawai


DAFTAR PUSTAKA
4. Laporan Perbandingan Pegawai
Antonini, D, 1996, Designing an effective 360-
Form laporan perbandingan pegawai digunakan degree apprasial feedback process,
untuk menampilkan perbandingan keseluruhan Autumn: 24-38.

nilai antara satu pegawai atau lebih per periode, Bevan, S. and Thompson, M, 1991, “Performance
Management at the Crossroads”,
Personal Management, November, 36-39
8
Dessler, Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya
Manusia, PT. Prenhallindo, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto, 1990, Analisis & Desain


Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur, Andi Offset, Yogyakarta.

Mathis, Robert L, dan Jakson, John H, 2002,


Manajemen Sumber Daya
Manusia,Buku 2, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

Putri Rinella, 2008, Mengenal 360-degree


feedback, Jurnal Teknologi Pembelajaran.

Rivai, Veithzal, 2005, Performance Appraisal,


Edisi Kedua, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.

Saifuddin, Azwar, 2003, Penyusunan Skala


Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Simamora, Henry. 2001, Manajemen Sumberdaya


Manusia, edisi kedua, Yogyakarta :
YKPN.

Utomo, Heri Setyo, 2008. Sistem Pendukung


Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan
(Studi Kasus di PT. EterindoNusa Graha
Gresik), Tugas Akhir, STIKOM Surabaya.

You might also like